Anda di halaman 1dari 16

STUDI KELAYAKAN

PENDIRIAN APOTEK PRADANA FARMA


Di Mijen
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek
kefarmasian oleh Apoteker (Permenkes RI, 2017). Apotek dalam pelaksanaannya
mempunyai dua fungsi yaitu sebagai unit pelayanan kesehatan (patient oriented) dan unit
bisnis (profit oriented). Fungsi apotek sebagai unit pelayanan kesehatan adalah
menyediakan obat‐obatan yang dibutuhkan masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal. Pelayanan kesehatan dapat berupa edukasi, pemberian informasi, serta
monitoring penggunaan obat sehingga tujuan akhir pengobatan tercapai. Sedangkan
fungsi apotek sebagai institusi bisnis yaitu bertujuan untuk memperoleh keuntungan
(Permenkes RI, 2016).
Saat ini kegiatan pelayanan kefarmasian tidak hanya fokus terhadap pengelolaan obat
sebagai komoditi, tetapi juga mengutamakan pelayanan kepada pasien yang bertujuan
untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Jadi jelas bahwa apotek bukanlah suatu badan
usaha yang hanya mengejar keuntungan, tetapi juga memiliki fungsi sosial untuk
masyarakat (Permenkes RI, 2016).
Sebelum suatu apotek didirikan harus terlebih dahulu dilakukan studi kelayakan.
Studi kelayakan adalah suatu kajian yang dilakukan secara menyeluruh mengenai suatu
usaha dalam proses pengambilan keputusan yang mengandung resiko yang belum jelas.
Studi kelayakan hanya berfungsi sebagai pedoman atau landasan pelaksanaan pekerjaan,
karena dibuat berdasarkan data dari berbagai sumber yang dianalisis dari banyak aspek
(Jumingan, 2009).

1.2 Tujuan
1. Mempermudah perencanaan pendirian apotek.
2. Mempermudah pengawasan pelaksanaan pekerjaan dengan berbagai rencana yang dis-
usun terlebih dahulu sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
3. Menghindari dan / atau meminimalkan risiko kerugian di masa mendatang.
4. Mempermudah rencana pengembangan usaha.
1.3 Nama dan Alamat Apotek
Nama Apotek : Apotek Pradana Farma
Alamat : Ruko Graha Permata Surya No.18, Kel. Ngadirgo, Kec. Mijen, Kota
Semarang
BAB II
ASPEK DAN KEUANGAN

1. Lokasi Apotek
Lokasi Apotek Pradana Farma bertempat di Mijen Semarang Jawa Tengah.Calon
apotek yang akan didirikan dekat dengan jalan raya, jalan cukup lebar dan area parkir
luas. Akses jalan menuju lokasi cukup lancar. Dekat dengan pasar mijen
2. Apotek Kompetitor
Terdapat beberapa apotek kompetitor di sekitar calon tempat Apotek Pradana Farma
yaitu :
 Apotek Pratama mijen
 Apotek viva generik mijen
3. Tingkat Sosial Ekonomi
Daerah tersebut memiliki tingkat ekonomi dan pendidikan yang cukup baik serta
memiliki kesadaran mengenai kesehatan dan pengetahuan mengenai obat ataupun produk
kefarmasian.
4. Aksesabilitas
Lokasi Apotek pradana Farma memiliki akses yang mudah dijangkau Jalanan
merupakan aspal dan dapat dilewati kendaraan bermotor ataupun kendaraan beroda
empat. Apotek juga memiliki ruang parkir yang cukup sehingga diharapkan tidak
mengganggu lalu lintas.
2.1 Aspek Pasar dan Pemasaran
1. Potensi Pasar
Apotek Pradana Farma berada di pasar dengan 2 apotek kompetitor. Adanya
kompetitor maka persaingan yang terjadi adalah persaingan pelayanan yang bermutu dan
berorientasi pada pasien, kelengkapan penyediaan produk untuk menarik minat pasien.
Letak apotek cukup strategis berada di pinggir jalan dan berada di dekat pemukiman
penduduk, dan pasar tradisional semakin membuka variasi barang yang dijual di apotek.
2. Target Pasar
Target konsumen dari apotek ini diperkirakan sebagian besar adalah masyarakat
sekitar dan konsumen yang melintasi jalan tersebut karena berada di pinggiran jalan yang
mudah diakses serta berada dideretan ruko lain.
3. Jenis produk yang dijual (Market positioning)
Jenis produk yang akan dijual di Apotek pradana Farma antara lain obat wajib apotek,
obat bebas, obat bebas terbatas, obat keras, obat tradisional, kosmetik dan alat kesehatan.
4. Penentuan harga
Penentuan harga barang dan jasa di Apotek pradana Farma mempertimbangkan biaya
tenaga kerja, biaya operasional dan biaya sewa bangunan serta pajak agar dapat
memperkirakan berapa target penjualan yang diperlukan agar dapat mencapai Break
Even Point.
5. Analisis SWOT
Berdasarkan data-data yang diperoleh dari survey pendahuluan terhadap peta lokasi dan
keberadaan kompetitor, dapat diterangkan beberapa hal yang penting. Hal ini dapat
dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman terhadap Apotek Pradana
Farma yang akan didirikan (SWOT Analisis).

a) Kekuatan/Strength
Yang menjadi kekuatan kompetitif Apotek Pradana Farma adalah sebagai
berikut :
 Buka setiap hari
 Ketersediaan obat, alkes serta perbekalan farmasi yang lengkap
 Harga ekonomis
 Apotek dengan pelayanan berbasis Pharmaceutical Care yang tepat, cermat
dan cepat.
 Lokasi apotek mudah dijangkau.
 Adanya konsultasi, informasi, edukasi dan monitoring bagi konsumen.
 Tenaga professional yang sudah memiliki sertifikat kompetensi

b) Kelemahan/Weakness
Apotek Pradana Farma merupakan apotek baru sehingga membutuhkan waktu
untuk sosialisasi dan pemasaran/perkenalan kepada masyarakat untuk memperoleh
pelanggan tetap.
c) Peluang/Opportunity
a Potensi daerah
Jumlah penduduk lumayan tinggi karena merupakan daerah pemukiman
padat penduduk, komplek ruko/pertokoan, dekat dengan pasar tradisional dan
minimarket sehingga menjadi sumber pelanggan apotek yang potensial.
b Lokasi daerah
 Lokasi Apotek Pradana Farma strategis karena terletak di pinggir jalan se-
hingga mempermudah masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kefar-
masian.
d) Ancaman/Threat
Kemungkinan munculnya kompetitor baru (apotek) karena lokasi apotek termasuk
lokasi yang strategis.

2.2 Aspek Teknik dan Teknologi


a. Bangunan
 Bangunan apotek terdiri dari ruang pelayanan resep, ruang peracikan, kasir, ruang
kerja apoteker dan konseling, tempat penyimpanan obat, ruang tunggu, ruang pen-
cucian alat, mushola, toilet, gudang dan tempat parkir.
 Bangunan dilengkapi dengan pendingin ruangan, penerangan, televisi, sumber air,
ventilasi udara, sanitasi yang mendukung serta tempat sampah.
 Papan nama apotek diletakkan di depan bangunan yang terpasang jelas.
b. Perlengkapan
1. Alat pembuatan, pengolahan dan peracikan
 Mortir dan stamper
 Blender
 Timbangan dan anak timbang (gram dan mg)
 Gelas ukur
 Batang pengaduk
 Rak tempat pengeringan alat
2. Alat perbekalan farmasi
 Lemari dan rak penyimpanan obat
 Lemari penyimpanan untuk narkotika, psikotropika dan bahan berbahaya
lain
 Lemari pendingin
 Tensimeter
 Alat ukur kadar kolesterol, asam urat dan gula darah
 Timbangan berat badan
 Alat pengepres puyer
3. Wadah pembungkus dan pengemas
 Etiket (putih dan biru)
 Kertas puyer
 Cangkang kapsul
 Staples
 Plastik klip
 Wadah pengemas dan pembungkus lainnya (tas plastik)
 Solasi
 Tempat penyimpanan
 Lemari/rak obat
 Lemari narkotika
 Lemari psikotropika
 Lemari bahan berbahaya
 Lemari dokumentasi
 Kulkas
4. Alat administrasi
 Blanko Pesanan Obat
 Blanko kartu stok obat
 Blanko copy resep
 Blanko faktur dan nota penjualan
 Blanko kuitansi
 Buku defecta
 Buku standar
 Buku pembelian
 Buku penerimaan
 Buku pembukuan keuangan
 Buku pencatatan narkotik dan psikotropik
 Buku pesanan narkotik dan psikotropik
 Buku laporan obat narkotik dan psikotropik
 Buku pencatatan penyerahan resep
 Kwitansi
 Alat-alat tulis dan kertas
5. Kelengkapan Buku Pedoman
 MIMS dan ISO edisi terbaru
 Pharmakope Edisi terakhir
 UU Kesehatan No.36 Tahun 2009
 UU Narkotika No.35 Tahun 2009
 UU Psikotropika No.5 Tahun 1997
 PP No.72 Tahun 1998 Pengamanan Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan
 Per Men Kes No.918/Men. Kes/Per/X/1993
 Per Men Kes No.1191/Men. Kes/SK/IX/2002
 PP 51 Tahun 2009 Tentang Pekerjaan Kefarmasian
 Per Men Kes No.1148/Men. Kes/Per/VI/2011
6. Perlengkapan lainnya
 Alat pemadam kebakaran
 Alat kasir dan kertas
 Komputer dan printer
c Perbekalan Farmasi
1. Obat Keras (Obat dengan resep dan OWA)
2. Obat Bebas (OTC) dan bebas terbatas
3. Alat kesehatan : masker, pispot, perban, termometer, sarung tangan, alkes steril,
4. Kosmetik, produk jamu, makanan dan minuman kesehatan, perlengkapan bayi (bedak,
botol susu bayi, sabun, susu, madu, energy drink,  dll).
2.3 Aspek SDM
2.3.1. Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 4 orang, yaitu :
Apoteker Pengelola Apotek : 1 orang
Apoteker pendamping : 1 orang
Asisten Apoteker : 2 orang
Jam kerja : 07.00 – 21.30

a. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI
STRUKTUR ORGANISASI APOTEK PRADANA FARMA

Pemilik Sarana Apotek


Manager keuangan

Apoteker Penanggung
Jawab

Apoteker Pendamping

TTK

Tugas dan Kewajiban


1. Apoteker Pengelola Apotek sebanyak 1 orang
Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi yang telah
mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku. Apoteker
merupakan tenaga kesehatan profesional yang banyak berhubungan langsung dengan
masyarakat sebagai sumber informasi obat. Oleh karena itu, informasi obat yang
diberikan pada pasien haruslah informasi yang lengkap dan mengarah pada orientasi
pasien bukan pada orientasi produk. Adapun tugas dan kewajiban apoteker pengelola
apotek yaitu (PP RI No. 51 Tahun 2009) yaitu :
a) Memimpin seluruh kegiatan apotek
b) Berkewajiban serta bertanggung jawab penuh untuk mengelola apotek yang meliputi
pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengamanan, pengadaan,
penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,
pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional.
c) Melakukan langkah-langkah untuk mengembangkan hasil dan kualitas apotek.
d) Bertanggung jawab terhadap kinerja yang diperoleh.
2. Apoteker Pendamping 1 orang
Apoteker pendamping memiliki tugas yaitu menggantikan tugas APA apabila
berhalangan hadir, yaitu dalam hal penerimaan resep dan pemberian obat, memberikan
layanan informasi, konseling, edukasi dan monitoring obat serta mengontrol dan
mengawasi kinerja bawahannya.
3. Tenaga Teknis Kefarmasian sebanyak 2 orang
Tenaga teknis kefarmasian menurut pasal 33 Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 51 Tahun 2009, tentang Pekerjaan Kefarmasian, terdiri dari Sarjana
Farmasi, Ahli Madya Farmasi, Analis Farmasi, dan Tenaga Menengah
Farmasi/Asisten Apoteker.Tenaga Kefarmasian melaksanakan pekerjaan kefarmasian
pada :
a) Fungsi pembelian meliputi: mendata kebutuhan barang, membuat
kebutuhan pareto barang, mendata pemasok, merencanakan dan
melakukan pembelian sesuai dengan yang dibutuhkan, kecuali ketentuan
lain dari APA dan memeriksa harga.
b) Fungsi gudang meliputi: menerima dan mengeluarkan berdasarkan fisik
barang, menata, merawat dan menjaga keamanan barang.
c) Fungsi pelayanan meliputi: melakukan penjualan dengan harga yang
telah ditetapkan, menjaga kenyamanan ruang tunggu, melayani
konsumen dengan ramah dan membina hubungan baik dengan
pelanggan.
2.4 Aspek Finansial
1. Prediksi Anggaran 5 tahun pertama (Modal)
a. Modal Tetap (Perlengkapan Apotek dan alat tulis kantor)

Perlengkapan Jumlah Harga (per unit) Total Harga


Etalase 5 Rp 1.000.000,00 Rp 5.000.000,00
Lemari kayu warna putih 1 Rp 4.000.000,00 Rp 4.000.000,00
Meja Racik 1 Rp 900.000,00 Rp 900.000,00
AC 1 Rp 3.000.000,00 Rp 3.000.000,00
Komputer + CPU + Printer 1 Rp 5.000.000,00 Rp 5.000.000,00
Software apotek (sistem) 1 Rp 7.000.000,00 Rp 7.000.000,00
Neraca digital 1 Rp 847.000,00 Rp 847.000,00
Timbangan gram halus 1 Rp 2.000.000,00 Rp 2.000.000,00
Timbangan miligram halus 1 Rp 1.700.000,00 Rp 1.700.000,00
Timbangan badan 1 Rp 650.000,00 Rp 650.000,00
Cooler / kulkas kecil 1 Rp 1.400.000,00 Rp 1.400.000,00
Lemari Narkotik dan
Rp 600.000,00
Psikotropik 1 Rp 600.000,00
Alat peracikan 1 Rp 150.000,00 Rp 150.000,00
Alat gelas 1 Rp 350.000,00 Rp 350.000,00
Mesin kasir dan kalkulator 1 Rp 755.000,00 Rp 755.000,00
Stempel apotek 2 Rp 75.000,00 Rp 150.000,00
Buku ISO 1 Rp 75.000,00 Rp 75.000,00
Buku MIMS 1 Rp 120.000,00 Rp 120.000,00
Dispenser galon 1 Rp 220.000,00 Rp 220.000,00
Papan nama 2 Rp 350.000,00 Rp 700.000,00
Lampu bohlam 6 Rp 65.000,00 Rp 390.000,00
Jam dinding 2 Rp 100.000,00 Rp 200.000,00
Alat kebersihan 1 Rp 300.000,00 Rp 300.000,00
Alat pemadam kebakaran 1 Rp 370.000,00 Rp 370.000,00
Kursi ruang tunggu (3 tempat
Rp 1.500.000,00
duduk) 1 Rp 1.500.000,00
Kursi apotek 7 - Rp 1.000.000,00
Meja apoteker 1 Rp 500.000,00 Rp 500.000,00
Pernak-pernik apotek (ATK,
Tempat obat, stiker, sabun Rp 2.500.000,00
cuci, wipol dll) Rp 2.500.000,00

Total Rp41.377.000,00
b. Renovasi bangunan
Peralatan Harga
Instalasi listrik Rp 750.000,00
Pembuatan dan Pemasangan banner Rp 10.000.000,00
Biaya tukang Rp 500.000,00
Total Rp 11.250.000,00
c. Biaya sewa bangunan : Rp. 25.000.000
d. Biaya perizinan : Rp. 3.000.000
e. Modal Operasional : Rp. 100.000.000 +
Total Rp 180.627.000

 Prediksi Biaya Operasional Tahunan


1. Biaya Tetap 1 bulan
a) Gaji
 Apoteker (APA) Rp 2.000.000
 Apoteker pendamping (1 orang) Rp 3.500.000
 TTK (2 orang) Rp 3.000.000 +
Jumlah Rp 8.500.000

b) Biaya Pengelolaan Lain


 Biaya listrik, air Rp 1.500.000
 Pemeliharaan apotek Rp 300.000
 Administrasi Rp 200.000
 Serba – serbi Rp 300.000 +
Jumlah Rp 2.300.000
Biaya Total Rp 11.100.000
2. Total biaya operasional selama 1 tahun
 Gaji termasuk THR Rp 110.500.000
 Biaya pengelolaan lain Rp 27.600.000 +
Total biaya rutin Rp 138.100.000
 Prediksi Anggaran Dan Pendapatan Tahun ke I
1. Pemasukan
UPDS
Estimasi R/ umum (swamedikasi) Total
2. Target Pengelu-
penjualan 5 10
(hari) aran
 Unit penjualan Rp 50.000,00 Rp 50.000,00 Pembelian
Perhari Rp 250.000,00 Rp 500.000,00 Rp 750.000,00
obat (Bi-
Perbulan Rp 7.500.000,00 Rp 15.000.000,00 Rp 22.500.000,00
Pertahun Rp 90.000.000,00 Rp 180.000.000,00 Rp 270.000.000,00
aya Vari-
abel) = Rp 100.000.000
 Biaya operasional 1 tahun (Biaya tetap) = Rp 138.100.000 +
Total Pengeluaran = Rp 238.100.000
3. Laba
Total pendapatan = Rp 270.000.000
Total pengeluaran = Rp 238.100.000
Laba Kotor = Rp 31.900.000
Pajak pendapatan (10%) = Rp 3.190.000 -
Laba bersih = Rp 28.710.000
Perhitungan
1. Break Even Point (BEP)
Break Point Even (BEP) adalah suatu titik yang menggambarkan bahwa keadaan
kinerjaapotek berada pada posisi yang tidak memperoleh keuntungan dan juga
tidakmengalami kerugian.
BEP = 1 x Biaya tetap
1- (Biaya variabel/Pendapatan)
= 1 x 138.100.000
1- (100.000.000/270.000.000)
= Rp 219.335.294,1 /tahun
= Rp 18.277.941,18 /bulan
= Rp 609.264 /hari
Kesimpulan :Apotek Pradana Farma mampu mengembalikan modal pada omset
Rp 219.335.294 /tahun atau Rp 18.277.941 /bulan atau Rp 609.264 /hari.
2. Presentasi BEP
% BEP = Biaya tetap x 100%
Pendapatan – Biaya variabel
= 138.100.000 x 100%
270.000.000 – 100.000.000
= 81,23%
3. Kapasitas BEP
Kapasitas BEP = % BEP x Jumlah resep per tahun
= 81,23% x 1825
= 1482 lembar/tahun
= 123 lembar/bulan
= 4 lembar/hari
4. Return Of Invesment (ROI)
Return On Investment (ROI) adalah pengukuran besaran tingkat return (%) yang
akan diperoleh selama periode investasi dengan cara membandingkan jumlah nilai
laba bersih pertahun dengan modal.

ROI = Laba bersih x 100%


Modal
= 140.400.000 x 100%
180.627.000
= 77.73%
Kesimpulan : Apotek Pradana Farma memiliki tingkat pengembalian investasi
sebesar 77.73%
5. Payback Periode(PP)
Analisa Payback Periode adalah pengukuran periode yang diperlukan dalam
menutup modal dengan menggunakan aliran kas yang akan diterima.
PBP = Modal x 1 tahun
Laba bersih
= 180.627.000 x 1 tahun
28.710.000
= 6 tahun
Kesimpulan :Apotek Pradana Farma memerlukan waktu kembalinya modal selama
6 tahun

SIMPULAN STUDI KELAYAKAN

1. Beberapa strategi yang akan dilakukan untuk mendukung perkembangan Apotek Pradana
Farma ini antara lain menerima order via aplikasi dan jasa pengantaran obat untuk pasien,
melakukan kegiatan homecare, pelayanan informasi obat dan konseling kepada pasien di-
lakukan secara ramah dan sopan baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung
(via telepon dan whatsapp), menyediakan layanan untuk pengukuran tekanan darah, kadar
glukosa darah, kolesterol, dan asam urat dan menjamin kelengkapan serta kualitas produk
yang disediakan dll.

Anda mungkin juga menyukai