Disusun Oleh :
A. Latar Belakang
Apotek merupakan suatu institusi yang di dalam pelaksanaanya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit
bisnis (profit oriented). Dalam fungsinya sebagai unit pelayanan kesehatan, fungsi apotik
adalah menyediakan obat‐obatan dan perbekalan farmasi yang dibutuhkan masyarakat untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Sedangkan fungsi apotek sebagai institusi bisnis,
apotek bertujuan untuk memperoleh keuntungan karena investasi yang ditanam pada apotek
dan operasionalnya cukup besar. Berdasarkan PMK No. 9 Tahun 2017 tentang Apotek,
Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh
Apoteker. Mengingat kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan semakin meningkat,
hal ini dapat berdampak pada peran apoteker untuk menjalankan tugas sebagai tenaga
kesehatan dalam meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat. Berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 922/MenKes/Per/X/1993 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pemberian
Izin Apotek, disebutkan bahwa apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Untuk dapat
memenuhi peraturan tersebut, studi kelayakan dilakukan sebelum apotek didirikan.
Berdasarkan nine star pharmacist salah satu point yang bisa diambil yaitu long life
learner. Sehingga Apoteker dituntut belajar seumur hidup dengan cara mengupdate
pengetahuan dan wawasan yang luas serta keterampilan dalam bidang kefarmasian baik
mengenai manajemen apotek maupun pelayanan farmmasi klinik. Sebagai seorang Apoteker
dan juga manajer di Apoteker, Apoteker harus bersikap disiplin memberikan contoh yang
baik, professional, efisien dan efektif, serta mempunyai pengetahuan yang luas dan
kemampuan berkomunikasi yang baik (Sudjaswadi, 2001). Salah satu nine star pharmacist
yaitu seorang manajer, dimana apoteker harus mempunyai pengetahuan untuk mengatur
perencanaan, pengendalian, pengorganisasian, pengontrolan (Mulyagustina et, al., 2017).
Proses pendirian suatu apotek harus dirancang secara mendetail sehingga dapat
berjalan sesuai dengan rencana dan bermanfaat. Oleh karena itu perlu dilakukan studi
kelayakan untuk bisa menilai potensi apotek sebagai sarana kesehatan yang layak bagi
masyarakat sekitar dan bagi pemilik apotek serta pengelolanya. Studi kelayakan apotek
meliputi aspek teknis, pasar, manajemen dan keuangan. Studi kelayakan perlu dilakukan
untuk mendukung
proses pengambilan keputusan untuk menilai keberlangsungan bisnis sehingga
keberlangsungan aspek pelayanan kefarmasian dan bisnis dapat berjalan secara optimal dan
dapat memperoleh keuntungan.
Perbekalan farmasi yang biasanya terdapat pada apotek antara lain obat, bahan obat,
obat tradisional, alat kesehatan dan kosmeik. Obat tradisional akhir-akhir ini mengalami
perkembangan yang sangat pesat yang dikukung dengan adanya krisis ekonomi dan
kecendrungan back to nature, mendorong masyarakat memilih obat untuk mengatasi
keluhan yang dideritanya salah satu diantaranya dengan mengunakan obat tradisional.
Selain itu banyak masyarakat yang mengaggap bahwa pengunaan obat-obat herbal lebih
aman jika dibandinkan dengan pengunaan obat kima yang banyak memiliki efek samping.
Alasan tersebut menggugah kami untuk mendirikan Apotek dengan menonjolkan produk
- produk herbal yang dapat memberikan solusi bagi para konsumen yang menginginkan
pengobatan dengan mengunakan obat-obat herbal.
B. Tujuan
Tujuan pendirian Apotek “Shaff Farma” ini adalah sebagai berikut :
a. Sebagai tempat pengabdian profesi apoteker.
b. Menjadikan apotek sebagai sarana kesehatan yang berdasar pada pharmaceutical care.
c. Menjadikan apotek sebagai sarana praktek kefarmasian.
d. Menjadikan apotek sebagai sarana berkonsultasi yang nyaman mengenai pengobatan
pasien secara profesional.
e. Menyediakan dan melayani kebutuhan obat dan alat kesehatan kepada pasien dan
masyarakat dengan menjamin mutu dan kualitas produk obat dan alat kesehatan.
f. Memberikan kesempatan teman sejawat untuk ikut bersama-sama menjalankan
pekerjaan kefarmasian secara profesional.
g. Memberikan lapangan pekerjaan untuk masyarakat sekitar
C. Visi dan Misi
1. Visi
Menjadikan apotek sebagai tempat atau sarana pelayanan kefarmasian yang berbasis
pharmaceutical care dan menyediakan produk yang lengkap, berkualitas, serta aman
guna mewujudkan pengobatan yang rasional sesuai dengan Regulasi dan Etika
kefarmasian
2. Misi
Lokasi
apotek
(Gambar 2.1.)
Keterangan :
19
1. Pintu
20 2. Tanaman hijau dan hias
18 3. Kasir
4. Tempat penyerahan resep
5. Etalase OTC
13 13
6. Etalase non obat
7. Wastafel
17
8. Kursi + ruang tunggu
9. Etalase obat herbal
12
16 10. Etalase perlengkapan bayi
14 15
11. Toilet + mushola
12. Tempat penyerahan resep +
11 konseling
8 8
13. Lemari dokumen
10 9
14. Rak obat paten
8
7 15. Rak obat generic
8
16. Lemari pendingin
B. Struktur Organisasi
Apoteker Pendamping
C. Job Description
1. Tugas Apoteker Penanggung Jawab Apotek :
a. Menyelenggarakan pelayanan kefarmasian sesuai dengan fungsinya sebagaimana
telah disebutkan dalam undang-undang termasuk pengelolaan obat serta
pelayanan farmasi klinik
b. Memimpin, mengawasi serta bertanggung jawab atas segala kegiatan di Apotek
c. Mengatur dan mengevaluasi tugas (job description) karyawan di Apotek
d. Melakukan upaya-upaya dalam meningkatkan kualitas Apotek
e. Menyusun Standar Operasional Prosedur Apotek
f. Membuat laporan keuangan, pajak, penjualan Apotek
g. Mengawasi apotek secara internal dan mengembangkan secara eksternal
melalui perluaan jejaring
h. Melakukan pemeriksaan gula dara, kolesterol, asam urat dan tensi
2. Apoteker Pendamping (1 orang)
a. Melakukan seluruh tugas dan wewenang APJ bilamana APJ berhalangan
selama jam kerja apotek atau menggantikan pada jam-jam tertentu pada hari
buka apotek
b. Melakukan pelayanan kefarmasiaan
c. Pelayanan dilakukan secara bergantian dengan sistem shift sehingga apotek
selalu dilayani oleh apoteker
d. Apoteker pendamping memiliki tugas dan wewenang teknis pada internal
e. Dalam melaksanakan segala tindakan, terutama dalam hal-hal penting yang
mendasar dan strategis harus mendapat persetujuan APJ
3. Tenaga Teknis Kefarmasian (2 orang)
a. Menerima resep dari pasien
b. Menginput data ke sistem computer
c. Menata obat di etalase dan di gudang
d. Melakukan peracikan obat
e. Mendokumentasikan secara lengkap
f. Melakukan pelayanan pembayaran
g. Menjaga lingkungan apotek
h. Melakukan pengarsipan faktur dan resep
D. Jumlah Karyawan
Jumlah karyawan yang dibutuhkan :
a. APJ : 1 orang
b. Apoteker Pendamping : 1 orang
c. TTK : 2 orang
E. Teknis Operasional
1. Nama Apotek : Apotek Shaff Farma
2. Alamat Apotek : Jalan Dr. Soeparni no 8, Purwokerto Utara
3. Jam buka apotek dan Pembagian Shift Kerja
Senin-Sabtu : 07.00 – 20.00
Shift I : 07.00 – 14.00
Shift II : 14.00 – 20.00
4. Pembagian SDM Apotek dan Jadwal Praktek Apoteker
Shift I (Pagi) : 1 Apoteker dan 1 TTK
Shift II (Malam) : 1 Apoteker dan 1 TTK
5. Perlengkapan
Perlengkapan Apotek yang harus dimiliki untuk mendukung sarana dan prasarana
apotek antara lain :
a. Alat pembuatan, pengolahan, dan peracikan :
1. Gelas ukur
2. Timbangan dan anak timbangan (g/mg)
3. Termometer
4. Mortir dan stamper
5. Batang pengaduk
6. Alat press puyer
7. Pipet tetes
8. Botol timbang
9. Tensimeter
10. Pengukur gula darah, kolesterol dan assam urat
b. Alat perbekalan farmasi :
1. Botol berbagai ukuran
2. Pot plastik berbagai ukuran
3. Lemari pendingin
4. Lemari dan rak untuk penyimpanan obat
5. Lemari untuk penyimpanan narkotika, psikotropika dan bahan obat yang
berbahaya lainnya.
c. Wadah pembungkus dan pengemas :
1. Etiket
2. Kertas puyer
3. Plastik
4. Streples
5. Wadah pengemas, dan kantung plastic
d. Alat administrasi serta buku ajar
1. Blanko pesanan obat
2. Blanko kartu stock obat
3. Blanko salinan resep
4. Blanko nota penjualan
5. Buku defecta
6. Buku Farmakope
7. Buku ISO atau MIMS
8. Buku pembelian
9. Buku penerimaan
10. Buku pembukuan keuangan
11. Buku pencatatan narkotik
12. Buku pesanan obat narkotik
13. Buku laporan obat narkotik
14. Buku pencatatan penyerahan resep
15. Kwitansi
16. Alat‐alat tulis dan kertas
17. Printer
18. Komputer
e. Perlengkapan lainnya
1. Alat pemadam kebakaran
2. Kipas angin
3. Timbangan dan alat ukur peninggi badan
f. Perbekalan farmasi yang diperlukan
1. Obat keras (Obat dengan resep dan OWA)
2. Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas
3. Obat Herbal
4. Alat kesehatan: masker, perban, termometer, sarung tangan, alkes steril, dan
perbekalan RS
5. Perlengkapan bayi
Data diatas akan digunakan untuk pengadaan jenis obat-obat yang akan
disediakan di Apotek.
b. Sasaran Konsumen
Sasaran konsumen dengan pendiriannya Apotek ini adalah warga sekitar
wilayah Purwokerto Utara khususnya di jalan Dr. soeparno baik dari kalangan
muda hingga dewasa maupun warga diluar wilayah Purwokerto Utara.
C. Peluang Pasar
Berdasarkan hasil survey yang telah dilakukan, khususnya mengenai posisi lokasi
serta keberadaan kompetitor, maka dapat diterangkan beberapa hal penting. Hal tersebut
dapat dilihat dari beberapa aspek penting, yaitu aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan
ancaman terhadap apotek yang akan didirikan (analisa SWOT).
1. Strength (kekuatan)
Lokasi yang digunakan strategis dimana dekat pemukiman warga (perumahan)
serta dekat dengan fasilitas pendidikan yaitu SMP NU 1 Ma’arif, dekat pula
dengan hotel dan penginapan serta wisma mahasiswa. Selain itu juga terletak di
pinggir jalan utama wilayah tersebut.
Kondisi bangunan yang baik dan adanya tempat parkir
Apotek dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis pharmaceutical
care
Pemilik sarana apotek adalah seorang apoteker sekaligus pemilik sarana apotek
(PSA) sehingga bisa menerapkan pharmaceutical care dengan lebih leluasa
2. Weakness (kelemahan)
Jarak dengan apotek lain yang bisa dibilang cukup dekat (± 1,3 Km)
Apotek baru yang belum memiliki pelanggan dan belum dikenal oleh masyarakat
Modal yang dimiliki terbatas karena hanya berasal dari dana pribadi yaitu
diperoleh dari apoteker pengelola apotek.
3. Opportunity (kesempatan)
Berada di pinggir jalan dengan akses yang cukup ramai dan mudah
Jumlah penduduk yang cukup padat
Dekat dengan perumahan yang cukup padat penduduknya
Dekat dengan lingkungan kampus Unsoed
Dekat dengan penginapan dan wisma mahasiwa serta hotel
4. Threats (Ancaman)
Kurangnya kesadaran masyarakat terhadap peran profesi apoteker di apotek
Pengetahuan masyarakat yanga awam tentang pengobatan yang rasional
Kepercayaan terhadap pelayanan apotek Shaff Farma karena apotek ini masih baru
dibandingkan dengan apotek yang berada cukup dekat dengan lokasi rencana
pendirian apotek.
BAB V
ANALISIS KEUANGAN
A. Permodalan
Modal yang dibutuhkan untuk pendirian Apotek Shaff Farma diperoleh dari dana pribadi
dengan nominal sebesar Rp. 300.000.000,00
No Keterangan Harga
1. Renovasi awal bangunan (design dan interior) Rp. 100.000.000,00
Subtotal Rp. 100.000.000,00
Perizinan
No Keterangan Harga
1. Berkas (Print, fotocopy) Rp. 150.000,00
2. Biaya SIA Rp. 200.000,00
3. Biaya iuran Anggota IAI Rp. 250.000,00
4. SIUP Rp. 200.000,00
Subtotal Rp. 800.000,00
Perlengkapan Administrasi
Lain-Lain
2. Modal Operasional
No Pembelian Jumlah Item Jumlah
1 Obat Resep 20% Rp. 25.000.000,00
2 Pembelian OTC 35% Rp. 35.000.000,00
3 Pembelian OWA 35% Rp. 40.000.000,00
4 Lain-Lain (makanan, 20% Rp. 10.000.000,00
minuman, perlengkapan bayi,
Obat tradisional/jamu,
kosmetik)
5 Alat Kesehatan 10% Rp. 5.000.000,00
Total Rp.115.000.000,00
Modal tetap Rp. 165.651.000,00
5. Pajak
Pajak PPh (0,5% x pendapatan) : Rp. 3.198.000,00
D. EVALUASI
1. Laba bersih
1. Pemasukan Rp. 639.600.000,00
2. Pengeluaran Rp. 357.900.000,00
3. Laba bruto Rp. 281.700.000,00
4. PPh Rp. 3.198.000,00
5. Laba bersih Rp. 281.700.000,00
6. Zakat 2,5% Rp. 7.042.500,00
7. Laba bersih Rp. 274.657.500,00
PEMBAHASAN
Pemberian nama apotek “Shaff farma” didasarkan oleh arti dari shaff itu sendiri yang
berarti barisan. Diharapkan apotek shaff farma dapat memberikan pelayanan yang baik kepada
pasien dengan barisan paling depan. Apotek Shaff farma berlokasi di jalan Dr.Soeparno no 8
yang mana pada daerah tersebut hanya terdapat 1 apotek dengan jarak 1,3km. Apotek ini berdiri
didaerah yang cukup strategis karena berlokasi di pinggir jalan dimana kendaraan sering berlalu
lalang.
Pelayanan kefarmasian di Apotek Shaff Farma meliputi pengelolaan sediaan farmsi, alat
kesehatan, dan bahan medis habis pakai, pelayanan obat-obatan herbal serta pelayanan farmasi
klinik. Sedangkan untuk pengelolaan management di Apotek Shaff Farma berupa pengelolaan
management pembelian dan penjualan yang meliputi sediaan farmasi, alkes, bahan medis habis
pakai dan obat-obatan herbal, setelah itu dilakukan pencatatan dan pelaporan. Pelayanan farmsi
klinik yaitu berupa pengkajian resep, dispensinf obat, konseling, dan swamedikasi. Segala
kegiatan yang terdapat didalam apotek, menjadi tanggungjawab Apoteker Penanggung Jawab
(APJ) dibantu oleh Apoteker Pendamping dan Tenaga Teknis Kefarmasian. Sebagai awal
dimulainya bisnis Apotek Shaff Farma, diperlukan setidaknya 5 karyawan yang terdiri dari 1
apoteker pengelola apotek atau apoteker penanggung jawab, apoteker pendamping serta 2 tenaga
teknis kefarmasian atau asisten apoteker. Hal ini guna mempermudah pembagian shift serta
adanya pengawasan apoteker serta orang yang membantu dalam pelayanan kefarmasian selama
shift berlangsung.
Dilihat dari aspek lokasi, analisis pasar serta analisis keuangan, pendirian Apotek Shaff
Farma layak untuk dilanjutkan. Modal yang dibutuhkan untuk pendirian Apotek adalah sebesar
Rp. 300.000.000,00 yang diperoleh dari dana pribadi. Pendapatan Apotek didapatkan dari
pelayanan resep, obat non resep atau obat OTC (Over The Counter), OWA (Obat Wajib Apotek),
alat kesehatan, penjualan makanan atau minuman, kosmetik maupun obat tradisional serta
pelayanan konseling dan pelayanan swamedikasi. Pelayanan konseling serta pelayanan
swamedikasi didasarkan pada pembayaran jasa apoteker. Hal ini juga akan meningkatkan
eksistensi apoteker di masyarakat. Break Event Point (BEP) Apotek adalah sebesar Rp.
214.505.511,00 / tahun. BEP merupakan titik, dalam unit atau rupiah, yang menunjukkan biaya
pengeluaran sama dengan pendapatan. Hal ini menunjukkan bahwa dalam setahun. Berdasarkan
perhitungan Pay Back Period (PBP), modal yang dikeluarkan untuk pendirian apotek akan
kembali setelah 1,2 tahun atau 1 tahun 2 bulan. PBP ialah jangka waktu yang dibutuhkan untuk
pengembalian biaya awal. Sedangkan untuk nilai Return of Investment (ROI) adalah sebesar
93,9%. Perhitungan ROI dapat mengukur efisiensi dari suatu investasi apakah mendapatkan
keuntungan atau kerugian. Nilai minimal dari ROI adalah sebesar 18%.
BAB VII
KESIMPULAN
Berdasarkan berbagai aspek dari analisis studi kelayakan yang telah dilakukan,
pendirian Apotek Shaff Farma memiliki prospek yang cukup baik dari segi pelayanan
kefarmasian kepada masyarakat sekitar maupun dari segi bisnis. Apotek Shaff Farma diharapkan
dapat memberikan pelayanan kefarmasian yang berbasis Pharmaceutical care.
DAFTAR PUSTAKA