Bapak FF (50 thn, BB 70kg) mengalami flu dengan gejala demam dan sakit kepala.
kemudian bapak jaya datang ke Apotek untuk membeli obat yang meringankan
penyakitnya. TTK menyarankan untuk cek tekanan darah, setelah melakukan cek
hasil pemeriksaan tekanan darah 118/80 mmHg. Terapi yang diberikan yaitu
Parasetamol 500mg/8jam dan Amoxicillin 500mg/8jam.
ANALISA SOAP
a. Subjektif
Nama : Bapak FF (BB 70Kg)
Umur : 50 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Keluhan : mengalami flu dengan gejala demam dan sakit kepala
b. Objektif
Hasil Pemeriksaan: Tekanan Darah 118/80 mmHg
c. Assesment
Analisa Pengobatan
Analisa DRP
DRP pemberian obat tanpa indikasi: Ada
- Amoxicillin merupakan antibiotik untuk membunuh bakteri,
pasien terserang virus influenza yang tidak bisa diatasi dengan
obat antibiotik
d. Plan
Terapi Farmakologi
Hanya menggunakan obat Paracetamol 500 mg diminum 3 x sehari 1
tablet sesudah makan
Terapi Non Farmakologi
1. Istirahat yang cukup
2. Minum air putih
KASUS 2
Seorang ibu berinisial AB yang tinggal di pedalaman suatu desa mengeluh diare setelah
makan sambal goreng ati. Diare sudah berlangsung 2 hari ini,tiap hari Bu AB BAB sebanyak
5 kali karena sudah tidak tahan,pada hari ke 2 sore harinya pergi ke apotek dekat rumah
diantar anaknya naik dokar untuk memebeli obat diare. Setelah sampai di apotek Bu AB
bertemu dengan Apoteker. Bu AB menceritakan keluhannya selama ini tentang diare beliau,
terutama kondisi feses yang encer dan badan terasa agak lemas. Diketahui bahwa bu AB
tidak periksa dulu ke dokter karena kendala lokasi yang sangat jauh sehingga bu AB pergi ke
apotik terdekat karena tau bahwa apotek tersebut apotekernya selalu berada di tempat.
Sewaktu di ukur suhu,bu AB menunjukan suhu tubuh 36,2°C. Rekomendasikan obat jika
kalian sebagai apoteker.
ANALISA SOAP
a. Subject
Nama : Ibu AB
Jenis Kelamin: Perempuan
Keluhan: diare berlangsung 2 hari, tiap hari BAB sebanyak 5 kali, kondisi
feses yang encer, badan terasa lemas
b. Object
Data vital sign
Suhu : 36,2 C
Hasil Pemeriksaan: -
c. Asessment
Problem medik: Diare
Terapi yang diperoleh: -
Analisa DRP
DRP ada indikasi tanpa obat : Ada
d. Plan
Penetapan tujuan terapi:
Untuk mencegah pengeluaran air berlebihan dan elektrolit
Untuk mengatasi penyebab diare dan mengatur gangguan sekunder
yang menyebabkan diare
Solusi dar Problem DRP: Memberikan obat untuk diare dan
memberikan pengganti oralit
KASUS 4
Seorang Kakek JJ berusia 80 tahun, BB 50kg menderita sesak nafas. Riwayat penyakitnya
menunjukkan bahwa ia menderita asma dengan tingkat keparahan “sedang” dan baru baru ini
ia mendapatkan obat tetes mata yang mengandung timolol 0,25% untuk mengobati glaukoma
simpleks kronis (chronic simple glaucoma). Obat lainnya adalah dan Aminophilin 200 mg 2
kali sehari 1 tablet dan inhaler salbutamol 100 mikrogram yang digunakan jika diperlukan
saja.
ANALISA SOAP
a. Subject
Nama : Kakek JJ (50 kg)
Umur : 80 tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Riwayat Penyakit : Menderita asma dengan tingkat keparahan “sedang” dan glaukoma
simpleks kronis
b. Object
Hasil Pemeriksaan: -
c. Assesment
Analisa Pengobatan
Analisa DRP
DRP pemilihan obat tidak tepat : Ada
Aminofilin tidak dianjurkan untuk lansia
DRP Reaksi Obat yang tidak dikehendaki: Ada
Penghambat beta (beta blocker) dapat memperburuk kondisi asma dan efek
ini dapat membahayakan. Seperti obat mata lain yang diberikan secara
topikal, seperti obat tetes mata timolol dapat diserap secara sistemik dan
ROTD yang tampak pada penghambat beta oral dapat terjadi
DRP pasien tidak menggunakan obat karena sebab: Ada
Karena pasien sudah lansia
d. Plan
KASUS 5
Tn. ZN (48 tahun/ 65 kg) datang ke rumah sakit dengan keluhan mual, muntah,
pusing, dan perih lambung. Sebelumnya pasien memiliki riwayat hipertensi dan diabetes
melitus, saat diperiksa tekanan darahnya oleh dokter 160/90 mmHg. Pasien mengaku sering
mengkonsumsi makanan yang cenderung asin dan manis. Kemudian pasien disarankan untuk
rawat inap oleh dokter.
ANALISA SOAP
a. Subjektif
Nama : Tn. ZN (65 kg)
Umur : 48 tahun
Keluhan : Mual, muntah, pusing, dan perih lambung
b. Objektif
Hasil Pemeriksaan
d. Plan
Terapi farmakologi
Menurunkan dosis ramipril menjadi 1,25 mg/hari
Menaikkan dosis ranitidin menjadi 3-4 x sehari 50 mg.
Menyarakan dokter untuk mengganti obat atau mengatur jarak minum obat untuk
obat yang memiliki interaksi dan mengurangi terapi yang memiliki khasiat sama
yang diminum secara bersamaan
Terapi non farmakologi