OLEH:
KELOMPOK II (KELAS B)
badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan
Dalam proses pembuatan obat atau bahan obat industri farmasi harus
memiliki izin badan usaha dari Menteri Kesehatan RI. Selain itu industri
sintetik dan industri obat tradisional. Peredaran obat sintetik sangat pesat
kesehatan terus digalakkan melalui berbagai uji mulai dari uji pra klinik
disesuaikan dengan standar CPOTB yang berlaku. Setiap proses mulai dari
Ekstran phllantus Nyruri yang digunakan sebagai bahan aktif dari sediaan
didirikan pada tanggal 06 Juni 2006, oleh Dr. Muh. Adnan Muslim, S.Si.,
masyarakat
Indonesia, baik untuk kategori obat yang diresepkan (Ethical) atau obat
PT. Obtrasio
BANDUNG - INDONESIA
Oke. Warna dari huruf yaitu hijau yang melambangkan alami, tangan yang
II.1.3 Visi
II.1.4 Misi
konvensional
SERTIFIKAT YANG PERNAH DIDAPATKAN
BANDUNG_INDONESIA
TABLET EFFEVESCENT
BAB III
PPIC, Produksi, Quality Control (QC), Quality Assurance (QA). Berikut ini
1. DIREKTUR
perusahaan.
2. PLAN MANGER
Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi,
dapat mengetahui apa yang harus mereka capai, dengan siapa mereka
harus bekerja sama, dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan
kurang efesien.
yang terarah dan terencana, karyawan dapat bekerja lebih efesien dan
dengan kenyataan yang ada. Tanpa adanya rencana, manajer tidak akan
3. HRD
HRD & GA Manager Head Office. Tugas dan fungsi HRD berkaitan
diantaranya:
karyawan di pabrik agar selalu berada dalam iklim kerja yang baik.
macam training.
terhadap karyawan.
lingkungan pabrik.
perusahaan.
a. Pegawai :
- Pria/wanita WNI
- Seleksi berkas
- Psikotest
- Tes kesehatan
c. Training program :
d. Gaji dan bonus akan diberikan pada setiap akhir bulan ke rekening
karyawan masing-masing
sangat vital dan sangat menentukan dari segi kulitas dan kuantitas
a) Disiplin kerja
perusahaan.
memiliki jam kerja yang telah ditentukan yaitu hari kerja karyawan
antara senin sampai jumat dari pukul 08.00-16.00 WIB dengan waktu
c) Pelatihan karyawan
sasaran perusahaan.
ditetapkan.
akan dihadapinya.
4. Pemeriksaan kesehatan khusus bagi visual inspektor berupa
product, price, place dan promotion sering berhasil untuk barang, tetapi
Sedang Yazid (1999), menegaskan bahwa marketing mix untuk jasa terdiri
dari 7P, yakni: product (produk), price (harga), place (tempat), promotion
(proses).
Produk (Product)
pasar, para pemasar perlu berpikir melalui lima tingkatan produk dalam
dari:
kesehatan”.
Harga (Price)
upah, gaji dan sebagainya. Disamping itu harga merupakan unsur bauran
yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah dengan cepat Kotler, (1997).
berpedoman pada :
a) Keadaan/kualitas barang,
3. Promosi (Promotion)
a) Personal Selling
membelinya.
b) Mass Selling
1) Periklanan
2) Publisitas
Publisitas adalah bentuk penyajian dan penyebaran ide barang dan
3) Sales Promotion
4) Publik Relation
5) Direct Marketing
lokasi.
tenaga penjual.
Tempat (Place)
kekuatan lain yang ada saat ini maupun yang potensial dalam
lingkup pemasaran.
penawaran tersebut.
dilakukan.
d. Pemesanan, yaitu komunikasi dari para anggota saluran
saluran pemasaran.
Orang (People)
aspek yaitu:
a) Service People
perusahaan.
b) Customer
daya manusia.
a. An Attention-Creating Medium
b. As a Message-Creating Medium
Menggunakan simbol atau isyarat untuk mengkomunikasikan
produk jasa.
c. An Effect-Creating Medium
Proses (Process)
yang penting jasa yang dia terima harus memuaskan. Proses terjadi
I. Rancangan Formula
Ekstrak Meniran 50 mg
Sakarin 0,6 %
PVP 0,5 %
Laktosa ad 100 %
a. Asam Sitrat
Asam sitrat bentuk anhidrat atau monohidrat merupakan
hablur bening, tidak berwarna atau serbuk hablur granul
sampai halus, putih, tidak berwarna, tidak berbau, memiliki
rasa sangat asam, sangat mudah larut dalam air, larut dalam
etanol, agak sukar larut dalam eter dan bersifat higroskopis.
Pada kelebaban relatif antara 65% -75% asam sitrat
menyerap kelembaban (DEPKES RI 1995), asam sitrat
memiliki titik leleh hingga 100% dan akan meleleh pada suhu
75oC. Asam sitrat berfungsi sebagai sumber asam pada
tablet effervescent.
b. Asam Tartrat
Asam tartrat memiliki bentuk hablur, tidak berwarna atau
bening atau serbuk hablur halus sampai granul, warna putih
tidak berbau, rasa asam dalam bentuk asam tartrat stabil di
udara. Asam tartrat sangat mudah larut dalam air, larut
dalam metanol dan etanol, praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter (Departemen Kesehatan RI, 1995).
Asam tartrat memiliki titik leleh antara 168oC-170oC. Pada
formulasi tablet effervescent asam tartrat biasanya
digunakan sebagai sumber asam bersama asam sitrat.
Asam tartrat bersifat lebih higroskopis dibandingkan asam
sitrat (Rowe, Sheskey, dan Quinn, 2009).
c. Natrium Bikarbonat
Natrium bikarbonat berupa hablur tidak berwarna atau
serbuk hablur putih. Mudah larut dalam air, lebih mudah
larut dalam air mendidih. Natrium bikarbonat ini
menghasilkan rasa yang enak dan segar karena
mengandung karbonat yanga dapat menghasilkan gas CO2
serta membantu memperbaiki rasa beberapa obat tertentu
(Allen,2002). Selain sebagai sumber karbon dioksida,
natrium bikarbonat dalam formulasi effervescent juga
berfungsi sebagai penstabil karena kemampuannya
mengabsorbsi lembab yang dapat menginisiasi reaksi
effervescent (Lachman et al;1986).
d. Magnesium Stearat
1. Garam magnesium, kalsium dan seng dari asam
stearat adalah bahan pelicin yang paling efisien yang
paling umum digunakan. Konsentrasi efektif yang
digunakan adalah 1% atau kurang, karena
bagaimanapun bahan-bahan tersebut tidak larut air
sehingga dapat menghalangi hancurnya tablet dan
menghasilkan larutan yang tidak jernih (Mohrle,1989).
Mg stearat (C36H70MgO4) banyak digunakan sebagai
bahan pelicindalam proses pembuatan tablet dan lebih
efisien karena dengan jumlah yang sangat sedikit
sudah cukup untum memperbaiki waktu alir
serbuk/granul.
2. Zat pelincir yang paling banyak dipakai yaitu talk, asam
stearat, garam stearat dan derivatnya.bentuk garam
yang paling banyak dipakai adalah kalsium dan
magnesium stearat (Banker dan Anderson,
1994).magnesium stearat merupakan salah satu zat
pelincir yang dgunakan dalam tablet. Anti rekat atau
pelincir yaitu zat yang meningkatkan aliran bahan
memasuki cetakan tablet serta membuat tablet menjadi
lebih bagus dan mengkilat (Lieberman et al, 1989).
e. Natrium Sakarin
1. Pemberi rasa pada sediaan Farmasi digunakan untuk
bentuk-bentuk sediaan cair. Seluruh pengecap rasa
dimulut berlokasi pada lidah dan mengadakan respon
yang cepat terhadap sediaan yang diminum. Obat
dalam bentuk cair berhubungan langsung dengan
pengecap rasa. Penambahan zat pemanis rasa
kedalam sediaan obat dimaksudkan untuk
menyembunyikan rasa obat yang tidak disukai.
Pemanis yang biasa digunakan adalah sakarin,
sukrosa dan aspartam (Ansel, 1989). Bahan pemanis
buatan yang disarankan dalam tablet effervescent
adalah sakarin atau bentuk garam natrium dan
kalsiumnya dan aspartam Linberg et al 1992).
Konsentrasi Natrium Sakarin sebagai pemanis yang
umum digunakan adalah 0,075-0,6% (Allen, 2002).
2. Natrium sakarin adalah agen pemanis intensif yang
digunakan dalam minuman, produk makanan,
memformulasi farmasi seperti tablet, serbuk, jel,
suspensi, cairan, dan obat kumur. Natrium sakarin jauh
lebih mudah larut dalam air dari pada sakarin, dan lebih
sering digunakan dalam formulasi farmasi. Natrium
sakarin meningkatkan sistem rasa dan dapat
digunakan untuk menutupi karakteristik rasa yang tidak
enak (Rowe et al, 2009).
f. PVP (Polivinil Pirolidone)
1. PVP merupakan hasil polimerasi 1-vinyl-2pyrolidinone.
Dalam bentuk polimer PVP dengan rumus molekul
(C6H9NO)n, bobot molekul berkisar antara 2500-
3.000.000. pemerian PVP berupa serbuk putih atau putih
kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau,
higroskopis. PVP mudah larut dalam air, ethanol (95%)p,
kloroform p, keton, metanol. Prakis tidak larut dalam eter
hidrokarbon dan mineral oil selain sebagai bahan
pengikat pada pembuatan tablet, PVP juga dapat
digunakan sebagai agen pensuspensi meningkatkan
disolusi, meningkatkan kelarutan dan menambah
viskositas baik sediaan oral maupun topikal.
Penggunaan PVP dalam formulasi tablet dalam
konsentrasi 0,5-5% (Kibbe,2006).
2. Pemakaian bahan pengikat disesuaikan dengan bahan
aktif, dalam pembuatan tablet effervescent bahan
pengikat yang biasa digunakan adalah PVP (Polivinil
Pirolidon). Polivinil pirolidon adalah pengikat yang
serbaguna dan salah satu yang paling banyak
digunakan, mudah larut dalam air, alkohol dan pelarut
organik lain. Polivinil pirolidon biasanya digunakan
sebagai pengikat di dalam tablet effervescent dan tablet
kunyah karena pembuatan dengan pengikat ini
mempunyai daya simpan yang lebih lama (Mohrle,
1989).
g. Laktosa
1. Laktosa merupakan bahan pengisi yang paling banyak
digunakan karena tidak bereaksi dengan hampir semua
bahan obat yang digunakan dalam bentuk hidrat atau
anhidrat dan dapat larut air (Banker dan Anderson,
1994).
2. Laktosa memiliki sifat bahan pengisi yang baik, antara
lain dapat larut dalam air rasanya enak, non higroskopis,
tidak reaktif dan menunjukkan kombaktibilitas yang baik
(Alderborn,2002).
Toksisitas :
Interaksi Obat :
RM Senyawa : -
BM Senyawa : -
Inkompabilitas :
Saran dan :
Penyimpanan
Konsentrasi : 8,1%
RM : C6H8O7H2O
BM : 210,14
pH larutan : 2,2
Informasi Lain : -
Konsentrasi : 12,6
RM/BM : C4H6O6/150,09
pH Larutan : -
Titik lebur : -
Informasi Lain : -
Konsentrasi : 24,3 %
RM/BM : NaHCO3/84.01
pH Larutan : -
Informasi Lain : -
Konsentrasi : 0,1%
pH Larutan : -
Informasi Lain : -
Konsentrasi : 0,6%
RM/BM : C7H4NNaO3S/205.16
pH Larutan : -
Titik lebur : -
Informasi Lain : -
Konsentrasi : 0,5%
RM/BM : -
pH Larutan : -
Titik lebur : -
Informasi Lain : -
7. Inkompabilitas
Konsentrasi : Ad 100%
pH Larutan :
Titik lebur :
Informasi Lain :
sehingga bisa dipertahankan stok minimal yang ideal dan tetap terjamin
yang terkait langsung dengan proses produksi (bahan awal, produk ruahan,
& produk jadi) agar produksi dapat berjalan lancar, efektif dan efisien.
1. Fungsi Perencanaan
mencapai sasaran.
2. Fungsi Pengendalian
Marketing
kualitas SDM.
setiap tahun.
perusahaan.
Purchasing
yang akan memasok bahan/alat yang akan dibeli serta dokumentasi surat
pembelian barang.
order requisition (OR) menjadi purchase order (PO), lalu dikirim ke supplier.
dan lain-lain)
4. Mencari produk, material atau supplier baru, yang dapat memberikan
Pemilihan Supplier
DMF (Drug Master File) yang merupakan salah satu standar yang
yang dipasok.
Setiap produk yang diproduksi telah memiliki bill of material tersendiri. Bill
baku dan bahan kemas yang dibutuhkan untuk proses produksi untuk setiap
requirement), jumlah dari bahan tersebut dan waktu disaat bahan tersebut
akan dibuat ratingnya berdasarkan kualitas dan harga dari bahan. Hasil
kepemasok.
Bahan awal berupa zat aktif maupun zat tambahan yang datang dari
(PO), sertifikat analisis bahan (CoA) dari bahan awal tersebut serta tampilan
fisik, kesesuaian label dengan bahan dan kondisi bahan awal. Bila
untuk dilakukan analisa dan untuk setiap bahan awal dibuat nomor kontrol
oleh warehouse. Pada nomor kontrol terdapat kode RA (Raw Active) untuk
zat aktif dan RT (Raw Tambahan) untuk eksipien. Nomor kontrol itu sendiri
merupakan nomor BPB sesuai dengan urutan bahan yang datang pada
bulan tersebut. Setelah bahan awal dianalisa dan mendapatkan status dari
departemen QC, maka rangkap ketiga dari BPB akan diberikan kepada
departemen QC.
label bahan awal, kesesuaian antara CoA dengan label bahan awal dan
Bahan
(kering)
bikarbonat
5. Magnesium 2 mg 2.000 g
stearat
Total 1.838.396.000
Prosedur penerimaan bahan baku dan bahan kemas yaitu Bagian PPIC
oleh pihak gudang dengan PO yang berisi jenis, jumlah, dan tanggal
kebutuhan barang dan suplai yang disetujui. Jika sesuai, maka barang yang
diterima akan disimpan digudang karantina dan diberi label karantina yang
nomor kontrol, nomor kode, jumlah barang dan nama pemasok. BPB terdiri
dari 4 rangkap, yang asli diberikan kepada bagian Accounting untuk proses
menganalisa sampel. Setelah itu baru didapatkan hasi apakah barang yang
Jumlah kualitas barang yang dapat diperoleh dengan biaya yang minimal.
menggunakan rumus
√2 𝑥 𝑅 𝑥 𝑆
EOQ = 𝐶
Ket :
EOQ = pembelian
periode
bagian Produksi
menjamin senantiasa
menghasilkan produk yang memenuhi persyaratan mutu serta memenuhi
ketentuan izin pembuatan dan izin edar (registrasi). Untuk bahan mentah -
baik yang dibudidayakan maupun yang hidup secara liar, dan yang
digunakan baik dalam bentuk bahan mentah maupun sudah melalui tehnik
pertama dalam proses produksi, dalam hal ini di mana persyaratan teknis
fermentasi
Dalam hal bahan aktif, sesuai definisi dalam Glosarium, terdiri hanya dari
rajangan atau serbuk, aplikasi dari persyaratan teknis ini dimulai pada
termasuk pengemasan.
penghalusan.
Bahan awal
Bahan awal di area penyimpanan hendaklah diberi label yang tepat. Label
penerimaan bahan;
meyakinkan bahwa wadah tertutup rapat dan diberi label dengan benar dan
bahan pengemas, produk antara dan produk ruahan yang telah diluluskan
diserahkan.
antara dan produk ruahan yang terkait dari satu bets saja yang boleh
ditempatkan dalam area penyerahan. Setelah penimbangan, penyerahan
dan penandaan, bahan awal, produk antara dan produk ruahan hendaklah
Pengolahan
kecuali tidak ada risiko terjadi campur baur atau kontaminasi silang. Kondisi
memastikan area pengolahan dan peralatan bersih dan bebas dari bahan
Wadah dan tutup yang dipakai untuk bahan yang akan diolah, produk
antara dan produk ruahan hendaklah bersih dan dibuat dari bahan yang
tepat sifat dan jenisnya untuk melindungi produk atau bahan terhadap
hendaklah diberi label dengan benar dan dikarantina sampai diluluskan oleh
bagian pengawasan mutu. Semua pengawasan selama-proses yang
dan diperiksa serta dibandingkan dengan hasil teoritis. Batas waktu dan
disimpan.
yang sama atau dilengkapi sistem pengendali udara yang tertutup maka
fisik, prosedural maupun penandaan. Tiap kali sebelum dipakai, punch dan
Kegiatan pengamasan
mutu produk akhir yang dikemas. Hendaklah ada prosedur tertulis yang
pengemas cetak dan bukan cetak serta bahan cetak lain yang akan dipakai
terhadap produk ruahan, bahan pengemas cetak dan bahan cetak lain,
bersih serta bebas dari produk lain, sisa produk lain atau dokumen lain yang
PROSES PRODUKSI
a. pembuatan ekstrak
penimbangan sebelumnya.
c. Pengolahan
Sebelum proses produksi dimulai, semua bahan yang akan
kadar airnya, alat yang digunakan untuk mengecek kadar air adalah
d. Pengemasan
minuman.
peti kemas.
Departemen pengawasan dibagi menjadi dua area yaitu grey
area (daerah abu-abu) dan black area (daerah hitam). Grey area
bagian produksi dalam bentuk bulk dan sudah dirilis oleh QC. Black
1. Pengolahan ekstrak
Simplisia Meniran
Maserasi
Etanol 95%
Ekstrak kental
Pengeringan
freeze dry
Ekstrak kering
Produksi Tablet
2. Pembuatan tablet
Penimbangan
Bahan Aktif
+
Bahan Tambahan
Pencampuran
Granulasi basah
QC
Kadar air
Zat aktif
Pengeringan
Pengayakan
Pencampuran
QC
Pencetakan tablet Kadar zat aktif
Kekerasan
Kerapuhan
Keseragaman
bobot
Pengemasan Disolusi
QC
primer Waktu hancur
Pemeriksaan
visual
Pengemasan
sekunder
1) Identitas Simplisia
2) Uji Organoleptik
3) Uji Mikroskopik
bawah mikroskop.
kurang lebih 5g yang telah dikeringkan. Bahan uji dimasukkan kedalam labu
bersumbat dan air jenuh kloroform ditambahkan sebanyak 100 mL, bahan
uji dikocok berkali-kali selama 6 jam pertama kemudian bahan uji dibiarkan
selama 18 jam. Setelah itu, bahan uji disaring lalu bahan uji sebanyak 20
mL filtrat diuapkan hingga kering didalam cawan dangkal beralas datar yang
telah dipanaskan 105ºC dan ditara, dipanaskan sisa bahan uji pada suhu
105ºC hingga bobot tetap, dan kadar dihitung dalam % sari larut air.
bahan uji dikocok berkali-kali selama 6 jam pertama kemudian bahan uji
mL filtrat diuapkan hingga kering didalam cawan dangkal beralas datar yang
telah dipanaskan 105ºC dan ditara, sisa bahan uji dipanaskan pada suhu
105ºC hingga bobot tetap, dan kadar dihitung dalam % sari larut etanol.
botol hingga lapisan setebal kurang lebih 5 sampai 10 mm, bahan uji
uji dikeringkan pada suhu penetapan hingga bobot tetap. Sebelum setiap
krus silikat yang telah dipijar dan ditara, pijarkan perlahan-lahan hingga
arang habis, dinginkan dan ditimbang. Kadar abu total dihitung terhadap
larut dalam asam dikumpulkan lalu disaring melalui kertas saring bebas
abu, cuci dengan air panas,di pijarkan dalam krus hingga bobot tetap. Kadar
abu yang tidak larut dalam asam dihitung terhadap simplisia, dinyatakan
dalam % b/b.
2. Evaluasi Ekstrak
a. Pemeriksaaan organoleptis
ditandai seluas 2,5 x 2,5 cm, kemudian dicari titik tengahnya. Kurang lebih
dengan gelas objek yang lain dan ditekan dengan beban seberat 1 kg
selama 5 menit. Kedua objek gelas yang saling berlekatan itu dipasang
pada alat uji dengan beban 80 gram. Dicatat waktu yang diperoleh sampai
c. Uji viskositas
bejana stainless steel dan dipilih rotor yang sesuai dengan konsistensi
ekstrak.Rotor dipasang pada alat uji dan diatur sehingga rotor tercelup
dalam ekstrak dan alat uji dihidupkan.Dicatat skala yang ditunjukkan oleh
yakni sampai perbedaan kadar air antara dua penimbangan berturut – turut
secara seksama kemudian larutkan dalam etanol sampai volume 5,0 ml,
ditotolkan sebanyak 1μl pada lempeng silica gel 60 F254 kemudian segera
kemudian dideteksi dengan UV 254 nm dan UV 365 nm. Ukur nilai Rf dari
(CV)
etanol ad 25,0 ml (larutan induk = 1,0 g/l). Buat pengenceran larutan induk
yang mengandung kuarsetin0,12; 0,14; 0,18; 0,23; dan 0,35 μg/μl dengan
volume pengambilan sebanyak 1,2 ml; 1,4 ml; 1,8 ml; 2,3 ml; dan 3,5 ml ad
Kemudian dipilih salah satu dari 4 seri larutan baku untuk digunakan
seperti pada larutan baku. Kadar phillantus dalam ekstrak meniran dihitung
g. Uji Mikrobiologi
meliputi parameter Angka Lempeng Total (ALT) dengan syarat tidak lebih
dari 104 cfu/g atau mL, Angka Kapang Khamir (AKK) dengan syarat tidak
lebih dari 103 cfu/g atau mL, tidak mengandung bakteri patogen Salmonella
coli dalam 10 g.
3. Evaluasi Granul
Persyaratan : uji dikatakan memenuhi syarat apabila 25⁰ > α < 40⁰.
c. Susut Pengeringan
lebih dari 0,5 mg tiap gram sisa yang ditimbang. Penimbangan dilakukan
yang dapat diabaikan, dimaksudkan bobot yang tidak lebih dari 0,5 mg.
Contents (MC)
rataratanya. Jika ditimbang satu per satu tidak boleh lebih dari dua tablet
dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B sesuai syarat yang tercantum
lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 ⁄ kali tebal
tablet.
sebuah tablet diletakkan tegak lurus diantara anvil dan punch, tablet dijepit
dengan cara memutar sekrup pengatur sampai tanda lampu stop menyala.
Lalu knop ditekan sampai tablet pecah. Angka yang ditunjukkan jarum
tablet, dicatat beratnya (A gram), lalu dimasukkan ke dalam alat dan alat
dimasukkan cakram pada tiap tabung dan alat dijalankan. Sebagai medium
digunakan air dengan suhu dengan suhu 37⁰C, kecuali dinyatakan lain
Pada akhir batas waktu, angkat keranjang dan amati semua tablet. Semua
tablet harus hancur sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna,
f. Uji Mikrobiologi
meliputi parameter Angka Lempeng Total (ALT) dengan syarat tidak lebih
dari 104 cfu/g atau mL, Angka Kapang Khamir (AKK) dengan syarat tidak
lebih dari 103 cfu/g atau mL, tidak mengandung bakteri patogen Salmonella
coli dalam 10 g.
pada suhu kamar (29 ºC), 40, 50, 60 dan 70 ºC dengan RH 75±5 %.
tetapan laju degradasi (k) pada tiap kondisi suhu. Selanjutnya dibuat kurva
regresi linier log k vs suhu dalam satuan Kelvin (1/T) untuk mendapatkan
tetapan laju degradasi pada suhu 25 ºC. Apabila k25 diketahui, maka masa
simpan tablet dapat dihitung, dengan persyaratan kadar zat aktif tidak
5. Evaluasi Kemasan
a. Leak Test
Leak test atau tes kebocoran ini dapat dilakukan dengan beberapa
produk.
Yang perlu diamati adalah apakah ada reaksi atau perubahan pada produk
waktu tertentu.
dipasarkan dan berapa lama produk tersebut dalam kondisi baik.Tes ini
dapat dilakukan dalam kurun waktu 3-6 bulan atau lebih dengan kondisi
sesuai. Material untuk kemasan primer harus sesuai dan tidak bereaksi
dengan produk yang dikemas. Jadi, bentuk kemasan yang digunakan untuk
tes ini harus sesuai atau mirip dengan yang akan digunakan. Produknya
adalah produk yang akan dipasarkan dan jumlah produk dalam kemasan
c. Transport Test
melakukan transport test, seorang ahli kemasan harus sudah punya data di
mana produk tersebut tersebut akan dipasarkan dan bagaimana moda
data logger untuk merekam data yang diperlukan selama produk dalam
selama perjalanan produk pada saat menjalani transport test akan terekam
suhu aktual yang terjadi setiap saat. Jadi dalam evaluasi, akan dapat
diambil kesimpulan lebih rinci dan juga dapat diantisipasi segala risiko yang
d. Drop Test
terisi produk tahan terhadap hentakan (tidak pecah, penyok, lepas tutupnya,
dan lain-lain) pada saat jatuh.Tes ini dapat dilakukan sebagai kemasan
individu maupun kemasan dalam satu kotak karton gelombang. Drop test
ini dilakukan dalam beberapa posisi jatuh, posisi bawah, atas, miring kiri,
miring kanan, arah lebar, dan arah panjang dengan ketinggian tertentu. Tes
ini bisa menggunakan alat atau dengan membuat alat sendiri, selama posisi
pengawasnya.
e. Stacking Test
Tes ini untuk melihat ketahanan produk jadi pada saat penyimpanan
disimpan selama kurun waktu tertentu tergantng berapa lama stock cover
penyimpanan di gudang.
f. Stress Cracking/keretakan
keretakannya agar dapat menjamin tidak ada produk yang retak selama di
tertentu.Bisa saja memudar dalam waktu yang relatif singkat (kurang dari 1
h. Delamination
disebabkan oleh proses produksi dan material yang digunakan tidak sesuai,
dan dapat juga disebabkan produk dan lapisan bagian dalam berinteraksi
hasilnya berbeda.
melalui kemasan).Uap air ini dapat berasal dari udara, jadi uap air masuk
k. Peel Bond
Ketahanan terhadap pengelupasan, berapa daya yang dibutuhkan
l. Stiffness
kerusakan mesin.
alat.
produksi, air dari sumur artesis ini diolah dengan multimedia filter, carbon
a) Boiler
sebelum digunakan.
b) Listrik
saran dan prasarana untuk program EHS sudah tersedia. Program EHS
aerob. Air limbah diolah secara fisik dan biologi secara berurutan. Proses
kolam ikan.
darurat.
dan lain-lain.
misalnya : misalnya :
yang berlaku;
- bebas dari rembesan air,
dan
- pelunakan air;
- sedimentasi dan
penyaringan;
klorinasi
debu hanya di
terhadap gudang
tumpahan larutan
bahan kimia
kimia terbatas
b. Sambungan dilas
c. Mudah tergores
d. Untuk
a. Monolitik,
permukaan tidak
licin
d. Ubin keramik
b. Menahan Daerah
pertumbuhan produksi
bakteri
c. Mudah tergores
a. Tahan terhadap
goresan
d. Sambungan sukar
dibersihkan
a. Ekonomis dan
mudah diperbaiki
b. Memerlukan
penutupan celah
c. Sambungan sukar
dibersihkan
d. Tidak tahan
terhadap
tumpahan bahan
kimia
e. Tidak tahan
terhadap goresan
permukaannya b. Menimbulkan
dengan lapisan
bahan akrilik
atau enamel
polimer tinggi,
poliuretan atau
epoksi.
menahan beban
berat
c. Ruangan
diatasnya dapat
digunakan untuk
penempatan
gipsum, a. Membutuhkan
menahan beban
berat
c. Sambungan perlu
ditutup dengan
pencegahan
pemcemaran dari
ruang di atasnya.
Konstruksi bangunan hendaklah memenuhi syarat dan peraturan yang
seperlunya terhadap:
higroskopis.
efektif.
efektif;
masuk-keluar personil;
agar ruang produksi dapat dicapai tanpa melalui ruang produksi lain.
hormon seks,
onkologi,
atmosfir.
Luas area kerja produksi hendaklah minimal dua kali luas yang
kedap air;
pengumpulan partikel;
sifat elektrostatis.
bahan dari kayu hendaklah diberi lapisan misal cat poliuretan atau enamel.
Lapisan cat tidak mudah mengelupas. Lihat Contoh Jenis Bahan Bangunan,
Lampiran 4
sudut yang mudah dibersihkan. Dianjurkan agar lampu dapat diperbaiki dari
dan kedap air agar tidak ada rongga atau celah dan dapat dibersihkan.
dari atas.
dan produk, misal di mana produk, bahan awal dan komponen terpapar ke
lingkungan ruangan, serta ruang cuci alat dan ruang penyimpanan bagian
Sistem tata udara atau yang lebih dikenal dengan istilah AHU (Air
pertukaran udara.
Gambar: Air Handling Unit (AHU)
1. Suhu
2. Kelembaban
3. Partikel udara
2. Humidifier
3. Diffuser
suplai udara
4. Filter
99,997%)
5. Ducting
return).
6. Dumper
sistem udara yang digunakan untuk produk non steril seperti tablet
kolektif maupun individu, mulai dari konsep design hingga produk ke tangan
produsen.
cara berlaboratorium yang baik (GDP) dan cara uji klinik (GCP), serta cara
secara proaktif dengan cara menilai data-data mengenai proses bahan dan
adalah:
2. Untuk melindungi sujek uji klinis dari produk bermutu rendah yang
pembuatan, dalam hal ini pemilihan dosis yang tepat untuk uji klinis
sangat penting.
Kemurnian aik dari hasil sintesis atau mutu ahan obat batasnya 2% dengan
sebagai berikut :
mengakiatkan toksik.
batuan penyaring.
1. Untuk setiap bets dari produk obat tidak akan sesuai penentuan
laoratorium meliputi :
gagal.