“FARINGITIS”
DOSEN PENGAMPUH :
OLEH KELOMPOK 7
FAKULTAS FARMASI
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur patut kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih tetap bisa menikmati alam ciptaan-Nya.
Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada teladan kita nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan
menjadi rahmat bagi seluruh umat.
Adapun dalam pembuatan makalah Farmakoterapi I ini telah kami usahakan semaksimal
mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak. Untuk itu kami tidak lupa menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari
segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Untuk itu, kami memohon kritik dan saran yang
sifatnya membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Akhir kata penyusun mengharapkan semoga dari makalah Farmakoterapi I tentang
“Faringitis” ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi
terhadap pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER.........................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................1
1.1.....................................................................................................................Latar Belakang
...........................................................................................................................................1
1.2................................................................................................................Rumusan Masalah
...........................................................................................................................................2
1.3..................................................................................................................................Tujuan
...........................................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................3
2.1.........................................................................................Definisi/Epidemiologi Faringitis
...........................................................................................................................................3
2.2.........................................................................................................Patofisiologi Faringitis
...........................................................................................................................................3
2.3........................................................................................................Gejala Klinik Faringitis
...........................................................................................................................................3
2.4.....................................................Penatalaksanaan dan Evaluasi Obat Penyakit Faringitis
...........................................................................................................................................3
2.5............................................................................................................Klasifikasi Faringitis
...........................................................................................................................................8
2.6.................................................................................Identifikasi Problem Medik Faringitis
...........................................................................................................................................9
2.7..................................................................................................Guideline Terapi Faringitis
...........................................................................................................................................9
2.8.......................................Contoh Kasus Penyakit Faringitis Menggunakan Metode SOAP
.........................................................................................................................................10
BAB III PENUTUP...................................................................................................................13
2.9..........................................................................................................................Kesimpulan
.........................................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) mengatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
yang sempurna, baik fisik, mental maupun sosial, dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat
(Mulat dan Suprapto, 2018). ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
Secara umum, ISPA terbagi kedalam dua golongan, yaitu ISPA bagian atas dan ISPA bagian
bawah. ISPA bagian atas mencangkup infeksi organ saluran pernapasan mulai dari hidung
sampai dengan faring. Istilah akut menandakan infeksi berlangsung selama kurang dari 14 hari.
Infeksi saluran pernafasan akut bagian atas terdiri dari common cold/ influenza, rinitis, sinusitis,
faringitis, dan tonsillitis (Hermawan dan Komang, 2015).
Salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan akut bagian atas adalah faringitis. Faringitis
muncul dengan gejala bervariasi, diantaranya nyeri tenggorokan tiba-tiba, demam, sakit kepala,
limfadenitis, dan kadang-kadang nyeri perut, mual, kelelahan, dan atau ruam. Tanda penyakit
tersebut meliputi demam yang bisa mencapai > 38,5°C dan tampilan hiperemis pada dinding
saluran nafas. Gejala atipikal yang sering muncul pada anakanak, seperti sakit perut atau muntah.
Faringitis akut sudah mencapai angka kejadian sekitar 2% dari keluhan pasien dewasa dan 6%
untuk pasien anak-anak setiap tahunnya (lebih dari 1 juta visitasi). Group A β-hemolytic
streptococcus (GABHS) adalah patogen yang paling sering ditemui, dan menyebabkan faringitis
akut mencapai 5-15% pada orang dewasa serta 15-36% pada anak-anak.
Faringitis merupakan penyakit umum pada dewasa dan anak-anak. National Ambulatory
Medical Care Survey dan National Hospital Ambulatory Medical Care Survey telah
mendokumentasikan antara 6,2 – 9,7 juta kunjungan anak-anak dengan faringitis ke klinik dan
UGD (Unit Gawat Darurat) setiap tahun, dan lebih dari 5 juta kunjungan orang dewasa per
tahun.3 Frekuensi munculnya faringitis lebih sering pada populasi anak-anak. Kira-kira 15-30%
kasus faringitis pada anak-anak usia sekolah dan 10% kasus faringitis pada orang dewasa (Triadi
dan I. Made, 2020).
1.3. Tujuan
Tujuan dari makalah ini berdasarkan rumusan masalah yaitu, sebagi berikut:
1. Untuk mengetahui definisi/epidemiologi dari faringitis
2. Untuk mengetahui patofisiologi dari faringitis
3. Untuk mengetahui gejala klinik dari faringitis
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan dan evaluasi obat penyakit faringitis
5. Untuk mengetahui klasifikasi faringitis
6. Untuk mengetahui identifikasi problem medik faringitis
7. Untuk mengetahui guideline terapi dari faringitis
8. Untuk mengetahui contoh kasus penyakit faringitis dengan menggunakan metode SOAP
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Definisi/Epidemiologi Faringitis
Faringitis adalah peradangan dinding faring yang disebakan oleh virus 40-60%, bakteri 5-
40%, alergi, trauma dan iritan. Faringitis akut merupakan salah satu klasifikasi dalam faringitis.
Faringitis akut penyakit peradangan tenggorokan yang bersifat mendadak dan cepat memberat
(Sidharti dkk., 2015).
Pada evaluasi ini obat dikategorikan sesuai dosis ketika jumlah yang diberikan
berada pada rentang dosis menurut pustaka. Dosis dinyatakan berlebih jika jumlah
yang diberikan lebih tinggi dari dosis tertinggi yang boleh diberikan dan dinyatakan
kurang jika lebih rendah dari dosis terendah yang boleh diberikan.
Pada Tabel 4 menunjukan adanya kasus dosis kurang, kasus dosis kurang yang
terjadi sebesar 3,51% pemberian dosis yang kurang akan mengakibatkan tidak
tercapainya efek terapi yang diinginkan dari obat tersebut dan tidak berefeknya
antibiotik karena tidak dapat mencapai KHM (Kadar Hambat Minimum) dalam cairan
tubuh, sehingga mikroorganisme yang menginfeksi tidak mati, kurangnya dosis dapat
mengakibatkan resistensi bakteri yang tersisa dalam tubuh. Perhitungan dosis
dilakukan berdasarkan berat badan dan umur pasien serta membandingkan dengan
literatur atau pustaka yang sah dan mutakhir.
Lama terapi antibiotika sangat tergantung pada tingkat keparahan infeksi dan jenis
bakteri yang menginfeksi. Secara umum ketidak tepatan lama pemberian ini adalah
karena lama pemberian antibiotika yang kurang dari yang telah ditetapkan oleh
standar. Lama pemberian antibiotika yang pendek dapat menyebabkan munculnya
kembali gejala klinis yang telah hilang, bahkan dapat juga menyebabkan timbulnya
resistensi pasien karena tidak terjamin apakah mikroorganisme sudah musnah atau
belum sehingga akan memperlama kesembuhan.
Penghentian penggunaan antibiotik yang tidak tepat dapat menyebabkan
terjadinya resistensi. Resistensi adalah ketahanan mikroba terhadap zat antimikroba
tertentu. Resistensi dapat terjadi melalui beberapa mekanisme : mikroorganisme
menghasilkan enzim yang merusak zat aktif, mikroorganisme mengubah
permaebilitas membran terhadap obat, perubahan struktur sasaran obat, perubahan
lintasan metabolisme, dan mikroorganisme mengubah enzim yang berfungsi untuk
metabolismenya menjadi kurang aktif terhadap obat.
b. Faringitis Kronis
1) Faringitis Kronis Hiperflasi Pada faringitis kronis hiperflasi terjadi perubahan mukosa
dinding posterior. Tampak mukosa menebal serta hipertofi kelenjar limfe di
bawahnya dan di belakang arkus faring posterior (lateral band). Dengan demikian
tampak mukosa dinding posterior tidak rata yang disebut granuler.
2) Faringitis Kronis Atrofi atau Faringitis sika Faring kronis atrofi sering timbul
bersama dengan rinitis atrofi. Pada rinitis atrofi udara pernapasan tidak diatur suhu
serta kelembapannya sehingga menimbulkan rangsangan serta infeksi faring.
c. Faringitis Spesifik
1) Faringitis Luetika
Treponema palidum yang dapat menimbulkan infeksi di daerah faring seperti
penyakit lues di organ lain. Gambran klinik tergantung stadium penyakitnya.
2) Faringitis Tuberkulosa
Kuman tahan asam dapat menyerang mukosa palatum mole, tonsil, palatum
durum, dasar lidah dan epiglotis. Biasanya infeksi di daerah faring merupakan proses
sekunder dari tuberkulosis paru, kecuali bila terjadi infeksi kuman tahan asam jenis
bovinum, dapat timbul tuberkulosis faring primer (Kemenkes, 2013).
METODE SOAP
Subjektif Objektif Assessment Plan
Seorang pasien Pada pemeriksaan Berdasarkan Dexametason
melaporkan keluhan nyeri fisik didapatkan : anamnesis pasien 0,5 mg (2x
tenggorokan dan nyeri Tensi : 120/80 mengeluhkan radang sehari 1 tablet)
telan sejak ±3 minggu mmHg tenggorokan dan Paracetamol
yang lalu. Nadi : 84 nyeri telan sejak ±3 500 mg (3 kali
Pasien juga mengeluhkan x/menit minggu yang lalu. sehari)
batuk berdahak dengan Respirasi : 24 Pasien juga mengeluh (demam)
dahak berwarna putih x/menit pusing (cekot cekot), Vitamin C 500
namun susah dikeluarkan, Suhu : 36,5°C. mual muntah, tidak mg (1 kali
dan beberapa hari nafsu makan, badan sehari)
kemudian menjadi serak. terasa lemas, dan
Pasien mengeluh adanya nyeri menjalar hingga
demam selama ±5 hari. telinga jika untuk
Edukasi
Mengedukasikan kepada mengenai istirahat yang cukup, makan makanan yang
lunak, berkumur dengan air garam, perbanyak minum minuman yang hangat, hindari
asap rokok, debu dan polutan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini yaitu :
Faringitis merupakan peradangan dinding faring yang disebakan oleh virus 40-60%,
bakteri 5-40%, alergi, trauma dan iritan.
Gejala yang biasanya ditimbulkan pada pasien faringitis yaitu nyeri tenggorokan, nyeri
kepala, demam, malaise, dan lain sebagainya.
Faringitis diklasifikasikan menjadi 3 meliputi faringitis akut, faringitis kronik dan
faringitis spesifik.
Penatalaksaan faringitis biasanya dengan pemberian antibiotik yang didasarkan pada
gejala klinis dan hasil kultur positif pada pemeriksaan usapan tenggorokan. Untuk
faringitis yang disebabkan oleh virus, pemberian antibiotic tidakdiperlukan, karena tidak
akan mempercepat waktu penyembuhan atau mengurangi derajat keparahan. Istirahat
cukup dan pemberian cairan yang sesuai merupakan terapi suportif yang dapat diberikan.
Selain itu, pemberian gargles (obat kumur) dan lozenges (obat hisap), pada anak yang
cukup besar dapat meringankan keluhan nyeri tenggorok. Apabila terdapat nyeri yang
berlebih atau demam, dapat diberikan parasetamol atau ibuprofen. Pemberian aspirin
tidak dianjurkan, terutama pada infeksi Influenza, karena insidens sindrom Reye kerap
terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Bisno, A et. Al., 2002. Practice Guldelines for The Diagnosis and Management of Group A
Streptococcal Pharyngitis. Clln Infect Dis.
Hermawan, dan Komang A. K. S., 2015. Pola Pemberian Antibiotik Pada Pasien Ispa Bagian
Atas di Puskesmas Sukasada II Pada Bulan Mei – Juni 2014. Jurnal Medika Udayana,
Vol. 3(10): 2303-1395.
Kemenkes RI., 2013. Riset Kesehatan Dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementerian Kesehatan Republuk Indonesia : Jakarta.
Lisni,I., Silvana ,O .,I, Entris S., 2018. Evaluasi Penggunaan Antibiotik pada Pasien Faringitis di
Suatu Rumah Sakit di Kota Bandung. Jurnal Farmasi Galenika, Vol. 2(1): 24-06-9299.
Mulat, T. C., dan Suprapto, 2018. Research Article Studi Kasus Pada Pasien Dengan Masalah
Kesehatan ISPA di Kelurahan Barombong Kecamatan Tamalate Kota Makassar. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Sandi Husada, Vol. 6(2): 2654-4563.
Sidharti L., Giok P., Rika L., dan Tri U,S., 2015. Kesesuaian Peresepan Penyakit Faringitis Akut
Terhadap Standar Pengobatan di Puskesmas Rawat Inap Simpur Bandar Lampung Tahun
2013. Jurnal Agromed Unila, Vol. 2(3).
Team Medical Mini Notes, 2019. Basic Pharmacology and Drug Notes. Makassar.
Triadi, D. A., dan I. Made S., 2020. Karakteristik Kasus Faringitis Akut di Rumah Sakit Umum
Daerah Wangaya Denpasar Periode Januari – Desember 2015. Intisari Sains Medis, Vol.
11(1): 2089-9084.
Wahidatunnur, Milamardia, Itsna F. A., Dewii N., Putri S. P., Eka F.F.N., Gta D., Elmira Z.,
Valentika F.S., Maulida, H. Hoirul F.M., Muhammad A. B., dan Liza P., 2018.
Pengetahuan Tentang Injeksi Vitamin C Untuk Kecantikan dan Penggunaannya yang
Benar di Kalangan Mahasiswi Kampus B Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal
Farmasi Komunitas, Vol. 5(1).