Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH KOMUNIKASI INFORMASI DAN EDUKASI

ALAT BANTU KOMUNIKASI

KELOMPOK VI

S1.VIA

1. Annnisa deya nabilla (1701003)


2. Bayu ajie satria (1701007)
3. Lestari juita sinaga (1701022)
4. Ma’rifah (1701025)
5. Rima Mutia (1701033)

Dosen Pengampu : Ratna Sari Dewi, M. Farm, Apt

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI RIAU
YAYASAN UNIVERSITAS RIAU
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................... 2

BAB I PEMBAHASAN ................................................................Error! Bookmark not defined.

1.1. Definisi ................................................................................Error! Bookmark not defined.

A.Komunikasi......................................................................Error! Bookmark not defined.

B. Alat komunikasi ..............................................................Error! Bookmark not defined.

C. Komunikasi dalam farmasi .............................................Error! Bookmark not defined.

1.2. Tujuan Alat Bantu Komunikasi ..........................................Error! Bookmark not defined.

A. Tujuan umum..................................................................Error! Bookmark not defined.

B. Tujuan khusus .................................................................Error! Bookmark not defined.

1.3. Klasifikasi............................................................................Error! Bookmark not defined.

A. Alat Bantu Apoteker .......................................................Error! Bookmark not defined.

1.Panduan Konseling ......................................................Error! Bookmark not defined.

2.Kartu pasien .................................................................Error! Bookmark not defined.

3.Literatur........................................................................Error! Bookmark not defined.

4.Brosur ...........................................................................Error! Bookmark not defined.

5. Alat Peraga ..................................................................Error! Bookmark not defined.

6. Alat komunikasi ..........................................................Error! Bookmark not defined.

B. Alat Bantu Pasien ...........................................................Error! Bookmark not defined.

1. Kartu dan Penandaan Pengingat Obat.........................Error! Bookmark not defined.

2.Penandaan Bantuan ......................................................Error! Bookmark not defined.

3.Pemberian Label ..........................................................Error! Bookmark not defined.

4. Wadah Pengingat Pil ...................................................Error! Bookmark not defined.

5. Kemasan Sekali Pakai .................................................Error! Bookmark not defined.


6. Alat Pengatur Dosis ....................................................Error! Bookmark not defined.

6. Keemasan Obat per Dosis Unit ...................................Error! Bookmark not defined.

1.4. Keunggulan & keterbatasan ................................................Error! Bookmark not defined.

1.5. Video. ..................................................................................Error! Bookmark not defined.

BAB II PENUTUP .........................................................................Error! Bookmark not defined.

2.1 Kesimpulan...........................................................................Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................Error! Bookmark not defined.


BAB I

PEMBAHASAN

1.1 Definisi
A. komunikasi
Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan yang tidak dipisahkan, setiap manusia
lahir sudah melakukan komunikasi. Apalagi sebagai makhluk sosial manusia selalu ingin
berhubungan dengan manusia yang lain. Hubungan tersebut membutuhkan komunikasi
agar terhubung antara manusia yang satu dengan yang lain. Perkembangan teknologi
komunikasi sekarang semakin berkembang seiring dengan perkembangan zaman yang
semakin modern.
Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi
dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut
mengerti betul apa yang di maksud oleh orang yang menyampaikan pikiran atau
informasi.
B. Alat komunikasi
Alat komunikasi adalah semua media yang digunakan untuk menyampaikan
informasi, baik itu informasi kepada satu orang atau kepada banyak orang.
Alat komunikasi sudah ada sejak dulu dan sampai sekarang, namun perbedaan nya
adalah jaman dulu tidak lah secanggih sekarang yang bisa langsung mendengar suara,
melihat langsung kejadian ataupun informasi apa yang akan di sampaikan. Pada masa
lampau alat komunikasi tidak lah begitu hebat, namun karena ada nya alat komunikasi di
masa lampau membuat para ilmuan semakin berlomba membuat suatu barang atau suatu
alat komunikasi yang lebih bermanfaat dan lebih modern dijaman sekarang ini.
C. Komunikasi dalam farmasi
Konseling farmasi adalah bagian dari pelayanan kefarmasian yang memiliki tanggung
jawab dan etika, di mana sekarang ini apoteker harus berinteraksi dengan pasien untuk
memberikan informasi dan edukasi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan obat
sebagaimana yang dijelaskan dalam konsep asuhan kefarmasian yang bertujuan untuk
memberikan peningkatan pengetahuan tentang obat dan pengobatan dengan harapan agar
pasien paham mengenai obat dan penyembuhan penyakitnya. Konseling farmasi kepada
pasien diharapkan merubah perilaku pasien guna meningkatkan kepatuhan penggunaan
obat yang berdampak pada keberhasilan terapinya (Departemen Kesehatan RI, 2007).

Konseling farmasi oleh apoteker membahas rejimen terapi obat khusus pada resep
yang dibawa pasien. Diskusi mencakup hal-hal penting yang meliputi nama dan deskripsi
pengobatan, dosis, jadwal minum obat dan lama penggunaan obat. Apoteker membahas
tindakan pencegahan khusus efek samping, interaksi maupun kontraindikasi terapeutik
yang mungkin ditemui, tindakan pencegahan yang diperlukan, pemantauan diri,
penyimpanan yang tepat, dan tindakan yang tepat jika terjadi kehilangan dosis
(Departemen Kesehatan RI, 2007).

Informasi yang diberikan dalam konseling harus memenuhi persyaratan minimum


untuk memenuhi kebutuhan pasien yaitu nama obat, indikasi, dosis, dan petunjuk
penggunaan. Apoteker dapat menggunakan penilaian profesional mereka untuk
memberikan informasi yang memenuhi kebutuhan spesifik setiap pasien, namun
memprioritaskan penggunaan obat-obatan yang aman dan efektif harus menjadi
pertimbangan pertama mereka. (Puspitasari et al., 2009)

1.2 Tujuan
Agar konseling menjadi lebih efektif ada beberapa alat bantu yang dapat digunakan. Alat
bantu yang digunakan terdiri dari perlengkapan yang diperlukan oleh apoteker sebagai
konselor dalam melakukan konseling maupun alat bantu yang diberikan kepada pasien.
A. Tujuan Umum: alat bantu konseling di harapkan dapat menurunkan ketidaktaatan pasien
dalam pengobatan, yaitu dengan menyederhanakan berbagai regimen penggunaan obat
dan dengan membantu paien dalam mengatasi kesulitan akibat gangguan kognitif atau
gangguan fisik. Ataupun ketidaktaatan yang muncul akibat cara penggunaan obat yang
sulit, aturan dosis yang membinggungkan dan kelupaan minum obat.
B. Tujuan Khusus: Meningkatkan hubungan kepercayaan antara apoteker dengan pasien
Menunjukkan perhatian serta kepedulian terhadap pasien Membantu pasien untuk
mengatur dan terbiasa dengan pengobatannya, Membantu pasien untuk mengatur dan
menyesuaikan dengan penyakitnya, Meningkatkan kepatuhan pasien dalam menjalani
pengobatan. Mencegah atau meminimalkan Drug Related Problem, Meningkatkan
kemampuan pasien untuk memecahkan masalahnya sendiri dalam hal terapi, Mengerti
permasalahan dalam pengambilan keputusan Membimbing dan mendidik pasien dalam
menggunakan obat sehingga dapat mencapai tujuan pengobatan dan meningkatkan mutu
pengobatan pasien.

Salah satu penyebab kegagalan terapi pada pasien adalah ketidakpatuhan, hal ini
disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman pasien tentang obat dan segala
sesuatu yang berhubungan dengan penggunaan obat untuk terapinya. Ketidakpatuhan adalah
tantangan dalam semua penyakit, tidak tergantung pada jenis obat dan apakah terapinya
kronis atau akut. Ketidakpatuhan adalah konsep multifaset, fokus mungkin tidak hanya pada
penggunaan obat tapi juga pada waktu dan tidak hanya pada penghentian terapi, tetapi juga
pada ketekunan. Ketidakpatuhan tidak hanya terkait dengan faktor perilaku individu, tetapi
juga terhadap penyakit itu sendiri, kompleksitas dan lama pengobatan, kemungkinan reaksi
obat yang merugikan, biaya pengobatan, dan faktor sosial (Costa et al., 2015).
Dengan adanya teknologi dan alat bantu komunikasi yang semakin modern, para tenaga
medis dituntut untuk dapat mengetahui dan menerapkan kecanggihan teknologi dalam bidang
kesehatan dengan tujuan agar lebih mudah dan lebih fleksibel dalam memerikan pelayanan
kesehatan.

1.3 Klasifikasi Alat Bantu Konseling

Agar konseling menjadi lebih efektif ada beberapa alat bantu yang dapat digunakan. Alat
bantu yang digunakan terdiri dari perlengkapan yang diperlukan oleh apoteker sebagai
konselor dalam melakukan konseling maupun alat bantu yang diberikan kepada pasien.

A. Perlengkapan Apoteker dalam melaksanakan konseling :


1. Panduan konseling, berisi daftar (check list) untuk mengingatkan Apoteker point-
point konseling yang penting
Gambar buku panduan konseling
2. Kartu pasien, berisi identitas pasien dan catatan kunjungan pasien

Kartu penandaan pasien

kartu pasien elektronik


3. Literatur pendukung untuk apoteker

4. Brosur tentang obat-obat tertentu, memberikan kesempatan kepada pasien unutk


membaca lagi jika lupa.
Brosur hipertensi Brosur penggunaan antibiotik

5. Alat peraga, dapat menggunakan audiovisual, gambar-gambar, poster, maupun


sediaan yang berisi placebo.
6. Alat komunikasi untuk mengingatkan pasien untuk mendapatkan lanjutan
pengobatan.

B. Alat bantu yang diberikan kepada pasien :


Alat bantu pengingat pasien minum obat biasanya diperlukan pada pengobatan
penyakit kronis atau penyakit-penyakit lain yang membutuhkan terapi jangka panjang
dan dan memerlukan kepatuhan dalam penggunaannya. Misalnya : penggunaan analgesik
untuk nyeri kanker, penggunaan obat anti TBC, penggunaan obat anti retroviral, terapi
stroke, diabetes, dll. Alat bantu yang diberikan berupa :
1. Kartu diagram pengingat obat
kartu ini diberikan Apoteker kepada pasien untuk memantau penggunaan obat
pasien. Apoteker dapat menuliskan nama pasien, nama obat, jadwal penggunaan obat,
dan setiap kode yang digunakan dalam karu pengingat.
Pasien yang kesulitan dalam mengingat waktu penggunaan obat atau mengatur
waktu penggunaan beberapa obat mungkin merasa tertolong dengan kartu dan
diagram pengingat obat. Cara ini juga membantu professional kesehatan lain untuk
memantau penggunaan obat dan mengkonfirmasikan penggunaan obat bila terjadi
keadaan darurat.
Kartu atau diagram pengingat obat masing-masing di bagi menjadi beberapa
bagian sesuai dengan banyaknya macam obat yang harus digunakan. Pasien dapat
memberi tanda pada kotak harian setelah menggunakan obat. Jika pasien mendapat
dosis ganda setiap hari, kotak harian dapat di bagi lagi untuk menunjukkan hal ini.
Jika pasien mendapat lebih dari satu macam obat, kode dapat menggunakan tanda
atau warna yang berbeda

.
Pil KB
Kartu minum obat mandiri

2. Penandaan bantuan
Semua resep disertai dengan penandaan tertulis yang berisi intruksi. Selain itu
informasi cetak sering diberikan sebagai tambahan. Akan tetapi, beberapa pasien
mungkin memerlukan bantuan tambahan untuk mengartikan atau membaca
penandaan dan informasi cetak. Hal ini mungkin disebabkan oleh buta aksara,
kendala budaya atau bahasa, penglihatan yang buruk, kebinggungan mengartikan atau
menyesuaikan diri dengan instruksi penggunaan obat.
Penelitian tentang kemampuan pasien membaca penandaan obat menyatakan
bahwa selain masalah membaca atau masalah penglihatan, sebagian besar pasien
salah mengartikan intruksi pada penandaan obat. Dalam salah satu penelitian, 73%
responden berusia 64 tahun atau kurang dan 93% responden berusia 65 tahun akan
lebih salah mengartikan intruksi pada penandaan obat seperti “minum satu saat perut
kosong”. Kebinggungan juga terjadi saat menghadapi instruksi yang berkaitan dengan
pengaturan penggunaan beberapa obat yang memiliki jadwal penggunaan yang
berbeda.
Pasien yang sulit membaca disarankan mendapatkan alat bantu berupa diagram
melingkar seperti sebuah jam (24 jam) seperti gambar. Apoteker dapat menuliskan
jumlah obat dan besar dosis pada kotak di samping setiap angka pada jam tersebut.
Kode warna atau tanda dapat digunakan untuk membedakan jenis obat yang berbeda.
Jam petunjuk penggunaan obat seperti ini juga dapat membantu pasien yang
menggalami gangguan penglihata, yaitu dengan menggunakan tanda titik timbul.
Gambar matahari dan bulan dapat di tambahkan di samping kata “pagi (A.M) dan
kata sore (P.M)” untuk lebih membantu pasien yang tidak dapat membaca.

Keuntungan :
1. Memudahkan pasien yang mengalami masalah penglihatan atau pasien
buta aksara
2. Memudahkan pasien dalam mengartikan instruksi penggunaan obat.
Kekurangan :
1. Symbol gambar yang digunakan tidak menyampaikan makna yang bagus,
kemungkinan karna desain symbol gambar tersebut atau pesan yang
dibawa oleh symbol gambar tersebut terlalu kompleks.
3. Pemberian Label
Sebagian pasien membutuhkan bantuan untuk membaca label instruksi
pengobatan yang terdapat pada obat.

Etiket pada obat


4. Medication chart
Medication chart berupa bagan waktu minum obat. Biasanya dibuat untuk pasien
dengan regimen pengobatan yang kompleks atau pasien yang sulit memahami
regimen pengobatan.
5. Wadah pengingat pil
Wadah pengingat pil membantu pasien untuk mengingat jadwal minum obat dan
menghindari kelupaan jika pasien melakukan perjalanan jauh dari rumah. Wadah
pengingat pil yang ada di pasaran tersedia dalam berbagai ukuran untuk jadwal harian
atau mingguan.
Wadah ini dapat di isi oleh apoteker, pasien, anggota keluarga pasien atau siapa
saja yang terlibat dalam perawatan pasien. Wadah ini dapat di beli, tetapi apoteker
dapat juga mengajarkan pasien untuk membuat wadah sendiri. Beberapa wadah
pengingat pil sebetulnya mengingatkan pasien untuk menggunakan obat dengan
mekanisme alarm, sedangkan wadah pengingat pil lain membantu pasien dengan
mengarahkan pasien untuk tetap mengikuti jalur waktu penggunaan obat setelah
penggunaan sebelumnya.

Wadah pengatur obat mingguan dan bulanan


Kelebihan :
1. Meningkatkan ketaatan pasien dibanding dengan pasien yang hanya mendaptakan
konseling atau konseling dan kalender (kartu pengingat obat)
Kekurangan :
1. Sebagian besar wadah pengingat pil hanya memberikan satu kompartemen untuk
satu waktu penggunaan obat.
2. Wadah pengingat pil yang ada di pasaran tidak menyediakan tempat bagi apoteker
untuk menempelkan instruksi tertulis

6. Kemasan sekali pakai


Berbagai metode pengemasan dapat digunakan dalam membantu pasien dealam
memberikan satu dosis pengobatan dalam waktu yang sama, seperti kemasan blister.

Obat tetes mata


Kelebihan :
1. Hanya memerluka sedikit keterlibatan professional kesehatan bila kemasan berisi
paket obat yang telah dibuat.
2. Alat bantu ini berfungsi sebagai pengingat, menyampaikan instruksi penggunaan
yang mudah di mengerti, serta menyederhanakan cara pemberian obat kepada
pasien.
3. Memberikan peningkatan ketaatan penggunaan obat pada pasien geriatri
Kelemahan :
1. Tidak dapat menambah atau mengurangi obat bila sebuah kemasan berisi paket
obat telah di buat.
2. Kurang fleksibel untuk regimen pengobatan yang kompleks
3. Biaya tinggi untuk waktu pengerjaan dan waktu penyiapan
4. Kemasan sulit di buka oleh pasien tertentu
7. Alat pengatur dosis
Pasien terkadang mengalami kesulitan mengikuti aturan dosis yang tepat karena
sulitnya membuat ukuran dosis yang akurat. Petunjuk membelah tablet atau
mengukur obat cair kemungkinan dapat di ikuti dengan lebih akurat bila
menggunakan alat bantu pengatur dosis.
Alat yang dapat membagi tablet yang memiliki bentuk dan ukuran apa pun secara
akurat tersedia di pasaran, akan tetapi, pasien harus diberitahukan bahwa alat ini tidak
boleh digunakan untuk obat lepas berkelanjutan (sustained release), tablet salut
enterik.
Sendok yang terkalibrasi atau berbagai pembagi larutan, seperti spuit (tanpa
jarum) tersedia untuk pemberian obat cair. Alat ini membantu mengukur dosis secara
akurat karena volume sendok teh rumah tangga sangat bervariasi mulai dari 4 sampai
7 ml.
Ruang udara (aerochamber) dan masker yang membantu mengarahkan obat
inhalasi ke dalam mulut . alat ini membantu pasien menggunakan obat inhalasi yaitu
untuk pasien yang sering gagal mendapatkan dosis penuh karena tidak dapat
mengoperasikan inhaler (misalnya bayi) atau kesulitan menekan inhaler sambil
menghirup obat secara bersamaan.

Aerochamber Spuit
Alat pemotong tablet Sendok takar
8. Kemasan obat per dosis unit
pengemasan obat per unit dosis membutuhkan peralatan yang mahal. Dapat
dilaksanakan jika regimen pengobatan terstandar dan merupakan program
pemerintah.
Unit doses dispensing merupakan salah satu satu metode dispensing dan
pengendalian obat oleh Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS), di mana obat
disiapkan dalam kemasan unit tunggal siap konsumsi, dan untuk penggunaan tidak
lebih dari 24 jam. Obat-obat tersebut didistribusikan atau tersedia pada ruang
perawatan pasien setiap waktu.
Kelebihan Sistem UDD :
1. Mengurangi terjadinya medication error (ME).
2. Menurunkan total biaya pengobatan karena hanya membayar pengobatan yang
digunakan saja.
3. Mengurangi kesalahan penggunaan obat, karena adanya pemeriksaan ganda
oleh tenaga farmasi.
4. Meningkatkan peranan dan pengawasan farmasi di rumah sakit, mulai dari
fase peresepan sampai pemberian obat.
Kerugian :

1. Membutuhkan tenaga farmasi yang lebih banyak.


2. Membutuhkan ruang khusus untuk penyimpanan obat.
3. Tidak semua dosis dikeluarkan dalam paket dosis satuan yang benar.
Misalnya bentuk sediaan injeksi, salep, tetes mata dan cairan oral lebih susah
dilakukan dalam pengukuran dan pengemasannya

5. Sistem pengingat pengulangan obat dan tindakan lanjutan melalui telepon


Penambahan waktu bertemu atau pengawasan oleh professional pelayanan
kesehatan dapat meningkatkan ketaatan pasien pada pengobatan. Hal ini telah mendorong
munculnya konsep peningkatan pengawasan pasien dengan mengingatkan pasien untuk
mengambil obat ulangan bila waktunya sudah tiba. Upaya ini dilakukan dengan
mengirimkan kartu pos atau melalui telepon (baik secara langsung ataupun
terkomputerisasi). Tindakan lanjutan dengan menelpon pasien untuk memantau dan
meningkatkan ketaatan pasien mengikuti pengobatan.
System computer yang tersambung dengan data pasien dan menghubungi pasien
secara otomatis telah tersedia. Sebagian system mempunyai kemampuan menghitung
pemakaian obat., menentukan tanggal pengambilan obat ulangan, menghubungi pasien
menggunakan suara apoteker sebenarnya, dan mengingatkan pasien bahwa obat harus
diisi ulang, memungkinkan apoteker memberikan komentar tambahan dan menerima
respon pasien.
Penelitian untuk mengevaluasi system pengingat pengambilan obat ulangan degan
telepon atau kartu pos menunjukkan adanya peningkatan ketaatan dan kepuasan pasien
yang signifikan da penurunan masalah yang berhubungan dengan obat.
Keuntungan :
1. Efektif dalam memperbaiki ketaatan pasien.
2. Memperoleh kembali pendapatan yang hilang setiap tahun akibat pasien tidak
menggambil obat ulangan.
Kekurangan :
1. Adanya kemungkinan pelanggan tidak ingin mendapat telpon atau kartu pos
pengingat karna para pelanggan tersebut merasa bahwa itu hanyalah salah satu usaha
apotek untuk peningkatan penjualan

DAFTAR PUSTAKA

Melanie J. Rantucci.2010. komunikasi apoteker-pasien edisi II . EGC : Jakarta

Pujianti, N. 2010, Dampak Penerapan Sistem Unit Dose Dispensing (UDD) terhadap Kepuasan
Pasien Rawat Inap di Jogja International Hospital (JIH) . Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
wuijati rida,dkk. 2006. pedoman konseling pelayanan kefarmasian di sarana kesehatan.
Departemen kesehatan RI. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai