“STERILISASI”
Oleh:
KELOMPOK IV
FAKULTAS FARMASI
PADANG
2021
1
KATA PENGANTAR
Farmasi Rumah Sakit tentang Sterilisasi di Rumah Sakit Otak DR. Drs. M. Hatta
ditulis berdasarkan teori serta hasil pengamatan selama melakukan Praktek Kerja
serta masukan dari berbagai pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan
laporan studi kasus ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan baik
dalam segi penyusunan maupun tata bahasanya sehingga penulis berharap saran,
Penulis
2
BAB I
PENDAHULUAN
untuk mencegah resiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah sakit.
yang terjadi pada pasien selama perawatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya dimana ketika masuk tidak ada infeksi dan tidak dalam masa
inkubasi, termasuk infeksi dalam rumah sakit tapi muncul setelah pasien pulang,
juga infeksi karena pekerjaan pada petugas rumah sakit dan tenaga kesehatan
RI, 2017).
sakit beberapa waktu yang lalu disebut sebagai Infeksi Nosokomial (Hospital
Acquired Infection). Saat ini penyebutan diubah menjadi Infeksi Terkait Layanan
yang lebih luas, yaitu kejadian infeksi tidak hanya berasal dari rumah sakit, tetapi
juga dapat dari fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Tidak terbatas infeksi
kepada pasien namun dapat juga kepada petugas kesehatan dan pengunjung yang
3
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan
dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika (Depkes RI, 2009). Untuk
yang baik yaitu kondisi alat atau bahan yang steril secara cepat dan tepat dari
(dapat berupa linen, intrumen medik pakai ulang, sarung tangan dan bahan habis
pasien. Sebelum proses sterilisasi, instrumen pakai ulang akan melewati berbagai
penyimpanan dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Selama ini proses sterilisasi
dapat dikatakan berhasil jika dilihat dari indikator yang digunakan dan uji
Salah satu fungsi non klinik farmasi yang dilaksanakan di Instalasi farmasi
Rumah Sakit Otak Dr.Drs M.Hatta adalah sterilisasi. Kegiatan sterilisasi alat
4
farmasi. Upaya sterilisasi bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas
pelayanan pasien dan mencegah dampak merugikan bagi pasien (Depkes RI,
2009).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
di lakukan dengan proses fisika atau kimia yang bertujuan untuk mencegah
terjadinya infeksi.
yang ada pada rumah sakit bersangkutan. Kelemahan dengan sistem ini adalah
RI, 2009)
6
menanggulangi infeksi nosokomial.
dipimpin oleh seorang kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh pimpinan
rumah sakit.
Binatu dibantu oleh tenaga-tenaga fungsional atau non medis. Untuk dapat
memberikan pelayanan sterilisasi yang baik, Kepala Sterilisasi Sentral dan Binatu
c. Bagian penyimpanan
7
Kepala Sterilisasi Sentral
dan Binatu
8
2.2.3. Tugas
Bagan Struktur Organisasi Instalasi Pusat Sterilisasi, Tugas utama
instalasi pusat sterilisasi adalah:
1. Menyiapakan peralatan medis untuk perawatan pasien
perawatan pasien
nosokomial.
sterilisasi
9
a. 200 tempat tidur, luas bangunan kurang lebih 130 m2
langsung dari Instalasi Bedah Sentral, ICU, Ruang Isolasi, Laboratorium dan
Instalasi Pencucian Linen dan terpisah dari sirkulasi pasien. Untuk rumah sakit
yang berukuran kecil, lokasi pusat sterilisasi sebaiknya berada dekat/di wilayah
kamar operasi sesuai fungsinya dan diupayakan lokasinya dekat dengan laundry.
Pada prinsipnya desain ruang pusat sterilisasi terdiri dari ruang bersih dan
kontaminasi silang dari ruang kotor ke ruang bersih. Selain itu pembagian ruangan
1. Ruang dekontaminasi
pekerja dari benda-benda yang dapat menyebabkan infeksi, racun dan hal-hal
berbahaya lainnya.
10
ruangan lainya.
bak cuci, meja kerja, dan peralatan; pembersihan dan disinfeksi sesuai
barang tertutup.
untuk persiapan sterilisasi. Pada daerah ini, sebaiknya juga terdapat tempat
penyimpanan barang tertutup. Selain linen, pada ruangan ini juga dilakukan
persiapan untuk bahan seperti alkes kain kasa, kapas, cutton swab dll.
11
4. Ruang sterilisasi
Diruangan ini dilakukan proses sterilisai alat dan bahan. Untuk sterilisasi
etilen oksida, sebaiknya dibuat ruangan khusus yang tepisah, tetapi masih
berada dalam satu unit pusat sterilisasi dan dilengkapi dengan exhaustfan.
partikular antara 90-95% dinging dan lantai rungan harus terbuat dari bahan
yang halus sehingga mudah dibersihkan. Alat steril disimpan pada jarak 19-
24cm dari lantai dan minimum 43cm dari langit-langit serta 5 cm dari dinding
disimpan dekat wastafel atau saluran pipa lainya. Lokasi ruang penyimpanan
bahan steril harus jauh dari lalu lintas utama serta jendela dan pintu sesedikit
12
4. Peralatan
recording charts dan jarum petunjuk, gasket pintu, bagian dalam chamber, dan
permukaan luar lainnya. Pemeliharaan alat dapat dilakukan oleh personel rumah
sakit yang terlatih, produsen alat, atau perusahaan pemberi jasa pemeliharaan yang
berkualifikasi.
5. Kalibrasi Alat
dari produsen mesin. Beberapa contoh item yang harus dikalibrasi adalah
pengukur suhu dan tekanan, timer dan elemen pencatat lainya. Kalibrasi ulang
mesin sterilisasi dilakukan minimal sekali dalam setahun oleh Balai Pengamanan
Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kemenkes atau agen tunggal pemegang merek alat.
6. Dokumentasi
perawatan mesin. Dokumentasi ini harus tersedia pada supervisor mesin sterilisasi,
teknisi rumah sakit, atau pihak yang telah melakukan perawatan mesin. Informasi
yang harus tersedia meliputi tanggal permohonan servis mesin, model dan nomor
seri mesin sterilisasi, nama pemohon dan pemberi izin servis dan alasan
permohonan servis, deskripsi servis yang dilakukan ( misal kalibrasi ), jenis dan
kuantitas suku cadang yang diganti, nama orang yang melakukan servise, dan
seperti apron lengan panjang yang tahan terhadap cairan atau karet yang tahan
13
terhadap cairan kimia heavi-duty, penutup kepala, masker, haigh- titration, dan
tight-piting gogle, khususnya dipakai oleh staf saat melakukan prosedur yang
mengandung darah atau cairan tubuh lainnya. Harus ada alas kaki khusus untuk
memasuki ruangan dekontaminasi dan penutup sepatu tahan air yang diperlukan
untuk melindungi sepatu dan masker. Alat pelindung yang dipakai ulang harus di
b. Instrumen
2. Pencucian:
a. Linen, dilakukan di bagian laundry
b. Instrumen
c. Sarung tangan
b. Instrumen
14
c. Sarung tangan
4. Proses sterilisasi:
a. Linen
b. Instrumen
c. Sarung tangan
15
2.5. Tahap - Tahap Sterilisasi Alat / Bahan Medik
2.5.1 Dekontaminasi
Merupakan proses fisik atau kimia untuk membersihkan benda benda yang
glutaraldehid, formaldehyde.
b. Pencucian
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan kotoran, menjaga
kondisi alat agar tetap baik. Metoda pencucian ada 2 yaitu:
Manual
Alat dicuci setelah direndam, lepaskan/buka alat medis yang dapat
dilepas, sikat perlahan-lahan alat medis dari setiap permukaan, mulai dari
bagian dalam dan bagian luar termasuk bagian bergerigi dan lekukan.
Beberapa macam alat atau instrumen yang lembut atau rumit perlu dicuci
16
a) Dicuci didalam air untuk mencegah penguapan jika alat dapat
tenggelam / terendam.
b) Dicuci menurut aturan dari produsen jika alat tidak dapat tengggelam
/terendam.
dengan diameter yang tepat. Ingat bahwa sikat ini harus di disinfeksi
d) Dibilas dengan air keras yang mengalir dengan suhu 40°C- 55°C, untuk
Mechanical cleaning
Menggunakan mesin cuci dapat meningkatkan produktifitas atau
lebih bersih dan lebih aman bagi pekerja. Mesin cuci dapat dipilih sesuai
kebutuhan.
c. Zat Disinfektan
Zat disinfektan diklasifikasikan menurut aktifitas germicidal-nya.
17
spora, tubercule bacili, virus-virus hydrophilic dan lipophilic. Jika
karena sifat noda adalah asam maka bahan kimia untuk penghilang noda bersifat
basa hal tersebut digunakan sistem ikatan atom dimana asam dan basa seimbang
menjadi netral yang dianggap bersih karena noda terangkat sehingga linen
menjadi bersih. Namun apakah noda hanya asam saja? ternyata tidak masih ada
tersebut maka dibuat kimia yang berbeda-beda menurut kegunaannya, antara lain :
1. Detergen
bekerja dengan sistem ikatan atom antara asam dan basa sehingga noda akan
terangkat dan larut dalam proses pencucian, pemakaian suhu air saat proses
suhu air antara 60-80 oC, rata-rata detergen bekerja selama 10-15 menit saat
digunakan pada proses pencucian secara umum (yang dijual dipasaran umum)
sistem bekerjanya sama hanya pada detergen laundry akan lebih kuat maka
18
Jenis-jenis Deterjen
Berdasarkan senyawa organik yang dikandungnya, detergen
dikelompokkan menjadi :
1) Detergen anionik (DAI)
Merupakan detergen yang mengandung surfaktan anionik dan
2) Detergen kationik
Merupakan detergen yang mengandung surfaktan kationik.
3) Detergen Nonionik
4) Detergen Amfoterik
Detergen jenis ini mengandung kedua kelompok kationik dan
anionik. Detergen ini dapat berubah menjadi partikel positif, netral, atau
19
detergen ini adalah Natrium lauril sarkosilat dan natrium mirazol.
antara 12-13 daya kerja alkalin adalah memberikan tegangan pada permukaan
kain sehingga akan menambah kekuatan pada daya gesekan saat proses
pencucian sehingga noda cepat hilang. Sifat jelek alkalin adalah membuat linen
menjadi cepat rusak (bladus/serat kain akan putus dan terangkat ke permukaan
kain) bahkan dengan pemakaian yang terus menerus dalam jumlah besar akan
alkalin tinggi biasanya terdapat pada produk sabun colek, sabun batangan dan
beberapa produk sabun mandi (sering menimbulkan iritasi atau kulit menjadi
20
kering).
2. Alkazyme
atau disinfektan. Aldehida dan fenol bebas, Bakterisida, Fungisida dan aktif
detergen melarutkan protein (darah, air liur, kotoran dll.). Sehingga instrumen
3. Alkacida
Solusi Sterilisasi - 0,47% 1,5 Potensi pentanedial dengan senyawa
untuk pembersihan : Bakateri, Fungi, Virus dan Spora termasuk HIV, HBV,
4. Emulsi
Emulsi atau Pengemulsi adalah pembuat busa sehingga apabila
ditambahkan emulsi pada proses pencucian maka akan timbul busa lebih
banyak dibandingkan tanpa emulsi, sifat busa atau foam adalah mengankat
minyak/lemak pada noda yang ada di linen sehingga emulsi akan membantu
akan bekerja secara baik pada suhu antara 50-75oC. Sifat foam atau busa adalah
tidak dapat diuraikan maka pemakaian emulsi harus hati-hati sebab limbahnya
21
5. Chlorin / Bleach
Digunakan untuk memutihkan linen putih, bekerja dengan cara
mengangkat oksigen dari linen sehingga untuk linen warna akan berubah
maksimal pada suhu 60oC, kandungan tertentu dari chlorin dapat digunakan
sebagai penyeka noda infeksius pada permukaan keras, dan chlorin bukan
sebagai disinfektan linen sebab pemakaian yang berlebihan akan merusak linen
6. Oxygen Bleach
Oxygen Bleach adalah kebalikan dari chlorin, bekerja dengan
dengan pH 10-11, pada suhu 70oC akan lebih maksimal kerja dari oxygen
sehingga akan terlihat warna kain menjadi lebih cerah. Beberapa produsen
digunakan sebagai penghilang noda darah. Noda darah akan menjadi busa
apabila terkena H2O2, sifat H2O2 akan membuat korosif baik pada linen ataupun
7. Strach
Bubuk putih mengandung tepung jagung yang berguna untuk
melapisi linen sehingga tahan terhadap noda namun linen menjadi kaku karena
sifat dari tepung jagung tersebut. Strach banyak digunakan oleh orang-orang
Jepang dan China dimana baju-baju mereka terlihat kaku dan selalu rapi juga
22
terlihat pada seragam Angkatan Laut.
8. Netralizer / Sour
Digunakan untuk menetralkan sifat kimia pada proses pencucian
karena proses pencucian digunakan basa sebagai penghilang noda maka sifat
d. Pengeringan
(Marvianto, 2019).
kontaminasi.
23
Persyaratan bahan pengemas sesuai dengan metoda sterilisasi yang
dipakai.
Sterilan pada proses uap, Etilen Oksida atau panas kering harus dapat
menyerap dengan baik pada seluruh permukaan dan serats emua isi
dan kemasan.
proses sterilisasi.
c) Mudah digunakan
Bahan harus mudah digunakan untuk membungkus dan sesuai
24
d) Tidak mengandung racun
Bahan tidak boleh mengandung racun dan warna yang dapat
yang minimum.
g) Masa kadaluarsanya
Kemasan steril harus dapat menjaga sterilitasisinya selama masa
25
mencegah penyerapan uap tetapi berpori untuk udara, sehingga
dengan baik.
atau uap, karenanya bahan plastik tidak dapat dipakai sebagai bahan
bagian yaitu kertas dan film. Secara umum kantong steril terdiri dari
dua tipe yaitu dalambentuk roll dan sudah terpotong dengan ukuran
tertentu / seperti amplop. Varian dari bentuk amplop ini sudah ada
steril dalam bentuk roll memiliki dua varian yaitu dalam bentuk flat
dan gussete.
c) Kain (linen)
Keunggulan :
- Kuat
- Relatifmurah
- Nyaman
26
Kelemahan :
yang baik
d) Kain campuran
Campuran katun dan plastik memperbaiki kemampuan
kurang baik. Bahan ini sesuai untuk sterilisasi uap dan etilenoksida.
di area steril.
27
a. Metode Sterilisasi
Beberapa metode dalam melakukan proses sterilisasi:
1) Sterilisasi uap
Merupakan metode sterilisasi yang paling efektif dan efisien,
uap. Pada fase ini, selain terjadi proses pemvakuman chamber, jaket
chamber pda kondisi ruang yang tertutup rapat. Tekanan dan suhu akan
tekanan ruangan, diamana pada fase inilah proses sterilisasi terjadi. Suhu
pada suhu tertentu tercapai, katup drainase akan terbuka sehingga terjadi
panas, dimana panas akan diabsorbsi oleh permukaan luar alat yang
28
disterilkan, lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampai akhirnya
suhu untuk sterilisasi tercapai. Metode ini biasa digunakan untuk alat-
alat atau bahan yang tidak memungkinkan uap untuk berpenetrasi secara
ditembus uap, seperti serbuk kering dan bahan minyak, tidak memiliki
sifat korosif terhadap logam, dan dapat mencapai seluruh permukaan alat
ini adalah penetrasi terhadap mateial berjalan sangat lambat dan tidak
kondisi steril, serta dapat merusak bahan dari karet dan beberapa bahan
kain.
Senyawa ini berada dalam fase gas pada suhu diatas 75oC pada tekanan 1
Keuntungan metode ini adalah dapat dilakukan pada suhu rendah, yaitu
4) Sterilisasi plasma
Plasma secara umum didefinisikan sebagai gas yang terdiri dari
29
elektron, ion-ion maupun partikel-partikel netral. Plasma dari beberapa
sterilisasi alat rentan panas, khususnya dengan lumen kecil, karena daya
mata, saluran pernafasan dan kulit. Bahan ini juga bersifat mutagenik
pemaparan.
steril.
30
b. Penyimpanan
masing ruangan.
c. Tahap Distribusi
- Waktu kadaluarsa
paparan sterilisasi (misalnya : uap panas atau gas etilen oksida) pada
31
objek yang disterilkan dengan adanya perubahan warna. Dapat dalam
Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang sebelumnya telah
mengalami proses pensterilan yang telah diberlakukan. Tujuan dari uji sterilitas
adalah untuk menjamin bahwa produk yang melalui proses pembuatan itu tidak
a. Indikator
dari instrumen mesin sterilisasi berupa tabel yang menunjukkan waktu, suhu
baik.
32
informasi bahwa bagian luar kemasan benda yang disterilkan telah melewati
proses sterilisasi.
terkontrol dan terukur dalam suatu proses sterilisasi tertentu. Prinsip kerja
yang non patogenik dan sangat resisten dalam jumlah tertentu. Apabila
b. Kultur mikroorganisme
Metode lain yang dapat digunakan untuk uji sterilitas adalah dengan
kultur bakteri pada media Plate Count Agar (PCA). Instrumen pakai ulang
yang telah disetrilkan diusap secara acak dengan kapas lidi steril. Kemudian
kapas lidi dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi larutan steril ringer
laktat 10 mL, diambil 1 mL ditanam dalam media Plate Count Agar (PCA),
diratakan dengan spreader glass dan diulang sebanyak tiga kali. Cawan petri
mikroorganisme pada media Plate Count Agar (PCA), maka instrumen pakai
33
faktor pembagi dan faktor pengencerannya. Kemudian hasil dari masing-
total.
34
BAB III
PEMBAHASAN
silakukan oleh unit sterilisasi yang merupakan bagian dari Instalasi Farmasi.
Tugasnya memenuhi setiap kebutuhan alat atau bahan steril yang dibutuhkan bagi
setiap instalasi yang ada diantaranya : Semua instalasi rawat inap, instalasi gawat
Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan
dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika. Central Sterile Supply
Department (CSSD) atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan satu unit
berupaya untuk mencegah risiko terjadinya infeksi bagi pasien dan petugas rumah
sakit. Salah satu indikator keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit adalah
tersebut maka perlu dilakukan pengendalian infeksi di rumah sakit (Depkes RI,
2009).
Set laminektomi, korentang, sikat, set prepasi, caspar set, suction + disctor
minor, set craniocnomy, dub lobang besar, dub lobang kecil, set jas, set kain,
35
2. Alat – alat bangsal, VIP, ICU
Pada Rumah Sakit Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi desain ruang pusat
sterilisasinya yaitu :
terdapat di bagian belakang rumah sakit. Untuk linen yang ada di rumah sakit di
Ruang pengemasan alat di ruang ini dilakukan proses pengemasan alat untuk
alat bongkar pasang maupun pengemasan dan penyimpanan barang bersih. Pada
ruang ini dianjurkan ada tempat penyimpanan barang tertutup (Depkes RI, 2009).
Sedangkan di RSOMH ruangan ini tempat meletakkan linen yang sudah bersih
dilipat dan dikemas untuk persiapan sterilisasi. Pada daerah ini sebaiknya ada
tempat untuk penyimpanan barang tertutup. Selain linen, pada ruang ini juga
dapat dilakukan pula persiapan untuk bahan seperti kain kasa, kapas, cotton swabs
dan lain-lain (Depkes, 2009). Sedangkan di RSOMH ruang pengemasan alat dan
Ruang sterilisasi dan ruang penyimpanan menurut (Depkes RI, 2009) dipisah.
keterbatasan luas rungan yang kurang memadai. Linen dan alat kesehatan
36
pouches, kertas (wrapping paper), kain. Penyimpanan alat sterilisasi disimpan
didalam etalase.
sampai proses distribusi. Pada tahapan awal, dimulai dengan proses penerimaan
alat dan bahan yang akan disterilisasi. Alat dan bahan yang diterima kemudian
dicatat. Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya kesalahan pada saat
masing-masing, seperti kamar operasi, IGD, ICU dan ruang rawat inap dan alat
dapat menahan mikrorganisme dan bakteri, kuat dan tahan lama, mudah
digunakan, mudah dalam pengemasan, dan aman. Secara teoritis, tipe bahan
kemasan yang digunakan yaitu kertas, film plastik, kain (linen) dan kain
campuran.
Pouches
Untuk membungkus alat kesehatan dan linen yang sudah dibungkus dengan
- Ukuran yang tersedia yaitu 8, 10, 15, 18, 20, 22, 30, 40 cm
37
- Keuntungannya
2. Transparan
Mudah untuk melihat isi barang yang ada didalamnya karena sisi bagian
- Kerugiannya
Kertas
- Keutungannya :
1. Lebih praktis
- Kerugiannya :
kegiatan pemberian tanda atau label pada kemasan. Pada tahapan ini, pemberian
38
dituliskan tanggal dilakukannya sterilisasi dan tanggal kadaluarsa sterilisasi.
dibungkus dengan kain atau kertas wrapping, alat yang disterilkan biasanya akan
alat yang disterilkan akan bertahan selama 1 bulan. Suhu penyimpanan untuk alat
sterilisasi. Ada beberapa jenis indikator yaitu indikator mekanik, kimia dan
seperti tabel, dan indikator suhu maupun tekanan yang menunjukkan apakah alat
sterilisasi bekerja dengan baik. Selain itu, indikator mekanik juga dapat
steril. Kelemahan lainnya adalah informasi yang diberikan tidak tepat bila
terjadinya paparan sterilan seperti uap panas atau gas etilen oksida pada objek
adalah dapat memberikan informasi dengan segera bahwa suatu benda telah
melewati proses sterilisasi dan kondisi yang diperlukan untuk proses sterilisasi
telah dipenuhi. Selain indikator kimia terdapat indikator biologi. Indikator biologi
39
gas spora yang resisten terhadap beberapa parameter terkontrol dan terukur dalam
stearothermophyllus untuk sterilisasi uap dan Bacillus subtilis untuk sterilisasi gas
etilen oksida dan panas kering. Meskipun dapat menentukan apakah kondisi steril
telah tercapai atau belum, indikator ini juga memiliki keterbatasan antara lain
yang pada indikator juga ditulis tangg al dilakukannya sterilisasi. Setelah proses
berwarna putih akan berubah warna menjadi hitam. Keuntungan indikator ini
adalah selain nemberikan bukti visual bahwa suatu benda telah melewati proses
sterilisasi juga dapat digunakan sebagai segel kemasan. Namun indikator eksternal
yang telah terpapar oleh sterilan baik steam/autoclave atau paparan/gas metilen
memastikan bahwa proses sterilisasi sampai ke bagian dalam alat atau bahan.
sterilisasi dan ruangan penggunaan alat. Indikator internal memiliki garis yang
40
berwarna merah muda dan akan berubah menjadi warna hitam setelah proses
sterilisasi berakhir.
panas dengan autoklaf dan sterilisasi suhu rendah dengan plasma. Proses
diantaranya adalah linen dan alat kesehatan. Suhu yang dibutuhkan untuk proses
sterilisasi adalah 121°C - 123°C. Untuk mencapai suhu tersebut, butuh waktu
ekitar 15-20 menit. Setelah suhu tercapai maka autoclave akan otomatis
pengeringan selama 20 menit dan proses sterilisasi dengan plasma dilakukan pada
suhu rendah 51, 5°C alat ini digunakan untuknsterilisasi alat kesehatan yang
berbahan karet atau plastik yang tidak tahan dengan dhu tinggi dan diberi juga
indikator plasma untuk sebagai indikator alat sudah melalui proses sterilisasi.
pelindung diri (APD) diantaranya apron lengan panjang, penutup kepala, maker
(masker), sepatu dan goggle (kaca mata). APD yang digunakan harus berada
dalam keadaaan bersih untuk menghindari kontaminasi vang berasal dari cairan
tubuh.
Setelah proses sterilisasi selesai, alat yang telah steril disimpan dalam
41
sistem tekanan positif dengan efisiensi filtrasi partikular 90- 95%. Dinding dan
lantai ruangan terbuat dari bahan yang halus dan kuat sehingga mudah
dibersihkan. Peralatan steril disimpan pada jarak 19-24cm dari lantai, minimum
43cm dari langit-langit dan 5 cm dari dinding agar tidak terjadi penumpukan debu
pada kemasan.
Bukittinggi adalah bahan linen berupa set kain untuk operasi. Sementara itu, alat
dan bahan habis pakai diletakkan diatas meja kerja pada ruang sterilisasi karena
biasanya akan dijemput pada hari yang sama. Untuk menghindari penumpukan
barang dan kontaminasi barang yang telah disterilkan, maka barang barang
tersebut segera diambil setelah tanggal sterilisasi. Bila lewat dari 1 minggu, maka
akan dilakukan sterilisasi ulang untuk bahan pengemas kain dan lewat dari 1
bulan, akan dilakukan sterilisasi ulang untuk bahan pengemas pouches dan kertas
wrapping. Dengan alasan tesebut, penyiapan set kain untuk operasi biasamya
dilakukan bila ada jadwal operasi saja. Namun, letak ruangan sterilisasi yang
memiliki akses langsung dengan udara dari luar ruangan akan menyebabkan
kemungkinan terjadinya kontaminasi. Karena itu sebaiknya alat dan bahan yang
Setelah penyimpanan, alat dan bahan yang telah disterilkan biasanya akan
didistribusikan saat akan diperlukan atau diminta saja. Pada unit sterilisası
RSOMH Bukittinggi proses distribusi tidak dilakukan oleh petugas unit sterilisasi,
tetapi oleh petugas pengirim barang Petugas pengirim barang akan menjemput
42
digunakan box tertutup untuk menghindari kontaminasi silang selama proses
distribusi. Pencatatan tetap dilakukan oleh petugas unit sterilisasi pada buku
laporan khusus. Dimana laporan alat dan bahan yang telah disterilisasi ditulis pada
43
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Sterilisasi adalah suatu proses pengolahan alat atau bahan yang bertujuan
untuk menghancurkan semua bentuk kehidupan mikroba, termasuk
endospora dan dapat dilakukan dengan proses kimia atau fisika.
2. Sterilisasi di Rumah Sakit Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi, prosesnya
dilakukan oleh Unit Sterilisasi yang merupakan bagian dari Instalasi
Farmasi. Tugasnya yaitu memenuhi setiap kebutuhan alat atau bahan steril
yang dibutuhkan bagi setiap instalasi yang ada di rumah sakit, diantaranya,
Instalasi rawat inap A, Instalasi rawat inap B, Instalasi rawat inap C,
Instalasi Gawat Darurat (IGD), ruang operasi, ICU, dan lain-lain.
3. Pada Rumah Sakit Otak DR. Drs. M. Hatta Bukittinggi desain ruang pusat
sterilisasinya yaitu: Ruang dekontaminasi, ruang pengemasan , ruang
prosesing, ruang sterilisasi dan ruang penyimpanan. kurang sesuai dengan
standar rungan CSSD yang telah ditetapkan
4. Indikator sterilisasi yang digunakan pada Unit Sterilisasi RSOMH
Bukittinggi adalah indikator interrnal dan indikator eksternal (Comply
IndikatorTape)
5. Metode sterilisasi yang digunakan di RSOMH Bukittinggi adalah
sterilisasi uap panas dengan autoklaf dan sterilisasi suhu rendah dengan
plasma.
4.2 Saran
1. Pada proses sterilisasi yang dilakukan di RSOMH bukittinggi telah
memenuhi standar proses sterilisasi tetapi masih banyak proses yang harus
diperbaiki dalam sterilisasi linen dan alat-alat kesehatan, demi terjaminnya
hasil sterilisasi
2. Perlunya penataan ruangan sterilisasi, dan perbaikan bentuk ruangannya
yang sesuai standar CSSD
3. Perlu dilakukan uji sterilitas terhadap instrumen atau linen yang telah
disterilkan tetapi tidak digunakan langsung atau setelah disimpan ± 1 bulan
44
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, E.T. 2003. Panduan CSSD Modern. Jakarta: Rumah Sakit Pusat
Pertamina.
45
Lampiran 1.
1. Pastikan keran sumber air (RO & Air basa) dalam posisi terbuka. Bila
2. Hidupkan alat dengan memutar handle power utama ke arah on (1) dan tekan
tombol power yang terletak didepan alat. Bila layar dalam posisi sleep mode
(gelap) maka sentuh layar monitor tersebut agar kembali ke posisi normal.
Tutup pintu jika tekanan steam generator mencapai 400-500 dengan menekan
tombol pada monitor, dan biarkan alat sekitar 20nmenit untuk pemanasan
pada pemakaian awal agar steam dapat dihasilkan cukup dan stabil.
3. Pilih program yang dikehendaki dengan menekan tombol angka yang sesuai
di pojok kiri atas. Dilayar monitor akan tampil pilihan program sbb: (tampilan
5. Buka pintu kembali untuk memasukkan alat yang akan disterilkan. Pastikan
posisi alat yang akan disteril tidak menyentuh dinding chamber dan tidak
bertumpuk.
7. Tekan tombol mulai untuk memulai proses sterilisasi. Indikator akan tampil di
monitor. Pada saat ini tidak dapat memilih program yang lain lagi.
serta bunyi ger. Tekan tombol c untuk membuka pintu dan tekan tombol dan
tekan open.
9. Apabila terjadi error dalam proses maka dimonitor akan tampil pesan “Fail”
46
untuk mengetahui isi errornya maka tekan tombol “Fail”
10. Untuk menghapus alarm tekan tombol “reset” tetapi bila ingin ke menu tekan
tombol “home”
11. Perbaiki kerusakan yang terjadi dahulu baru alat dapat digunakan lagi
password=888 tekan ok, lalu tekan confirm, lalu tekan tulisan cassete, lalu
tekan Casette Forward. Apabila kaset keluar lagi: tekan Casette Forward
tunggu ± 10 detik, lalu tekan tombol power (matikan) setelah itu hidupkan
password=888 tekan OK, lalu tekan confirm. Lalu pilih short cycle, atau
standar cycle.
Tekan short cycle, lalu tekan open front door, masukkan instrumen tekan
close front door, tunggusampai hijau semua, lalu tekan star, tekan confirm.
Tunggu proses sampai selesai, kemudian alarm berbunyi. Lalu keluar tulisan
sterilisation succes, lalu tekan close lalu tekan exit, tekan open
3. Untuk melihat jumlah pemakaian cassette, tekan login lalu V (Admin), tekan
confirm masukkan password 888 lalu tekan OK lalu confirm kemudian tekan
47
Lampiran 2. Gambar
48
Gambar 2. Sterilizer Plasma
49
Gambar 3. Indikator eksternal untuk Autoclave steam (indikator kimia)
50
Gambar 5. Indikator Eksternal untuk sterilizer plasma/ suhu rendah (indikator
kimia)
51
Gambar 7. Mesin sealing pounches
52
Gambar 9. Indikator biologi
53
Gambar 11. Indikator mekanik
54
Gambar 13. Bahan Pembersih Alkazyme
55
Gambar 15. Alat kesehatan menggunakan plasma
Gambar 16. Alat kesehatan Set Oral Hygiene ( 2 kom kecil, 1 tang spatel,
2 pinset anatomi )
56
Gambar 17. Denah Ruangan CSSD RSOMH
57
58