DI APOTEK SIROTO
12 September – 5 November 2022
DISUSUN OLEH :
NINING KHOLIFAH 20102200038
Disetujui Oleh
apt. Yuyun Darma A.N., M.Farm Dr. apt. Naniek Widyaningrum, M.Sc
Mengetahui,
Ketua Program Studi Profesi Apoteker
Fakultas Kedokteran
Universitas Islam Sultan Agung Semarang
i
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
1. Bapak Dr. dr. H. Setyo Trisnadi, Sp. KF, SH selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung.
2. Ibu Dr. apt. Naniek Widyaningrum., M.Sc selaku Ketua Program Studi
Profesi Apoteker Universitas Islam Sultan Agung Semarang dan
Apoteker Penanggung Jawab sekaligus Preseptor selama pelaksanaan
Praktek Kerja Profesi Apoteker.
5. Orang tua saya terimakasih atas kasih sayang, doa, semangat dan
dukungan yang tiada hentinya.
ii
6. Teman-teman Apoteker Angkatan VI terimakasih atas dukungan dan
kerjasama selama ini.
7. Segenap pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung.
Nining Kholifah
iii
DAFTAR ISI
iv
B. Pengelolaan Obat ........................................................................................ 70
C. Perpajakan ................................................................................................... 75
D. Pelaporan SIPNAP dan Pelaporan OGB ..................................................... 78
E. Pelayanan KIE dan Homecare, Promkes (Promosi Kesehatan).................. 80
F. IPC (Interprofesional Collaboration) .......................................................... 82
G. Studi Kasus.................................................................................................. 84
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 101
A. Kesimpulan ............................................................................................... 101
B. Saran .......................................................................................................... 101
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 103
LAMPIRAN ....................................................................................................... 104
v
DAFTAR
LAMPIRAN
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam Peraturan Pemerintah No. 51 Tahun 2009 tentang Pekerjaan
Kefarmasian, Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian
mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional. Tenaga
Kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri
atas Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian dalam melakukan pelayanan
kefarmasian. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung dan
bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien.
Pelayanan kefarmasian merupaakan suatu pelayanan langsung dan
bertanggungjawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan
maksud mencapai hasil untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan
kefarmasian telah mengalami perubahan yang semula hanya berfokus kepada
pengelolaan obat (drug oriented) berkembang menjadi pelayanan komprehensif
meliputi pelayanan obat dan pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien atau disebut dengan patient oriented.
Pengaturan standar pelayanan kefarmasian di Apotek bertujuan untuk
meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian, menjamin kepastian hukum bagi
tenaga kefarmasian dan melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan obat
yang tidak rasional dalam rangka kesehatan pasien (patient safety).
Apotek adalah salah satu sarana pelayanan kesehatan yang berperan dalam
mewujudkan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh pemerintah sebagai suatu
1
sarana distribusi obat dan perbekalan farmasi yang aman, bermutu, dan berkhasiat
serta terjangkau harganya oleh masyarakat luas. Selain itu, apotek.
juga berperan sebagai sarana pemberian informasi obat kepada masyarakat dan
tenaga kesehatan lainnya sehingga kedua pihak tersebut mendapatkanpengetahuan
yang benar tentang obat dan meningkatkan penggunaan obat yangrasional (PMK
No. 1027 Tahun 2004).
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah
mengucapkan sumpah jabatan Apoteker. Dalam menjalankan tugas kefarmasian
seorang Apoteker harus memiliki Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA) yang
dikeluarkan oleh Menteri serta memiliki Surat Ijin Profesi Apoteker (SIPA) yang
dikeluarkan oleh pejabat kesehatan yang berwenang di Kabupaten/Kota tempat
Pekerjaan Kefarmasian dilakukan. Dalam pekerjaannya Apoteker dibantu oleh
Tenaga Teknis Kefarmasian yang terdiri dari Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi
dan Analis Farmasi (PMK No. 73 Tahun 2016).
Apoteker Pengelola Apotek memiliki tanggung jawab berupa kegiatan
pelayanan klinis dan fungsi manajerial. Kegiatan Apoteker dalam fungsi manajerial
di Apotek menurut PMK No 73 tahun 2016 meliputi pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pemusnahan, pengendalian serta pencatatan dan pelaporan. Dalam
melakukan pengelolaan keuangan, Apoteker harus mampu memandang dari sudut
bisnis untuk memperoleh keuntungan guna menutup beban biaya operasional dan
menjaga agar kegiatan pekerjaan kefarmasian tetapberlangsung.
Mengingat akan pentingnya hal tersebut, maka Program Profesi Apoteker
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sultan Agung bekerjasama dengan Apotek
untuk menyelenggarakan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA) Apotek yang
merupakan program Pendidikan dan pelatihan calon Apoteker berupa magang kerja
di Perapotekan mulai dari tanggal 20 September – 13 November 2021. PKPA ini
diharapkan mampu membekali para calon Apotekerdalam melakukan fungsi dan
tanggung jawab sebagai Apoteker secara profesional, memberikan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat, serta pengelolaan suatu apotek.
2
B. Tujuan PKPA
Adapun tujuan Praktek Kerja Profesi Apoteker adalah sebagai berikut :
1. Memahami tugas dan tanggung jawab apoteker di apotek
2. Memberikan bekal wawasan, pengetahuan, dan keterampilan dalam pengelolaan
dan pelayanan di apotek.
3. Melihat dan mempelajari strategi dan kegiatan-kegiatan yang dapatdilakukan untuk
pengembangan praktek di apotek.
4. Mempelajari tata cara berkomunikasi yang efektif dengan pasien Ketika
memberikan informasi obat, edukasi dan konseling mengenai terapi suatupenyakit.
C. Manfaat PKPA
Manfaat Praktek Kerja Profesi Apoteker adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui, memahami tugas dan tanggung jawab apoteker dalam mengelola
apotek.
2. Mendapat pengalaman mengenai pekerjaan kefarmasian di apotek.
3. Mendapat pengetahuan tentang manajemen di apotek.
4. Meningkatkan percaya diri untuk menjadi apoteker yang professional
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Apotek
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefamasian oleh apoteker (Permenkes, 2017). Menurut Keputusan Mentri
Kesehatan (KEPMENKES) No. 1332/MENKES/SK/X/2002 pasal 1 yang
dimaksud dengan apotek adalah suatu tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian
dan penyaluran sediaan farmasi, serta perbekalan kesehatan lainnya kepada
masyarakat. Apotek merupakan salah satu sarana pelayanan kesehatan dalam
membantu mewujudkan tercapainya derajat kesehatan yang optimal bagi
masyarakat, selain itu juga sebagai salah satu tempat pengabdian dan praktek
profesi apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian. Apoteker merupakan
sarjana farmasi yang telah lulu dan telah mengucap sumpah jabatan dan berhak
melakukan praktek kefarmasian. Apoteker harus menerapkan standar pelayanan
kefarmasian dalam menjalankan tugasnya.
4
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucap sumpah
jabatan apoteker.
2. Sarana yang digunakan untuk melakukan pekerjaan kefarmasian.
3. Sarana yang digunakan untuk memproduksi dan mendistribusi sediaanfarmasi
antara lain obat, bahan baku obat, obat tradisional, dan kosmetik. Sarana
pembuatan dan pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan,
pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyaluran obat,
pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep obat, pelayanan informasi obat,
serta pengembangan obat, bahan baku obat dan obat tradisional.
5
i. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2015
tentang Peredaran, Penyimpanan, Pemusnahan dan Pelaporan Narkotika,
Psikotropika dan Prekursor Farmasi.
j. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No 31 Tahun 2016
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
889/MENKES/V/2011 tentang Registrasi, Izin Praktik dan Izin Kerja
Tenaga Kefarmasian.
k. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 tahun 2016
tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
l. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 80 tahun 2016
tentang Penyelenggaraan Pekerjaan Asisten Tenaga Kesehatan.
m. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2017
tentang Apotek.
n. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2018
tentang Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik
Sektor Kesehatan.
o. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 3 tahun 2021
tentang Perubahan Penggolongan, Pembatasan, dan Kategori Obat.
p. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 1962 tentang
Lafal Sumpah/Janji Apoteker.
q. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 1998 tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan.
r. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 51 Tahun 2009 tentang
Pekerjaan Kefarmasian.
s. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2010 tentang
Prekursor.
t. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 47 Tahun 2016 tentang
Fasilitas Pelayanan Kesehatan.
6
u. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2018 tentang
Pajak Penghasilan atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau
Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu.
7
dan hygiene lingkungan. Selain itu apotek dapat didirikan di lokasi yang
sama dengan kegiatan pelayanan komoditi lainnya diluar sediaan farmasi
(Firmansyah, 2009). Apotek harus dapat dengan mudah diakses oleh
masyarakat. Pada halaman terdapat papan petunjuk yang dengan jelas
tertulis kata “Apotek”
1) Bangunan apotek harus memiliki fungsi keamanan, kenyamanan, dan
kemudahan dalam pemberian pelayanan kepada pasien serta
perlindungan dan keselamatan bagi semua orang termasuk penyandang
cacat, anak-anak dan orang lanjut usia.
2) Bangunan apotek harus bersifat permanen, minimal 40 m2. Bangunan
bersifat permanen sebagaimana yang dimaksud yaitu bagian dan/atau
terpisah dari pusat perbelanjaan, apartemen, rumahtoko, rumah kantor,
rumah susun, dan bangunan yang sejenis.
3) Bangunan apotek setidaknya memiliki sarana dan prasarana yang
berfungsi sebagai;
• Ruang tunggu pasien
• Ruang peracikan dan penyerahan obat
• Ruang administrasi
• Ruang penyimpanan obat
• Ruang konseling
• Ruang tempat pencucian alat
• Kamar kecil (WC)
4) Prasarana yang dimiliki apotek paling sedikit terdiri atas;
• Instalasi air bersih
• Instalasi listrik
• System tata udara
• System proteksi kebakaran
5) Perlengkapan apotek yang harus tersedia di apotek adalah;
a) Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan, seperti timbangan,
mortar, dan gelas ukur
8
b) Perlengkapan dan alat penyimpanan perbekalan farmasi sepertilemari
obat dan lemari pendingin
9
perundang-undangan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian
sebagai asisten apoteker yang berada di bawah pengawasan
apoteker. Selain itu, terdapat tenaga lainnya yang dapat mendukung
kegiatan di apotek yaitu(Umar, 2011):
a) Juru resep adalah petugas yang membantu pekerjaan asisten
apoteker
b) Kasir adalah orang yang bertugas menerima uang, mencatat
penerimaan, dan pengeluaran uang.
c) Pegawai tata usaha adalah petugas yang melaksanakan administrasi
apotek dan membuat laporan pembelian, penjualan, penyimpanan,
dan keuangan apotekE. Persyaratan Apoteker Pengelola Apotek
10
3. Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan/Continuing Professional
Development (CPD) dan mampu memberikan pelatihan yang berkesinambungan
4. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan diri,
baik melalui pelatihan, seminar, workshop, pendidikan berkelanjutan atau
mandiri
5. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan perundang
undangan, sumpah apoteker, standar profesi (standar pendidikan, standar
pelayanan, standar kompetensi dan kode etik) yang berlaku
F. Tugas dan Tanggungjawab Apoteker Pengelola Apotek
Apoteker harus menjalankan praktik sesuai standar pelayanan. Apoteker
juga harus mampu berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya dalam
menetapkan terapi untuk mendukung penggunaan obat yang rasional. Dalam
melakukan praktik tersebut, apoteker juga dituntut untuk melakukan monitoring
penggunaan obat, melakukan evaluasi serta mendokumentasikan segala
aktivitas kegiatannya (Permenkes Nomor 35 Tahun 2014).
Menurut (Umar, 2005) tugas dan kewajiban APA adalah sebagai berikut :
1. Memimpin seluruh kegiatan apotek baik kegiatan teknis maupun non teknis
kefarmasiaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Mengatur, melaksanakan dan mengawasi administrasi
3. Mengusahakan agar apotek yang dipimpinya dapat memberikan hasil yang
optimal sesuai dengan rencana kerja dengan cara meningkatkan omset,
mengadakan pembelian yang sah dan penekanan biaya serendah mungkin
4. Melakukan pengembangan usaha apotek
5. Menetukan arah terhadap seluruh kegiatan
6. Menentukan sistem (peraturan) terhadap seluruh kegiatan
7. Mengawasi pelaksanaan seluruh kegiatan
8. Bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan
11
9. Koreksi sesuai peraturan.
G. Studi Kelayakan Pendirian Apotek
Studi kelayakan (Feasibility Study) adalah metode penjajagan gagasan suatu
proyek mengenai kemungkinan layak atau tidaknya proyek tersebut untuk
dilaksanakan. Studi kelayakan berfungsi sebagai pedoman atau landasan
pelaksanaan pekerjaan, karena dibuat berdasarkan data-data dari berbagai
sumber yang dianalisis dari banyak aspek.
Tingkat keberhasilan studi kelayakan dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal merupakan kemampuan sumber daya
internal yang meliputi kecakapan manajemen, kualitas pelayanan, produk yang
dijual, dan kualitas karyawan, sedangkan faktor eksternal merupakan kondisi
lingkungan luar yang tidak dapat dipastikan seperti pertumbuhan pasar, pesaing,
pemasok dan perubahan peraturan.
Pembuatan studi kelayakan terbagi dalam 5 tahapan proses yaitu penemuan
gagasan (ide), penelitian lapangan, evaluasi data, pembuatan perencanaan dan
pelaksanaan kerja.
1. Tahap Penemuan Gagasan
Gagasan yang baik adalah gagasan yang sesuai dengan visi
organisasi, dapat menguntungkan organisasi, sesuai dengan kemampuan
sumber daya yang dimiliki organisasi, tidak bertentangan dengan peraturan
yang berlaku dan aman untuk jangka panjang. Apabila gagasan tersebut
dapat memberikan gambaran yang baik bagi organisasi, maka dilanjutkan
dengan penelitian di lapangan.
2. Tahap Penelitian Lapangan
Penelitian di lapangan membutuhkan data-data antara lain, (1) data
ilmiah seperti data nilai strategis sebuah lokasi, kelas konsumen, peraturan
yang berlaku di daerah tersebut dan tingkat persaingan yang ada. (2) data
non ilmiah yang merupakan suatu intuisi atau perasaan yang diperoleh
melihat lokasi dan kondisi lingkungan disekitarnya.
3. Tahap Evaluasi
Setelah selesai dilakukan penelitian lapangan, maka dilakukan
12
evauasi terhadap data-data yang didapatkan dengan cara :
13
perencanaan laba, sebagai alat pengendalian, sebagai alat
pertimbangan dalam menentukan harga jual, dan sebagai alat
pengambil keputusan. Menurut Anief (2001) secara garis besar, biaya
dapat dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel yang dirumuskan
sebagai berikut:
Keterangan :
BEP : Break Event Point
FC : Fixed Cost (biaya tetap)
VC : Variable Cost (biaya variabel) TR : Total Revenue (pendapatan
total)
b. Return on Investment (ROI)
Pengembalian atas investasi (Return on Investment) merupakan
perbandingan antara pemasukan (income) pertahun terhadap dana
investasi yang memberikan indikasi profitabilitas suatu investasi. Hal
ini penting untuk mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan
pendapatan (Anief, 2001). Rumusnya adalah:
Menurut Satibi, et al (2016). Nilai ROI yang baik tergantung tujuan
perusahaan, tapi secara umum dapat dikatakan ROI yang baik adalah
lebih besar daripada jasa pinjaman rata-rata. Besarnya ROI yang
diperoleh merupakan tingkat pengembangan usaha suatu perusahaan.
c. Payback Period (PP)
Menurut Satibi, et al (2016). Payback period merupakan suatu analisa
untuk mengethaui berapa lama modal yang kita investasi akan kembali
(balik modal). PP merupakan rasio dari total investasi dibandingkan
dengan laba bersih. Payback period dapat dihitung dengan rumus :
Semakin kecil waktu pengembalian modal maka semakin
prosespektif pendirian apotek yang menandakan semakin besar tingkat
pengembalian modal dan keuntungan bersih rata-rata juga akan
semakin besar. Payback period tergantung dari jumlah investasi dan
modal tetap yang dikeluarkan. Investasi juga berasal dari modal
operasional dan modal cadangan (Anief, 2001).
14
H. Tata Cara Pendirian Apotek Sistem Baru Online
Menurut Permenkes RI No.26 Tahun 2018 tentang pelayanan perizinan
berusaha terintegrasi secara elektronik sektor kesehatan dalam bab III pasal 30
menyebutkan bahwa apotek diselenggarakan oleh pelaku usaha perseorangan
yaitu apoteker. Persyaratan untuk memperoleh izin apotek terdiri dari:
1. Surat Tanda Registrasi Apoteker (STRA)
2. Surat Izin Praktek Apoteker (SIPA)
3. Denah bangunan
4. Daftar Sarana dan Prasarana
5. Berita acara pemeriksaan
Adapun perizinan usaha terintregasi secara elektronik atau Online
Single Submition (OSS) merupakan perizinan berusaha yang diterbitkan oleh
lembaga
OSS untuk dan atas nama menteri, pimpinan lembaga, gubernur, atau
bupati/walikora kepada pelaku usaha melalui sistem elektronik yang terintregasi
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2018 Tentang
Pelayanan Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik Sektor Kesehatan,
2018).
Penerbitan perizinan berusaha oleh Lembaga OSS yang dilakukan dalam
bentuk dokumen elektronik disertai dengan tanda tangan elektronik sesuai dengan
peraturan perundang-undangan di bidang informasi dan transaksi elektronik.
Pelaku Perizina Berusaha dapat mengakses melalui website https://oss.go.id/.
Berikut merupakan tata cara perijinan melalui Lembaga OSS.
15
Gambar 1. Langkah Penggunaan OSS
a. Perencanaan
16
Dalam membuat perencanaan pengadaan perlu diperhatikan pola
penyakit, pola konsumsi, budaya dan kemampuan masyarakat sekitar
apotek. Perencanaan merupakan suatu proses menentukan arah dalam
merencanakan serta menetapkan pemesananan produk sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan.
Perencanaan adalah salah satu fungsi yang menentukan dalam proses
pengadaan. Tujuan perencanaan adalah untuk menetapkan jenis dan
jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola penyakit dan kebutuhan
pelayanan kesehatan (Dirjen Binfar, 2010).
Tahapan perencanaan kebutuhan perbekalan farmasi meliputi :
1) Pemilihan
Fungsi pemilihan adalah untuk menentukan apakah perbekalan
farmasi benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien/kunjungan
dan pola penyakit. Pemilihan obat berdasarkan pada obat generik
terutama yang tercantum dalam Daftar Obat Pelayanan Kesehatan Dasar
(PKD) dan Daftar Obat Essensial Nasional (DOEN) yang masih berlaku
dengan patokan harga sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
tentang daftar harga obat untuk obat Pelayanan Kesehatan Dasar (PKD)
dan obat program kesehatan. Pada perencanaan kebutuhan obat, apabila
dana tidak mencukupi, perlu dilakukan analisa kebutuhan sesuai
anggaran yangada (dengan menggunakan metode perhitungan ABC) dan
untuk seleksi obat perlu dilakukan analisa VEN.
2) Kompilasi Penggunaan
Berfungsi untuk mengetahui penggunaan bulanan masing- masing
jenis perbekalan farmasi selama setahun dan sebagai data pembanding
bagi stok optimum.
3) Perhitungan Kebutuhan
Menurut Dirjen Binfar, 2010 antara lain sebagai berikut :
a. Metode Just in time
Menganalisis kebutuhan obat dengan sistem yang di rancang untuk
mendapatkan kualitas yang baik, menekan biaya dan mencapai
17
waktu dan biaya seefisien mungkin dengan menghilangkan
pemborosan yang ada.
b. Metode konsumsi
Menganalisis data konsumsi obat tahun sebelumnya. Hal yang
perlu diperhatikan adalah pengumpulan data dan pengolahan data,
analisis data untuk informasi dan evaluasi, danperhitungan perkiraan
kebutuhan obat.
c. Metode Epidemiologi
Menganalisis kebutuhan obat berdasarkan pola penyakit.
Langkah yang perlu dilakukan adalah menentukan jumlah penduduk
yang akan dilayani, menentukan jumlah kunjungan kasus
berdasarkan frekuensi penyakit, menyediakan pedomanpengobatan,
menghitung perkiraan kebutuhan obat, dan penyesuaian dengan
alokasi dana yang tersedia.
d. Metode Campuran
Gabungan dari metode konsumsi dan metode epidemiologi.
1) Analisa ABC
Berdasarkan berbagai pengamatan dalam pengelolaan obat,
yang paling banyak ditemukan adalah tingkat konsumsi pertahun
hanya diwakili oleh relatif sejumlah kecil item. Sebagai contoh,
dari pengamatan terhadap pengadaan obat dijumpai bahwa
18
sebagian besar dana obat (70%) digunakan untuk pengadaan,
10% dari jenis/item obat yang paling banyak digunakan
sedangkan sisanya sekitar 90% jenis/item obat menggunakandana
sebesar 30%. Oleh karena itu, menurut (Siti Fadilah, 2008)
analisa ABC mengelompokkan item obat berdasarkan kebutuhan
dananya, yaitu:
a) Kelompok Always (A)
Kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 70% dari jumlah dana
obat keseluruhan.
b) Kelompok Better (B)
Kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 20%.
c) Kelompok Control (C)
Kelompok jenis obat yang jumlah nilai rencana pengadaannya
menunjukkan penyerapan dana sekitar 10% dari jumlah dana
obat keseluruhan.
Langkah-Langkah menentukan kelompok A, B dan C:
1. Hitung jumlah dana yang dibutuhkan untuk masing-masing obat
dengan cara mengalikan kuantum obat dengan harga obat
2. Tentukan rankingnya mulai dari yang terbesar dananya sampai
yang terkecil
19
tercantum dalam daftar obat dikelompokkankedalam tiga kelompok
berikut :
a. Kelompok Vital (V)
Kelompok obat yang vital, yang termasuk dalamkelompok ini
antara lain:
1. Obat penyelamat (lifesaving drugs)
2. Obat untuk pelayanan kesehatan pokok (vaksin, dll)
3. Obat untuk mengatasi penyakit-penyakit penyebab kematian
terbesar
b. Kelompok Esensial (E)
Kelompok obat yang bekerja kausal, yaitu obat yang bekerja
pada sumber penyebab penyakit.
c. Kelompok Non Esensial (N)
Merupakan obat penunjang yaitu obat yang kerjanya ringan
dan biasa dipergunakan untuk menimbulkan kenyamanan atau
untuk mengatasi keluhan ringan.
Penggolongan obat sistem VEN dapat digunakan untuk:
1. Penyesuaian rencana kebutuhan obat dengan alokasi dana yang
tersedia. Obat-obatan yang perlu ditambah atau dikurangi dapat
didasarkan atas pengelompokan obat menurut VEN.
2. Dalam penyusunan rencana kebutuhan obat yang masuk
kelompok V agar diusahakan tidak terjadi kekosongan obat.Untuk
menyusun daftar VEN perlu ditentukan lebih dahulu kriteria
penentuan VEN. Kriteria sebaiknya disusun oleh suatu tim. Dalam
menentukan kriteria perlu dipertimbangkan kondisi dan kebutuhan
masing-masing wilayah (Siti Fadilah, 2008).
Menurut Siti Fadilah (2008), kriteria yang disusun dapat
mencakup berbagai aspek sebagai berikut :
1. Klinis
2. Konsumsi
3. Target kondisi
20
4. Biaya
Langkah-langkah menentukan VEN :
1. Menyusun kriteria menentukan VEN
2. Menyediakan data pola penyakit
3. Merujuk pada pedoman pengobatan
3. Analisa Kombinasi ABC-VEN
Jenis obat yang termasuk kategori A (dalam analisis ABC)
adalah benar-benar yang diperlukan untuk menanggulangi penyakit
terbanyak dan obat tersebut statusnya harus E dan sebagian V (dari
analisa VEN). Sebaliknya jenis obat dengan status N harus nya masuk
dalam kategori C (Maimun, 2008).
b. Pengadaan
Pengadaan sediaan farmasi harus melalui jalur resmi untuk menjamin kualitas
pelayanan kefarmasian sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pengadaan obat dilakukan kepadaPBF resmi dengan menggunakan Surat Pesanan
(SP) yang berisi nama obat dan jumlah obat yang dipesan. SP dibuat rangkap dua,
satu untuk PBF dan satu untuk arsip apotek. Dalam pengadaan apotek beberapa hal
yang perlu diperhatikan meliputi pemilihan distributor yang diinginkan dengan
menentukan legalitas, harga
yang kompetitif, pelayanan cepat, potongan harga atau diskon, tenggang waktu
yang diberikan serta bisa melakukan pembelian dalam jumlah terbatas. Pengadaan
merupakan kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah direncanakan dan
disetujui, melalui :
1) Pembelian
Pemilihan pemasok adalah penting karena dapat mempengaruhi kualitas dan
kuantitas obat. Persyaratan pemasok adalah sebagai berikut:
a. Memiliki izin Pedagang Besar Farmasi (PBF)/Industri Farmasi yang masih berlaku.
b. PBF harus ada dukungan dari industri farmasi yang memiliki Sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) bagi tiap bentuk sediaan obat yang dibutuhkan
untuk pengadaan. Industri farmasi harus memiliki sertifikat CPOB bagi tiap bentuk
sediaan obat yang dibutuhkan untuk pengadaan.
21
c. PBF atau industri farmasi harus memiliki reputasi yang baik dalam bidang
pengadaan obat. Pemilik dan atau APJ PBF, apoteker penanggungjawab produksi
dan quality control industri farmasi tidak sedang dalam proses pengadilan atau
tindakan yang berkaitan dengan profesi kefarmasian.
d. Mampu menjamin kesinambungan ketersediaan obatsesuai dengan masa kontrak.
e. Produksi/Pembuatan Sediaan Farmasi
f. Sumbangan/droping/hibah
g. Pembelian dengan penawaran yang kompetitif (tender)merupakan suatu metode
penting untuk mencapai keseimbangan yang tepat antara mutu dan harga, apabila
ada dua atau lebih pemasok, apoteker harus mendasarkan pada kritera berikut: mutu
produk, reputasi produsen, harga, berbagai syarat, ketepatan waktu pengiriman, mutu
pelayanan pemasok, dapat dipercaya, kebijakan tentang barang yang dikembalikan, dan
pengemasan (Dirjen Binfar, 2010).
h. Konsinyasi
Konsinyasi merupakan suatu bentuk kerja sama apotek dengan suatu
perusahaan atau distributor yang menitipksn barang nya untuk di jual. Setiap dua
bulan sekali perusahaan yang menitipkan produknya akanmemeriksa produk yang
dititipkan diapotek, hal ini bertujuan untuk mengetahui berapa produk yang terjual.
Pembayaran yang dilakukan oleh apotek sesuai jumlah barang yang laku. Apabila
barang tidak laku maka dapat diretur (kembalikan).
c. Penerimaan
Penerimaan merupakan suatu kegiatan dari perbekalan farmasi yang memiliki
tujuan untuk menjamin kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, waktu
penyerahan dan harga yang tertera dalam surat pesanan dengan faktur dan kondisi
fisik barang yang diterima. Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima
perbekalan farmasi yang telah diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui
pembelian langsung, tender, konsinyasi atau sumbangan. Penerimaan perbekalan
farmasi harus dilakukan oleh petugas yang bertanggung jawab. Petugas yang
dilibatkan dalam penerimaan harus terlatih baik dalam tanggungjawab dan tugas
mereka, serta harus mengerti sifat penting dari perbekalan farmasi. Dalam tim
penerimaan farmasi harus ada tenaga farmasi (Dirjen Binfar, 2010).
22
d. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman dari
pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat (Dirjen Binfar,
2010).
Tujuan penyimpanan sebagai berikut :
a. Memelihara mutu sediaan farmasi
b. Menghindari penggunaan yang tidak bertanggungjawab
c. Menjaga ketersediaan
d. Memudahkan pencarian dan pengawasan
Aspek yang perlu diperhatikan pada penyimpanan obat/bahan obat yaitu
obat/bahan obat harus disimpan dalam wadah asli dari pabrik pada kondisi yang
sesuai sehingga terjamin keamanan dan stabilitasnya, apabila ada suatu keadaan
yang menyebabkan obatharus dipindahkan pada wadah lain, maka harus dicegah
terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang jelas (nama obat, nomor
batch dan tanggal kadaluwarsa) pada wadah baru. Semua obat/bahan obat harus
disimpan pada kondisi yang sesuai sehingga terjaminkeamanan dan stabilitasnya.
Tempat penyimpanan obat tidak dipergunakan untuk penyimpanan barang lainnya
yang menyebabkan kontaminasi. Sistem penyimpanan dilakukan dengan
memperhatikanbentuk sediaan dan kelas terapi obat serta disusun secara alfabetis
danpengeluaran obat memakai sistem First Expired First Out (FEFO) dan First In
First Out (FIFO).
Obat yang memiliki nama maupun bentuk kemasan yang mirip (Look Alike
Sound Alike/LASA) tidak boleh diletakkan berdekatan dan harus diberikan penanda
dengan stiker LASA pada tempat penyimpanan obat. Untuk meminimalisir
kesalahan penyerahan obat disarankan penyimpanan berdasarkan kelas terapi yang
dikombinasi dengan bentuk sediaan dan alfabetis. Apoteker harus memperhatikan
obat-obat yang harus disimpan secara khusus seperti narkotika,
23
psikotropika, obat yang memerlukan suhu tertentu, dan obat yang mudah terbakar.
1. Penyusun Obat
Obat disusun menurut bentuk sediaan dan alfabetis. Langkah- langkah penyusunan
obat, adalah sebagai berikut:
a) Gunakan prinsip First Expired First Out (FEFO) dan First InFirst Out (FIFO) dalam
penyusunan obat yaitu obat yang masa kadaluwarsanya lebih awal atau yang
diterima lebih awal harus digunakan lebih awal sebab umumnya obat yangdatang
lebih awal biasanya juga diproduksi lebih awal.
b) Untuk obat kemasan kecil dan jumlahnya sedikit disimpan dalam rak dan pisahkan
antara obat dalam dan obat untuk pemakaian luar dengan memperhatikan
keseragaman nomorbatch
c) Gunakan lemari khusus untuk menyimpan narkotika danpsikotropika.
d) Simpan obat yang stabilitasnya dapat dipengaruhi oleh temperatur, udara, cahaya
dan kontaminasi bakteri pada tempat yang sesuai. Perhatikan untuk obat yang perlu
penyimpanan khusus.
f) Apabila persediaan obat cukup banyak, maka biarkan obat tetap dalam box masing-
masing.
2. Urutan penyusunan obat sebagai berikut :
a. Pastikan Gudang penyimpanan Obat sudah memenuhipersyaratan
b. Periksa stock obat di gudang, contoh: Obat yang sudah expired date dikeluarkan
24
Obat yang sudah rusak dikeluarkan Obat yang hampir mendekati expired date
dipisahkan
c. Lakukan stock opname untuk menghitung kebutuhan obat periode selanjutnya
dengan bantuan kartu stok
d. Lakukan Pengendalian Persediaan
e. Simpan obat dan susun dalam rak dan berikan nomor kode
f. Pisahkan obat dalam (yang melewati saluran cerna seperti tablet, kapsul, kaplet,
suspensi, emulsi, dll) dan obat luar (tidak melalui saluran cerna seperti injeksi,
salep, krim, suppositoria, dll)
g. Untuk sediaan obat berbentuk cair, diletakkan di rak bawah
h. Untuk sediaan obat berbentuk padat di letakkan di bagian atas
i. Golongan antibiotik harus disimpan dalam wadah tertutup rapat, terhindar dari
cahaya matahari, disimpan di tempat kering
j. Simpan obat yang membutuhkan suhu rendah pada lemari esdengan suhu 2-8 derajat
celcius (seperti: suppositoria, vaksin,serum, dll) dan susun obat.
k. Untuk obat psikotropika dan narkotika disimpan pada lemarikhusus yang memiliki
2 pintu, lemari harus tertempel di dinding, kunci harus dipegang oleh penanggung
jawab.
25
oleh apoteker dan disaksikan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota. Resep yang
telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat dimusnahkan oleh
apoteker disaksikan oleh petugas lain di apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan berita acara pemusnahan resep dan
selanjutnya dilaporkan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Penghapusan dan
pemusnahan sediaan farmasi harus dilaksanakan dengan cara yang baik dan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
f. Pengendalian
Pengendalian adalah kegiatan yang memastikan penggunaan obat sesuai dengan
formularium, sesuai dengan diagnosis dan terapi serta memastikan persediaan
efektif dan efisien atau tidak terjadi kelebihan dan juga kekurangan atau
kekosongan, kerusakan, kadaluwarsa, dan kehilangan serta pengembalian pesanan
sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai (Permenkes RI, 2014).
26
c. Data pada kartu stok digunakan untuk menyusun laporan, perencanaan pengadaan
distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik perbekalan farmasi
dalam tempatpenyimpanan.
2. Pelaporan
Pelaporan adalah kumpulan catatan dan pendataan kegiatan administrasi
perbekalan farmasi, tenaga dan perlengkapan kesehatan yang disajikan kepada
pihak yang berkepentingan.Pelaporan terdiri dari pelaporan internal dan eksternal.
Pelaporan internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan
manajemen apotek, meliputi keuangan, barang dan laporan lainnya. Pelaporan
eksternal merupakan pelaporan yang dibuat untuk memenuhi kewajiban sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan meliputi pelaporan narkotika,
psikotropika dan pelaporan lainnya (Menteri Kesehatan Republik Indonesia, 2016).
Tujuan:
a. Tersedianya data yang akurat sebagsai bahan evaluasi
b. Tersedianya informasi yang akurat
c. Tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan
d. Mendapat data yang lengkap untuk membuat perencanaan.
2. Penyaluran
Penyaluran obat di apotek :
1) Pelayanan Non Resep Obat-obat bebas membutuhkan penataan di lemari etalase
secara farmakologis atau berdasarkan khasiat obat. Hal-hal penting yang harus
diperhatikan adalah:
a. Harga harus bersaing dengan toko-toko obat di sekitarnya, kurang lebih 10% - 15%
dari harga pembelian.
b. Penyetokan dilakukan dengan cara stock tetap yang sering disebut moeder stock,
yaitu obat tertentu harganya tetap.
2) Pelayanan Resep
Resep obat adalah permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, dokter hewan
kepada apoteker untuk menyediakan dan menyerahkan obat bagi penderita sesuai
peraturan perundang- undangan yang berlaku. Apotek wajib melayani resep dokter,
dokter gigi dan dokter hewan. Pelayanan resep sepenuhnya atas tanggungjawab
27
APA. Dalam hal pasien tidak mampu menebus obat yang ditulis dalam resep,
apoteker wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat alternatif.
Apoteker wajib memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan obat
yang diserahkan kepada pasien. Informasi meliputi cara penggunaan obat, dosis dan
frekuensi pemakaian, lamanya obat digunakan indikasi, kontra indikasi,
kemungkinan efek samping dan hal-hal lain yang diperhatikan pasien. Apabila
apoteker menganggapdalam resep terdapat kekeliruan atau penulisan resep yang
tidak tepat, harus diberitahukan kepada dokter penulis resep. Bila karena
pertimbangannya dokter tetap pada pendiriannya, dokter wajib membubuhkan
tanda tangan atas resep. Salinan resep harus ditanda tangani oleh apoteker.
Pelayanan resep didahului proses skrining resep yang meliputi pemeriksaan
kelengkapan resep, keabsahan dan tinjauan kerasionalan obat. Resep yang lengkap
harus ada nama, alamat dan nomor ijin praktek dokter, tempat dan tanggal resep,
tanda R pada bagian kiri untuk tiap penulisan resep, nama obat dan jumlahnya,
kadang-kadang cara pembuatan atau keterangan lain (iter, prn, cito) yang
dibutuhkan, aturan pakai, nama pasien, serta tanda tangan atau paraf dokter
(Bunyamin, 2007).
Beberapa kegiatan pendistribusian lainnya sebagai berikut:
1. Swamedikasi
Penjualan obat untuk swamedikasi meliputi obat bebas, obat bebas terbatas dan
Obat Wajib Apotek (OWA) yang harus diperhatikan ketika pasien datang membeli
obat untuk swamedikasi adalah:
a. Pasien tersebut membeli obat untuk dirinya sendiri atau orang lain
b. Pasien sedang hamil / menyusui
c. Riwayat penyakit
d. Riwayat pengobatan
e. Menyarankan pasien kedokter jika pengobatan swamedikasitidak memungkinkan.
Kriteria obat yang dapat diserahkan tanpa resep dokter sesuai PMK
No.919/MENKES/PER/X/1993 yaitu:
28
a. Tidak dikontraindikasikan untuk penggunaan pada wanita hamil, anak usia di
bawah 2 tahun dan orang tua usia di atas 65tahun
b. Pengobatan sendiri tidak memberikan resiko pada kelanjutan penyakit
c. Penggunaannya tidak memerlukan cara dan alat khusus yang harus dilakukan oleh
tenaga kesehatan
d. Penggunaannya diperlukan untuk penyakit yang prevalensinya tinggi di Indonesia
e. Obat yang dimaksud memiliki rasio khasiat keamanan yang dapat dipertanggung
jawaban untuk pengobatan sendiri.
3. Pengkajian dan pelayanan resep
Kegiatan pengkajian resep terdiri dari:
Kajian administratif meliputi:
1) Nama pasien, umur, jenis kelamin dan berat badan.
2) Nama dokter, nomor Surat Izin Praktik (SIP), alamat, nomor telepondan paraf
3) Tanggal penulisan Resep.
Kajian kesesuaian farmasetik meliputi:
1) Bentuk dan kekuatan sediaan.
2) Stabilitas.
3) Kompatibilitas (ketercampuran Obat).Pertimbangan klinis meliputi:
1) Ketepatan indikasi dan dosis Obat
2) Aturan, cara dan lama penggunaan obat
3) Reaksi obat yang tidak diinginkan (alergi, efek samping obat,manifestasi klinis
lain)
4) Kontra indikasi
5) Interaksi
29
Jika ditemukan adanya ketidaksesuaian dari hasil pengkajian makaApoteker
Pelayanan Resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan, penyiapan
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai termasuk
peracikan Obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian informasi. Pada setiap
tahap alur pelayanan Resep dilakukan upaya pencegahan terjadinya kesalahan
pemberian Obat (medication error). Petunjuk teknis mengenai pengkajian dan
pelayanan Resep akan diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal.
4. Dispensing
Dispensing terdiri dari penyiapan, penyerahan dan pemberian informasi Obat.
Setelah melakukan pengkajian resep dilakukan hal sebagai berikut:
1) Menyiapkan Obat sesuai dengan permintaan resep menghitung kebutuhan jumlah
Obat sesuai dengan resep.
2) Mengambil Obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan dengan memperhatikan
nama Obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik Obat.
3) Melakukan peracikan Obat bila diperlukan.
4) Memberikan etiket sekurang-kurangnya meliputi: warna putih untuk Obat
dalam/oral dan warna biru untuk Obat luar dan suntik;
5) Menempelkan label “kocok dahulu” pada sediaan bentuk suspensi atau emulsi.
6) Memasukkan Obat ke dalam wadah yang tepat dan terpisah untuk Obat yang
berbeda untuk menjaga mutu Obat dan menghindari penggunaan yang salah.
Setelah penyiapan Obat dilakukan hal sebagai berikut:
1) Sebelum Obat diserahkan kepada pasien harus dilakukan pemeriksaan kembali
mengenai penulisan nama pasien pada etiket, cara penggunaan serta jenis dan
jumlah Obat (kesesuaian antara penulisanetiket dengan Resep).
2) Memanggil nama dan nomor tunggu pasien.
3) Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien.
4) Menyerahkan Obat yang disertai pemberian informasi Obat.
5) Memberikan informasi cara penggunaan Obat dan hal-hal yang terkaitdengan Obat
antara lain manfaat Obat, makanan dan minuman yang harus dihindari,
kemungkinan efek samping, cara penyimpanan Obatdan lain-lain.
30
6) Penyerahan Obat kepada pasien hendaklah dilakukan dengan cara yang baik,
mengingat pasien dalam kondisi tidak sehat mungkinemosinya tidak stabil.
7) Memastikan bahwa yang menerima Obat adalah pasien atau keluarganya.
8) Membuat salinan Resep sesuai dengan Resep asli dan diparaf oleh Apoteker
(apabila diperlukan).
9) Menyimpan Resep pada tempatnya.
10) Apoteker membuat catatan pengobatan pasien dengan menggunakan formulir yang
telah disediakan.
Apoteker di Apotek juga dapat melayani Obat non Resep atau pelayanan
swamedikasi. Apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yang
memerlukan Obat non Resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan Obat bebas
atau bebas terbatas sesuai dengan obat wajib apotek.
Resep yang telah disimpan melebihi jangka waktu 5 (lima) tahun dapat
dimusnahkan. Pemusnahan Resep dilakukan oleh Apoteker disaksikan oleh
sekurang-kurangnya petugas lain di Apotek dengan cara dibakar atau cara
pemusnahan lain yang dibuktikan dengan Berita Acara Pemusnahan Resep
menggunakan Formulir 2 sebagaimana terlampir dan selanjutnya dilaporkan
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.
4. Administrasi
Administrasi Dalam pelayanan kefarmasian di Apotek, kegiatan administratif perlu
dilakukan dalam menunjang manajemen Apotek meliputi:
31
mengintegrasikan pelayanannya pada sistem pelayanan kesehatan secara
berkesinambungan.
2) Pengambil keputusan Apoteker harus mampu dalam mengambil keputusan dengan
menggunakan seluruh sumber daya yang tesedia secara efektif dan efisien.
3) Komunikator
Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan pasien dan tenaga kesehatan lain
sehubungan dengan terapi pasien.
4) Pemimpin
Apoteker diharapkan memiliki kemapuan kepemimpinan yang meliputi keberanian
dalam megambil keputusan yang empati serta efektif, dan kemampuan
mengkomunikasikan maupun mengelola hasil keputusan
5) Pengelola
Apoteker harus mampu mengelola sumber daya manusia, fisik, anggaran dan
informasi secara efektif. Apoteker harus mengikutikemajuan teknologi informasi
dan bersedia berbagi informasi mengenai obat dan hal lain yang berhubungan
dengan obat.
32
f. Wajib mengikuti pendidikan berkelanjutan/Continuing Professional Development
(CPD) dan mampu memberikan pelatihan yang berkesinambungan.
g. Apoteker harus mampu mengidentifikasi kebutuhan akan pengembangan diri, baik
melalui pelatihan, seminar, workshop, pendidikan berkelanjutan atau mandiri.
h. Harus memahami dan melaksanakan serta patuh terhadap peraturan perundang
undangan, sumpah Apoteker, standar profesi (standar pendidikan, standar
pelayanan, standar kompetensi dan kode etik) yangberlaku (Depkes R. I, 2014).
Maqashid Al-Syariah
Maqashid Al-Syariah ialah ketetapan dari makna dan tujuan terhadap
hukumhukum Allah. Sedangkan berdasarkan istilahnya bahwa Maqashid Al-
Syari’ah dari pernyataan Wahbah menerangkan sebagai sekumpulan arti ataupun
tujuan yang ingin didapatkan bagi syara’ dari seluruh ataupun beberapa
permasalahan hukum, dan juga sebagai sasaran syari’at, dan juga dirahasiakan atas
perencanaan masing-masing hukum syar’i yang memegang penuh kuasa syari’at,
Rasul dan Allah SWT. Maqashid Al-Syari’ah juga memiliki arti yang diutarakan
para ulama klasik maupun kontemporer (Azharsyah, 2021).
Berikut pembagian Maqashid Al-Syariah :
1. Maslahah Dauriyat Dauriyat adalah kata yang berarti “mendesak, mendasar, dan
harus dipenuhi kebutuhan” . Asy-Syatibi berpendapat tentang hal yang termasuk
kategori dauriyat yang untuk memperoleh kepentingan penjagaan antara lain :
agama (al-din), jiwa (al-nafs),akal (al- ‘aql),harta (al-mal),dan keturunan (al-nasl).
a. Memelihara Agama
Agama keperluan penting dan utama bagi manusia, maka penting dalam menjaga
kelestarian dan kemaslahatannya. Cara memelihara agama adalah dengan
menunaikan syariat sesuai akidah , beribdah yang tulus,dan berperilaku mulia hal
ini harus dilaksanakan agar mencapai kemaslahatan kehidupan.
b. Memelihara Jiwa
Jiwa juga dijadikan sebagai keperluan utama yang harus dijaga, maka seluruh
sesuatu yang dinilai menjadi wadah memelihara kejiwaan maka bersifat wajib,
seperti kebutuhan pangan dalam memelihara tubuh, tidak melakukan pembunuhan
antar manusia, dan lainnya. Kewajiban ini bertujuan dalam memelihara
33
eksistensinya seorang manusia serta mewujudkan keamanan dan ketentraman
hidup.
c. Memelihara Akal
Akal adalah anugerah Allah dengan memiliki akal manusia bisa menjalankan
kehidupan sebagai khalifah di muka bumi.oleh karena itu penting menjaga dan
memelihara akal untuk meraih kemaslahatan. tidak mengkonsumsi miras dan
narkoba adalah Cara yang dapat dilakukan untuk memelihara akal .
d. Memelihara Harta
Harta adalah hal yang dibutuhkan dalam keperluan hidup manusia. Dalam islam
diajarkan cara yang baik dan benar untuk pencarian dan pengelolaan harta. Oleh
karena itu dalam upaya pencarian harta dilarang melakukan tindakan-tindakan
menyimpang diantaranya mencuri, korupsi, boros, dan hal hal yang mengandung
unsur tidak sesuai syariah. E. Memelihara Keturunan Memelihara keturunan salah
satu dari keperluan primer manusia. Keturunan adalah generasi yang disiapkan
untuk memimpin di muka bumi selanjutnya. Di dalam Islam masalah pernikahan
diatur dengan berbagai syarat dan Islam melarang perzinaan yang bisa menodai
kemuliaan manusia.
2. Maslaha Hajiyat Hajiyat diartikan sebagai kebutuhan. Jika kebutuhan hajiyat
terpenuhi maka mampu mencegah terjadinya kesulitan dalam mencapai keperluan
dauriyat, tetapi apabila keperluan hajiyat tidak dipenuhi maka tidak merusak
keberadaan kebutuhan dauriyat. Haujiyat sama artinya dengan kebutuhan sekunder.
Sebagaimana contoh jika mendirikan sekolah merupakan upaya kebutuhan dauriyat
tetapi tidak adanya pembangunan sekolah, pendidikan tidak akan terhentikan,
namun memiliki bangunan sekolah dapat mendorong pertumbuhan pemenuhan
kebutuhan dauriyat.
3. Maslahah Tahsiniyat Tahsiniyat memiliki arti hal-hal penyempurna. Dalam hal ini
Tahsiniyat merupakan penyempurnaan kebutuhan dauriyat dan hajiyat. Maka dari
itu keperluan ini sering diartikan kebutuhan tersier. Sebagaimana contohnya yaitu
mempercantik masjid hal ini diperbolehkan selama tidak ada keberatan dalam
operasionalnya . meski memiliki sifat tersier aspek faedah tetap sebagai
perbandingan pokok yang utama tidak berlawanan dengan nas Ketiga maslahah
34
diatas memiliki keterkaitan satu sama lain (Shodiqqin, 2012).
J. Perpajakan
Berdasarkan kelompoknya pajak ada beberapa macam dan semuanyaharus
dibayar oleh apotek meliputi:
1. Pajak Daerah
Pajak daerah adalah pajak yang wewenang pemungutannya beradapada
pemerintah daerah baik tingkat propinsi maupun kabupaten. Pajak daerah
ditentukan oleh masing-masing daerah, dan macam pajak yangharus dibayar
adalah:
a. Pajak barang inventaris Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerahterhadap barang
yang digunakan di apotek atau barang inventaris milik apotek seperti pajak televisi
(sekarang sudah tidak ada) dan pajak kendaraan bermotor.
b. Pajak reklame atau iklan Pajak reklame adalah pajak yang dikenakan terhadap
pemasangan papan nama apotek di luar atau di dalam lingkungan apotek. Pajak
tergantung lokasi dan besar papan nama apotek. Jika nama apotek ditulis atau
disertakan di dalam papan nama suatu perusahaan tertentu, pajak reklame akan
ditanggung olehperusahaan tersebut.
c. Surat Keterangan Ijin Tempat Usaha
d. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) (UU R. I, 2000)
2. Pajak Pusat Pajak pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat. Pajak
pusat meliputi:
a. Pajak Tidak Langsung Pajak tidak langsung adalah pajak yang pada akhirnya bisa
dilimpahkan pada pihak lain:
1) Bea Materai untuk kwitansi lebih dari Rp 250.000,00 dikenakan biaya materai Rp
3.000,00.
2) Pajak Pertambahan Nilai (PPN), merupakan pajak tak langsung yang dikenakan
pada setiap pembelian berapa pun jumlah rupiahyang dibelanjakan. Besarnya pajak
yang harus dibayar sebesar 10% dari jumlah pembelian. Misalnya untuk setiap
pembelian obat khususnya untuk PBF yang PKP (Pengusaha Kena Pajak) maka
dikenai PPN sebesar 10%.
35
b. Pajak Langsung
Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan. Pajak langsung meliputi
Pembayaran pajak yang berupa cicilan tiap bulan sebesar 1/12 dari perhitungan
pajak satu tahun sebelumnya. Pembayarandilakukan
36
Pelaporan SIPNAP dan Pelaporan OGB (Obat Generik Berlogo)
1. Pelaporan SIPNAP Pelaporan narkotika dilakukan tiap bulan dan paling lambat
tanggal 10 awal bulan. Pelaporan narkotika dilakukan secara online yaitu SIPNAP
sesuai dengan Permenkes 3 Tahun 2015 pasal 45 ayat 9 dansecara manual. Laporan
bulanan Narkotika manual berisi Nama, satuan, saldo awal, pemasukan, sumber dan
jumlah, penggunaan, dan saldo akhir. Laporan narkotika harus dibuat langsung,
kemudian dicek, setelah sesuai maka APA akan memberikan tanda tangannya.
Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan pelaporan SIPNAP adalah :
37
pencatatan buku Narkotika
i. Setelah selesai memilih obat kemudian disimpan. Tahap ini dilakukan pengecekan
kembali pada data review untuk memastikan sediaan dan jumlah sudah benar.
j. Apabila data sudah yakin benar maka dapat langsung klik kirim.
2. Pelaporan Obat Generik Berlogo (OGB)
Obat Generik Berlogo adalah obat jadi dengan nama generik yang diedarkan
dengan mencantumkan logo khusus pada penandaannya atau obat yang hanya
mengandung zat aktifnya saja. Misalnya: Simvastatin, Ranitidin, Captopril,
Ketoconazol, dll. Pelaporan OGB dilakukan tiap 1 bulan sekali, dibuat 4 rangkap
dan ditujukan kepada Dinas Kesehatan Kotadengan tembusan ke Dinas kesehatan
Provinsi, balai POM dan arsip apotek
Pelayanan KIE dan Pharmaceutical Care
Perkembangan praktek kefarmasian saat ini telah bergeser pada pelayanan
kefarmasian (pharmaceuticalcare) sebagai misi profesi farmasis, sehingga hal ini
membawa konsekuensi bahwa pekerjaan kefarmasian tidak hanya terfokus pada
penyiapan dan penyaluran obat kepada pasien selaku pengguna jasaapotek. Tetapi,
farmasis diharapkan ikut terlibat dalam perancangan, persiapan dan pemantauan
terapi untuk pasien. Untuk itu, interaksi antara farmasis dengan pasien selaku
pengguna jasa apotek harus lebih diintesifkan dengan meningkatkan peran aktif
farmasis melalui konseling pasien dalam rangka menjamin dan efektivitas
pengguna obat (PP R.I, 2009).
38
keinginan pasien, tetapi terapi tersebut memberikan hasil terapetik positif. Sebelum
adanya pelayanan kefarmasian, tidak ada kejelasan tentang konsistensi dan proses
pelayanan sistematik yang digunakan dalam pengobatan.Oleh karena itu farmasis
bertanggung jawab untuk memastikan hasil terapi, menyelesaikan dan mencegah
masalah terapi obat yang dapat menghambat keberhasilan terapi yang diinginkan.
Adapun bentuk pelayanan kefarmasian diApotek yaitu:
1. Konseling
Apoteker harus memberikan konseling mengenai sediaan farmasi, pengobatan
dan perbekalan kesehatan lainnya, sehingga dapat memperbaiki kualitas hidup
pasien atau yang bersangkutan terhindar dari bahaya penyalahgunaan sediaan
farmasi atau perbekalan kesehatan lainnya. Kriteria pasien yang mendapatkan
konseling antara lain sebagai berikut:
a. Pasien dengan kondisi khusus (pediatri, geriatri, ibu hamil, ibumenyusui)
b. Pasien dengan terapi jangka panjang (TB, DM, hipertensi, AIDS,Epilepsi)
c. Pasien yang menggunakan obat terapi sempit (digoksin, fenitoin,teofilin)
39
3) Pendampingan pengelolaan obat atau alat kesehatan dirumahmisalnya pemakaian
obat asma dan penyimpanan insulin.
4) Monitoring pelaksanaan, efektifitas dan keamanan penggunaanobt berdasarkan
catatan pengobatan pasien
5) Dokumentasi pelaksanaan pelayanan kefarmasian dirumah
dengan menggunkan formulir.
b. IPC (interprofessional collaboration)
IPC (interprofessional collaboration) adalah satu konsep pendidikan
terintregrasi untuk peningkatan kemampuan kolaborasi. IPC dapat terjadi ketika
dua atau lebih profesi yang berbeda saling bekerjasama dengan tujuan untuk
peningkatan kerja sama dan kualitas pelayanan kesehatann. Sehingga dapat
mengembangkan kerjasama antara dua lebh profesi kesehatan demi terwujudnya
pelayanan pasien yang lebih optimal (WHO, 2013).
Evaluasi Apotek
Evaluasi mutu pelayanan merupakan suatu proses penilaian kinerja pelayanan
kefarmasian di apotek yang meliputi penilaian terhadap sumber daya manusia
(SDM), pengelolaan perbekalan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan, dan
pelayanan kefarmasian kepada pasien. Indikator yang digunakan untuk
mengevaluasi mutu pelayanan di apotek antara lain :
1. Tingkat kepuasan pasien, dilakukan dengan survey berupa angket atau wawancara
langsung.
2. Dimensi waktu, lama pelayanan diukur dengan waktu (yang telah ditetapkan).
3. Prosedur tetap, untuk menjamin mutu pelayanan sesuai standar yang telah
ditetapkan. Tujuan evaluasi mutu pelayanan adalah untuk mengevaluasi seluruh
rangkaian kegiatan pelayanan kefarmasian di apotek dan sebagai dasar perbaikan
pelayanan kefarmasian selanjutnya. Untuk mengetahui mutu pelayanan
kefarmasian, salah satu indikator yang mudah dilakukan adalah dengan mengukur
kepuasan pasien dengan cara angket (Depkes RI,2004). Berdasarkan Permenkes RI
No. 35 Tahun 2014, evaluasi mutu diApotek dilakukan terhadap mutu manajerial
dan pelayanan farmasi klinik.
a) Mutu manajerial Metode evaluasi mutu pelayanan apotek terhadap mutumanajerial
40
antara lain:
1) Audit
Merupakan usaha untuk menyempurnakan kualitas pelayanan dengan
pengukuran kinerja bagi yang memberikan pelayanan dengan menentukan kinerja
yang berkaitan dengan standar yang dikehendaki. Oleh karena itu, audit merupakan
alat untuk menilai, mengevaluasi, menyempurnakan pelayanan kefarmasian secara
sistematis. Audit dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap
proses dan hasil pengelolaan. Contohnya adalah audit kesesuaian SPO, audit
keuangan (cashflow,neraca, lapotran rugi laba), dan audit perbekalan kesehatan
(DepkesR. I, 2014).
2) Review
Review yaitu tinjauan atau kajian terhadap pelaksanaan pelayanan
kefarmasian tanpa dibandingkan dengan standar. Reviewdilakukan oleh Apoteker
berdasarkan hasil monitoring terhadap pengelolaan sediaan farmasi dan seluruh
sumber daya yang digunakan. Contohnya pengkajian terhadap obat fastmoving dan
slowmoving serta perbandingan harga obat.
3) Observasi
Observasi dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap
seluruh proses pengelolaan sediaan farmasi. Contohnya observasi terhadap
penyimpanan obat, proses transaksi dengan distributor, ketertiban dokumentasi.
Indikator evaluasi mutudiantaranya:
• Kesesuaian Proses Terhadap Standar
• Efektivitas dan Efisiensi
• Mutu Pelayanan Farmasi Klinik
• Pelayanan Farmasi Klinik
1) Audit
Audit dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring
terhadap proses dan hasil pelayanan farmasi klinik. Contohnya audit penyerahan
41
obat kepada pasien oleh Apoteker dan audit waktupelayanan.
2) Review
Review dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap
pelayanan farmasi klinik dan seluruh sumber daya yang digunakan. Contohnya
review terhadap kejadianMedicationerror.
3) Survei
Survei yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. survei
dilakukan oleh Apoteker berdasarkan hasil monitoring terhadap mutu pelayanan
dengan menggunakan angket atau kuesioner atau wawancara langsung. Contohnya
tingkat kepuasan pasien (Depkes R.I, 2014).
4) Observasi
Observasi yaitu pengamatan langsung aktivitas atau proses dengan
menggunakan checklist atau perekaman. Observasi dilakukan oleh Apoteker
berdasarkan hasil monitoring terhadap seluruh proses pelayanan farmasi klinik.
Contohnya observasi pelaksanaan SPO pelayanan. Indikator yang digunakan untuk
mengevaluasi mutu pelayanan farmasi klinik adalah:
• Pelayanan farmasi klinik diusahakan zero deffect darimedicationerror.
• Standar Prosedur Operasional (SPO) untuk menjamin mutupelayanan sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan
• Lama waktu pelayanan resep antara 15-30 menit
• Keluaran pelayanan kefarmasian secara klinik berupa kesembuhan penyakit pasien,
pengurangan atau hilangnya gejala penyakit, pencegahan terhadap penyakit atau
gejala, memperlambat perkembangan penyakit (Depkes R.I, 2014).
b) Evaluasi dari aspek keuangan
1) Break Event Point
Suatu titik yang menggambarkan bahwa apotek dalam keadaan tidak rugi
dan tidak untung, artinya total pendapatan dipakai untuk total bayar itu pas. BEP
memiliki beberapa fungsi diantaranya digunakan untuk perencanaan laba, sebagai
alatpengendalian, sebagai alat pertimbangan dalam menentukan harga jual, dan
sebagai alat pengambil keputusan. Menurut Anief (2001) secara garis besar, biaya
dapat dibagi menjadi biaya tetap dan biayavariable yang dirumuskan sebagai
42
Keterangan :𝐵𝐸𝑃 = 1 1−𝑉𝐶/𝑇𝑅 𝑥 𝐹c
BEP : Break Event Point
FC : Fixed Cost (biaya tetap)
VC : Variable Cost (biaya variabel) TR : Total
Revenue (pendapatan total)
2) Return On Investment
Pengembalian atas investasi (Return on investment) merupakan
perbandingan antara pemasukan (income) per than terhadap dana investasi yang
memberikan indikasi profitabilitas suatu investasi. Hal ini penting untuk
mengetahui kemampuan perusahaan menghasilkan pendapatan (Anief, 2001).
47
BAB III
TINJAUAN UMUM
Sejarah Apotek
Apotek Siroto didirikan pada tanggal 01 Januari 2018, yang berlokasi di
Jalan Ngasem Raya Kp. Siroto RT 01/RW 07 Kelurahan Pudakpayung, Kecamatan
Banyumanik, Kota Semarang. Ditinjau dari lokasiApotek Siroto berada di lokasi di
tengah-tengah perkampungan dengan dikelilingi banyak perumahan-perumahan.
Apotek Siroto sangat strategis, berada tepat di pertigaan, jalan menuju perumahan-
perumahan dan perkampungan. Apotek dikelola oleh apt Dr. Naniek
Widyaningrum, M.Sc selaku pemilik sarana Apotek Siroto dan Apoteker
Penanggung Jawab Apotek (APA) dengan Nomor SIA 442/002/DPM-
PTSP/XII/2018. Tujuan awal berdirinya Apotek Siroto ialah untuk melayani resep
dari dr. Sugeng Suwoto, Sp.OG dan dr. Yusrina Istanti, M.Si. Med., Sp. A(K) untuk
mempermudah pasien ibu hamil dan anak-anak dalam memperoleh penanganan
medis dan obat yang diresepkan.
Apotek siroto selain sebagai suatu unit pelayanan kesehatan sekaligus
tempat praktek profesi apoteker berfungsi juga sebagai suatu unitinstitusi bisnis dan
Pendidikan yang tanpa mengesampingkan dalam hal pelayanan masyarakat
sepertimisi dari apotek Siroto sendiri yaitu untuk memberikan pelayanan
semaksimal mungkin kepada masyarakat umum.
48
Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK),dan Tenaga Teknis Bidan..
49
g) Memberi bonus kepada karyawan yang berprestasi.
h) Memberhentikan karyawan.
2. Tugas dan tanggung jawab APA (Apoteker Pengelola Apotek) diApotek Siroto;
a) Bertanggung jawab terhadap Pemilik Sarana Apotek (PSA) ataskelancaran kerja
tim.
b) Bertanggung jawab membuat keputusan yang berhubungan dengan kemajuan
apotek atas persetujuan PSA.
c) Memimpin seluruh kegiatan termasuk mengkoordinir dan mengawasi kerja
karyawan.
d) Bertanggung jawab pada pengelolaan apotek.
e) Bertanggung jawabpada pelayanan kefarmasian.
3. Tugas dan tanggung jawab APING (Apoteker Pendamping) di ApotekSiroto;
a) Bersama APA bertanggung jawab memajukan apotek dan mewujudkan visi misi
apotek.
b) Bertanggung jawab atas kegiatan di apotek saat APA tidak beradaditempat dalam
hal pelayanan kefarmasian.
4. Tugas dan tanggung jawab TTK (Tenaga Teknis Kefarmasian) diApotek Siroto;
a) Melakukan penjualan dengan harga yang telah ditetapkan.
b) Melayani konsumen dengan ramah dan santun.
c) Memberikan informasi dan solusi kepada konsumen
d) Membina hubungan yang baik pada pelanggan.
e) Menjaga dan memelihara kebersihan dan keamanan barang yang terdapat di fungsi
penjualan.
f) Bertanggung jawab terhadap kepuasan konsumen.
5. Dokter praktik dibantu oleh Tenaga Teknis Bidan sebagai asisten untukmelakukan
penyiapan dan pelayanan kepada pasien. Hal ini untuk mendukung kelancaran
pengelolaan Apotek Siroto dalam melaksanakanpelayanan obat kepada masyarakat
yang pada akhirnya akan dapat
50
membuat apotek lebih maju dan berkembang. Struktur Organisasi diatas
menunjukkan bahwa dengan jelas adanya pemisah antara kegiatan pekerjaan pada
satu orang dengan yang lain, sehingga fungsi dan aktivitas setiap orang berbeda-
beda tetapi terorganisir untuk mencapai visi yang sama. Struktur organisasi harus
mempunyai satu penanggung jawab dalam setiap pekerjaan sehingga mampu
memberikan keputusan
Pengelolaan Apotek
Pengelolaan apotek adalah segala upaya dan kegiatan yangdilakukanoleh
seorang apoteker pengelola apotek dalam rangka tugas dan fungsi apotek yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan,
danpenilaian.Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
26/Menkes/Per/I/1981 pengelolaan apotek meliputi bidang pelayanan kefarmasian,
bidang material, bidang administrasi, keuangan dan bidang ketenagaan dan
bidanglain yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek. Secara umum
pengelolaan apotek dapat dikelompokkan menjadi pengelolaan obat, pengelolaan
resep, administrasidan sumber daya manusia (SDM).
Pengelolaan Obat
1. Perencanaan
Perencanaa merupakan kegiatan dalam pemilihan jenis, jumlah danharga dalam
rangka pengadaan dengan tujuan mendapatkan jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan dan anggaran sertamenghindari kekosongan obat. Perencanaan sediaan
farmasi di Apotek Siroto tidak terpaku pada waktu, tetapi perencanaan melihat
ketersediaan stok sediaan famasi dan alat kesehatan masihmencapai batas minimum
stok.Kegiatan inidiawali dengan pengecekan obat setiap hari oleh Asisten Apoteker
kemudian dicatat dibuku defecta Setelah dicatat dibuku defecta, obat yang
dibutuhkan tersebut dikelompokkan berdasarkan PBF. Perencanaan di Apotek
Siroto menggunakan metode Konsumsi dan Epidemiologi.
51
2. Pengadaan
Pengadaan perbekalan farmasi di Apotek Siroto meliputi pengadaanobat bebas,
obat bebas terbatas, obat-obat tertentu (OOT), psikotropika, dan alat kesehatan.
Pengadaan perbekalan farmasi bertujuan untuk memenuhi kebutuhan perbekalan
farmasi sesuai dengan data perencanaan sebelumnya. Pengadaan di Apotek Siroto
dilakukan pada PBF melalui jalur resmi untuk menjamin kualitas produk tetap
terjaga selama proses distribusi, kemudian pengadaan obat-obatan di Apotek Siroto
dilakuakanoleh Apoteker Penanggungjawab (APA) dengan melalui via
telepon/Whatsapp.
Pemesanan obat bebas, obat bebas terbatas dan obat keras dilakukan
menggunakan surat pesanan (SP) rangkap 2 (dua) yaiturangkap pertama yang
berwarna putih diberikan kepada PBF dan rangkap kedua atau salinnya yang
berwarna merah muda disimpansebagai arsip apotek. Pemesanan obat-obat
prekursor menggunakan surat pesanan (SP) khusus sekurang-kurangnya rangkap 3
(tiga), hanya dapat digunakan untuk memesan satu atau beberapa jenis prekursor dan
wajib menuliskan zat aktif yang terkandung setelah itu, SP ditandatangani oleh
Apoteker dan diberi stampel Apotek Siroto. Pemesanan obat-obat tertentu (OOT)
menggunakan surat pesanan khusus (SP) sekurang - kurangnya rangkap 3yang
ditandatangani oleh APA. Surat pesananobat-obat tertentu dapatmemuat beberapa
item dan wajib menyertakan zat aktif yangterkandung dalam obat tersebut.
Pemesanan obat psikotropika menggunakan surat pesanan (SP) khusus rangkap
2. Jumlah dan jenis obat yang di pesan harus sesuai dengan kebutuhan dan
pemesanan dapat dilakukan lebih dari satuitem. Setelah itu, surat pesanan
ditandatangani oleh Apoteker Penanggung jawab (APA) dan diberi stampel Apotek
Siroto. Metode pembayaran biasanya dilakukan oleh Apotek Siroto dengan dua cara
yaitu dengan Pembelian Cash on Delivery (COD)yaitu ketika barang datang,
langsungdilakukanpembayaran secara tunai, sistem transfer dan sistem
52
konsiniasi, yaitu PBF menitipkanbarang di Apotek Siroto, pembayaran baru
dilakukan apabila barang titipan tersebut telah terjual. Biasanya hanya untuk
produkherbal yang dijual di apotek.
3. Penerimaan
Penerimaan barang-barang dari PBF merupakan kegiatan untuk menjamin
kesesuaian jenis spesifikasi, jumlah, mutu, harga yang tertera dalam faktur dan
kondisi fisik yang diterima. Ketika barang datang cek kesesuaian faktur yang
meliputi nama apotek, alamat apotek, nama PBF, tanggal faktur, jenis sediaan,
jumlah barang, expired date, nomorbatch, keadaan fisik. Apabila sesuai faktur
diterima kemudian di tandatangani APA dan diberi cap apotek. Salinan faktur
dicatat dalam buku barang datang, kemudian faktur disimpan diurutkan sesuai
tanggaldibendel tiapsatu bulan. Namun jika barang yang diterima rusak atau tidak
sesuai, mendekati expired date, maka barang akan di return ke PBF yang
bersangkutan.
4. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan proses kegiatan dalam menyimpan perbekalan
farmasi, setelah penerimaan perbekalan farmasi dan sebelum pendistribusian.
Penyimpanan yang baik bertujuan unuk mempertahankan kualitas obat,
meningkatkan efisiensi, mengurangi kerusakan dan kehilangan obat,
mengoptimalkan manageman persediaan, serta memberikan informasi kebutuhan
obat yang akandatang.
Alur penyimpanan obat di apotek siroto adalah sebagai berikut :
1) Sebelum barang diterima oleh apoteker atau asisten apoteker, Barangdi cek label
yang terbaca jelas, segel yang masih utuh, tanggal expire date, nomor batch. Barang
di catat dalam SIM Komputer dan di masukkan dalam gudang untuk pencatatan
stok.
2) Obat di letakkan pada tempat obat, dituliskan tanggal masuk dan jumlahnya dalam
kartu stok.
53
3) Penyimpanan dilakukan dengan secara alfabetis dengan prinsip FIFO(First in First
Out) dan FEFO (First Expired First Out).
4) Penyimpanan obat yang penampilan dan penamaan yang mirip/LASA (Look Alike
Sound A like) tidak ditempatkan berdekatan dan harus diberi penandaan khusus
untuk mencegah terjadinya kesalahan pengambilan obat. Selain itu, obat Apotek
Siroto disimpan sesuai dengan golongan obat, bentuk sediaan, dan persyaratan
kestabilan obat dan harus di dus aslinya. Berikut penyimpanan obat di Apotek
Siroto.
DAFTAR OBAT HIGHT ALERT
NO NAMA OBAT
1 Glimepirid 1mg,2mg,4mg tab
2 Metformin 500mg, 850mg tab
3 Asam tranexamat tablet
4 Captopril 12,5 mg tab – Captopril 25 mg tab
5 Amlodipin 5 mg tab – Amlodipin 10 mg tab -
6 Candesartan 8 mg tab – Candesartan 16 mg tab
7 Salbutamol 2 mg – Salbutamol 4 mg
8 Methylprednisolon 4 mg – Methylprednisolon 16 mg
9 Lansoprazol (HJ)
10 Cefixim (HJ)
11 Propanolol
12 Glibenklamid
5) Penyimpanan Narkotika
Obat narkotika disimpan pada lemari kayu dua pintu dengan ukuran 63x45 cm
dilengkapi dengan 2 buah kunci dan menempel di dinding
6) Penyimpanan Psikotropika
Obat psikotropika disimpan pada lemari kayu satu pintu dengan ukuran 120 x 80 x
40 cm.
7) Penyimpanan Obat Prekursor
54
Penyimpanan obat prekusor disimpan di etalase kaca berdasarkan bentuk sediaan,
kemudian dalam penataan letaknya berdasarkan alfabetis, FIFO (First In First Out),
dan FEFO (First Expired First Out).
8) Penyimpanan Obat Keras, Bebas, Bebas Terbatas dan Obat GenerikPenyimpanan
obat keras, obat bebas, obat bebas terbatas dan obat generik disimpan berdasarkan
bentuk sediaan, dan disimpanberdasarkan alfabetis, FIFO (First In First Out), dan
FEFO (First Expired First Out).
9) Penyimpanan Obat dengan Suhu Tertentu Penyimpanan obat ini untuk obat-obat
yang harus disimpan padasuhu tertentu (2-8ºC) dandilengkapi oleh kartu pengontrol
suhu. Kemudian penyerahan ke dokter atau bidan menggunakan cold box yang
suhunya terkontrol pada rentang 2-8oC dilengkapi dengan thermometer
55
2) Cara Memusnahkan Obat Psikotropika, Narkotika, dan Prekusor di Apotek
Pemusnahan Narkotika, Psikotropika, dan Prekursor Farmasi hanya
dilakukan dalam hal:
a. Diproduksi tanpa memenuhi standar dan persyaratan yang berlakuatau tidak dapat
diolah kembali.
b. Telah kadaluarsa.
c. Tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada pelayanan
kesehatan dan untuk pengembangan ilmu pengetahuan,termasuk sisapenggunaan
d. Dibatalkan izin edarnya atau berhubungan dengan tindakpindana.
Masing-masing Mahasiswa PKPA melakukan pemusnahan beberapa jenis sediaan
obat diantaranya sediaan antibiotic cefadroxil kapsul dan yusimox dry syrup,
tablet regular (Dexaharsen), sediaan cair/larutan (Anakonidin syrup), sediaansemi
solid (Antis Gel). Lembar kegiatan pemusnahan obat pelaporan pemusnahan obat
dan dapat dilihat pada lampiran.
6. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan di Apotek Siroto meliputi pengadaan, surat pesanan, pajak, dan obat
habis yang ditulis di buku defecta. Pelaporan di Apotek Siroto yaitu pelaporan
penjualan, sediaan obat dan pelaporan inkaso. Untuk pelaporan narkotik dan
psikotropik mealuli SIPNAP ( Sitem Pelaporan Narkotika dan Psikotropika),
pelaporan dilakukan sebulan sekali tiap bulan paling lambat tanggal 10. Pelaporan
OGB (obat Generik Berlogo) di Apotek Siroto diserahkan ke Dinas kesehatan
kota/kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi dan BPOM. Sedangkan untuk wajib
pajak, Apotek Siroto melakukan pembayaran melalui kantor pos dengan
menyertakan kode billing
7. Pengendalian
Menurut PERMENKES Nomor 73 Tahun 2016 menjelaskan bahwa
pengendalian dilakukan untuk mempertahankan jenis dan jumlah persediaan sesuai
kebutuhan pelayanan, melalui pengaturan sistem pesanan atau pengadaan,
penyimpanan dan pengeluaran. Pengendalian persediaan obat di Apotek dilakukan
menggunakan kartu stok secara manual dan melalui sistem komputer. Dalam kartu
stok memuat nama obat, nama PBF asal, nomor batch, jumlah obat masuk, jumlah
56
obat keluar, sisa stok obat, expired date, keterangan/paraf petugas. Hal ini
betujuan menghindari terjadinya kelebihan, kekurangan, kerusakan, dankekosongan
sediaan farmasi.
Stock opname merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap persediaan barang
sebagai salah satu bentuk pengawasan apotek yang dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian jumlah barang yang tersedia secara fisik dengan jumlah yang ada di
kartu stock dengan jumlah yangada di komputer, Mengetahui dan mendata barang
yang sudah atau telah mendekati waktu kadaluarsa dipisahkan. Apotek siroto
menerapkansistem memisahkan barang yang expired date < 6bulan. Kegiaatan ini
juga berguna Mengetahui barang barang yang slow moving dan fast moving sebagai
acuan perencanaan pengadaan yang tepat. Stock opname di Apotek Siroto
dilakukan setiap satu bulan sekali. Apotek Siroto juga melakukan pengendalian cek
stock dan expired date yang dilakukan setiap hari di sistem komputer pada pukul
14:00 – 16:00 WIBsetiap harinya.
8. Pelayanan Resep
1) Pelayanan Obat Dengan Resep Dokter
Resep yang termasuk dalam tahap pengelolaan resep adalah pelayanan resep,
penyimpanan resep, pembukuan, pelaporan obat obat yang diresepkan dan
pemusnahan resep. Pelayanan resep adalah pelayanan atastanggung jawab
Apoteker yang didahului dengan proses skrining. pembuatan sediaan farmasi,
pembuatancopy resep dan etiket hingga pemberian informasi obat kepadapasien.
Apotek Siroto melayani pelayanan resep baik internal maupun pasien eksternal.
Resep internal apotek siroto terbagi menjadi dua yaitu Resep yang dibuat oleh
dokter spesialis anak dandokter spesialis obgyn yang berpraktek di Apotek Siroto,
sedangkanresep dariluar atau eksternal adalah resep yang diterima oleh dokteryang
berpraktek di luar Apotek Siroto. Pengelolaan resep yangdilakukan Apotek Siroto
sudah berjalan dengan baik. Resep yang
57
diterima dari dokter kemudian dilayani olehpetugas kefarmasian sesuai dengan
standar pelayanan resep di apotek siroto.
Alur Pelayanan Resep di Apotek Siroto Pudak Payung Semarang dimulai dari
Apoteker menerima resep kemudian, melakukan screening resep meliputi
Administrasi, Farmasetik, dan Klinik, Jika ada obat merekdagang yang akan diganti
dengan merekgenerik, maka meminta persetujuan pasien terlebih dahulu Apabila
resep tertulis obat generik, dan pasien meminta obat paten maka dilakukan tanda
tangan pasien, kemudian apabila ada ketidak sesuaian screening baik administrasi,
Farmasetik dan klinik maka dilakukan konfirmasi ke dokter penulis resep. Lalu
lakukan cek stok, Hitungjumlah nominal harga dan konfirmasi kepada pasien.
Apabilapasien setuju, dilakukan pembuatan/peracikan obat, namunapabila pasien
tidak setuju,berikan alternatif pilihan obat dengan zat aktif yang sama dengan harga
yang lebih murah (generik). Siapkan obat sesuai resep. Obat yang diambilselalu di
tulis dalam kartu stok (baikjumlah pengambilan maupun jumlahsisa), beri etiket
sesuai penandaan di resep lengkap dan teliti kembali sebelum obat diserahkan
kepada pasien. Beri informasi penggunaan dan aturan pakai, pada kasus tertentu,
58
berikan konseling
59
60
3) Pelayanan Resep Psikotropika dan Narkotika
Pelayanan resep narkotika dan psikotropika adalah proses kegiatan yang
harus dikerjakan mulai dari penerimaan resep, screening, kelengkapan data pasien,
peracikan, pemberian informasi hingga pemberkasan data. Alur Pelayanan Resep
yang mengandung obat atau bahan obat Narkotika dan Psikotropika di Apotek
Siroto Apoteker menerima resep dan melakukan screeningyang terdiri dari
: Administrasi, Farmasetik, Klinik. Jika ada obat merek dagang yangakan diganti
dengan merek lain,maka memintapersetujuan pasien terlebih dahulu namun,
apabila ada ketidak sesuaian screening baikadministrasi, pharmaceutical dan klinik
maka dilakukan konfirmasike dokter penulis resep, dan apabila meragukan maka
resep dapat ditunda/ditolak. Setelah itu, mengisi kelengkapan data pasien meliputi
nama pasien, umur, alamat, BB,TB. Garis bawahi dengan Pulpen berwarna merah
untuk obat Narkotika dan pulpen warna biruuntuk obat psikotropika pada resep asli.
Lakukan cek stok, dan hitungjumlah nominal harga dan konfirmasi kepada pasien.
Kemudian, siapkan obat sesuai resep dan obat yang diambil selalu di tulisdalam
kartu stok (baik jumlahpengambilan maupun jumlah sisa). Beri etiket sesuai
penandaan di resep lengkap dan teliti kembali sebelum obatdiserahkan kepada
pasien. Kemudian, berikan informasi penggunaan dan aturan pakai, serta
memastikan jika tanda penyakit yang di indikasikan telah hilang maka dapat di
sarankan untuk konsultasi ke dokter penulis resep untuk menghentikan/mengurangi
frekuensi penggunaan obat agar tidak mengakibatkan ketergantungan.
Resep luar yang diperoleh Apotek Siroto berasal dari dokteryang praktik
diluar Apotek Siroto diantaranya praktek dokter gigi yang ada disekitar daerah
pudak payung, Puskesmas dan dari Rumahsakit terdekat. Jumlah resep yang didapat
dari resep luar tidak begitu banyak dibandingkan dengan resep dari dalam.
Penerimaan resep
61
dari resep luar rata-rata berkisar 10 resep/hari sedangkan, resep yangdari dalam rata-
rata berjumlah 20 resep/hari yang diterima oleh Apotek Siroto.
4) Dispensing
Dispensing obat juga terlaksana dengan baik, peracikan tidak terlalu lama, dan
etiket juga dibuat sangat jelas. Informasi obat yangdiberikan saat penyerahan resep
tergantung pada pasien yang menebus resep. Jika pasien adalah pasien baru, maka
Apoteker di Apotek Siroto akan menjelaskan tentangobat lebih lengkap dan lebih
informatif. Sedangkan jika pasien adalah pasien langganan dokter praktek di
Apotek Siroto, maka obat yang diterima juga kebanyakanobat yang sama, sehingga
saat penyerahan lebih ke arah konseling mengenai penyakit pasien atau obat yang
diterima oleh pasien.
Resep yang ada di Apotek Siroto dibendel per bulan dan ditulisbulan dan tahun
dengan jelas. Bendel resep disimpan dalam lemari sesuai dengan kelompoknya
secara rapi dan urut. Setiap ada perubahan/penambahan resep baru, disusun dan
62
diurutkan kembali.
63
melakukan administrasi pelayanan berupa pengarsipan resep,pengarsipan catatan
pengobatan pasien. Catatan pengobatan pasien hanya dilakukan untuk pasien yang
berobat pada dokter di apotek Siroto. Data medication record tersebut meliputi: data
pasien, tanggal, kasus, terapi yang diberikan.
Laporan keuangan bulanan dikumpulkan untuk menyusun laporan keuangan
tahunan. Laporan tahunan dibuat untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh
apotek selama suatu satu tahun.Adanya laporan keuangan dapat membantu dalam
kegiatan perencanaan dan evaluasi dari pengelolaan apotek tahun sebelumnya.
Laporan keuangan di Apotek Siroto sudah lengkap dan terstruktur dengan baik
ditunjukkan dengan kelengkapan buku keuangan dan setiap pergantian shift ada
pelaporan dan pencatatan hasil penjualan perbekalan farmasi. Laporan keuangan
bulanan dikumpulkan untuk menyusun laporan keuangan tahunan. Laporan tahunan
dibuat untuk mengetahui keuntungan yang diperoleh apotekdalam suatu satu tahun.
Adanya laporan keuangan dapat membantu dalam kegiatan perencanaan dan
evaluasi dari pengelolaan Apotek Siroto pada tahun sebelumnya.
6) Sumber Daya Manusia (SDM)
Sumber daya manusia (SDM) merupakan ujung tombak pelayanan
yangsangat diandalkan untuk memenuhi standar mutu yang telah ditetapkan. Tanpa
SDM yang efektif sangat tidak mungkin dapat mencapai sasarannya. SDM di
Apotek Siroto berjumlah 9 personil terdiri dari 1 Apoteker Penanggungjawab, 1
orang Apoteker pendamping, 5 orang Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK), serta 2
orang sebagai bidan. Pembagian tugas dan wewenang dari tiap karyawan telah
terbagi secara jelas, sehingga mereka dapat mempertanggung jawabkan tugas
masing – masing kepada
64
pimpinan. Apotek Siroto memiliki peraturan mengenai jam kerja karyawan yang
diatursebagai berikut:
a. Jam kerja
Apotek Siroto buka tiap hari senin sampai sabtu, dimulai jam
06.00 hingga 22.00 WIB. Hari minggu dan hari libur nasional apotek tetap buka.
b. Shift karyawan
Jam kerja karyawan apotek dibagi dua shift, shift pagi mulai jam 06.00-
14.00 WIB dan shift sore mulai pukul 13.30-
22.00 WIB. Namun pembagian shift ini dapat berubah sesuai dengan kesepakatan
antara karyawan, sehingga tidak ada kekosongan antarpegawai pada saat jam kerja.
Untuk shift pagi diperlukan karyawan yang lebih sedikit karena resep relatifsedikit
dibandingkan sore, pada pagi hari sebagian pekerjaan meliputi pekerjaan
administrasi dan inkaso yang dilakukan olehkaryawan administrasi. Untuk kegiatan
order barang, pelayananresep, obat bebas, obat bebas terbatas, dan OWA dilakukan
oleh APA atau Aping/AA. Sedangkan sore hari karyawan yang diperlukan lebih
banyak dari shift pagi karena pada waktu- waktu tersebut dibuka dokter praktek
sehingga pelayanan atas resep dan obat bebas frekuensinya lebih banyak.
Pelayanan Syariah untuk
Pelayanan merupakan kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan yang
dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Kemampuan tersebut ditunjukan oleh
sumber daya manusia dan lingkungannya. Sumber daya manusia merupakan sumber daya
terpenting
dalam suatu organisasi dimana orang-orang tersebut memberikan tenaga, kreativitas, dan
usaha mereka kepada organisasi. Perusahaan dituntut untuk mengelola sumber daya
manusia seefektif dan seefisien mungkin (Hasibuan, 2012).
Di dalam memberikan pelayanan kepada konsumen setiap pihak harus bekerja secara
professional dan terampil. Sifat professional dan terampil ini digambarkan dalam al-Quran
surat Al-Isra ayat 84 yang berbunyi :
65
Artinya: “Katakanlah: Masing-masing bekerja menurut bentuknya (bakatnya), Tuhanmu
lebih mengetahui orang yang mendapat jalan yang terlebih baik”. (QS. al-Isra: 84) (Agama,
2015: 437).
Pada ayat di atas dikemukakan bahwa setiap orang yang beramal dan berbuat sesuai
kemampuannya. Artinya, seseorang harus bekerja dengan penuh ketekunan dan
mencurahkan seluruh keahliannya. Jika seseorang bekerja sesuai dengan kemampuannya
maka akan melahirkan hal-hal yang optimal. Melayani dengan sepenuh hati, tidak
mengabaikan perintah serta
aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah SWT merupakan pelayanan yang
Islami (Fadla, 2016).
Budaya kerja sebagai pelayan yang melayani dalam Islam yang mengacu kepada sifat-sifat
Nabi SAW shiddiq, istiqamah, fathanah, tabligh, dan amanah. Hafihuddin & Tanjung
(2013) menyatakan bahwa budaya kerja dalam Islam mengacu kepada sifat-sifat Nabi
SAW adalah kesuksesan Nabi Muhammad saw berbisnis dilandasi oleh:
1. Shiddiq (jujur). Berarti memiliki kejujuran, dan selalu melandasi ucapan, keyakinan dan
perbuatan berdasarkan ajaran islam. Dalam dunia kerja dan usaha, kejujuran ditampilkan
dengan kesungguhan dan ketepatan, janji, dan pelayanan (Kartajaya & Sula. 2016)
2. Istiqamah. Berarti konsisten dalam iman dan nilai-nilai yang baik meskipun menghadapi
berbagai godaan dan tantangan. Istiqamah dalam kebaikan ditampilkan dalam keteguhan,
kesabaran serta keuletan sehingga menghasilkan sesuatu yang optimal.
3. Fathanah. Berarti mengerti, memahami, dan menaati secara mendalam segala hal yang
menjadi tugas dan kewajiban (Hafidudin & Tanjung, 2013).
4. Tablight (kesopanan dan keramahan). Yaitu mampu berkomunikasi dengan baik,
mengajak sekaligus memberikan contoh kepada pihak lain untuk melaksanakan ketentuan-
ketentuan ajaran islam. Tablight yang disampaikan dengan hikmah, sabar, argumentatif
dan persuasif akan membutuhkan hubungan kemanusiaan yang semakin solid dan kuat
(Kartajaya & Sula, 2016).
5. Amanah (tanggung jawab). Amanah berarti memiliki rasa tanggung jawab dalam
melaksanakan setiap tugas dan kewajiban. Amanah ditampilkan dalam keterbukaan,
kejujuran, pelayanan yang optimal, dan ihsan (berbuat yang baik) dalam segala hal.
Pelayanan Syariah untuk
66
Apotek Siroto berupaya untuk memberikan pelayanan Syariah yang prima pada
konsumen sesuai dengan etika islam dan sifat-sifat nabi. Adapun bentuk pelayanan
Syariah yang sudah diterapkan di Apotek Siroto adalah sebagai berikut :
1. Pemilik sarana Apotek melatih dan mengajarkan kepada para kryawan terkait dengan sikap
dan perilaku yang baik kepada pasien. Sikap dan perilaku merupakan bagian terpenting
dalam etika pelayanan. Dalam praktiknya sikap dan prilaku harus menunjukan kepribadian
seseorang dan citra Apotek
2. Penampilan. Arti penampilan secara keseluruhan adalah mulai dari cara berpakaian,
berbicara, gerak gerik, sikap dan prilaku. Karyawan di Apotek Siroto menggunakan
hijab dan baju yang tertutup dan sopan
3. Apotek Siroto bekerjasama dengan dokter spesialis anak dan dokter spesialis kandungan,
dalam hal berpakaian bagi laki-laki seorang dokter pun menggunakan baju koko danbagi
wanita menggunakan baju sopan dan berhijab.
4. Apotek Siroto memiliki bel ucapan Assalamuaaikum yang secara otomatis akan
berbunyi saat pasien datang
5. Apotek Siroto memiliki kegiatan rutin yang sudah diterapkan sejak dulu pada seiap
kamis malamataupun hari jum’at,yaitu kegiatan mengaji yasin bersama dan
pembacaan sifat-sifat Allah SWT yang diikuti oleh Apoteker penanggung jawab,
Dokter, Tenaga Teknis Kefarmasian,dan seluruh personalia organasisasi di Apotek
4. Tenaga teknis kefarmasian di Apotek Siroto diberikan nasihat dan di latih oleh Apoteker
penanggung jawab tentang cara berbicara. Cara berbicara artinya cara berkomunikasi
dengan konsumen. Hal ini penting karna karyawan harus berbicara tentang apa- apa yang
diinginkan konsumen, berbicara harus jelas, singkat dan tidak bertele-tele.
5. Gerak-gerik. Gerak-gerik meliputi mimik wajah, pandangan mata,
pergerakan tangan, anggota atau badan untuk menghomati dan menghargai pasien.
6. Tenaga teknis kefarmasian (TTK) harus kreatif untuk berbicara sehingga membuat pasien
mau berbicara. Kemudian sebaliknya bagi pasien yang banyak bertanya tenaga teknis
kefarmasian (TTK) sebaiknya dapat mendengarkan dengan baik
7. Apoteker Penanggung Jawab (APJ) di Apotek Siroto, mengedukasi kepada seluruh Tenaga
Teknis Kefarmasian(TTK) untuk selalu jujur dan tidak boleh salah dalam pemilihan terapi
dan pengambilan obat di Apotek serta mengkonfirmasi biaya kepada pasien untuk
mendapatkan akad atau persetujuan terkait biayakepada pasien. Hal ini sesuai dengan etika
islam dan pelayanan Syariah menurut etika Nabi.
67
9. Perpajakan
Sesuai falasafah undang-undang perpajakan, membayar pajak bukan hanya
merupakan kewajiban, tetapi merupakan hak dari setiap warga Negara ikut
berpartisipasi dalam bentuk peran serta terhadap pembiayaan Negara dan
pembangunan nasional (Ditjen pajak, 2011). Berdasarkan kelompoknya pajak dapat
dibagi menjadi dua yaitu:
a) Pajak langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh wajib pajak yang
bersangkutan
b) Pajak tak langsung adalah pajak yang dilimpahkan pada pihak lain,misalnya PPN.
Pembayaran pajak di Apotek Siroto sesuai dengan yang telah ditentukan dari
perpajakan yaitu pph sebesar 0,5% dari omset penjualan kotor. Pembayaran pph secara
online dengan menggunakan kode billing yang telah terdaftar.
10. Pelaporan SIPNAP, dan Pelaporan OGB
1. Pelaporan SIPNAP
Pelaporan narkotika dan psikotropika dilakukan dengan cara online
melalui website SIPNAP yang dilakukan setiap sebulan sekali paling lambat
tanggal 10 awal bulan. SIPNAP merupakan aplikasi Sistem Pelaporan
Narkotika dan Psikotropika, pelaporan sesuai dengan Permenkes 3 Tahun
2015 pasal 45 ayat 9 dan dilakukan secara manual. Laporan bulanan
narkotika dan psikotropika manual berisi nama, satuan, sado awal,
pemasukan, sumber dan jumlah, penggunaan, dan saldo akhir. Laporan
narkotika dan psikotropika harus dibuat langsung, kemudian dicek, setelah
sesuai maka APA akan memberikan tanda tangan. Adapun tahapan-tahapan
dalam melakukan pelaporan SIPNAP adalah:
a) Masuk terlebih dahulu ke alamat web SIPNAP yaitu
b) www.sipnap.kemkes.go.id.
68
SIPA, dan STRA. Registrasi harus datang sendiri ke DinKes dengan
mempersiapkan password dan kelengkapan data Apotek.
d) Selanjutnya apotek bisa melakukan log in dengan caramemasukkan user id
dan password yang telah didapatkan dari dinas kesehatan. Password terdiri
dari kombinasi angka dan huruf minimal terdiri dari 6 digit.
e) Jika sudah log in maka akan muncul key code dan selanjutnya klik untuk
melanjutkan ke tahap berikutnya.
f) Untuk pelaporan narkotika dan psikotropika dilihat pada stok awal dari
sediaan yang ada di apotek. Jika terdapat kesalahan pada pengisian stok awal
maka harus diperbaiki langsung ke Departemen Kesehatan (Depkes) di
Jakarta.
g) Pada kolom web form dapat dipilih produk obat yang sesuaidengan persediaan
yang ada di apotek kemudian dicentangpada masing-masing obatnya. Jika
dipilih web form maka APA dapat langsung memilih item obat narkotika
sesuai dengan persediaan yang ada di apotek, dipilih web form dengan tujuan
apabila terjadi kesalahan pengisian dapat dilihat pada data review dan dapat
diperbaiki lagi sebelum dikirim ke BPOM pusat di Jakarta.
h) Jika produk sudah dipilih maka akan langsung muncul pada
review
j) Jika ada status transaksi maka ditulis ada transaksi, tetapi jikatidak ada maka
diisi tidak ada transaksi. Jumlah obat keluardan sisa harus diisi sesuai dengan
data pada pencatatan buku narkotika.
k) Setelah selesai memilih obat kemudian disimpan. Tahap ini dilakukan
pengecekan kembali pada data review untukmemastikan sediaan dan jumlah
sudah benar.
l) Apabila data sudah yakin benar maka dapat langsung klik kirim. Laporan
otomatis akan terkirim pada email Apotek Siroto maupun email APA.
69
2. Pelaporan OGB
Pelaporan OGB diapotek Siroto tiap bulan pada awal bulan tanggal 1 paling
lambat tanggal 10. Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan pelaporan pobat
generic berlogo sebagai berikut :
a. Membuat surat pelaporan OGB
b. Membuat daftar obat generik berlogo yang tersedia diapotek siroto
c. Memisahkan resep antara obat generik berlogo dengan yangbukan termasuk obat
generik berlogo diapotek siroto
d. Menghitung pelayanan resep obat generik berlogo
e. Hasil perhitungan pelayanan resep dicetak dan dilaporkankepada :BPOM provinsi
Jawa Tengah, Dinas Kesehatan Kab/kota Semarang, Dinas Kesehatan provinsi
Jawa Tengah.
11. Pelayanan KIE dan Pharmaceutical Care
a) Pelayanan KIE
KIE merupakan suatu proses komunikasi dua arah yang sistematik antara
apoteker dan pasien untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan obat dan pengobatan. Berikut langkah – langkah konseling di
Apotek Siroto:
a. Obat diserahkan kepada pasien sekaligus dicocokkan dengandata pasien
b. Mencocokkan obat dengan kondisi pasien tentang obat yangdiberikan dan tujuan
penggunaan obat tersebut
c. Memberitahukan kepada pasien tentang obat yang diberikan dan tujuan
penggunaan obat tersebut
d. Memberikan informasi kepada pasien tentang aturan
penggunaan obat ( dosis, frekuensi dan cara penggunaan)
e. Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan untuk
memastikan bahwa pasien telah paham dan
70
mengerti tentang aturan penggunaan obat
f. Memberitahukan kepada pasien tentang efek samping obatyang mungkin terjadi
dan cara penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien terhadap efek
samping yang terjadi
g. Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter bila dirasa efek
samping obat cukup berat dan mengganggu
h. Meminta paraf pasien
b) Pharmaceutical Care
I. Konseling
Konseling obat diharapkan tidak hanya memberikan informasi tentang obat
terapi sekaligus memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang pengobatanya
dan memastikan bahwa pasien dapat menggunakan obat denganbenar
Langkah-langkah konseling di apotek Siroto sebagaiberikut :
1) Pasien datang menyerahkan resep kemudian Apoteker menskrining resep sudah
sesuai atau tidak jika sudah sesuai maka resep disiapkan.
2) Resep diserahkan dengan pasien dengan menayakan tepat pasien, tepat indikasi,
tepat obat, tepat dosis, tepat cara pakai dan waspada efek samping.
3) Apoteker meminta waktu untuk melakukan konselingjika pasien bersedia makan
dilakukan konseling.
4) Apoteker memperkenalkan diri sebagai apoteker di apotek tersebut
5) Untuk tepat pasien apoteker menayakan apakah resep tersebut sesuai dengan pasien
dengan menyakan nama dan alamat pasien.
6) Untuk tepat indikasi apoteker menayakan keluhan yang di alami pasien kemudian
dilihat apakah sudah sesuai dengan yang di resepkan dengan dokter.
7) Untuk tepat obat dilihat dari resep apakah sesuai dengan keluahanya pasien.
8) Untuk tepat dosis apoteker memberikan obat sesuai dengan ketepatan jumlah obat
yang diberikan pada pasien, dimana dosis dalam range dosis terapi yang
71
direkomendasikan serat disesuaikan dengan usia dan kondisi pasien.
9) Tepat cara pakai dengan memberikan informasipenggunaan obat yang benar misal
diminum sebelum, bermasa atau sesudah makan dengan memberikan asalanyang
sesuai farmakologinya.
10) Waspada efek samping diinformasikan jika obat yang digunakan memiliki efek
samping.
11) Peningkatan kualitas hidup pasien dengan memberikaan edukasi cara hidup sehat.
II. Swamedikasi
Apotek Siroto melakukan swamedikasi dengan melakukan penggalian
informasi berupa pertanyaan sebagaiberikut:
a. Keluhannya apa?
b. Apakah ada riwayat alergi ?
c. Apakah ada riwayat penyakit?
d. Apakah ibu hamil dan menyusui?
e. Riwayat penggunaan obat, jamu, obat herbal danmultivitamin?
f. Menanyakan upaya apa yang telah dilakukan?
Setelah beberapa hal sudah ditanyaan maka dari pihak Apotek terutama
Apoteker yang sedang bertugas akan mengambilkan obatnya dan akan
memberitahukan harga obat kepada pasien. Jika pasien sudah menyetujui obat
tersebut maka akan dilakukan penyerahan obat disertai PIOdan KIE.
72
professional yang bekerja untuk mencapai tujuanyang sama dalam meningkatkan
kesehatan pasien, keluarga, pengasuh dan masyarakat untuk memberian perawatan
yang berkualitas (WHO, 2010). IPC di Apotek Siroto yaitu mahasiswa PKPA
bekerjasama dengan Dokter dan Bidan menentukan kasus yang akan dilakukan.
Setalah didapatkan pasien sesuai dengan kriteria kasus yang diinginkan maka
dilakukan diskusi oleh Dokter, Apoteker, dan Bidan.IPC ini juga dapat memperrat
komunikasi dan mengethaui peran penting antar profesi.
14. Evaluasi Apotek
Evaluasi Apotek dapat dilakukan oleh APA yang meliputi evaluasi terhadap
resep, keuangan, dan kinerja pegawai. Evaluasi terhadap resep dapat dilakukan
dengan meneliti resep-resep yang masuk. Evaluasi kinerja pegawai dilakukan
dengan melihat tanggung jawab pegawai sehar-hari dalam bekerja. Evaluasi ini
bertujuan untuk meningkatkan dan menarik perhatian konsumen sehingga
konsumen tertarik dengan apa yang dijual di Apotek Siroto
73
BAB IV
PEMBAHASAN
Pengelolaan Apotek
Pengelolaan apotek adalah segala upaya dan kegiatan yang dilakukan oleh
seorang apoteker pengelola apotek dalam rangka tugas dan fungsi apotek yang
meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian.
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor.
26/Menkes/Per/I/1981 pengelolaan apotek meliputi bidang pelayanankefarmasian,
bidang material, bidang administrasi, keuangan dan bidang ketenagaan dan
bidanglain yang berkaitan dengan tugas dan fungsi apotek. Secara umum
pengelolaan apotek dapat dikelompokkan menjadi pengelolaan obat, pengelolaan
resep, administrasi dan sumber daya manusia (SDM). apotek berlokasi pada
daerahyang mudah dikenal dan dapat dengan mudah diakses oleh masyarakat.
Apotek Siroto terletak di lokasi yang strategis yakni terletak di tengah-tengah
pemukiman masyarakat yang tergolongcukup ramai, banyak dilewatikendaraan,
sehingga mudah diakses dari arah manapun. Apotek Siroto terdiri atas dua
bangunan lantai. Lantai dasar merupakan apotek sebagai sarana farmasi, ruang
apoteker dan ruang praktik dokter spesialis obgyn sedangkan lantai dua
merupakan ruangan praktek dokter spesialis anak, tempat ibadah, serta ruang
bermain anak sebagai sarana penunjang kenyamanan pasien pediatri.Apotek Siroto
dilengkapi dengan pendingin udara, halaman parkir yang luas,serta penerangan
yang baik sehingga memberikan kenyamanan baik bagipetugas apotek maupun
pasien. Faktor pendukung lainnya pada Apotek Sirotoyaitu mempunyai struktur
organisasi yang jelas sesuai job desk masing-masingkaryawan dan menanamkan
prinsip team work dan saling menghargai antarakaryawan, manajemen yang baik
dalam pengelolaan pasien, pengelolaan obatserta pengelolaan administrasi dan
keuangan, memberikan pelayanan yangmemuaskan dengan dasar menghargai dan
70
kepercayaan terhadap pasien, serta adanya konsultasi dan informasi bagi pasien
baik secara langsung maupun melalui telepon yang sangat responsif.
Pengelolaan Obat
Pengelolaan obat dan perbekalan alat kesehatan atau bahan medis habis pakai
yang dilakukan di Apotek Siroto yaitu perencanaan, pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pengendalian, pemusnahan,pencatatan dan pelaporan. Pengelolaan
ini bertujuan menjamin ketersediaan barang di apotek sehingga tidak terjadi
kekosongan obat atau perbekalan farmasi.Selain itupengelolaan obat juga bertujuan
untuk memperoleh obat atau perbekalan farmasi yang dibutuhkan dalam jumlah
yang cukup dengan kualitas harga yangsesuai dan dalam waktu yang efektif dan
efisien.
a. Perencanaan
Perencaanaan adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyusun
kebutuhan obat dan mencapai sasaran. Hal yang diperhatikan dalam melakukan
perencanaan yaitu harus mempertimbangkan pemilihan pemasok seperti legalitas
pedagang besar farmasi, harga obat dan ketersediaan obat yang dibutuhkan, service
meliputi ketepatan waktu, ketepatan pengiriman barang ada tidaknya diskon, return
jika ada obat expired date.
Perencanaan obat atau perbekalan farmasi diawali dengan melihat stock
obat jika habis ditulis pada buku defecta, obat akan dipesan berdasarkan PBF.
Apotek Siroto menggunakan metode kombinasi pada perencanaan yaitu
konsumsi, epidemiologi dan menggunakan metode perencanaan Just intime. Metode
epidemiologi berdasarkan pola penyakit yang sedang terjadi masyarakat dan
metode konsumsi yaitu berdasarkan data obat yang sering digunakan. Perencanaan
yang lain beradasarkan FEFO ( first expired first out) yaitu obat yang kadaluwarsa
di keluarkan terlebih dahulu dan FIFO ( first in first out) yaitu obat yang masuk
duluan dikeluarkan terlebih dahulu. Jika obat yang datang diawal tapi expirednya
sudah dekat maka obat tersebutdikeluarkan terlebih dahulu. Pertimbangan lain dari
perencanaan yaitu berdasarkan obat yang fast moving dan slow moving. Obat yang
fast moving
71
yaitu obat sering dibeli oleh pasien atau cepat keluar dan slow moving obat yang
lama keluar atau habis di apotek.
b. Pengadaan
Pengadaan obat di Apotek Siroto menggunakan surat pesanan yang disertai
SIA dan SIPA, dimana berdasarkan Permenkes No. 9 Tahun 2017 bahwa
pengadaan obat harus menggunakan surat pesanan yang mencantumkan SIA dan
ditanda tangani oleh Apoteker.
Pengadaan obat di Apotek Siroto menggunakan metode satu pintu yaitu
pengadaan obat langsung dipesan oleh PSA (Pemilik Sarana Apotek) yang juga
merupakan apoteker di Apotek Siroto.
Surat pesanan di Apotek Siroto terdiri dari dari surat pesanan obat bebas,
obat bebas terbatas, surat pesanan prekusor, surat pesanan narkotika dan surat
pesanan psikotropika. Surat pesanan obat bebas, obat bebas terbatasdan obat keras
terdiri 2 rangkap dimana lembar berwarna putih diserahkan pada pabrik besar
farmasi dan lembar kedua sebagai arsip apotek. Surat pesanan prekursor terdiri dari
2 rangkap, lembar pertama untuk pedagang besar farmasi dan lembar kedua untuk
arsip apotek. Surat pesanan psikotropika terdiri dari 2 rangkap dimana lembar
pertama untuk pedagang besar farmasi dan lembar kedua untuk arsip apotek. Dan
surat pesanan narkotika terdiri 4 rangkap yaitu 1 rangkap untuk PBF, 1 rangkap
untuk BPOM, 1 rangkap untuk Dinas Kesehatan, dan 1 rangkap untuk apotek.
Semua jenis surat pesanan harus ditanda tangani oleh APA dan di stampel. Surat
pesanan narkotika dan psikotropika harus ditanda tangani APA dengan
mencantumkan nomor SIPA, SIA, dan alamat APA.
c. Penerimaan
Proses penerimaan barang d Apotek Siroto yaitu obat atau perbekalanfarmasi
yang datang disertai faktur kemudian dicek kesesuaian meliputi nama apotek,
alamat apotek, tanggal faktur, jenis obat, jumlah obat atau perbekalan farmasi,
expired date, nomor batch, keadaan fisik. Jika sesuai, faktur akan ditanda tangani
72
oleh Apoteker atau Asiten Apoteker dan di stampel Apotek. Lembar copy faktur
diberikan kepada pengirim barang dan faktur yang asli untuk arsip apotek. Masing-
masing obat dihitung harga obatdan disesuaikan harganya. Obat yang sudah diinput
kemudian dilabeli namaPBF, tanggal barang datang dan harga obat, kemudian obat
ditata dan ditulisdikartu stok.
d. Penyimpanan
Apotek Siroto penyimpanan berdasarkan bentuk sediaan, obat generic, obat
paten, obat prekusor, sediaan salep mata, tetes mata, sediaan tetes telinga dan obat
narkotik psikotropik di ruang belakang. Untuk obat- obat OTC (Over The Counter)
disimpan dietalase depan. Obat-obatan ini disusun dietalase depan untuk menarik
minat konsumen. Penyimpanan obatgenerik dan obat paten berdasarkan alfabetis
sedangkan obat narkotik dan psikotropok dilemari khusus yang terbuat dari kayu
ukuran 120 x 80 x 40 cmdan terdiri dari dua pintu disertai kunci pada masing-masing
pintu.
e. Pemusnahaan
Pemusnahan di Apotek Siroto dilakukan pada obat yang sudah kadaluarasa
dan rusak. Sebelum dilakukan pemusnahan, apotek Siroto membuat berita acara
dengan rangkap 4 yang ada dikirim kepada Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Kepala Balai Pengawas Obat dan Makanan, Kepala Provinsi dan
arsip apotek. Untuk pemusnahan obat bebas terbatas, obat bebas, dan obat keras
disaksikan oleh APA dan TTK sedangkan untuk obat narkotik psikotropik
disaksikan oleh APA, TTK, dan APA dari apotek lain.
Pemusnahaan ini bertujuan agar obat tidak digunakan kembali oleh pihak-
pihak tertentu. Mahasiswa PKPA di apotek Siroto melakukan pemusnahaan pada
obat bodrexin dan antibiotik sirup amoxicillin. Sebelumnya obat digerus terlebih
dahulu kemudian dilarutkan dengan air dan dicampurkan dengan tanah kemudian
dikubur didalam tanah.
f. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan di Apotek Siroto meliputu pengadaan, surat pesanan, dan obat
habis yang ditulis di buku defecta. Pelaporan di Apotek Siroto yaitu pelaporan
penjualan, sediaan obat dan pelaporan inkaso. Untuk
73
pealporan narkotik dan psikotropik mealuli SIPNAP ( Sitem Pelaporan Narkotika
dan Psikotropika), pelaporan dilakukan sebulan sekali tiap bulan paling lambat
tanggal 10. Pelaporan OGB (obat Generik Berlogo) di Apotek Siroto diserahkan ke
Dinas kesehatan kota/kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi dan BPOM. Pelaporan
ini dapat dilihat pada lampiran.
g. Pengendalian
Pengendalian obat di Apotek Apotek dilakukan menggunakan kartu stok
secara manual. Dalam kartu stok memuat tanggal obat, nama PBF, nomor batch,
obat masuk, obat keluar, sisa obat, expired date. Hal ini betujuan menghindari
terjadinya kelebihan, kekurangan, kerusakan, dan kekosongan sediaan farmasi.
Stock opname merupakan kegiatan pemeriksaan terhadap persediaan barang
sebagai salah satu bentuk pengawasan apotek yang dilakukan untuk mengetahui
kesesuaian jumlah barang yang tersedia secara fisik dengan jumlah yang ada di
kartu stock. Mengetahui dan mendata barang barang yang sudah kadaluarsa atau
telah mendekati waktu kadaluarsa dipisahkan. Mengetahui barang barang yang
slow moving dan fast moving sebagai acuan perencanaan pengadaan yang tepat.
Stock opname di Apotek Siroto dilakukan setiap satu bulan sekali. Selain stock
opname di Apotek Siroto melakukan pengendalian cek stockdan expired date yang
dilakukan setiap hari di sistem komputer.
Adapun Aspek Penglolaan Obat diantaranya sebagai berikut :
2) Pengelolaan Resep
Pelayanan resep Dokter dan resep dari luar seperti resep dari puskesmas di
Apotek Siroto dimulai dari skrining resep, skrining farmasetik dan skrining klinis
jika sudah skrining resep maka dilihat terlebih dahulu ketersediaan obat yang ada
dan jumlahnya cukup maka dilakukan penentuan harga setelah itu melakukan
konfirmasi dengan pasien untuk harga obat jika pasien setuju maka langsung
disiapkan resepnya. Pelayanan resep narkotika dan psikotropika sama dengan
74
pelayanan resep umum hanya dalam pelayanan resep narkotika dan psikotropika
harus mengisi alamat pasien. Resep yang terdapat obat golongan Narkotika atau
Psikotropika disimpan secara terpisah dengan resep yang berisi obat golongan lain.
Resep di Apotek Siroto yang telah diterima dari pasien akandikelompokkan
berdasarkan tanggal, bulan dan tahun penerimaan. Pengelompokkan ini juga
berlaku untuk resep Narkotika atau Psikotropika. Resep di Apotek Siroto yang telah
di kelompokkan di simpan di gudang. Resep yang telah disimpan melebihi 5 tahun
dapat dimusnahkan. Pemusnahan resep dilakukan oleh Apoteker dan disaksikan
oleh petugas lain di Apotek dengan cara dibakar dan menulis berita acara
pemusnahan.
3) Administrasi
Administrasi di Apotek Siroto berupa administrasi pelayanan,administrasi
keuangan, administrasi faktur. Administrasi pelayanan meliputi pencatatan data
pasien, pembuatan kwitansi dan salinan resep. Sedangkan untuk administrasi
keuangan di ApotekSiroto meliputi inkaso, penetapan harga jual dan mengubah
harga jual bila terjadi kenaikan harga untuk administrasi faktur dilakukan setelah
barang datang ditulis dibuku barang datang kemudian dilakukan pengecekan harga
kemudian faktur dilampirkan dengan copy surat pesanan berdasarkan PBF.
Pencatatan, pelaporan, pengarsipan serta dokumentasiyang dilakukan harus teliti.
Pengelolaan administrasi di Apotek menggunakan sistem computer dan manual
yang dilakukan oleh APA dan dibantu karyawan apotek.
4) Sumber Daya Manusia
SDM di Apotek sangat penting karena adanya SDM yang sesuai maka tujuan
dari apotek bisa dicapai. Apotek Siroto memiliki peraturan mengenai jam kerja
karyawan yang diatur sebagai berikut:
1. Jam Kerja
75
Apotek Siroto buka setiap hari dengan jam pelayanan hari Senin sampai
Sabtu dimulai pukul 06.00 WIB hingga pukul 22.00 WIB dan untuk hari Minggu
atau Hari Besar Nasional tetap buka.
2. Shift Karyawan
Jam kerja karyawan apotek dibagi menjadi dua shift. Shift pagimulai pukul
06.00 sampai 15.00 WIB dan shift siang dimulai pukul
15.00 sampai 22.00 WIB. Setiap pagi karyawan pada umumnyamendapatkan jatah
1 shift setiap harinya. Shift pagi hanya 1 karyawan karena resep relatif sedikit
dibandingkan sore. Sedangkan karyawan pada sore hari lebih banyak karena waktu
tersebut dibuka jam praktek dokter sehingga pelayanan atas resep dan obat bebas
frekuensinya lebih banyak
Perpajakan
Pajak yang dibayarkan di Apotek Siroto adalah pajak ppn dan pajak pemasukan
ddibayarkan melalui PBF sebesar 10%dari HNA. Pajak bumi dan bangunan (PBB)
pajak yang dibayarkan setiap tahun kepada pemerintah berdasarkan luas bangunan
dan luas tanah. Pengenaan pajak pada Apotek Siroto berdasarkan peredaran bruto
dari usaha dalam 1 tahun dengan besar tarif pajak yaitu 0,5%. Pembayaran PPH
sibayarkan secara online melalui kode billing yang telah terdaftar di perpajakan.
Berikut tahapan pembayaran pajak di siroto
1) Membuat rincian perbulan dari tanggal 1 sampai 31.
2) Pajak dibayarkan 0,5% dari omset perbulan.
3) Pembayaran pajak secara online ID billing.
4) Pembayan di bank atau kantor pos.
Laporan Pajak bulanan Apotek Siroto 2021
No Bulan Omset Pajak Yang Harus
Dibayar
1 Januari Rp 140.583.500 Rp. 702,917.5
2 Februari Rp 121.589.000 Rp. 607,945
3 Maret Rp 190.127.000 Rp. 950,635
4 April Rp 188.425.500 Rp. 942,127.5
76
5 Mei Rp 205.048.500 Rp. 1,025,242.5
6 Juni Rp. 231.912.000 Rp. 1,159,560
7 Juli Rp 321.544.500 Rp. 1,607,722.5
8 Agustus Rp 228.088.000 Rp. 1,140,400
9 September Rp 198.952.000 Rp. Rp. 994,760
10 Oktober Rp. 220.660.000 Rp. 1,103,300
11 November Rp. 202.129.000 Rp. 1010,645
12 Desember Rp. 215.802.500 Rp 1,079,012.5
77
Break Event Point (BEP) Adalah suatu titik yang menggambarkan bahwa apotek
dalam keadaan tidak rugi dan tidak untung, artinya total pendapatan dipakai untuk
total bayar itu pas. BEP memiliki beberapa fungsi diantaranya digunakan untuk
perencanaan laba (profit planning), sebagai alat
78
4. Tahun 2020
5. Tahun 2021
6. Tahun 2022
79
1. Perhitungan Pay Back Periode
Diketahui : Investasi = Rp.
159.550.081
𝐋𝐚𝐛𝐚 𝐁𝐞𝐫𝐬𝐢𝐡
𝑹𝑶𝑰 = 𝐱𝟏𝟎𝟎%
𝐓𝐨𝐭𝐚𝐥 𝐈𝐧𝐯𝐞𝐬𝐭𝐚𝐬𝐢
6.617.435
𝑹𝑶𝑰 = 𝐱𝟏𝟎𝟎% = 3,30%
𝟐𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
Jadi nilai ROI rata- rata rata setiap bulannya 3,30% dan 59,6% dalam setahun
80
1. Perhitungan BEP Tahun 2022
Diketahui :
Diketahui :
Investasi = 200.000.000
Total pendapatan : 224.992.463/34 bulan= 6.617.425
ROI = Laba Bersih X 100%
Total Investasi
= 6.617.435 X100%
200.000.000
= 3,30%
81
dicek, setelah sesuai maka APA akan memberikan tanda tangan. Adapun tahapan-
tahapan dalam melakukan pelaporan SIPNAP adalah:
1. Masuk terlebih dahulu ke alamat web SIPNAP yaitu
2. www.sipnap.kemkes.go.id.
3. Untuk apotek yang belum pernah melakukan SIPNAP online harus melakukan
pelaporan awal yaitu registrasi dengan mengisi data APA,SIA, SIPA, dan STRA.
Registrasi harus datang sendiri ke DinKes dengan mempersiapkan password dan
kelengkapan data Apotek.
4. Selanjutnya apotek bisa melakukan log in dengan cara memasukkan user id dan
password yang telah didapatkan dari dinas kesehatan. Password terdiri dari
kombinasi angka dan huruf minimal terdiri dari6 digit.
5. Jika sudah log in maka akan muncul key code dan selanjutnya klik untuk
melanjutkan ke tahap berikutnya.
6. Untuk pelaporan narkotika dan psikotropika dilihat pada stok awal dari sediaan
yang ada di apotek. Jika terdapat kesalahan pada pengisian stok awal maka h arus
diperbaiki langsung ke DepartemenKesehatan (Depkes) di Jakarta.
7. Pada kolom web form dapat dipilih produk obat yang sesuai dengan persediaan yang
ada di apotek kemudian dicentang pada masing- masing obatnya. Jika dipilih web
form maka APA dapat langsung memilih item obat narkotika sesuai dengan
persediaan yang ada di apotek, dipilih web form dengan tujuan apabila terjadi
kesalahan pengisian dapat dilihat pada data review dan dapat diperbaiki lagi
sebelum dikirim ke BPOM pusat di Jakarta.
8. Jika produk sudah dipilih maka akan langsung muncul pada revie
sesuai dengan obat yang sudah dipilih.
9. Jika ada status transaksi maka ditulis ada transaksi, tetapi jika tidak ada maka diisi
tidak ada transaksi. Jumlah obat keluar dan sisa harusdiisi sesuai dengan data pada
pencatatan buku narkotika.
10. Setelah selesai memilih obat kemudian disimpan. Tahap ini dilakukanpengecekan
kembali pada data review untuk memastikan sediaan dan jumlah sudah benar.
Apabila data sudah yakin benar maka dapat langsung klik kirim. Laporan otomatis
akan terkirim pada emailApotek Siroto maupun email APA.
82
6) Pelaporan OGB
Pelaporan OGB di apotek Siroto dilakukan setiap awal bulan pada tanggal 1
dan paling lambat tanggal 10. Adapun tahapan-tahapan dalam melakukan pelaporan
pobat generic berlogo sebagai berikut
a. Membuat surat pelaporan OGB
b. Membuat daftar obat generik berlogo yang tersedia di Apotek siroto
c. Memisahkan resep antara obat generik berlogo dengan yang bukan termasuk obat
generik berlogo di Apotek siroto
: 2,223 %
83
dengan mata, tunggu beberapa saat dan kedipkan mata , obat ditutup kembali,untuk
pemakain 4 x sehari 1 tetes paad mata yang sakit. Obat disimpan ditempat yang sejuk
dan kering, terlindung dari matahari, jangan menggunakan lensa kontak pada mata
yang sakit. Obat tetes mata hanya disimpan 30 hari atau 1 bulansetelah dibuka
2) Homecare
Sebelum melakukan homecare mahasiswa PKPA di Apotek Siroto
berkoordinasi dengan Bidan untuk melakukan kuunjungan kerumah pasien.
Mahasiswa PKPA melakukan homecare kepada Ny.R umur 22 tahun dengan usia
kehamilan trimester I dengan tekanan darah 118/68 mmHg, BB 61 kg. Selanjutnya
mahasiswa menyampaikan informasi pengobatan secara detail baik secara
farmakologi dan non farmakologi. Infromasi yang diberikan yaitu aturan minum
obat mual muntah yang diberikan oleh dokter yaitu ranitidine dan ondansentron,
dimana ranitidine diminum terlebih dahulu 30 menit sebelum ondansentron,
tahapan ini membuat terapi lebih efektif. Kemudian mahasiswa pkpa menyarankan
penggunaan vitamin blackmores yang mengandung folic acid diminum sehari
sekali menjelang tidur, hal ini dilakukan agar Ny. R tidak merasakan efek samping
mual dari folic acid tersebut. Selanjutnya mahasiswa PKPA memberikan saran
terapi non farmakologi untuk mengurangi frekuensi mual dan muntah diberikan
rebusan jahe dengan aturan pakai sehari sekali satu gelas pada pagi hari dan juga
mahasiswa PKPA menyampaikan kepada Ny. R bahwa tidak direkomendasikan
mengkonsumsi makana-makanan yang diolah dengan cara dibakar, minum-
minuman teh dan bersoda selama kehamilan. Hal ini bertujuan untuk menunjang
Kesehatan ibu dan anak.
3) Promkes (Promosi Kesehatan)
Mahasiswa PKPA di Apotek siroto mealksanakan Promosi Kesehatan dengan
tema Kendalikan hipertensi dan gula darah dengan patuh yang dilakukan pada hari
Jum’at 14 oktober 2022 pada pukul 15.30
– 18.00.
Promosi Kesehatan ini dilakkukan secaara langsung di Jl.kepodangselatan 3A
desa Pudak Payung, banyumanik, Semarang. Tujuan dari promosi Kesehatan ini
adalah sebgai Tindakan preventif utuk penyakit diabetes dan hipertensi, warga di
84
daerah pelaaksanaan dapat menerapkaangaya hidup serta pola makan yang sehat,
masyarakat memiliki pengetahuan lebih tentang pengertian serta bagaimana
pencegahan hipertensi dan diabetes melitus itu sendiri, kemudian kegiatan ini
sebagai bentuk promosi Kesehatan dalam pelaksanaan praktik kerja profesi
Apoteker di Apotek siroto.
Pelaksanaan promosi Kesehatan yang dilaksanakan oleh mahaasiswa PKPA
Apotek siroto Program studi pofesi Apoteker Universitas Islam Sultan Agung
Semarang dihadiri oleh 17 peserta ibu- ibu dan bapak-bapak. Kegiatan ini diawali
dengan pemaparan materi hipertensi dan diabetes menggunakan proyektor,
kemudian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dan kegiatan terakhir dilakukan tes
tekanan darahserta cek gula darah.
85
belum menunjukkan adanya bahaya pada fets, sehingga ranitidine dimasukkan
dalam factor resiko kategori B aman digunakan pada semua trimester kehamilan
(BPOM, 2008).
Penatalaksaan non-farmakologi dalam kasus ini adalah Aromaterapi lemon,
berdasarkan hasil riset aromaterapi lemon terhadap penurunan frekuensi mual pada
kehamilan dikarenakan mampu menurunkan frekuensi mual dan muntah pada
kehamilan karena baunya segar dan dapat membantu mempertbaiki atau menjaga
Kesehatan, membangkitkan semaangat, gairah, menyegarkan serta menenangkan
jiwa, dan merangsang proses penyembuhan.
2) IPC Anak
Kasus yang kedua yaitu Anak pasien anak E brusia 5 tahun memilikiberat berat
badan 28 kg. dibawa oleh orangtuanya datang ke dokter. Anaktersebut memiliki
keluhan demam selama 5 hari, batuk, pilek, muntah,mimisan, dan muntah darah.
Hasil pemeriksaan suhu tubuth anak tersebutadalah 4oC. Berdasarkan keterangan
orangtua, pasien sebelumnya padasaat demam dihari ke-2 sudah dibawa ke
Puskesmas melakukanpemeriksaan dan hasil trombositepenia tidak ditemukan.
Terapi yangsudah diterima saat dipuskesmas adalah paracetamol dan vectrin.
Diagnose dokter adalah febris serta suspect demam thypoid, kemudiandokter
meresepkan antibiotik cefixime, lapifed, lactrin, dan triamcinolone. Demam
thypoid disebut juga demam enterik. Penyakit myuyltisiemi protekif. Demam
thypoid disebabkan oleh Salmonella thypi. Salmonellathypi dikabarkan menyebar
melalui lalat, jari, kotoran, dan muntah.
86
pencernaan, gangguan kesadaran, Hepatomegali dan Bradikardia. Berdasarkan
keluhan pasien kami merekomendasikan Antibiotik kloramfenikol 4 x 500 mg/hari
dan Antiemetik Domperidon 3 x 10 mg. Pengobatan non-farmakologii atau
pengobatan diluar obat-obatan yang kami rekomendasikan adalah kompres
hangat, kompres bawang merah,dan minum seduhan jahe hangat.
A. Studi Kasus
KASUS 1
PANU
Kasus
Tn A usia 30 tahun datang ke apotek dengan keluhan
gatal bagian tangan. Pasien mengatakan gatal dibgaian
tangan kanan dengan disertai adanya bercak berwarna
putih
Rekomendasi Miconazol 2%
Obat
Indikasi Miconazole merupakan obat antifungi yang digunakan
untuk mengatasi infeksi jamur pada kulit, seperti kurap
(tinea), kutu air, panu, dan candidiasis
Informasi Obat Miconazole bekerja dengan cara merusak struktur
membrane sel jamur, sehingga membrane sel tersebut
tidak dapat berfungsi dengan baik dan menyebabkan sel
jamur kehilangan kalium dan senyawa penting lainnya.
Dengan begitu, pertumbuhan jamur dapat dihentikan.
Konseling
- tidak bertukar handuk dan pakaian dengan orang lain
87
KASUS 2
BIANG KERINGAT
Kasus Ny. U usia 20 tahun datang ke Apotek dengan keluhan
selama 2 minggu merasakan gatal diarea leher dan apabila
terkena keringat akan terasa gatal. Ny. N
mengatakan tidak memiliki Riwayat alergi obat
Rekomendasi Salep Fucilex 2% dioleskan tipis pada daerah kulit yang
Obat gatal
Indikasi Salep fucilex mengurangi gatal-gatal karena infeksi
Dosis 3-4 kali sehari dioleskan tipis-tipis pada area kulit yang
gatal
Informasi Obat - Fucilex mengandung Na fusidate 20 mg,
kontraindikasi Hipersensitifitas
Konseling - Salep digunakan atau dioleskan tipis-tipis pada area kulit
yang bermasalah setelah kulit dibersihkan dan
dikeringkan
- Hindari pencetus atau hal yang dapat mempeerparah
terjadinya masalah pada kulit seperti ktoran, debu, tempat
tidur yang tidak bersih
- Tidak bertukar handuk dan pakaian dengan orang
lain
Sumber - MIMS Indonesia 2022, diakses 08/08/2021
88
KASUS 3
BISUL (Pada Anak)
Kasus Pasien atas nama anak.F usia 5 tahun mengeluhkan
ada 3 bisul didaerha kaki yang sudah bernanah selama
7 hari. Anak F sebelum datang ke apotek sudah diobati
menggunakan salep betametason namun belum
terdapat perubahan Kesehatan yang signifikan
membaik. Anak f tidak memiliki Riwayat
alergi obat
Rekomendasi Obat Salep Gentamicin atau fucilex
Indikasi Gentamisin untuk mengatasi infeksi kulit dan
jaringan lunak yang ringan sampai sedang
Informasi Obat Salep gentamicin komposisi gentamicin sulfate 0,1%
merupakan antibiotic berbentuk salep untuk
mengobati infeksi primer dan sekunder yang
disebabkan oleh bakteri.
Salep digunakan 3- 4 kali sehari pada kaki yang
mengalami bisul
89
Konseling - Informasikan kepada pasien sebelum menggunakan
salep, area kulit atau kaki yang mengalami bisul
dibersihkan terlebih dahulu dankeringkan
- Informasikan kepada pasien untuk tidak menyentuh
atau melakukan insisi sendiri dirumahagar tidak terjadi
infeksi pada bisul
- Sampaikan kepada pasien apabila ingin melakukan
insisi dapat dilakukan di fasilitas
pelayanan kesehatan
90
KASUS 4
ALERGI
Kasus Tn.Y berusia 23 tahun datang ke Apotek
mengeluhkaan gatal-gatal diseluruh tubuhnya, hal itu
terjadi setelah pasien tidak mengaja mengkonsumsi
makanan yang terdapat kandungan udang.
91
KASUS 5
KUTU RAMBUT
Kasus Seorang ibu datang ke apotek, mengeluhkan bahwa
anaknya kelas 3 SD, terdapat banyak kutu di
rambutnya, obat apa yang direkomendasikan?
Indikasi
Membasmi kutu rambut
92
KASUS 6
MIGRAIN
Kasus Tn. M (21 tahun) mengeluhkan nyeri dan sakit kepala,
tetapi hanya pada bagian kanan saja, setelah digali
informasi, disimpulkan bahwa pasien mengalami migrain.
Sebagai apoteker, obat apa yang direkomendasikan kepada
pasien tersebut?
Rekomendasi Bodrex Migra
Obat
Indikasi Meringankan rasa sakit kepala pada migrain.
KASUS 7
SAKIT GIGI
Kasus Tn.UG usia 19 tahun datang ke Apotek dengan
keluhan sakit gigi, hal itu sudah dirasakan sejak 2
hari yang lalu, sebagai seorang apoteker, apakah
rekomendasi obat untuk pasien tersebut?
Rekomendasi Obat Ponstan Tablet
93
Indikasi Sakit gigi, Rematik, nyeri pada pinggang, otot, &
nyeri traumatik (terpukul, terbentur, teriris, dll), sakit
telinga, sakit kepala, migren, skiatika (linu panggul),
demam, dismenore (nyeri pada saat haid), menoragia
(haid dengan perdarahan yang
berlebihan)
Informasi Obat Mengandung Asam mefenamat 500 mg
KASUS 8
Kurang nafsu makan
Kasus Tn.A datang ke apotek mengeluhkan bahwa anaknya
yang berusia 3 tahun susah makan dan mengalami
penurunan berat badan. Sebagai apoteker, obat apa
yang direkomendasikan kepada pasien tersebut ?
94
Edukasi - Diminum 1 x sehari 1 sendok takar sesudahmakan
- Simpan pada suhu ruangan, terlindung dari sinar
matahari langsung.
95
KASUS 9
NYERI HAID
Kasus Nn.O 19 tahun datang ke apotek mengeluhkan nyeri
perut bagian bawah, sedikit pusing, dan badan terasa
sakit karena sedang menstruasi hari kedua. Sebagai
apoteker, obat apa yang direkomendasikan kepada
pasien tersebut?
Rekomendasi Obat Feminax
KASUS 10
JERAWAT
Kasus Nn. F (25 tahun) dating ke apotek, mengeluhkan terdapat
beberapa jerawat yang ada dimuka nya dikarenakan
sering menggunakan masker, Sebagai apoteker, obat apa
yang akan direkomendasikan kepada
pasien tersebut?
Rekomendasi Obat Benzolac 2.5%
96
Indikasi Acne vulgaris
KASUS 11
MAAG
Kasus Nn. R (17 tahun) sangat menyukai makanan pedas dan
ingin membeli obat yang dapat meringankan gejala
maag. Setelah digali informasinya, ternyata pasien
merasa tidak enak di perut, merasa kembung, kadang
perih. Sebagai apoteker, obat apa yang
direkomendasikan kepada pasien tersebut ?
Rekomendasi Obat Hufamaag tab
Indikasi Mengatasi gangguan lambung seperti mual, merasa
nyeri/perih pada ulu hati, nyeri pada lambung dan
kembung
97
Informasi Obat Mengandung Aluminium hidroksida, Magnesium
hidroksida, Simethicon.
Aluminium hidroksida, Magnesium hidroksida
bekerja sebagai penetral tasam lambungnya
sedangkan simetikon mengurangi gelembung gas
didalam saluran cerna
KASUS 12
NYERI SETELAH OPERASI
Kasus An RD berusia 8 tahun sekitar 6 hari yang lalu telah
melakukan operasi pen dan saat ini merasakan nyeri
didaerah yang telah di operasi. Untuk mengatasi nyeri
pasca operasi tersebut dokter meresepkan paracetamol
sirup namun rasa nyeri belum dapat teratasi.
Rekomendasi Obat Ibu profen 6 tab, Pamol 6 tab, Sirplus 60 ml
Indikasi Ibu profen dan paracetamol sebagai antipiretik (anti
nyeri)
Informasi Obat - Ibu profen setiaap tablet mengandung 200 mg ibu
profen. Efek samping walaupun jarang terjadi berupa
gangguan saluran pencernaan, ruam kulit, dan
penurunan ketajaman pengluhatan. Dosis 1-2 tablet
3-4 kali sehari - --Paracetamol tiap tablet
98
mengandung paracetamol 500 mg. aturan pakai usia
6-12 tahun ½-1 tablet 3- 4 kali sehari
KASUS 13
DIARE
Kasus Seorang ibu dating ke apotek, mengantarkan anaknya
yang berusia 5 tahun yang sedang mengalami diare,
anak tersebut mengalami diare baru sejak tadi malam,
ibu tersebut meminta suplemen untuk membantu
pencernaan anak nya tersebut, apakah rekomendasi
untuk anak tersebut?
Rekomendasi Obat L-Bio 2-1-1 digunakan 2 sachet sekaligus hari ini, siang
1 dan sore 1
Indikasi L-Bio untuk mengurangi perumbuhan
mikroorganisme paogen penyea diare, menjaga
keseimbangan mikroorganisme dan mengaasi diare,
permasalahan diare, konsipasi dan dispepsia
99
Edukasi Gunakan oba L-io anara sau dosis dengan dosis lainya
pada jarak jam yang sama
KASUS 14
KAPALAN
Kasus Tn. Tono (35 tahun) ingin meminta rekomendasi obat
mengenai tangannya yang kapalan akibat bekerja sebagai
kuli bangunan. Sebagai apoteker, obat apa yang
direkomendasikan kepada pasien tersebut ?
Rekomendasi Callusol
Obat
Indikasi Mata ikan, kapalan, kutil, kulit mengeras
Informasi Obat Mengandung asam salisilat 0.2 gram, asam laktat 0.05
gram, polidocanol 0.02gram
Konseling - Digunakan malam hari selama tidur
- Callusol dituangkan ke kapas/kasa, dtempelkan dibagian
yang luka selama semalam
- Hentikan pemakaian apabila terjadi iritasi
Sumber MIMS Indonesia, 2021
100
KASUS 15
DEMAM, FLU, BATUK TIDAKBERDAHAK
KASUS 16
ASAM URAT
Kasus Pasien laki-laki usia 30 tahun mengecek kadar asam
urat, pasien mengatakan sejak kemarin jari tangan
sering nyeri. Setelah dicek didapatkan hasil 8 mg/Dl
dimana range normal laki-laki 2-7.5 mg/dL.
Rekomendasi Apoteker adalah?
101
Indikasi Hiperurisemia seperti artritis gout, skin tophy,
nefrolitiasis, kondisi malignan yang menyebabkan
nefropati asam urat akut, gangguan enzim yang
menyebabkan produksi asam urat berlebih, batu ginjal
kambuhan akibat hiperurikosuria yang tidak teratasi
dengan cairan, diet atau terapi lain.
Dosis Allupurinol 100 mg 1x1 tablet
KASUS 17
SARIAWAN
Kasus Seorang perumpuan dating ke apotek dengan
membawa anaknya yang berumur 5 tahun. Ibu tersebut
mengatakan bahwa anaknya mengalami sariawan sejak
1 hari yang lalu. Apakah rekomendasi untuk pasien
anak tersebut?
Indikasi
kandidiasis
Informasi Obat
Mengandung nystatin 100.000 mg
Konseling
- gunakan nystatin drop 3x1 ml dapat ditempelkan di
sariawan tersebut.
- dapat menambahkan pemberian multivitamin untuk
102
meningkatkan daya tahan tubuh anak.
KASUS 18
DEMAM
Kasus Nn. Syifa (23 tahun) datang ke apotek, mengeluh
demam, suhu badannya mencapai 37,5 derajatCelcius
selama 1 hari dan belum reda walaupun sudah di
kompres. Sebagai apoteker, obat apa yang
direkomendasikan kepada pasien tersebut ?
Rekomendasi Obat Pamol tab
Indikasi Penurun panas, pusing, nyeri, sakit kepala.
Informasi Obat Mengandung parasetamol 500 mg
Konseling - Diberikan 3-4 kali sehari 1 tab setengah jamsesudah
makan
- Jika demam belum reda setelah 3 hari pemakaian,
segera pergi ke dokter
- Simpan ditempat sejuk dan kering, terlindung dari
cahaya matahari
Sumber MIMS Indonesia, 2022
KASUS 19
LUKA BAKAR
103
Kasus Tn.R (26 tahun) menceritakan bahwa kakinya
terkena knalpot motor 2 hari yang lalu. Sebagai
apoteker, obat apa yang akan direkomendasikan ?
Rekomendasi Obat Bioplacenton gel
Indikasi Penyembuhan luka bakar, luka terinfeksi, scald, dan
ulkus kulit
Informasi Obat Mengandung ekstrak placenta dari sapi 10%,
neomycin sulfate 0.5%, jelly base
Konseling - Oles tipis pada kulit yang terkena knalpot 2-3 kali
sehari
- Hindari penggunaan pada kulit disekitar mata dan
hindari terkena air selama penggunaan
- Hindari pemakaian terlalu lama karena
menyebabkan iritasi pada kulit
- Simpan pada suhu ruangan, terlindung dari sinar
matahari langsung
- Hentikan pemakaian apabila terjadi iritasi
Sumber MIMS Indonesia, 2022
KASUS 20
BATUK BERDAHAK
Kasus Tuan Z berusia 40 tahun dating ke Apotek
mengeluhkan batuk berdahak yang dialami selama 1
bulan ini. Tn Z tidak memiliki Riwayat alergi obat
apapun.
104
Rekomendasi Obat Bisolvon Extra
Indikasi Obat ini dapat meredakan batuk sekaligus
memudahkan pengeluaran dahak. Sehingga,
pernapasan lebih lega dan tenggorokan terasa nyaman.
Kamu tidak akan merasakan gatal di tenggorokan.
Informasi Obat - tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan
pedas dan berminyak
- dianjurkan kaidah batuk yang benar dengan menutup
mulut menggunakan siku
- tidak membuang dahak sembarangan
Gunakan obat sesuai aturan pakai
- minum air hangat atau air perasan jeruk dan madu
untuk membantu melegakan tenggorokan dan
mengurangi keluhan batuk
105
BAB V
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat setelah dilaksanakan Praktek Kerja Profesi Apoteker di
Apotek Siroto mulai tanggal 15 September sampai dengan 05 November 2022
sebagai berikut :
1. Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai peran yang penting dalam
pengelolaan apotek, baik dalam hal manjerial maupun sebagai tenaga Kesehatan
yanbg menjalankan peran dari profesi profesi. Dalam bidang manjerial APA
berperan dalam menentukan kebijakan pengelolaan apotek serta melaksanakan
fungsi pengawasan dan pengendalian terhadap semua komponen yang ada di
apotek. APA juga melaksanakan fungsi sebagai apoteker dengan menjamin
penggunaan obat yang efektif, aman dan rasional melalui konseling dan pelayanan
informasi obat.
2. Pengelolaan perbekalan farmasi di Apotek Siroto sudah sesuai dengan Peraturan
Menteri Kesehatan 73 No. 35 Tahun 2016 yang meliputi serangkaian kegiatan yang
berkesinambungan yaitu perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan,
pemusnahan, pencatatan dan pelaporan. Perencanaan di Apotek Siroto
memprioritaskan penggunaan pola konsumsi, serta pla penyakit didaerah apotek,
pengadaan barang dilakukan berdasarkan pada pengadaan rutin dan pengadaan just
in time, pemesanan dilakukan melalui PBF. penerimaan dilakukan dengan
mengecek kesesuaian barang yang datang dengan faktur dan SP, selanjutnya
dilakukan penginputan pada SIM (Sistem Informasi Manajemen) pada computer
dan kartu stok. Penyimpanan obat diurutkan berdasarkan alfabetis, generik dan non
generic dan bentuk sediaan, sedangkan untuk penyimpanan narkotika dan
psikotropika ditempatkan di dalam lemari khusus dan tertutup. Pemusnahan obat
bebas terbatas dan obat keras disaksikan oleh APA dan TTK sedangkan untuk obat
narkotik dan psikotropik disaksikan oleh APA, TTK dan APA dari apotek lain, dan
membuat beritas acara yang dikirimkan kepada Dinkes dan BPOM. Pencatatan
106
dilakukan pada setiap proses pengelolaan sediaan farmasi meliputi pengadaan
(surat pesanan, faktur), penyimpanan (kartu stock), penyerahan (nota atau struk
penjualan), maupun omset harian, bulanan dan tahunan; sedangkan untuk pelaporan
terdiri dari pelaporan penjualan, sediaan obat, dan pelaporan inkaso. Pelaporan
narkotik dan psikotropik dilakukan melalui SIPNAP setiap bulannya dan ada juga
pelaporan OGB (Obat Generik Berlogo) yang diserahkan ke Dinkes kota atau
kabupaten dan BPOM. Pelayanan kefarmasian yang di apotek siroto telah sesuai dengan
dengan standar pelayanan kefarmasian yang tercantum pada Permenkes 73 No. 35 Tahun
2016. Pelayanan kefarmasian yang dilakukan di Apotek Siroto yaitu pelayanan obat dengan
resep dokter dan pelayanan obat non resep. Pelayanan di Apotek Siroto menerapkan
pelayanan syariah dengan beretika dan menjaga sopan santun kepada pasien baik dalam
swamedikasi, PIO dan konseling.
B. Saran
1. Sebaiknya ada pelabelan obat High Alert seperti glimepiride, glibenklamid dan
metformin.
2. Meningkatkan skill pengetahuan pada SDM (Sumber Daya Manusia) dengan
cara mengikuti pelatihan seperti seminar
107
1. Sebaiknya ada pelabelan obat High Alert seperti glimepiride, glibenklamid,digoksin.
2. Meningkatkan skill pengetahuan pada SDM (Sumber Daya Manusia) dengan cara
mengikuti pelatihan seperti seminar.
3. Menambah SDM (Sumber Daya Manusia) di Apotek.
108
DAFTAR PUSTAKA
Andiko, Toha (2018), maqashid Al- Syariah Dalam Ekonomi Islam, Yogyakarta: Penerbit
Samudera Biru
109
LAMPIRAN
Lampiran 1 Layout Apotek Siroto
110
Lampiran 2 Surat Pesanan OTC, Prekursor, OTT
111
Lampiran 5 Faktur Prekursor
112
Lampiran 9 Penyimpanan Sirup Lampiran 10 Penyimpanan Salep
113
Lampiran 13 Penyimpanan Obat CCP Lampiran 14 Penyimpanan Obat Sediaan Mata
Lampiran 16 Etiket
114
Lampiran 17 dokumen kegiatan IPC Anak
Lampiran 18 surat tugas IPC anak, daftar hadir IPC anak notulen spesialis anak
115
Lampiran 19 dokumen kegiatan IPC obgyn
116
Lampiran 21 dokumentasi kegiatan homecare
117
Lampiran 23 surat tugas promkes, Daftar hadir promkes
118
Lampiran 26 Laporan Sipnap
119
Lampiran 28 Kunjungan Mahasiswa ke Dinkes Kota, dan Provinsi, serta BPOM
Kunjungan ke Dinas Kesehatan Kabupaten Kunjungan ke Dinas Kesehatan provinsi
Kunjungan ke BPOM
120
Lampiran 31 Pemusnahan Tablet
121
Lampiran 32 Berita Acara Pemusnahan
122