Diajukan untuk memenuhi persyaratan Profesi Apoteker pada Program Studi Pendidikan
Profesi Apoteker Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti Tunas Husada Tasikmalaya
Disusun oleh :
Ai Nuryani, S.Farm
52120008
TASIKMALAYA
2021
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker pada Program Studi Pendidikan Profesi Apoteker STIKes Bakti Tunas
Husada Tasikmalaya
Ai Nuryani, S.Farm
52120008
Disetujui Oleh:
Mengetahui:
Alhamdulilah puji syukur kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan
rahmat Nya, penulis dapat menyelesaikan Praktik Kerja Profesi Apoteker (PKPA)
di PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk. Cabang Tasikmalaya, dan
menyelesaikan laporannya.
Laporan ini merupakan salah satu persyaratan dalam menempuh sidang
Program Pendidikan Profesi Apoteker Di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bakti
Tunas Husada Tasikmalaya.
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih atas
segala bantuan dan bimbingan, kepada yang terhormat:
1. PBF PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk Cabang Tasikmalaya sebagai
tempat PKPA telah dilaksanakan.
2. Apt. Nur Rahayuningsih.,M.Si. Selaku Ketua Program Studi Profesi
Pendidikan Apoteker STIKes Bakti Tunas Husada.
3. Apt. Keni Idacahyati, M.Farm. Selaku pembimbing PKPA dari Program Studi
Profesi Apoteker STIKes Baktu Tunas Husada Tasikmalaya.
4. Apt. Ai Karningsih, S.Farm. Apoteker penanggung jawab PBF PT. Enseval
Putera Megatrading Tbk. Tasikmalaya dan Selaku Pembimbing PKPA di PBF
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk Tasikmalaya.
5. Suami, serta orang tua yang tak henti-hentinya selalu memberikan semangat.
Terima kasih atas dukungan dan doanya selama ini.
6. Seluruh teman Profesi Apoteker angkatan 3 dan seluruh pihak yang tidak dapat
penulis sebutkan secara lengkap satu persatu.
Semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunia-Nya atas kebaikan
dan ketulusan semua pihak yang telah membantu, dalam penulisan laporan ini dari
awal sampai akhir.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun penulis
terima demi perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Akhir kata semoga karya sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis
khususnya dan bagi pembaca umumnya.
Penulis
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Struktur Organisasi PT. Enseval Putra Megatranding Tbk. Cabang
Tasikmalaya..............................................................................................
2 Dokumen Faktur Penjualan......................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dilaksanakannya Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) di PBF .
Enseval Putera Megatrading Tbk. Cabang Tasikmalaya meliputi :
a. Mahasiswa Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dapat mengetahui dan
memahami peran, fungsi, posisi dan tanggung jawab apoteker dalam
melakukan pekerjaan kefarmasian di PBF.
b. Membekali mahasiswa Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) agar
memiliki wawasan, pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk
melakukan pekerjaan kefarmasian di PBF.
c. Mahasiswa Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) memperoleh
pengetahuan dan pengalaman tentang penerapan Cara Distribusi Obat
yang Baik (CDOB).
d. Mempersiapkan mahasiswa Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dalam
memasuki dunia kerja sebagai tenaga farmasi yang profesional.
10
11
11
12
e. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari kerja sejak menerima laporan,
Kepala Badan POM memberikan rekomendasi pemenuhan persyaratan Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB) kepada Direktur Jenderal dengan
tembusan kepada Kepala Dinkes Provinsi dan Pemohon dengan
menggunakan contoh formulir 3 sebagaimana terlampir.
f. Paling lama dalam waktu 6 (enam) hari krja sejak menerima rekomendasi
serta persyaratan lainnya yang ditetapkan, Direktur Jenderal menerbitkan
izin Pedagang Besar Farmasi dengan menggunakan contoh Formulir 4
sebagaimana terlampir.
g. Dalam hal ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3), ayat (4), ayat 4
(a) dan ayat (5) tidak dilaksanakan pada waktunya, pemohon dapat
membuat surat pernyataan siap melakukan kegiatan kepada Direktur
Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala Balai POM dan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dengan menggunakan contoh Formulir 5
sebagaimana terlampir.
h. Paling lama 12 (dua belas) hari kerja sejak diterimanya surat pernyataan
sebagaimana dimaksud pada ayat (6), Direktur Jenderal menerbitkan izin
Pedagang Besar Farmasi dengan tembusan kepada Kepala Badan, Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Kepala Balai POM.
12
13
13
14
14
15
Syarat dan ketentuan gudang Pedagang Besar Farmasi (PBF) atau PBF
Cabang menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1148/Menkes/Per/VI/2011 tentang Pedagang Besar Farmasi dengan perubahan
dari Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2014,
adalah:
a. Gudang dan kantor PBF atau PBF Cabang dapat berada pada lokasi yang
terpisah dengan syarat tidak mengurangi efektivitas pengawasan intern oleh
Direksi/pengurus dan penanggung jawab. Dalam hal gudang dan kantor PBF
atau PBF Cabang berada dalam lokasi yang terpisah maka pada gudang
tersebut harus memiliki Apoteker
b. PBF dan PBF Cabang dapat melakukan penambahan gudang atau perubahan
gudang. Setiap penambahan atau perubahan gudangPBF tersebut harus
memperoleh persetujuan dari Direktur Jenderal. Setiap penambahan atau
perubahan gudang PBF Cabang harus memperoleh persetujuan dari Kepala
Dinas Kesehatan Provinsi
c. Permohonan penambahan gudang PBF dan PBF Cabang diajukan secara
tertulis kepada Direktur Jenderal dengan tembusan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi, Kepala badan, dan Kepala Balai POM dengan mencantumkan :
1) Alamat kantor PBF pusat,
2) Alamat gudang pusat dan gudang tambahan,
3) Nama Apoteker penanggungjawab pusat,
4) Nama Apoteker penanggungjawab gudang tambahan.
d. Permohonan ditandatangani oleh direktur/ketua dan dilengkapi dengan
persayaratan sebagai berikut :
1) Fotokopi izin PBF
2) Fotokopi STRA Apoteker calon penanggung jawab gudang tambahan
3) Surat pernyataan kesediaan bekerja penuh Apoteker penanggung jawab
4) Surat bukti penguasaan bangunan dan gudang; dan
15
16
a. Setiap PBF dan cabang wajib menyampaikan laporan kegiatan setiap 3 (tiga)
bulan sekali meliputi kegiatan penerimaan dan penyaluran obat dan/atau
bahan obat kepada Direktur Jenderal dengan tembusan kepada Kepala Badan,
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi dan Kepala Balai POM
b. Selain laporan kegiatan sebagaimana dimaksud, Direktur Jenderal setiapsaat
dapat meminta laporan kegiatan penerimaan dan penyaluran obat dan/atau
bahan obat
c. Setiap PBF dan PBF Cabang yang menyalurkan narkotika dan psikotropika
wajib menyampaikan laporan bulanan penyaluran narkotika dan psikotropika
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
16
17
17
18
18
19
berlaku juga untuk obat donasi, baku pembanding dan obat uji klinis.
Semua pihak yang terlibat dalam proses distribusi harus menerapkan
prinsip kehati-hatian (due diligence) dengan mematuhi prinsip CDOB,
misalnya dalam prosedur yang terkait dengan kemampuan telusur dan
identifikasi risiko. Harus ada kerja sama antara semua pihak termasuk
pemerintah, bea dan cukai, lembaga penegak hukum, pihak yang
berwenang, industri farmasi, fasilitas distribusi dan pihak yang
bertanggung jawab untuk penyediaan obat, memastikan mutu dan
keamanan obat serta mencegah paparan obat palsu terhadap
pasien.Dokumen ini menetapkan pedoman untuk distribusi obat, bahan
obat dan produk biologi termasuk vaksin yang digunakan untuk manusia.
(BPOM, 2012).
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
1) Kualifikasi Pemasok
Fasilitas distribusi harus memperoleh pasokan obat
dan/atau bahan obat dari pemasok yang mempunyai izin
sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sebelum
memulai kerjasama dengan pemasok baru, fasilitas
distribusi harus melakukan pengkajian guna memastikan
calon pemasok tersebut sesuai, kompeten dan dapat
dipercaya untuk memasok obat dan/atau bahan obat. Dalam
hal ini, pendekatan berbasis risiko harus dilakukan dengan
mempertimbangkan:
Reputasi atau tingkat keandalan serta keabsahan
operasionalnya
Obat dan/atau bahan obat tertentu yang rawan terhadap
pemalsuan
penawaran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah
besar yang biasanya hanya tersedia dalam jumlah
terbatas
harga yang tidak wajar
2) Kualifikasi Pelanggan
24
25
4) Penyimpanan
Penyimpanan dan penanganan obat dan/atau bahan obat
harus mematuhi peraturan perundang-undangan. Kondisi
penyimpanan untuk obat dan/atau bahan obat harus sesuai
dengan rekomendasi dari industri farmasi atau non-farmasi
yang memproduksi bahan obat standar mutu farmasi. Untuk
menjaga akurasi persediaan stok, harus dilakukan stock
opname secara berkala berdasarkan pendekatan risiko.
5) Pemisahan Obat dan atau Bahan Obat
Jika diperlukan, obat dan/atau bahan obat yang mempunyai
persyaratan khusus harus disimpan di tempat terpisah
dengan label yang jelas dan akses masuk dibatasi hanya
untuk personil yang berwenang. Sistem komputerisasi yang
digunakan dalam pemisahan secara elektronik harus dapat
memberikan tingkat keamanan yang setara dan harus
tervalidasi.
25
26
26
27
e. Inspeksi Diri
27
28
Semua keluhan dan informasi lain tentang obat dan/atau bahan obat
berpotensi rusak harus dikumpulkan, dikaji dan diselidiki sesuai dengan
prosedur tertulis. Obat dan/atau bahan obat yang akan dijual kembali harus
melalui persetujuan dari personil yang bertanggung jawab sesuai dengan
kewenangannya.Diperlukan koordinasi dari setiap instansi, industri farmasi
dan fasilitas distribusi dalam menangani obat dan/atau bahan obat yang
diduga palsu. Jika diperlukan, dibutuhkan suatu sistem yang komprehensif
untuk menangani semua kasus termasuk cara penarikan kembali. Harus
tersedia dokumentasi untuk setiap proses penanganan keluhan termasuk
pengambilan dan penarikan kembali serta dilaporkan kepada pihak yang
berwenang.
28
29
29
30
30
31
31
32
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
32
33
33
Perseroan juga memiliki infrastruktur yang memadai guna menunjang
kelancaran operasional logistik yaitu dua Regional Distribution Centre
berupa fasilitas gudang besar yang berada di Jakarta dan Surabaya. Masing-
masing cabang memiliki gudang dan armada pengiriman serta personil
lengkap guna menunjang kegiatan operasional dan keperluan pihak
pemasok dan pelanggan.
3.1.2. Anak Perusahaan PT. Enseval Putera Megatrading, Tbk
a. PT. Tri Sapta jaya
PT. Tri Sapta Jaya yang juga bergerak di bidang usaha distribusi
produk farmasi dan kesehatan akan berfokus untuk memperluas
jaringan distribusi farmasi ke pasar bawah dan juga lebih menjangkau
daerah-daerah yang terpencil.
b. PT. Millenia Dharma Insani
PT. Millenia Dharma Insani didirikan pada tahun 2003,
dikembangkan dari hanya bisnis apotek menjadi klinik dengan nama
Mitrasana. Klinik Mitrasana menyediakan fasilitas kesehatan yang
ekonomis dan terintegrasi yang meliputi praktek dokter, farmasi,
laboratorium dan mini market (4-in-1). Dengan visi menjadi klinik
pilihan keluarga Indonesia dengan pelayanan prima dan harga
terjangkau, Klinik Mitrasana ini kini telah menambah jumlah klinik
menjadi empat buah di tahun 2008 di area Cikarang dan Bekasi sekitar
60 km dari Jakarta
c. PT. Enseval Medika Prima
Dengan tujuan untuk melakukan perluasan, atau ekstensifikasi
usaha dibidang pemasaran dan perdagangan alat kesehatan, maka pada
November 2007, didirikan anak perusahaan yaitu PT. Enseval Medika
Prima yang kini sudah mulai beroperasi secara resmi pada Oktober
2008. PT. Enseval Medika Prima bergerak di bidang pemasaran alat
kesehatan dan diagnostic secara lebih fokus.
d. PT. Global Chemindo Megatrading
PT. Global Chemindo Megatrading yang juga didirikan pada
November 2007 merupakan anak perusahaan yang bergerak di bidang
bahan baku akan terus berfokus pada penjualan bahan baku baik ke
pelanggan dalam grup maupun non grup. PT. Global Chemindo
Megatrading kini sudah memulai kegiatan usaha secara independen
sejak bulan Oktober 2008.
e. PT. Renalmed Tiara Utama
Sebagai langkah diversifikasi jenis layanan dalam bidang kesehatan,
PT. Enseval Putera Megatrading Tbk mendirikan anak perusahaan yaitu
PT. Renalmed Tiara Utama pada bulan Juli 2008 dan Perseroan
melakukan akuisisi usaha penyediaan bahan-bahan dan mesin
hemodialisa bagi pasien gagal ginjal ke rumah-rumah sakit dan klinik-
klinik pada tanggal 27 Oktober 2008 dari pihak ketiga yang meliputi:
kendaraan, mesin hemodialisa dan persediaan dimana sekaligus PT.
Renalmed Tiara Utama secara resmi memulai kegiatan usahanya di
bulan yang sama.
Apoteker ingin melakukan pemesanan obat ke PBF dengan data sebagai berikut :
Tasikmalaya, 23 Februari2021
APOTEK KHUMAI FARMA Kepada Yth.
Apoteker : Apt. Khumaira, S.Farm PT. XX FARMA
SIA : 503/ 2384/SIA/DPMPTSP/2020 Di
SIPA : 19870222/SIPA_32.78/2020/2.238 Jln. Ir. H. Juanda No 22 Kota
Tasikmalaya
SURAT PESANAN
Nomor : 1/BS-APT/PSIKO/IV/2021
Hormat saya,
Tasikmalaya, 23 Februari2021
Pemesan,
..
Tasikmalaya, 23 Februari2021
Pemesan,
..
Nama Obat
Zat Aktif
Mengandung Bentuk Dan
No Prekursor Satuan Jumlah
Prekursor Kekuatan Sediaan
Farmasi
Farmasi
1 Fexofed Pseudoeph Tablet Box 10
edrine HCl Mengandung
Pseudoephedrine
HCl 60 mg dan
Fexopenadril HCl
60 mg
Nama : Apotek Khumai Farma
NO SIA : 503/2384/SIA/DPMPTSP/2020
Alamat : Jl. Cilolohan No 33 Tasikmalaya
Tasikmalaya, 23 Februari2021
Pemesan,
..
MengajukanpesananObatJadiPrekursorFarmasikepada :
Nama Distributor : PT.XX Farma
Alamat : Jln. Ir. H. Juanda No 22 Kota Tasikmalaya
No Telpon : 083232340002
Dengan Jenis obat mengandung prekursor farmasi yang dipesan adalah:
Nama Obat
Zat Aktif
Mengandung Bentuk Dan
No Prekursor Satuan Jumlah
Prekursor Kekuatan Sediaan
Farmasi
Farmasi
1 Fexofed Pseudoeph Tablet Box 10
edrine HCl Mengandung
Pseudoephedrine
HCl 60 mg dan
Fexopenadril HCl
60 mg
Nama : Apotek Khumai Farma
NO SIA : 503/2384/SIA/DPMPTSP/2020
Alamat : Jl. Cilolohan No 33 Tasikmalaya
Tasikmalaya, 23 Februari2021
Pemesan,
..
DenganObatObatTertentuyang dipesanadalah :
Nama Obat Bentuk
Mengandung Zat Aktif Obat Dan
No Satuan Jumlah
Obat Obat Obat Tertentu Kekuatan
Tertetu Sediaan
Poncodryl DMP Dextromethorpa
1 Tablet Box 5 Box
SYR n HBR
Tasikmalaya, 23 Februari2021
Pemesan,
..
Tasikmalaya, 23 Februari2021
Pemesan,
..
4.1. Kesimpulan
Dari hasil Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) yang dilaksanakan di
Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, Cabang
Tasikmalaya, dapat disimpulkan bahwa secara umum, Pedagang Besar Farmasi
(PBF) PT. Enseval Putera Megatrading Tbk, Cabang Tasikmalaya telah
melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik sebagai tempat dilakukannya
pekerjaan kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi, sesuai dengan
Peratuan Perundang-undangan yang berlaku dan secara umum penerapan CDOB
di PT Enseval Putera Megatrading, Tbk Cabang Tasikmalaya secara garis besar
telah memenuhi CDOB.
4.2. Saran
1. PBF PT. Enseval Putera Megatrading Tbk telah menjalankan fungsinya
sebagai distributor sediaan farmasi, sebaiknya tetap menjaga dan
mempertahankan kualitas produk dan tetap konsisten dalam penerapan Cara
Distribusi Obat yang Baik (CDOB), untuk menjamin mutu obat tetap baik
hingga ke tangan konsumen.
2. PT.Enseval tetap konsisten dalam berkontribusi di dunia pendidikan
terutama dalam Praktek Kerja Profesi Apoteker
36
DAFTAR PUSTAKA
37
LAMPIRAN
38
Lampiran 2. Dokumen Faktur Penjualan
39
Lampiran 3. Form CAPA ( Corrective Action )
40
Pemerintah Republik Indonesia. 2009. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan Berusaha
Terintegrasi Secara Elektronik. Jakarta.
41
42