Anda di halaman 1dari 133

Sheet1

GIGI DAN MULUT, OBAT DAN BAHAN


OBAT
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan Keterangan
Penggunaan sesuai instruksi
Benzocain Pasta, gel kerja Poliklinik Gigi
Borax Gliserin, larutan 5% Penggunaan sesuai instruksi
Borax Gliserin Botol 10ml kerja Poliklinik Gigi
Lidocain 2%, Ampul 2ml Penggunaan sesuai instruksi
Lidocain Spray 5% kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi
Lidocain comp Lidocain HCl 2% + Epinephrin 1: 80.000 kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi
Etil klorida Chloraethyl, Botol 100 ml kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi
Eugenol Eugenol 93,4%, Botol 10 ml kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi
Gentian violet Gentian violet larutan 1%. Botol 10 ml kerja Poliklinik Gigi
Khlorheksidin Khlorheksidin 2% gargle, Botol 30 ml; 60ml
Penggunaan sesuai instruksi
Oco Tincture untuk membersihkan stain pada gigi, botol 15 ml kerja Poliklinik Gigi
Povidon Iodium Povidon Iodium larutan 1% gargle, Botol 190 ml
Penggunaan sesuai instruksi
Iod Gliserin Iod Gliserin larutan, Botol 100ml kerja Poliklinik Gigi
BAHAN

Pasta alveolar untuk perawatan pasca pencabutan gigi. Mengandung


Iodoform, Butilparaminobenzoat, Eugenol, dan Penghawar. Kemasan pot Penggunaan sesuai instruksi
Alvogyl berisi 12 gram pasta kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi
Articulating paper Articulating paper kerja Poliklinik Gigi
Bahan adhesive / bonding gigi. Setiap botol berisi 6 gr bahan bonding. Penggunaan sesuai instruksi
Adper Single Bond Kekuatan bonding 49 mpa. kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi
Celuloid strip Celuloid strip kerja Poliklinik Gigi

Pasta mengandung kalsium hidroksida murni untuk perawatan dressing


pada gigi yang sudah infeksi dan tumpatan saluran akar gigi, PH > 12.6, Penggunaan sesuai instruksi
Calxyl kemasan pot 20 gram kerja Poliklinik Gigi
Bahan tumpatan sementara (temporary filling material). Kemasan jar berisi Penggunaan sesuai instruksi
Caviton 30 gram, kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi
Cocoa Butter Cocoa Butter kerja Poliklinik Gigi
Pasta devitalisasi untuk perawatan pulpa, mengandung Lidokain, arsen dan Penggunaan sesuai instruksi
Devitalisasi Pasta Fenol. Kemasan pot berisi 6,5 gr pasta. kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi
Glass Ionomer Cement Glass Ionomer Cement kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi
Iodoform Iodoform pasta kerja Poliklinik Gigi

Page 1
Sheet1

kalsium hydroxyda pasta dengan spesifikasi: bahan kalsium hydroxide liner


yg terdiri dari 2 komponen dalam kemasan tube berisi base (13g) dan tube
berisi catalyst (11g) yang rigid setting, selfcuring yg dipergunakan untuk
direct & indirect pulp capping dan sebagai protective liner dibawah bahan
adhesive gigi, varnish, bahan tumpatan gigi, cement dan bahan lain. tidak
menghambat polimerisasi akrilik dan restorasi komposit. pasta linerbase :
disalycate ester dari 1,3 butylene glycol, calcium phosphat, zinc oxyde.
pasta liner catalyst : calcium hydroxyde ethyl toluenesulfonamide, zinc Penggunaan sesuai instruksi
Kalsium Hidroksida Pasta stearate, zinc oxyde, kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi
Matrix Band Matrix Band kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi


kerja Poliklinik Gigi

Minyak Boor Minyak Boor


Penggunaan sesuai instruksi
Monoklor kamfer menthol/CHKM Monoklor kamfer menthol/CHKM, Botol 10ml kerja Poliklinik Gigi
Pasta untuk perawatan akar gigi, mengandung Iodoform, thymol, Creosote Penggunaan sesuai instruksi
Mummifying pasta dan Camphor. Kemasan pot berisi 7 gram pasta kerja Poliklinik Gigi

Bahan berbentuk cairan berisi asam fosfat 37 % digunakan untuk membuat


micropit sebelum dilakukan penambalan composit resin. Kemasan botol 9 Penggunaan sesuai instruksi
Scotbond atchant ml kerja Poliklinik Gigi

Semen seng fosfat untuk sementasi sebelum menumpat gigi. Tiap set terdiri
dari 1 botol berisi 35 g serbuk dan 30 g (18ml) cairan, sendok takaran untuk Penggunaan sesuai instruksi
Semen seng fosf serb & cairan serbuk kerja Poliklinik Gigi
Spon berbahan gelatin untuk tindakan gigi dengan ukuran 1x1x1 cm, . Kotak berisi Penggunaan sesuai instruksi
Spon gelatin cube 10 biji kerja Poliklinik Gigi
Bahan penambal gigi terdiri dari serbuk zinc oxyde 100g dan cairan 100ml Penggunaan sesuai instruksi
Temp Stopping Fletch serb & Cairan yg mengandung 1 g Na Tetraborax dan Zinc Sulfat 42 g kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi
Tri Kresol Formalin (TKF) Tri Kresol Formalin (TKF), Botol 10 ml kerja Poliklinik Gigi

Bahan tumpatan tetap dengan sinar (komposit universal) untuk gigi anterior
dan posterior. Kemasan syringe berisi 4 gram bahan komposit. Pilihan Penggunaan sesuai instruksi
Tri M A 2 Filtex Z250 A-2) warna A-2 kerja Poliklinik Gigi

Bahan tumpatan tetap dengan sinar (komposit universal) untuk gigi anterior
dan posterior. Kemasan syringe berisi 4 gram bahan komposit. Pilihan Penggunaan sesuai instruksi
Tri MA 3 (Filtex250 A-3) warna A-3 kerja Poliklinik Gigi
Pasta untuk perawatan akar gigi, mengandung Iodoform, thymol, Creosote Penggunaan sesuai instruksi
Themophore dan Camphor. Kemasan pot berisi 7 gram pasta. kerja Poliklinik Gigi
Bahan tumpatan gigi untuk mencegah terjadinya caries yang lebih dalam Penggunaan sesuai instruksi
Clinprosealant pada fissure gigi kerja Poliklinik Gigi
DIURETIK
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Efek Samping

Page 2
Sheet1

Tablet 40 mg
Injeksi 40mg/ampul
Dosis :
Udema
Dewasa:
Oral awal 1 x 40 mg pagi hari pc
Furosemid Dosis pemeliharaan 20-40 mg/hr pagi hari pc
I.V. perlahan : 20-40 mg
Udema Resisten Dewasa 80-120 mg/hr
Hipertensi Resisten
Dewasa 40-80 mg/hr
Efek Samping:
ketidakseimbangan elektrolit dan Cairan. Ruam, fotosensitivitas, mual, diare,
penglihatan kabur, pusing, sakit kepala, hipotensi. Hiperglikemia, glikosuria,
ototoksisitas.

Tablet 25 mg
Hipertensi
Dosis awal 12.5 mg/hr, dosis pemeliharaan 25-50 mg/hr
Udema karena Gagal Jantung
Dosis awal 25-100 mg (bisa 200 mg untuk kasus berat) pada pagi hari.
Dosis kemudian dapat diturunkan menjadi 25-50 mg/hr.
Efek Samping:
ketidakseimbangan elektrolit, mulut kering, haus, lesu, mengantuk, nyeri otot dan
kram, hipotensi, reaksi hipersensitivitas misalnya ruam, fotosensitivitas,
trombositopenia, penyakit kuning, pankreatitis, kelelahan, kelemahan, mungkin
memicu serangan gout, impotensi, hiperglikemia, anoreksia, iritasi lambung, mual,
muntah, sembelit, diare, sialadenitis, pusing, mengangkat konsentrasi Ca.
Berpotensi Fatal: Reaksi hipersensitivitas.
Interaksi Obat:
Dapat menyebabkan hiponatremia bila digunakan dengan karbamazepin. Dapat
meningkatkan risiko toksisitas bila digunakan dengan allopurinol atau tetrasiklin.

Hidroklorthiazida
HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN DAN KONTRASEPTIK
ANTIDIABETIK ORAL
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Efek Samping Keterangan

Tablet 5 mg
DM Tipe 2
Dewasa: dosis awal 1 x 5 mg/ hari bisa ditingkatkan max. 15 mg/hari, pagi
bersama makan
Anak (12-18Tahun): dosis awal 2.5 mg/hari
Efek Samping:
Hipoglikemia, kolestatik jaundice, agranulositosis, anemia aplastik, anemia
hemolitik. diskrasia Darah (reversibel), disfungsi hati, hipoglikemia, gejala GI,
reaksi alergi pada kulit.
Berpotensi Fatal: hipoglikemia berkepanjangan terlihat pada pasien lanjut usia
atau lemah dengan hati atau penyakit ginjal.
Interaksi Obat:
Peningkatan risiko hipoglikemia bila digunakan dengan β-bloker. Aditif hipoglikemik
efek dengan insulin dan obat antidiabetes lainnya. Metabolisme dapat dikurangi
dengan kloramfenikol dan simetidin. Peningkatan efek hipoglikemik bila digunakan
dengan antidepresan siklik, kortikosteroid, salisilat, turunan sulfonamida (kecuali
sulfasetamid). Metabolisme glibenklamida meningkat bila digunakan bersama
Glibenklamide dengan rifampisin.

Page 3
Sheet1

Tablet 1 mg
Dosis awal 1 mg/hr, bisa ditingkatkan per 1 mg dengan interval 1-2 minggu, Max
4mg/hari
Efek Samping:
Muntah, nyeri GI, diare, pruritus, eritema, urtikaria, morbilliform, leukopenia,
agranulositosis, trombositopenia, anemia hemolitik, anemia aplastik dan
pansitopenia, hiponatremia, perubahan akomodasi, penglihatan kabur, jaundice.
Interaksi Obat:
NSAID, salisilat, sulfonamid, kloramfenikol, kumarin, probenesid, inhibitor
CYP2C9, turunan asam fibrik dan β-adrenergik bloker dapat meningkatkan potensi
aksi hipoglikemik dari glimepiride.
Tiazid dan diuretika lainnya, kortikosteroid, fenotiazin, tiroid produk,
estrogen, kontrasepsi oral, fenitoin, asam nikotinat, simpatomimetik,
rifampisin, CYP2C9 dan isoniazid dapat mengurangi efek hipoglikemik dari
glimepiride..

Glimepirid

Tablet 500 mg
Dewasa: dimulai dengan 500 mg saat sarapan minimal 1 minggu, bisa dilanjutkan
dengan 2x500 mg saat sarapan dan makan malam minimal 1 minggu dilanjutkan
3x500mg saat sarapan, makan siang dan makan malam. Max.2 gram/hari terbagi
2-3 dosis
Anak:
>10 thn: sama dengan dosis dewasa
8-10 thn: dosis awal 1x200 mg, dosis bisa ditingkatkan dengan interval
minimal 1 minggu. Max.2 gram/hari terbagi 2-3 dosis
Efek Samping:
Anoreksia, mual, muntah, diare, kehilangan berat, perut kembung, occasional
metallic taste, weakness, hipoglikemia, ruam, malabsorpsi vit B12. Chest
discomfort, flushing, palpitasi, menggigil, sakit kepala, ringan, gangguan
pencernaan, perut tidak nyaman.
Berpotensi Fatal: asidosis laktat dalam adanya gagal ginjal dan alkoholisme.
Metformin
HORMON KELAMIN DAN OBAT YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Efek Samping Keterangan

Lynestrenol 0,5mg, strip 28’s


Kontrasepsi Oral untuk Ibu menyusui
Dosis : 1 tablet/ hari pada waktu yang sama tanpa putus pada hari pertama
siklus menstruasi
Efek Samping:
perubahan berat badan, sakit kepala, migrain, mual, muntah, sakit perut,
diare, ruam, urtikaria, eritema nodosum, eritema multiforme, chloasma,
retensi cairan; hipersensitivitas; vag discharge, amenorea, oligomenorea, Kontra Indikasi : Hamil, Ikterik,
Exluton breast tenderness, perubahan emosi & libido. riwayat ikterik

Kombinasi : levonorgestrel 150 mcg + etinilestradiol 30 mcg


strip 21 +7’p
Kontrasepsi oral
Dosis ; 1 tablet/hari selama 28 hari berturut-turut, dimulai bagian hijau pada
hari pertama menstruasi
Efek Samping:
Menstruasi, spotting, menorrhagia,amenorre,perubahan berat badan, sakit Resiko kehamilan dapat terjadi,
kepala, mual, nyeri perut, breast tenderness, perubahan emosi, jerawat. apabila terlupa terutama pada
Mycrogynon awal siklus.

Page 4
Sheet1

Kombinasi medroxyprogesteron acetat 50 mg dan estradiol cypionat 10


mg/ml
Vial 1ml
Kontrasepsi suntik, i.m. dalam pada otot gluteal atau deltoid, interval 1
bulan
Efek samping
Ketidak teraturan menstruasi,reaksi anafilaktik,tromboembolik,tromboflebitis, Kontra Indikasi : Kehamilan,
perubahan berat badan, perubahan warna kulit di tempat suntikan, breast perdarahan di vagina atau
tenderness kelainan patologis yang tidak
Cyclovem diketahui penyebabnya

Medroxyprogesteron acetat 150 mg


Vial 3 ml
Kontrasepsi suntik, i.m. dalam pada otot gluteal atau deltoid, dosis diulang
tiap 12 minggu
Efek samping
Ketidak teraturan menstruasi,reaksi anafilaktik,tromboembolik,tromboflebitis,
perubahan berat badan, perubahan warna kulit di tempat suntikan, breast Kontra Indikasi : Kehamilan,
tenderness perdarahan di vagina atau
kelainan patologis yang tidak
Depo Progestin diketahui penyebabnya

Alat kontrasepsi dalam rahim ( Intra Uterine Device / IUD ) berbahan


polyethylene yang dililit dengan kawat tembaga berdiameter 0.25 mm dan
dua cincin tembaga, berat 310 mg. Luas permukaan kawat 380 mm2.
IUD Coper T 380 A Safe Load Dengan teknologi Safe-Load. Dapat digunakan untuk interval 4 tahun.
HORMON TIROID DAN ANTITIROID
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Efek Samping Keterangan

Tablet scored 100 mg


Dosis Hipertiroidisme
Dewasa :
200-400 mg/hari dalam dosis terbagi dosis pemeliharaan 50-
Anak :
Propiltiourasil Bayi (0-1bl): dosis awal 2x2,5-5 mg/kgBB.
1bl-1 th : dosis awal 3x2,5 mg/kgBB.
1-5 th : dosis awal 3x25 mg
5-12 th : dosis awal 3x50 mg
12-18 th : dosis awal 3x150 mg Perlu perhatian bila ada tanda
Efek Samping:
hipersensitivitas
leukopenia ringan, sindrom seperti lupus, vaskulitis kulit, trombositopenia. Ruam
kulit, urtikaria, artralgia dan demam. ketidaknyamanan GI, muntah, sakit kepala. Pengawasan harus dilakukan
Berpotensi Fatal: agranulositosis, anemia aplastik, luka hati, dan gagal hati. dengan ketat untuk mendeteksi
Interaksi Obat: agranulositosis; pasien harus
Dapat meningkatkan potensi aktivitas antikoagulan. Dosis β-bloker, glikosida melapor bila ada nyeri
digitalis dan teofilin mungkin perlu dikurangi ketika pasien menjadi eutiroid. tenggorokan
Bila ada neutropenia, obat
harus dihentikan.
KORTIKOSTEROID
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Efek Samping Keterangan

Page 5
Sheet1

Tablet 0,5mg
Injeksi 5mg/ml, ampul 1 ml
Dosis Oral
dewasa: 0,5 mg-2 mg/hari, tunggal atau dibagi dalam 2-4
kali/hari
anak : 0,024 – 0,034 mg/kg BB/hari dibagi dlm 3-4 kali/ hari
Dosis Intravena
Kegawatan : 0,5-9 mg I.V. tunggal
Shok tidak responsif
Dewasa: Dalam bentuk fosfat: Dosis awal 1 x 40 mg atau 1-6 mg/kgBB injeksi i.v,
bisa diulang tiap 2-6 jam.
Efek Samping:
Retardasi pertumbuhan, osteoporosis, ulkus peptikum, glaukoma dan katarak Kontra Indikasi : Tukak
subcapsular, fraktur kompresi vertebral.seperti fitur Cushing-, disfungsi pankreas Lambung,osteoporosis,
dan pankreatitis, gangguan GI, meningkatkan nafsu makan, meningkatkan penderita TBC aktif, herpes
kerapuhan kulit. Peningkatan kerentanan terhadap infeksi. simplex, herpes zoster
Interaksi Obat: Perhatikan untuk pemakaian
Peningkatan risiko hipokalemia bila digunakan bersamaan dengan
jangka panjang : penghentian
tiazida. Mengurangi kemanjuran isoniazid, salisilat, vaksin dan toxoid. Peningkatan
aktivitas deksametason andcyclosporin bila digunakan bersama-sama. tidak boleh mendadak, dosis
Bersamaan dengan penggunaan aspirin atau etanol dapat menyebabkan diturunkan secara bertahap
peningkatan efek samping GI. untuk menghindarkan
Berpotensi Fatal: Mengurangi keberhasilan dalam kombinasi dengan efedrin, terjadinya insufisiensi adrenal
Deksametason cholestyramine, fenitoin, fenobarbital dan rifampisin. akut

Tablet 4 mg
Dosis : sesuai dg diagnosis
Methylprednisolone

Tablet 5 mg
Dosis Dewasa:
Terapi substitusi : 5-7,5 mg/hari, pc
Anti inflamasi : 10 – 60 mg/hari dalam dosis tunggal atau
dibagi 3 kali per hari, pc
Eksaserbasi multipel sklerosis akut : 200mg/hari selama 1
minggu, dilanjutkan 80 mg setiap 2 hari selama 1 bulan, pc
Dosis Anak : 1 – 2 mg/kg BB/ hari dibagi dalam 3-4 kali
Efek Samping:
Insomnia, gugup, nafsu makan meningkat, gangguan pencernaan, pusing / ringan,
sakit kepala, hirsutisme, hipopigmentasi, diabetes mellitus, intoleransi glukosa,
hiperglikemia, artralgia, katarak, glaukoma, epistaksis, diaforesis, sindrom
Cushing, edema, patah tulang, halusinasi, hipertensi, muscle-wasting,
osteoporosis, pankreatitis, pituitary-adrenal axis suppression, kejang.
Interaksi Obat:
Substrat dari CYP3A4, menginduksi CYP2C19, 3A4. Peningkatan risiko ulserasi Kontra Indikasi : Ulkus
GI dengan NSAID. Penurunan efek dengan barbiturat, fenitoin, rifampisin. Peptikum, Tuberkulosis,
Penurunan efek salisilat, vaksin dan toxoid. Etanol dapat meningkatkan iritasi Diabetes, gangguan jiwa dan
Prednisone mukosa lambung kehamilan.
KARDIOVASKULER
ANTIANGINA
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Efek Samping

Page 6
Sheet1

Tablet 5 mg Sub lingual


Dosis
Serangan akut : 5-10 mg Sub lingual, 1 jam ac atau 2 jam pc
Profillaksis : 5-20 mg/hr dalam dosis terbagi 3-4 kali
Efek Samping:
Hipotensi, takikardia, flushing, sakit kepala, pusing, palpitasi syncope, confusion.
Mual, muntah, sakit perut. Ketakutan, gelisah, kelemahan dan vertigo.
Berpotensi Fatal: hipotensi berat, kolaps sirkulasi.
Interaksi Obat:
Peningkatan hipotensi efek dengan alkohol atau vasodilator. Hipotensi ortostatik
ditandai dapat terjadi bila digunakan dengan penghambat kanal kalsium. Efek
vasodilator dapat dikurangi dengan dihydroergotamine. Efek ergotamine dapat
ditingkatkan. Mengurangi efektivitas bentuk sublingual dengan disopyramide.
Berpotensi Fatal: hipotensi signifikan dapat terjadi dengan fosfodiesterase-5
inhibitor
Isosorbid Dinitrat
ANTIARITMIA

Tablet 0,25 mg
Dosis:
Dewasa :
Digitalisasi cepat (24-36 jam) : 0,5-0,75 mg, disusul 0,25 – 0,5 mg
tiap 6 jam sampai tercapai digitalisasi penuh.
Digitalisasi lambat (3-5 hari) : 0,5-0,75 mg, dalam dosis terbagi
Pemelihaan : 0,125-0,25 mg sehari

Digoksin
ANTI HIPERTENSI
Diuretika (HCT & FUROS Lihat diskripsi diuretika

Tablet scored 12,5 mg; 25 mg


Dosis
Lansia : awal 2 x 6.25 mg, 1 jam ac atau 2 jam pc
Dewasa: awal 2 x 12.5 mg, pemeliharaan 2 x 25 mg, 1 jam ac atau 2 jam pc
Efek Samping:
Hipotensi, takikardia, nyeri dada, palpitasi, pruritus, hiperkalemia. Proteinuria,
angioedema, ruam kulit, taste disturbance, batuk produktif, sakit kepala.
Berpotensi Fatal: Neutropenia, biasanya terjadi dalam 3 bln memulai terapi
terutama pada pasien dengan disfungsi ginjal atau penyakit kolagen.Hiperkalemia.
Reaksi anafilaksis.
Interaksi Obat:
Pengobatan bersamaan dengan diuretik meningkatkan aksi hipotensi ACE
inhibitors maka dosis awal harus tetap rendah.
Berpotensi Fatal: Risiko depresi sumsum tulang meningkat dengan terapi
bersamaan dengan obat imunosupresif. Hiperkalemia dapat terjadi jika digunakan
bersama dengan suplemen kalium dan diuretik hemat kalium terutama jika fungsi
ginjal terganggu. Penggunaan bersama dengan NSAID dapat menyebabkan
Kaptopril (ACE INHIBITOR) kerusakan fungsi ginjal.

Page 7
Sheet1

Tablet 5 mg
Dosis : 2,5 – 10 mg, tunggal
Efek Samping:
Sakit kepala, edema perifer, kelelahan, mengantuk, mual, nyeri perut, flushing,
dispepsia, palpitasi, pusing. Jarang pruritus, ruam, dispnea, asthenia, kram otot.
Berpotensi Fatal: Hipotensi, bradikardi, penundaan sistem konduktif dan CCF
Interaksi Obat:
Peningkatan metabolisme dengan rifampisin. Mengurangi efek hipotensi dengan
kalsium. Mempotensiasi efek diuretik thiazide dan inhibitor ACE. Hindari kombinasi
dengan β-bloker pada pasien dengan fungsi ventrikel kiri nyata terganggu. Dapat
meningkatkan kadar serum CYP1A2 substrat misalnya aminofilin, fluvoxamine,
ropinirole. CYP3A4 inhibitor (misalnya klaritromisin, doksisiklin, isoniazid,
nicardipine) dapat meningkatkan efek amlodipine.
Amlodipin (Antagonis Kalsium)

Tablet 30 mg
Dosis awal 2 x 60-120 mg, dosis bisa ditingkatkan sampai max 360 mg/hr.
Efek Samping:
Sakit kepala, edema pergelangan kaki, hipotensi, pusing, kelelahan, flushing,
mual, ketidaknyamanan GI, hiperplasia gingiva, ruam, eritema multiforme,
dermatitis eksfoliatif, fotosensitivitas, sesekali hepatitis.
Berpotensi Fatal: blok AV, bradikardi, ada detak jantung, penangkapan sinus. Kontra Indikasi : Sick Sinus
Interaksi Obat:
Syndroma, hipotensi (tekanan
Meningkatkan kadar serum teofilin. Simetidin dapat meningkatkan konsentrasi
plasma diltiazem. Penggunaan bersamaan dapat menyebabkan kadar darah sistolik < 90mmHg) Hentikan
meningkat siklosporin. pemberian obat bila : terjadi
Berpotensi Fatal: β-bloker menambah kemungkinan hipotensi, gagal jantung dan kelainan pada nilai fungsi hati
gangguan konduksi. Dapat meningkatkan potensi risiko bradikardi dan gangguan (SGOT,SGPT); terjadi jaundice
Diltiazem (Antagonis Kalsium) konduksi propranolol dan risiko neurotoksisitas lithium. atau hepatomegali

Tablet 10 mg
Hanya untuk preeklampsia dan tokolitik
tidak direkomendasikan untuk kasus hipertensi, tapi masih
dibolehkan untuk profilaksis angina dan fenomena raynaud,
dengan dosis tunggal 5-10 mg atau 3 x
5 -10 mg
Efek Samping:
Pusing, flushing, sakit kepala, hipotensi, edema perifer, hepatitis, ruam, kram otot,
sindrom nefrotik, psikosis akut, hiperplasia gingiva.
Interaksi Obat:
Penggunaan bersama β-bloker dapat menimbulkan hipotensi berat dan infark
myocard. Bioavailabilitas meningkat pada penggunaan dengan
simetidine,ranitidine.
Nifedipine (Antagonis Kalsium)

Tablet 5 mg
Dosis
2,5-10 mg/hari, dosis tunggal, pagi hari

Efek Samping:
Pusing, sakit kepala, kelelahan, bradikardi. Mual, muntah, diare atau sembelit,
perut tidak nyaman, mata menyengat, yang ringan fotofobia, keratitis, penurunan
kemampuan seksual. Gangguan GI, dispnea, ekstremitas dingin, insomnia,
halusinasi, mengantuk dan perubahan suasana hati.
Berpotensi Fatal: blok AV, bradikardi. Jarang namun dapat terjadi pada pasien
dengan penyakit jantung yang sudah ada sebelumnya. Termasuk bronkospasme
berat, hipoglikemia, hipotensi, hipotensi ortostatik, bradiaritmia.
Interaksi Obat:
Penurunan efek dengan garam aluminium dan kalsium, barbiturat, kolestiramin,
NSAID, ampisilin, rifampisin. Mungkin menutupi takikardia dari hipoglikemia yang
disebabkan oleh insulin dan hipoglikemia oral. Efek antihipertensi lainnya dapat
diintensifkan.
Berpotensi Fatal: Dapat meningkatkan efek obat yang memperlambat konduksi AV,
α-bloker dan α-adrenergik stimulan. Meningkatkan tindakan agen anestesi,
klonidin, antagonis kalsium, digitalis, agen hipoglikemik dan NSAID. Sarankan obat diminum
Bisoprolol (Beta Blocker) bersama susu atau makanan.

Page 8
Sheet1

Tablet 10 mg; 40 mg
Dosis
3-4 x 10-40 mg/hari
Efek Samping:
ekstremitas Dingin, insomnia, kelelahan, pusing, mimpi buruk, kelelahan, mual,
sembelit atau diare, muntah, anoreksia, ketidaknyamanan perut, impotensi.
Kelemahan, parestesia, mengi, faringitis, bronkospasme. Gangguan SSP pada
dosis yang lebih tinggi dan perubahan emosi. Thrombocytopenic purpura,
agranulositosis, nonthrombocytopenic purpura, trombositopenia. Depresi,
kebingungan, disfungsi kognitif, kelabilan emosional, kelelahan, halusinasi.
Berpotensi Fatal: Gagal jantung, jantung blok dan bronkospasme.
Interaksi Obat:
Peningkatan risiko hipokalemia bila digunakan bersamaan dengan kalium-
depleting obat-obatan seperti amfoterisin B dan diuretik loop. Mengurangi
kemanjuran isoniazid, salisilat, vaksin dan toxoid. Peningkatan aktivitas
deksametason dan siklosporin bila digunakan bersama-sama. Bersamaan dengan
penggunaan aspirin atau etanol dapat menyebabkan peningkatan efek samping
GI. Kontra Indikasi : Tidak Boleh
Berpotensi Fatal: Mengurangi keberhasilan dalam kombinasi dengan efedrin, diberikan pada pasien asma
kolestiramin, fenitoin, fenobarbital dan rifampisin. bronchiale, hiperglikemia, hamil
Propranolol (Beta Blocker) atau menyusui.

Tablet 0,15 mg
Dosis
0,15-0,75mg/hari dalam dosis terbagi 2
Klonidin (CENTRALLY ACTING Drug)
ANTIAGREGASI PLATELET

Tablet 100 mg enteric coated


Dosis
75-325 mg/hari, tunggal, pc
Penggunaan Bersama ACE Inhibitor harus dengan dosis rendah
Efek Samping:
gangguan GI, waktu perdarahan berkepanjangan, rhinitis, urtikaria dan
ketidaknyamanan epigastrium, angioedema, salisilism, tinnitus, bronkospasme.
Berpotensi Fatal: erosi lambung, ulserasi dan perdarahan, parah, kadang-kadang
fatal eksaserbasi obstruksi jalan napas pada asma, sindrom Reye (anak <12
tahun). Hepatotoksisitas; depresi SSP yang dapat menyebabkan koma, kolaps CV
dan kegagalan resp, bronkospasme paroksismal dan dispnea.
Interaksi Obat:
Alkohol, kortikosteroid, analgin, fenilbutazon dan oxyphenbutazone dapat
meningkatkan risiko GI ulceration, meningkatkan level fenitoin. Dapat bereaksi
antagonis terhadap uricosurics dan spironolakton.
Asetosal ( asam asetilsalisilat )
ANTIHIPERLIPIDEMIA

Tablet/kapsul 300 mg
Dosis
Dewasa: 0,9-1.2 g/hari dalam dosis terbagi 2.
Hanya untuk hipertrigliserida
Tidak dianjurkan pemberian bersama statin
Efek Samping:
Myositic sindrom, kolelithiasis, gangguan GI, ruam, sakit kepala, diskrasia darah,
mialgia. Impotensi, ekstremitas yang menyakitkan, penglihatan kabur, pruritus,
urtikaria, impotensi, pusing, kolestatik jaundice.
Berpotensi Fatal: hipoplasia sumsum tulang, perdarahan intrakranial,
nefrotoksisitas, neuritis perifer.
Interaksi Obat:
ko-distribusi dengan repaglinida dapat meningkatkan kadar serum repaglinida.
Dapat meningkatkan efek antikoagulan oral. Juga dapat meningkatkan konsentrasi
plasma dari nefrotoksisitas siklosporin dan terkait bila digunakan secara
bersamaan.
Berpotensi Fatal: Peningkatan risiko miopati dan rabdomiolisis bila digunakan
dengan HMG-CoA reduktase inhibitor.
Gemfibrosil

Page 9
Sheet1

Tablet 10 mg enteric coated


Dosis:
Awal 5-10 mg/hari, dosis tunggal pada malam hari menjelang tidur
Dapat ditingkatkan sampai 40 mg/hari, dosis tunggal pada malam hari
menjelang tidur
Efek Samping:
Sakit kepala, mual, perut kembung, mulas, sakit perut, diare / sembelit, dysgeusia,
yang berhubungan dengan dosis miopati, hipersensitivitas, kekeruhan lensa, kabur
penglihatan, pusing; disfungsi sexual, insomnia, depresi dan gejala pernapasan
bagian atas.
Berpotensi Fatal: rabdomiolisis berat dengan gagal ginjal akut.
Interaksi Obat:
Dapat menyebabkan elevasi sedikit digoxin serum. Dapat meningkatkan resiko
perdarahan jika digunakan dengan kumarin dan fluindione. Serum dapat
ditingkatkan bila digunakan dengan Ranolazine, verapamil, diltiazem dan imatinib.
Mengurangi kadar serum bila digunakan dengan karbamazepin dan rifampisin.
Peningkatan risiko miopati bila digunakan dengan siklosporin andgemfibrozil,,
colchicine danazol.
Berpotensi Fatal: Bersamaan dengan penggunaan amiodaron, itraconazole, Tes kadar kolesterol dalam
ketoconazole, clarithromysin, eritromisin, telithromycin, nefazodone, niacin atau darah secara periodik, Kontra
Simvastatin protease inhibitor dapat meningkatkan risiko rabdomiolisis dan gagal ginjal akut Indikasi : hamil dan menyusui

Kapsul non micronised 100 mg; 300 mg


Dosis
awal 3 x 100mg atau dalam dosis tunggal 300 mg.
Pemeliharaan 2 x 100 mg
Efek Samping:
Sakit kepala, pusing, asthaenia, kelelahan, aritmia, fotosensitivitas, eksim, pusing,
vaginitis, parestesia, rhinitis, batuk, sinusitis, alergi paru alveolitis, poliuria, miopati,
myositis, artralgia, myalgia, myasthenia.
Berpotensi Fatal: Hepatitis, kolesistitis.
Interaksi Obat:
Resin menghambat penyerapan fenofibrate. Dapat meningkatkan konsentrasi
siklosporin dan nefrotoksisitas terkait bila digunakan bersama-sama.
Berpotensi Fatal: Statin meningkatkan risiko rabdomiolisis dan miopati dengan
gagal ginjal. Dapat meningkatkan efek antikoagulan oral Periksa kadar kolesterol darah
Fenofibrat berkala tiap 3 bulan.
KULIT, OBAT TOPIKAL
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Efek Samping
ANTIBAKTERI
basitrasin 500 IU/g + Polimiksin B 10000IU/g
Antibakteri salep DOEN Tube 5 g

Kasa streril mengandung Framisetin sulfat 1%


Lembar steril 10x10 cm
Penggunaan : pada luka bakar, trauma, infeksi sekunder, potong
seluas lesi
Daryant Tulle Tidak untuk luka yang luas, luka bakar > 30%
Oksitetrasiklin HCl 3%
Ositetrasiklin salep kulit Tube 5 gram
DESINFEKTAN DAN ANTISEPTIK
Hidrogen Peroksida Hidrogen Peroksida 30% cairan, botol
Kristal Kalium Permanganat
Kalium Permanganat Pot 5 gram
Povidone Iodine 10%
Povidon Iodine Botol 30 ml; Botol 300 ml
Rivanol 0,1%
Etakridin Botol 100 ml
Etanol 70%
Etanol 70% Botol 1 liter
NaClO3 (Natrium Klorat) 5,25%.
Bayclin botol 1 liter

Page 10
Sheet1

Etanol 96%
Etanol 96% Botol 1 liter
ANTIVIRUS
Asiklovir krim 5%
Tube 5 gram
Asiklovir salep kulit
ANTI FUNGI
asam benzoat 6 % + asam salisilat 3 %
Anti fungi salep DOEN Pot 30 gram
Gentian Violet larutan 1 %
Gentian Violet Botol 10 ml
Ketoconazole krim 2%
Tube 5 gram
Ketoconazole

Miconazole 2% krim
Tube 10 gram
Miconazole
ANTI INFLAMASI/ANTIPRURITUS
Betametason 0,1% krim
Betametasone Tube 5 gram

Hidrokortison 2,5 % krim,


tube 5 g
Efek Samping:
Hidrokortison 2,5% Penggunaan Topikal: atrofi Dermal, iritasi lokal, folikulitis, hipertrikosis.

Asam salisilat 2% dalam talk


Tabung 40-60 gram
Efek Samping:
Iritasi, sensitivitas pengeringan yang berlebihan, efek sistemik pada penggunaan
Salicyl bedak 2% jangka panjang.
ANTI SCABIES
asam salisilat 2 % + belerang endap 4%
Pot 30 gram
2-4 zalf

Lindane 1%; usnic acid 1 %


Tube 10 g
Oleskan tipis ke seluruh area dan jangan terkena air selama 24
Scabicid krim jam, ulangi lagi setelah 1 minggu
LAIN-LAIN
Ekstrak placenta 10 % + Neomisin sulfat 0,5 %
Bioplacenton

Anti infeksi dengan kortikosteroid topikal dengan komposisi tiap


gram mengandung kloramfenikol basa 20 mg dan prednisolone
Chloramphecort-H 2,5 mg
Ichtiol Salep Kulit
Ichtiol Pot 15 gram
Levertran salep
Levertran Pot 30 gram
Preparat untuk flebitis : tiap 100 g salep mengandung Heparin 5000
Thrombophob gel IU dan nicotinic acid benzylester
LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI DAN LAIN-LAIN

Garam oralit, kombinasi:


natrium klorida 0,52 g
kalium klorida 0,30 g
trinatrium sitrat dihidrat 0,58 g
glukosa anhidrat 2,70 g
Sachet untuk diencerkan dengan air matang 200ml. Diminum sedikit demi sedikit
Garam oralit 2-3 teguk untuk menghindari muntah

Page 11
Sheet1

Glukosa 5%; 10%


Plabbote 500 ml
Glukosa 5-10% diinfuskan melalui vena besar atau menggunakan
Glukosa larutan infus venous catheter untuk menghindari terjadinya trombosis

Kombinasi :
Na. Klorida 0,875g
K.Klorida 0,75 g
Na. Laktat 1,12 g
Dextrose anhr 13,5 g
KAEN 3B larutan infus Sebagai cairan pemeliharaan

Natrium Klorida 0,9%


Plabbote 500 ml
Natrium Klorida larutan infus Indikasi : Keracunan Br ̄; keracunan I ̄

Komposisi :
Na+ 130mEq
K+ 4mEq
Ca+ 2,7mEq
Cl ̄ 108,7mEq
Ringer Laktat larutan infus Laktat 28 mEQ

Aqua pro injeksi


Vial 20 ml

Aqua pro injeksi


MATA
Kloramfenikol 0,5%, tetes mata, botol 5ml
Kloramfenikol Kloramfenikol 1%, salep mata, tube 5 g
Oksitetrasiklin Oksitetrasiklin 1%, salep mata, tube 3,5 g
Sulfasetamid Natrium Sulfasetamid Natrium 15% tetes mata, botol 5 ml

OKSITOSIK DAN RELAKSAN UTERUS

Metil ergometrin maleat tablet 0,125 mg


Metil ergometrin maleat injeksi 0,20 mg/ml, Ampul 1 ml
Dosis : Manajemen aktif Kala III 0,1-0,2 i.m. setelah kepala/bahu
depan keluar; atau saat terakhir segera setalah bayi lahir Perhatian : hati-hati pada
Atoni uterus 0,2 i.m atau 0,1-0,2 i.v. penderita hipertensi dan payah
Metil ergometrin maleat Promotif involsi uteri 3 x 0,125mg p.o selama 3-4 hari jantung.

Oksitoksin injeksi 10IU/ml, Ampul 1ml


Dosis
Induksi persalinan, stimulasi kontraksi uterus 1-5IU (dalam 500 ml
cairan infus dengan kecepatan 2-8 tetes per menit) prn. Dinaikkan
tiap 30-45 menit sampai efek optimal, max 40 tetes/menit.
Post pengeluaran bayi untuk pencegahan pendarahan pelekatan
placenta 2-5 IU i.m/iv/infus
Oksitoksin Stimulasi laktasi 2 IU, i.m

PSIKOFARMAKA
ANTIANSIETAS DAN ANTIINSOMNIA

Page 12
Sheet1

Efek Samping:
Koordinasi saraf abnormal,
gangguan kognitif, depresi,
mengantuk, kelelahan,
sedasi, vertigo, penurunan
atau peningkatan nafsu
makan, konstipasi,
penurunan produksi air liur,
kesulitan berkemih,
disarthria.
Efek samping mengantuk
bisa dikurangi bila diminum
Tab 0,5 mg segera sesudah makan
Dosis Interaksi Obat
Dewasa: Meningkatkan efek
3 x sehari 0,25-0,5 mg, dapat ditingkatkan sampai maksimum 4 g/hr. depresan SSP, konsetrasi
Lansia: plasma menurun 50% pada
diawali dengan dosis 2x sehari 0,25 mg perokok aktif, dan
klirensnya diturunkan oleh
Alprazolam ac/pc cimetidin dan fluoksetin

Efek Samping:
Hipotensi, vasodilatasi,
sedasi, depresi sistem
saraf pusat, gangguan GI,
takikardi, inkontinensi urin,
konstipasi, asma, depresi
pernafasan.
.
Interaksi Obat:
Klirens meningkat saat
digunakan bersama fenitoin,
karbamazepin dan fenobarbital
Efek depresi SSP meningkat
saat digunakan bersama
Penekan SSP atau obat-obatan
psikoaktif,
Tablet 2 mg Peningkatan aksi jika
Dosis digunakan bersama
Dewasa : awali dengan dosis 2-4 x sehari 2-10 mg , maksimal 40 mg/hari analgesik, anestetik dan
Lansia : awali dengan dosis 1-2 x sehari 1-2 mg, tingkatkan sesuai beberapa antikonvulsan
kebutuhan, tidak lebih dari 10 mg/ hari
Pregnancy Risk Factor D
Diazepam ac/pc

Page 13
Sheet1

fek Samping:
Konstipasi, anoreksia, mual,
pusing, tremor halus,
memburuknya gejala
pernafasan pada individu
cenderung, ataksia,
mengantuk, sakit kepala,
kebingungan, kehilangan
libido, disfungsi motor,
ketergantungan, gangguan
visual dan penambahan
berat badan.
Berpotensi Fatal: Depresi
pernafasan
Interaksi Obat:
Peningkatan pembersihan
hati dari Klobasam bila
diberikan dengan fenitoin,
Tablet 10 mg fenobarbital atau
karbamazepin. Simetidin
Lansia: 10-20 mg/hr
dapat meningkatkan kadar
Dewasa: 20-30 mg/hr dalam dosis tunggal atau terbagi Max: 60 mg/hr
Anak 12-18 th:
Klobasam.
Dosis awal 2 x 10 mg, dapat ditingkatkan setelah 5 hari pada dosis Berpotensi Fatal: hipnotik
pemeliharaan 2 x 10-15 mg alkohol Concurrent, dan
antidepresan penenang
Max: 2 x 30 mg dapat mempotensiasi efek
Klobazam (BNF: Sebelum atau sesudah samping SSP Klobasam.
Anti depresi dan antimania

Efek Samping:
Cardiac arrhythmias,
hipotensi postural, takikardi,
mulut kering stomatitis,
konstipasi, retensi urin,
tremor, sakit kepala, sedasi,
neuropati perifer, kelelahan,
urtikaria
Interaksi Obat:
Mengurangi efek
antihipertensi, dapat
meningkatkan serum level
karbamazepin,
meningkatkan resiko
perpanjangan QT dan
aritmia ketika digunakan
bersama Cisapride, efek
samping serius seperti
hiperpireksia, hipertensi ,
Tablet salut 25 mg
Dosis
takikardi, konfusi, kejang
Dewasa : 50-150 mg/ hari pada saat sebelum tidur atau dapat pula dalam dan kematian dapat
dosis terbagi, dosis maksimal 300 mg terjadi bila digunakan
Remaja : 25-50 mg/ hari, dapat diberikan dalam dosis terbagi, maksimal bersama MAO Inhibitor
100mg/hari
Anak : awali dengan dosis 1 mg/kg/hari terbagi 3 dosis
Pregnancy Risk Factor C
Amitriptilin ac/pc

Page 14
Sheet1
mania, hypomania atau
campuran manic negara
melaporkan. Hiponatremia,
peningkatan enzim hati.
Berpotensi Fatal: Jarang,
peristiwa sistemik kemungkinan
berhubungan dengan vaskulitis
telah dilaporkan pada pasien
dengan ruam tetapi mungkin
serius yang melibatkan paru-
paru, ginjal dan hati. Interaksi
Obat: Dapat menyebabkan
pergeseran transien dalam
plasma pekat dari protein obat
erat terikat misalnya warfarin
dan digoxin, mengakibatkan
efek samping. T1 / 2 diazepam
yang berkepanjangan.
Tab 10 mg Berpotensi Fatal: reaksi serius
bila dikombinasikan dengan
Lansia : 1x20 mg MAOIs, setidaknya 14 hari
Dewasa : 1x20 mg harus berlalu setelah penarikan
Dosis ditingkatkan setelah 3-4 mgg bila perlu. MAOIs sebelum memulai
Anak : pengobatan fluoxetine atau
8-18 th : 1x10 mg setidaknya 5 minggu berlalu
Ditingkatkan setelah 1-2 mgg bila perlu. setelah perawatan harus
fluoxetine sebelum memulai
(maks 40 mg) terapi MAOIs. Dua kali lipat
(maks 60 mg) peningkatan kadar plasma dari
antidepresan lain bila
dikombinasikan dengan
(maks 20 mg) fluoxetine. Memantau tingkat
Fluoksetin (SSRI, BNF 249) Sebelum atau sesudah makan lithium bila dikombinasikan.
Antipsikosis

Efek Samping:
Tardive dyskinesia; efek
ekstrapiramidal, agitasi,
kecemasan, mengantuk,
depresi , anoreksia,
takikardi, postural
hipertensi, leukopenia,
retensi urin.
Interaksi Obat:
Gejala depresi SSP dapat
ditingkatkan oleh alkohol,
sdatif-hipnotik, anestetik,
ansiolitik dan opioid. Resiko
aritmia meningkat ketika
digunakan bersama obat
yang memperpanjang QT
Tab 0,5 mg; 1,5 mg; 5 mg interval, atau diuretik yang
Dosis menyebabkan
Dewasa ketidakseimbangan
Dosis awal 2-3 x 0.5-5 mg ; maksimal 30 mg/hari elektrolit. Klorpromazin
Lansia: meningkatkan konsentrasi
Diawali dengan setengah dosis dewasa plasma haloperidol.

Pregnancy Risk Factor C


Haloperidol ac/pc (Bisa sesudah makan untuk menghindari gangguan GI)

Page 15
Sheet1

Efek Samping:

Tardive dyskinesia (pada


terapi jangka panjang),
gejala ekstrapiramidal,
akatsia, mengantuk,
agranulositosis, heat stroke,
gerakan ekstrimitas yang
tidak terkontrol, mulut
kering, kostipasi, agitasi,
midriasis, insomnia,
hipotensi postural,
fotosensitivitas, amenore.
Interaksi Obat:
Memperkuat efek
antikolinergik Anti Parkinson
dan antidepressan trisiklik,
dapat menyebabkan krisis
antikolinergik, memperkuat
Tab salut 25mg; 100 mg efek hipotensi postural jika
Lansia: digunakan bersama MAO
Setengah dosis dewasa inhibitor, memperkuat efek
Dewasa : depresan jika digunakan
rentang dosis 30-2000 mg/ hari dibagi dalam 1-4 kali bersama sedatif-hipnotik,
pemberian, dosis lazim 400-600 mg/hari antihistamin, anestesi
Dosis anak: umum, opiat dan alkohol.
Di atas 6 bulan 0,5 mg-1 mg/kgBB tiap 4-6 jam, untuk anak yang lebih tua
memerlukan 200mg/hari atau lebih.
Sebelum atau sesudah makan (Bisa sesudah makan untuk menghindari Pregnancy Risk Factor C
Klorpromazin gangguan GI)
PROGRAM KETERGANTUNGAN OBAT

Efek Samping: Dyskinesia


tardive, sedasi, kebingungan
mental, hipotensi,
hiperprolaktinemia yang
menyebabkan galaktorea dan
amenorea pada wanita,
kehilangan libido, impotensi
dan kemandulan pada laki-laki.
Reaksi alergi, kolestatik
jaundice, deposito kornea dan
lensa, pigmentasi kulit.
Berpotensi Fatal:
agranulositosis, sindrom
neuroleptik ganas. Interaksi
Obat: Mengurangi efek
antihipertensi dari guanethidine,
metildopa dan clonidine.
Lithium toksisitas. Mengurangi
bioavailabilitas dengan
antasida. Peningkatan risiko
Tab 2,5 mg aritmia bila digunakan dengan
Tab 5 mg obat yang memperpanjang
interval QT. Dapat
2,5-10 mg/hr dalam 2-3 dosis terbagi menyebabkan gangguan
Dosis perawatan 1-5 mg/hr. elektrolit bila digunakan dengan
Dewasa: max 20 mg/hr diuretik. Berpotensi Fatal: CNS
Lansia: Max 10 mg/hr depresan Aditif efek dengan
alkohol, barbiturat, hipnotik,
Flufenazin (228) Sebelum atau sesudah makan sedatif, opiat, dan antihistamin.

Page 16
Sheet1

Efek Samping:

Efek samping yang biasanya


terjadi adalah konstipasi,
mengantuk, berkeringat, mual,
muntah, masalah seksual,
gatal-gatal, jerawat.

Interaksi Obat:
Antagonis opiat harus
dihindari.
Barbiturat, efavirenz, estrogen,
Sirup 10 mg/mL fenitoin, karbamazepin,
nevirapin, rifampisin,
Dosis awal yang dianjurkan adalah 15-30 mg untuk tiga hari pertama. spironolakton, dan verapamil
Kematian sering terjadi bila menggunakan dosis awal yang melebihi 40 mg. akan menurunkan kadar
Pasien harus diobservasi 45 menit setelah pemberian dosis awal untuk metadon dalam darah.
memantau tanda-tanda toksisitas atau gejala putus obat. Sebaliknya, amitriptilin,
flukonazol, flufoksamin, dan
Dosis yang direkomendasikan digunakan dalam fase stabilisasi adalah simetidin akan meningkatkan
dosis awal dinaikkan 5-10 mg tiap 3-5 hari. Hal ini bertujuan untuk melihat kadar metadon dalam darah.
efek dari dosis yang sedang diberikan. Total kenaikan dosis tiap minggu Etanol secara akut akan
tidak boleh lebih 30 mg. meningkatkan efek metadon
dan metadon akan menunda
eliminasi etanol.
Metadon Sebelum atau sesudah makan
Efek Samping: Mengantuk,
mulut kering, penglihatan kabur,
pusing, sedasi, antimuscarinic
mempengaruhi, hipotensi
postural, akatisia, kelemahan
otot, anoreksia, insomnia,
ruam, amenorea, kelelahan,
peningkatan kadar prolaktin,
efek samping ekstrapiramidal.
Berpotensi Fatal: sindrom
ganas Neuroleptic, diskrasia
darah. Interaksi Obat:
Peningkatan depresi CNS
depresan SSP dengan seperti
opiat atau analgesik lainnya,
barbiturat atau obat penenang
lain, anestesi umum, atau
alkohol. Peningkatan risiko efek
samping dengan obat-obatan
dengan sifat antimuscarinic
misalnya TCA, antiparkinson
obat. Antagonised efek obat
dopaminergik seperti levodopa.
Dewasa: 2-4 mg/hr dalam dosis terbagi Peningkatan risiko hipotensi
Anak: dengan antihipertensi,
3-5 thn: sampai 1 mg/hr trazodone. Membalikkan efek
6-12 thn: sampai 4 mg/hr antihipertensi dari guanethidine.
Peningkatan risiko berat
. max: 6 mg/hr ekstrapiramidal efek samping
2. a. Max 1 mg/hr atau neurotoksisitas berat
b. max 4 mg/hr dengan lithium. Kemungkinan
penurunan penyerapan dengan
Trifluoperazin (BNF 221) Sesudah makan antasida.
ANTASIDA DAN ANTIULKUS

Page 17
Sheet1

Tab kunyah
Suspensi/5 mL
Tablet Efek Samping:
Dewasa: Efek samping yang umum
3-4 x 1-2 tab adalah sembelit, diare, mual,
Anak 6-12 thn: muntah dan gejala-gejala
3-4 x ½ tab. tersebut akan hilang bila
Syrup pemakaian obat dihentikan.
Dewasa: Interaksi Obat:
3-4 x 5-10 mL Pemberian bersama Simetidin
Antasida DOEN Anak 6-12 thn: atau Tetrasiklin dapat
Kombinasi: 3-4 x 2,5 -5 mL mengurangi absorpsi obat
Aluminium Hidroksida 200 mg Perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan) dan tersebut.
Magnesium Hidroksida 200 mg sebelum tidur
H-2 Bloker

Efek Samping:
Sakit kepala, pusing,
sembelit, diare, mual, ruam,
ketidaknyamanan GI,
kelelahan, ginekomastia,
Tablet 20 mg impotensi.
Tablet 40 mg Interaksi Obat:
Benign gastric and duodenal ulceration Antasida mengurangi
Dewasa: penyerapan famotidin, maka
40 mg pada malam hari (4-8 minggu). Dosis pemeliharaan untuk pemberian harus dipisahkan
ulcer duodenal 20 mg pada malam hari. 2 jam. Mengurangi
Anak: Tidak direkomendasikan. penyerapan ketoconazole
Reflux oesophagitis dan itrakonazol. Hindari
Dewasa: etanol (dapat menyebabkan
2 x 20-40 mg (6-12 minggu). Dosis pemeliharaan 2 x 20 mg iritasi mukosa lambung).
Famotidin Sebelum atau sesudah makan

Page 18
Sheet1

Efek Samping:
Sakit kepala, pusing.
Jarang : hepatitis,
thrombocytopaenia,
leukopenia, hipersensitivitas,
kebingungan, ginekomastia,
impotensi, mengantuk,
Tablet 150 mg
vertigo, halusinasi.
Kapsul 300 mg
Ulcer Gastric dan Duodenal, Dispepsia episode kronik.
Anafilaksis, reaksi
Dewasa dan anak >12 th: hipersensitivitas.
2 x 150 mg atau 1 x 300 mg sebelum tidur (4-8 minggu) Interaki Obat:
Anak (3-12 th): Antasida dapat mengganggu
2 x 2-4 mg/kgBB (2-4 minggu) penyerapan. Dapat
Gastro-oesophageal reflux disease menurunkan penyerapan GI
Dewasa dan anak di >12 th: dari ketoconazole. Merokok
2 x 150 mg atau 1 x 300 mg sebelum tidur (8 minggu). Untuk kasus dapat menurunkan kadar
sedang hinga berat 600 mg/hr dalam 2-4 dosis terbagi (12 minggu). plasma dari ranitidine. Dapat
Anak 3-12 th: menyebabkan peningkatan
2 x 2.5-5 mg/kgBB (max: 300 mg) bioavailabilitas furosemid
Ranitidin Sebelum atau sesudah makan .

Efek Samping:
Diare, pusing, kelelahan,
ruam, sakit kepala,
gangguan SSP, arthralgia,
mialgia, ginekomastia,
alopoecia, diskrasia darah,
nefritis, hepatitis,
pankreatitis,
granulocytopenia, reaksi
hipersensitivitas.
Interaksi Obat:
Penyerapan dikurangi
dengan antasida. Mungkin
meningkatkan efek
antikoagulan, fenitoin,
teofilin, benzodiazepin, β-
blocker, lidokain. Klirens
procainamide berkurang.
Mengurangi penyerapan
ketokonazol dan itrakonazol.
Dapat meningkatkan iritasi
mukosa lambung ketika
dikonsumsi bersama etanol.
Hindari penggunaan
bersama dengan clopidogrel.
Simetidin (BNF 52) . 800 mg/hr sebelum tidur. Duodenal ulce
Kaplet 200 mgBenign gastric and duodenal ulcerationDosis awal:
PPI

Page 19
Sheet1

Efek Samping:
Diare, mual, kelelahan,
sembelit, muntah, perut
kembung, regurgitasi asam,
penyimpangan rasa,
arthralgia, mialgia, urtikaria,
mulut kering, pusing, sakit
kepala, parestesia, nyeri
perut, ruam kulit, kelemahan,
nyeri punggung, infeksi
saluran pernapasan atas,
batuk. Anafilaksis.
Interaksi Obat:
Mengurangi penyerapan
itraconazole, ketoconazole,
dasatinib, garam besi oral.
Meningkatkan konsentrasi
diazepam, HMG CoA
Omeprazol (BNF 55) reduktase.
Kapsul 20 mgPeptic ulcer 1 x 20 mg. Kasus berat: 40 mg/hr. Durasi: Duodenal ulcer (4 minggu), Gastric ulcer (8 minggu). Dosis p
anti emetik

Efek samping :
Sakit kepala, kram perut, mulut
kering

Interaksi obat
Domperidone mengurangi
efek hipoprolaktinemia dari
bromokriptin. Pemberian
obat anti kolinergik
muskarinik dan analgetik
opioid secara bersamaan
Tab 10 mg
dapat mengantagonisir efek
Sir 5 mg/ 5 ml domperidone. Pemberian
Dewasa dan usia lanjut : 3 x sehari 10-20 mg dan jika perlu 10–20 mg, antasida secara bersamaan
sekali sebelum tidur dapat menurunkan
Obat diminum 15–30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam. bioavailabilitas domperidone.
Domperidon

Efek samping : Reaksi


ekstrapiramidal, mengantuk,
susah buang air besar, diare.
Interaksi obat Antagonis efek
Metoklopramida oleh
antikolinergik dan analgetik
narkotik, meningkatkan
Tab 10 mg sedasi jika digunakan
dengan depresan susunan
Dosis saraf pusat.
Metoklopramid Dewasa 3 x 10 mg
ANTI DIARE

Page 20
Sheet1

Tidak untuk anak


Efek Samping:
Interaksi Obat:
May influence GI absorption of
Atapulgit Tab tetracyclines.

Garam oralit, kombinasi: natrium


klorida 0,52 g kalium klorida
0,30 g trinatrium sitrat dihidrat Diminum sedikit demi sedikit 2-
0,58 g glukosa anhidrat 2,70 g 3 teguk untuk menghindari
Serbuk untuk 200 ml air muntah

Hanya sebagai tambahan pada


Tab dispersible 20 mg pemberian oralit untuk balita
diare.
Untuk bayi umur < 6 bln: diberikan 10mg (1/2 tablet) Zinc per hari, selama Merupakan protokol
10 hari meskipun diare sudah berhenti penangan diare pada
Untuk balita 6 bln - 5 tahun: diberikan 20 mg (1 tablet) Zinc per hari selama anak menurut WHO dan
Zinc 10 hari meskipun diare sudah berhenti Depkes RI
KATARTIK

Tablet 5 mg Efek Samping:


Rasa tidak nyaman pada
1 x 5-10 mg pada malam hari perut (kolik, kram).
Interaksi Obat:
Dalam perut kosong dan hindari penggunaan dalam rentan 1 jam dengan jangan berikan antasida atau
Bisakodil antasida dan produk susu. susu dalam rentang 1 jam.
Tetes 10 mg/mL
Gliserin Tetes 100 mg/mL

Efek Samping:
Diare (berhubungan dengan
dosis), mual, muntah,
Konstipasi hipokalemia, kembung dan
Dewasa: kram perut. Dehidrasi dan
Dosis awal 2 x 15 mL, lalu disesuaikan dengan respon.
hipernatremia pada
Anak:
<1 th: 2 x 2.5 mL
pengobatan agresif.
1-5 th: 2 x2.5-10 mL Interaksi Obat:
5-18 th: 2 x 5-20 mL Dapat mencegah pelepasan
mesalazine di usus besar.
Sebelum atau sesudah makan. Dapat dicampur dengan susu, jus Penurunan efek dengan
Laktulosa (BNF 71) buah atau air untuk meningkatkan rasa. neomisin oral, antasida.
SALURAN NAPAS
ANTIASMA

Page 21
Sheet1

Efek Samping:
Mual, muntah, sakit perut,
diare, sakit kepala,
insomnia, pusing, cemas,
gelisah, tremor, jantung
berdebar. Kejang,
aritmia jantung,
hipotensi.
Interaksi Obat:
Peningkatan risiko aritmia
jantung dengan
Tab scored 200 mg simpatomimetik dan
Tab 150 mg halotan. Takikardia
Dosis dengan pankuronium. β-
Dewasa : 3x 100-200 mg blocker menghambat
(maks 500mg/dosis) metabolisme. Peningkatan
Anak : risiko kejang dengan
Oral : 5 mg/kg BB tiap 6-8 jam kuinolon, ketamin.
Aminofilin Saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah makan
gemuk pada bagian tubuh
tertentu (wajah, bahu, perut),
menurunkan daya tahan
tubuh sehingga mudah
terkena infeksi,
meningkatkan resiko
hipertensi karena menahan
garam di dalam tubuh,
menyebabkan gangguan
lambung (perdarahan
lambung), dll. Namun efek
samping ini umumnya baru
muncul pada penggunaan
yang cukup lama (lebih dari
sebulan secara rutin).
Interaksi Obat:
Peningkatan risiko
hipokalemia bila digunakan
Tab 0.5 mg bersamaan dengan obat
Inj i.v. 5 mg/ml yang boros-kalium.
Mengurangi kemanjuran
Oral
Dosis dewasa: 3 - 4 x 0,5 mg-2 mg/hari
isoniazid, salisilat, vaksin
toxoid. Bersamaan dengan
Dosis anak : 0,024 - 0,34 mg/kg BB/hari dibagi dlm 3-4 kali/ hari penggunaan aspirin atau
Intravena etanol dapat menyebabkan
Shok tidak responsif peningkatan efek samping
Dewasa: Dalam bentuk fosfat: Dosis awal 1 x 40 mg atau 1-6 GI. Mengurangi efek dalam
mg/kgBB injeksi i.v, bisa diulang tiap 2-6 jam.. kombinasi dengan efedrin,
cholestyramine, fenitoin,
Deksametason Sesudah makan fenobarbital dan rifampisin.

Page 22
Sheet1
anginal pain, vasoconstriction
with hypertension, vasodilation
with hypotension, dizziness and
flushing; dyspnoea; headache,
anxiety, restlessness,
confusion, psychoses,
insomnia, tremor; difficulty in
micturition, urine retention;
sweating, hypersalivation;
changes in blood-glucose
concentration; very rarely
angle-closure glaucoma
Interaksi Obat:
Reduces antihypertensive
effect of bethanidine and
guanethidine . May increase
clearance of dexamethasone
. Increased incidence of
adverse effects when used
with theophylline .
Potentially Fatal: Severe
HTN when combined with
MAOIs or withi 2 wk of
discontinuance of MAOI
treatment. Increased risk of
Tablet 25 mg arrhythmias with cardiac
Dosis glycosides, quinidine or
Dewasa : 3x 10-30 mg maks 150 mg/hari tricyclic antidepressants.
Anak : Increased vasoconstriction
4 x 0,2-0,4 mg/kg BB or pressor effects with ergot
Efedrin 25 mg Sebelum atau sesudah makan alkaloids or oxytocin.
Tablet 2 mg; 4 mg
Lar respirator untuk nebulizer 2,5mg/2,5 ml NaCl

Dosis
Oral (penggunaan melalui inhalasi lebih direkomendasikan) :
Dosis dewasa : 3-4 x 4 mg (lansia dan pasien sensitif bisa Efek samping
dimulai dengan 2 mg), dosis max sekali pemakaian 8 mg. Tremor otot rangka baik
Dosis anak :
terutama tangan, takikardia,
2-6 th : 3-4 x 1-2 mg/hari
palpitasi, kram otot, sakit
6-12 th : 3-4 x 2 mg/hari
kepala, bronkospasme
Inhalasi inhaler (bisa juga untuk profilaksis karena alergen atau olahraga paradoks, angioedema,
yang memicu bronkospasme) : urtikaria, hipotensi dan
Dewasa : 100-200 mcg (1-2 puff) ,untuk gejala persisten bisa sampai 4 x kolaps. hipokalemia
sehari Berpotensi serius setelah
Anak : 100 mcg (1puff) dosis besar.
Interaksi Obat:
Inhalasi powder (bisa juga untuk profilaksis karena alergen atau Diuretik, kortikosteroid dan
olahraga yang memicu bronkospasme) : xanthines dapat
Dewasa: 200-400 mcg, untuk gejala persister bisa sampai 4 kali sehari meningkatkan hipokalemia.
Anak : 200 mcg, untuk gejala persister bisa sampai 4 kali sehari Efek CV potensial oleh
MAOIs, TCAs,
Inhalasi nebulised solution:
simpatomimetik.
Dewasa dan anak >5th : 2.5-5 mg, bisa diulang sampai 4 x atau lebih
untuk kasus parah
Meningkatkan penyerapan
Anak <5th : 2.5 mg , bisa diulang sampai 4 x atau lebih untuk kasus sulfametoksazol bila
parah digunakan bersama-sama.
Mengurangi kadar serum
digoxin. Hipokalemia yang
diinduksi oleh salbutamol
Perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam sesudah makan) meningkatkan risiko
Salbutamol toksisitas digitalis.
ANTITUSIF

Page 23
Sheet1

Tab 15 mg
Sirup 10 mg/5 mL

Dosis
Dewasa : 10-20 mg tiap 4 jam, atau 30 mg tiap 6-8 jam. Extended-
Efek Samping:
release oral suspension: 2 x 60 mg. Max 120 mg/ hari
Pusing, gangguan GI
Interaksi Obat:
Anak :
6-12 th : 5-10 mg tiap 4 jam atau 15 mg tiap 6-8 jam. Extended release
Tricyclic antidepressants
oral suspension: 6-12 yr: 2 x 30 mg (TCAs), antipsychotics,
Max 60 mg/ hari anxiolytics and hypnotics,
cimetidine, ciprofloxacin,
2-6 th : 2.5-5 mg tiap 4 jam atau 7.5 mg tiap 6-8 jam. Extended domperidone,
release oral metoclopramide, mexiletine,
suspension: 6-12 yr: 2 x 15mg CYP2D6 inhibitors, ritonavir,
Max 30 mg/hari alcohol.
Potentially Fatal:
Dekstrometorfan Sebelum atau sesudah makan Memantine , moclobemide .
pada wajah, sakit kepala,
vertigo, bradikardia,
takikardia, palpitasi,
hipotensi ortostatik,
hipotermia, gelisah,
perubahan mood, penurunan
libido atau potensi,
halusinasi, miosis,
peningkatan tekanan
intrakranial, kekakuan otot,
depresi pernapasan dan
hipotensi, dengan
kegagalan sirkulasi dan
memperdalam koma
(dosis besar). Kejang
(terutama pada anak-
anak dan bayi).
rhabdomyolysis
Interaksi Obat:
Peningkatan efek depresan
dengan alkohol, obat bius,
anxiolytics, hipnotik, TCA,
Tab 10 mg antipsikotik. Kemungkinan
SSP depresi atau eksitasi
Antitusif
Dewasa : 3-4 x 15-30 mg
dengan MAOIs. Dapat
Max 240 mg mengubah efek dari
Anak : senyawa lain misalnya
1-5 th : 3-4 x 3 mg cyclizine, mexiletine,
5-12 th : 3-4 x 7.5-15 mg cisapride, metoclopramide
Kodein Sebelum atau sesudah makan dan domperidone.
EKSPEKTORAN

Tab 30 mg
Dosis
Efek Samping:
Dosis dewasa : 2-3 x sehari (60-120 mg/hr) Max 120 mg
Dosis anak: Gangguan GI ringan, reaksi
<2 th : 2 x 7.5 mg intoleransi, ruam kulit, wajah
2 - 5 th : 2-3 x 7.5 mg edema, dyspnea, demam.
6 - 12 th : 2-3 x 15 mg Interaksi Obat:
Ambroxol Kortikosteroid, bronkodilator,
Sesudah Makan antibiotik.

Page 24
Sheet1

Tab 100 mg

Dewasa: Efek Samping:


200-400 mg tiap 4 jam bila perlu Rasa tidak nyaman pada GI,
Anak: mual dan muntah, pusing,
anak di bawah 6 th tidak dianjurkan mengantuk, sakit kepala,
6-12 th : 100-200mg tiap 4 jam kalau perlu, max 1.2 g/hr ruam, penurunan kadar
Gliseryl guaiacolat (GG) asam urat, batu urine (dosis
Sebelum atau sesudah makan besar).

Sirup 100 mL

Obat Batuk Hitam Sirup 200 mL


OBH) Dosis
Tiap 5 mL mengandung: Dewasa
Succus Liquiritae 166,66 mg - 4 x 1 sendok makan (15 ml)
Ammonium Chlorida 100 mg Anak :
Ammonium Anisi Spir 100 mg 1 – 4 x 1 sendok teh (5 ml) Efek Samping:
Sesudah makan Mengantuk
OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS batuk, lokal dan kurang
umum inhalasi-diinduksi
bronkospasme yang kurang
umum dapat terjadi.
mual, muntah, berkeringat,
kelemahan otot dan mialgia /
kram otot. aritmia, terutama
setelah dosis tinggi,
kekeringan pada mulut dan
disfonia.

Interaksi obat
Hipokalemia dapat terjadi
jika diberikan bersama
turunan xantin. Hipokalemia
dapat meningkatkan resiko
aritmia pada pasien yang
mengkonsumsi digoksin.
Pantau kadar kalium serum.
Pemberian bersama beta
bloker dapat menurunkan
efek bronkodilator. Hati-
hati pada pemberian
bersama MAOI dan TCA.

Vial (unit dose) 2.5 mL.

Kombinasi (combivent) 1 vial dengan nebulisasi atau inhalasi 3-4 x sehari.


SISTEM IMUN DAN OBAT YANG
MEMPENGARUHI
SERUM DAN IMUNOGLOBULIN
Human tetanus imunoglobulin Inj i.m 250 UI Disimpan pada suhu 2-8º C

Serum anti bisa ular:


A.B.U.I (khusus ular dari luar Papua) Khusus daerah tertentu
A.B.U.II (khusus ular dari Papua) Inj i.m / i.v Disimpan pada suhu 2-8º C
Inj i.m 10,000 UI/vial
Serum antidifteri (A.D.S) Inj i.m 20,000 UI/vial Disimpan pada suhu 2-8º C

Page 25
Sheet1

Digunakan untuk pengobatan


post-exposure di daerah Rabies
Serum antirabies Inj 200 UI/mL Disimpan pada suhu 2-8º C

Untuk pencegahan: Disimpan pada suhu 2-8º C


Inj i.m 1500 UI Dikontraindikasikan bagi pasien
yang alergi dan memiliki
Untuk pengobatan: catatan hiperaktivitas pada
Inj i.m/i.v 10,000 UI komponen tertentu, serta ibu
Serum antitetanus Inj i.m/i.v 20,000 UI hamil
VAKSIN
Vaksin BCG Inj i.k Disimpan pada suhu <5º C

Disimpan pada suhu 2-8º C


Efek samping yang dapat
terjadi antara lain sakit
kepala dan nyeri di tempat
Vaksin campak Inj s.k injeksi

Disimpan pada suhu 2-8º C


Efek samping yang dapat
terjadi antara lain demam dan
Vaksin hepatitis B rekombinan Inj 20 mcg/mL nyeri di tempat injeksi

Untuk dewasa dan anak >7th


Vaksin jerap difteri tetanus (DT) Inj i.m Disimpan pada suhu 2-8º C

Disimpan pada suhu 2-8º C

Efek samping yang dapat


terjadi antara lain demam,
Vaksin jerap difteri tetanus pertusis merah dan nyeri di tempat
(DTP) Inj i.m injeksi, waspadai reaksi alergi
Vaksin jerap tetanus ( tetanus
adsorbed toxoid ) Inj i.m Disimpan pada suhu 2-8º C
Vaksin polio Tetes Disimpan pada suhu 20º C

Disimpan pada suhu 2-8º C


Digunakan untuk pengobatan
pre-exposure dan post-
exposure di daerah rabies
Efek samping yang dapat
terjadi antara lain demam,
memar, bengkak dan nyeri di
tempat injeksi, sakit kepala,
Vaksin rabies, untuk manusia Serb inj s.k/i.k + booster mual, nyeri otot, demam.
TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN

Disimpan dalam botol kedap


udara, terlindung dari cahaya.
Hidrogen Peroksida Cairan konsentrat Untuk diencerkan sampai 3%.
Karbogliserin Tetes telinga 10%

Page 26
Sheet1

Cairan Semprot 10%

Lidokain Semprotkan sampai 6 kali pada area yang sakit.

Efek Samping:
Nasal drops or spray: Local
stinging or burning, sneezing,
dryness of mouth and throat.
Prolonged or frequent use may
cause rebound congestion.
Headache, insomnia,
tachycardia, hypertension,
nervousness, nausea,
dizziness, palpitation,
arrhythmia.
Interaksi Obat:
Potentially Fatal: krisi
hipertensi dengan MAO
Oksimetazolin Tetes hidung 0.025%Tetes hidung 0.050%Nasal congestion 2 x 1-3 tetes Inhibitor.
VITAMIN DAN MINERAL

Tablet 50 mg
Recommended Daily Allowance untuk dewasa perempuan 75 mg, untuk
laki-laki 90 mg;
Dosis anak
Untuk Scurvy 100-300 mg/hari dalam dosis terbagi
Untuk suplemen 35-100mg/hari
Dosis dewasa
Untuk Scurvy 1-2 x 100-250 mg/hari
Pencegahan/pengobatan colds 1-3 gram/hari
Untuk suplemen 50-200mg/hari

Asam askorbat (Vitamin C)


Kapsul 50,000 UI Pemakaian terapeutik pada
Ergokalsiferol (Vitamin D3) Suspensi 10,000 UI/mL hipokalemia

Tab 10 mg
Intake yang adekuat

Anak
1-3 tahun : 0,3 mg/hari
4-8 tahun : 0,55 mcg/hari
9-13 tahun : 0,6 mg/hari
14-18 tahun : 0,75 mg/hari
Dewasa
Perempuan 0,9 mg/hari
Fitomenadion (Vitamin K1), Neo K Laki-laki 1,2 mg/hari

Page 27
Sheet1

Tablet 500 mg

Dietary Reference Intake


0-6 bln 210 mg/hari
7-12 bln 270 mg/hari
1-3tahun 500mg/hari
4-8 tahun 800mg/hari

Dewasa
9-18 tahun 1300mg/hari
10-50 tahun 1000mg/hari
≥51 tahun 1200mg/hari

Kalsium laktat (kalk) Osteoporosis 1200mg/hari

Kombinasi: Dapat menyebabkan mual,


Besi (III) sulfat 7 H2O 200 mg Tablet salut muntah, kram lambung, nyeri
Asam Folat 0.25 mg 1x 1 tablet sehari ulu hati
Tablet 5 mg
Nikotinamid Tablet 20 mg

Tablet 10 mg Dapat menyebabkan sakit


Defisiensi kepala, asidosis, mual,
Anak 5-25 mg/ hari selama 3 minggu kenaikan AST, neuropati,
Piridoksin (Vitamin B6) Dewasa 10-20 mg/hari selama 3 minggu parestesia, reaksi alergi
Kapsul lunak 100,000 UI
Retinol Kapsul lunak 200,000 UI

Tablet 50 mg

Untuk beri-beri
Anak 10-50 mg/dosis setiap hari selama 2 minggu, 5-10 mg/dosis untuk
satu bulan
Dewasa 5-30mg/hari untuk satu bulan
Tiamin (Vitamin B1)

Tablet 50 mcg
Recommended intake
Anak
1-3 tahun 0,9 mcg/hari
4-8 tahun 1,2 mcg/hari
9-13 tahun 1,8 mcg/hari
Anak > 14 tahun dan dewasa 2,4 mcg/hari
Hamil 2,6 mcg
Menyusui 2,8 mcg/hari
Defisiensi B 12
Dewasa oral 250 mcg/hari
Sianokobalamin (Vitamin B12)
Vitamin B kompleks Tablet 10 mg
VITAMIN BRANDED KOMBINASI

Becom-C Kaplet, Kombinasi


Vit B1 50 mg, vit B2 25 mg, vit B6 10 mg,
vit B12 5 mcg, vit C 500 mg, nicotinamide 1-2 kaplet sehari
100 mg, pantothenic acid 18.4 mg Sebelum atau sesudah makan

Page 28
Sheet1

Becefort Tablet, kombinasi:


Vit B1 15 mg, vit B2 10 mg, vit B6 5 mg,
vit B12 100 mcg, vit C 500 mg, vit E 30
mg, Ca pantothenate 20 mg,
nicotinamide 50 mg. Per 5 mL syr Vit B1
10 mg, vit B2 6 mg, vit B6 10 mg, vit B12
10 mcg, vit C 100 mg, nicotinamide 50
mg, niacinamide 50 mg, d-pantothenol satu tablet sehari
10 mg sesudah makan

Biosanbe Kaplet, mengadung:


Fe gluconate 250 mg, manganese
sulfate 200 mcg, copper sulfate 200 Kapsul sehari
mcg, vit C 50 Saat atau sesudah makan

Hemafort kaplet
Tiap tablet: Besi(ll) fumarat 300 mg,
MnS04 0,4 mg, tembaga(ll)-S04 0,4
mg, vit-C 100 mg, asam folat 2 mg, vit- 1x 1 kaplet
B12 15 meg, faktor intrisik 25 mg. Dapat ditingkatkan menjadi 2x sehari bila perlu

Pehavral
• Vitamin A 4.000 IU • Vitamin C 50 mg
• Vitamin D 400 IU • Vitamin E 10 mg •
Vitamin B1 3 mg • Vitamin B2 3 mg •
Vitamin B6 2 mg • Vitamin B12 2 mcg •
Nikotinamida 20 mg • Kalsium
pantotenat 5 mg • Asam folat 1 mg •
Biotin 0,1 mg • Besi (II) fumarat 20 mg
• Kalsium (sebagai karbonat) 100 mg •
Tembaga 0,5 mg • Mangan 0,5 mg •
Magnesium 1 mg • Seng (Zn) 0,25 mg 1x sehari 1 tab

Bioneuron 3x 1-2 tab


Vitamin B1 disulfide 100 mg, vit B6 200 Dapat diberikan bersama makanan untuk mengurangi rasa tidak nyaman
mg, vit B12 200 mcg pada GI dapat menyebabkan kantuk

Page 29
FORMULARIUM PUSKESMAS KOTA YOGYAKARTA

1. ANALGETIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NON STEROID, ANTIPIRAI

Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan


1.1 ANALGETIK NON NARKOTIK
Asam Mefenamat Tab 500
Digunakan Bila perlu

a) Dosis dewasa : 3x250-500 mg


b) Dosis anak : tidak direkomendasikan untuk
anak usia di bawah 14 th

DM: maks 7 hari

Pc, segera

Meloxicam a. Dewasa : 1x7,5-15 mg


b. Anak :
1. 12-18 th dan BB< 50 Kg : 1x7,5mg
2. 12-18 th dan BB> 50 Kg : dosis

DM : maks 15 mg/hari

Sebaiknya bersama makanan

Piroxicam tablet 10 mg
Dosis dewasa 1 x 10-20mg /hari

1.2 ANALGETIK ANTIPIRETIK

Ibuprofen Tab 200 mg, tab 400 mg


Untuk nyeri dan inflamasi: (bila perlu)

a) Dosis dewasa : 1,2-1,8 g/hari dalam dosis terbagi


(dosis pemeliharaan 0,6 mg-1,2 g/hari,)
b) Dosis anak :

Page 30
Ibuprofen

≥ 3 bulan dan BB > 5 kg = 30-40 mg/kg BB/hari


dalam dosis terbagi

Untuk demam :
a) Dosis dewasa : 3-4x 200-400 mg
b) Dosis anak :
· 1-6 bl : 3-4x5 mg/kb BB
· 6-12 bl : 3 x 50 mg
· 1-2 th : 3-4x50 mg
· 2-7 th :3-4 x 100 mg
· > 7 th : 3-4 x 200 mg (maks 40 mg/kg BB/hari)

DM:
maks 2,4 g/hari

Pc
Parasetamol 1. Tab : 100 mg, 500 mg
2. Syrup : 120 mg/5ml
3. Suppo : 125 mg
4. Tetes : 60mg/0,6 ml

Dosis: Bila perlu

Dewasa : 3-4 x 500 mg

Anak : 10 mg/kg BB

DM: 3 g /hari

Ac, pc
Natrium diklofenak tab 25 mg
a. Dosis dewasa : 2-3 x 25-50 mg (75-150 mg/hr)

b. Dosis anak (6-18 th): 3 x 0.3-1 mg/kgBB (max


50mg)
Maks 150 mg/hari (umum)
Migraine : maks 200 mg/hari

Pc, segera

Page 31
Kalium diklofenak Tab 25 mg.
a. Dosis dewasa :2-3x 25-50 mg (maks 75-150
mg/hari)
b. Dosis anak :14-18 th : 2-3x 25-50mg
(maks 75 -100mg/hari)
Pc, segera

1.3 ANTIPIRAI
Alopurinol Tab 100 mg
Tab 300mg
Dosis:
a. Dewasa
1. Dosis awal: 100 mg/hr. Kemudian disesuaikan
dengan kadar asam urat dalam urin dan plasma,
2. Dosis pemeliharaan:
a) Kondisi ringan 100-200 mg/hr
b) Kondisi cukup berat 300-600 mg/hr
c) Kondisi berat 700-900 mg/hr
(Penggunaan di atas 300 mg diberikan dalam dosis
terbagi)

b. Anak
Umur di bawah 15 th (kondisi neoplastik dan
gangguan enzyme) : 10-20 mg/kgBB/hr

DM: Max: 400 mg/hr


Pc
2. ANESTETIK
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan
2.1 ANESTETIK LOKAL
Etil Klorida Semprot, botol 88g/100 mL
Semprotkan dengan jarak 30 cm dari kulit sampai
terbentuk lapisan putih pada kulit.

Lidokain Inj Infiltrasi 2%, Jeli 2%, Semprot


Anestesi permukaan mulut dan tenggorokan

Untuk nyeri: Larutan 2%: 300 mg, tidak boleh lebih


dari per 3 jam.

Regional anestesi
50-300 mg (larutan 0.5% tanpa adrenalin)

Page 32
Anestesi infiltrasi Percutan

Dewasa: Lidokain hydrochloride: 5-300 mg (1-60 ml


dari larutan 0.5% oatau 0.5-30 ml dari larutan 1%).

Topikal: pasta, aerosol (hemoroida, nyeri


perianal dan itching):
Gunakan pada bagian yang sakit sampai 6 x sehari.

2.2 PROSEDUR PRE OPERATIF


Atropin Inj. i.v/i.m/s.k 0.25 mg/mL
Premedication in balanced anaesthesia
a. Dewasa: 300-600 mcg i.m/s.c sebelum
anestesi atau 300-600 mcg i.v segera sebelum
induksi anestesi.
b. Anak
1) >20 kg: 300-600 mcg
2) 12-16 kg: 300 mcg
3) 7-9 kg: 200 mcg
4) >3 kg: 100 mcg

Diazepam Tab 5 mg
Inj i.v/i.m 10 mg/mL

Oral
Pengobatan praanestesi
a. Dewasa:
5-20 mg sebelum anestesi umum

b. Anak (1 bln-8 thn):


200-300 mcg/kgBB, bs diberikan 45-60 mnt
sebelum tindakan. Anak ≤12 th max: 10 mg. 12-18
th max: 20 mg
Parenteral
· Pengobatan praanestesi:
a. Dewasa:
100-200 mcg/kgBB.
b. Anak (>1 bln): 100-200 mcg/kgBB
1 bln-12 th: max 5 mg/hr, 12 – 18 th: 20 /hr.
Ac, pc
3. ANTI ALERGI DAN OBAT UNTUK ANAFILAKSIS

Page 33
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan
Klorfeniramin maleat Tab 4 mg
a. Dewasa : 4 mg tiap 4-6 jam
b. Anak :
1) 1-2 th : 2 x 1 mg
2) 2-6 th : 1 mg tiap 4-6 jam (maks 6 mg/hari)
3) 6-12 th : 2 mg tiap 4-6 jam (maks : 12 mg/hari)
4) 12-18 th : 4 mg tiap 4-6 jam ( maks 24 mg/hari)

DM:
Dewasa : maks 24 mg/hari
Lansia : maks 12 mg perhari

1) 2-6 th : maks 6 mg/hari


2) 6-12 th : maks : 12 mg/hari
3)12-18 th : maks 24 mg/hari

Ac,pc
Cetirizin Tab 10 mg
a. Dewasa : 1x10 mg
b. Anak :
a) 1-2 th :2x250 mcg/kg BB
b) 2-6 th : 2x2,5 mg
c) 6-12 th : 2x5mg
d) 12-18 th : 1x10 mg

Ac, pc

Epinefrin (Adrenalin) injeksi iv/sk/im 0,1%, ampul 1 ml.

Shock Anafilaksis
Intra Vena
a. Dewasa: 0.5 mg (5 mL larutan 1:10,000)
diberikan dengan kecepatan lambat 100 mcg/mnt,
sampai respon tercapai.
b. Anak : 10 mcg/kg. Jika menggunakan
autoinjeksi didasarkan pada BB: 15-30 kg: 150 mcg
dan >30 kg: 300 mcg.
Intramuscular
a. Dewasa: 500 mcg (0.5 ml dari larutan 1:1,000),
diulang tiap 5 mnt sampai kondisi membaik.

Page 34
b. Anak: 10 mcg/kgBB, larutan1:10, 000 dengan
kecepatan of ≤1 mL (100 mcg)/ minute.

Serangan Asthma Akut (IM atau SC)


a. Dewasa: 0.3-0.5 mL dari larutan 1:1000 (300-
500 mcg).
b. Anak: 0.01 mL/kg (10 mcg/kg)

DM: Max: 0.5 mL(500 mcg)

Deksametason Inj iv/im 5mg/ml

1. Dosis dewasa: 3 - 4 x 0,5 mg-2 mg/hari


2. Dosis anak : 0,024 – 0,34 mg/kg BB/hari dibagi
dlm 3-4 kali/ hari

Loratadine Tab 10mg

Dosis: Dewasa dan >12 th: 10 mg/hr

Anak 6-12 th (BB> 30kg): 10mg/hr

Anak BB< 30kg: 5mg/hr

pc
Difenhidramin Inj iv / im 10 mg/ml (HCl)

Dosis:

Dewasa: im 10-50 mg sekali pemberian, maks


400mg/hr

Anak: im 1,25 mg/kgBB sekali pemberian, maks


300mg/hr

4. ANTIDOT DAN OBAT LAIN UNTUK KERACUNAN

Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan


4.1 KHUSUS

Page 35
Atropin Inj 0.25 mg/mL
1. Keracunan organopospor
a. Dewasa: 2 mg i.v/i.m tiap 10-30 mnt sampai
efek muskarinik tidak terlihat atau muncul gejala
toksisitas atropin. Pada kasus berat bisa diberikan
tiap 5 mnt dan untuk kasus cukup berat hingga
berat pemberian bisa diberi minimal 2 hari dan
dilanjutkan selama masih ada gejala. b. Anak:
20 mcg/kgBB diberikan tiap 5-10 mnt.

2. Keracunan atau overdosis dengan senyawa


dengan efek muskarinik
Dewasa:
0.6-1 mg i.v/i.m/s.c tiap 2 jam

Natrium Bikarbonat Tab 500 mg


4 x 2 g/hr

Perut kosong

Natrium Tiosulfat Inj. i.v 25%


Keracunan Sianida:
Dewasa:
Diberikan setelah penggunaan 300 mg natrium nitrit
selama 5-20 mnt. Natrium tiosulfat 12.5 g (50 mL
larutan 25%) diberikan selama 10 mnt. Konsentrasi
methaemoglobin tidak boleh melebihi 30-40%. Jika
gejala toksisitas sianida terjadi lagi, penggunaan
nitrit dan tiosulfat boleh diulang setelah 30 menit
dengan setengah dosis awal.

Anak:
Diberikan setelah penggunaan 4-10 mg/kgBB
natrium nitrit (max:300 mg). Natrium tiosulfat 400
mg/kgBB (max: 12.5 g). Konsentrasi
methaemoglobin tidak boleh melebihi 30-40%. Jika
gejala toksisitas sianida terjadi lagi, penggunaan
nitrit dan tiosulfat boleh diulang setelah 30 menit
dengan setengah dosis awal.

Kalsium glukonat Inj 10% (100mg/ml)

Page 36
Kalsium glukonat Inj 10% (100mg/ml)

4.2 UMUM
Karbon aktif Tablet
a. Dewasa:
2 tablet tiap habis BAB
b. Anak:
1 tablet tiap habis BAB
Ac,pc
Magnesium Sulfat Serbuk
1-2 g

5. ANTIEPILEPSI-ANTIKONVULSI

Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan


Diazepam Inj. i.m/i.v. 5 mg/mL
Tab 2 mg
Lar rektal 5 mg/2.5 mL tube
Lar rektal 10 mg/2.5 mL tube

Oral
Kecemasan
3x2 mg (max 30 mg/hr)
Insomnia
a. Dewasa : 5-30 mg dalam dosis terbagi (maks 40
mg/hari) Farmakope
b. Anak : (BNF 515), max 40 mg/hr)
1. 1-12 bl : 2x250mcg/kg BB
2. 1-5 th : 2x2,5mg
3. 5-12 th : 2x5 mg
4. 12-18 th : 2x10mg

· Kecemasan:
2-10 mg, bisa diulang tiap 4 jam bila perlu
Rectal
· Adjunct in seizures:
a. Dewasa:

Page 37
200-500 mcg/kgBB, diulang tiap 4-12 jam bila
diperlukan
b. Anak:
200-500 mcg/kgBB, diulang tiap 4-12 jam bila
diperlukan
· Muscle spasms
a. Dewasa: 
Larutan rektal: 500 mcg/kgBB, diulang tiap 12 jam
bila diperlukan
b. Anak:
 >10 kg: Larutan rektal: 500 mcg/kgBB, diulang tiap
12 jam bila perlu
Ac,pc
Fenitoin (BNF 288) Kaps 30 mg
Kaps 100 mg
Inj 50 mg/mL

1. Oral (Epilepsi)
a. Dewasa: Dosis
awal 3-4 mg/kgBB/hr atau 150-300 mg/hr dalam
dosis tunggal atau terbagi. Selanjutanya dapat
ditingkatkan secara bertahap sesuai kebutuhan
dengan monitor kadar fenitoin dalam plasma. Dosis
biasanya 200-500 mg/hr

b. Anak:
Dosis awal 5 mg/kgBB/hr dalam 2 dosis terbagi.
Dosis biasanya 4-8 mg/kgBB/hr (max 300 mg)
NB: Konsentrasi plasma untuk respon optimum: 10-
20 mg/L (40-80 mikromol/L)
2. Intravena (Status Epileptikus Tonik-klonik)

a. Dewasa:

Page 38
Terapi adjunktiv bersama benzodiazepin
(co:diazepam) 10-15 mg/kgBB diinjeksi lambat atau
infus intermiten dengan kecepatan max 50 mg/mnt.
Dosis pemeliharaan 3-4 x 100 mg i.v atau oral.

b. Anak:
1) Bayi: dosis loding 20 mg/kgBB, dilanjutkan
dengan 2 x 2.5-5 mg/kgBB
2) 1 bln-12 th: dosis loding18 mg/kgBB,
dilanjutkan dengan 2 x 2.5-5 mg/kgBB
3) >12 th: dosis loding 18 mg/kgBB, dilanjutkan
dengan 3-4 x 100 mg.

Bersamaan dengan atau sesudah makan, bila


pasien meggunakan nasogastrik dan enteral feed
alinnya dilarang memasukkan apapun 2 jam
sebelum dan sesudah penggunaan fenitoin.
Fenobarbital (BNF 288) Tab 30 mg
Tab 100 mg

a. Dewasa:
60-180 mg pada malam hari.
b. Anak:
5-8 mg/kgBB/hr

Pada malam hari


Karbamazepin Tab 200 mg
Epilepsi

a. Dewasa:
Dosis awal 1-2 x 100-200 mg, tingkatkan perlahan
sampai dosis biasa 0.8-1.2 g/hr dalam dosis
terbagi. Pada Lansia turunkan dosis awal
b. Anak:

Page 39
≤1 th: 100-200 mg/hr dalam dosis terbagi.
1-5 th: 200-400 mg/hr dalam dosis terbagi
5-10 th: 0.6-1 g/hr dalam dosis terbagi

Magnesium Sulfat Inj. i.v 20%


(BNF 611) Inj. i.v 40%

Eklamsia

Dosis awal: injeksi 4 g selama 5-15 mnt, diikuti


dengan infus i.v 1 g/jm selama 24 jam terhitung dari
munculnya seizure, bila terjadi seizure kembali
tingkatkan kecepatan infus menjadi 1.5-2 g/jm atau
beri tambahan dosis injeksi i.v 2 g

6. ANTIINFEKSI
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan
6.1 ANTI HELMINTIK
Mebendazol (BNF 415 ; Tab 100 mg
BNFC 344) 1. Threadworms
a. Dewasa: 1 x 100 mg
b. Anak:
> 6 bln: 1 x 100 mg

Untuk kasus kekambuhan dibutuhkan dosis ke dua


setelah 2 mgg
2. Whipworms
a. Dewasa: 2 x 100 mg (3hr)
b. Anak: 2 x 100 mg (3hr)
>1 thn

Ac, pc
Pirantel Tab scored 250 mg
Susp 125 mg/5 ml

1 x 10 mg/kgBB
1 gram
Ac, pc
6.2 ANTIBAKTERI
6.2.1 Beta laktam
Amoksisilin Tab scored 500 mg

Page 40
Amoksisilin

Syr kering 125mg/5ml;250/5ml


a) Dosis dewasa : 250-500 mg/8 jam atau 500-
875 mg/12 jam
b) Dosis anak :
1. bayi < 3 bl : maks 30 mg/kg BB/hari tiap 12 jam

≤ 10 th : 125-250 mg/8 jam (< 40 kg BB : 20-40


mg/kg BB/hari tiap 8 jam)

Ac, pc
Benzatin benzil penisilin serb inj i.m.1,2 juta IU/vial,
serb inj i.m2,4 juta IU/vial,

Program P2PL

Fenoksimetil penisilin tablet 250 mg


(Penisilin v) tablet 500 mg

Program Kesga

Perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam sesudah


makan)

Ampicillin Serb inj i.v. 1000 mg/vial


Digunakan untuk ibu hamil

Perut kosong

6.2.2 Anti Bakteri Lain


6.2.2.1 Tetrasiklin
Doksisiklin (BNF 348) Kaps 100 mg

Page 41
Doksisiklin (BNF 348)

1. Uncomplicated gonorrhoea
2 x 100 mg (7 hr)
2. Sifilis

a. Sifilis awal:
2 x 100 mg (14 hr)
b. Sifilis Latent lambat:
2 x 100 mg (28 hr)
c. Neurosifilis
2 x 200 mg (28 hr)
3. Uncomplicated genital chlamydia, non-
gonococcal urethritis,
2 x 100 mg (7 hr)
Inflamasi pelvic (14 hr)
Sebelum atau sesudah makan (Bila ada iritasi GI
minum bersama makanan atau susu). Diminum
dengan segelas air putih dan posisi badan tegak
selama ½ jam.
Tetrasiklin a. Dewasa: 2 x 250-500 mg
b. Anak >12 thn: 4 x 250-500 mg

Max 4 gr/hr untuk infeksi berat

Max 2 gr/hr

Perut kosong (1 jm sebelum atau 2 jm sesudah


makan), posisi badan tegak dan diminum dengan
segelas air.

6.2.2.2 Kloramfenikol
Thiamfenikol Kapsul 500 mg
1. IMS dan infeksi oleh susceptible organisms

a. Dewasa : 1,5 g/hr dalam dosis terbagi (untuk


infeksi berat bisa sampai 3 g/hr)
b. Anak :
30-100 mg/kgBB/hr

Page 42
Thiamfenikol

2. Gonorrhoea:
2.5g/hr (1-2hr) atau 2.5 g di hari pertama diikuti
2g/hr untuk 4 hari berikutnya.
Perut Kosong
6.2.2.3 Sulfa-Trimetoprim
Kotrimoksazol Tab 480 mg :
sulfametoksazol 400 mg dan trimetoprim : 80 mg
Suspensi 240 mg
a) Dewasa: 2 x 960 mg

b) Anak :
1. 6 mgg - 5 bln: 2 x 120 mg

2. 6 bln – 5 thn: 2 x 240 mg


3. 6– 12 thn : 2 x 480 mg
Perut Kosong
(min 1 jm sblm makan atau 2 jm stlh makan)
6.2.2.4 Makrolid
Eritromisin (Makrolid) Caps : 500 mg

Syr kering: 200 mg/5 ml

a) Dosis dewasa : 4 x 250-500 mg tiap 6 jam


atau 2 x 0.5 - 1 g
b) Dosis anak :

1) Bayi : 4 x 12.5 mg/kg

2) 1-2 thn : 4 x 125 mg

3) 2-8 thn : 4 x 250 mg


4) > 8 thn : idem dosis dewasa
Dewasa:max 4g/hari)
2 jam ac
(sebelum makan)
6.2.2.5 Quinolon
Ciprofloxasin (quinolon) Tab scored :500 mg
a) Dosis dewasa : 2 x 500-750 mg (untuk UTI, bs
dimulai dengan 250 mg)

Dosis anak : Tidak dianjurkan untuk anak di bawah


18 tahun. (DOEN 2011)

Sebelum atau sesudah makan

Page 43
*Tidak boleh diberikan dengan antasida, Fe dan
olahan susu

6.2.2.6 Penggunaan Khusus


Metronidazole (penggunaan Tablet 500 mg
khusus)
Suppo 500 mg

Lar infus 5mg/ml


1. Invasive intestinal amoebiasis, extra-
intestinal amoebiasis (including liver abcess),

a.dewasa : 800 mg tiap 8 jam selama 5 hruntuk


intestinal infection dan 5–10 days untuk extra-
intestinal infection
b.anak :
1) 1–3 th : 200 mg tiap 8 jam;
2) 3–7 th 200 mg tiap 6 jam;
3) 7–10 th: 400 mg tiap 8 jam

2. Urogenital trichomoniasis,
a. dewasa200 mg setiap 8 jam (7hr) atau 400–
500 mg tiap 12 jam ( 5–7 hr) atau 1x2g
b. anak
1) 1–3 thn: 50 mg tiap 8 jam (7 hr)
2) 3–7 thn: 100 tiap 12 jm;
3) 7–10 thn: 100 mg tiap 8 jm

pc

6.3 ANTIINFEKSI KHUSUS


6.3.1 Antilepra
Dapson Tablet scored 100 mg,
100 mg/hr, penggunaan sendiri (50 mg/hr atau 1-2
mg/kgBB/hr untuk dewasa dengan BB <35kg)

pc

Page 44
Dapson

6.3.2 Antituberkulosis
Isoniasid (BNF 330) Tab 100 mg; Tab 300 mg

Terapi profilaksis selama 6 bulan

a. Dewasa: 300 mg/hr


b. Anak : 5mh/kgBB

Perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam sesudah


makan). Tp untuk penderita gangguan GI bisa
bersama makanan.

Streptomisin Serb inj 1000 mg/vial


Penggunaan sesuai dengan program TB nasional

Kombinasi untuk dewasa:


Paduan dalam bentuk dosis tetap (KCT/FDC)
Rifampisin kapl 150 mg
Isoniasid tab 75 mg
Pirazinamid tab 400 mg
Etambutol tab 275 mg

Kombinasi untuk dewasa:


Paduan dalam bentuk dosis tetap (KCT/FDC)
Rifampisin kapl 150 mg
Isoniasid tab 150 mg

Page 45
Kombinasi untuk anak:
Paduan dalam bentuk dosis tetap (KCT/FDC)
Rifampisin kapl 75 mg
Isoniasid tab 50 mg
Pirazinamid tab 150 mg

Kombinasi untuk anak:


Paduan dalam bentuk dosis tetap (KCT/FDC)
Rifampisin kapl 75 mg
Isoniasid tab 50 mg

Kombinasi untuk dewasa:


(Paduan dalam bentuk kombipak)
Rifampisin kapl 450 mg
Isoniasid tab 300 mg
Pirazinamid tab 500 mg
Etambutol tab 250 mg dan 500 mg

Kombinasi untuk anak:


(Paduan dalam bentuk kombipak)
Rifampisin kapl 75 mg
Isoniasid tab 100 mg
Pirazinamid tab 200 mg

Kombinasi untuk anak:


(Paduan dalam bentuk kombipak)
Rifampisin kapl 75 mg
Isoniasid tab 100 mg

6.3.3 IMS
Podophyllotoxin Oleskan 2 x sehari selama 3 hari berturut-turut
dalam 1 minggu. Bisa diuang lagi dengan Interval 1
minggu untuk maksimal 5 minggu.
(BNF 730) Max 50 kali aplikasi

Cefixim Gonorrhoea
>12 thn = 1 x 400mg

Sebaiknya sesudah makan

6.3.4 Penggunaan Antibiotik Untuk Ibu Hamil


Infeksi Ringan:

Page 46
1. Amoksisilin dengan dosis awal 1 g, dilanjutkan
dengan 500 mg/8 jm.
2. Metronidazol 500 mg/8 jm

Infeksi Berat:
Kombinasi Ampisilin 2 g/6 jm + Gentamisin 5
mg/kgBB/hr + Metronidazol 500 mg/8 jm
6.4 ANTIFUNGI
6.4.1 Antifungi, sistemik
Griseofulvin (BNF 380) Tab scored 250 mg, tab 125 mg

1. Infeksi Dermatofit
a. Dewasa: 1 x 500 mg atau 2 x 500 mg dosis
bisa digandakan untuk infeksi berat dan diturunkan
setelah membaik.
7 hr untuk in

b. Anak:
1) >50 kg: Dosis dewasa
2) <50 kg: 10 mg/kgBB/hari, dalam dosis tunggal
atau dosis terbagi.
2. Tinea capitis disebabkan Trichophyton
tonsurans
a. Dewasa: 1 g/hr dalam dosisi tunggal atau dosis
terbagi
b. Anak:
1) >50 kg: Dosis dewasa
2) <50 kg: 15-20 mg/kgBB/hr dalam dosis tunggal
atau dosis terbagi.

· Untuk infeksi rambut dan kulit (2-8 mgg)


· Untuk infeksi kuku tangan (6 bln)
· Untuk Infeksi kuku kaki (1 thn)

Segera sesudah makan


Ketokonazol Tab 200 mg
a. Dosis dewasa : 1 x 200 mg (bisa ditingkatkan
sampai 400 mg bila respon kurang bagus)

b. Dosis anak :
1. BB 15 – 30 kg: 1 x 100 mg
2. BB >30 kg : 1 x 200 mg (bisa ditingkatkan
sampai 400 mg bila respon kurang bagus) lanjutkan
samapi gejala hilang dan hasil kultur negatif.

Page 47
Durasi pengobatan max. Untuk infeksi Malassezia
selama 4 mgg.

6.4.2 Antifungi topikal


Mikonazol Cream 2 %
Oleskan tipis pada kulit 2 x sehari pagi dan sore
sesudah mandi.

6.5 ANTIPROTOZOA
6.5.1 Antimalaria (Sesuai dengan program DEPKES, Ditjen P2-PL)
Tablet Antimalaria DOEN,
kombinasi:
Sulfamdoksin 500 mg
Pirimetamin 25 mg
Artemether Inj 80 mg/mL
Artesunat Inj i.v/i.m/ 60 mg/mL
Tablet Kombinasi
(kombipak)
Artesunat tab 50 mg
Amodiakuin tab 200 mg
Kuinin Tab 200 mg
Tab 222 mg
Tab 250 mg
Inj i.v 25%
Primakuin Tab 15 mg
Klorokuin Tab 250 mg pc

6.5.2 Antiamuba dan antigiardiasis


Metronidazol Tab 250 mg
Tab 500 mg

1. Invasive intestinal amoebiasis, extra-


intestinal amoebiasis (including liver abcess),

Page 48
a. dewasa : 800 mg tiap 8 jam selama 5 hruntuk
intestinal infection dan 5–10 days untuk extra-
intestinal infection
b. anak :

1) 1–3 th : 200 mg tiap 8 jam;

2) 3–7 th 200 mg tiap 6 jam;


3) 7–10 th: 400 mg tiap 8 jam
2. Urogenital trichomoniasis,
a. dewasa200 mg setiap 8 jam (7hr) atau 400–
500 mg tiap 12 jam ( 5–7 hr) atau 1x2g
b. anak
1) 1–3 thn: 50 mg tiap 8 jam (7 hr)
2) 3–7 thn: 100 tiap 12 jm;
3) 7–10 thn: 100 mg tiap 8 jm
pc
6.6 ANTI VIRUS
Asiklovir Tab scored 200 mg

Tab scored 400 mg

Salep 5%

Oral
non-genital herpes simplex, treatment,

a. Dewasa :5 x 200 mg atau 5x400 mg pd pasien


imunokompromi atau absopsi kurang bagus(5hr
atau lbh bila muncul lesi baru selama pengobatan,
atau belum sembuh total)
b. Anak :
1. Anak 1 bln – 2 thn : setengah dosis dewasa
2. >2thn : Dosis dewasa
Genital herpes simplex, treatment of first
episode,
a. 5 x 200 mg atau 3 x 400 mg (5hr atau lbh bila
muncul lesi baru selama pengobatan, atau belum
sembuh total). 5 x 400 mg untuk pasien
imunokompromi atau ODA (5-10hr)

Page 49
b. Pengobatan infeksi ulang: 3 x 800 mg (2hr)
atau 5 x 200 mg atau 3 x 400 mg (3-5hr). 3 x 400
mg (5-10hr) untuk pasien imunokompromi dan
ODA.
Herpes simplex, suppression,
2 x 400 mg atau 4 x 200 mg atau ditingkatkan 3 x
400 mg bila terjadi kekambuhan pada standar
terapi supresi atau untuk supresi herpes genital
pada masa kehamilan yang lebih dari 36 minggu

Herpes simplex, prophylaxis in the


immunocompromised,
a. Dewasa :4 X 200–400 mg
b. Anak :
1. 1-2 bln : 4 x 100-200 mg
2. >2 thn : 4 x 200-400 mg
Varicella and herpes zoster, treatment,
a. Dewasa : 5 x 800 mg (7hr)
b. Anak :
1. 1-2 thn: 4 x 200 mg (5hr)
2. 2-6 thn: 4 x 400 mg (5hr)
3. 6-12 thn: 4 x 800 mg (5hr)
Ac, pc
7. ANTI MIGREN
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan
7.2 PROFILAKSIS
Propranolol (BNF 99) Tab 10 mg

Profilaksis Migren

80-240 mg/hr dalam dosis terbagi.

1 jam sebelum makan

7.2 SERANGAN AKUT

Page 50
Tablet Antimigren DOEN,
kombinasi:
Ergotamin 1 mg
Kafein 50 mg

Ac, Pc
8. ANTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN DAN OBAT UNTUK TERAPI PALIATIF
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan

9. ANTIPARKINSON
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan
Triheksifenidil (BNF 307; Tablet 2 mg
BNFC 237) a. Dewasa:
Dosis awal 1 mg/hr, kemudian ditingkatakna secara
bertahap
Dosis pemeliharaan: 5-15 mg dalam dosis terbagi

b. Lansia:
Sebaiknya menggunakan dosis terendah dari dosis
dewasa
c. Anak (3-18 th):

Dosis awal: 1-2 x 1 mg, tingkatatkan 1 mg/hr tiap 3-


7 hari disesuaikan dengan respon dan ES.
Max: 2 mg/kgBB/hr

Paling baik bersama makanan. Kecuali bila mulut


kering bisa diminum sebelum makan
10. DARAH DAN OBAT YANG MEMPENGARUHI
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan
10.1 ANTIANEMI
Asam folat Tab 1 mg
Tab 0,5 mg

Dapat digunakan bersamaan atau tidak bersama


makanan.

Besi (II)sulfat Tablet salut 300 mg


Sir 150 mg/5 mL

Dianjurkan agar penggunaan dalam keadaan perut


kosong.

Page 51
10.2 KOAGULASI DAN OBAT YANG MEMPENGARUHI
Fitomenadion (Vitamin K1) Tab 10 mg

Inj. 10 mg/mL

Inj. i.m 2 mg/mL


a. Oral
Defisiensi Vit-K karena obat atau malabsorbsi

Dewasa: 10-40 mg/hr.


Over-antikoagulasi
Dewasa: Bisa digunakan sampai 5 mg. Tergantung
pada INR dan tingkat hemoragi
b. Intravena
Over-antikoagulasi
Dewasa: 0.5-5 mg via I.V lambat inj. Dosis tergantung INR dan tingkat haemorrhage.

Parenteral
Pendarahan kekurangan Vitamin K pada bayi

Bayi: 1 mg injeksi i.v/i.m/s.c, dosis selanjutnya


diberikan bila perlu.
Dari DOEN
a. Dosis untuk bayi baru lahir 1 mg
b. Dosis untuk bayi prematur 0.5 mg

Ac, pc
Asam Traneksamat Kapsul 500 mg
Inj
a. Fibrinolisis Lokal
2-3 x 1-1.5 g atau 15-25 mg/kgBB

b. Menorrhagia (pada awal menstruasi)


3 x 1 g (4hr) Max 4g/hr
c. Hereditary angioedema
2-3 x 1–1.5 g
d. Epistaxis
3 x 1 g 3 (7hr)
Sebelum atau sesudah makan.

11. ANTISEPTIK DAN DISINFEKTAN


Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan
11.1 ANTISEPTIK

Page 52
Povidon Iodin Larutan

Hidrogen Peroksida Cairan konsentrat

Stomatitis Akut
Larutan 1.5% digunakan sebagai cairan kumur atau
deodoran gargle
Pembersih Kotoran telinga
Encerkan hidrogen peroksida 6% dengan 3 bagian
air segera sebelum digunakan.
Pembersih luka pada kulit
Larutan 6%.

Polikresulen Cairan
Cervicitis, Hemostasis setelah biopsi dan
pengangkatan polips servix, Vaginitis
Larutan yang mengandung 360 mg/g. Katerisasi:
Gunakan larutan murni1-2 x seminggu.
sebagai vaginal douche: Encerkan larutan 1:1 - 1:5.

11.2 DESINFEKTAN
Etanol 70% Cairan

Kalsium Hipoklorit Serbuk

12. GIGI DAN MULUT, OBAT DAN BAHAN


12.1 OBAT
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/Penggunaan
Benzocain Pasta, gel
Borax Gliserin Borax Gliserin, larutan 5%
Botol 10ml
Lidocain Lidocain 2%, Ampul 2ml
Spray 5%
Lidocain comp Lidocain HCl 2% + Epinephrin 1: 80.000
Etil klorida Chloraethyl, Botol 100 ml
Eugenol Eugenol 93,4%, Botol 10 ml
Gentian violet Gentian violet larutan 1%. Botol 10 ml
Khlorheksidin Khlorheksidin 2% gargle, Botol 30 ml; 60ml
Oco Tincture untuk membersihkan stain pada gigi,
botol 15 ml
Povidon Iodium Povidon Iodium larutan 1% gargle, Botol 190 ml

Page 53
Iod Gliserin Iod Gliserin larutan, Botol 100ml
14.2 BAHAN
Alvogyl Pasta alveolar untuk perawatan pasca pencabutan
gigi. Mengandung Iodoform, Butilparaminobenzoat,
Eugenol, dan Penghawar. Kemasan pot berisi 12
gram pasta
Articulating paper Articulating paper
Adper Single Bond Bahan adhesive / bonding gigi. Setiap botol berisi 6
gr bahan bonding. Kekuatan bonding 49 mpa.

Celuloid strip Celuloid strip


Calxyl Pasta mengandung kalsium hidroksida murni untuk
perawatan dressing pada gigi yang sudah infeksi
dan tumpatan saluran akar gigi, PH > 12.6,
kemasan pot 20 gram
Caviton Bahan tumpatan sementara (temporary filling
material). Kemasan jar berisi 30 gram,
Cocoa Butter Cocoa Butter
Devitalisasi Pasta Pasta devitalisasi untuk perawatan pulpa,
mengandung Lidokain, arsen dan Fenol.
Kemasan pot berisi 6,5 gr pasta.
Glass Ionomer Cement Glass Ionomer Cement
Iodoform Iodoform pasta
Kalsium Hidroksida Pasta kalsium hydroxyda pasta dengan spesifikasi: bahan
kalsium hydroxide liner yg terdiri dari 2 komponen
dalam kemasan tube berisi base (13g) dan tube
berisi catalyst (11g) yang rigid setting, selfcuring yg
dipergunakan untuk direct & indirect pulp capping
dan sebagai protective liner dibawah bahan
adhesive gigi, varnish, bahan tumpatan gigi,
cement dan bahan lain. tidak menghambat
polimerisasi akrilik dan restorasi komposit. pasta
linerbase : disalycate ester dari 1,3 butylene glycol,
calcium phosphat, zinc oxyde. pasta liner catalyst :
calcium hydroxyde ethyl toluenesulfonamide, zinc
stearate, zinc oxyde,

Matrix Band Matrix Band


Minyak Boor Minyak Boor

Monoklor kamfer Monoklor kamfer menthol/CHKM, Botol 10ml


menthol/CHKM
Mummifying pasta Pasta untuk perawatan akar gigi, mengandung
Iodoform, thymol, Creosote dan Camphor.
Kemasan pot berisi 7 gram pasta

Page 54
Scotbond atchant Bahan berbentuk cairan berisi asam fosfat 37 %
digunakan untuk membuat micropit sebelum
dilakukan penambalan composit resin. Kemasan
botol 9 ml
Semen seng fosf serb & Semen seng fosfat untuk sementasi sebelum
cairan menumpat gigi. Tiap set terdiri dari 1 botol berisi 35
g serbuk dan 30 g (18ml) cairan, sendok takaran
untuk serbuk
Spon gelatin cube Spon berbahan gelatin untuk tindakan gigi dengan
ukuran 1x1x1 cm, . Kotak berisi 10 biji
Temp Stopping Fletch serb Bahan penambal gigi terdiri dari serbuk zinc oxyde
& Cairan 100g dan cairan 100ml yg mengandung 1 g Na
Tetraborax dan Zinc Sulfat 42 g
Tri Kresol Formalin (TKF) Tri Kresol Formalin (TKF), Botol 10 ml
Tri M A 2 Filtex Z250 A-2) Bahan tumpatan tetap dengan sinar (komposit
universal) untuk gigi anterior dan posterior.
Kemasan syringe berisi 4 gram bahan komposit.
Pilihan warna A-2
Tri MA 3 (Filtex250 A-3) Bahan tumpatan tetap dengan sinar (komposit
universal) untuk gigi anterior dan posterior.
Kemasan syringe berisi 4 gram bahan komposit.
Pilihan warna A-3
Themophore Pasta untuk perawatan akar gigi, mengandung
Iodoform, thymol, Creosote dan Camphor.
Kemasan pot berisi 7 gram pasta.
Clinprosealant Bahan tumpatan gigi untuk mencegah terjadinya
caries yang lebih dalam pada fissure gigi
13. DIURETIK
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/ES
Furosemid Tablet 40 mg
Injeksi 40mg/ampul
Dosis :
Udema
Dewasa:
Oral awal 1 x 40 mg pagi hari pc
Dosis pemeliharaan 20-40 mg/hr pagi hari pc
I.V. perlahan : 20-40 mg
Udema Resisten Dewasa 80-120 mg/hr
Hipertensi Resisten
Dewasa 40-80 mg/hr

Page 55
Hidroklorthiazida Tablet 25 mg
Hipertensi
Dosis awal 12.5 mg/hr, dosis pemeliharaan 25-50
mg/hr
Udema karena Gagal Jantung
Dosis awal 25-100 mg (bisa 200 mg untuk kasus
berat) pada pagi hari. Dosis kemudian dapat
diturunkan menjadi 25-50 mg/hr.

14. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN DAN KONTRASEPTIK


14.1 ANTIDIABETIK ORAL
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/ES
Glibenklamide Tablet 5 mg
DM Tipe 2
Dewasa: dosis awal 1 x 5 mg/ hari bisa ditingkatkan
max. 15 mg/hari, pagi bersama makan
Anak (12-18Tahun): dosis awal 2.5 mg/hari

Glimepirid Tablet 1 mg
Dosis awal 1 mg/hr, bisa ditingkatkan per 1 mg
dengan interval 1-2 minggu, Max 4mg/hari

Page 56
Metformin Tablet 500 mg
Dewasa: dimulai dengan 500 mg saat sarapan
minimal 1 minggu, bisa dilanjutkan dengan 2x500
mg saat sarapan dan makan malam minimal 1
minggu dilanjutkan 3x500mg saat sarapan, makan
siang dan makan malam. Max.2 gram/hari terbagi
2-3 dosis
Anak:
>10 thn: sama dengan dosis dewasa
8-10 thn: dosis awal 1x200 mg, dosis bisa
ditingkatkan dengan interval minimal 1 minggu.
Max.2 gram/hari terbagi 2-3 dosis

14.2 HORMON KELAMIN DAN OBAT YANG MEMPENGARUHI FERTILITAS


Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/ES
Exluton Lynestrenol 0,5mg, strip 28’s
Kontrasepsi Oral untuk Ibu menyusui
Dosis : 1 tablet/ hari pada waktu yang sama tanpa
putus pada hari pertama siklus menstruasi

Mycrogynon Kombinasi : levonorgestrel 150 mcg +


etinilestradiol 30 mcg
strip 21 +7’p
Kontrasepsi oral
Dosis ; 1 tablet/hari selama 28 hari berturut-turut,
dimulai bagian hijau pada hari pertama menstruasi

Cyclovem Kombinasi medroxyprogesteron acetat 50 mg dan


estradiol cypionat 10 mg/ml
Vial 1ml
Kontrasepsi suntik, i.m. dalam pada otot gluteal
atau deltoid, interval 1 bulan

Depo Progestin Medroxyprogesteron acetat 150 mg


Vial 3 ml
Kontrasepsi suntik, i.m. dalam pada otot gluteal
atau deltoid, dosis diulang tiap 12 minggu

Page 57
IUD Copper T 380 A Safe Alat kontrasepsi dalam rahim ( Intra Uterine
Load Device / IUD ) berbahan polyethylene yang dililit
dengan kawat tembaga berdiameter 0.25 mm dan
dua cincin tembaga, berat 310 mg. Luas
permukaan kawat 380 mm2. Dengan teknologi
Safe-Load. Dapat digunakan untuk interval 4 tahun.

14.3 HORMON TIROID DAN ANTITIROID


Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/ES
Propiltiourasil Tablet scored 100 mg
Dosis Hipertiroidisme
Dewasa :
200-400 mg/hari dalam dosis terbagi dosis
pemeliharaan 50-
Anak :
Bayi (0-1bl): dosis awal 2x2,5-5 mg/kgBB.
1bl-1 th : dosis awal 3x2,5 mg/kgBB.
1-5 th : dosis awal 3x25 mg
5-12 th : dosis awal 3x50 mg
12-18 th : dosis awal 3x150 mg

14.4 KORTIKOSTEROID
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/ES
Deksametason Tablet 0,5mg
Injeksi 5mg/ml, ampul 1 ml
Dosis Oral
dewasa: 0,5 mg-2 mg/hari, tunggal atau dibagi
dalam 2-4 kali/hari
anak : 0,024 – 0,034 mg/kg BB/hari dibagi dlm 3-4
kali/ hari
Dosis Intravena
Kegawatan : 0,5-9 mg I.V. tunggal
Shok tidak responsif
Dewasa: Dalam bentuk fosfat: Dosis awal 1 x 40
mg atau 1-6 mg/kgBB injeksi i.v, bisa diulang tiap 2-
6 jam.

Methylprednisolone Tab 4 mg

a. Dosis dewasa :
2-40 mg/hari (dibagi dalam 1-4 dosis pemberian)

Page 58
Methylprednisolone

b. Dosis anak (BNF, hal.376) : 1-18 th : 0,5-1,7


mg/kg BB/hari (dibagi dalam 2-4 dosis pemberian)

Prednisone Tablet 5 mg
Dosis Dewasa:
Terapi substitusi : 5-7,5 mg/hari, pc
Anti inflamasi : 10 – 60 mg/hari dalam dosis
tunggal atau dibagi 3 kali per hari, pc
Eksaserbasi multipel sklerosis akut : 200mg/hari
selama 1 minggu, dilanjutkan 80 mg setiap 2 hari
selama 1 bulan, pc
Dosis Anak : 1 – 2 mg/kg BB/ hari dibagi dalam 3-
4 kali

15. KARDIOVASKULER
15.1 ANTIANGINA
Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/ES
Isosorbid Dinitrat Tablet 5 mg Sub lingual
Dosis
Serangan akut : 5-10 mg Sub lingual, 1 jam ac atau
2 jam pc
Profillaksis : 5-20 mg/hr dalam dosis terbagi 3-4 kali

15.2 ANTIARITMIA

Page 59
Digoksin Tablet 0,25 mg
Dosis:
Dewasa :
Digitalisasi cepat (24-36 jam) : 0,5-0,75 mg,
disusul 0,25 – 0,5 mg tiap 6 jam sampai tercapai
digitalisasi penuh.
Digitalisasi lambat (3-5 hari) : 0,5-0,75 mg,
dalam dosis terbagi
Pemelihaan : 0,125-0,25 mg sehari

15.3 ANTI HIPERTENSI


Diuretika (HCT & FUROS) Lihat diskripsi diuretika
Kaptopril (ACE INHIBITOR) Tablet scored 12,5 mg; 25 mg
Dosis
Lansia : awal 2 x 6.25 mg, 1 jam ac atau 2 jam pc
Dewasa: awal 2 x 12.5 mg, pemeliharaan 2 x 25
mg, 1 jam ac atau 2 jam pc

Amlodipin (Antagonis Tablet 5 mg


Kalsium) Dosis : 2,5 – 10 mg, tunggal

Page 60
Diltiazem (Antagonis Tablet 30 mg
Kalsium) Dosis awal 2 x 60-120 mg, dosis bisa ditingkatkan
sampai max 360 mg/hr.

Nifedipine (Antagonis Tablet 10 mg


Kalsium) Hanya untuk preeklampsia dan tokolitik
tidak direkomendasikan untuk kasus hipertensi,
tapi masih dibolehkan untuk profilaksis angina dan
fenomena raynaud, dengan dosis tunggal 5-10 mg
atau 3 x
5 -10 mg

Bisoprolol (Beta Blocker) Tablet 5 mg


Dosis
2,5-10 mg/hari, dosis tunggal, pagi hari

Page 61
Propranolol (Beta Blocker) Tablet 10 mg; 40 mg
Dosis
3-4 x 10-40 mg/hari

Klonidin (CENTRALLY Tablet 0,15 mg


ACTING Drug) Dosis
0,15-0,75mg/hari dalam dosis terbagi 2

15.4 ANTIAGREGASI PLATELET


Asetosal ( asam Tablet 100 mg enteric coated
asetilsalisilat ) Dosis
75-325 mg/hari, tunggal, pc
Penggunaan Bersama ACE Inhibitor harus dengan
dosis rendah

15.5 ANTIHIPERLIPIDEMIA
Gemfibrosil Tablet/kapsul 300 mg
Dosis
Dewasa: 0,9-1.2 g/hari dalam dosis terbagi 2.
Hanya untuk hipertrigliserida
Tidak dianjurkan pemberian bersama statin
X

Page 62
Simvastatin Tablet 10 mg enteric coated
Dosis:
Awal 5-10 mg/hari, dosis tunggal pada malam hari
menjelang tidur
Dapat ditingkatkan sampai 40 mg/hari, dosis
tunggal pada malam hari menjelang tidur

Fenofibrat Kapsul non micronised 100 mg; 300 mg


Dosis
awal 3 x 100mg atau dalam dosis tunggal 300 mg.
Pemeliharaan 2 x 100 mg

16. KULIT, OBAT TOPIKAL


Nama Obat Kekuatan Sediaan/Dosis/ES
16.1 ANTIBAKTERI
Antibakteri salep DOEN basitrasin 500 IU/g + Polimiksin B 10000IU/g
Tube 5 g
Daryant Tulle Kasa streril mengandung Framisetin sulfat 1%
Lembar steril 10x10 cm
Penggunaan : pada luka bakar, trauma, infeksi
sekunder, potong seluas lesi
Tidak untuk luka yang luas, luka bakar > 30%
Ositetrasiklin salep kulit
Oksitetrasiklin HCl 3%
Tube 5 gram
16.2 DESINFEKTAN DAN ANTISEPTIK
Hidrogen Peroksida Hidrogen Peroksida 30% cairan, botol
Kalium Permanganat Kristal Kalium Permanganat
Pot 5 gram

Page 63
Povidon Iodine Povidone Iodine 10%
Botol 30 ml; Botol 300 ml
Etakridin Rivanol 0,1%
Botol 100 ml
Etanol 70% Etanol 70%
Botol 1 liter
Bayclin NaClO3 (Natrium Klorat) 5,25%.
botol 1 liter
Etanol 96% Etanol 96%
Botol 1 liter
16.3 ANTIVIRUS
Asiklovir salep kulit Asiklovir krim 5%
Tube 5 gram

16.4 ANTI FUNGI


Anti fungi salep DOEN asam benzoat 6 % + asam salisilat 3 %
Pot 30 gram
Gentian Violet Gentian Violet larutan 1 %
Botol 10 ml
Ketoconazole Ketoconazole krim 2%
Tube 5 gram

Miconazole Miconazole 2% krim


Tube 10 gram

16.5 ANTI INFLAMASI/ANTIPRURITUS


Betametasone Betametason 0,1% krim
Tube 5 gram
Hidrokortison 2,5% Hidrokortison 2,5 % krim,
tube 5 g

Salicyl bedak 2% Asam salisilat 2% dalam talk


Tabung 40-60 gram
.
16.6 ANTI SCABIES
2-4 zalf asam salisilat 2 % + belerang endap 4%
Pot 30 gram

Scabicid krim Lindane 1%; usnic acid 1 %


Tube 10 g
Oleskan tipis ke seluruh area dan jangan terkena
air selama 24 jam, ulangi lagi setelah 1 minggu

16.7 LAIN-LAIN
Bioplacenton Ekstrak placenta 10 % + Neomisin sulfat 0,5 %

Page 64
Chloramphecort-H Anti infeksi dengan kortikosteroid topikal dengan
komposisi tiap gram mengandung kloramfenikol
basa 20 mg dan prednisolone 2,5 mg

Ichtiol Ichtiol Salep Kulit


Pot 15 gram
Levertran Levertran salep
Pot 30 gram
Thrombophob gel Preparat untuk flebitis : tiap 100 g salep
mengandung Heparin 5000 IU dan nicotinic acid
benzylester
17. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI DAN LAIN-LAIN
17.1 ORAL
Garam oralit Garam oralit, kombinasi:
natrium klorida 0,52 g
kalium klorida 0,30 g
trinatrium sitrat dihidrat 0,58 g
glukosa anhidrat 2,70 g
Sachet untuk diencerkan dengan air matang 200ml.
Diminum sedikit demi sedikit 2-3 teguk untuk
menghindari muntah

17.2 PARENTERAL
Glukosa larutan infus Glukosa 5%; 10%, 40%
Plabbote 500 ml
Glukosa 5-10% diinfuskan melalui vena besar atau
menggunakan venous catheter untuk menghindari
terjadinya trombosis

KAEN 3B larutan infus Kombinasi :


Na. Klorida 0,875g
K.Klorida 0,75 g
Na. Laktat 1,12 g
Dextrose anhr 13,5 g
Sebagai cairan pemeliharaan

Natrium Klorida larutan Natrium Klorida 0,9%


infus Plabbote 500 ml
Indikasi : Keracunan Br ̄; keracunan I ̄
Ringer Laktat larutan infus Komposisi :
Na+ 130mEq
K+ 4mEq
Ca+ 2,7mEq
Cl ̄ 108,7mEq
Laktat 28 mEQ

Page 65
Aqua pro injeksi Aqua pro injeksi
Vial 20 ml

18. MATA
Kloramfenikol Kloramfenikol 0,5%, tetes mata, botol 5ml
Kloramfenikol 1%, salep mata, tube 5 g
Oksitetrasiklin Oksitetrasiklin 1%, salep mata, tube 3,5 g
Sulfasetamid Natrium Sulfasetamid Natrium 15% tetes mata, botol 5 ml

19. OKSITOSIK DAN RELAKSAN UTERUS

Metil ergometrin maleat Metil ergometrin maleat tablet 0,125 mg


Metil ergometrin maleat injeksi 0,20 mg/ml, Ampul
1 ml
Dosis : Manajemen aktif Kala III 0,1-0,2 i.m. setelah
kepala/bahu depan keluar; atau saat terakhir
segera setalah bayi lahir
Atoni uterus 0,2 i.m atau 0,1-0,2 i.v.
Promotif involsi uteri 3 x 0,125mg p.o selama 3-4
hari

Oksitoksin Oksitoksin injeksi 10IU/ml, Ampul 1ml


Dosis
Induksi persalinan, stimulasi kontraksi uterus 1-5IU
(dalam 500 ml cairan infus dengan kecepatan 2-8
tetes per menit) prn. Dinaikkan tiap 30-45 menit
sampai efek optimal, max 40 tetes/menit.
Post pengeluaran bayi untuk pencegahan
pendarahan pelekatan placenta 2-5 IU i.m/iv/infus
Stimulasi laktasi 2 IU, i.m

20. PSIKOFARMAKA
20.1 ANTIANSIETAS DAN ANTIINSOMNIA
Alprazolam Tab 0,5 mg
Dosis
Dewasa:
3 x sehari 0,25-0,5 mg, dapat ditingkatkan sampai
maksimum 4 g/hr.
Lansia:
diawali dengan dosis 2x sehari 0,25 mg

ac/pc

Page 66
Diazepam Tablet 2 mg
Dosis
Dewasa : awali dengan dosis 2-4 x sehari 2-10 mg ,
maksimal 40 mg/hari
Lansia : awali dengan dosis 1-2 x sehari 1-2 mg,
tingkatkan sesuai kebutuhan, tidak lebih dari 10
mg/ hari

ac/pc

Klobazam (BNF: Tablet 10 mg

Lansia: 10-20 mg/hr


Dewasa: 20-30 mg/hr dalam dosis tunggal atau
terbagi Max: 60 mg/hr
Anak 12-18 th:
Dosis awal 2 x 10 mg, dapat ditingkatkan setelah 5
hari pada dosis pemeliharaan 2 x 10-15 mg

Max: 2 x 30 mg
ac/pc

20.2 ANTI DEPRESI DAN ANTI MANIA


Amitriptilin Tablet salut 25 mg
Dosis
Dewasa : 50-150 mg/ hari pada saat sebelum tidur
atau dapat pula dalam dosis terbagi, dosis
maksimal 300 mg
Remaja : 25-50 mg/ hari, dapat diberikan dalam
dosis terbagi, maksimal 100mg/hari
Anak : awali dengan dosis 1 mg/kg/hari terbagi 3
dosis

ac/pc

Page 67
Fluoksetin (SSRI, BNF 249) Tab 10 mg

Lansia : 1x20 mg maks 40 mg


Dewasa : 1x20 mg maks 60 mg
Dosis ditingkatkan setelah 3-4 mgg bila perlu.
Anak :
8-18 th : 1x10 mg maks 20 mg
Ditingkatkan setelah 1-2 mgg bila perlu.

ac/pc

20.3 ANTIPSIKOSIS
Haloperidol Tab 0,5 mg; 1,5 mg; 5 mg
Dosis
Dewasa
Dosis awal 2-3 x 0.5-5 mg ; maksimal 30 mg/hari
Lansia:
Diawali dengan setengah dosis dewasa

ac/pc (Bisa sesudah makan untuk menghindari


gangguan GI)

Klorpromazin Tab salut 25mg; 100 mg


Lansia:
Setengah dosis dewasa
Dewasa : rentang dosis 30-2000 mg/ hari dibagi
dalam 1-4 kali pemberian, dosis lazim 400-
600 mg/hari
Dosis anak:
Di atas 6 bulan 0,5 mg-1 mg/kgBB tiap 4-6 jam,
untuk anak yang lebih tua memerlukan 200mg/hari
atau lebih.
Sebelum atau sesudah makan (Bisa sesudah
makan untuk menghindari gangguan GI)

20.4 PROGRAM KETERGANTUNGAN OBAT

Page 68
Flufenazin (228) Tab 2,5 mg
Tab 5 mg

2,5-10 mg/hr dalam 2-3 dosis terbagi


Dosis perawatan 1-5 mg/hr.
Dewasa: max 20 mg/hr
Lansia: Max 10 mg/hr

Sebelum atau sesudah makan

Metadon Sirup 10 mg/mL

Dosis awal yang dianjurkan adalah 15-30 mg untuk


tiga hari pertama. Kematian sering terjadi bila
menggunakan dosis awal yang melebihi 40 mg.
Pasien harus diobservasi 45 menit setelah
pemberian dosis awal untuk memantau tanda-
tanda toksisitas atau gejala putus obat.

Dosis yang direkomendasikan digunakan dalam


fase stabilisasi adalah dosis awal dinaikkan 5-10
mg tiap 3-5 hari. Hal ini bertujuan untuk melihat
efek dari dosis yang sedang diberikan. Total
kenaikan dosis tiap minggu tidak boleh lebih 30 mg.

Sebelum atau sesudah makan

Trifluoperazin (BNF 221) Dewasa: 2-4 mg/hr dalam dosis terbagi


Anak:
3-5 thn: sampai 1 mg/hr
6-12 thn: sampai 4 mg/hr

. max: 6 mg/hr
2. a. Max 1 mg/hr
b. max 4 mg/hr

Sesudah makan

21. SALURAN CERNA


21.1 ANTASIDA DAN ANTIULKUS

Page 69
Antasida DOEN Tab kunyah
Kombinasi: Suspensi/5 mL
Aluminium Hidroksida 200 Tablet
mg Dewasa:
Magnesium Hidroksida 200 3-4 x 1-2 tab
mg Anak 6-12 thn:
3-4 x ½ tab.
Syrup
Dewasa:
3-4 x 5-10 mL
Anak 6-12 thn:
3-4 x 2,5 -5 mL
Perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam
sesudah makan) dan sebelum tidur

Famotidin Tablet 20 mg
Tablet 40 mg
Benign gastric and duodenal ulceration
Dewasa:
40 mg pada malam hari (4-8 minggu). Dosis
pemeliharaan untuk ulcer duodenal 20 mg pada
malam hari.
Anak: Tidak direkomendasikan.
Reflux oesophagitis
Dewasa:
2 x 20-40 mg (6-12 minggu). Dosis pemeliharaan 2
x 20 mg
Sebelum atau sesudah makan

Ranitidin Tablet 150 mg


Kapsul 300 mg
Ulcer Gastric dan Duodenal, Dispepsia episode
kronik.
Dewasa dan anak >12 th:
2 x 150 mg atau 1 x 300 mg sebelum tidur (4-8
minggu)
Anak (3-12 th):
2 x 2-4 mg/kgBB (2-4 minggu)
Gastro-oesophageal reflux disease
Dewasa dan anak di >12 th:
2 x 150 mg atau 1 x 300 mg sebelum tidur (8
minggu). Untuk kasus sedang hinga berat 600
mg/hr dalam 2-4 dosis terbagi (12 minggu).
Anak 3-12 th:
2 x 2.5-5 mg/kgBB (max: 300 mg)
Sebelum atau sesudah makan

Page 70
Simetidin Kaplet 200 mgBenign gastric and duodenal ulcerationDosis awal: 800 mg/hr sebelum tidur. Duodenal ulcers (≥4 minggu), Gastric ulcer (≥6 minggu) Dosis pemeliharaan:1-2 x 400 mg . S

Omeprazol (BNF 55) Kapsul 20 mgPeptic ulcer 1 x 20 mg. Kasus berat: 40 mg/hr. Durasi: Duodenal ulcer (4 minggu), Gastric ulcer (8 minggu). Dosis pemeliharaan: 1 x 10-20 mg.Eradication of H. pylori infe

21.2 ANTIEMETIK
Domperidon Tab 10 mg
Sir 5 mg/ 5 ml
Dewasa dan usia lanjut : 3 x sehari 10-20 mg dan
jika perlu 10–20 mg, sekali sebelum tidur
Obat diminum 15–30 menit sebelum makan dan
sebelum tidur malam.

Metoklopramid Tab 10 mg

Dosis
Dewasa 3 x 10 mg
21.3 ANTIHEMOROID
Antihemoroid DOEN, suppositoria
kombinasi :
bismuth subgalat 150mg
heksaklorofen 2,5 mg

Page 71
lidokain 10 mg
seng oksida 120 mg
sup ad 2 g
21.4 ANTISPASMODIK
Hiosin butilbromida tab 10 mg 3-4 x sehari
21.5 ANTI DIARE
Atapulgit Tab

Garam oralit, kombinasi:


natrium klorida 0,52
g kalium klorida
0,30 g trinatrium sitrat
dihidrat 0,58 g glukosa
anhidrat 2,70 g
Serbuk untuk 200 ml air

Zinc Tab dispersible 20 mg

Untuk bayi umur < 6 bln: diberikan 10mg (1/2


tablet) Zinc per hari, selama 10 hari meskipun diare
sudah berhenti
Untuk balita 6 bln - 5 tahun: diberikan 20 mg (1
tablet) Zinc per hari selama 10 hari meskipun diare
sudah berhenti

21.6 KATARTIK
Bisakodil Tablet 5 mg

1 x 5-10 mg pada malam hari

Dalam perut kosong dan hindari penggunaan


dalam rentan 1 jam dengan antasida dan produk
susu.

Gliserin Tetes 10 mg/mL


Tetes 100 mg/mL
Laktulosa (BNF 71) Konstipasi
Dewasa:
Dosis awal 2 x 15 mL, lalu disesuaikan dengan
respon.
Anak:
<1 th: 2 x 2.5 mL
1-5 th: 2 x2.5-10 mL
5-18 th: 2 x 5-20 mL

Sebelum atau sesudah makan. Dapat dicampur


dengan susu, jus buah atau air untuk
meningkatkan rasa.

Page 72
22. SALURAN NAPAS
22.1 ANTIASMA
Aminofilin Tab scored 200 mg
Tab 150 mg
Dosis
Dewasa : 3x 100-200 mg
(maks 500mg/dosis)
Anak :
Oral : 5 mg/kg BB tiap 6-8 jam
Saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2
jam sesudah makan

Deksametason Tab 0.5 mg


Inj i.v. 5 mg/ml

Oral
Dosis dewasa: 3 - 4 x 0,5 mg-2 mg/hari

Dosis anak : 0,024 - 0,34 mg/kg BB/hari dibagi dlm


3-4 kali/ hari
Intravena
Shok tidak responsif
Dewasa: Dalam bentuk fosfat: Dosis awal 1 x 40
mg atau 1-6 mg/kgBB injeksi i.v, bisa diulang tiap 2-
6 jam..

Sesudah makan

Efedrin 25 mg Tablet 25 mg
Dosis
Dewasa : 3x 10-30 mg maks 150 mg/hari
Anak :
4 x 0,2-0,4 mg/kg BB
Sebelum atau sesudah makan

Page 73
Salbutamol Tablet 2 mg; 4 mg
Lar respirator untuk nebulizer 2,5mg/2,5 ml NaCl

Dosis
Oral (penggunaan melalui inhalasi lebih
direkomendasikan) :
Dosis dewasa : 3-4 x 4 mg (lansia dan pasien
sensitif bisa dimulai dengan 2 mg), dosis max
sekali pemakaian 8 mg.
Dosis anak :
2-6 th : 3-4 x 1-2 mg/hari
6-12 th : 3-4 x 2 mg/hari

Inhalasi inhaler (bisa juga untuk profilaksis karena


alergen atau olahraga yang memicu
bronkospasme) :
Dewasa : 100-200 mcg (1-2 puff) ,untuk gejala
persisten bisa sampai 4 x sehari
Anak : 100 mcg (1puff)

Inhalasi powder (bisa juga untuk profilaksis


karena alergen atau olahraga yang memicu
bronkospasme) :
Dewasa: 200-400 mcg, untuk gejala persister bisa
sampai 4 kali sehari
Anak : 200 mcg, untuk gejala persister bisa
sampai 4 kali sehari

Inhalasi nebulised solution:


Dewasa dan anak >5th : 2.5-5 mg, bisa diulang
sampai 4 x atau lebih untuk kasus parah
Anak <5th : 2.5 mg , bisa diulang sampai 4
x atau lebih untuk kasus parah

Perut kosong (1 jam sebelum atau 2 jam sesudah


22.2 ANTITUSIF

Page 74
Dekstrometorfan Tab 15 mg
Sirup 10 mg/5 mL

Dosis
Dewasa : 10-20 mg tiap 4 jam, atau 30 mg tiap 6-8
jam. Extended-release oral suspension: 2 x 60 mg.
Max 120 mg/ hari

Anak :
6-12 th : 5-10 mg tiap 4 jam atau 15 mg tiap 6-8
jam. Extended release oral suspension: 6-12 yr: 2 x
30 mg
Max 60 mg/ hari

2-6 th : 2.5-5 mg tiap 4 jam atau 7.5 mg tiap 6-8


jam. Extended release oral
suspension: 6-12 yr: 2 x 15mg
Max 30 mg/hari

Sebelum atau sesudah makan

Kodein Tab 10 mg

Antitusif
Dewasa : 3-4 x 15-30 mg
Max 240 mg
Anak :
1-5 th : 3-4 x 3 mg
5-12 th : 3-4 x 7.5-15 mg
Sebelum atau sesudah makan

22.3 EKSPEKTORAN
Ambroxol Tab 30 mg
Dosis
Dosis dewasa : 2-3 x sehari (60-120 mg/hr)
Max 120 mg
Dosis anak:
<2 th : 2 x 7.5 mg
2 - 5 th : 2-3 x 7.5 mg
6 - 12 th : 2-3 x 15 mg

Sesudah Makan

Page 75
Gliseryl guaiacolat (GG) Tab 100 mg

Dewasa:
200-400 mg tiap 4 jam bila perlu
Anak:
anak di bawah 6 th tidak dianjurkan
6-12 th : 100-200mg tiap 4 jam kalau perlu, max 1.2
g/hr

Sebelum atau sesudah makan

Obat Batuk Hitam Sirup 100 mL


OBH)
Tiap 5 mL mengandung: Sirup 200 mL
Succus Liquiritae 166,66 Dosis
mg Dewasa
Ammonium Chlorida 100 - 4 x 1 sendok makan (15 ml)
mg Anak :
Ammonium Anisi Spir 100 1 – 4 x 1 sendok teh (5 ml)
mg Sesudah makan

22.4 OBAT untuk PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIS


Kombinasi (combivent) Vial (unit dose) 2.5 mL.

1 vial dengan nebulisasi atau inhalasi 3-4 x sehari.

23.SISTEM IMUN DAN OBAT YANG MEMPENGARUHI


23.1 SERUM DAN IMUNOGLOBULIN
Human tetanus  Inj i.m 250 UI
imunoglobulin

Page 76
Serum anti bisa ular: Inj i.m / i.v
A.B.U.I (khusus ular dari
luar Papua)
A.B.U.II (khusus ular dari
Papua)
Serum antidifteri (A.D.S) Inj i.m 10,000 UI/vial
Inj i.m 20,000 UI/vial
Serum antirabies Inj 200 UI/mL
Serum antitetanus Untuk pencegahan:
Inj i.m 1500 UI

Untuk pengobatan:
Inj i.m/i.v 10,000 UI
Inj i.m/i.v 20,000 UI

23.2 VAKSIN
Vaksin BCG Inj i.k
Vaksin campak Inj s.k

Vaksin hepatitis B Inj 20 mcg/mL


rekombinan
Vaksin jerap difteri tetanus Inj i.m
(DT)
Vaksin jerap difteri tetanus Inj i.m
pertusis (DTP)

Vaksin jerap tetanus Inj i.m


(tetanus adsorbed toxoid)
Vaksin polio Tetes
Vaksin rabies, untuk Serb inj s.k/i.k + booster
manusia

24. TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN


Hidrogen Peroksida Cairan konsentrat

Karbogliserin Tetes telinga 10%


Lidokain Cairan Semprot 10%

Semprotkan sampai 6 kali pada area yang sakit.


Oksimetazolin Tetes hidung 0.025%Tetes hidung 0.050%Nasal congestion 2 x 1-3 tetes

25. VITAMIN DAN MINERAL

Page 77
Asam askorbat (Vitamin C) Tablet 50 mg
Recommended Daily Allowance untuk dewasa
perempuan 75 mg, untuk laki-laki 90 mg;
Dosis anak
Untuk Scurvy 100-300 mg/hari dalam dosis terbagi
Untuk suplemen 35-100mg/hari
Dosis dewasa
Untuk Scurvy 1-2 x 100-250 mg/hari
Pencegahan/pengobatan colds 1-3 gram/hari
Untuk suplemen 50-200mg/hari

Ergokalsiferol (Vitamin D3)Kapsul 50,000 UI


Suspensi 10,000 UI/mL
Fitomenadion (Vitamin K1), Tab 10 mg
Neo K Intake yang adekuat

Anak
1-3 tahun : 0,3 mg/hari
4-8 tahun : 0,55 mcg/hari
9-13 tahun : 0,6 mg/hari
14-18 tahun : 0,75 mg/hari
Dewasa
Perempuan 0,9 mg/hari
Laki-laki 1,2 mg/hari

Kalsium laktat (kalk) Tablet 500 mg

Dietary Reference Intake


0-6 bln 210 mg/hari
7-12 bln 270 mg/hari
1-3tahun 500mg/hari
4-8 tahun 800mg/hari

Dewasa
9-18 tahun 1300mg/hari
10-50 tahun 1000mg/hari
≥51 tahun 1200mg/hari

Osteoporosis 1200mg/hari

Kombinasi: Tablet salut


Besi (III) sulfat 7 H2O 200 1x 1 tablet sehari
mg
Asam Folat 0.25
mg

Page 78
Nikotinamid Tablet 5 mg
Tablet 20 mg
Piridoksin (Vitamin B6) Tablet 10 mg
Defisiensi
Anak 5-25 mg/ hari selama 3 minggu
Dewasa 10-20 mg/hari selama 3 minggu
Retinol Kapsul lunak 100,000 UI
Kapsul lunak 200,000 UI
Tiamin (Vitamin B1) Tablet 50 mg

Untuk beri-beri
Anak 10-50 mg/dosis setiap hari selama 2 minggu,
5-10 mg/dosis untuk satu bulan
Dewasa 5-30mg/hari untuk satu bulan

Sianokobalamin (Vitamin Tablet 50 mcg


B12) Recommended intake
Anak
1-3 tahun 0,9 mcg/hari
4-8 tahun 1,2 mcg/hari
9-13 tahun 1,8 mcg/hari
Anak > 14 tahun dan dewasa 2,4 mcg/hari
Hamil 2,6 mcg
Menyusui 2,8 mcg/hari
Defisiensi B 12
Dewasa oral 250 mcg/hari

Vitamin B kompleks Tablet 10 mg


Multivitamin yang 1-2 kaplet sehari sesudah makan
mengandung Kombinasi
Vit C 500 mg, serta Vit B1
15-50 mg, vit B2 10-25 mg, vit
B6 5-10 mg, vit B12 5-100
mcg, nicotinamide 50-100 mg,
pantothenic acid 18-20 mg

Suplemen besi yang 1x 1 kaplet


mengandung: Dapat ditingkatkan menjadi 2x sehari bila perlu
Fe 250 mg-300 mg,
manganese sulfate 200-400
mcg, copper sulfate 200-400
mcg, vit C 50 -100 mg, asam
folat 2 mg, vit-B12 15 mcg,
faktor intrisik 25 mg.

Page 79
Multivitamin yang 1x sehari 1 tab
mengandung
• Vitamin A 4.000 IU • Vitamin
C 50 mg • Vitamin D 400 IU •
Vitamin E 10 mg • Vitamin B1
3 mg • Vitamin B2 3 mg •
Vitamin B6 2 mg • Vitamin
B12 2 mcg • Nikotinamida 20
mg • Kalsium pantotenat 5 mg
• Asam folat 1 mg • Biotin 0,1
mg • Besi (II) fumarat 20 mg •
Kalsium (sebagai karbonat)
100 mg • Tembaga 0,5 mg •
Mangan 0,5 mg • Magnesium
1 mg • Seng (Zn) 0,25 mg

Vitamin Neurotropik yang 3x 1-2 tab


mengandung Dapat diberikan bersama makanan untuk
Vitamin B1 disulfide 100 mg, mengurangi rasa tidak nyaman pada GI
vit B6 200 mg, vit B12 200
mcg

Sirup multivitamin untuk


balita gizi buruk,
mengandung kombinasi Per
5 ml : Vit A 4,000 IU, vit B1
2.5 mg, vit B2 2.5 mg, vit B6
0.75 mg, nicotinamide 15 mg,
panthenol 5 mg, vit C 60 mg,
vit D 200 IU, Fe 3.6 mg.

Sirup multivitamin untuk


balita gizi buruk,
mengandung kombinasi Per
5 ml : Vit A 2,000 IU, vit B1 5
mg, vit B2 2 mg, vit B6 5 mg,
vit B12 2mcg, nicotinamide 10
mg,asam folat 15mcg, kolin
5mg, inositol 12mg, biotin
100mcg, vit E 5 IU, Fe 5mg,
Zn 2,5mg, Mg 35mg, copper
300mcg, selenium 20mcg,
chromium 15mcg, lysine
100mg, L-glutamine 50mg.

Page 80
sirup antianemia untuk
balita mengandung Fe 15
mg

Page 81
FORMULARIUM PUSKESMAS KOTA YOGYAKARTA

ANALGETIK, ANTIPIRETIK, ANTIINFLAMASI NON STEROID, ANTIPIRAI

Keterangan

ES:
Nyeri abdominal, dispepsia, konstipasi, diare, nausea, ulser GI, edema, bronkospasme, sakit kepala, mengantuk, insomnia,
gangguan penglihatan, gagal jantung kongestif, hipertensi, takikardia, ruam, urtikaria, trombositopenia, anemia aplastik,
agranulositosis, tinitus, peningkatan enzim hati, gangguan fungsi ginjal
Anemia hemolitik autoimun, konvulsi (overdosis)

IO:
Meningkatkan aktivitas antikoagulan oral tetapi tidak signifikan. Risiko iritasi GI meningkat bersama dengan alkohol.
Meningkatkan toksisitas siklosporin, litium dan konvulsi dengan Siprofloksasin. Absorpsi meningkat dengan antasida. Efek
ACE Inhibitor kemungkinan akan mengalami antagonisasi

ES:

Dispepsia, sakit kepala, mual, diare, ISPA, nyeri abdominal, edema, flatulensi, gejala mirip influenza, nyeri punggung,
kejang otot, nyeri muskuloskeletal, ruam, anemia, perforasi GI, ulserasi dan/atau perdarahan. Pada anak-anak : Nyeri
abdominal, muntah, diare, sakit kepala, pireksia
Sindrom Steven Johnson, trombositopenia, nefritis interstisial, dan abnormalitas liver idiosinkratik
IO:
Dapat menurunkan efek antihipertensi. Meningkatkan klirens sekuestran asam empedu seperti kolestiramin. Meningkatkan
risiko gagal ginjal dengan diuretik, dapat menurunkan efek natriuretis dari firosemid dan tiazida. Dapat meningkatkan
toksisitas metotreksat, Dapat meningkatkan konsentrasi plasma dan toksisitas dari litium. Meningkatkan risiko GI
parah dengan aspirin dan warfarin.

ES : Gangguan saluran pencernaan & perdarahan, ulkus peptikum, sakit kepala, pusing, penglihatan buram, tinitus (telinga
berdenging tanpa rangsang dari luar), kulit kemerahan, gatal-gatal, dan edema.
KI :
Sensitif terhadap Aspirin.
Riwayat perdarahan saluran pencernaan atau ulkus.

ES:
Dispepsia, muntah, nyeri abdominal, heartburn,mual, diare, nyeri epigastrik, edema, retensi cairan, pusing, ruam, tinitus.

Page 82
.

6 g dapat menyebabkan hepatotoksic,


ES:
Mual, reaksi alergi, ruam kulit, nekrosis tubular renal akut

IO:
Mengurangi absorpsi kolestiramin selama 1 hari setelah pemberian. Absorpsi terakselerasi dengan metoklopramid. Efek
menurun dengan barbiturat, karbamazepin, hidantoin, rifampisin dan sulfinpirazon. Parasetamol kemungkinan
meningkatkan efek warfarin
Parasetamol meningkatkan risiko kerusakan hati para alkoholik kronis. Peningkatan risiko toksisitasdengan obat
hepatotoksik lain atau obat yang menginduksi enzin mikrosomal seperti barbiturat, karbamazepin, hidantoin, rifampisin dan
sulfinilpirazon

ES:
Gangguan GI, sakit kepala, pusing, ruam, perdarahan GI, peptik ulser, abnormalitas fungsi ginjal. Nyeri dan kerusakan
jaringan pada tempat injeksi (IM), iritasi lokal (rektal), rasa terbakar yang transien dan menyengat (oftalmik), Sindrom
Steven-Johnson, dermatitis eksfoliatif, nekrolisis epidermal toksik

IO:
Tidak untuk diberikan IV pada pasien yang menerima AINS lain atau antikoagulan termasuk heparin dosis rendah. Fungsi
renal kemungkinan menjadi lebih buruk ketika digunakan bersama siklosporin atau triamteren. Absorpsi bervariasi apabila
diberikan bersama sukralfat, kolestiramin atau kolestipol. Aplikasi oftalmik dari diklofenak dapat menurunkan efikasi
asetilkolin oftalmik dan karbakol. Meningkatkan risiko ulser GI dan perdarahan ketika digunakan bersama kortikosteroid,
aspirin, atau antikoagulan.

Page 83
ES:
Lihat Natrium diklofenak

IO:
Lihat Natrium diklofenak

Tidak diberikan saat serangan akut


ES:
Ruam, alopesia, gangguan GI, gangguan indera pengecap, mual, muntah, nyeri abdominal, diare, parestesia, neuropati
periferal, vertigo, sakit kepala, nekrosis hepatik, mengantuk, neuritis, artalgia, hipertensi
Potentially Fatal: Sindrom Steven-Johnson atau Lyell (urtikaria, demam, limfadenopati, artalgia). Sewaktu-waktu,
trombositopenia, agranulositosis dan anemia aplastik

IO:
Peningkatan risiko ruam kulit jika digunakan bersama ampisilin atau amoksisilin. Dapat memperpanjang waktu paruh
klorpropamid dan dikumarol. Dapat meningkatkan level serum siklosporin. Dapat meningkatkan depresi sumsum tulang
apabila digunakan bersama siklofosfamid.
Berpotensi fatal : Meningkatkan efek hematologi dari azatiopin dan merkaptopurin apabila diberikan bersama
allopurinol

2. ANESTETIK
Keterangan

ES:
Serpihan bekuan kimia mungkin muncul jika disemprot terlalu lama pada kulit. Nefrotoksisitas dan hepatotoksisitas
(pemaparan jangka panjang)

ES:
Pusing, parestesia, mengantuk, bingung, depresi pernapasan dan konvulsi , Hipotensi dan bradikardia yang mengarah
ke gagal jantung, anafilaksis

IO:
meningkatkan efek kardiak dengan fenitoin IV. Efek diantagonis dengan hipokalemia akibat asetazolamid, diuretik loop dan
tiazid. Dosis kemungkinan meningkat dengan penggunakan jangka panjang fenitoin dan induser enzim lain

Page 84
Simetidin dan propranolol meningkatkan konsentrasi plasma dan toksisitas. Peningkatan risiko depresi miokardial
dengan pengeblok beta dan antiaritmia lain

ES:

Mulut kering, disfagia, konstipasi, flushing dan kulit kering, takikardia, palpitasi, aritmia, midriasis, fotofobia, sikloplegia,
peningkatan tekanan intraokuler. Dosis toksik menyebabkan takikardia, hiperpireksia, ketidaktenangan, bingung,
ketertarikan, halusinasi, delirium dan dapat berkembang ke kegagalan sirkulasi dan depresi pernapasan. Aritmia atrial,
disosiasi AV, ektopik ventrikular multipel

IO:
Peningkatan efek antikolinergik dengan kuinidin, antidepresan dan beberapa antihistamin
ES:
Ketergantungan psikologi dan fisik dengan sindrom ketergantungan, lelah, mengantuk, sedasi, ataksia, vertigo, bingung,
depresi, gangguan GI, perubahan salivasi, amnesia, jaundis, eksitasi paradoksikal, peningkatan jumlah enzim hati,
kelemahan otot, gangguan visual, sakit kepala, bicara tak jelas dan disatria, perubahan mental, inkontinensia, konstipasi,
hipotensi, takikardia, perubahan libido, nyeri dan tromboflebitis di sekitar tempat injeksi

Berpotensi Fatal
Depresi pernafasan dan SSP, koma
IO:
Meningkatkan klirens diazepam jika digunakan bersama fenitoin, karbamazepin dan fenobarbital. Deteriorasi yang bersifat
reversibel dari parkinsonisme dapat muncul jika diberikan bersama levodopa. Kombinasi dengan litium dapat menyebabkan
hipotermia. Diperlukan pengurangan dosis narkotik jika digunakan secara konkuren
Berpotensi fatal :
Fenotiazin, barbiturat, MAOI, mempotensiasi aksi diazepam. Penambahan efek depresan SSP dengan alkohol dan
depresan SSP atau pengobatan psikoaktif. Potensiasi aksi sama dengan analgesik, anestesi dan beberapa
antikonvulsan

3. ANTI ALERGI DAN OBAT UNTUK ANAFILAKSIS

Page 85
Keterangan
ES:

Depresi SSP, sedasi, mengantuk, kelesuan, pusing, gangguan GI, anoreksia atau kenaikan nafsu makan, nyeri epigastrik,
pandangan kabur, disuria, mulut kering, ketat di bagian dada, hipotensi, kelemahan otot, tinitus, euforia, sakit kepala,
stimulasi SSP paradoksikal.

Potentially Fatal: .
Kolaps CV dan kegagalan pernapasan
IO:
Meningkatkan efek sedatif dari obat psikotropik seperti barbiturat, hipnotis, analgesik opioid, ansiolitik dan antipsikotik.
Interaksi dengan alkohol dapat berbahaya (sedasi, eksitasi)

ES:

insomnia, malaise, sakit kepala, pusing, ketidaknyamanan GI, mulut kering, nyeri abdominal, diare, nausea, muntah,
hipersensitivitas musiman, epistaksis, faringitis, bronkospasme

IO:
Meningkatkan INR dan epistaksis jika diberikan bersamaan warfarin
Depresan SSP dan antikolinergik dapat mempotensiasi depresi SSP oleh setirizin

ES:
Efek SSP, gangguan GI, nyeri epigastrik, kelainan CV, kesulitan dalam mikturisi dan retensi urin, dispnea, hiperglikemia,
berkeringat, hipersalivasi, kelemahan, tremor, ekstrimitas dingin, hipokalemia. Gangren, nekrosis jaringan, dan
penglupasan (ekstravasasi) apabila digunakan sebagai tambahan anestesi lokal.

IO:

Page 86
Anestetik inhalasi halogen, alfa dan beta bloker, melildopa, guanetidin, obat dengan efek vasokonstriktos dan menekan,
antihipertensi, penghalang neuron adrenergik, obat pendeplesi kalium, glikosida jantung, efedra, yohimbi. TCA dapat
menginduksi hipertensi dan aritmia

ES: Retardasi pertumbuhan, osteoporosis, ulkus peptikum, glaukoma dan katarak subcapsular, fraktur kompresi
vertebral. Gejala seperti Cushing, disfungsi pankreas dan pankreatitis, gangguan GI, meningkatkan nafsu makan,
meningkatkan kerapuhan kulit. Peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
Berpotensi Fatal: HPA supresi, CV kolaps admin IV cepat.
IO:

Peningkatan risiko hipokalemia bila digunakan bersamaan dengan obat-obatan yang mendeplesi kalium seperti amfoterisin
B dan diuretik loop. Mengurangi kemanjuran isoniazid, salisilat, vaksin dan toksoid. Peningkatan aktivitas deksametason
dan siklosporin bila digunakan bersama-sama. Bersamaan dengan penggunaan aspirin atau etanol dapat menyebabkan
peningkatan ES GI.
Berpotensi Fatal: Mengurangi keberhasilan dalam kombinasi dengan efedrin, kolestiramin, fenitoin, fenobarbital dan
rifampisin.

ES:

letih, mual, sakit kepala (jarang terjadi)

P: hamil dan laktasi

ES:

Depresi SSP, sedasi

KI:neonatus

P: pada usia lanjut dosis perlu diturunkan

4. ANTIDOT DAN OBAT LAIN UNTUK KERACUNAN

Keterangan

Page 87
ES:

Mulut kering, disfagia, konstipasi, flushing dan kulit kering, takikardia, palpitasi, aritmia, midriasis, fotofobia, sikloplegia,
peningkatan tekanan intraokuler. Dosis toksik menyebabkan takikardia, hiperpireksia, ketidaktenangan, bingung,
ketertarikan, halusinasi, delirium dan dapat berkembang ke kegagalan sirkulasi dan depresi pernapasan. Tetes mata :
Toksisitas sistemikumumnya pada anak-anak, dan penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan iritasi, hiperemi,
edema dan konjungtivitis. Peningkatan tekanan intraokular. Inhalasi : mulut kering, Aritmia atrial, disosiasi AV, ektopik
ventrikular multipel

IO:
Peningkatan efek antikolinergik dengan kuinidin, antidepresan dan beberapa antihistamin

ES:
Alkalosis metabolik, perubahan Mood, lelah, napas pendek, lemah otot, detak jantung tak beraturan, hipertonisitas otot,
kegugupan, tetani, nrpernatremia, hiperosmolaritas, hipokalsemia, hipokalemia, kram perut, flatulensi. Nekrosis jaringan
pada tempat injeksi.
IO:
Meningkatkan toksisitas dari amfetamin, efedrin, pseudoefedrin, flekainid, kuinidin dan kinin. Menurunkan efek dari litium,
klorpropamid dan salisilat akibat peningkatan klirens. Dapat berefek pada absorpsi beberapa obat akibat kenaikan pH
intragastrik

ES:
Gangguan osmosis
IO:
Mengurangi toksisitas cisplatin melalui inaktivasi kimia cepat dari komponen platinanya

untuk antidot MgSO4

Page 88
untuk antidot MgSO4

ES:
IO:
Dapat mempengaruhi absorpsi GI dari tetrasiklin

ES:
Oral : iritasi GI, diare air Parenteral : hipermagnesemia yang dikarakterisasi dengan nausea, muntah, flushing, haus,
hipotensi, mengantuk, bingung, bicara tidak jelas, pandangan ganda, bradikardia, kelemahan otot. Hipokalemia, ileus
paralitik
IO:
Oral : Menurunkan absorpsi dari tetrasiklin dan bifosfonat.
Penambahan efek penghambat neuromuskuler dengan aminolikosida, glikosida jantung. Penambahan efek nifedipin dan
depresan SSP.

5. ANTIEPILEPSI-ANTIKONVULSI

Keterangan
ES:
Ketergantungan psikologi dan fisik dengan sindrom ketergantungan, lelah, mengantuk, sedasi, ataksia, vertigo, bingung,
depresi, gangguan GI, perubahan salivasi, amnesia, jaundis, eksitasi paradoksikal, peningkatan jumlah enzim hati,
kelemahan otot, gangguan visual, sakit kepala, bicara tak jelas dan disatria, perubahan mental, inkontinensia, konstipasi,
hipotensi, takikardia, perubahan libido, nyeri dan tromboflebitis di sekitar tempat injeksi
Potentially Fatal: Respiratory distress
Depresi pernafasan dan SSP, koma
IO:Meningkatkan klirens diazepam jika digunakan bersama fenitoin, karbamazepin dan fenobarbital. Deteriorasi
yang bersifat reversibel dari parkinsonisme dapat muncul jika diberikan bersama levodopa. Kombinasi dengan
litium dapat menyebabkan hipotermia. Diperlukan pengurangan dosis narkotik jika digunakan secara konkuren
Fenotiazin, barbiturat, MAOI, mempotensiasi aksi diazepam. Penambahan efek depresan SSP dengan alkohol dan
depresan SSP atau pengobatan psikoaktif. Potensiasi aksi sama dengan analgesik, anestesi dan beberapa
antikonvulsan

Page 89
ES:
Hipersenstivitas, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, pusing, tremor, kecemasan transien, insomnia, gangguan GI
(nausea, muntah, konstipasi), melembutnya dan hiperplasia pada gusi, jerawat, hirsutisme, mengasarkan tampilan muka
epertiruam, osteomalasia. Toksisitas fenitoin dimanifestasikan sebagai sindrom serebelar, vertibular, efek okuler, seperty
nistagmus, diplopia, bicara tak jelas dan ataksia, juga disertau kebingungan mental, diskinesia, eksaserbasi dari frekuensi
kejang, hiperglikemia. Larutan injeksi dapat menyebabkan iritasi lokal atau flebitis.penggunaan jangka panjang dapat
menghasilkan efek subtel pada fungsi mental dan kognisi khususnya anak-anak

Berpotensi fatal : mekrosis epidermal toksik, sindom Steven-Johnson


IO:
Efek dengan obat sedatif lain atau etanol kemungkinan terpotensiasi. Meningkatkan efek toksik parasetamol dan litium.
Peningkatan risiko osteomalasia dengan asetazolamid. Pengurangan serum asiklovir, antineoplastik, benzodiazepin,
siprofloksasin, induser CYP2C9 (contoh karbamazepin), induser CYP2C19 (contoh rifampin) asam folat vigabatrin.
Meningkatkan konsentrasi serum bersama alopurinol, kapesitabin, simetidin, inhibitor CYP2C9 (flukonazol), inhibitor
CYP2C19 (delavirdin), disulfiram, metilfenidat, metronidazol, omeprazol, SSRI, trazodon, trimetoprim. Meningkatkan
metabolisme antiaritmia, antikonvulsan antipsikotik pengeblok beta, pengeblok kanal kalsium, kloramfenikol, kortikosteroid,
doksisiklin, estrogen. Inhibitor HMG CoA reduktase, metadon, teofilin, TCA

Mengurangi level/efek klozapin, siklospori, takrolimus, substrat CYP2B6 (citalopram) substrat CYP3A4 (misalnya
benzodiazepin), digoxin, itrakonazol, levodopa, neuromuskular-blocking agen, hormon tiroid, topiramat. Meningkatkan
level / efek dopamin, tiklopidin. Asam valproik dapat menggantikan fenitoin dari situs pengikat, dan mempengaruhi
konsentrasi serum fenitoin. Secara Transien meningkatkan respon hipotrombinemia untuk warfarin awalnya, diikuti oleh
penghambatan respon.

Potentially Fatal: Meningkatkan sifat hipotensi dopamin dan sifat depresan jantung lidokain

Page 90
ES:
Bradikardia, hipotensi, sinkop, mengantuk, lesu, eksitasi atau depresi SSP, gangguan penilaian, efek mabuk, kebingungan,
mengantuk, agitasi, hyperkinesia, ataksia, gugup, sakit kepala, insomnia, mimpi buruk, halusinasi, kecemasan, pusing,
ruam, dermatitis eksfoliatif; mual, muntah, sembelit, agranulositosis, trombositopenia, anemia megaloblastik, sakit di situs
injeksi, tromboflebitis (IV), oliguria: spasme laring, depresi pernafasan, apnea (terutama dengan pemberian IV cepat),
hipoventilasi.
Berpotensi Fatal: sindrom Stevens-Johnson.

IO:
Dapat meningkatkan potensi hepatotoksik dari overdosis paracetemaol. Dapat menurunkan kadar / efek isoenzim CYP
berbagai substrat misalnya tenoposid, metotreksat, antipsikotik, β-blockers, calcium-channel blocker, antikonvulsan lainnya,
kloramfenikol, simetidin, kortikosteroid, siklosporin, doksisiklin, estrogen, felbamat, griseofulvin, takrolimus, furosemid,
metadon, kontrasepsi oral, teofilin, TCA, warfarin. Dapat mengurangi efek guanefesin. Mengurangi metabolisme dan atau
toksisitas meningkat dengan kloramfenikol, felbamat, MAOI, asam valproik. Dapat meningkatkan efek nefrotoksik dari
metoksifluran.

Berpotensi Fatal: penambahan efek sedasi dan / atau depresi pernafasan dengan etanol, sedatif, antidepresan,
analgesik opioid, benzodiazepin dan depresan SSP lain. Dapat menurunkan kadar / efek obat antiaritmia misalnya
disopiramida, propafenon, kuinidin.

ES:
Pusing, mengantuk, ataksia, mulut kering, sakit perut, mual, muntah, anoreksia, leukopenia, proteinuria, gagal ginjal, gagal
jantung, dan hiponatremia.
Berpotensi Fatal: agranulositosis, anemia aplastik, gagal hati, dermatitis eksfoliatif parah dan sindrom Stevens-Johnson.

IO:
Mengurangi toleransi terhadap alkohol, memperpendek T1 / 2 dari doksisiklin. Penurunan kemanjuran kontrasepsi oral bila
digunakan dengan carbamazepine. Peningkatan konsentrasi plasma karbamazepin oleh propoksifen. Kadar serum
menurun dengan fenitoin, fenobarbital, primidon.

Page 91
Berpotensi Fatal: reaksi neurotoksik bila dikombinasikan dengan litium.

ES:
Oral: iritasi GI, diare berair.
Parenteral: Hipermagnesaemia ditandai dengan mual, muntah, flushing, haus, hipotensi, mengantuk, kebingungan, bicara
cadel, penglihatan ganda, bradikardia, kelemahan otot. Hipokalsemia, ileus paralitik.
IO:
Oral: Mengurangi penyerapan tetrasiklin dan bifosfonat. Penambahan efek pengeblok neuromuskuler dengan
aminoglikosida, glikosida digitalis. Penambahan efek dengan nifedipine dan depresi SSP.

6. ANTIINFEKSI
Keterangan

ES:
diare yang Bersifat sementara, sakit perut, mual, muntah, sakit kepala, tinitus, mati rasa, demam dan pusing.
Berpotensi Fatal: mielosupresi (dosis tinggi).
IO:
Mengurangi kadar plasma dengan enzim induser misalnya fenitoin, karbamazepin. Peningkatan kadar plasma dengan
simetidin.

ES:
Anoreksia, mual, muntah, kram perut, mengantuk, insomnia, diare, tenesmus, peningkatan SGOT, sakit kepala, pusing,
ruam.
IO:
Berpotensi Fatal: Saling antagonis dengan piperazine.

ES:

Page 92
Hiperaktif, agitasi, insomnia, pusing, ruam makulopapular, dermatitis eksfoliatif, urtikaria, vaskulitis hipersensitivitas, diare,
mual, muntah, anemia, trombositopenia, leukopenia, agranulositosis.
Berpotensi Fatal: hipersensitivitas neuromuskular, kolitis pseudomembranosa.
IO:

Peningkatan tingkat dengan disulfiram dan probenesid. Penurunan efek dengan tetrasiklin dan kloramfenikol.
Berpotensi Fatal: Meningkatkan efek antikoagulan oral.

ES:
Reaksi hipersensitivitas termasuk utikaria, demam, nyeri sendi, ruam, angioedema, reaksi serum sickness, anemia
hemolitik, nefritis interstisial, neutropenia, trombositopenia, toksisitas SSP termasuk kejang-kejang, diare, antibiotik terkait
kolitis.
Berpotensi Fatal: Anafilaksis.
IO:
Probenesid memperpanjang T1 / 2 dari benzatin benzilpenisilin. Bakteriostatik obat misalnya kloramfenikol, tetrasiklin,
antibakteri lain; antikoagulan.

ES:
Mual, muntah, gangguan epigastrium, diare, lidah berbulu hitam, kulit letusan (makulopapular untuk dermatitis eksfoliatif),
urtikaria dan reaksi serum sickness lain, edema laring, demam, eosinofilia.
Berpotensi Fatal: Anafilaksis.
IO:
Mengurangi penyerapan dengan neomisin. Tingkat / efek dapat ditingkatkan dengan probenesid. Dapat mengurangi
khasiat estrogen yang mengandung kontrasepsi oral.
Berpotensi Fatal: Peningkatan risiko reaksi anafilaksis dengan Nadolol dan propranolol.

ES:
gangguan GI, mual, muntah, diare, diskrasia darah, urtikaria, dermatitis eksfoliatif, ruam, demam, kejang, nefritis interstitial.

Berpotensi Fatal: anafilaktik syok, kolitis pseudomembranosa, neuromuskuler hipersensitivitas, ketidakseimbangan


elektrolit.
IO:
Penggunaan simultan dengan kontrasepsi oral dapat menyebabkan peningkatan risiko perdarahan dan mengurangi
kemanjuran kontrasepsi. Ruam kulit meningkat dengan allopurinol. Probenesid meningkatkan kadar darah. Sinergisme
dengan β-laktamase inhibitor, asam klavulanat atau sulbaktam, penisilinase-stabil misalnya obat, kloksasilin atau
flukloksasilin dan aminoglikosida.
Berpotensi Fatal: Meningkatkan disulfiram dan antikoagulan efek.

ES:

Page 93
pewarnaan gigi Tetap, ruam, superinfeksi, mual, gangguan GI, glositis, disfagia, fotosensitifitas, hipersensitivitas, anemia
hemolitik, trombositopenia, neutropenia dan eosinofilia. Anafilaksis.

IO:
Penurunan penyerapan dan bioavailabilitas bila digunakan dengan antasida, kalsium, magnesium, dan besi. Konsumsi
etanol kronis mengurangi konsentrasi serum. Metabolisme meningkat induser enzim hati seperti rifampisin, fenitoin dan
karbamazepin. Dapat mengurangi efektivitas kontrasepsi oral.
Berpotensi Fatal: Meningkatkan toksisitas digoxin dan efek antikoagulan oral.

Untuk peptic ulcerative spesifik dan penggunaannya dikombinasikan dengan obat lain.
ES:

Ulserasi esofagus, mual, muntah, kandidiasis oral, diare, pembakaran epigastrium, sakit tenggorokan, lidah berbulu hitam,
pankreatitis, onkolisis, perubahan warna gigi (gigi anak dalam perkembangan) dan kuku, tinitus, gangguan penglihatan,
superinfeksi, fotosensitifitas, hipersensitivitas,
Berpotensi Fatal: Anafilaksis, hepatotoksisitas, nefrotoksisitas, diskrasia darah
IO:
Penyerapan dikurangi dengan kation divalen dan trivalen, preparat besi preparat dan antasida. Mengurangi efektivitas
kontrasepsi oral. Penggunaan bersamaan dapat meningkatkan tingkat lithium, digoksin, halofantrine dan teofilin,
penurunan konsentrasi atovakuon, meningkatkan efek antikoagulan dengan warfarin, meningkatkan risiko Ergotisme
dengan alkaloid ergot.
Berpotensi Fatal: efek nefrotoksik diperburuk oleh diuretik, metoksifluran atau obat nefrotoksik lain, hindari
penggunaan bersamaan dengan obat-obatan yang berpotensi hepatotoksik. Peningkatan kejadian hipertensi
intrakranial jinak dengan retinoid.

ES:
Hipersensitivitas, gangguan GI, stomatitis, glositis, ensefalopati depresi, mental dan sakit kepala, ototoksik. Anemia
hemolitik (bentuk Mediterania G6PD), reaksi Jarish-Herxheimer. Penggunaan jangka panjang dapat menyebabkan
perdarahan, neuritis perifer dan optik.
Berpotensi Fatal: depresi sumsum tulang, sindrom bayi keabuan, reaksi anafilaksis.

IO:
Berpotensi Fatal: Obat yang menekan fungsi sumsum tulang

Page 94
ES:
Gagal ginjal, mual, muntah, diare, anoreksia, ruam kulit, urtikaria.
Berpotensi Fatal: sindrom Stevens-Johnson, agranulositosis, nekrolisis epidermal toksik, nekrosis hati.
IO:

Mengurangi konsentrasi siklosporin dalam darah bila digunakan secara bersamaan. Meningkatkan toksisitas metotreksat.
Menghambat izin fenitoin. Mempotensiasi warfarin dan hipoglikemik oral.
Berpotensi Fatal: Pemberian bersamaan dengan pirimetamin menyebabkan anemia megaloblastik. Peningkatan
kerusakan ginjal dengan siklosporin.

ES:

Ruam, urtikaria, mual, muntah, ketidaknyamanan GI; ototoksik, neurotoksisitas pusat; agranulositosis, aritmia, pankreatitis.

Berpotensi Fatal: Hepatotoksisitas, kolestatik ikterus; serum transaminase naik; eosinofilia.

IO:

Mungkin mengantagonis efek terapi linkomisin dan klindamisin. Penggunaan bersamaan dapat menyebabkan peningkatan
penyerapan alkohol.
Berpotensi Fatal: bisa memperkuat efek blocker neuromuskuler, antikoagulan oral, siklosporin,
theophylline.Terfenadine, astemizol, toksisitas cisapride meningkat.

ES:
gangguan GI, sakit kepala, tremor, kebingungan, kejang, ruam, nyeri sendi, fototoksisitas. peningkatan kreatinin serum.
Hematologis, hati dan gangguan ginjal. Vaskulitis kolitis, pseudomembranosa dan takikardia. Fototoksisitas. Reaksi
anafilaktoid, penangkapan cardiopulmonary.
* Tidak sebagai pilihan utama untuk infeksi Kuman gram negatif

IO:

Page 95
Mungkin mengantagonis efek terapi linkomisin dan klindamisin. Penggunaan bersamaan dapat menyebabkan peningkatan
penyerapan alkohol.
Berpotensi Fatal: bisa memperkuat efek blocker neuromuskuler, antikoagulan oral, siklosporin,
theophylline.Terfenadine, astemizol, toksisitas cisapride meningkat.

ES:

gangguan GI misal mual, rasa tidak menyenangkan, lidah terasa logam, diare atau sembelit. Lidah berbulu, glositis, dan
stomatitis karena pertumbuhan berlebih dari Candida. Jarang, antibiotik terkait kolitis. Kelemahan, pusing, ataksia, sakit
kepala, mengantuk, insomnia, perubahan mood atau kondisi mental. Mati rasa atau kesemutan pada kaki, kejang
epileptiform (dosis tinggi atau pengobatan jangka panjang). Transient leucopenia dan trombositopenia. Reaksi
hipersensitivitas. Uretra ketidaknyamanan dan penggelapan urin. Dibesarkan enzim nilai hati, hepatitis kolestasis, ikterus.
Tromboflebitis (IV).

Berpotensi Fatal: Anafilaksis.

IO:
Akut psikosis atau kebingungan dengan disulfiram. Aditif / efek sinergis dengan antimikroba lain. Efek berkurang
withphenobarbital atau fenitoin. Disulfiram seperti reaksi dengan alkohol. Peningkatan risiko ES antikoagulan kumarin,
fenitoin, lithium, ciclosporin, fluorourasil. Peningkatan risiko efek neurologis dengan simetidin.

ES:
Anemia, neuropati perifer, hemolisis dan methaemoglobinamea (berhubungan dengan dosis), sindrom nefrotik, perubahan
psikologis, hepatitis. Lainnya: Mual, muntah, anoreksia, sakit kepala, ruam makulopapular, nekrolisis epidermal toksik,
sindrom Stevens-Johnson. Topikal: Kekeringan, kemerahan, mengelupas, dan sifat manis mulut di situs aplikasi.

Berpotensi Fatal: agranulositosis, reaksi hipersensitivitas yang serius pada kutaneus, dermatitis eksfoliatif
IO:

Page 96
Penurunan konsentrasi serum dapson bila digunakan dengan rifampisin. Peningkatan plasma konsentrasi dengan
probenesid, trimethoprim. mengantagonis klofazimin

Untuk profilaksis TB pada Anak dan HIV/AIDS


ES:

Periferal neuritis, neuritis optik, reaksi psikotik, kejang-kejang, mual, muntah, kelelahan, tekanan epigastrium, gangguan
penglihatan, demam, ruam, defisiensi piridoksin.
Berpotensi Fatal: Hepatotoksisitas.
IO:
Dapat meningkatkan toksisitas karbamazepin diazepam, etosuksimid, fenitoin, dan triazolam, klorsoksazon, teofilin,
klofazimin, sikloserin dan warfarin. Dapat meningkatkan metabolisme enfluran mengakibatkan nefrotoksik level fluorid.
Mengurangi efektivitas dan peningkatan risiko neuropati perifer dan hepatotoksisitas dengan alkohol. Mengurangi absorpsi
dengan antasida yang mengandung aluminium, memberikan setidaknya 1 jam sebelum antasid tersebut. Penurunan kadar
serum dengan ketokonazol, zalcitabin. Peningkatan risiko neuropati perifer dengan stavudin dan zalcitabin.
Berpotensi Fatal: Peningkatan risiko hepatotoksisitas dengan rifampisin dan obat hepatotoksik lainnya.

ES:

Pusing, vertigo, tinitus, ataksia, reaksi hipersensitivitas, ototoksisitas dan nefrotoksisitas.


Berpotensi Fatal: anafilaktik syok, anemia aplastik dan agranulositosis. Sindrom Stevens-Johnson dan nekrolisis
epidermal toksik.

IO:
H1-receptor blockers mungkin menutupi tanda-tanda awal dari ototoksik. Dapat mengurangi ekskresi zalcitabin. Dapat
menghambat aktivitas α-galaktosidase.
Berpotensi Fatal: mempotensiasi nefrotoksisitas dihasilkan oleh aminoglikosida lainnya, vankomisin dan beberapa
sefalosporin. Mempotensiasi ototoksisitas diproduksi oleh aminoglikosida lainnya, asam etakrinat, manitol,
diuretik furosemid dan lainnya.

Bentuk sediaan dan penggunaan sesuai


Dengan program TB
Nasional

Bentuk sediaan dan penggunaan sesuai


Dengan program TB
Nasional

Page 97
Bentuk sediaan dan penggunaan sesuai
Dengan program TB
Nasional

Bentuk sediaan dan penggunaan sesuai


Dengan program TB
Nasional

Bentuk sediaan dan penggunaan sesuai


Dengan program TB
Nasional

Bentuk sediaan dan penggunaan sesuai


Dengan program TB
Nasional

Bentuk sediaan dan penggunaan sesuai


Dengan program TB
Nasional

ES:
Mengiritasi mata dan selaput lendir, gangguan GI, trombositopenia, leukopenia, gagal ginjal, hepatotoksisitas, efek SSP,
perubahan EEG, neuropati perifer dan otonom, reaksi lokal.

ES:
Diare, mual, muntah, sakit perut, sakit kepala, pusing, trombositopenia, eosinofilia.
Berpotensi Fatal: kolitis pseudomembranosa.
IO:
Peningkatan konsentrasi dengan probenesid.
Berpotensi Fatal: Dapat meningkatkan waktu protrombin dengan antikoagulan.

Page 98
ES:
erosi Oral, tekanan GI, penyimpangan rasa, pusing, kebingungan, sakit kepala, depresi, insomnia, kelelahan, neuritis
perifer, fotosensitifitas, ruam kulit, urtikaria, eritema multiformis, leukopenia, proteinuria.
Berpotensi Fatal: Hepatotoksisitas; angioedema.

IO:
Mengantagoniskan antikoagulan oral dan kontrasepsi oral. Penurunan penyerapan GI dengan fenobarbital. Konsentrasi
plasma berkurang dengan induser enzim misalnya fenilbutazon dan hipnotik.
Berpotensi Fatal: Meningkatkan efek dari alkohol dan menyebabkan reaksi-seperti disulfiram.

ES:
gangguan GI misalnya mual dan muntah, ruam, dermatitis, sensasi terbakar, pruritus, sakit kepala, pusing, mengantuk,
demam dan menggigil, trombositopenia, ginekomastia, impotensi, tekanan intrakranial, fotofobia, peningkatan transien
dalam LFT.
Berpotensi Fatal: Hepatotoksisitas.
IO:
Mengurangi penyerapan dengan antimuskarinik, antasid,penghambat H2-, PPI, sukralfat. Mengurangi konsentrasi plasma
dengan rifampisin, isoniazid, efavirenz, nevirapin atau fenitoin. Dapat mengurangi konsentrasi isoniazid dan rifampisin.
Dapat meningkatkan konsentrasi plasma dari substrat CYP3A4 seperti benzodiazepin, mirtazapin, nefazodon, takrolimus,
antikoagulan oral, rosiglitazon, sertindol, sildenafil. reaksi-seperti Disulfiram dengan alkohol. Dapat mengurangi efektivitas
kontrasepsi oral.

Page 99
Berpotensi Fatal: Peningkatan risiko aritmia jantung dengan astemizol, cisapride, pimozid, kuinidin atau nilotinib.
Dapat mengurangi metabolisme conviptan, hindari penggunaan bersamaan. Peningkatan risiko toksisitas dofetilid
ketika digunakan bersama-sama.

ES:
Mual, muntah, reaksi demam, ruam, mengantuk, diare, anoreksia dan penggelontoran, hepatitis. Lokal iritasi dan
sensitisasi, dermatitis kontak.
Berpotensi Fatal: IV: anafilaktik reaksi dan serangan jantung.
IO:
Peningkatan toksisitas dilaporkan dengan karbamazepin. Mikonazol bertindak sebagai inhibitor dari CYP3A4 dan CYP2D6
dan mungkin, karena itu, berinteraksi dengan sejumlah besar obat misalnya statin, HIV protease inhibitor, siklosporin,
takrolimus, sildenafil, kuinidin, pimozid, .
Berpotensi Fatal: Mempotensiasi efek antikoagulan dari warfarin. Peningkatan risiko kardiotoksisitas dengan
cisapride, astemizol atau terfenadine.

Hanya untuk di Puskesmas Perawatan


Hanya untuk di Puskesmas Perawatan

Hanya untuk malaria yang berat

ES:
gangguan GI misal mual, rasa tidak menyenangkan, lidah terasa logam, diare atau sembelit. Lidah berbulu, glositis, dan
stomatitis karena pertumbuhan berlebih dari Candida. Jarang, antibiotik terkait kolitis. Kelemahan, pusing, ataksia, sakit
kepala, mengantuk, insomnia, perubahan mood atau kondisi mental. Mati rasa atau kesemutan pada kaki, kejang
epileptiform (dosis tinggi atau pengobatan jangka panjang). Transient leucopenia dan trombositopenia. Reaksi
hipersensitivitas. Uretra ketidaknyamanan dan penggelapan urin. Dibesarkan enzim nilai hati, hepatitis kolestasis, ikterus.
Tromboflebitis (IV).

Berpotensi Fatal: Anafilaksis.

Page 100
IO:
Akut psikosis atau kebingungan dengan disulfiram. Aditif / efek sinergis dengan antimikroba lain. Efek berkurang
withphenobarbital atau fenitoin.
Berpotensi Fatal: Disulfiram seperti reaksi dengan alkohol. Peningkatan risiko ES antikoagulan kumarin, fenitoin,
lithium, ciclosporin, fluorourasil. Peningkatan risiko efek neurologis dengan simetidin.

ES:

Mual, muntah, sakit kepala, diare, ruam, perubahan hematologis (sesekali), peningkatan enzim hati, terbakar, gatal atau
eritema (penggunaan topikal). Aplikasi mata dapat menimbulkan penyengat, blefaritis keratopati superfisial, belang-belang
atau konjungtivitis. pemberian IV: Reaksi lokal, nyeri, peradangan, flebitis, ekstravasasi menyebabkan ulserasi.
Peningkatan BUN dan / atau kreatinin. Jarang gagal, ginjal.
Berpotensi Fatal: Kadang neurotoksisitas setelah digunakan IV: Kelesuan, kebingungan, agitasi, tremor, kejang,
koma.
IO:
Probenesid menurunkan ekskresi urin dan meningkatkan waktu paruh. Risiko gangguan ginjal meningkat karena obat
nefrotoksik lain.

Page 101
7. ANTI MIGREN
Keterangan

ES:

Gastrointestinal: trombosis arteri mesenterika, kolitis iskemik, mual, muntah, gangguan epigastrium, kram perut, diare,
sembelit.
Alergi: spasme laring dan gangguan pernapasan, faringitis dan agranulositosis, demam dikombinasikan dengan sakit dan
sakit tenggorokan, ruam eritematosa.
Pernapasan: Bronkospasme.
Hematologi: agranulositosis, nonthrombocytopenic purpura, thrombocytopenic purpura.
Autoimun: Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, lupus eritematosus sistemik telah dilaporkan.
IO:
Aluminium hidroksida gel sangat mengurangi penyerapan usus propranolol.
Etanol memperlambat tingkat penyerapan propranolol.
Fenitoin, phenobarbitone, dan rifampin mempercepat klirens
Klorpromazin, bila digunakan bersamaan dengan propranolol, menghasilkan peningkatan level plasma kedua obat.
Antipirin dan lidokain mengurangi klirens bila digunakan bersamaan dengan propranolol.
Tiroksin mengakibatkan konsentrasi T3 lebih rendah dari yang diharapkan bila digunakan bersamaan dengan propranolol.
Simetidin menurunkan metabolisme hepatik dari propranolol, eliminasi menunda dan tingkat darah meningkat.
Klirens teofilin berkurang bila digunakan bersamaan dengan propranolol.

Page 102
NTINEOPLASTIK, IMUNOSUPRESAN DAN OBAT UNTUK TERAPI PALIATIF
Keterangan

9. ANTIPARKINSON
Keterangan
ES:

Mulut kering, penglihatan kabur, konstipasi, retensi urin, glaukoma, kebingungan, mengantuk, gelisah, halusinasi.

Berpotensi Fatal: Aritmia, disosiasi AV, ektopik ventrikel multipel.

IO:
Menunda penyerapan obat oral lainnya.

Berpotensi Fatal: penambahan aktivitas antikolinergik dengan antidepresan trisiklik, obat antiparkinson,
antihistamin, fenotiazin dan kinidina.

10. DARAH DAN OBAT YANG MEMPENGARUHI


Keterangan

ES:
gangguan GI, reaksi hipersensitivitas; bronkospasme.
IO:
Antiepilepsi, kontrasepsi oral, obat anti-TB, alkohol, aminopterin, metotreksat, pirimetamin, trimetoprim dan sulfonamid
dapat mengakibatkan penurunan konsentrasi folat serum. Mengurangi konsentrasi serum fenitoin.

ES:
iritasi GI, sakit perut dan kram, mual, muntah, sembelit, diare tinja, gelap dan perubahan warna urin; mulas.
IO:
Penurunan penyerapan zat besi dengan antasid, kolestiramin, trientine, inhibitor pompa proton. Penurunan penyerapan zat
besi dan tetrasiklin ketika pemberian bersama-sama. Menunda respon terhadap zat besi pada pasien kloramfenikol
sistemik. Mengurangi kemanjuran levotiroksin dengan besi. Penurunan penyerapan sefdinir, bifosfonat, entakapon,
flouroquinolones, levodopa, metildopa dan penisilamin.

Page 103
ES:
Anafilaksis, dispnea, sianosis, nyeri, bengkak, flebitis di situs inj, diaforesis, pusing, hipotensi (jarang), reaksi alergi setelah
SC dan IM inj.
IO:
Penurunan efek antikoagulan oral.

ES:

Diare, mual, muntah, gangguan dalam warna, hipotensi pusing visi, (setelah inj IV cepat), kejadian tromboemboli.
IO:
Berpotensi Fatal: Peningkatan risiko pembentukan trombus dengan estrogen, Faktor IX kompleks konsentrat atau
konsentrat anti-koagulan inhibitor. Peningkatan risiko komplikasi trombotik fatal dengan tretinoin pada leukemia
promielositik akut.

11. ANTISEPTIK DAN DISINFEKTAN


Keterangan

Page 104
ES:

Lokal iritasi dan sensitivitas (jarang). Aplikasi untuk kulit gundul daerah yang luas dapat menghasilkan efek sistemik karena
penyerapan yodium.
ES:
Luka bakar iritasi pada kulit dan selaput lendir (larutan yang kuat), hipertrofi reversibel dari papila dari lidah dengan terus
menggunakan sebagai obat kumur, emboli gas, ruptur, proktitis kolitis usus, borok usus besar dan gangren dari usus telah
terjadi setelah bilasan kolon dengan larutan hidrogen peroksida.

ES:
Ketidaknyamanan lokal sedang

12. GIGI DAN MULUT, OBAT DAN BAHAN

Keterangan
Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi


Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Page 105
Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi


Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi


Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi


Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi


Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi
Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi


Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Page 106
Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi


Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

Penggunaan sesuai instruksi kerja Poliklinik Gigi

13. DIURETIK

ES:
ketidakseimbangan elektrolit dan Cairan. Ruam, fotosensitivitas, mual, diare, penglihatan kabur, pusing, sakit kepala,
hipotensi. Hiperglikemia, glikosuria, ototoksisitas.

Page 107
ES:
ketidakseimbangan elektrolit, mulut kering, haus, lesu, mengantuk, nyeri otot dan kram, hipotensi, reaksi hipersensitivitas
misalnya ruam, fotosensitivitas, trombositopenia, penyakit kuning, pankreatitis, kelelahan, kelemahan, mungkin memicu
serangan gout, impotensi, hiperglikemia, anoreksia, iritasi lambung, mual, muntah, sembelit, diare, sialadenitis, pusing,
mengangkat konsentrasi Ca.
Berpotensi Fatal: Reaksi hipersensitivitas.
IO:
Dapat menyebabkan hiponatremia bila digunakan dengan karbamazepin. Dapat meningkatkan risiko toksisitas bila
digunakan dengan allopurinol atau tetrasiklin.

14. HORMON, OBAT ENDOKRIN LAIN DAN KONTRASEPTIK

Keterangan
ES:
Hipoglikemia, kolestatik jaundice, agranulositosis, anemia aplastik, anemia hemolitik. diskrasia Darah (reversibel), disfungsi
hati, hipoglikemia, gejala GI, reaksi alergi pada kulit.
Berpotensi Fatal: hipoglikemia berkepanjangan terlihat pada pasien lanjut usia atau lemah dengan hati atau penyakit ginjal.
IO:
Peningkatan risiko hipoglikemia bila digunakan dengan β-bloker. Aditif hipoglikemik efek dengan insulin dan obat
antidiabetes lainnya. Metabolisme dapat dikurangi dengan kloramfenikol dan simetidin. Peningkatan efek hipoglikemik bila
digunakan dengan antidepresan siklik, kortikosteroid, salisilat, turunan sulfonamida (kecuali sulfasetamid). Metabolisme
glibenklamida meningkat bila digunakan bersama dengan rifampisin.

ES:
Muntah, nyeri GI, diare, pruritus, eritema, urtikaria, morbilliform, leukopenia, agranulositosis, trombositopenia, anemia
hemolitik, anemia aplastik dan pansitopenia, hiponatremia, perubahan akomodasi, penglihatan kabur, jaundice.
IO:
NSAID, salisilat, sulfonamid, kloramfenikol, kumarin, probenesid, inhibitor CYP2C9, turunan asam fibrik dan β-adrenergik
bloker dapat meningkatkan potensi aksi hipoglikemik dari glimepiride.
Tiazid dan diuretika lainnya, kortikosteroid, fenotiazin, tiroid produk, estrogen, kontrasepsi oral, fenitoin, asam nikotinat,
simpatomimetik, rifampisin, CYP2C9 dan isoniazid dapat mengurangi efek hipoglikemik dari glimepiride..

Page 108
ES:
Anoreksia, mual, muntah, diare, kehilangan berat, perut kembung, occasional metallic taste, weakness, hipoglikemia, ruam,
malabsorpsi vit B12. Chest discomfort, flushing, palpitasi, menggigil, sakit kepala, ringan, gangguan pencernaan, perut
tidak nyaman.
Berpotensi Fatal: asidosis laktat dalam adanya gagal ginjal dan alkoholisme.

ERTILITAS
Keterangan
Kontra Indikasi : Hamil, Ikterik, riwayat ikterik ES:
perubahan berat badan, sakit kepala, migrain, mual, muntah, sakit perut, diare, ruam, urtikaria, eritema nodosum, eritema
multiforme, chloasma, retensi cairan; hipersensitivitas; vag discharge, amenorea, oligomenorea, breast tenderness,
perubahan emosi & libido.

Resiko kehamilan dapat terjadi, apabila terlupa terutama pada awal siklus. ES:
Menstruasi, spotting, menorrhagia,amenorre,perubahan berat badan, sakit kepala, mual, nyeri perut, breast tenderness,
perubahan emosi, jerawat.

ES
Ketidak teraturan menstruasi,reaksi anafilaktik,tromboembolik,tromboflebitis, perubahan berat badan, perubahan warna
kulit di tempat suntikan, breast tenderness Kontra Indikasi :
Kehamilan, perdarahan di vagina atau kelainan patologis yang tidak diketahui penyebabnya

ES
Ketidak teraturan menstruasi,reaksi anafilaktik,tromboembolik,tromboflebitis, perubahan berat badan, perubahan warna
kulit di tempat suntikan, breast tenderness Kontra Indikasi :
Kehamilan, perdarahan di vagina atau kelainan patologis yang tidak diketahui penyebabnya

Page 109
Keterangan
Perlu perhatian bila ada tanda hipersensitivitas
Pengawasan harus dilakukan dengan ketat untuk mendeteksi agranulositosis; pasien harus melapor bila ada nyeri
tenggorokan
Bila ada neutropenia, obat harus dihentikan.
ES:
leukopenia ringan, sindrom seperti lupus, vaskulitis kulit, trombositopenia. Ruam kulit, urtikaria, artralgia dan demam.
ketidaknyamanan GI, muntah, sakit kepala.
Berpotensi Fatal: agranulositosis, anemia aplastik, luka hati, dan gagal hati.
IO:
Dapat meningkatkan potensi aktivitas antikoagulan. Dosis β-bloker, glikosida digitalis dan teofilin mungkin perlu dikurangi
ketika pasien menjadi eutiroid.

Keterangan
ES:
Retardasi pertumbuhan, osteoporosis, ulkus peptikum, glaukoma dan katarak subcapsular, fraktur kompresi
vertebral.seperti fitur Cushing-, disfungsi pankreas dan pankreatitis, gangguan GI, meningkatkan nafsu makan,
meningkatkan kerapuhan kulit. Peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
IO:
Peningkatan risiko hipokalemia bila digunakan bersamaan dengan
tiazida. Mengurangi kemanjuran isoniazid, salisilat, vaksin dan toxoid. Peningkatan aktivitas deksametason andcyclosporin
bila digunakan bersama-sama.
Bersamaan dengan penggunaan aspirin atau etanol dapat menyebabkan peningkatan ES GI.
Berpotensi Fatal: Mengurangi keberhasilan dalam kombinasi dengan efedrin, cholestyramine, fenitoin, fenobarbital dan
rifampisin.
Kontra Indikasi : Tukak Lambung,osteoporosis, penderita TBC aktif, herpes simplex, herpes zoster
Perhatikan untuk pemakaian jangka panjang : penghentian tidak boleh mendadak, dosis diturunkan secara bertahap untuk
menghindarkan terjadinya insufisiensi adrenal akut

ES:
Edema, hipertensi, aritmia, SSP, endokrin, efek metabolik dan GI, hirsutisme, jerawat, atrofi kulit, memar, hiperpigmentasi,
leukositosis transien, artralgia, kelemahan otot, osteoporosis, patah tulang, katarak, glaukoma, infeksi, reaksi
hipersensitivitas, nekrosis avaskular, malignansi sekunder, cegukan keras.
IO:

Page 110
Mengurangi efek antikolinestenerase di miastenia gravis. Dapat menurunkan efek hipoglikemik dari agen antidiabetes.
Mengurangi konsentrasi serum salisilat. Peningkatan efek hipokalemia dari diuretik (tiazid atau furosemid), amfoterisin B,
terapi bronkodilator dengan xanthin atau β2 agonis. Meningkatkan kejadian perdarahan GI dan ulserasi dengan NSAID.
Dapat meningkatkan efek antikoagulan dari warfarin. Penurunan tingkat / efek dengan induser CYP3A4 (aminoglutetimid,
karbamazepin, nafsilin, nevirapine, fenobarbital, fenitoin, dan rifampisin). Peningkatan kadar / efek dengan inhibitor
CYP3A4 (antijamur azol, klaritromisin, diklofenak, doksisiklin, eritromisin, imatinib, isoniazid, nefazodon, nikardipin,
propofol, inhibitor protease, kinidin, telitromisin, dan verapamil). Dapat menurunkan efek vaksin (organisme mati) atau
meningkatkan risiko infeksi vaksinasi (organisme hidup). Antasida dan sekuestran empedu dapat menurunkan penyerapan
kortikosteroid, pemberian terpisah oleh 2 jam. Peningkatan risiko miopati dengan neuromuskuler-blocking agen, tendinopati
dengan fluorokuinolon.

ES:
Insomnia, gugup, nafsu makan meningkat, gangguan pencernaan, pusing / ringan, sakit kepala, hirsutisme,
hipopigmentasi, diabetes mellitus, intoleransi glukosa, hiperglikemia, artralgia, katarak, glaukoma, epistaksis, diaforesis,
sindrom Cushing, edema, patah tulang, halusinasi, hipertensi, muscle-wasting, osteoporosis, pankreatitis, pituitary-adrenal
axis suppression, kejang.
IO:
Substrat dari CYP3A4, menginduksi CYP2C19, 3A4. Peningkatan risiko ulserasi GI dengan NSAID. Penurunan efek
dengan barbiturat, fenitoin, rifampisin. Penurunan efek salisilat, vaksin dan toxoid. Etanol dapat meningkatkan iritasi
mukosa lambung Kontra Indikasi : Ulkus Peptikum, Tuberkulosis,
Diabetes, gangguan jiwa dan kehamilan.

15. KARDIOVASKULER

ES:
Hipotensi, takikardia, flushing, sakit kepala, pusing, palpitasi syncope, confusion. Mual, muntah, sakit perut. Ketakutan,
gelisah, kelemahan dan vertigo.
Berpotensi Fatal: hipotensi berat, kolaps sirkulasi.
IO:
Peningkatan hipotensi efek dengan alkohol atau vasodilator. Hipotensi ortostatik ditandai dapat terjadi bila digunakan
dengan penghambat kanal kalsium. Efek vasodilator dapat dikurangi dengan dihydroergotamine. Efek ergotamine dapat
ditingkatkan. Mengurangi efektivitas bentuk sublingual dengan disopyramide.
Berpotensi Fatal: hipotensi signifikan dapat terjadi dengan fosfodiesterase-5 inhibitor

Page 111
ES :
Dapat terjadi anoreksia, mual, muntah dan sakit kepala., Gejala toksik pada jantung : kontraksi ventrikel prematur
multiform atau unifocal,takikardia ventrikular, desosiasi AV, aritmia sinus, takikardia atrium dengan berbagai derajat blokAV.
Gejala neurologik : depresi, mengantuk, rasa lemah, letargi, gelisah, vertigo, bingung
dan halusinasi visual.

IO :
Kuinidin, verapamil, amiodarondan propafenon dapat meningkatkan kadar digitalis. Diuretik, kortikosteroid, dapat
menimbulkan hipokalemia, sehingga mudah terjadi intoksikasi digitalis. Antibiotik tertentu menginaktivasi digoksin melalui
metabolisme bakterial di usus bagian bawah. Propantelin, difenoksilat, meningkatkan absorpsi digoksin. Antasida, kaolin-
peptin, sulfasalazin, neomisina, kolestiramin, beberapa obat kanker, menghambat absorpsi digoksin. Simpatomimetik,
meningkatkan resiko aritmia. Beta - bloker, kalsium antagonis, berefek aditif dalam penghambatan konduksiAV.

ES:
Hipotensi, takikardia, nyeri dada, palpitasi, pruritus, hiperkalemia. Proteinuria, angioedema, ruam kulit, taste disturbance,
batuk produktif, sakit kepala.
Berpotensi Fatal: Neutropenia, biasanya terjadi dalam 3 bln memulai terapi terutama pada pasien dengan disfungsi ginjal
atau penyakit kolagen.Hiperkalemia. Reaksi anafilaksis.
IO:
Pengobatan bersamaan dengan diuretik meningkatkan aksi hipotensi ACE inhibitors maka dosis awal harus tetap rendah.
Berpotensi Fatal: Risiko depresi sumsum tulang meningkat dengan terapi bersamaan dengan obat imunosupresif.
Hiperkalemia dapat terjadi jika digunakan bersama dengan suplemen kalium dan diuretik hemat kalium terutama jika fungsi
ginjal terganggu. Penggunaan bersama dengan NSAID dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal.

ES:
Sakit kepala, edema perifer, kelelahan, mengantuk, mual, nyeri perut, flushing, dispepsia, palpitasi, pusing. Jarang pruritus,
ruam, dispnea, asthenia, kram otot.
Berpotensi Fatal: Hipotensi, bradikardi, penundaan sistem konduktif dan CCF
IO:
Peningkatan metabolisme dengan rifampisin. Mengurangi efek hipotensi dengan kalsium. Mempotensiasi efek diuretik
thiazide dan inhibitor ACE. Hindari kombinasi dengan β-bloker pada pasien dengan fungsi ventrikel kiri nyata terganggu.
Dapat meningkatkan kadar serum CYP1A2 substrat misalnya aminofilin, fluvoxamine, ropinirole. CYP3A4 inhibitor
(misalnya klaritromisin, doksisiklin, isoniazid, nicardipine) dapat meningkatkan efek amlodipine.

Page 112
ES:
Sakit kepala, edema pergelangan kaki, hipotensi, pusing, kelelahan, flushing, mual, ketidaknyamanan GI, hiperplasia
gingiva, ruam, eritema multiforme, dermatitis eksfoliatif, fotosensitivitas, sesekali hepatitis.
Berpotensi Fatal: blok AV, bradikardi, ada detak jantung, penangkapan sinus.
IO:
Meningkatkan kadar serum teofilin. Simetidin dapat meningkatkan konsentrasi plasma diltiazem. Penggunaan bersamaan
dapat menyebabkan kadar darah meningkat siklosporin.
Berpotensi Fatal: β-bloker menambah kemungkinan hipotensi, gagal jantung dan gangguan konduksi. Dapat meningkatkan
potensi risiko bradikardi dan gangguan konduksi propranolol dan risiko neurotoksisitas lithium.
Kontra Indikasi : Sick Sinus Syndroma, hipotensi (tekanan
sistolik < 90mmHg) Hentikan pemberian obat bila : terjadi kelainan pada nilai fungsi hati (SGOT,SGPT); terjadi jaundice
atau hepatomegali

ES:
Pusing, flushing, sakit kepala, hipotensi, edema perifer, hepatitis, ruam, kram otot, sindrom nefrotik, psikosis akut,
hiperplasia gingiva.
IO:
Penggunaan bersama β-bloker dapat menimbulkan hipotensi berat dan infark myocard. Bioavailabilitas meningkat pada
penggunaan dengan simetidine,ranitidine.

Sarankan obat diminum bersama susu atau makanan. ES:


Pusing, sakit kepala, kelelahan, bradikardi. Mual, muntah, diare atau sembelit, perut tidak nyaman, mata menyengat, yang
ringan fotofobia, keratitis, penurunan kemampuan seksual. Gangguan GI, dispnea, ekstremitas dingin, insomnia,
halusinasi, mengantuk dan perubahan suasana hati.
Berpotensi Fatal: blok AV, bradikardi. Jarang namun dapat terjadi pada pasien dengan penyakit jantung yang sudah ada
sebelumnya. Termasuk bronkospasme berat, hipoglikemia, hipotensi, hipotensi ortostatik, bradiaritmia.
IO:
Penurunan efek dengan garam aluminium dan kalsium, barbiturat, kolestiramin, NSAID, ampisilin, rifampisin. Mungkin
menutupi takikardia dari hipoglikemia yang disebabkan oleh insulin dan hipoglikemia oral. Efek antihipertensi lainnya dapat
diintensifkan.
Berpotensi Fatal: Dapat meningkatkan efek obat yang memperlambat konduksi AV, α-bloker dan α-adrenergik stimulan.
Meningkatkan tindakan agen anestesi, klonidin, antagonis kalsium, digitalis, agen hipoglikemik dan NSAID.

Page 113
ES:
ekstremitas Dingin, insomnia, kelelahan, pusing, mimpi buruk, kelelahan, mual, sembelit atau diare, muntah, anoreksia,
ketidaknyamanan perut, impotensi. Kelemahan, parestesia, mengi, faringitis, bronkospasme. Gangguan SSP pada dosis
yang lebih tinggi dan perubahan emosi. Thrombocytopenic purpura, agranulositosis, nonthrombocytopenic purpura,
trombositopenia. Depresi, kebingungan, disfungsi kognitif, kelabilan emosional, kelelahan, halusinasi.
Berpotensi Fatal: Gagal jantung, jantung blok dan bronkospasme.
IO:
Peningkatan risiko hipokalemia bila digunakan bersamaan dengan kalium-depleting obat-obatan seperti amfoterisin B dan
diuretik loop. Mengurangi kemanjuran isoniazid, salisilat, vaksin dan toxoid. Peningkatan aktivitas deksametason dan
siklosporin bila digunakan bersama-sama. Bersamaan dengan penggunaan aspirin atau etanol dapat menyebabkan
peningkatan ES GI.
Berpotensi Fatal: Mengurangi keberhasilan dalam kombinasi dengan efedrin, kolestiramin, fenitoin, fenobarbital dan
rifampisin.
Kontra Indikasi : Tidak Boleh diberikan pada pasien asma bronchiale, hiperglikemia, hamil atau menyusui.

ES:
gangguan GI, waktu perdarahan berkepanjangan, rhinitis, urtikaria dan ketidaknyamanan epigastrium, angioedema,
salisilism, tinnitus, bronkospasme.
Berpotensi Fatal: erosi lambung, ulserasi dan perdarahan, parah, kadang-kadang fatal eksaserbasi obstruksi jalan napas
pada asma, sindrom Reye (anak <12 tahun). Hepatotoksisitas; depresi SSP yang dapat menyebabkan koma, kolaps CV
dan kegagalan resp, bronkospasme paroksismal dan dispnea.
IO:
Alkohol, kortikosteroid, analgin, fenilbutazon dan oxyphenbutazone dapat meningkatkan risiko GI ulceration, meningkatkan
level fenitoin. Dapat bereaksi antagonis terhadap uricosurics dan spironolakton.

ES:
gangguan GI, waktu perdarahan berkepanjangan, rhinitis, urtikaria dan ketidaknyamanan epigastrium, angioedema,
salisilism, tinnitus, bronkospasme.
Berpotensi Fatal: erosi lambung, ulserasi dan perdarahan, parah, kadang-kadang fatal eksaserbasi obstruksi jalan napas
pada asma, sindrom Reye (anak <12 tahun). Hepatotoksisitas; depresi SSP yang dapat menyebabkan koma, kolaps CV
dan kegagalan resp, bronkospasme paroksismal dan dispnea.
IO:
Alkohol, kortikosteroid, analgin, fenilbutazon dan oxyphenbutazone dapat meningkatkan risiko GI ulceration, meningkatkan
level fenitoin. Dapat bereaksi antagonis terhadap uricosurics dan spironolakton.

Page 114
Tes kadar kolesterol dalam darah secara periodik,
ES:
Sakit kepala, mual, perut kembung, mulas, sakit perut, diare / sembelit, dysgeusia, yang berhubungan dengan dosis
miopati, hipersensitivitas, kekeruhan lensa, kabur penglihatan, pusing; disfungsi sexual, insomnia, depresi dan gejala
pernapasan bagian atas.
Berpotensi Fatal: rabdomiolisis berat dengan gagal ginjal akut.
IO:
Dapat menyebabkan elevasi sedikit digoxin serum. Dapat meningkatkan resiko perdarahan jika digunakan dengan kumarin
dan fluindione. Serum dapat ditingkatkan bila digunakan dengan Ranolazine, verapamil, diltiazem dan imatinib. Mengurangi
kadar serum bila digunakan dengan karbamazepin dan rifampisin. Peningkatan risiko miopati bila digunakan dengan
siklosporin andgemfibrozil,, colchicine danazol.
Berpotensi Fatal: Bersamaan dengan penggunaan amiodaron, itraconazole, ketoconazole, clarithromysin, eritromisin,
telithromycin, nefazodone, niacin atau protease inhibitor dapat meningkatkan risiko rabdomiolisis dan gagal ginjal akut
Kontra Indikasi : hamil dan
menyusui

Periksa kadar kolesterol darah berkala tiap 3 bulan.


ES:
Sakit kepala, pusing, asthaenia, kelelahan, aritmia, fotosensitivitas, eksim, pusing, vaginitis, parestesia, rhinitis, batuk,
sinusitis, alergi paru alveolitis, poliuria, miopati, myositis, artralgia, myalgia, myasthenia.
Berpotensi Fatal: Hepatitis, kolesistitis.
IO:
Resin menghambat penyerapan fenofibrate. Dapat meningkatkan konsentrasi siklosporin dan nefrotoksisitas terkait bila
digunakan bersama-sama.
Berpotensi Fatal: Statin meningkatkan risiko rabdomiolisis dan miopati dengan gagal ginjal. Dapat meningkatkan efek
antikoagulan oral

16. KULIT, OBAT TOPIKAL

Page 115
ES:
Penggunaan Topikal: atrofi Dermal, iritasi lokal, folikulitis, hipertrikosis.

ES:
Iritasi, sensitivitas pengeringan yang berlebihan, efek sistemik pada penggunaan jangka panjang

Page 116
17. LARUTAN ELEKTROLIT, NUTRISI DAN LAIN-LAIN

Page 117
18. MATA

19. OKSITOSIK DAN RELAKSAN UTERUS

Perhatian : hati-hati pada penderita hipertensi dan payah jantung.

20. PSIKOFARMAKA

ES:
Koordinasi saraf abnormal, gangguan kognitif, depresi, mengantuk, kelelahan, sedasi, vertigo, penurunan atau peningkatan
nafsu makan, konstipasi, penurunan produksi air liur, kesulitan berkemih, disarthria.
ES mengantuk bisa dikurangi bila diminum segera sesudah makan
IO
Meningkatkan efek depresan SSP, konsetrasi plasma menurun 50% pada perokok aktif, dan klirensnya diturunkan oleh
cimetidin dan fluoksetin

Page 118
ES:
Hipotensi, vasodilatasi, sedasi, depresi sistem saraf pusat, gangguan GI, takikardi, inkontinensi urin, konstipasi, asma,
depresi pernafasan.
.
IO:
Klirens meningkat saat digunakan bersama fenitoin, karbamazepin dan fenobarbital
Efek depresi SSP meningkat saat digunakan bersama Penekan SSP atau obat-obatan psikoaktif,
Peningkatan aksi jika digunakan bersama analgesik, anestetik dan beberapa antikonvulsan

Pregnancy Risk Factor D

ES:
Konstipasi, anoreksia, mual, pusing, tremor halus, memburuknya gejala pernafasan pada individu cenderung, ataksia,
mengantuk, sakit kepala, kebingungan, kehilangan libido, disfungsi motor, ketergantungan, gangguan visual dan
penambahan berat badan.
Berpotensi Fatal: Depresi pernafasan
IO:
Peningkatan pembersihan hati dari Klobasam bila diberikan dengan fenitoin, fenobarbital atau karbamazepin. Simetidin
dapat meningkatkan kadar Klobasam.
Berpotensi Fatal: hipnotik alkohol Concurrent, dan antidepresan penenang dapat mempotensiasi ES SSP Klobasam.

ES:
Cardiac arrhythmias, hipotensi postural, takikardi, mulut kering stomatitis, konstipasi, retensi urin, tremor, sakit kepala,
sedasi, neuropati perifer, kelelahan, urtikaria
IO:
Mengurangi efek antihipertensi, dapat meningkatkan serum level karbamazepin, meningkatkan resiko perpanjangan QT
dan aritmia ketika digunakan bersama Cisapride, ES serius seperti hiperpireksia, hipertensi , takikardi, konfusi, kejang dan
kematian dapat terjadi bila digunakan bersama MAO Inhibitor

Pregnancy Risk Factor C

Page 119
ES: Kegelisahan, insomnia, kecemasan, sakit kepala, tremor, mengantuk, mulut kering, mual, muntah, berkeringat, diare.
Kejang, mania, hypomania atau campuran manic negara melaporkan. Hiponatremia, peningkatan enzim hati. Berpotensi
Fatal: Jarang, peristiwa sistemik kemungkinan berhubungan dengan vaskulitis telah dilaporkan pada pasien dengan ruam
tetapi mungkin serius yang melibatkan paru-paru, ginjal dan hati.
IO: Dapat menyebabkan pergeseran transien dalam plasma
pekat dari protein obat erat terikat misalnya warfarin dan digoxin, mengakibatkan ES. T1 / 2 diazepam yang
berkepanjangan. Berpotensi Fatal: reaksi serius bila dikombinasikan dengan MAOIs, setidaknya 14 hari harus berlalu
setelah penarikan MAOIs sebelum memulai pengobatan fluoxetine atau setidaknya 5 minggu berlalu setelah perawatan
harus fluoxetine sebelum memulai terapi MAOIs. Dua kali lipat peningkatan kadar plasma dari antidepresan lain bila
dikombinasikan dengan fluoxetine. Memantau tingkat lithium bila dikombinasikan.

ES:
Tardive dyskinesia; efek ekstrapiramidal, agitasi, kecemasan, mengantuk, depresi , anoreksia, takikardi, postural
hipertensi, leukopenia, retensi urin.
IO:
Gejala depresi SSP dapat ditingkatkan oleh alkohol, sdatif-hipnotik, anestetik, ansiolitik dan opioid. Resiko aritmia
meningkat ketika digunakan bersama obat yang memperpanjang QT interval, atau diuretik yang menyebabkan
ketidakseimbangan elektrolit. Klorpromazin meningkatkan konsentrasi plasma haloperidol.

Pregnancy Risk Factor C

ES:

Tardive dyskinesia (pada terapi jangka panjang), gejala ekstrapiramidal, akatsia, mengantuk, agranulositosis, heat stroke,
gerakan ekstrimitas yang tidak terkontrol, mulut kering, kostipasi, agitasi, midriasis, insomnia, hipotensi postural,
fotosensitivitas, amenore.
IO:
Memperkuat efek antikolinergik Anti Parkinson dan antidepressan trisiklik, dapat menyebabkan krisis antikolinergik,
memperkuat efek hipotensi postural jika digunakan bersama MAO inhibitor, memperkuat efek depresan jika digunakan
bersama sedatif-hipnotik, antihistamin, anestesi umum, opiat dan alkohol.

Pregnancy Risk Factor C

Page 120
ES: Dyskinesia tardive, sedasi, kebingungan mental, hipotensi, hiperprolaktinemia yang menyebabkan galaktorea dan
amenorea pada wanita, kehilangan libido, impotensi dan kemandulan pada laki-laki. Reaksi alergi, kolestatik jaundice,
deposito kornea dan lensa, pigmentasi kulit. Berpotensi Fatal: agranulositosis, sindrom neuroleptik ganas.
IO: Mengurangi efek antihipertensi dari
guanethidine, metildopa dan clonidine. Lithium toksisitas. Mengurangi bioavailabilitas dengan antasida. Peningkatan risiko
aritmia bila digunakan dengan obat yang memperpanjang interval QT. Dapat menyebabkan gangguan elektrolit bila
digunakan dengan diuretik. Berpotensi Fatal: CNS depresan Aditif efek dengan alkohol, barbiturat, hipnotik, sedatif, opiat,
dan antihistamin.

ES:

ES yang biasanya terjadi adalah konstipasi, mengantuk, berkeringat, mual, muntah, masalah seksual, gatal-gatal, jerawat.

IO:
Antagonis opiat harus dihindari.
Barbiturat, efavirenz, estrogen, fenitoin, karbamazepin, nevirapin, rifampisin, spironolakton, dan verapamil akan
menurunkan kadar metadon dalam darah. Sebaliknya, amitriptilin, flukonazol, flufoksamin, dan simetidin akan
meningkatkan kadar metadon dalam darah. Etanol secara akut akan meningkatkan efek metadon dan metadon akan
menunda eliminasi etanol.

ES: Mengantuk, mulut kering, penglihatan kabur, pusing, sedasi, antimuscarinic mempengaruhi, hipotensi postural,
akatisia, kelemahan otot, anoreksia, insomnia, ruam, amenorea, kelelahan, peningkatan kadar prolaktin, ES
ekstrapiramidal. Berpotensi Fatal: sindrom ganas Neuroleptic, diskrasia darah.
IO: Peningkatan depresi CNS depresan SSP dengan seperti opiat atau analgesik lainnya,
barbiturat atau obat penenang lain, anestesi umum, atau alkohol. Peningkatan risiko ES dengan obat-obatan dengan sifat
antimuscarinic misalnya TCA, antiparkinson obat. Antagonised efek obat dopaminergik seperti levodopa. Peningkatan risiko
hipotensi dengan antihipertensi, trazodone. Membalikkan efek antihipertensi dari guanethidine. Peningkatan risiko berat
ekstrapiramidal ES atau neurotoksisitas berat dengan lithium. Kemungkinan penurunan penyerapan dengan antasida.

21. SALURAN CERNA

Page 121
ES:
ES yang umum adalah sembelit, diare, mual, muntah dan gejala-gejala tersebut akan hilang bila pemakaian obat
dihentikan.
IO:
Pemberian bersama Simetidin atau Tetrasiklin dapat mengurangi absorpsi obat tersebut.

ES:
Sakit kepala, pusing, sembelit, diare, mual, ruam, ketidaknyamanan GI, kelelahan, ginekomastia, impotensi.
IO:
Antasida mengurangi penyerapan famotidin, maka pemberian harus dipisahkan 2 jam. Mengurangi penyerapan
ketoconazole dan itrakonazol. Hindari etanol (dapat menyebabkan iritasi mukosa lambung).

ES:
Sakit kepala, pusing. Jarang : hepatitis, thrombocytopaenia, leukopenia, hipersensitivitas, kebingungan, ginekomastia,
impotensi, mengantuk, vertigo, halusinasi. Anafilaksis, reaksi hipersensitivitas.
Interaki Obat:
Antasida dapat mengganggu penyerapan. Dapat menurunkan penyerapan GI dari ketoconazole. Merokok dapat
menurunkan kadar plasma dari ranitidine. Dapat menyebabkan peningkatan bioavailabilitas furosemid
.

Page 122
ES:
Diare, pusing, kelelahan, ruam, sakit kepala, gangguan SSP, arthralgia, mialgia, ginekomastia, alopoecia, diskrasia darah,
nefritis, hepatitis, pankreatitis, granulocytopenia, reaksi hipersensitivitas.
IO:
Penyerapan dikurangi dengan antasida. Mungkin meningkatkan efek antikoagulan, fenitoin, teofilin, benzodiazepin, β-
blocker, lidokain. Klirens procainamide berkurang. Mengurangi penyerapan ketokonazol dan itrakonazol. Dapat
meningkatkan iritasi mukosa lambung ketika dikonsumsi bersama etanol. Hindari penggunaan bersama dengan
clopidogrel.
.

ES:
Diare, mual, kelelahan, sembelit, muntah, perut kembung, regurgitasi asam, penyimpangan rasa, arthralgia, mialgia,
urtikaria, mulut kering, pusing, sakit kepala, parestesia, nyeri perut, ruam kulit, kelemahan, nyeri punggung, infeksi saluran
pernapasan atas, batuk. Anafilaksis.
IO:
Mengurangi penyerapan itraconazole, ketoconazole, dasatinib, garam besi oral. Meningkatkan konsentrasi diazepam, HMG
CoA reduktase.

ES :
Sakit kepala, kram perut, mulut kering

IO
Domperidone mengurangi efek hipoprolaktinemia dari bromokriptin. Pemberian obat anti kolinergik muskarinik dan
analgetik opioid secara bersamaan dapat mengantagonisir efek domperidone. Pemberian antasida secara bersamaan
dapat menurunkan bioavailabilitas domperidone.

ES : Reaksi ekstrapiramidal, mengantuk, susah buang air besar, diare. IO Antagonis efek Metoklopramida oleh
antikolinergik dan analgetik narkotik, meningkatkan sedasi jika digunakan dengan depresan susunan saraf pusat.

Page 123
ES ; Mulut kering, kulit kering, palpitasi, flusing, aritmia jantung, bradikardia, takikardia, konstipasi.

Tidak untuk anak

IO:
dapat mempengaruhi absorbsi tetrasiklin
Diminum sedikit demi sedikit 2-3 teguk untuk menghindari muntah

Hanya sebagai tambahan pada pemberian oralit untuk balita diare.


Merupakan protokol penangan diare pada anak menurut WHO dan Depkes RI

ES:
Rasa tidak nyaman pada perut (kolik, kram).
IO:
jangan berikan antasida atau susu dalam rentang 1 jam.

ES:
Diare (berhubungan dengan dosis), mual, muntah, hipokalemia, kembung dan kram perut. Dehidrasi dan hipernatremia
pada pengobatan agresif.
IO:
Dapat mencegah pelepasan mesalazine di usus besar. Penurunan efek dengan neomisin oral, antasida.

Page 124
22. SALURAN NAPAS

ES:
Mual, muntah, sakit perut, diare, sakit kepala, insomnia, pusing, cemas, gelisah, tremor, jantung berdebar. Kejang, aritmia
jantung, hipotensi.
IO:
Peningkatan risiko aritmia jantung dengan simpatomimetik dan halotan. Takikardia dengan pankuronium. β-blocker
menghambat metabolisme. Peningkatan risiko kejang dengan kuinolon, ketamin.

ES:
Retardasi pertumbuhan, osteoporosis, ulkus peptikum, glaukoma dan katarak subcapsular, fraktur kompresi
vertebral.seperti fitur Cushing-, disfungsi pankreas dan pankreatitis, gangguan GI, meningkatkan nafsu makan,
meningkatkan kerapuhan kulit. Peningkatan kerentanan terhadap infeksi.
IO:
Peningkatan risiko hipokalemia bila digunakan bersamaan dengan
tiazida. Mengurangi kemanjuran isoniazid, salisilat, vaksin dan toxoid. Peningkatan aktivitas deksametason andcyclosporin
bila digunakan bersama-sama.
Bersamaan dengan penggunaan aspirin atau etanol dapat menyebabkan peningkatan ES GI.
Berpotensi Fatal: Mengurangi keberhasilan dalam kombinasi dengan efedrin, cholestyramine, fenitoin, fenobarbital
dan rifampisin.
Kontra Indikasi : Tukak Lambung,osteoporosis, penderita TBC aktif, herpes simplex, herpes zoster
Perhatikan untuk pemakaian jangka panjang : penghentian tidak boleh mendadak, dosis diturunkan secara
bertahap untuk menghindarkan terjadinya insufisiensi adrenal akut

ES:
mual, muntah, anoreksia, takikardia (kadang-kadang bradycardia), aritmia, nyeri angina, vasokonstriksi dengan hipertensi,
vasodilatasi dengan hipotensi, pusing dan kemerahan, dispnea, sakit kepala, kecemasan, kegelisahan, kebingungan,
psikosis, insomnia, tremor, kesulitan dalam berkemih, urin retensi, berkeringat, hipersalivasi, perubahan glukosa darah
konsentrasi, sangat jarang sudut tertutup glaukoma
IO:
Mengurangi efek antihipertensi dari bethanidine dan guanethidine. Dapat meningkatkan clearance deksametason.
Peningkatan kejadian ES bila digunakan dengan teofilin.
Berpotensi Fatal: HTN parah bila dikombinasikan dengan MAOIs atau dalam 2 minggu dari penghentian pengobatan MAOI.
Peningkatan risiko aritmia dengan glikosida jantung, quinidin

Page 125
ES
Tremor otot rangka baik terutama tangan, takikardia, palpitasi, kram otot, sakit kepala, bronkospasme paradoks,
angioedema, urtikaria, hipotensi dan kolaps. hipokalemia Berpotensi serius setelah dosis besar.
IO:
Diuretik, kortikosteroid dan xanthines dapat meningkatkan hipokalemia. Efek CV potensial oleh MAOIs, TCAs,
simpatomimetik. Meningkatkan penyerapan sulfametoksazol bila digunakan bersama-sama. Mengurangi kadar serum
digoxin. Hipokalemia yang diinduksi oleh salbutamol meningkatkan risiko toksisitas digitalis.

Page 126
ES:
Pusing, gangguan GI
IO:
Tricyclic antidepressants (TCAs), antipsychotics, anxiolytics and hypnotics, cimetidine, ciprofloxacin, domperidone,
metoclopramide, mexiletine, CYP2D6 inhibitors, ritonavir, alcohol.
Potentially Fatal: Memantine , moclobemide .

ES:
Ketergantungan, withdrawal symptom, mual, muntah, sembelit, mengantuk, kebingungan, kesulitan dalam
berkemih, kejang ureter atau empedu, retensi urin, mulut kering, pusing, berkeringat, kemerahan pada wajah, sakit
kepala, vertigo, bradikardia, takikardia, palpitasi, hipotensi ortostatik, hipotermia, gelisah, perubahan mood,
penurunan libido atau potensi, halusinasi, miosis, peningkatan tekanan intrakranial, kekakuan otot, depresi
pernapasan dan hipotensi, dengan kegagalan sirkulasi dan memperdalam koma (dosis besar). Kejang (terutama
pada anak-anak dan bayi). rhabdomyolysis
IO:
Peningkatan efek depresan dengan alkohol, obat bius, anxiolytics, hipnotik, TCA, antipsikotik. Kemungkinan SSP
depresi atau eksitasi dengan MAOIs. Dapat mengubah efek dari senyawa lain misalnya cyclizine, mexiletine,
cisapride, metoclopramide dan domperidone.

ES:
Gangguan GI ringan, reaksi intoleransi, ruam kulit, wajah edema, dyspnea, demam.
IO:
Kortikosteroid, bronkodilator, antibiotik.

Page 127
ES:
Rasa tidak nyaman pada GI, mual dan muntah, pusing, mengantuk, sakit kepala, ruam, penurunan kadar asam urat, batu
urine (dosis besar).

ES:
Mengantuk

ES:
Sakit kepala, pusing, gugup, takikardia, tremor otot skeletal dan jantung berdebar, terutama pada pasien rentan.
Hipokalemia yang serius bisa terjadi akibat β2-agonist terapi.
Seperti dengan penggunaan terapi inhalasi lain, iritasi batuk, lokal dan kurang umum inhalasi-diinduksi bronkospasme yang
kurang umum dapat terjadi.
mual, muntah, berkeringat, kelemahan otot dan mialgia / kram otot. aritmia, terutama setelah dosis tinggi,
kekeringan pada mulut dan disfonia.

IO
Hipokalemia dapat terjadi jika diberikan bersama turunan xantin. Hipokalemia dapat meningkatkan resiko aritmia pada
pasien yang mengkonsumsi digoksin. Pantau kadar kalium serum.
Pemberian bersama beta bloker dapat menurunkan efek bronkodilator. Hati-hati pada pemberian bersama MAOI dan TCA.

23.SISTEM IMUN DAN OBAT YANG MEMPENGARUHI

Disimpan pada suhu 2-8º C

Page 128
Khusus daerah tertentu
Disimpan pada suhu 2-8º C

Disimpan pada suhu 2-8º C

Digunakan untuk pengobatan post-exposure di daerah Rabies Disimpan pada suhu 2-8º C
Disimpan pada suhu 2-8º C
Dikontraindikasikan bagi pasien yang alergi dan memiliki catatan hiperaktivitas pada komponen tertentu, serta ibu hamil

Disimpan pada suhu <5º C


Disimpan pada suhu 2-8º C
ES yang dapat terjadi antara lain sakit kepala dan nyeri di tempat injeksi
Disimpan pada suhu 2-8º C
ES yang dapat terjadi antara lain demam dan nyeri di tempat injeksi
Untuk dewasa dan anak >7th
Disimpan pada suhu 2-8º C
Disimpan pada suhu 2-8º C

ES yang dapat terjadi antara lain demam, merah dan nyeri di tempat injeksi, waspadai reaksi alergi
Disimpan pada suhu 2-8º C

Disimpan pada suhu 20º C


Disimpan pada suhu 2-8º C
Digunakan untuk pengobatan pre-exposure dan post-exposure di daerah rabies
ES yang dapat terjadi antara lain demam, memar, bengkak dan nyeri di tempat injeksi, sakit kepala, mual, nyeri otot,
demam.
24. TELINGA, HIDUNG DAN TENGGOROKAN
Disimpan dalam botol kedap udara, terlindung dari cahaya.
Untuk diencerkan sampai 3%.

ES:
Nasal drops or spray: rasa nyeri atau terbakar pada tempat penetesan, bersin-bersin, rasa kering pada mulut dan
tenggorokan, sakit kepala, insomnia, takikardi, hipertensi, gelisah, mual, pusing, palpitasi, aritmia.
IO:
Potentially Fatal: krisi hipertensi dengan MAO Inhibitor.

25. VITAMIN DAN MINERAL

Page 129
Pemakaian terapeutik pada hipokalemia

Dapat menyebabkan mual, muntah, kram lambung, nyeri ulu hati

Page 130
Dapat menyebabkan sakit kepala, asidosis, mual, kenaikan AST, neuropati, parestesia, reaksi alergi

Hati-hati penggunaan pada penderita tukak lambung

Page 131
hanya untuk program gizi

hanya untuk program gizi

Page 132
hanya untuk program gizi

Page 133

Anda mungkin juga menyukai