BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kulit (kutis) merupakan pembungkus dan pelindung tubuh yang
terbesar dari flora normal manusia termasuk beberapa spesies yang bersifat
patogen yang sangat penting untuk diketahui, karena bakteri ini dapat
kimia dari kemangi yang berperan dalam anti bakterial yaitu minyak atsiri di
Sabun cuci tangan dapat berupa sediaan losio atau gel, losio dapat
berupa emulsi maupun larutan. Sabun cuci tangan yang berupa larutan lebih
menjadi sabun cair dalam bentuk emulsi m/a. Di formulasi dalam bentuk
sabun cair karena masih kurangnya sediaan sabun cair khususnya untuk
ekstrak daun kemangi (Ocimum sanctum L.) yang memenuhi uji eveluasi.
B. Rumusan Masalah
Apakah ekstrak minyak atsiri daun kemangi (Ocimum sanctum L.)
dapat diformulasikan sebagai sabun cair pencuci tangan yang memenuhi uji
evaluasi ?
C. Tujuan
BAB II
FORMULASI SEDIAAN
A. Master Formula
Konsentrasi (%)
Bahan
Formula I Formula II Formula III Formula IV
Ekstrak daun kemangi 1 2 3 4
Kalium Hidroksida 6 6 6 6
Gliserin 3 3 3 3
Asam stearat 1 1 1 1
Asam sitrat 0.3 0.3 0.3 0.3
Cocamid acid 1 1 1 1
Minyak jarak 10 10 10 10
B. Modifikasi formula
Konsentrasi
Nama Bahan Range (%) Fungsi
(%)
Ekstrak daun kemangi 4 - Zat Aktif
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Uraian Kosmetik
Menurut peraturan menteri kesehatan RI No. 1175/ MenKes/
Per/ VII/ 2010, menyatakan bahwa: “Kosmetik adalah bahan atau sediaan
(epidermis, rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi
kotoran yang bersifat lemak atau minyak maupun debu, selain itu juga
b. Penyegar (Toning)
semula.
mati sehingga sel-sel tersebut dapat ikut larut pada waktu krim
diangkat.
wajah kecuali alis, mata dan bibir sehingga akan tampak memakai
2. Uraian Sabun
umum untuk garam asam lemak rantai panjang. Sabun adalah garam
2014).
a. Shaving Cream
perbandingan 2:1
b. Sabun Cair
alkohol.
c. Sabun Kesehatan
d. Sabun Chip
3. Kulit
fungsi yang penting yaitu selain sebagai indra perasa dan pelindung
tubuh dari ancaman kondisi alam sekitar. Kulit membantu mengatur suhu
tubuh dan juga melindungi dari virus dan bakteri serta kadang kala
kurang berchaya biasa menjadi indikasi tubuh tidak dalam keadaan baik
(Wasitaatmadja, 1997).
kesehatan dari kehidupan, kulit juga sangat kompleks, elastis dan peka.
Kulit adalah organ tubuh terbesar dari sistem yang menutupi otot dan
cahaya, cedera, dan infeksi. Kulit juga menyimpan air, lemak, vitamin D,
Kulit terbagi atas tiga lapisan pokok, yaitu epidermis, dermis, dan
2. Dermis pada dasarnya terdiri dari protein struktural urat saraf yang
1997).
lemak ini disebut penikulus adiposus. Tebal jaringan lemak tidak sama
4. Ekstraksi
1) Maserasi
2) Perkolasi
1) Soxhlet
2) Refluks
3) Infus
20 menit).
4) Dekok
Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama (≥30oC) dan
5) Digesti
B. Uraian Bahan
1. Daun Kemangi (Ocimum basilicum.L)
a. Klasifikasi Daun Kemangi (Ocimum basilicum.L)
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Familia : Lamiaceae
Genus : Ocimum
Spesies : Ocimum basilicum (Bilal et al., 2012)
b. MorfologiTanaman
tegak bercabang, tinggi 0,6 - 0,9 m, batang dan cabang hijau atau
mencapai 2,5 - 5 cm atau lebih, bentuk bulat telur, seluruh atau lebih
atau kurang bergigi. Tangkai daun panjangnya 1,3 - 2,5 cm. Daun
dalam buah. Bibir bawah dengan dua gigi tengah lebih panjang dari
muda atau keunguan. Filame atas benang sari sedikit bergigi (Bilal
et al., 2012).
dari kemangi yang berperan dalam anti bakterial yaitu minyak atsiri
pucat, mirip lemak lilin.Kelarutan praktis tidak larut dalam air, larut dalam
Gliserin adalah cairan seperti sirup jernih dengan rasa manis, dapat
pembentuk busa.
5. Asam stearat
Asam stearat merupakan campuran organik padat yang diperoleh
yang stabil dan memiliki kelarutan yang tinggi dengan 20 bagian etanol.
obatan dan eksipien lain yang rentan terhadap hidrolisis, bereaksi keras
BAB IV
METODE KERJA
Alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain yaitu : Bejana
alu, cawan porselin, gelas erlemeyer, gelas ukur 25 ml, 50 ml, 100 ml,
B. Perhitungan Bahan
SLS : x 50 = 5 g
Kalium Hidroksida : x 50 = 3 g
Glicerin : x 50 = 10 g
Minyak jarak : x 50 = 5 g
Asam stearat : x 50 = 1 g
Aquadest ad : 50 – (2+5+0.15+10+1+3+5)
: 50 – 26.15
: 23.85 ml
C. Prosedur Kerja
1. Penyiapan sampel daun kemangi
a. Daun kemangi yang sudah di ambil, yaitu daun kemangi yang agak
muda tidak terlalu tua di sortasi basah dan di cuci hingga bersih
hitam.
e. Kemudian di sortasi kering.
2. Pembuatan ekstrak daun kemangi
kedalam bejana.
sempurna.
a. Uji Organoleptik
perubahan fisik sediaan sabun cair yang terjadi meliputi warna, bau, dan
b. Uji Homogenitas
sediaan diantara dua kaca objek dan diamati ada atau tidaknya partikel
c. Uji Ph
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan pH meter.
atas kertas grafik yang sudah dilapisi dengan plastik akrilik transparan,
beban maksimum yang digunakan adalah seberat 99 gram, dan setiap kali
air. Dikocok hingga larut selama 20 detik, diukur tinggi busa yang
BAB V
Tanaman atau simplisia yang telah disiapkan di sortasi basah agar untuk
memisahkan daun yang busuk dan bahan- bahan asing yang mengikut pada
mengurangi mikroba yang melekat pada bahan kemudian diangin- anginkan agar
agar zat kimia yang terdapat pada simplisia tidak menguap. Terakhir simplisia
yang telah kering disortasi kering sekali lagi untuk memisahkan kotoran dan
kelarutannya dalam suatu pelarut, penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari
pada temperatur kamar, terlindung dari cahaya, cairan penyari akan masuk
kedalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya perbedaan
Larutan yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh
berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan
didalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan sesering kali, endapan
ekstrak minyak atsiri daun kemangi yaitu, Ekstrak minyak atsiri daun kemangi 4%
yang berfungsi sebagai anti bakteri karna mengandung senyawa minyak atsiri
digunakan dalam sediaan sabun cair karna sifat nya yang lebih mudah larut dalam
air dan dapat membantu proses saponifikasi. Sabun yang terbuat dari alkali kuat
(NaOH dan KOH) mempunyai nilai pH antara 9.0 sampai 10.8 sedangkan pada
sabun yang terbuat dari alkali lemah (NH4OH) akan mempunyai nilai pH yang
menghasilkan busa yang agak banyak. Mekanisme kerja Sodium Lauryl sulfat
kekentalan yang tidak sesuai yang diinginkan, dan pH yang tidak sesuai dengan
pH kulit yaitu antara 4.50- 7.0. Dalam formula sediaan sabun cair transparan di
Uji organoleptik sabun melitputi uji warna, bau dan bentuk. Pemeriksaan
sediaan yang dihasilkan sebaiknya memiliki warna yang menarik bau yang
(Gromophone, 1983).
perubahan warna, bentuk dan bau pada sediaan sabun cair. Pengujian organoleptis
cair ekstrak daun kemangi. Sabun cair menunjukkan bau khas ekstrak daun
selama 20 detik, diukur tinggi busa yang terbentuk. Didiamkan selama 5 menit,
diukur kembali tinggi busanya. Dalam praktikum yang dilakukan sabun yang
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ekstrak minyak atsiri daun kemangi (Ocimum sanctum L.) dapat
memenuhi syarat uji evaluasi fisik yaitu uji uji daya sebar, uji tinggi busa,
pengatur pH yang lebih baik agar dapat mengasilkan pH yang sesuai dengan
kulit dan tambahan bahan pengental dibutuhkan agar sabun cair dapat
DAFTAR PUSTAKA
Jawe tc, et al. (2005). Mikrobiologi Kedokteran. Jilid 1. ed. Buku Kedokteran
EGC, Jakarta.
Kuncari.,dkk 2014. Uji Iritasi dan Aktifitas Pertumbuhan Rambut Tikus Putih:
Efek Sediaan Gel Apigenin dan Perasan Herba Seledri (Apium
graveolens L.).Universitas Indonesia, Depok.
Maryati, Fauzia, R. S. & Rahayu, T. (2007). Uji aktivitas antibakteri minyak atsiri
daun kemangi terhadap S. aureus dan E. coli. lapor penelitian volume 8.
fakultas farmasi, fakultas keguruan dan ilmu pendidikan. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.
Prawira, M. H. 2008. Penurunan Kadar Minyak pada Limbah Cair dalam reaktor
Pemisah Minyak dengan Media adsorben Karbon Aktif dan Zeolit.
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
Tranggono, R.I., Latifah, F., 2007. Buku Pegangan Ilmu pengetahuan Kosmetik.
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
LAMPIRAN
Dokumentasi