Anda di halaman 1dari 23

Uji Potensi Krim Nistatin

PRITA DAHANA (202FF05101)


PINDI NATANIA T. (202FF05102)
BISMA NUGRAHA (202FF05103)
YUNITA LESTARI(202FF05104)
SONYA LORENSA T. (202FF05105)
MEGA AMELIA W. (202FF05106)
LAXMI LISTIANTI (202FF05107)
MUHAMMAD AKBAR A. (202FF05115)
PUPY DIANTINIA (202FF05116)
ISMA TURRAHMI(202FF05117)
AGUS RAHMAT W. (202FF05118)
DESI PRATAMA SARI (202FF05108)
MIRA CHRISTINA (202FF05109)
DEVI DWI AMALIA (202FF05110)
NABILAH GUMAYAH P. (202FF05111)
OBEITRI MARDANI (202FF05112)
MELLA ROZZA (202FF05113)
FITRI APRILIA S. (202FF05114)

KELOMPOK 1 KELAS FA3


PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER
UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA BANDUNG
2021
LATAR BELAKANG

 Krim nistatin digunakan untuk mengatasi infeksi jamur.


 Nystatin adalah obat antijamur yang digunakan untuk mengatasi atau
mengobati infeksi jamur Candida pada rongga mulut, tenggorokan,
dan vagina.
 Penetapan potensi krim nistatin dilakukan untuk mengetahui potensi
aktivitas antibiotik yang dapat ditunjukkan pada kondisi yang sesuai
dengan efek daya hambatnya terhadap mikroba.
 Untuk memenuhi persyaratan terhadap kualitas, mutu dan keamanan.
Tujuan
Menetapkan suatu potensi antibiotik dengan
mengukur efek senyawa tersebut terhadap
02
pertumbuhan mikroorganisme uji yang peka dan
sesuai.
Efek yang ditimbulkan pada senyawa uji 
dapat berupa hambatan pertumbuhan.

Prinsip
Membandingkan kemampuan suatu antibiotika
dengan antibiotika baku dalam menghambat
pertumbuhan mikroba uji yang peka.
Antibiotika baku adalah antibiotika yang kadar dan
aktivitasnya telah diketahui dengan pasti

01
dibandingkan dengan antibiotika baku
internasional.
Krim Nistatin mengandung nistatin tidak kurang dari 90,0% dan
Krim Nist tidak lebih dari 130,0 % unit nistatin FI dari jumlah
yang tertera pada etiket.

atin

Sediaan Nystatin cream


(FI Edisi VI Hal: 1296)
Komposisi Krim Nistatin
% Scale
Item No Material Name Quantity/kg (g) Function
(yang diambil) (mg/g)

1   22,96 Nystatin microfine 22,96 Zat aktif

2 8% 80 Cetosteryl alcohol 80 Emolient, emulsifying agent

Emulsifying agent, solubilition agent,


3 2% 20 Poloxyl 20 cetostearl ether 20
wetting agent

4 8% 80 Mineral oil 80 Emolient

5 0,2% 2 Metilparaben 2 Anti microbial

6 0,1% 1 Propilparaben 1 Anti microbial preserfative; disinfectant;

Humectant; plasticizer; solvent; stabilizing agent;


7 6% 60 Propilen glikol 60
water-miscible cosolvent

8 0,4% 4,86 Dibasic sodium posfat 4,86 Buffering agent; sequestering agent.

9 0,2% 2,36 Monobasic sodium posfat 2,36 Accidifying agent

10 18% 180 Petrolatum soft white parafin 180 Emolient, ointment base

11 q.s 531,86 Purified water 531,86 Pelarut

(Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation – Semisolid products : 309)


PENETAPAN
UJI POTENSI
penentuan aktivitas berdasarkan
 Metode Difusi
kemampuan difusi zat antimikroba
dalam lempeng agar yang telah
diinokulasikan mikroba uji

METODE 1. Cara Cakram (Disc)


Menggunakan kertas saring (paper disc) yang
UMUM U diletakkan pada lempeng agar, diamati wilayah
zona bening disekitar paper disc
JI POTE 2. Cara Parit (ditch)
Pada lempeng agar dibuat sebidang parit yang
NSI diisi zat antimikroba, diamati zona bening yang
terbentuk disekitar parit
3. Cara Sumuran (hole/cup)
Pada lempeng agar dibuat lubang diisi zat anti
mikroba, diamati zona bening yang terbentuk
disekeliling lubang
 Metode Dilusi

penentuan aktivitas dengan mencampurkan


zat antimikroba dan media agar, kemudian
diinokulasikan dengan mikroba uji

1. Pengenceran Serial dalam tabung

METODE Menggunakan sederetan tabung reaksi yang diisi inoculum mikrob


dan antimikroba dalam berbagai konsentrasi.
Zat yang akan diuji diencerkan sesuai serial dalam
UMUM U media cair ditambah inoculum mikroba

JI POTE 2. Penipisan lempeng agar


Zat antimikroba diencerkan dalam media agar dituang kedalam

NSI cawan petri, setelah memadat diinokulasikan mikroba dan


diinkubasi. Konsentrasi terendah dari larutan zat antimikroba
yang masih memberi hambatan terhadap mikroba ditetapkan
sebagai KHM
1 Metode Lempeng 2 Turbidimmetri
(silinder/kertas cakram) (tabung)

Penetapan cara dalam silinder yang  Penetapan cara tabung berdasarkan


dipasang tegak lurus pada lapisan agar pada penghambatan pertumbuhan
METODE padat dalam cawan petri atau
lempeng. Sehingga pertumbuhan
mikroba dalam larutan serba sama,
baik dengan antibiotic dan tanpa
mikroba uji spesifik pada jumlah antibiotic, dalam media cair yang
UMUM U tertentu di Hambat Pada daerah di
sekeliling silinder yang berisi larutan
dapat menumbuhkan mikroba dengan
cepat
antibiotic berupa lingkaran atau  Metode tabung digunakan pada sampel
JI POTE “zona” yang sulit larut dalam air

NSI

Cakram Zona Bening Keruh


PENYIAPAN LARUTAN
A. Wadah
Cawan Petri kaca atau plastik sekali pakai (berukuran 20x100 mm atau ukuran lain yang sesuai)
dengan penutup

B. Larutan baku Nistatin BPFI


1. larutkan sejumlah baku pembanding yang sesuai dengan antibiotik
2. Encerkan larutan persediaan lebih lanjut dengan dimetil formamida untuk menghasilkan dosis 256;
320; 400; 500; dan 624 U/mL sebelum membuat larutan uji.
3. Simpan pada suhu 20-80, dan gunakan dalam waktu yang disarankan.
4. Pada hari penetapan, siapkan pengenceran dari larutan persediaan 5 atau lebih larutan untuk
pengujian dengan dosis bertahap, umumnya dengan perbandingan 1:1,25.
5. Gunakan pengencer akhir yang dinyatakan dan urutan dosis dengan dosis tengah seperti tertera
pada Tabel 2.
Perhitungan larutan uji

Berat krim nystatin dipasaran adalah 15g dengan konsentrasi 100.000 U/mL.
Dan pada uji potensi antibiotik ini konsentrasi yang akan digunakan adalah
400 U/mL.

400 U/mL x 15 g = 0,06 g


PENYIAPAN 100.000 U/mL

Maka ditimbang 0,06 g kemudian dilarutkan dengan dapar


LARUTAN Fosfat 100mL

Dan diencerkan sesuai dengan dosis tengah yang terdapat pada farmakope
yaitu 20 U/mL.

20 U/mL x 100mL = 5 mL
400 U/mL

Sehingga nanti di ambil 5 mL dari dosis 400 U/mL dan di add dengan dapar
fosfat 100mL
 
Persiapan Inokula :
Bakteri : Saccharomyces c.
Media : 19
Suhu : 29-31o
Waktu : 48 jam

 
PENYIAPAN LARUTAN
C. Media

1. Larutkan bahan-bahan dalam air hingga 1 liter


2. Atur pH larutan menggunakan natrium
hidroksida 1 N atau asam hidroklorida 1 N
3. sehingga sesudah sterilisasi uap air, pH
media sesuai dengan yang tertera.

D. Dapar no 6 (Dapar fosfat)


Larutkan 20 g kalium fosfat P dan 80 g kalium fosfat monobasa P dalam 1000 ml air. Atur
pH hingga 6,0±0,05 dengan asam fosfat 18N atau natrium hidroksida 10N
PROSEDUR PENYIAPAN INOKULASI
Panen biakan
menggunakan
INKUBASI batang kaca bengkok

Suspesikan mikroba uji dari


biakan segar agar miring,
Pada akhir periode inkubasi,
sebarkan secara merata dalam
250mL media (19) buat suspensi persediaan
Inkubasi pada suhu
dengan mengumpulkan biakan
28-31C selama 48 ke dalam 50 ml larutan natrium
menit kiorida P 0,9% steniL

Atur larutan suspensi hingga Atur perbandingan hingga


menghasilkan batas daerah hambatan inokula mempunyai transmittan
yang memuaskan , yaitu 14 mm-16 mm 25% terhadap blanko pada
Panjang gelombang 580 nm
Design Penetapan Pengujian

1. Design 2+2
2. Design 3+3
1 baku pembanding dan 1 3. Design 5+1
sampel, masing-masing 1 baku pembanding dan 1
dengan 2 tingkat dosis dalam sampel, masing-masing 1 baku pembanding dengan 5 tingkat dan 1
satu lempeng dengan 3 tiga tingkat dosis sampel dengan satu tingkat dosis yang setara
dalam satu lempeng. dengan dosis menengah (dosis acuan)

Yang digunakan dalam penelitian


METODE LEMPENG SILINDER
1 Pada cawan petri dibuat lapisan dasar yang licin

2 Tambahkan 4,0 mL lapisan inokula

3 Jatuhkan 6 silinder pada permukaan agar dalam


radius 2,8 cm; pada ketinggian 12 mm

4 Isi silinder selang seling dengan dosis tengah


baku (S3), buat triplo

5 Inskubasikan pada suhu 32-35°C selama 16-18


jam

6 Ukur diameter hambatan yang terbentuk pada


agar
METODE LEMPENG SILINDER
1 . Tuang 1 ml media 19 kedalam cawan yang diperlukan, biarkan memadat.
2 . Tambahkan 8 ml lapisan inokula.
3 . Putarkan cawan untuk menyebar-ratakan inokula pada permukaan dan biarkan
memadat.
4 . Buat silinder pada permukaan yang telah diinokulasi menggunakan alat mekanik dan i
si dengan enceran larutan antibiotik
5 . Tutup cawan untuk mencegah kontaminasi
6 . Inkubasi pada suhu 29 ° - 31°C selama 16-18 jam.
7 . Buat pengenceran larutan sampel dengan 5 tingkat dosis baku ( S1 – S5 ), yaitu 256, 3
20, 400, 500 dan 624 unit.
8 . Buat larutan uji dengan satu tingkat dosis uji (U3) yang sesuai dengan S3 , yaitu 400 u
nit
Perhitungan Diameter Zona Hambat Pertumbuhan (mm)

Contoh Hasil Pengamatan:


Diameter rata-rata

Y = bx +a
y= 11,87 (Diameter Hambat Uji)
a = -12,24
b = 9,53 Antilog x = antilog 2,52
r = 0,97 = 331,13 unit sampel uji/uji
% Potensi = 331,13 /400 X 100%
Y=bx + a = 82,75%
X = (y-a)/b Jadi, Potensi Krim Nistatin ialah 82,75%
= [11,87 – (-12,24) ]/ 9,53 ( tidak memenuhi syarat dan ketentuan FI)
= 2,52
Thank you
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2020. “Farmakope
Indonesia”. Edisi VI. Jakarta : Depkes RI

DAFTAR Niazi, S. K., 2009, Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing


Formulation: Semisolid Product, Four Edition, Informa Healthcare,
New York. USA, 289 – 290
PUSTAKA
LAMPIRAN
Sesi Tanya Jawab
1. Apakah pengujian tiap konsentrasi dilakukan 9 kali? (Agnes Monica Ratu)
Tiap konsentrasi terdapat 3 lempeng dan dilakukan pengujian triplo (Pindi
Natania T.)

2. Tujuan penambahan NaOH sebagai pengatur pH? (Iyen Sibarani)


pH optimum pertumbuhan S. cereviceae yaitu pH 6, NaOH dan HCl untuk
kontrol pH selain dapar fosfat. Ditambahkan NaOH apabila terlalu asam dan
ditambahkan HCl
jika terlalu basa (Pindi Natania T.)

3. Masa inkubasi 18 jam, apakah jamur sudah mati? (Iyen Sibarani)


Jika dilihat dari pustaka rujukan, waktu inkubasi 18 jam itu jamur belum mati.
Hanya untuk melihat efektivitas dari antibiotik, dimana waktu 18 jam sudah
cukup untuk melihat besaran zona hambat yang terbentuk (Pindi Natania T.)

Anda mungkin juga menyukai