PENDAHULUAN
kematian akan disebabkan oleh rokok. Pada tahun 2025, saat jumlah perokok dunia
sekitar 650 juta orang maka akan ada 10 juta kematian per tahun (Katalog dalam
di kalangan anak dan remaja sebagai akibat gencarnya promosi rokok di berbagai
media massa. Hal ini memberi makna bahwa masalah merokok telah menjadi
gangguan kesehatan yang dapat terjadi baik pada perokok itu sendiri maupun orang
lain di sekitarnya yang tidak merokok (perokok pasif). Perokok pasif adalah orang
yang bukan perokok namun terpaksa menghisap atau menghirup asap rokok yang
merokok setiap hari di Indonesia sebesar 29% sehingga Indonesia menempati urutan
pertama se-Asia Tenggara dalam hal jumlah perokok. Sedangkan di dunia, Indonesia
menempati urutan ketiga dalam hal jumlah perokok setelah Cina dan India dengan
prevalensi perokok sebesar 36,1% Global Adults Tobacco Survey (GATS, 2011).
Berdasarkan data WHO (2012), sebanyak 67% dari semua pria di Indonesia yang
berusia lebih dari 15 tahun merupakan perokok aktif. Dua dari tiga pria di Indonesia
memiliki kebiasaan merokok. Sementara sekitar 3% perempuan Indonesia juga
perokok.
jumlah perokok aktif terbanyak dengan prevalensi perokok laki-laki sebesar 67%
(57,6 juta) dan prevalensi perokok wanita sebesar 2,7% (2,3 juta). Angka kematian
akibat penyakit tidak menular yang berhubungan dengan rokok diperkirakan terus
meningkat. Sedikitnya 5 juta orang meninggal di seluruh dunia akibat penyakit yang
disebabkan oleh tembakau setiap tahunnya. Jumlah ini dikhawatirkan akan mencapai
10 juta pertahun pada tahun 2030 dimana 70% kematian terjadi di negara-negara
berkembang (WHO, 2012). Data tersebut juga menyebutkan bahwa penyakit yang
terkait merokok membunuh paling sedikit 200.000 orang setiap tahun di Indonesia.
umur 15 tahun keatas masih belum terjadi penurunan dari 2007 sampai 2013, bahkan
cenderung meningkat dari 34,2% pada tahun 2007 menjadi 36,3% pada tahun 2013.
Data perilaku merokok menurut kelompok umur dan kebiasaan merokok menyatakan
bahwa perokok umur 10-14 tahun sebesar 0,5% merokok setiap hari dan 0,9%
perokok kadang-kadang. Pada kelompok umur 15-19 tahun sebesar 11,2% perokok
setiap hari dan 7,1% perokok kadang-kadang, sedangkan pada kelompok umur 20-24
tahun, sebesar 27,2% perokok setiap hari dan 6,9% perokok kadang-kadang. Proporsi
terbanyak perokok aktif setiap hari pada umur 30-34 tahun sebesar 33,4% dan umur
sudah sangat jelas dimuat dalam perda Kab. Dairi No. 1 Tahun 2017 yang
menunjukan salah satu bentuk upaya pemerintah dalam menangani dampak konsumsi
rokok di Kab. Dairi. Pemerintah Kab. Dairi menimbang, bahwa untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 52 peraturan pemerintah No. 109 Tahun 2012 tentang pengamanan
bahan yang mengandung zat adiktif berupa produk tembakau dan berbahaya bagi
kesehatan, maka perlu membentuk suatu peraturan daerah tentang Kawasan Tanpa
Rokok.
Salah satu daerah atau kawasan yang dilindungi pemerintah dari rokok adalah
kawasan proses belajar mengajar yaitu sekolah, jelas tertulis di dalam perda Kab.
Dairi Bab II pasal 5 dan pasal 6 tentang KTR. Tentu ini menjadi refleksi bagi kita
karena sudah banyak kasus dimana siswa mengalami perubahan perilaku menjadi
negatif karena berada di lingkungan sekolah dan sangat jelas bahwa siswa-siswi
memang lebih banyak menghabiskan waktu mereka di sekolah, sejak pagi sampai
sore hari berada di sekolah. Sekolah mempunyai peran yang sangat penting sebagai
dijelaskan bahwa KTR yang dimaksud adalah ruangan atau area yang dinyatakan
dimaksud dengan rokok dalam peraturan ini ialah salah satu produk tembakau yang
dimaksudkan untuk dibakar, dihisap dan atau dihirup asapnya, termasuk rokok kretek,
rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari tanaman tembakau
(nicotiana tabacum, nicotiana rustica) dan spesies lainnya atau sintetisnya yang
asapnya mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
Pada bab 2 mengenai azas, tujuan, dan ruang lingkup Kawasan tanpa rokok
dari Peraturan Bersama kementrian Kesehatan dan Menteri dalam Negeri tahun 2011
Bab II pasal Tiga tentang Pedoman pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok bahwa
Sekolah atau disebut juga sebagai kawasan belajar mengajar merupakan suatu
kawasan yang menjadi tempat para siswa/i dan guru melakukan proses belajar dan
mengajar, menuntut ilmu dalam keadaan sehat secara jasmani dan rohani, selain itu
sudah sepantasnya sekolah menjadi lingkungan yang aman, nyaman, dan mendukung
mereka bertumbuh sebagai remaja yang positif dan produktif. SMA Negeri 1
Kabupaten Dairi merupakan salah satu sekolah milik pemerintah yang sudah
dilakukan oleh peneliti, SMA Negeri 1 Kabupaten Dairi telah menerapkan KTR
Spanduk besar di depan Sekolah yang beri isi Kawasan Tanpa Rokok namun masih
ada di temukan beberapa usah remaja yang merokok di sekolah dengan sembunyi
sembunyi di toilet sekolah maupun di belakang kantin sekolah.dan dari survey awal
sekolah oleh kepala sekolah namun sanksi yang tegas masih hanya bias di berikan
oleh guru yang kedapatan langsung melihat murit yang merokok di sekolah, saat
peneliti survey kebelang kantin maupun toilet siswa, peneliti menemukan masih ada
sisa puntung rokok Sampoerna dan Surya serta beberapa merek rokok lain yang
terbuang di selokan maupun sudut tembok sekolah. Dalam wilayah Kawasan Tanpa
Rokok seharusnya bisa menjamin sekolah sebagai kawasan yang bersih dari rokok
dan menolong siswa/i untuk bersih dari dampak konsumsi rokok namun hasil survey
tempat penelitian peneliti merasa masih ada pelanggaran yang terjadi. Bahkan
beberapa guru maupun staff pegawai SMA Negeri 1 Sidikalang Ketika peneliti
“Kawasan Tanpa Rokok itu lebih di utamakan ke siswa, kalau kita hanya
berlaku jam mengajar doang, lagian kalau siswa/i sudah pulang kan dah
Uraian dan fakta di atas menarik minat dan perhatian penulis untuk
mengetahui lebih jauh bagaimana implementasi Perda nomor 1 tahun 2017 tentang
kawasan Tanpa rokok di SMA Negeri 1 Sidikalang. Mengingat tujuan perda Kab.
Nomor 1 tahun 2017 tentang Kawasan Tanpa Rokok pada Sekolah menengah Atas
Negeri 1 Sidikalang yang telah terlaksana mulai pada tahun 2017 hingga 2019.
Sebagai bahan informasi dan masukan bagi peneliti lain yang melanjutkan
penelitian ini.
bagi kesehatan.