FARMAKOKETERAPI II
“Influenza”
Disusun Oleh:
Kelompok 4 S1-VIB
Dosen Pengampu :
Septi Muharni,M.Farm,Apt
PROGRAM STUDI S1 FARMASI
2020
2
KATA PENGANTAR
Bismillahirahmanirahim,
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan karunianya kami diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas makalah
ini yang membahas mengenai “Penyakit Infeksi Pernafasan Bawah”.
Dalam proses penyusunan makalah ini, tentunya kami mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran. Untuk itu tidak lupa juga saya berterima
kasih :
1. Kepada Ibu Septi Muharni,M.Farm,Apt selaku dosen mata kuliah
Farmakoterapi II
2. Kepada ke dua orang tua kami yang telah banyak memberikan motivator
kepada kami
3. Kepada teman-teman, sahabat dan segenap pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan satu persatu yang telah banyak membantu dan juga memberikan
dukungan
Penulis memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
untuk itu segala saran dan kritik guna perbaikan dan kesempurnaan sangat kami
nantikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penyusun dan para
pembaca pada umumnya.
Penulis
Kelompok 4
DAFTAR ISI
i
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar isi....................................................................................................................................ii
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................................1
1.1. Latar belakang masalah................................................................................................1
1.2. Rumusan masalah.........................................................................................................2
1.3. Tujuan penulisan...........................................................................................................2
Bab II Pembahasan....................................................................................................................3
2.1..............................................................................................................Definisi Influenza
........................................................................................................................................3
2.2..............................................................................................................Etiologi Influenza
........................................................................................................................................3
2.3......................................................................................................Patofisiologi Influenza
........................................................................................................................................5
2.4.............................................................................................Manifestasi Klinis Influenza
........................................................................................................................................7
2.5.....................................................................................Penatalaksanaan Terapi Influenza
........................................................................................................................................8
Bab III Penutup............................................................................................................................
3.1.......................................................................................................................Kesimpulan
3.2.................................................................................................................................Saran
Daftar Pustaka..............................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
termasuk obat bebas. Untuk itu dalam pemilihan obat flu diperlukan
kehati-hatian dan harus didasarkan pada gejala flu yang muncul. Pengetahuan
tentang influenza sangat diperlukan dalam pemilihan obatnya sehingga
masyarakat dapat memperhatikan komposisi obat flu yang diminum agar
komponen obat sesuai dengan gejala yang flu yang dialami (BPOM, 2006).
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pembuatan makalah ini, maka rumusan masalah
pada makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Influenza?
2. Bagaimana etiologi influenza ?
3. Bagaimana patofisiologi influenza?
4. Bagaimana manifestasi klinis influenza?
5. Bagaimana penatalaksanaan terapi influenza?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penulisan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui apa itu influenza
2. Untuk mengetahui bagaimana etiologi influenza
3. Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi influenza
4. Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan terapi influenza
BAB II
PEMBAHASAN
2
Dikenal tiga jenis influenza musiman (seasonal) yakni A, B dan
Tipe C. Di antara banyak subtipe virus influenza A, saat ini subtipe
influenza A (H1N1) dan A (H3N2) adalah yang banyak beredar di
antara manusia. Virus influenza bersirkulasi di setiap bagian dunia.
Kasus flu akibat virus tipe C terjadi lebih jarang dari A dan B. Itulah
sebabnya hanya virus influenza A dan B termasuk dalam vaksin
influenza musiman. Influenza musiman menyebar dengan mudah Saat
seseorang yang terinfeksi batuk, tetesan yang terinfeksi masuk ke
udara dan orang lain bisa tertular. Mekanisme ini dikenal sebagai air
borne transmission. Virus juga dapat menyebar oleh tangan yang
terinfeksi virus. Untuk mencegah penularan, orang harus menutup
mulut dan hidung mereka dengan tisu ketika batuk, dan mencuci
tangan mereka secara teratur (WHO, 2009).
Virus influenza A inang alamiahnya adalah unggas akuatik. Virus
ini dapat ditularkan pada spesies lain dan dapat menimbulkan wabah
yang berdampak besar pada peternakan unggas domestik atau
menimbulkan suatu wabah influenza manusia. Virus A merupakan
patogen manusia yang paling virulen di antara ketiga tipe infleuenza
dan menimbulkan penyakit paling berat, yang paling terkenal di
Indonesia adalah flu babi (H1N1) dan flu burung (H5N1)
(Spickler,2009).
a. Gejala
3
Gejala influenza biasanya diawali dengan demam tiba-tiba, batuk
(biasanya kering), sakit kepala, nyeri otot, lemas, kelelahan dan hidung
berair. Pada anak dengan influenza B dapat menjadi lebih parah
dengan terjadinya diare serta nyeri abdomen. Kebanyakan orang dapat
sembuh dari gejala-gejala ini dalam waktu kurang lebih satu minggu
tanpa membutuhkan perawatan medis yang serius. Waktu inkubasi
yaitu dari saat mulai terpapar virus sampai munculnya gejala kurang
lebih dua hari (Abelson, 2009). Pada masa inkubasi virus tubuh belum
merasakan gejala apapun. Setelah masa inkubasi gejala-gejala mulai
dirasakan dan berlangsung terus-menerus kurang lebih selama satu
minggu. Hal ini akan memicu kerja dari sistem imun tubuh yang
kemudian setelah kurang lebih satu minggu tubuh akan mengalami
pemulihan hingga akhirnya benar-benar sembuh dari influenza
(Spickler, 2009).
Untuk orang-orang dengan faktor resiko tinggi seperti usia di atas
65 tahun, atau orang-orang dengan penyakit tertentu seperti penyakit
kronis pada hati, paru-paru, ginjal, jantung, gangguan metabolik
seperti diabetes melitus, atau orang yang sistem imunnya rendah
berpotensi mengalami keparahan. Kadang sulit untuk membedakan flu
dan salesma pada tahap awal infeksi ini, namun flu dapat diidentifikasi
dengan adanya demam mendadak dan rasa lelah atau lemas (Spickler,
2009).
Prognosis pada umumnya baik, penyakit yang tanpa komplikasi
berlangsung 1-7 hari. Kematian terbanyak oleh karena infeksi bakteri
sekunder. Bila panas menetap lebih dari 4 hari dan leukosit >
10.000/ul, biasanya didapatkan infeksi bakteri sekunder (WHO, 2009).
4
nfluenza C biasanya hanya menyebabkan penyakit saluran pernafasan
yang sangat ringan, bahkan terkadang tidak menimbulkan gejala. Virus
influenza A menyebabkan epidemic flu yang bersifar regular dan musi
man. Sedangkan, virus influenza B menyebabkan wabah sporadic.
Virus influenza A dapat dibedakan menjadi subtype-suptype berdasark
an permukaan antigennya (hemagutinin (H) dan neuraminidase (N)). S
ampai saat ini , diketahui terdapat 16 subtipe H(H1-H16) dan 9 subtipe
N (N1-N9).
Tubuh yang memiliki imunitas terdapat salah satu sub tipe virus influe
nza yang tidak dapat memberikan perlindungan terhadap sub tipe atau t
ipe virus yang lain.
Virus influenza A dapat sangat bervariasi karena mudah mengalami m
utasi dan revolusi (perubahan) genetik.
a. Mutasi pada permukaan antigen dari subtype virus tertentu akan m
enyebabkan sedikit perubahan pada molekul hemaglutinin dan atau
neuroraminidase. Perubahan ini yang disebut dengan antigenic drif
t. Antigenic drift inilah yang menyebabkan terjadinya epidemic infl
uenza.
b. Perubahan (revolusi) ginetik pada virus influenza , yang disebut se
bagai antigetic shift, memungkinkan terjadinya perpindahan virus d
ari hewan ke hewan lainnya dan manusia. Antigenic shift ini dapat
melalui 3 cara ,yaitu :
1. Virus influenza A yang berasal dari unggas dan manusia mengi
nfeksi sel inang perantara yang sama, misalnya: babi(babi mer
upakan sel inang perantara yang dapat mendukung pertumbuha
n berbagai macam subtype virus influenza). Karena kedua viru
s menginfeksi sel inang yang sama, makaakan terbentuk strain
virus baru
2. Virus influenza A dari unggas tanpa terlebih dahulu mengala
mi perubahan genetika dapat langsung menginvestasi manusia
sehingga menghasilkan strain virus baru.
5
3. Virus influenza A dari unggas tanpa terlebih dahulu mengala
mi perubahan genetika dapat langsung menginfeksi manusia se
hingga menghasilkan strain virus baru.
Jika strain virus baru ini dapat beriplikasi dalam sel manusi
a , dapat disebakan dari satu orang ke orang lain,dan mempengaruh
i populasi maka akan terjadi pendemik influenza .
Virus influenza ini sangat menular. Virus ditularkan dai satu orang ke
orang lainnya melalui inhalasi droplet yang dapat berada di udara yang
berasal dari batuk atau bersin si penderita: atau kontak langsung (seper
ti: berbagai benda (sapu tangan,sendok,garpu,dll)berciuman). Atau tida
ak langsung (misalnya: memegang kenop pintu, ganggang pintu,dll) de
ngan secret saluran pernafasan orang yang terinfeksi . oleh karena itu,u
ntuk mencegah penularan,sebaiknya selalu menutup hidung dan mulut
saat batuk atau bersin, dan biasanya mencuci tangan.
Secara umum,masa inkubasi untuk influenza adalah sekitas 1-4 hari (ra
ta-rata 2 hari)
Penyebab virus influenza akan terus terjadi selama orang yang terinfek
si menyebarkan virus dari saluran pernafasannya. Pada orang dewasa p
enyebaran virus influenza berkisar antara 5-7 hari sejak timbulnya geja
la. Sedangkan pada anak-anak , dapat bertahan sampai 10 hari sejak ti
mbulnya gejala. Pada pasien dengan gangguan system imun, penyebar
an virus dapat bertahan sampai berminggu-minggu, bahkan sampa ber
bulan-bulan.
6
Tanda dan gejala penyakit influenza pada umumnya akan membaik de
ngan sendirinya dalam waktu 3-7 hari,meskipun batuk dan malaise dap
at bertahan hingga 2 minggu.
Penyakit influenza memiliki batuk yang bervariasi berdasarkan tingkat
keparahannya, melalui dari infeksi yang asimtomatik(tanpa gejala), inf
eksi saluran pernafasan atas ringan, sampai dengan penyakit yang para
h yang mengancam jiwa dengan atau tanpa komplikasi( seperti: terjadi
perburukan kondisi penyakit lainnya,pneumonia parah yang disebakan
oleh virus sehingga menyebabkan kerusakan multiorgan).
Penyakit influenza ringan tanpa komplikasi ditandai dengan gejala um
um,seperti: demam(belum tentu di alami oleh semua pasien), batuk, sa
kit tenggorokan, hidung tersumbat, nyeri oto, sakit kepala, menggigil, t
erkadang diare dan muntah, tetapi tidak ada sesak nafas atau dispepne
a.
Pasien dengan penyakit influenza ringan dapat berkembang menjadi pe
nyakit yang parah. Progresifitas penyakit influenza ini dapat terjadi de
ngan cepat, yaitu dengan waktu 24 jam.
Penyakit influenza yang progresif ditandai dengan gejala-gejala umum
yang sama dengan influenza ringan: namun, disertai dengan nyeri dada
oksigenasi yang buruk (seperti: hipoksia, nafas yang cepat pada anak-a
nak). Insufisiensi kardiopulmoner (seperti: tekanan darah rendah), gan
gguan system saraf pusat(seperti : kebingunan(konfusional), perubahan
status mental, dehidrasi parah , atau perburukan penyakit kronis yang d
imiliki (misalnya: asma, penyakit paru obstruksi menahun, gagal ginjal
kronis, gangguan fungsi hiperkronis, diabetes, atau penyakit kardiovas
kular (misalnya: gagal jantung kongesti)).
Penyakit influenza yang parah dengan atau tanpa komplikasi ditandai d
engan gejala penyakit saluran pernafasan bawah (misalnya: hipoksia y
ang memerlukan oksigen tambahan , radiogram dada yang abnormal, v
entilasi mekanik, fenomania), lain pada system saraf puat ( ensefalitis,
encefalafati), komplikasi tekana darah rendah (syok,kerusakan organ),
neukarditis atau robdomiolisis, atau infeksi bakteri sekunder berdasark
7
an hasil labolatorium atau gelaja klinis (misalnya: suhu tinggi dan gejal
a lain yang menetap lebih dari 3 hari)
8
yang diaktivasi oleh pH. Kanal M2 merupakan pintu masuk ion ke
virion selama proses uncoating. Hal ini menyebabkan destabilisasi
ikatan protein-protein serta proses transpor DNA virus ke nukileus.
Selain itu fluks kanal ion M2 mnegatur pH ke kopartemen
instraselular, terutama aparatus golgi. Perubahan kopartemental
pada pH ini mengstabilkan hemaglutinin virus influenza A (HA)
selama transpor ke instra sel.
Indikasi. Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A
Dosis. Amantadin dan rimantadin tersedia dalam bentuk tablet dan
sirup untuk penggunaan oral.
Amantadin diberikan dalam dosis 200 mg per hari (2 kali 100 mg
kapsul). Sedangkan rimantadin diberikan dalam dosis 300 mg per
hari (2 kali sehari 150 mg tablet). Dosis amantadin harus
diturunkan pada pasien dengahn insufisiensi renal, namun dengan
rimantadin, hanya perlu diturunkan pada pasien dengan klirens
kreatinin ≤ 10 ml/menit.
Efek samping. Yang tersering adalah gastrointestinal ringan yang
tergantung dosis. Efek samping SSP seperti kegelisahan, kesulitan
berkonsentrasi, insomnia, dan kehilangan nafsu makan terjadi
pada 5-33% pasien yg mendapatkan amantadin, namun lebih
jarang pada rimantadin. Efek neorotoksi amantadin meningkat jika
diberikan bersamaan dengan antihistamnin dan obat antikolinergik,
terutama pada pasien lanjut usia.
9
Mekanisme kerja. Asam N-asetilneuraminat merupakan komponen
mukoprotein pada sekresi respirasi, virus berikatan pada mukus
namun yang menyebabkan pnetrasi virus ke permukaan sel adalah
enzim neurominidase. Hambatan terhadap enzim tersebut
mencegah terjadinya infeksi, yang menghambat pelepasan virus
yang optimal dari sel yang terinfeksi sehingga menghambat
menyebaran virus dan infeksi natar sel.
Indikasi. Terapi dan pencegahan infeksi virus influenza A dan B.
Dosis. Zanamivir diberikan perinhalasi dengan dosis 20 mg per
hari (2 kali 5 mg, setiap 12 jam) selama 5 hari. Oseltamivir
diberikan peroral dengan dosis 150 mg perhari (2 kali 75 mg
kapsul, setiap 12 jam). Terapi dapat diberikan seawal mungkin,
dalam waktu 48 jam setelah onset gejala.
Efek samping. Umumnya, zanamivir dapat ditoleransi dengan baik.
Efek samping yang relatif ringan yang dilaporkan pada terapi
zanamivir adalah gejala saluran nafas atas dan saluran cerna,
namun laporan terakhir zanamivir juga dapat menyebabkan batuk,
bronkospasme dan penurunan fungi paru reversible pada beberapa
pasien. Jika pasien dengan disfungsi paru dan harus mendapatkan
terapi zanamivir maka direkomedasikan untuk memberi
bronkodilator dan memberhentikan zanamivir jika menyebabkan
kesulitan bernafas.
Efek samping yang sering timbul dengan terapi oseltamivir
(pada 5-10% pasien) adalah mual, muntah, nyeri abdomen.
Biasanya efek samping tersebut akan hilang sendirnya dalam
waktu satu atau dua hari. Ada laporan oseltamivir dapat
menyebabkan sakit kepala pada suatu studi profilaksis pada usia
lanjut.
10
c. Evaluasi hasil terapi
Monitoring perbaikan gejala influenza, demam, nyeri otot, sakit
kepala, malaose, batuk tidak produktif, sakit tenggorokan dan
rinitis. Gejala-gejala tersebut akanmembaik dengan sendirinya
dalam waktu 1 minggu. Jika dalam waktu 10 hari tanda dan gejala
penyakit influenza tidak membaik atau bahkanmemburuk setalah 7
hari, maka sebaiknya berkonsultasi ke dokter karena
mengidentifikasikan adanya infeksi bakteri skunder.
Monitoring fungsi saluran pernafasan (bila pasien memiliki
riwayat penyakit saluran pernafasan).
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Influenza adalah infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus
influenza, dan menyebar dengan mudah dari orang ke orang. Virus ini beredar
di seluruh dunia dan dapat mempengaruhi orang tanpa memandang usia dan
jenis kelamin.Diagnosis klinis penyakit influenza sulit untuk ditegak kan karna
gejalannya mirip dengan penyakit saluran nafas lainnya.Terapi farmakologi
yang dapat diberikan yaitu Antuvirus yang dapat digunakan untuk pengobatan
dan profilakasis influenza adalah golongan adamantanes (amantadin dan
rimantadin) dan inhibitor neuraminidase (oseltanivir dan zanamivir).
3.2 Saran
Jagalah kesehatan yang telah diberikan Allah sebagai anugrah terbesar
sehingga kita terhindar dari virus influenza yang dapat mengganggu
aktifitas kita sehari hari dengan melakukan pencegahan di secara dini dan
jangan lupa menjaga kebersihan baik dari badan,tempat, maupun pakaian
karena dengan kebersihan semoga kita terhindar dari -irus tersebut
12
DAFTAR PUSTAKA
Mubarak, I.W., 2009, Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori Dan Aplikasi, Jakarta,
Salemba Medika.
Syarif amir, dkk, 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Fakultas Kedokteran Uni
versitas Indonesia.
13
14