Disusun Oleh :
APOTEKER ANGKATAN XXXIX
ii
Penyusun menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kesalahan maupun
kekurangan, oleh karena itu penyusun menerima saran dan kritik dari berbagai
pihak yang bertujuan untuk membangun dan memperbaiki laporan ini sehingga
menjadi lebih baik lagi. Harapan dari penyusun semoga laporan ini dapat
memberikan manfaat baik untuk penyusun maupun pembaca khususnya di
bidang kefarmasian.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
iv
4.1.2 Kegiatan Alat Kesehatan ........................................................ 58
4.1.3 Kegiatan Pengawas Obat dan Makanan (POM)..................... 58
4.2 Unit Pelaksana Teknis Daerah Pengawasan (UPTD) Instalasi
Farmasi ............................................................................................ 59
4.3 Unit Pelaksana Teknis Daerah Puskesmas ...................................... 61
4.3.1 Kegiatan Manajerial ............................................................... 61
4.3.2 Pelayanan Farmasi Klinik ...................................................... 64
4.4 Tugas Khusus .................................................................................. 66
BAB V KESIMPULAN.................................................................................. 67
5.1 Kesimpulan ...................................................................................... 67
5.2 Saran ................................................................................................ 67
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 69
v
DAFTAR LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.2 Tujuan
Tujuan pelaksanaan kegiatan praktik kerja apoteker di Dinas Kesehatan kota
Jambi, ini adalah agar mahasiswa program profesi apoteker:
1. Mengetahui dan memahami peran dan fungsi apoteker di Dinas
Kesehatan Kota Jambi
2. Mengetahui peran dan fungsi apoteker di UPTD Instalasi Farmasi
3. Mengetahui tata cara pengelolaan obat dan Bahan Medis Habis Pakai
(BMHP) di UPTD Instalasi Farmasi dan UPTD Puskesmas Simpang
Kawat Kota Jambi.
BAB II
TINJAUAN UMUM
4
5
2.4.1.1 Apoteker
STRA dikeluarkan oleh Menteri, Menteri
mendelegasikan ke KFN, Untuk memperoleh STRA,
Apoteker harus memenuhi persyaratan:
1. Memiliki ijazah Apoteker
2. Memiliki sertifikat kompetensi profesi
3. Mempunyai surat pernyataan telah mengucapkan
sumpah/janji Apoteker
4. Mempunyai surat keterangan sehat fisik dan mental
dari dokter yang memiliki surat izin praktik
5. Membuat pernyataan akan mematuhi dan
melaksanakan ketentuan etika profesi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota harus
menerbitkan SIPA paling lama 20 (dua puluh) hari kerja
sejak surat permohonan diterima dan dinyatakan lengkap.
Permohonan SIPA harus melampirkan:
1. Fotokopi STRA yang dilegalisir oleh KFN
10
Tangga (CPPB-IRT)
f) Penggunaan Bahan Tambahan Pangan (BTP)
g) Persyaratan Label dan Iklan Pangan
2) Materi Pendukung
a) Pencantuman Label Halal
b) Etika Bisnis dan Pengembangan Penjaringan Bisnis IRTP
Selanjutnya Sertifikat Penyuluhan Keamanan Pangan
diberikan kepada pemilik/ penanggungjawab yang telah
lulus mengikuti Penyuluhan Keamanan Pangan dengan
hasil evaluasi minimal nilai cukup (60).
c) Pemeriksaan Sarana Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga Pemeriksaan sarana dilakukan setalah pemilik
atau penanggungjawab telah memiliki sertifikat
penyuluhan keamanan pangan. Pemeriksaan sarana
produksi pangan IRT dilakukan oleh tenaga pengawas
pangan Kabupaten/ Kota dengan dilengkapi surat tugas
yang diterbitkan oleh Bupati/ Walikota kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota.
- Pendistribusian
24
tujuan untuk :
1. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan
dalam pengelolaan obat dan bahan media habis pakai
sehingga dapat menjaga kualitas maupun pemerataan
pelayanan
2. Memperbaiki secara terus-menerus pengelolaan obat dan
bahan medis habis pakai
3. Memberikan penilaian terhadap capaian kerja pengelolaan
2. Pelayanan farmasi klinik, meliputi:
a. Pengkajian resep, penyerahan obat, dan pemberian informasi
obat
b. Pelayanan informasi obat (PIO)
c. Konseling
d. Ronde/visite pasien (khusus puskesmas rawat inap)
e. Pemantauan dan pelaporan efek samping obat
f. Pemantauan terapi obat
g. Evaluasi penggunaan obat
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
26
27
Farmasi adalah:
a. Menerapkan sistem FEFO dan FIFO dalam pelaksanaan
distribusi barang
b. Memperhitungkan sisa stok dalam distribusi barang
c. Pencegahan kehilangan dan kerusakan dengan melakukan
penyimpanasn sesuai standar
d. Melaksanakan stok opname setiap bulan.
f. Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan dan pelaporan data obat dan BMHP merupakan
rangkaian kegiatan dalam rangka penatalaksanaan barang secara
tertib baik barang yang diterima, disimpan, didistribusikan,
maupun digunakan oleh pelayanan kesehatan. Sarana pencatatan
meliputi : kartu stok induk, kartu stok stelling, Buku Penerimaan
Barang, Rekapan Distribusi Barang. Sarana pelaporan meliputi :
laporan distribusi obat dan BMHP, laporan stok opname obat dan
BMHP, laporan Persediaan obat dan BMHP.
- Program Pengobatan
3. Adanya multidiagnosis.
4. Pasien dengan gangguan fungsi ginjal atau hati.
5. Menerima Obat dengan indeks terapi sempit.
6. Menerima Obat yang sering diketahui menyebabkan reaksi Obat
yang merugikan.
Kegiatan:
a. Memilih pasien yang memenuhi kriteria.
b. Membuat catatan awal.
c. Memperkenalkan diri pada pasien.
d. Memberikan penjelasan pada pasien.
e. Mengambil data yang dibutuhkan.
f. Melakukan evaluasi.
g. Memberikan rekomendasi.
g) Evaluasi Penggunaan Obat
Merupakan kegiatan untuk mengevaluasi penggunaan Obat secara
terstruktur dan berkesinambungan untuk menjamin Obat yang
digunakan sesuai indikasi, efektif, aman dan terjangkau (rasional).
Tujuan:
1. Mendapatkan gambaran pola penggunaan Obat pada kasus
tertentu
2. Melakukan evaluasi secara berkala untuk penggunaan Obat
tertentu. Setiap kegiatan pelayanan farmasi klinik, harus
dilaksanakan sesuai standar prosedur operasional. Standar
Prosedur Operasional (SPO) ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
SPO tersebut diletakkan di tempat yang mudah dilihat.
BAB IV
PEMBAHASAN
55
56
5.2 Saran
1. Perlu dilakukan analisis beban kerja terhadap pegawai terutama
Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) di Puskesmas agar
pelayanan farmasi klinis dan pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP
dapat berjalan lebih baik
67
68
69
DAFTAR LAMPIRAN
70
71