MEMUTUSKAN
Tembusan :
1. PP IAI sebagai laporan;
2. Ketua Dewas PD IAI Papua;
3. Arsip
Lampiran SK Nomor : Kep-...../PD.IAI/VI/2023
1. KETENTUAN UMUM
1. Praktik kefarmasian yang meliputi pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan
farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian obat, pelayanan
obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat serta pengembangan obat, bahan obat
dan obat tradisional harus dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan sesuai ketentuan peraturan perundang undangan
2. Pengelolaan Kefarmasian meliputi perencanaan, pengadaan, penerimaan
,penyimpanan, pemusnahan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, termasuk audit
kefarmasian
3. Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan bertanggungjawab
kepada pasien yang berkaitan dengan Sediaan Farmasi dengan maksud mencapai hasil
yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
4. Apoteker Pemegang SIA adalah apoteker yang melaksanakan praktik pelayanan
kefarmasian dan praktik pengelolaan kefarmasian di Apotek
5. Apoteker pemegang SIPA pada Apotek adalah SIPA yang melekat pada SIA sehingga
memiliki hak untuk melakukan praktek pada Sarana Kefarmasian lainnya untuk SIPA
ke-2.
6. Dalam hal kerjasama Apoteker pemegang SIA dengan Pemodal, maka ketentuan
kerjasama yang dilaksanakan tertera pada Akta Perjanjian Kerjasama dan perjanjian
lain yang disepakati dengan mencantumkan besaran jasa praktik sebagai bagian dari
akta perjanjian tersebut
7. Jasa praktik terdiri dari :
a. Jasa Prakik Pengelolaan Sarana Kefarmasian
b. Jasa Praktik Pelayanan Kefarmasian
8. Dalam pelaksanaan poin (7), untuk pemberian jasa, dapat menjadi satu kesatuan
imbalan jasa atau terpisah sesuai dengan kesepakatan.
9. Selain pemberian jasa praktik sebagaimana pada poin (6), Apoteker wajib menerima
Tunjangan Kesehatan melalui BPJS Kesehatan, Tunjangan ketenagakerjaan melalui
BPJS Ketenagakerjaan dan Tunjangan Hari Raya.
10. Imbalan jasa Jasa praktik pengelolaan kefarmasian adalah Imbalan jasa yang diterima
sebagai akibat kerjasama antara apoteker pemegang SIA dengan pemodal dalam
menjalankan pengelolaan manajemen dan praktek kefarmasian dalam satu kesatuan.
11. Imbalan jasa praktik pelayanan kefarmasian yang dapat di terima oleh apoteker dari
Pemodal atas praktik kefarmasian yang meliputi sitting fee, swamedikasi sedangkan
dari Masyarakat atas praktik pelayanan kefarmasian yang meliputi konseling, visite,
home pharmacy care sesuai dengan jam praktek yang ditetapkan melalui papan praktek,
dimana terpisah dari jasa akibat kerjasama antara Apoteker pemegang SIA dan
Pemodal.
12. Sitting Fee adalah imbalan yang di terima oleh apoteker atas evaluasi kendali mutu di
fasilitas Pelayanan Kefarmasian meliputi : Pengkajian resep, dispensing, Pemantauan
Terapi Obat (PTO) dan Monitoring Efek Samping Obat (MESO).
13. Swamedikasi meliputi praktik penyerahan obat OTC, DOWA, disertai dengan
pemberian informasi obat
14. Konseling meliputi praktik penyerahan obat atas resep dokter dengan edukasi farmasi
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan dalam standar pelayanan kefarmasian yang
berlaku.
15. Visite meliputi praktik pelayanan kefarmasian diruang perawatan yang dilakukan di
fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki ruang rawat inap
16. Home pharmacy care meliputi praktik pelayanan kefarmasian ke rumah pasien
17. Biaya Operasional adalah biaya yang dikeluarkan atas beban operasional di fasilitas
kefarmasian
18. Surat Izin Praktik Apoteker (SIPA) adalah surat izin yang diberikan kepada apoteker
untuk dapat melaksanakan praktik kefarmasian
19. Surat Izin Apotek (SIA) adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota kepada apoteker sebagai izin untuk menyelanggarakan Apotek
20. Apoteker dapat memiliki SIPA yang melekat pada SIA, SIPA ke-2 dan SIPA ke-3
sesuai peraturan perundang-undangan yang ada.
21. Dalam pemberian rekomendasi praktek atas pengusulan SIPA tersebut, memperhatikan
waktu tempuh antara Praktek SIPA melekat SIA, ke praktek SIPA 2 DAN SIPA KE-3
yaitu maksimal 2 (dua) jam dan mempertimbangkan pemberian rekomendasi SIPA
yang dilakukan antar wilayah Kabupaten/Kota
2.3 Konseling* Penyerahan Obat Resep dengan Edukasi Farmasi / Min 0,5% UMK Jasa Konseling (Per Pasien) PILIHAN 15 Pasien Dilaksanakan Apabila V
komunikasi dua arah dengan pasien = 0,5 % dikali UMK menit/pasien Memiliki Ruang Praktek
Apoteker
2.4 Visite* Praktik pelayanan kefarmasian diruang perawatan yang Min 1% UMK Jasa Visite (Per Pasien) = PILIHAN /kunjungan Pasien Disepakati dengan Pasien V
dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki 1% dikali UMK
ruang rawat inap
2.5 Home Pharmacy Care Penyerahan Obat Resep ke rumah dengan Edukasi Farmasi Min 1% UMK Jasa HPC (Per Pasien) = 1% PILIHAN /kunjungan Pasien V
(HPC)* dikali UMK
* diajukan informed concern kepada pasien
II. JASA MINIMAL PRAKTEK APOTEKER (SIPA 2 DAN 3)
KOMPONEN JASA PEKERJAAN KEFARMASIAN UKURAN JASA DURASI SUMBER KETERANGAN JENIS PRAKTEK
PERHITUNGAN RUMUS SIFAT APOTEK KLINIK
1 JASA PRAKTIK PELAYANAN KEFARMASIAN
2.1 Sitting Fee Pengkajian Resep, Dispensing, PTO, MESO Min 60% UMK Sitting Fee Harian = (60% WAJIB Min 5 Jam Operasional Diterima di Akhir Bulan Kerja V V
dikali UMK) dibagi 25 Hari praktik/shift dan dibuktikan dengan
Kerja Presensi Sesuai Ketentuan
2.2 Swamedikasi Layanan OTC, DOWA dengan PIO Min 1% Omzet Jasa Swamedikasi = 1% PILIHAN PER BULAN Operasional V V
Penjualan OTC dan dikali labar bersih OTC dan
Layanan DOWA DOWA
2.3 Konseling* Penyerahan Obat Resep dengan Edukasi Farmasi / Min 0,5% UMK Jasa Konseling (Per Pasien) PILIHAN 15 Pasien Dilaksanakan Apabila V V
komunikasi dua arah dengan pasien = 0,5 % dikali UMK menit/pasien Memiliki Ruang Praktek
Apoteker
2.4 Visite* Praktik pelayanan kefarmasian diruang perawatan yang Min 1% UMK Jasa Visite (Per Pasien) = PILIHAN /kunjungan Pasien Disepakati dengan Pasien V V
dilakukan difasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki 1% dikali UMK
ruang rawat inap
2.5 Home Pharmacy Care Penyerahan Obat Resep ke rumah dengan Edukasi Farmasi Min 1% UMK Jasa HPC (Per Pasien) = 1% PILIHAN /kunjungan Pasien V V
(HPC)* dikali UMK
* diajukan informed concern kepada pasien
III. TUNJANGAN
Jenis Tunjangan yang dapat diberikan :
1. Perlindungan Asuransi BPJS Kesehatan Kelas 1
2. Perlindungan Ausransi BPJS Ketenagakerjaan Kelas 1
3. Tunjangan Hari Raya satu kali per tahun sebesar 1 kali besaran UMK yang diterima
IV. PENUTUP
Demikianlah Keputusan Ketua PD IAI Papua tentang Standar Jasa Profesi Apoteker di Apotek
dan Klinik disusun sebagai pedoman untuk Penetapan jasa professional Apoteker yang
berpraktik di Apotek dan Klinik pada wilayah Provinsi Papua