PERIODE FEBRUABRI-MARET
Pembimbing:
Disusun Oleh :
KELOMPOK D
A. Latar Belakang
Pelayanan kefarmasian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk
mengidentifikasi, mencegah, dan menyelesaikan masalah terkait obat. Tuntutan
pasien dan masyarakat akan peningkatan mutu pelayanan kefarmasin, mengharuskan
adanya perluasan dan paradigma lama yang berorientasi kepada produk (drug
oriented) meluas ke paradigma lama yang berorientasi pada pasien (patient oriented)
dengan filosofi pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care). Berdasarkan PMK 72
Tahun 2016 Pasal 1 menyebutkan Pelayanan Kefarmasian adalah suatu pelayanan
langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan
farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu
kehidupan pasien.
Pekerjaan Kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu
Sediaan Farmasi, pengamanan, pengadaan, penyimpanan dan pendistribusi atau
penyaluranan obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan
informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat dan obat tradisional (PP 51
Tahun 2009 Pasal 1). Pelayanan resep merupakan salah satu pekerjaan kefarmasian
yang dilakukan oleh tenaga kefarmasian mencakup beberapa tahapan yang
membentuk sebuah siklus (dispensing cycle); dimulai dari penerimaan, pemeriksaan
ketersediaan, pengkajian resep, penyiapan termasuk peracikan obat, pemeriksaan, dan
penyerahan disertai pemberian informasi. Salah satu jenis dari pelayanan resep adalah
pelayanan resep perorangan (Individual Prescription) yakni pelayanan yang diberikan
kepada pasien berdasarkan resep perseorangan. Pelayanan resep juga bisa dibedakan
menjadi pelayanan resep dengan sistem out of pocket dan sistem asuransi, sistem
paket dan sistem free for service. Sebagai tenaga kefarmasian, seorang apoteker harus
menguasai seluruh kemampuan dalam pelayanan tersebut.
Apoteker sebagai seorang tenaga kefarmasian juga harus bisa melakukan
proses screening / review resep untuk memastikan obat yang akan diberikan kepada
pasien sudah tepat. Dengan melakukan screening/review resep, dapat dilakukan
identifikasi Drug Related Problem (DRP) dan intervensi untuk memecahkan DRP
tersebut, baik melalui komunikasi dengan pasien ataupun dengan penulis resep.
Dalam melakukan pelayanan resep, harus diperhatikan pula mutu pelayanan resep
tersebut. Di antara indikator yang bisa digunakan adalah dengan cara mengukur
dispensingtime pelayanan resep, waiting time, information time oleh Apoteker,
cakupan pelayanan resep, dan kepuasan pasien. Oleh karena itu, perlu dilakukan
pengukuran terhadap indicator mutu pelayanan resep tersebut.
Pada laporan ini, akan dibahas mengenai hal-hal apa saja yang berhubungan
dengan pelayanan kefarmasian terkhusus pada Sistem Resep Perorangan atau dikenal
juga sebagai Individual Prescription Dispensing System.
B. Tujuan
1. Dispensing Cycle
Dapat menjelaskan kelebihan dan kekurangan sistem distribusi obat individual
prescription.
2. Penerimaan Resep
a. Dapat melakukan monitoring persentase cakupan pelayanan resep farmasi
rawat jalan
b. Dapat melakukan review resep untuk mengidentifikasi Drug Related
Problem
3. Penyiapan Resep
a. Dapat melakukan filling, compounding dan labeling dengan benar
b. Dapat melakukan monitoring dispensing time
4. Penyerahan Obat
Dapat menyerahkan obat kepada pasien disertai informasi, instruksi yang jelas
dan saran yang adekuat
5. Evaluasi mutu pelayanan resep
a. Mengetahui indikator mutu pelayanan resep
b. Mampu mengambil data yang dibutuhkan untuk mengukur mutu pelayanan
resep
c. Mampu mengukur mutu pelayanan resep
C. Kegiatan
1. Dispensing Cycle
Mengamati dan melakukan pelayanan resep individu di depo farmasi rawat
jalan untuk pasien dengan sistem pembayaran out of pocket, asuransi
(social/komersial), sistem paket dan free for service. Dilaksanakan pada
tanggal 7-12 Agustus 2017.
2. Penerimaan Resep dan Review Resep
Melakukan penerimaan resep dan melakukan simulasi review resep dan
identifikasi DRP serta merancang rekomendasi pemecahan DRP terhadap
resep individu pasien rawat jalan (minimal 20 lembar resep per mahasiswa).
3. Penyiapan Obat dan penulisan etiket
Melakukan pengambilan obat (filling) dan menulis/membuat label/etiket obat
4. Penyerahan Obat
a. Mengamati prosedur penyerahan obat oleh petugas.
b. Menilai kelengkapan informasi obat yang diberikan oleh petugas.
c. Menyerahkan obat kepada pasien di bawah supervise Apoteker untuk
pasien UGD, 10 lembar tiap mahasiswa.
5. Evaluasi mutu pelayanan resep
a. Mengukur dispensing time pelayanan resep individu rawat jalan dan rawat
inap untuk resep racikan dan non racikan
b. Mengukur information time pelayanan resep individu rawat jalan dan rawat
inap untuk resep racikan dan non racikan.
c. Menghitung cakupan pelayanan resep pasien rawat jalan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat
inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No.44 Tahun 2009 pasal 1). Pengaturan
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit bertujuan untuk:
1. Meningkatkan mutu Pelayanan Kefarmasian;
2. Menjamin kepastian hukum bagi tenaga kefarmasian; dan
3. Melindungi pasien dan masyarakat dari penggunaan Obat yang tidak rasional
dalam rangka keselamatan pasien (patient safety).
Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit meliputi standar (PMK 72
Tahun 2016 Pasal 3) diantaranya pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
bahan medis habis pakai (BMHP) dan Pelayanan farmasi klinik. Pelayanan farmasi
klinik merupakan pelayanan langsung yang diberikan Apoteker kepada pasien dalam
rangka meningkatkan outcome terapi dan meminimalkan risiko terjadinya efek
samping karena Obat, untuk tujuan keselamatan pasien (patient safety) sehingga
kualitas hidup pasien (quality of life) terjamin. Pelayanan farmasi klinik yang
dilakukan meliputi (PMK No.76, 2016):
1. Pengkajian dan pelayanan Resep;
2. Penelusuran riwayat penggunaan Obat;
3. Rekonsiliasi Obat;
4. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
5. Konseling;
6. Visite;
7. Pemantauan Terapi Obat (PTO);
8. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
9. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
10. Dispensing sediaan steril; dan
11. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD)
C. Dispensing Cycle
Pelayanan Resep dimulai dari penerimaan, pemeriksaan ketersediaan,
pengkajian Resep, penyiapan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis
Habis Pakai termasuk peracikan Obat, pemeriksaan, penyerahan disertai pemberian
informasi. Pada setiap tahap alur pelayanan Resep dilakukan upaya pencegahan
terjadinya kesalahan pemberian Obat (medication error) (PMK 72 Tahun 2016).
Pengkajian Resep dilakukan untuk menganalisa adanya masalah terkait Obat,
bila ditemukan masalah terkait Obat harus dikonsultasikan kepada dokter penulis
Resep. Apoteker harus melakukan pengkajian Resep sesuai persyaratan administrasi,
persyaratan farmasetik, dan persyaratan klinis baik untuk pasien rawat inap maupun
rawat jalan. Adapun tahapan proses dispensing adalah sebagai berikut:
1. Receive and Validate Prescription
Pada saat menerima resep, petugas bertanggung jawab untuk mengkonfirmasi
nama pasien. Tindakan ini sangat penting khususnya ketika jumlah pasien sangat
banyak, dan ketika terdapat resiko tercampurnya resep. Pada tahap ini sebaiknya juga
dilakukan penelusuran riwayat penggunaan obat untuk mendapatkan informasi
mengenai seluruh Obat/Sediaan Farmasi lain yang pernah dan sedang digunakan,
riwayat pengobatan dapat diperoleh dari wawancara atau data rekam
medik/pencatatan penggunaan Obat pasien.
2. Understand and Interpretation Prescription
Interpretasi resep harus dilakukan oleh petugas yang mampu :
a. Membacaresep
b. Menafsirkan setiap singkatan yang digunakan oleh penulis resep
denganbenar
c. Mengkonfirmasi dosis yang ditentukan oleh penulis resep, apakah dalam
kisaran dosisnormal
d. Melakukan perhitungan dosis denganbenar
e. Mengidentifikasi interaksi obat-obat yang seringmuncul.
3. Prepare and Label item for issue
Penyiapan obat merupakanproses utama dari dispensing cycle. Di dalamnya
harus terdapat pengecekan sendiri oleh petugas yang menyiapkan, serta pengecekan
terhadap sisa stok obat untuk memastikan akurasi. Tahap ini dimulai setelah resep
sudah dipahami dan dosis yang diperlukan sudah dihitung secarapasti
4. Make a FinalCheck
Pada tahap ini, obat yang telah disiapkan harus dilakukan pengecekan kembali
terhadap resep. Pemeriksaan terakhir harus mencakup membaca dan menelaah resep,
memeriksa identitas obat, memeriksa label, dan menandatangani resep sebagai tanda
bahwa resep telah siap untuk diserahkan ke pasien. Proses ini dilakukan untuk
memastikan bahwa obat yang diberikan kepada pasien telah sesuai dengan pasien
maupun kondisinya. Final check dilakukan oleh petugas yang berbeda dengan yang
menyiapkan untuk mengurangi kemungkinan kesalahan (double check).
5. Record Action taken
Proses ini meliputi pencatatan data pasien dan obat yang diberikan. Manfaat
yang bisa diambil dari proses ini adalah sebagai data untuk melacak setiap masalah
yang mungkin terjadi yang berkenaan dengan obat setelah diterima oleh pasien dan
memberikan rekomendasi untuk mengatasi masalah tersebut.
6. Issue medicine to patients with clear instructions and advice
Pada tahap ini dilakukan penyerahan obat dan pemberian informasi kepada
pasien dengan jelas dan lengkap untuk memaksimalkan tujuan terapi, meliputi:
a. Kapan obat digunakan (khususnya berkaitan dengan makanan dan obat-
obat lain).
b. Cara obat digunakan (dikunyah, ditelan, diminum, dikonsumsi dengan
banyak air minum, dikocok dulu).
c. Cara penyimpanan dan memelihara obat.
d. Peringatan tentang efek samping obat (MDS 3, 2014).
Pasien /keluarga pasien datang membawa resep dari dokter IGD atau poliklinik
Resep diserahkan ke petugas penerima resep, dinilai keabsahannya dan diberi harga
Resep dan obat diletakkan di tempat tertentu, dicek ulang dan kemudian siap diserahkan kepada pasien
Penyerahan obat oleh Apoteker dan pemberian informasi / konseling kepada pasien
Pasien pulang
Pasien relasi menyerahkan resep dari dokter , dilengkapi dengan berkas relasi
Jika obat dalam resep ada yang tidak masuk daftar obat relasi maka penerima resep
mengkonfirmasikan pada pasien untuk persetujuan penggantian obat
Bagian relasi menyerahkan nota bukti penyelesaian administrasi untuk mengambil obat
Konseling / informasi
Pasien pulang
Resep diserahkan ke petugas penerima resep dinilai keabsahannya dan diberi harga
Jika obat dalam resep ada yang tidak masuk daftar obat untuk karyawan, maka penerima resep
konfirmasi pada pasien utk meminta persetujuan penggantian obat
Resep diganti sesuai daftar obat karyawan Dibuat nota tunai utk obat yg tdk masuk
daftar obat karyawan
Pasien pulang
Resep diserahkan ke petugas penerima resep dinilai keabsahannya dan diberi harga
Jika obat dalam resep ada yang tidak masuk daftar obat untuk BPJS maka penerima resep
mengkonfirmasi kepada dokter
Obat
Pasien menyerahkan nota yang telah disahkan oleh bagian BPJS ke
disiapkan
farmasi rawat jalan
Konseling / informasi
Pasien pulang
A. Dispensing Cycle
Sistem distribusi di unit pelayanan farmasi rawat jalan RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta menggunakan sistem individual prescription. Individual prescription adalah
pendistribusian sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai berdasarkan
resep perorangan/pasien rawat jalan dan rawat inap melalui Instalasi Farmasi.
(Permenkes, 2014). Alur pelayanan resep di instalasi rawat jalan dapat dilihat dalam
bagan berikut:
B. Perhitungan Dispensing Time dan Info Time di Rawat Jalan
* Keterangan:
Standar Dispensing time
( Jam resep selesai –jam resep datang)
1. Resep Racikan : 25 Menit
2. Resep Non-Racikan : 10 Menit
Dari tabel hasil pengukuran dispensing time resep non racikan dan racikan
secara acak di unit farmasi rawat inap RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
diperoleh rata-rata waktu dispensing time telah memenuhi standar RS yakni < 10
menit untuk non racikan dan ≤ 25 menit untuk racikan. Sedangkan untuk presentase
kesesuaian dispensing time racikan dan non racikan sudah memenuhi standar rumah
sakit PKU Muhammadiyah yakni sebesar 100%. Hasil ini menunjukkan bahwa
pelayanan resep di rawat jalan sudah baik dalam hal penyiapan obat baik racikan
maupun non racikan.
New Diatab
Maksimal 12 tablet sehari, jika
2 tablet bila diare, diberi √ √ √ diare sudah berhenti tidak
selang waktu 2 jam dengan digunakan lagi.
obat lain
Metoklopramid 10 mg
19/3/20 25899
3 SD
18 26 √ √ √ Diminum jika masih mual.
3 x sehari 1 tablet ¼ jam
sebelum makan
Rillus
√ √ √ Diminum dengan cara dikunyah.
1xsehari 1 tablet kunyah
Bersama atau tanpa makanan
Metoklopramid
√ √ √ Diminum jika batuk pilek saja
3 x sehari 1 tablet ¼ jam
sebelum makan
Rillus
19/3/20 25900 √ √ √ Diminum dengan cara dikunyah.
4 S 1xsehari 1 tablet kunyah
18 05
Bersama atau tanpa makanan
Diminum 1 jam sebelum makan
Omeprazol
atau 2 jam sesudah makan,
√ √ √ dihentikan jika gejala sudah
2 x sehari 1 tablet perut
berkurang. Ddigunakan untuk
kosong
memngatasi nyeri lambung
(menurunkan asam lambung)
Proneuron
Diminum jika masih nyeri dan
√ √ √
1 tablet jika perlu sesudah dapat menyebabkan kantuk
makan (jika nyeri)
Doloneurobion
√ √ √
3 x sehari 1 tablet sesudah
makan
Rhinos SR
19/3/20 25901
5 RD
18 20 √ √ √ Diminum jika masih pilek.
2 x sehari 1 kapsul sesudah
makan
Dexamethason
√ √ √ Diminum jika masih radang/nyeri.
3x sehari 1 tablet sesudah
makan
Praxion Syr Jika perlu (jika panas sudah
turun/demam berkurang tidak perlu
3x sehari 1 sendok takar √ √ √ digunakan lagi). Untuk sirup
(4mL) Jika panas dapat maksimal digunakan/disimpan
20/3/20 25916
6 MB diulang minimal tiap 4 jam selama 2 minggu.
18 09
Farmacrol Syr F Jika gejala sudah berkurang bisa
dihentikan. Untuk sirup maksimal
√ √ √
3 x sehari 1 sendok takar (5 digunakan/disimpan selama 2
ml) 1 jam sebelum makan minggu.
Intunal
20/3/20 25916
7 HN 3 x sehari 1 tablet sesudah √ √ √ Diminum jika masih batuk dan flu.
18 17
makan
Antasida Doen Syr Boleh dihentikan jika gejala sudah
membaik. Hanya bisa
√ √ √
3 x sehari 1,5 sendok takar digunakan/disimpan hingga 2
(7,5 ml) perut kosong minggu.
Vestein
Boleh dihentikan jika gejala sudah
√ √ √
3 x sehari 1 kapsul sesudah membaik.
makan
Cetirizin
21/3/20 25922 Dapat menyebebkan ngantuk.
8 RA √ √ √
18 82 3 x sehari 1 tablet bersama Dihentikan jika sudah membaik
atau tanpa makanan
Zegavit
√ √ √
1 x sehari 1 tablet sesudah
makan
Cefradoxil 500 mg tab
Harus dikonsumsi sampai habis.
2 x sehari 1 kapsul sesudah √ √ √ Jika minum jam 9 pagi yang kedua
makan dihabiskan minum jam 9 malam.
(diminum tiap 12 jam)
Intunal Forte
21/03/2 25923
9 MAA Diminum jika masih batuk dan
018 08 √ √ √
3 x sehari 1 tablet sesudah pilek.
makan
Zegavit
√ √ √
1 x sehari 1 tablet sesudah
makan
21/03/2 25926 Sumagesic Diminum jika masih demam, boleh
10 S √ √ √
018 74 dihentikan jika sudah membaik.
3 x sehari 1 tablet sesudah
makan
Ondansentron 4 mg
√ √ √ Diminum jika masih terasa mual.
2 x sehari 1 tablet
15 menit sebelum makan
Medixone tab 4 mg √ √ √
S 2 dd 1 tab
Cataflam tab 50 √ √ √
mg
S 2 dd 1 tab
7 22-03-2018 2593804 An. MA
Gitas plus tab √ √ √
Lansoprazole 30 √ √ √ Diminum 1 jam sebelm makan atau 2 jam
mg tab sesudah makan
8 22-03-2018 2593859 An. WI
Doloneurbion √ √ √ Doloneurobin digunakan untuk mengatasi
demam/ pusing yang dialami, Jika sudah tidak
demam/pusing dapat dihentikan pemakaiannya
Imboost tab √ √ √
9 23-03-2018 2595226 An. AS
Inpepsia Syr √ √ √ Digunakan 3 kali sehari 2 sendok takar, sebelum
3 x sehari 2 sendok digunakan untuk dikocok terlebih dahulu,
takar (5ml) setelahnya simpan pada suhu kamar dan
terhindar dari sinar matahari langsung. sirup
maksimal digunakan/disimpan selama 2 minggu.
Lansoprazole 30 √ √ √ 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah
mg makan
S 2 dd 1 kaps
Intunal forte √ √ √
S 3 dd 1 tab
Cefixime tab 100 √ √ √ Cefixime ini harus dihabiskan karena merupakan
mg antibiotik.
S 2 dd 1 kaps
10 24-03-2018 2595687 An. M
Boraginol Supp √ √ √ Braginol suppo digunakan 2 kali sehari pagi dan
2 x sehari 1 suppo sore. Sebelum menggunakan usahakan cuci
tangan terlebih dahulu, basahi suppo agar mudah
masuk kedalam dubur/anus, kemudian diamkan
selama 2-3menit dari posisi awal dimasukan
suppo. Cuci tangan kembali setelah
menggunakan suppo. Simpan suppo pada suhu
dibawah 25 DC
Lansoprazole 30 √ √ √ Lansoprazole diminum 1 jam sebelum makan
mg tab atau 2 jam setelah makan
1 x sehari 1 kaps
TUGAS PELAYANAN INFORMASI OBAT PASIEN IGD
INSTALASI RAWAT JALAN RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
Oleh: Ayu Yusniah – kelompok D (USB)
Resep Informasi yang diberikan kepada pasien
No Nama Pasien dan nama obat Nama Jumlah Perhatian selama minum
Tanggal No R/ Cara pakai
Obat obat obat
NRR 1 jam sebelum makan atau 2
√ √ √
R/ Lansoprazole X jam sesudah makam
2 dd 1
1 19/3/18 2590559
R/ Ranitidin
√ √ √ ½ jam sebelum makan
2 dd 1