Anda di halaman 1dari 48

TUGAS

COMPOUNDING &
DISPENSING
TEKNIK –DOSEN
TEKNIK COMPOUNDING
: Dra. HERDINI, M.Si.
Kelompok 9 :
1. Rica Novia Sari 20340040 4. Fitriana Wulansari 20340043
2. Lyta Ika Wijayanti 20340041 5. Agung Maulana 20340044
3. Ayu Mutiara Sri R. 20340042
Compounding
Compounding merupakan proses melibatkan:
• Pembuatan (preparation)
• Pencampuran (mixing)
• Pemasangan (asembling)
• Pembungkusan (packaging)
• Pemberian label (labelling)
dari obat atau alat sesuai dengan resep dokter yang berlisensi atas inisiatif yang
didasarkan atas hubungan dokter/pasien/ farmasis/compounder dalam praktek
profesional.
TIMBANGAN
Timbangan adalah alat yang dipakai melakukan pengukuran massa suatu benda.
Timbangan/neraca dikategorikan kedalam sistem mekanik dan juga elektronik
/Digital .Timbangan Manual, yaitu jenis timbangan yang bekerja secara mekanis
dengan sistem pegas. Biasanya jenis timbangan ini menggunakan indikator berupa
jarum sebagai penunjuk ukuran massa yang telah terskala

Timbangan gram kasar Timbangan gram halus Timbangan analitik


(250-1000 g) kepekaan 200 mg (100-200 g) kepekaan 50 mg (10-50 g) kepekaan 5mg
Timbangan beserta bagiannya

Keterangan Gambar 1 1. Tuas penyangga timbangan


1. Papan landasan timbangan 2. Pisau tengah/pisau pusat.
2. Tombol pengatur tegak 3. Pisau tangan
berdirinya timbangan
4. Tangan timbangan
3. Anting penunjuk tegak
Tombol/mur pengatur
berdirinya timbangan
keseimbangan /mur.
4. Alas anting penunjuk
11. Piring timbangan
tegaknya timbangan
(waterpass)
5. Jarum timbangan
6. Skala
TEKNIK MENIMBANG
A. Proses penimbangan dengan timbangan konvensional:
 Neraca dan cawan harus dalam keadaan bersih.
 Periksalah bahwa neraca diletakkan pada area yang datar dan
jarum penunjuk dapat bergerak bebas.
 Letakkan kertas timbang pada cawan timbang, kemudian atur
neraca sehingga pointer index ada pada zero.
 Ketika neraca dalam keadaan istirahat, ambilah beban dari kotak
anak timbangan yang diinginkan dengan penjepit dan letakkan
pada cawan timbangan sebelah kiri.
 Segera tutuplah kotak anak timbang setelah pengambilan anak
timbangan. Apabila dibiarkan terbuka, ada kemungkinan bahan tumpah
pada kotak anak timbang dan menyebabkan kontaminasi anak timbang
yang akan mempengaruhi keakuratan berat anak timbang.Bahan yang
 Bakan ditimbang diletakkan secara perlahan pada cawan timbang
sebelah kanan. Periksa kesetimbangan, pengurangan atau
penambahan bahan obat dilakukan dengan menggunakan spatula atau
alat lain sesuai dengan bahan.
 Setelah berat yang diinginkan sesuai tercapai, pindahkan bahan ke
dalam wadah yang sesuai.
 Segera simpan anak timbangan ke dalam kotak anak timbang.
B. Proses penimbangan dengan neraca elektronik/digital:
 Pastikan bahwa timbangan sudah menyala.
 Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di
koreksi).
 Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat
benda.
 Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan
timbangan tersebut.
 Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30
menit, karena hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang
ditetapkan.
Lanjutan…
Beberapa hal yang perlu diperhatikan :
 Untuk bahan yang kering digunakan alas kertas perkamen
 Untuk bahan yang mudah menguap, menyublim atau higroskopis dimasukkan
dalam botol timbang bertutup terlebih dahulu.
 Untuk bahan yang berair, berminyak, atau berlemak atau berlemak dalam
jumlah kecil cukup dialasi dengan kertas perkamen yang diolesi gliserin, sedang
untuk jumlah besar dapat digunakan gelas arloji atau pun cawan porselin.
 Alas harus disetarakan terlebih dahulu dengan beban penara
 Gunakan pinset untuk mengambil anak timbangan
 Bahan yang akan ditimbang diletakkan pada piring sebelah kanan, sedangkan
piring yang kiri digunakan untuk anak timbang (beban tetap), kecuali bagi yang
kidal. Baik bahan atau pun anak timbangan harus diletakkan pada pusat piring
timbangan.
Lanjutan…
 Pada saat penambahan bahan, posisi jarum timbang harus selalu dalam
keadaan off setelah penambahan selesai baru dipindah ke posisi on.
 Pastikan penimbangan diakhiri dalam keadaan stimbang dari kedua piring,
jarum menunjuk ke arah angka nol (0) atau menunjukkan goyangan yang
seimbang antara bagian kiri dan kanan skala timbang.

Selesai penimbangan
 Timbangan dalam keadaan off (tanpa beban), bersih dan almari tertutup 
 Pastikan anak timbang dan pinset lengkap dalam kotaknya masing-masing.
Cara Penimbangan Bahan Obat
• Bahan padat seperti serbuk, lilin dll ditimbang diatas kertas perkamen
• Bahan ½ padat seperti vaselin, adeps, ditimbang diatas kertas perkamen atau
diatas cawan penguap.
• Bahan cair dapat ditimbang diatas kaca arloji, cawan penguap atau langsung
dalam botol atau wadah.
• Bahan cairan kental seperti ekstrak belladon dan ekstrak hyosciamy
langsung ditimbang, sedangkan untuk ichtyol ditimbang dikertas perkamen
yang sebelumnya diolesi dengan parafin cair/vaselin.
• Bahan oksidator (kalii permanganas, iodium, argenti nitras) ditimbang pada
gelas timbang atau pada gelas arloji yang ditutup.
• Bahan yang bobotnya kurang dari 50 mg dilakukan pengenceran.
Berat Minimal Yang Boleh Ditimbang

• Pada pengujian dan penetapan kadar menurut Farmakope Indonesia


diperlukan penggunaan timbangan yang beragam dalam kapasitas,
kepekaan dan Reproduksibilitas. Jika tidak dinyatakan lain, jika zat
dinyatakan “ TIMBANG SEKSAMA” untuk penetapan kadar, maka
penimbangan harus dilakukan dengan menggunakan alat timbangan
yang tidak kepastian pengukurannya (kesalahan acak ditambah dengan
kesalahan sistematik) tidak lebih dari 0,1% pembacaan.
• Misalnya: ditimbang sejumlah 50 mg maka kesalahan mutlak tidak lebih
dari 50µg. Ketidakpastian pengukuran memenuhi syarat jika pada
penimbangan ulang tidak kurang dari 10 kali, tiga kali nilai simpangan
baku dibagi dengan jumlah yang ditimbang tidak lebih dari 0,001,
kecuali dinyatakan lain.
REVIEW PERHITUNGAN DALAM COMPOUNDING

Pada proses compounding melibatkan sejumlah perhitungan dan perhitungan tersebut


merupakan potensi kesalahan terbesar.
Untuk meminimalkan kesalahan perhitungan, dapat dilakukan cara berikut :
1. Apabila mentransfer data dari suatu pustaka, lakukan pengecekan berulang apa yang
disalin ulang.
2. Mencoba untuk tidak tergantung pada kalkulator. Buatlah suatu taksiran hasilnya terlebih
dahulu sehingga apabila anda menekan tombol kalkulator yang salah, dapat segera
diketahui bahwa terjadi kesalahan.
3. Periksa kembali perhitungan yang dilakukan. Terdapat lebih dari satu cara untuk
menyelesaikan perhitungan, apabila anda mendapatkan hasil perhitungan yang sama
dengan cara yang berbeda, berarti perhitungan anda benar.
Cara Menimbang Langsung Dan
Tidak Langsung
• Cara Langsung:
• berat botol timbang kosong = 10.2368 g
• berta botol timbang + zat = 10.8796 g
• berat zat = 0.6428 g

• Cara Tidak Langsung:


• berat botol timbang + zat = 12.3456 g
• berat botol timbang + sisa zat setelah dituang ke beaker glass = 11.6952 g
• berat zat = 0.6504 g
Contoh Perhitungan

R/ Metil salisilat 10%


Basis krim vanishing ad 50 g
• Langkah 1.
Tentukan berat metal salisilat melalui perkalian konsentrasi (10%) dengan berat total
produk.
10% x 50 g = 5 g metal salisilat

• Langkah 2.
Tentukan berat basis krim yang diperlukan melalui pengurangan berat total dengan
berat metal salisilat.
50 g – 5 g = 45 g basis krim
Memperbesar atau memperkecil formula
•Memperkecil
  formula
Berapakah bahan yang diperlukan untuk membuat obat batuk hitam 50ml ?
Formula Obat Batuk Hitam berdasarkan Formularium Nasional edisi 2 tahun 1978 adalah :
• Glycirrhizae Succus 10 g
• Ammonii Chloridum 6 g
• Ammoniae Anisi Spiritus 6 g
• Aqua 300 ml
Bahan yang diperlukan untuk membuat 50 ml adalah :
• Glycirrhizae Succus =
• Ammonii Chloridum =
• Ammoniae Anisi Spiritus =
• Aqua hingga 50 ml
•Memperbesar
  formula
Berapakah bahan yang diperlukan untuk membuat Salep 2-4 sebanyak 50 g ?
Formula dasar salep 2-4 adalah :
• Asam salisilat 200 mg
• Sulfur 400 mg
• Vaselin album ad 10 g
Bahan yang diperlukan umtuk membuat 50 g adalah :
• Asam salisilat =
• Sulfur =
• Vaselin album hingga 50 g
Menghitung berat bahan yang terlalu kecil
untuk ditimbang

•Bahan
  dengan berat kecil dalam sediaan serbuk
Hitunglah jumlah kodein yang harus ditimbang untuk 5 bungkus serbuk bagi yang masing-masing mengandung
codein sebanyak 5 mg. Diketahui batas penimbangan minimal neraca yang tersedia adalah 50 mg.
• Langkah 1. Tentukan jumlah kodein yang harus ditimbang 5 mg x 5 bungkus = 25mg
• Langkah 2. Tentukan pengenceran codein menggunakan laktosa dengan perbandingan 1 : 10
Codein 50 mg
Laktosa 200 mg
Total 250 mg
Dalam 250 mg campuran serbuk mengandung 50 mg codein
• Langkah 3. Tentukan jumlah campuran yang harus ditimbang agar mengandung codein 25 mg
•  
Lanjutan...
Bahan dengan berat kecil dalam sediaan cairan
Hitunglah pengawet natrium benzoat 0,03% yang diperlukan untuk sirup obat batuk 50 ml. Diketahui batas
penimbangan minimal neraca yang tersedia adalah 50 mg. Natrium benzoat mudah larut dalam air.
• Langkah 1. Tentukan jumlah natrium benzoat yang diperlukan :
0,03% x 50 ml = 0,015 g atau 15 mg
• Langkah 2.Tentukan pengenceran natrium benzoat menggunakan air
Natrium benzoat 50 mg
Air hingga 10 ml
Dalam 10 ml air mengandung natrium benzoate 50 mg
• Langkah 3. Tentukan larutan yang harus diukur agar mengandung natrium bernzoat 15 mg.
Cara pengenceran serbuk
Berapakah berat luminal yang ditimbang ?
R/ Luminal 35 mg
m.f.p no X
S2dd1

•  
Perhitungan : Pembuatan :
Jumlah minimal bahan yang boleh ditimbang : 50 • SL dan carmin ditimbang 450 mg diatas kertas
mg perkamen dan dimasukkan sedikit saja ke dalam mortir
Pengenceran : untuk melapisi mortir (untuk menutupi pori-pori di
dalam mortir).
Luminal yang ditimbang = 50 mg
• Luminal ditimbang 50 mg diatas kertas perkamen
Saccharum lactum + Carmin = 450 mg kemudian dimasukkan ke dalam mortir
Total = 500 mg • Sisa dari SL dan carmin dimasukkan ke dalam mortir
Jadi luminal yang diambil • Digerus sampai homogen
= x 500 = 350 mg • Hasil pencampuran tersebut ditimbang 350 mg dan
sisanya dipisahkan.
Contoh Pengenceran Tablet
R/ Codein HCl 8 mg
m.f.p.dtd. No XII
S3dd1
Pro : A (6 tahun)
Berapakah berat codein yang
•1.  Perhitungan dosis
perlu ditimbang ?
Usia : 6 tahun (<8 tahun) maka digunakan rumus :
DM sekali pakai = (codein HCl)
= x 60 mg (FI III) = 20 mg
DM sehari = (codein HCl)
= x 300 mg (FI III) = 100 mg
Lanjutan...
3. Penimbangan
• Codein = 9 tablet
• Pengenceran codein = 300 mg

4. Pembuatan
• Diambil 9 tablet codein kemudian digerus di dalam mortir sampai homogen
• Dibuat pengenceran codein dengan cara :
• 1 tablet codein digerus dengan SL dan carmin sampai homogen kemudian ditimbang
300 mg hasil pengenceran dan dimasukkan ke dalam mortir yang berisi 9 tab codein
yang sudah digerus. Sedangkan sisa hasil pengenceran disimpan.
• Digerus sampai homogen dan dibagi menjadi 12
HITUNGAN FARMASI

Farmakope Indonesia Edisi V memberikan 4 bentuk % yaitu:


1. Persen bobot per bobot (%b/b)
Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 gram campuran atau larutan.
2. Persen bobot per volume (%b/v)
Menyatakan jumlah gram zat dalam 100 ml larutan sebagai pelarut dapat digunakan air
atau pelarut lain.
3. Persen volume per volume (%v/v)
Menyatakan jumlah ml zat dalam 100 ml larutan.

4. Persen volume per bobot (%v/b)


Menyatakan jumlah ml zat dalam 100 gr bahan atau campuran.
Contoh……
•Hitunglah
  kalium permanganat yang diperlukan untuk membuat 50 ml larutan kalium
permanganat 2,8% b/v
• Langkah 1 :
Larutan kalium permanganat 2,8 b/v berarti 2,8 g kalium permanganat dalam 100 ml larutan
• Langkah 2 :
Untuk 50 ml larutan diperlukan

• Jadi untuk permasalahan diatas, 1,4 g kalium permanganate dilarutkan dalam aqua hingga
50 ml.
Perhitungan Etanol

• Yaitu mengubah atau mengencerkan kadar etanol yang lebih tinggi menjadi
kadar yang lebih rendah. Perlu diketahui bahwa apabila kita mencampur 2
larutan yang berbeda berat jenisnya (termasuk etanol/spiritus ) akan terjadi
penyusutan volume yang disebut dengan kontraksi.
• Spiritus atau etanol adalah campuran alkohol absolut dengan air. Umumnya
dinyatakan dalam persen b/b atau v/v, sehingga :
• 100 gram etanol 0 % b/b artinya larutan mengandung
alkohol absolute 0 % x 100 gram = 0 gram
air 100 gram – 0 gram = 100 gram
• 200 cc etanol 70 % v/v artinya larutan mengandung
alkohol absolute70 % x 200 cc = 140 cc
air 200 cc – 140 cc = 60 cc, tetapi lebih besar dari 60 cc
(hal ini dapat dihitung)
• 200 cc etanol 70 % b/b, jumlah alkohol absolute tidak bisa langsung dihitung. Disini harus kita
sejeniskan terlebih dahulu. Untuk mengetahuinya dapat dipergunakan tabel pada Farmakope
edisi IV.
Etanol 70 % b/b = etanol 76,91 % v/v = BJ 0,8658
Volume larutan = 200 cc
Alkohol absolut =76,91 % x 200 cc = 153,82 cc
Berat larutan = 0,8658 x 200 cc = 173,16 gram
Alkohol absolut =70 % x 173,16 g = 121,21 gram
Berat air = 173,16 g – 121,21 g = 51,95 gram
PENGENCERAN
Pengenceran dilakukan untuk mendapatkan volume yang konsentrasinya lebih kecil dari
larutan stok yang ada. Caranya adalah dengan menambahkan pelarut ke dalam larutan
stok yang ada. Pengenceran dapat dihitung dengan rumus:

V1 x N1 = V2 x N2

Contoh:
Berapa banyak etanol 96% yang dibutuhkan untuk membuat larutan etanol 70%
sebanyak 250 ml?
Jawab:
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 96% = 250 ml x 70%
V1 = 250 ml x 70/96
= 182,3 ml
Langkah-langkah
Compounding
• Persiapan • Pemeriksaan akhir
Lakukan penilaian preskripsi untuk
Memeriksa variasi berat, homogenitas, kejernihan,
keamanan dan tujuan penggunaan
dan ketepatan dosis untuk pasien bau, rasa, warna, konsistensi, pH.
penentuan beyond used date. Menuliskan informasi pada catatan compounding.
Lakukan perhitungan untuk Memberi label pada preskripsi.
menentukan jumlah bahan aktif
yang diperlukan.  Pemberian tanda tangan
Memilih peralatan yang diperlukan
dengan kebersihan yang terjamin.
Pemberian tanda tangan dan tanggal pada resep
menegaskan seluruh prosedur telah dilakukan untuk
Menggunakan pakaian yang tepat
menjamin keseragaman, identitas, kekuatan, jumlah
dan mencuci tangan.
dan kemurnian.
Membersihkan area compounding
dan peralatan.  Pembersihan
Menyusun semua bahan yang
 Membersihkan dan menyimpan seluruh peralatan.
diperlukan untuk compounding
dan menyiapkan kemasan sediaan.  Membersihkan area compounding.
Compounding Sediaan Serbuk

A. Syarat dan Karakteristik Sediaan Serbuk


Homogen : setiap bagian campuran serbuk harus mengandung bahan-bahan yang sama dan dalam
perbandingan yang sama.
Faktor yang mempengaruhi:
a. Ukuran partikel
Perbedaan ukuran partikel, menyebabkan campuran berlapis, sehingga sebelum dicampurkan
ukuran partikel harus disamakan. Contoh :
R/ Vitamin C serbuk halus
Sacch. Album kristal

b. Densitas BJ
Perbedaan BJ yang besar menyebabkan campuran berlapis. Untuk mengatasi dapat dilakukan
dengan mixing tumbler/poedermengdos.
c. Kering
Tidak boleh menggumpal atau mengandung air, karena mengandung bahan yang higroskopis,
efloresen, deliquesen ataupun campuran eutektik.

d. Derajat Kehalusan Tertentu


Bila ukuran partikel sangat halus maka:
- Serbuk Lebih Homogen
- Disolusi Makin Cepat Sehingga Kadar Obat Dalam Darah Yang Tinggi Cepat Dicapai
- Dengan Permukaan Yang Luas Memberikan Daya Adsorpsi Yang Besar Penting Untuk Serbuk
Antasida, Anti Diare Dan Antidotum
Compounding Sediaan Serbuk
B. Ketentuan umum peracikan
1. Obat yang berbentuk kristal/bongkahan besar hendaknya digerus halus terlebih dahulu.
2. Obat yang bekhasiat keras dalam jumlah sedikit dicampur dengan zat tambahan dalam mortir.
3. Obat yang berlainan warna diaduk bersamaan agar merata.
4. Obat yang jumlahnya sedikit dimasukkan terlebih dahulu (BJ-nya besar dimasukkan dulu)
5. Obat yang volumenya kecil dimasukkan terlebih dahulu (Bj-nya besar dimasukkan dulu)
6. Jangan menggerus bahan serbuk dalam jumlah banyak sekaligus.
C. Membagi Serbuk
• Penimbangan
• Blocking and dividing
• Visual, umum digunakan kecuali Dosis > 80% harus ditimbang satu persatu. Cara: dengan
membagi maksimal 10-20 bagian, misal 10 bagian kemudian dibagi 2 sama banyak dengan
timbangan, kemudian masing-masing dibagi menjadi 5 secara visual.
• Pengukuran

D. Membungkus Serbuk
Umumnya dengan kertas perkamen , bisa juga dengan kertas berlilin, kertas perak, dll. Bungkus
yang digunakan harus mudah dilipat dan tidak menghisap air.
Bila menggunakan wadah harus wadah yang tertutup baik, melindungi dari cahaya dan udara
(lembab, O2 dan CO2), mencegah menguapnya bahan dalam serbuk, mudah mengambil sediaan
dari wadahnya, bisa pakai dos serbuk, pot, botol mulut besar.
Compounding Sediaan Liquid
Formula Umum :
R/ Zat Aktif
Pengental
Anti caplocking agent
Dapar
Pengawet
Antioksidan
Pemanis
Pewarna
Pewangi
Pembasah (jika perlu)
Solubilizer (jika perlu)
Compounding Sediaan Liquid
1.Komposisi umum sediaan larutan
a.Bahan obat (solute)
Prinsip cara melarutkan zat :
• Zat – zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol
• Zat – zat yang agak sukar larut, dilarutkan dengan pemanasan. Masukkan zat padat yang akan dilarutkan dalam
erlenmeyer, setelah itu dimasukkan zat pelarutnya, dipanasi diatas tangan air dengan digoyangkan sampai larut.
Zat aktif yang hendak dilarutkan dimasukkan dalam erlenmeyer dahulu untuk mencegah jangan sampai ada yang
lengket pada leher erlenmeyer.
• Zat yang akan terbentuk hidrat maka air dimasukan dahulu dalam erlenmeyer agar tidak terbentuk senyawa
hidrat yang lebih lambat larutnya.
• Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan merupakan tetes besar dalam erlenmeyer atau botol maka perlu
dalam melarutkan digoyang-goyangkan untuk mempercepat larutnya zat tersebut.
• Zat-zat yang mudah terurai dalam pemanasan dan dilarutkan secara dingin. Zat tersebut contohnya: Hexaminum,
Natrii bicarbonat, Cholarii Hydras, Protagol, Luminal Natrium, Calsii Salisilat.
• Zat-zat yang mudah menguap bila dipanasi, dilarukan dalam botol tertutup dan dipanaskan serendah-rendahnya
sambil digoyangkan. Zat tersebut ialah: Camphora, Thymol, Acidum Benzoicum, Acidum Salicylicum.
Bahan obat dari sediaan liquid harus terlarut. Jika bahan obat sukar untuk larut maka perlu penanganan
khusus seperti :
Cara menaikkan kelarutan:
1. Penggantian bentuk yang tepat (like dissolves like)
2. Dilarutkan dalam pelarut campuran
3. Dibuat bentuk kompleks yang larut
4. Pengaturan pH
5. Penambahan solubilizing agent
 
Cara mempercepat kelarutan:
6. Memperkecil ukuran partikel
7. Pengadukan
8. Pemanasan
b. Bahan pelarut
Menurut FI ed III: kecuali dinyatakan lain, yang disebut pelarut ialah air suling. Pelarut yang
biasa digunakan adalah:
• Air, untuk melarutkan bermacam-macam garam.
• Spiritus, untuk melarutkan kamfer, iodine, mentol.
• Gliserin, untuk melarutkan tannin, zat samak, boraks, fenol.
• Eter, untuk melarutkan kamfer, fosfor, sublimat.
• Minyak, untuk melarutkan kamfer, mentol.
• Paraffin liquidum, untuk melarutkan cera, cetasium, minyak-minyak, kamfer, mentol,
klorbutanol.
• Kloroform, untuk melarutkan minyak-minyak, lemak.

Syarat bahan pelarut antara lain :


 Bersih dan higienis.
 Memiliki daya melarutkan solut yang besar.
 Inert.
 Bebas dari warna dan bau yang tidak dikehendaki.
c. Bahan pembantu
•Anti caplocking agent :
Untuk mencegah kristalisasi gula di cap botol maka umumnya digunakan alkohol
polyhydric seperti sorbitol, gliserol, atau propilenglikol.
•Dapar :
dapar adalah suatu material yang ketika dilarutkan dalam suatu pelarut, senyawa ini
mampu mempertahankan pH ketika suatu asam atau basa ditambahakn. Buffer yang
sering digunakan adalah: karbonat, sitrat, glukonat, laktat, posfat atau tartrat.
•Pengawet :
Pengawet yang digunakan harus nontoksik, tidak berbau, stabil dan dapat bercampur
dengan komponen formula lain yang digunakan selama pengawet ini bekerja dalam
melawan mikroba potensial spectrum luas
•Antioksidan :
Antioksidan yang ideal bersifat: nontoksik, noniritan, efektif pada konsentrasi rendah,
larut dalam fase pembawa dan stabil. Contoh antioksidan adalah: asam askorbat, asam
sitrat, Na metabisulfit, Na sulfite
•Pemanis :
Pemanis yang digunakan dalam sediaan diantaranya: glukosa, sukrosa, sorbitol, manitol,
xytol, garam Na dan Ca dari sakarin, aspartam, thaumatin.
•Pewarna :
Zat pewarna ditambahkan untuk menutupi penampilan yang tidak menarik atau
meningkatkan penerimaan pasien. Zat warna yang ditambahkan harus sesuai dengan
flavour sediaan tersebut. Zat warna harus nontoksik, noniritan dan dapat tersatukan
dengan zat aktif serta zat tambahan lainnya.
•Pewangi :
Flavour digunakan untuk menutupi rasa tidak enak dan membuat agar obat dapat diterima
oleh pasien terutama anak-anak. Dalam pemilihan pewangi perlu dipertimbangkan, untuk
siapa obat diberikan dan berapa usia pengkonsumsinya.
Teknik Compounding Sediaan Liquid
Secara Umum
A. Dengan cara sederhana
Misal:
-Sirup simplex  melarutkan gula dalam air
-Solutio Acidi Borici  melarutkan Acidum boricum dalam air.
B. Dengan reaksi kimia
Misal:
-Solutio Lugoli  melarutkan Iod dalam larutan pekat kalium iodida
-Solutio Magnesii citras  melarutkan Magnesium carbonat dalam larutan asam citrat.
C. Dengan ekstraksi simplisia nabati
Misal :
- Infusa daun sirih ( Piper betle folium).
Cara Melarutkan Zat (M.Anief, IMO, 99)
1. Zat-zat yang mudah larut, dilarutkan dalam botol 6. Zat-zat mudah menguap bila dipaanasi,
2. Zat-zat yang agak sukar dilarutkan dengan dilarutkan dalam botol tertutup dan
pemanasan dipanaskan serendah-rendahnya sambil
3. Untuk zat yang akan terbentuk hidrat maka air digoyang-goyangkan.
dimasukkan dulu dalam erlenmeyer agar tidak 7. Obat-obat keras harus dilarutkan tersendiri,
terbentuk senyawa hidrat yang lebih lambat.
untuk meyakini apakah sudah larut semua,
4. Untuk zat yang meleleh dalam air panas dan dapat dilakukan ditabung reaksi lalu bilas.
merupakan tetes besar dalam dasar erlenmeyer
atau botol maka perlu dalam melarutkkan 8. Perlu diperhatikan bahwa pemanasan hanya
digoyang-goyangkan atau di gojok untuk diperlukan untuk mempercepat larutnya suatu
mempercepat larutnya zat tersebut. zat, tidak untuk menambah kelarutan, sebab
5. Zat-zat yang mudah terurai pada pemanasan tidak bila keadaan menjadi dingin maka akan
boleh dilarutkan dengan pemanasan dan terjadi endapan.
dilarutkan secara dingin.
Apabila meracik sediaan larutan, emulsi dan suspensi, peracik menyiapkan
2% sampai 3% jumlah berlebih dari jumlah total. Dalam meracik sediaan ini
diperhatikan:
• Untuk wadah unit-tunggal, berat dari tiap wadah yang terisi, periksa berat,
tidak kurang dari 100% dan tidak lebih dari 110% dari volume pada label.
• Suspensi air disiapkan dengan menghaluskan campuran serbuk menjadi
pasta halus dengan bahan pembasah yang tepat. Pasta ini diubah menjadi
cairan free-flowing dengan menambahkan pembawa secukupnya. Bagian
pembawa dipakai untuk mencuci mortir, atau bejana lain, untuk mentransfer
suspensi secara kuantitatif ke dalam botol yang sudah dikalibrasi. Sediaan
dapat dihomogenkan untuk menjamin kehomogenan sediaan akhir.
• Kurangi ukuran partikel menjadi ukuran terkecil yang layak
• Larutan tidak mengandung bahan-bahan tidak larut yang tampak.
• Emulsi dan suspensi diberi label “Kocok sebelum dipakai”
Compounding Sediaan Semi Solid

Pertimbangan umum dalam melakukan compounding sediaan semi solid antara lain
sebagai berikut:
• Bahan yang tidak larut harus berada dalam kondisi subdivisi yang sangat bagus sebelum
digabungkan kedalam basis.
• Agen pengikat harus sesuai dengan pembawa yang digunakan.
• Bila serbuk digabungkan dengan menggunakan bahan pengikat, teknik pengenceran
geometric harus digunakan untuk memastikan pencampuran bahan aktif secara
meyeluruh dengan pembawa.
• Saat memasukan serbuk yang dapat larut, gunakan pelurut yang memiliki tekanan uap
rendah (misalnya air, gliserin dan propilen glikol).
• Sebelum menambahkan bahan seperti flovors atau zat aktif, dinginkan
produk/sediaannya sedikit. Lelehan/cairan sediaanya harus tetap cair tapi tidak
panas, untuk memungkinkan pencampuran seragam tanpa kehilangan bahan akibat
penguapan. Temperatur kurang dari 78 ℃ bekerja dengan baik dengan banyak
basis. Namun suhu yang lebih rendah akan dibutuhkan jika terdapat bahan alkohol.
• Saat bekerja dengan system berair, gunakan panas untuk waktu yang singkat dan
sesedikit mungkin suhu. Hal ini akan meminimalkan kuantitas air yang hilang
melalui penguapan.
• Jika produk terlalu kaku dan sulit diapikasikan, coba kurangi konsentrasi
komponen lilin.
• Umumnya, obat dapat dimasukan kedalam salep, krim, dan pasta dengan mudah pada
pil tile dengan spatula. Jika jumlah padatan dalam jumlah besar digabungkan,
disarankan untuk menggunakan panas untuk melelehkan basis sebelum memasukan
obat.
• Untuk stabilitas maksimum, jaga agar produk tetap anhidrat, jika memungkinkan.
• Bila apoteker menambahkan beberapa serbuk kedalam pembawa topikal, yang terbaik
adalah menambahkan serbuk satu persatu dengan pencampuran penyeluruh setelah
penambahan masing-masing tindakan ini memastikan stabilitas dan keseragaman
produk akhir.
Membuat Sediaan Obat Dengan Stabilitas Yang Baik

Stabilitas di definisikan sebagai kemampuan suatu produk untuk bertahan dalam batas yang ditetapkan
sepanjang periode penyimpanan dan penggunaan, sifat dan karakteristiknya sama dengan yang dimilikinya
pada saat dibuat.

Faktor yang dapat mempengaruhi stabilita:


• Faktor lingkungan
• ukuran partikel,
• pH
• sifat air dan pelarut yang di gunakan,
• sifat kemasan dan keberadaan bahan kimia lain yang merupakan kontaminan
Ada Lima Jenis Stabilitas Yang Umum Dikenal
1). Stabilitas fisika
mengevaluasi perubahan sifat fisika dari suatu produk yang tergantung waktu (periode penyimpanan). contoh: migrasi (perubahan) warna,
perubahan rasa, perubahan bau, perubahan tekstur atau penampilan. Evaluasi dari uji stabilitas fisika meliputi : pemeriksaan organoleptik,
homogenitas, ph, bobot jenis.

Ketidakstabilan Fisika
 Perubahan struktur kristal
 Perubahan kondisi distribusi
 Perubahan konsisitensi atau kondisi agregat
 Perubahan perbandingan kelarutan
 Perubahan perbandingan hidratasi

2). Stabilitas farmakologi


Aktivitas senyawa bioaktif disebabkan oleh interaksi antara molekul obat dengan bagian molekul dari obyek biologis yaitu resptor spesifik
Untuk dapat berinteraksi dengan reseptor spesifik dan menimbulkan aktivitas spesifik, senyawa bioaktif harus mempunyai stuktur sterik dan
distribusi muatan yang spesifi pula. Dasar dari aktivitas bioogis adalah proses-proses kimia yang kompleks mulai dari saat obat diberikan
sampai terjadinya respons biologis.

Fasa-fasa yang mempengaruhi aktivitas obat


• Fasa farmasetik
• Fasa Farmakokinetik
• Fasa Farmakodinmik
3) Stabilitas kimia
Stabilitas kimia suatu obat adalah lamanya waktu suatu obat untuk mempertahanakan integritas kimia
dan potensinya seperti yang tercantum pada etiket dalam batas waktu yang ditentukan

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Kimia


 Hidrolisis
 Epimerisasi
 Dekarboksilasi
 Dehidrasi
 Oksidasi
 Dekomposisi fotokimia
 Kekuatan Ion
 Perubahan Nilai pH
 Interionik
 Kestabilan bentuk padat
 Temperatur
4) Stabilitas Mikrobiologi
Stabilitas mikrobiologi suatu sediaan adalah keadaan di mana tetap sediaan bebas dari
mikroorganisme atau memenuhi syarat batas miroorganisme hingga batas waktu tertentu
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Stabilitas Mikrobiologi
 Faktor Sifat Fisika-Kimia Zat aktif dan Zat tambahan
 Faktor Kontaminasi dari Bahan Baku dan Proses

5) Stabilitas Toksikologi
Stabilitas toksikologi adalah ukuran yang menujukkan ketahanan suatu senyawa/bahan akan adanya
pengaruh kimia, fisika, mikrobiologi dan farmakologi yang tidak menyebabkan peningkatan toksisitas
secara signifikan
Faktor Yang Mempengaruhi Stabilitas Tosikologi
 Dosis
 Faktor bahan penyusun
 Faktor luar
 Kondisi penyimpanan yang meliputi suhu, tekanan, kelembapan dan cahaya
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai