Anda di halaman 1dari 20

SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA

LABOLATORIUM TEKNOLOGI FAMASI


JURNAL PRAKTIKUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN
SOLID
SEMESTER IV - 2019
Nama :
Npm :

Zat aktif : Alprazolam


Jumlah tablet : 15.000 tablet
Bobot Tablet : 50 mg
Dosis yang ada dipasaran : 200 mg
Dosis dan alasan pemilihan dosis : karena dosis Choline Theophyline sebagai obat
asma dan dosis yang berada di pasaran dosis
200-400 mg sekali minum

Metode pembuatan : Kempa Langsung

I. PREFORMULASI
I.1. Monografi Zat Aktif
Zat aktif :Alprazolam

Gambar 1. Struktur Alprazolam

Rumus molekul :C17H13CIN4 , BM= 308,77


Pemerian : Serbuk hablur putih sampai hampir putih , tidak lebih
dari 102,0% C17H13CIN4
Kelarutan : Tidak larut dalam air, sukar larut dalam etil asetat,
agak sukar larut dalam aseton, larut dalam etanol
mudah larut dalam kloroform.
Titik Leleh : 228oC- 228,5oC
Penggunaan Terapi : Anti Ansietas
(Sumber: Farnmakope edisi ke V hal 84)
I.2. Aspek Farmakologi
Absorbsi Oral :Diabsorpsi dengan baik dan absorpsinya tidak
dipengaruhi oleh makanan sehingga dapat diminum
dengan atau tanpa makanan
Waktu Paruh :Untuk pasien usia lanjut (16,3 jam), orang dewasa
sehat (11 jam), pasien dengan gangguan fungsi hati
(antara 5,8 - 65,3 jam) serta pada pasien dengan
masalah obesitas (9,9 - 40,4 jam). Sekitar 70 - 80%
alprazolam terikat oleh protein plasma.
Distribusi :Didistribusikan ke jaringan tubuh dan menyeberangi
barrier darah-otak (sawar darah otak)
Metabolisme :Ekstensif dimetabolisme di hati oleh CYP3A4
menjasdi metabolit yang tidak aktif atau berpotensi
lebih rendah dari alprazolam.
Eliminasi :Ekstensif dimetabolisme di hati oleh CYP3A4
menjasdi metabolit yang tidak aktif atau berpotensi
lebih rendah dari alprazolam.
Dosis :Untuk keadaan ansietas dosis diberikan mulai dari 0.75
mg - 1.5 mg . Untuk keadaan gangguan panik dosis
diberikan mulai 0.5 mg - 1 0 mg diberikan saat
menjelang tidur atau 0.5 mg sehari 3 kali
Untuk pasien lanjut usia dosis diberikan mulai 0.5 mg -
0.75 mg, dalam dosis terbagi. Dosis lazim diberikan 0.5
mg - 0.75 mg sehari dalam dosis terbagi, dapat
ditambah sesuai kebutuhan dan toleransi tubuh
Mekanisme Kerja:Berikatan dengan reseptor benzodiasepin pada saraf
post sinap GABA di beberapa tempat di SSP, termasuk
sistem limbik dan formattio retikuler. Peningkatan efek
inhibisi GABA menimbulkan peningkatan permiabilitas
terhadap ion klorida yang
menyebabkan terjadinya hiperpolarisasi dan stabilisasi.
Efek Samping :Gangguan kecemasan, panik dengan atau tanpa
agorafobia ( ketakutan di  ruang terbuka), kecemasan
yang berkaitan dengan depresi
(Sumber : Sweetman SC. Et.al. Martindale:The
complete drug reference, 34th ed.,
Pharmaceuticall Press2005.)

I.3. Zat Tambahan


1. Calcium Phosphate Dibasic
Rumus Kimia : CaHPO4.2H2O
Pemerian : Warna putih, tidak berbau, bubuk hambar atau
kristal padat.
Kegunaan formula : Diluent dan binder
Alasan pemilihan : Karena Calcium Phosphate Dibasic memiliki
ukuran partikel kecil, tidak mahal , sifat alirnya
yang baik dan dapat digunakan sebagai pengisi
dan pengikat pada metode kempa langsung
Kelarutan : praktis tidak larut dalam etanol, eter, dan air;
larut dalam asam encer
pH : 7.4
Densitas : Bulk (0.915g/cm3), Tapped (1.17 g/cm3), True
(2.389 g/cm3)
Aliran : Sifat alirnya sangat baik
Kelembaban : Dapat kehilangan air dari kristalisasi bawah
1000C.
Stabilitas : Dilakukan pada suhu tinggi pada formulasi
yang mengandung proporsi yang signifikan dari
dihidrat kalsium fosfat dibasic dapat

memberikan hasil yang salah karena dehidrasi


ireversibel dihidrat ke bentuk anhidrat
(handbook pharmaceutical excipients, hal 96)

2. Methylselulosa
Rumus Kimia :-
Pemerian : Putih, bubuk berserat atau butiran. Ini
praktis tidak berbau dan berasa. Ini harus diberi
label untuk menunjukkan nya
Jenis kekentalan
Kegunaan Formula : Binder
Alasan :Rantai panjang diganti selulosa yang sekitar 27-
32% dari kelompok hidroksil dalam bentuk eter
metil
Kelarutan :Larut dalam air dingin tetapi tidak larut dalam
air panas. Tidak larut dalam eter, alkohol,
kloroform, dan larutan jenuh garam. Larut dalam
asam asetat glasial dan dalam campuran alkohol
dan kloroform dengan perbandingan sama.
pH : 5,0-8,0
Densitas :Bulk (0.276 g/cm3), Tapped (0,464 g/cm3), True
(1,341 g/cm3)
Aliran :-
Kelembaban :-
Stabilitas :Serbuk metilselulosa stabil walaupun sedikit
higroskopis.
(handbook pharmaceutical excipients, hal 438)

3. Sodium starch glycolate

Rumus Struktur :

Pemerian : Putih untuk off-putih, tidak berbau,


hambar, bebas mengalir bubuk.
Kegunaan formula : Desintegrant
Alasan : dianggap sebagai tidak beracun dan
bahan nonirritant. Sifat fisik natrium pati
glikolat tetap tidak berubah hingga 3-5 tahun
jika disimpan di moderat
suhu dan kelembaban
Kelarutan : sedikit larut dalam etanol (95%); praktis larut
dalam air. Pada konsentrasi 2% b / v natrium
pati glikolat menyebar dalam air dingin dan
mengendap di bentuk lapisan yang sangat
terhidrasi.
pH : 3.0-5.0
Densitas : Bulk (0.756g/cm3), Tapped (0.945 g/cm3), True
(1.443 g/cm3)
Aliran : Bebas mengalir atau aliran baik
Kelembaban :-
Stabilitas : glikolat stabil dan harus disimpan dalam wadah
tertutup baik untuk melindunginya dari varias
kelembaban dan suhu, yang mungkinmm
menyebabkan caking
(handbook pharmaceutical excipients, hal 701 )

4. Colloidal Silicon Dioxide


Rumus Kimia : SiO2
Pemerian : Silika berasap submicroscopic dengan ukuran
partikel sekitar 15 nm. Ini adalah cahaya,
longgar, kebiruan-whitecolored, tidak berbau,
berasa
Kegunaan Formula : Glidan
Alasan : memiliki ukuran partikel kecil dan luas area
permukaan spesifiknya besar sehingga
memberikan karakter aliran yang diinginkan
yang dieskplorasi untuk memperbaiki aliran
serbuk pada proses pembuatan tablet
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam pelarut organik, air,
danasam, kecuali asam fluorida; larut dalam
larutan panas hidroksida alkali. Membentuk
dispersi koloid dengan air.
pH : 5.1
Densitas : Bulk (0.78g/cm3), Tapped (0.82 g/cm3),
Aliran :-
Kelembaban : Higroskopis
Stabilitas : Stabil, sedikit higroskopis. Disimpan di wadah
kering dan tertutup baik.
(handbook pharmaceutical excipients, hal 188)

5. Sodium Benzoate
Rumus Kimia : C7H5NaO2
Pemerian : Butiran putih atau kristal, sedikit bubuk
higroskopis. Hal ini tidak berbau, atau dengan
bau samar benzoin dan memiliki rasa manis dan
garam menyenangkan.
Kegunaan Formula : Lubricant

Alasan : stabil, aman digunakan pada konsentrasi 5%


Kelarutan : Pada suhu 25°C dalam etanol 95% (1:75),
etanol 90% (1:50), air (1: 1,8) dan (1:1,4 pada
suhu 100°C)
pH : 8.0
Densitas : 1,497-1,527 g / cm3
Aliran : Sifat alir baik
Kelembaban :-
Stabilitas : Disimpan di wadah yang kering dan tertutup
baik
(handbook pharmaceutical excipients, hal 627)
II. FORMULASI
a. Formula yang akan dibuat
R/ Alprazolam 1 mg
Calcium Phosphate Dibasic:Metilselulosa50:50
Sodium starch glycolate 5%
Colloidal Silicon Dioxide 1%
Sodium Benzoate 2%

b. Metoda yang digunakan


- Metoda Kempa Langsung

c. Alasan pemilihan metoda


- Metode yang digunakan adalah metode kempa langsung. Hal ini
dikarenakan zat aktif berbentuk kristal yang mungkin langsung
dikempa. Secara umum sifat zat aktif yang cocok untuk metode
kempa langsung adalah; alirannya baik, kompresibilitasnya baik,
bentuknya kristal, dan mampu menciptakan adhesifitas dan
kohesifitas dalam massa tablet.

- Dosis zat aktif kecil yaitu 1 mg

d. Alasan pertimbangan konsentrasi yang ditambahkan


- Alprazolam 1mg
Karena dosis 1mg sering banyak digunakan
- Calcium Phosphate Dibasic 50
Karena agar tablet menjadi besar
- Metilselulosa 50
Karena agar sebanding dengan Calcium Phosphate Dibasic sebagai
pengisi
- Sodium starch glycolate 5%
Karena rentang desintegran 1-20%, diambil 5% karena diambil 10%
dari konsentrasi pengisi dan pengikat
- Colloidal Silicon Dioxide 1%
Karena apabila dalam jumlah besar bisa bersifat pencahar, selain
menjadi excipients tablet Colloidal Silicon Dioxide digunakan pada
suppositoria
- Sodium Benzoate 2%
Karena rentang konsentrasi yang digunakan sebagai lubrikan 2-5% ,
diambil 2% karena agar tablet tidak rapuh.

III. PERHITUNGAN
a. Setiap tablet mengandung Alprazolam 1mg
b. Bobot tablet 50mg
c. Jumlah tablet 15.000 tablet

III.1. Untuk tiap tablet


Fase luar 3%
a. Colloidal Silicon Dioxide : 0,01 x 50mg = 0,5mg
b. Sodium Benzoate : 0,02 x 50mg = 1mg
Fase Dalam : 100%-3%=97%
0,97 x 50mg = 48,5mg
Bahan-bahan dalam fase dalam (tanpa alprazolam) : 48,5-1 = 47,5mg
Maka :
a. Sodium starch glycolate 0,05 x 47,5mg = 2,375mg
b. Calcium Phosphate 0,5x(47,5-2,375) = 22,5625mg
c. Metilselulosa 0,5x(47,5-2,375) = 22,5625mg

III.2. Untuk 15.000 tablet


a. Alprazolam : 1mg x 15.000 = 15.000mg
b. Colloidal Silicon Dioxide : 0.5mg x 15.000 = 7.500mg
c. Sodium Benzoate : 1mg x 15.000 = 15.000
d. Sodium starch glycolate : 2,375mg x 15.000 = 35.625mg
e. Calcium Phosphate : 22,5625 x 15.000 = 338.437,5mg
f. Metilselulosa : 22,5625 x 15.000 = 338.437,5mg
Jumlah 750.000mg

III.3. Penimbangan
a. Alprazolam 15g
b. Colloidal Silicon Dioxide 7,5g
c. Sodium Benzoate 15g
d. Sodium starch glycolate 35,625g
e. Calcium Phosphate 338,4375g
f. Metilselulosa 338,4375g
IV. Prosedur
1. Semua Bahan di timbang sesuai dengan formula yang dibuat.
2. Fase Dalam (Alprazolam, Metilselulosa , Calcium Phosphate, dan Sodium
starch glycolate) dicampur,kocok ±20 menit hingga homogen.
3. Dilkakukan evaluasi serbuk, bila hasilnya bagus ditambahkam fase Luar
(dan Colloidal Silicon Dioxide dan Sodium Benzoate) dikocok kembali
(±5menit).
4. Hasil campuran tersebut kemudian di kempa langsung menjadi tablet.
5. Lakukan evaluasi terhadap tablet yang telah di cetak.

V. Evaluasi
V.1. Evaluasi Sebuk
a. Laju Alir dan Sudut Istirahat
Serbuk uji ditimbang secukupnya, lalu dimasukkan
kedalam corong getar dengan kondisi lubang corong tertutup.
Ditutup corong dibuka lalu dihitung berapa waktu yang
dibutuhkan oleh serbuk untuk keluar seluruhnya dari corong.
Diukur timbunan serbuk dan diameter curahan serbuk. Dicatat dan
dihitungan hasil percobaan.
Sudut istirahat Sifat aliran
<25 Sangat baik
25-30 Baik
30-40 Cukup
>40 Buruk

b. Penentuan Kerapatan Curah dan Kerapatan Mampat


Serbuk uji ditimbang secukupnya, lalu dimasukkan
kedalam gelas ukur. Diamati dan dicatat volume curahnya. Serbuk
kemudian dimampatkan dengan cara gelas ukur diketukkan secara
berulang dan konstan, diamati volume serbuk tiap 10 kali ketukan.
Kemudian serbuk dimampatkan hingga diperoleh volume yang
tetap dan dicatat hasilnya. Dihitung hasil percobaan.
Indeks konsolidasi carr Sifat aliran
(nilai kompressibilitas) %
5-12 Sangat baik
17-21 Baik
33 Cukup
22 Buruk
34-38 Sangat buruk
>38 Sangat buruk

c. Penentuan Kerapatan Sejati Serbuk


Ditimbang piknometer kosong (W0). Kemudian diisi
dengan pelarut yang digunakan sampai tanda batas, ditimbang
(W1). Dihitung berat pelarut (W2). Ditimbang 1 gram serbuk uji
(W3) lalu dimasukkan kedalam piknometer dan ditambahkan
pelarut, ditimbang (W4). Dihitung berat pelarut yang tergantikan
oleh serbuk (W5=W4-W3-W2). Dihitung volume sampel (Vs=W5/ƿ
pelarut). Dihitung BJ nyata (ƿ nyata=W1/Vs)

V.2. Evaluasi Tablet


1. In Proses Control (IPC )
Proses yang dilakukan pada saat proses pencetekan tablet sedang
berlangsung, agar pada saat terjadi kesalahan pada saat pencetakan bisa
dilakukan penanggulangan.
a. Penampilan
Tablet diamati secara visual apakah terjadi ketidak
homogenan zat warna atau tidak, bentuk tablet, permukaan cacat
atau tidak dan bebas dari noda atau bintik-bintik, bau tablet tidak
boleh berubah.

b. Keseragaman Ukuran
Diambil tablet secara acak sebanyak 20 tablet, lalu diukur
diameter tebalnya menggunakan jangka sorong. Dihitung standar
deviasinya.

c. Keseragaman Bobot
Diambil tablet secara acak sebanyak 20 tablet, lalu
ditimbang masing-masing tablet. Jika ditimbang satu per satu tidak
boleh lebih dari dua tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-rata lebih besar dari harga yang
ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang
ditetapkan oleh kolom B. Dihitung bobot rata-rata dan
penyimpangan terhadap bobot rata-rata.
Bobot rata rata Penyimpangan Bobot rata rata (%)
A B
25 mg atau kurang 15 30
26 mg 150 mg 10 20
151 mg 300 mg 7,5 15
Lebih dari 300 mg 5 10

Uji ini dilakukan agar bobot pada tablet rata sehingga zat
aktif yang terkandung pun merata.
Jumlah bahan yang diisikan didalam cetakan yang akan
dimasukan akan ditekan menentukan berat tablet yang dihasilkan.
Volume bahan yang diisikan (granul/serbuk) yang mungkin masuk
dalam cetakan harus disesuaikan beberapa tablet yang diharapkan.
Sebenarnya ukuran tablet yang diproduksi tidak hanya
tergantung volume dan berat bahan yang diisikan tapi juga 
tergantung pada garis tengah cetakan dan tekanan pada bahan yang
diisikan waktu ditekan (kompresi).

d. Kekerasan Tablet
Dilakukan menggunakan hardness tester. Kekerasan diukur
berdasarkan luas permukaan tablet dengan menggunakan beban
yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan adalah kg/cm2.
Tujuan dari uji kekerasan ini :
1. Menjamin agar tablet tidak hancur mulai dari
pengemasan, pengangkutan, penyimpanan dan sampai
ketangan konsumen.
2. Menjamin agar tablet hancur pada saat pemakaian
Kekerasan tablet dan ketebalannya berhubungan denagn isi
die dan gaya kompresi yang diberikan. Bila tekanan ditambah,
maka kekerasan tablet meningkat sedangkan ketebalan tablet
berkurang. Selain itu, terdapat persyaratan apabola bobot tablet
sampai 300 mg maka kekerasan 4-7 kg/cm2, dan apabila bobot
tablet 400-700 mg maka kekerasan tablet 5-12 kg/cm2.

e. Friabilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap
10 tablet yang diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah
kerapuhan tablet terhadap bantingan selama waktu tertentu.
Diambil 10 tablet secara acak, kemudian tablet dibersihkan dari
debu lalu ditimbang (W0). Tablet dimasukkan kedalam alat, alat
dinyalakan selama 4 menit. Tablet kemudian dibersihkan dan
ditimbang (Wt).Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari
1%.
Tujuannya : untuk mengukur ketahanan permukaan tablet
terhadap gesekan yang dialaminya sewaktu pengemasan dan
pengiriman.

Pada prinsipnya, tablet sering terguling atau terbanting


selama proses manufaktur, dedusting (menghilangkan debu),
penyalutan, penanganan transfor dan pengemasan, dan barang
tentu sudah ditangan pasien juga.

f. Friksibilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friabilator terhadap
10 tablet yang diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah
kerapuhan tablet terhadap gesekan antar tablet selama waktu
tertentu. Diambil 10 tablet secara acak, kemudian tablet
dibersihkan dari debu lalu ditimbang (W0). Tablet dimasukkan
kedalam alat, alat dinyalakan selama 4 menit. Tablet kemudian
dibersihkan dan ditimbang (Wt).

g. Uji Waktu Hancur


Uji waktu hancur dimaksudkan untuk menetapkan
kesesuaian batas waktu hancur yang tertera dalam masing-masing
monografi, kecuali pada etiket dinyatakan bahwa tablet digunakan
sebagai tablet hisap atau kunyah atau lepas lambat. Serta untuk
komponen obat sepenuhnya tersedia untuk di absorpsi dalam
saluran pencernaan, maka tablet harus hancur dan melepaskan
obatnya kedalam cairan tubuh untuk dilarutkan. Daya hancur tablet
juga penting untuk tablet yang mengandung bahan obat (seperti
antasida dan antidiare) yang dapat dimaksudkan untuk di absorpsi
tetapi lebih banyak bekerja setempat dalam saluran cerna, dalam
hal ini daya hancur tablet memungkinkan partikel obat menjadi
lebih luas untuk bekerja secara lokal didalam tubuh.
Uji waktu hancur tidak menyatakan bahwa zat aktif atau
komponen lain harus larut sempurna. Tablet dinyatakan hancur
sempurna bila sisa sediaan, yang tertinggal pada kasa

alat uji merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti jelas.
Prosedur uji waktu hancur adalah :
Masukkan 1 tablet pada masing masing tabung dari
keranjang, masukkan 1 cakram pada tiap tabung dan jalankan alat,
gunakan air bersuhu 370C sebagai media kecuali dinyatakan
menggunakan cairan lain dalam masing-masing monografi, angkat
keranjang dan amati semua tablet : semua tablet harus hancur
sempurna. Bila 1 tablet atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi
pegujian dengan 12 tablet lainnya : tidak kurang 16 dari 18 tablet
yang di uji harus hancur sempurna.

h. Uji Disolusi
Uji ini dilakukan untuk menentukan kesesuaian persyaratan
dengan persyaratan disolusi yang tertera pada masing-masing
monografi.
Dalam USP cara pengujian disolusi tablet dan kapsul
dinyatakan dalam masing masing monografi obat. Pengujiaan
merupakan alat yang objektif dalam menentukan sifat disolusi
suatu obat yang berada dalam sediaan padat. Karena absoropsi dan
kemampuan obat berada dalam tubuh dan tergantung pada adanya
obat dalam keadaan melarut, karakteristik disolusi biasa
merupakan sifat yang penting dari produk obat yang memuaskan.
Dengan bertambahnya perhatian dan pengujiannya disolusi
dan penetuanya bioavaibilitas dari obat dengan bentuk sediaan
padat menuju pada pendahuluan dari sistem yang sempurna bagi
analisis dan pengujian disolusi tablet.
Prosedur pengerjaan uji disolusi :
Masukkan sejumlah volume media disolusi seperti yang
tertera dalam masing-masing monografi ke dalam wadah, pasang
alat, biarkan media disolusi hingga suhu 37 derajat dan angkat
thermometer. Masukkan satu tablet kedalam alat, hilangkan
gelembung udara dari permukaan sediaan yang di uji dan segera
jalankan alat pada laju kecepatan seperti yang tertera dalam
masing-masing monografi. Dalam interval waktu yang ditetapkan
atai pada tiap waktu yang dinyatakan, ambil cuplikan pada daerah
pertengahan antara permukaan. Media disolusi dan bagian atas dari
keranjang berputar ataupun daun dari alat dayung, tidak kurang 1
cm dari dinding wadah. Lakukan penetapan seperti yang tertera
dalam masing-masing monografi

VI. Kemasan/Label
VI.1. Brosur

RAVZOLAM
KOMPOSISI

Alprazolam ................................................1mg

FARMAKOLOGI
Alprazolam merupakan anti ansietas dan anti panik yang efektif.
VI.2. Logo
V1.3. Etiket

INDIKASI

Gangguan kecemasan, panik dengan atau tanpa


RAVZOLAM® Komposisi:
Alprazolam......…………………………… 1 mg
Tablet
agorafobia ( ketakutan di  ruang terbuka), kecemasan

VI.3. Etiket
yang berkaitan dengan depresi
Penyimpanan
Simpan di tempat sejuk (15 – 250C) dan
KONTRA-INDIKASI
ALPRAZOLAM 1 mg kering

No Reg : DKL 150601 A1


Pasien yang hipersensitif terhadap gologngan No Batch :5 RM 0601
benzodiazepamGalukoma sudut sempit
akutMiastenia gravis, insufisiensi pulmonary akut,
kondisi fobia danobsesi psikosis kronik, anak dan Exp.date : Des 2018
bayi prematus
Harus dengan resep dokter
DOSIS
 
Isi 100 tablet

Diproduksi
Lihat di brosur
oleh:
PT. RH
PHARMA
Bandung,
VI.4. Kemasan

Indikasi
Gangguan kecemasan, panik
dengan atau tanpa agorafobia
( ketakutan di  ruang terbuka), Komposisi
kecemasan yang berkaitan dengan Alprazolam .............................1 mg
depresi RAVZOLAM®
RAVZOLAM® tablet Penyimpanan
tablet Kontraindikasi Simpan di tempat sejuk (15 – 250C)
Pasien yang hipersensitif terhadap ALPRAZOLAM1 mg dan kering.
gologngan,benzodiazepamGaluko
ALPRAZOLAM1 mg ma sudut sempit akutMiastenia No Reg : DKL 150601 A1
gravis, insufisiensi pulmonary No batch : 5 RM 0601
akut, kondisi fobia dan obsesi
psikosis kronik, anak dan bayi Harus dengan resep dokter
prematus
No Batch :A Diproduksioleh:
Dosis
Lihat di brosur 0111020
Isi 100 tablet PT.RH PHARMA
Bandung-Indonesia
Exp.date : Des 2019

VI.5. Penjelasan
a. No regristasi
DKL 150601 A1
15 : tahun produksi 2015
01 : tanggal produksi
06 : bulan produksi
b. No batch
5 RM 0601
5 : tahun produksi
RM : inisial obat RAVZOLAM
06 : bulan produksi
01 : tanggal produksi
VII. Daftar Pustaka
VII.1. Handbook of Pharmaceutical excipients. EdII.1994.London; The
Pharmaceutical PressDepartment of Pharmaceutical Sciences.
VII.2. Sweetman SC. Et.al. Martindale:The complete drug reference, 34th ed.,
Pharmaceuticall Press2005
VII.3. Farnmakope edisi ke V 2014, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai