Anda di halaman 1dari 15

10/11/2021

Pengkajian Resep

Tujuan :

 Mahasiswa memahami dan mampu melakukan analisis


kesesuaian farmasetika dan analisis stabilitas obat

1
10/11/2021

Bahan Pengkajian Resep untuk kesesuaian


farmasetika meliputi :

1. Bentuk sediaan & kekuatan


2. Melakukan peracikan (compounding)
3. Stabilitas (BUD/TBG)
4. Etiket
5. Wadah obat/kemasan
6. Pembuatan Salinan Resep

Pengkajian Resep
Aspek Farmasetik

Nama obat: Glucophage


dr. Feng Shui Sp.PD Bentuk sediaan: Tablet
SIP: 456/Dinkes/IX/2017 Kekuatan sediaan: 500 mg
Jl. Gumbira No. 57, Kota Cimahi Jumlah obat: 30
No. Telpon : 022 – 6541234
Cimahi, 12 Oktober 2020
Nama obat: Cholestat
No Resep: 002
Bentuk sediaan: Tablet
Kekuatan sediaan: -
R/ Glucophage tab 500 mg No. XXX
S 3 dd 1 tab pc
Jumlah obat: 30 • Stabilitas dan OTT (?)
Nama obat: Norvask
R/ Cholestat tab No. XXX
Bentuk sediaan: -
S 1 dd 1 tab
Kekuatan sediaan: 5 mg
Jumlah obat: 30
R/ Norvask 5 No. XXX
S 1 dd 1 tab
Aturan dan cara
Pro : Ny. Setia (58 tahun) penggunaan
Alamat : Jl. Raya Cijerah No. 10

2
10/11/2021

Pengkajian Resep untuk kesesuaian farmasetika


1. Bentuk sediaan & kekuatan

Solida (Padat) ?

Semi Solida
Bentuk
(Setengah ?
Sediaan
Padat)

Liquida
?
(Cairan)

Nama Sediaan
• ……………….

Bentuk Sediaan
• ………………….

Kekuatan Sediaan
• ………………….

3
10/11/2021

Pengkajian Resep untuk kesesuaian farmasetika


2. Melakukan peracikan (compounding)
 Serbuk/Puyer (Pulveres,Pulvis, Pulvis Adspersorius)
Skrinning Kerasionalan obat dalam puyer  obat flu + antibiotik
Komposisi Obat,
sebelum peracikan
Perbedaan aturan penggunaan

sediaan tablet yang tidak boleh diracik/dihancurkan (enteric coated, sediaan


lepas lambat, kapsul slow release, sublingual/bukal )

Cara Peracikan Bahan obat berbentuk kristal atau bongkahan digerus hingga halus.

Bahan obat dalam jumlah kecil digerus bersama bahan tambahan.

Bahan obat dengan berat jenis (BJ) kecil digerus terlebih dahulu, kemudian
bahan obat dengan BJ besar
Bahan obat yang bobotnya di bawah 50 mg, dilakukan pengenceran

Tablet yang ukurannya paling kecil di gerus terlebih dahulu, tablet ukuran
lebih besar digerus kemudian

Cara Pembagian Bungkus Serbuk Terbagi


(Puyer)

a. Bila serbuk yang diminta 10 bungkus, serbuk dapat dibagi langsung sama banyak
pada setiap bungkusnya sesuai dengan pangan mata.
b. Pembagian dengan rata maksimum hanya untuk 20 bungkus, karena pandangan mata
sangat terbatas
c. Jika lebih dari itu, sebaiknya ditimbang sama banyak terlebih dahulu, kemudian
masing2 bagian dibagi dengan kasat mata maksimum 20 bungkus
d. Bila jumlah serbuk ganjil misalkan 15 (lima belas) bungkus, seluruh serbuk
ditimbang, dihitung berat satu bungkus, timbang satu bungkus, sisa serbuk dibagi
secara kasat mata.
e. Penyimpangan bobot isi serbuk antara satu bungkus dengan bungkus lainnya adalah
paling besar 10%.
Farmasetika Dasar, Kemenkes RI

4
10/11/2021

Peraturan Pembuatan Salep

1. Bahan obat yang larut dalam dasar salep, dilarutkan di


dalamnya, jika perlu dengan pemanasan.
2. Bahan obat yang larut dalam air, dilarutkan di dalamnya.
Dengan catatan air yang digunakan dapat diserap oleh
dasar salep.
3. Bahan obat yang sukar larut dalam dasar salep, digerus
halus dan dicampur dengan dasar salep.
4. Salep yang dibuat dengan cara melebur dasar salep, harus
digerus sampai dingin.

Cara Meracik Salep


1. Bahan obat yang larut dalam air, harus dilarutkan dulu dalam air seperti
Ureum, baru kemudian dicampur dengan basis salep yang dapat
menyerap air.
2. Bahan obat yang larut dalam Etanol 95%, harus dilarutkan terlebih
dahulu dalam Etanol 95% seperti Asam Salisilat, Asam Benzoat, Menthol,
Kamfer, Resorcinol dll, baru kemudian ditambah basis salep.
3. Bahan obat yang harus ditambahkan terakhir karena mudah rusak bila
diaduk terlalu lama seperti Ichtammolum, Balsam Peru.
4. Bahan obat mudah menguap dimasukkan teakhir contoh: Oleum Rosae,
Minyak Cayuputi, Minyak Mentahe piperitae.
5. Untuk bahan lain yang tidak mempunyai sifat tersebut diatas, seperti
Chloramphenicol, Hidrocortison, Mikonazol, Sulfur, Zinc Oxyd,
dihaluskan terlebih dahulu baru kemudian dicampur dengan basis salep.

5
10/11/2021

Sediaan Cair

Lotio ?
Sediaan Cair

Solutio ?
Mixtura ?
Potio ?

Istilah Kelarutan

6
10/11/2021

Sediaan lainnya, di pelajari kembali di


MK. Farmasetika

7
10/11/2021

Pengkajian Resep untuk kesesuaian farmasetika


3. Stabilitas (BUD/TBG)
 Beyond use date merupakan batas waktu penggunaan yang tercantum pada
wadah/kemasan obat, mencakup obat racikan, produk repacking (dikemas ulang),
maupun produk obat pabrik dengan wadah multidose (penggunaan obat berkali-kali
menggunakan wadah yang sama).
 Beyond use date (BUD) adalah batas waktu penggunaan produk obat setelah
diracik/disiapkan atau setelah kemasan primernya dibuka/dirusak.
 Kemasan primer disini berarti kemasan yang langsung bersentuhan dengan bahan
obat, seperti: botol, ampul, vial, blister, dst.
 Pengertian BUD berbeda dari expiration date (ED) atau tanggal kedaluwarsa
karena ED menggambarkan batas waktu penggunaan produk obat setelah diproduksi
oleh pabrik farmasi, sebelum kemasannya dibuka. Seringkali, ED obat setelah
kemasan dibuka dianggap tetap sama dengan yang tertera pada kemasan, padahal
ED obat tersebut telah berubah.
 BUD dan ED menentukan batasan waktu dimana suatu produk obat masih berada
dalam keadaan stabil.

Penetapan Beyond Use Date(BUD)


atau Tanggal Batas Guna(TBG)

Penetapan BUD berdasarkan USP <795>

8
10/11/2021

USP 43 2020; <795> Pharmaceutical Compounding-Non Sterile Preparation (CNSP)


• Aqueous preparation (Aw > 0,6)  emulsi, larutan, suspensi, krim, gel, spray
• Non-aqueous preparation (Aw ≤ 0,6)  suppositoria, ointment, waxes, fixed oils
• Solida Kapsul, Tablet, serbuk, Granul,

*) Aw (activity water)  suatu ukuran seberapa banyak air bebas atau tidak terikat,
dan tersedia untuk digunakan pertumbuhan mikroorganisme

Dalam beberapa Pustaka, stabilitas/BUD suatu sediaan dicantumkan.


Jika tidak, bisa mengikuti ketentuan umum pada USP <795>
mengenai sediaan compounding non steril

Stabilitas mengenai masa simpan rekonstitusi Amoksisilin di AHFS

Pengkajian Resep untuk kesesuaian farmasetika


4. Etiket
Apotek UNJANI Farma  Nama Apotek
Jl. Terusan Jend. Sudirman PO BOX 148, Telp. 022 -6620981
Apoteker : Drs. Achmad Baginda , Apt  Alamat Apotek
SIPA No. 19751010/SIPA_3277/2013/2018  Nama Apoteker
Cimahi, 24 September 2018  SIPA Apoteker
 Tempat dan Tanggal Pembuatan Etiket
UDIN (8 Tahun)
Sehari tiga kali satu sendok takar (5 ml)  Nama dan Umur Pasien
(habiskan)  Penggunaan
 Paraf Apoteker
Yusimox 125 mg/ 5 ml  Nama Obat
Digunakan sebelum : 7 Okt 18  BUD

9
10/11/2021

Obat Tidak Tercampurkan (OTT) atau Inkompatibilitas


 Suatu perubahan yang tidak diinginkan pada saat mencampurkan bahan obat dengan bahan
obat lain
 Contoh Inkompatibilitas : serbuk yang telah dicampurkan menjadi lembab, terjadi perubahan
warna atau terbentuknya endapan
 Interaksi pada OTT/Inkompatibilitas dapat merusak atau mengubah struktur atau aktivitas dari
obat tersebut

Perubahan yang terjadi karena timbulnya reaksi fisik antar zat


Fisika
Jenis Inkompatibilitas

seperti diakibatkan adanya penurunan TL campuran, penjerapan


obat (adsorpsi)

Perubahan yang terjadi karena timbulnya reaksi kimia pada saat


Kimia pencampuran

Suatu zat tertentu mempengaruhi aktivitas obat, yang berupa


peningkatan dan penurunan aktivitas atau menghasilkan efek baru
Farmakologi yang tidak dimiliki sebelumnya  Obat vs obat, obat vs makanan,
obat vs herbal, obat vs mikronutrien

Fisika
 Camphora & Menthol  campuran serbuk basah dikarenakan terjadi penurunan TL  titik eutecticu
 Hexamin & asetosal  campuran menjadi basah
 Bolus alba & Ext.Belladona  penadsorpsian ext. belladonna sehingga berkurangnya akitvitas/efeknya
Kimia
Asetosal & Na-bicarbonate  reaksi asam basa, terbentuknya gas dan serbuk menjadi basah

Farmakologi

10
10/11/2021

Pengkajian Resep untuk kesesuaian farmasetika


5. Wadah obat/kemasan

• Kertas perkamen
Kemasan • Botol
Primer • Wadah gelas bemulut lebar (pot
glas)  untuk pulvis oral
Kemasan
•?
Sekunder
Kemasan
•?
Tersier

Permenkes RI Nomor 72 s.d 74 tahun


2016 dr. Feng Shui Sp.PD
SIP: 456/Dinkes/IX/2017
inscriptio Jl. Gumbira No. 57, Kota Cimahi
No. Telpon : 022 – 6541234
Cimahi, 12 Oktober 2020
 RESEP adalah permintaan No Resep: 002
subscriptio
tertulis dari dokter atau dokter
gigi, kepada apoteker, baik invocatio R/ Glucophage tab 500 mg No. XXX
dalam bentuk paper maupun S 3 dd 1 tab pc
elektronik untuk menyediakan
dan menyerahkan obat bagi praescriptio R/ Cholestat tab No. XXX
pasien sesuai peraturan yang S 1 dd 1 tab
berlaku
R/ Norvask 5 No. XXX
S 1 dd 1 tab

Pro : Ny. Setia (58 tahun)


signatura Alamat : Jl. Raya Cijerah No. 10

11
10/11/2021

Resep

 Resep elektronik adalah metode yang kuat untuk mencegah


medication error yang disebabkan oleh kesalahan interpertasi
seperti pada resep yang ditulis tangan. Resep elektronik dapat
memastikan bahwa dosis, bentuk sediaan, waktu pemberian
yang tertulis adalah benar dan dapat juga mengetahui adanya
interaksi obat, adanya alergi terhadap obat tertentu dan
kesesuaiannya dengan kondisi pasien misal pada pasien gangguan
fungsi ginjal.

Bagian Resep

Inscripstio Invocatio Praescriptio Signatura Subscriptio

Nama obat Aturan


Nama,
alamat,
dan jmlnya pakai (S.3
No.SIK dokter dd I pulv)
Tanda
Cara
tangan
Tanda R/ pembuatan
atau paraf
(mf.)
dokter
Tempat dan Nama
Tgl penulisan
Bentuk Pasien dan
resep alamat
sediaan

12
10/11/2021

Copy Resep
 Copy resep atau turunan resep adalah salinan resep yang memuat semua keterangan
obat yang terdapat pada resep asli.
 Istilah lain dari copy resep adalah apograph, exemplum, afschrtif.
 Menurut peraturan copy resep harus ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek
(APA), bila APA berhalangan melakukan tugasnya, penandatanganan atau
pencantuman paraf pada salinan resep dapat dilakukan oleh Apoteker Pendamping
atau Apoteker Pengganti dengan mencantumkan nama lengap dan status Apoteker
yang bersangkutan.
 Copy resep/salinan resep harus dibuat bila ada obat yang harus diulang
penggunaannya ( ada kata Iter ), selain itu copy resep harus dibuat bila:
a. Atas permintaan pasien /untuk bukti kepada instansi yang menjamin biaya
kesehatan pasien.
b. Bila ada obat yang belum ditebus seluruhnya.
 Pada copy resep nama obat disalin sesuai dengan resep aslinya, kecuali bila ada jenis
obat yang namanya/jumlahnya diganti sesuai dengan persetujuan dokter maka pada
copy resepnya ditulis nama dan jumlah obat yang sudah diganti.

Pengkajian Resep untuk kesesuaian farmasetika


6. Pembuatan Salinan Resep

Resep yang mengandung obat narkotika


 Untuk resep yang mengandung obat golongan narkotika (Codein,
Dionin, Doveri) sesuai dengan peraturan :
a. Tidak boleh diulang ( diberi tanda ne iter )
b. Bila ada obat golongan narkotika yang belum ditebus/diambil
seluruhnya, maka sisa obat dalam copy resepnya, hanya dapat
ditebus pada apotek yang sama.
c. Resep yang diterima oleh apotek harus diperiksa dulu
(diskrining/ditelaah) apakah resep tersebut asli atau palsu, bila
asli apakah telah lengkap bagian-bagiannya.

13
10/11/2021

Apotek Unjani Farma


Penulisan Copy Resep Jl. Terusan Jend.Sudirman PO BOX 148 Telp. 022-6620981
Apoteker : apt. Achmad Yani, M.Farm. P
SIPA No.190780/SIPA_3277/2019 e
SALINAN RESEP n
dr. Andriani
g
SIP : 522/Dinkes/III/2018
No. Resep : 020 a
Jl.Kencana No. 45 Bandung Salinan Resep No. : 001 m
No.Telp.: 022-6651235 Dari Dokter : dr. Andriani b
Tgl. Resep : 15 Maret 2020 i
No. Resep : 020 Bandung, 15 Maret 2020 Pro : Tn. Amir
I
Usia : 56 th.
a
Iter 2x Iter 2x n
R/ Nitrazepam 4mg R/ Nitrazepam 4mg
Lexotan 4mg Lexotan 4mg R
mf. Cap dtd No.X e
mf. Cap dtd No.X S. 1 dd cap 1 vesp
S. 1 dd cap 1 vesp s
det.orig + 1x e
p
Bandung,16 Maret 2020
Pcc.
Pro : Tn. Amir (56 th) k
Cap
Apotek e
& SIPA

apt. Achmad Yani, M.Farm. 2


SIPA No. 190780/SIPA_3277/2019

• Pasien menerima resep obat sebanyak 3x (satu kali dari resep asli, dan 2 kali dari copy resep)
Iter 2x

• Obat diserahkan kpd pasien pertama kalinya  copy resep yang pertama ditulis detur original (det.orig/detur
orig) obat telah diberikan sesuai resep asli  Pasien masih dapat menebus 2 kali lagi.
detur orig

detur orig + • Pasien menebus kembali obatnya yg ke 2  copy resep dituliskan detur orig + 1X atau ditulis detur 2X
1x atau detur
2x

• Pasien menebus obatnya yg ke 3 (copy resep diulang 2 kali)  copy resep ditulis detur orig+2X atau ditulis detur
detur orig + 2x 3X
atau detur 3x

14
10/11/2021

Kajilah Resep berikut :


(farmasetik)
R/ Sanexon ½ tab
Piroxicam 20 mg 20 mg
Omeprazole 1 cap 1 cap
Mf cap dtd no.XXX
S 2 dd c1 pagi
Pro: Tn. Cang Kim Hion

Kajilah Resep berikut :


(farmasetik)
R/ Trental 2 tab
Bio ATP 1 tab
Asetosal 100 mg
Mf cap dtd no. XII
S t dd cap I

15

Anda mungkin juga menyukai