Anda di halaman 1dari 19

HIPERTENSI

KELOMPOK 1 :

A M I TA S I LV I YA N I
N E S T I N A R I S TA
RICA NOVIA SARI
SITI NURUL ALFIAH
HIPERTENSI

Hipertensi adalah peningkatan


tekanan darah didalam arteri.
Seseorang dikatakan terkena
hipertensi bila mempunyai tekanan
darah sistolik ≥ 140 mmHg dan
tekanan darah diastolik ≤90 mmHg.
Tingkatan Tekanan Darah
PATOFISIOLOGI

Menstimulasi sekresi aldosteron dari korteks adrenal.


Aldosteron merupakan hormon steroid yang memiliki
peranan penting pada ginjal. Untuk mengatur volume
cairan ekstraseluler, aldosteron akan mengurangi
ekskresi NaCl (garam) dengan cara mereabsorpsinya
dari tubulus ginjal. Naiknya konsentrasi NaCl akan
diencerkan kembali dengan cara meningkatkan volume
cairan ekstraseluler yang pada gilirannya akan
meningkatkan volume dan tekanan darah
ETIOLOGI

1. Hipertensi essensial
Hipertensi essensial atau idiopatik adalah hipertensi tanpa
kelainan dasar patologis yang jelas. Lebih dari 90% kasus
merupakan hipertensi essensial. Penyebab hipertensi meliputi
faktor genetik dan lingkungan.

2. Hipertensi sekunder
Meliputi 5-10% kasus hipertensi merupakan hipertensi
sekunder dari penyakit komorbid atau obat-obat tertentu yang
dapat meningkatkan tekanan darah.
Gejala-gejala Hipertensi

Penderita hipertensi biasanya tidak menunjukkan ciri apapun atau


hanya mengalami gejala ringan. Namun secara umum, gejala
hipertensi adalah :
1. Sakit kepala parah
2. Pusing
3. Penglihatan buram
4. Mual
5. Telinga berdenging
6. Kebingungan
7. Detak jantung tak teratur
8. Kelelahan
9. Nyeri dada
10. Sulit bernapas
11. Darah dalam urin
12. Sensasi berdetak di dada, leher, atau telinga
JENIS-JENIS HIPERTENSI

a. Hipertensi esensial (idiopatik)


Hipertensi esensial (idiopatik) yaitu hipertensi yang belum
diketahui pasti penyebabnya yang meliputi 90-95% penderita.
Patogenesis hipertensi esensial diyakini sebagai akibat interaksi
berbagai macam faktor baik genetik maupun lingkungan, seperti
asupan garam, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, stres, obesitas,
kurangnya aktivitas fisik dan konsumsi lemak jenuh.

b. Hipertensi Sekunder
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang diketahui penyebab
spesifiknya. Hipertensi sekunder terjadi 5-10% penderita.
Hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh : Penyakit ginjal,
Penyakit endokrin, Cuartation aorta, Hipertensi pada kehamilan,
Kelainan neurologis
ALGORITMA HIPERTENSI
tanpa komplikasi
ALGORITMA HIPERTENSI DENGAN
KOMPLIKASI
Penatalaksanaan Hipertensi
1. Terapi Farmakologi
MEKANISME KERJA

1) Diuretik
Mekanisme kerja : Diuretik menurunkan tekanan
darah dengan menghancurkan garam yang
tersimpan di alam tubuh. Pengaruhnya ada dua
tahap yaitu : 1) Pengurangan dari volume darah
total dan curah jantung; yang menyebabkan
meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer;
(2) Ketika curah jantung kembali ke ambang
normal, resistensi pembuluh darah perifer juga
berkurang.
2) Penyekat Reseptor Beta Adrenergik (β-Blocker)

Berbagai mekanisme penurunan tekanan darah akibat


pemberian β-blocker dapat dikaitkan dengan hambatan
reseptor β1, antara lain : (1) penurunan frekuensi denyut
jantung dan kontraktilitas miokard sehingga menurunkan
curah jantung; (2) hambatan sekresi renin di sel
jukstaglomeruler ginjal dengan akibat penurunan Angiotensin
II; (3) efek sentral yang mempengaruhi aktivitas saraf
simpatis, perubahan pada sensitivitas baroresptor, perubahan
neuron adrenergik perifer dan peningkatan biosentesis
prostasiklin.
3) Penghambat Angiotensin Converting Enzyme
(ACE-Inhibitor)
Mekanisme kerja : secara langsung
menghambat pembentukan Angiotensin II dan
pada saat yang bersamaan meningkatkan
jumlah bradikinin. Hasilnya berupa
vasokonstriksi yang berkurang, berkurangnya
natrium dan retensi air, dan meningkatkan
vasodilatasi (melalui bradikinin).
4) Penghambat Reseptor Angiotensin
Mekanisme kerja : inhibitor kompetitif dari resptor
Angiotensin II (tipe 1). Pengaruhnya lebih spesifik pada
Angiotensin II dan mengurangi atau sama sekali tidak
ada produksi ataupun metabolisme bradikinin.
5) Antagonis Kalsium
Mekanisme kerja : antagonis kalsium menghambat
influks kalsium pada sel otot polos pembuluh darah dan
miokard. Di pembuluh darah, antagonis kalsium
terutama menimbulkan relaksasi arteriol, sedangkan
vena kurang dipengaruhi.
Terapi Non Farmakologi

1. Penurunan berat badan. Mengganti makanan tidak


sehat dengan memperbanyak asupan sayuran dan buah-
buahan dapat memberikan manfaat yang lebih selain
penurunan tekanan darah.
2. Mengurangi asupan garam. Diet rendah garam ini juga
bermanfaat untuk mengurangi dosis obat antihipertensi
pada pasien hipertensi derajat ≥ 2. Dianjurkan untuk
asupan garam tidak melebihi 2 gr/ hari.
3. Olah raga. Olah raga yang dilakukan secara teratur
sebanyak 30 – 60 menit/ hari, minimal 3 hari/ minggu,
dapat menolong penurunan tekanan darah.
4. Mengurangi konsumsi alcohol. Konsumsi alcohol
lebih dari 2 gelas per hari pada pria atau 1 gelas per
hari pada wanita, dapat meningkatkan tekanan darah.
Dengan demikian membatasi atau menghentikan
konsumsi alcohol sangat membantu dalam penurunan
tekanan darah.
5. Berhenti merokok. Walaupun hal ini sampai saat ini
belum terbukti berefek langsung dapat menurunkan
tekanan darah, tetapi merokok merupakan salah satu
faktor risiko utama penyakit kardiovaskular, dan
pasien sebaiknya dianjurkan untuk berhenti merokok.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai