TINJAUAN PUSTAKA
A. Hipertensi
2.1. Pengertian Hipertensi
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah tinggi persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90 mmHg dengan dua kali
pengukuran. Menurut Wiryowidagdo bahwa hipertensi merupakan suatu keadaan tekanan
darah seseorang berada pada tingkatan di atas normal. Jadi tekanan di atas dapat diartikan
sebagai peningkatan secara abnormal dan terus menerus.
4
dari kasus hipertensi esensial dalam keluarga mempunyai dasar genetik.
b. Usia
Walaupun penuaan tidak selalu memicu hipertensi, tetapi tekanan darah tinggi biasanya
terjadi pada usia lebih tua. Pada usia antara 30 dan 65 tahun, tekanan sistolik meningkat
rata-rata sebanyak 20 mmHg dan terus meningkat setelah usia 70 tahun. Peningkatan resiko
yang berkaitan dengan faktor usia ini sebagian besar menjelaskan tentang hipertensi sistolik
terisolasi dan dihubungakn dengan peningkatan resistensi vaskular perifer dalam arteri.
c. Jenis kelamin
Pria sering mengalami tanda-tanda hipertensi pada usia akhir tiga puluhan, sedangkan
perempuan sering mengalami hipertensi setelah menopause. Tekanan darah wanita,
khususnya sistolik, meningkat lebih tajam sesuai usia. Setelah usia 55 tahun, wanita
mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi. Salah satu penyebab terjadinya
pola tersebut adalah perbedaan hormon kedua jenis kelamin.
5
yang melewatinya akan menjadi lebih deras.
d. Kurang gerak
Olahraga adalah menurunkan berat badan, meningkatkan level HDL (High-Density
Lipoprotein), dan menurunkan trigliserida (lemak dari makanan yang menjadi bagian dari
sirkulasi darah dalam aliran darah). Olahraga lebih banyak dihubungkan dengan pengobatan
hipertensi, karena olahraga isotonik (seperti bersepeda, jogging, aerobik, berenang) yang
teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga menurunkan tekanan darah. Olahraga
juga dapat digunakan untuk mengurangi atau mencegah obesitas dan mengurangi asupan
garam kedalam tubuh (tubuh yang berkeringat akan mengeluarkan garam lewat kulit).
Orang yang sering duduk secara signifikan lebih mungkin mengalami hipertensi dan
serangan jantung.
e. Kelebihan garam
Garam yang dimaksud disini adalah garam natrium. Salah satu sumber utama garam
natrium adalah garam dapur. Fungsi garam dalam kadar normal adalah sangat penting
sebagai ion-ion penjaga kestabilan (normal tubuh manusia mengkonsumsi tidak lebih dari
2400 mg perhari) garam tersebut dapat menyebabkan tubuh menahan terlalu banyak air
sehingga volume cairan darah akan meningkat tanpa diserta penambahan ruang pada
pembuluh darah, yang akibatnya akan menambah tekanan darah dalam pembuluh darah.
f. Kafein
Kafein terdapat pada kopi, teh, cokelat dan koka yang berpengaruh terhadap
perangsangan otot jantung, Kafein mempunyai sifat antagonis endogenus adenosin,
sehingga dapat menyebabkan vasokontriksi dan peningkatan resistensi pembuluh darah tepi.
Namun dosis yang digunakan dapat mempengaruhi efek peningkatan tekanan darah.
Kebanyakan penelitian tidak menunjukkan indikasi yang jelas bahwa asupan kafein dalam
jumlah normal (<100 mg/hari) menyebabkan hipertensi.
g. Penggunaan alkohol
Minum alkohol secara berlebihan, yaitu tiga kali atau lebih dalam sehari merupakan
faktor penyebab 7% kasus hipertensi.Mengkonsumsi berlebihan. Intake alkohol atau etanol
dalam jumlah 30-75 ml meningkatkan denyut jantung dan cardiac output. Dimana terjadi
perubahan tahanan pada pembuluh darah perifer karena dipengaruhi oleh alkohol.
h. Stres
6
Stres yang dialami seseorang akan membangkitkan saraf simpatetis yang akan memicu
kerja jantung dan menyebabkan peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu, bagi mereka
yang sudah memiliki riwayat sejarah kesehatan penderita hipertensi, disarankan untuk
berlatih mengendalikan stres dalam hidupnya.
2. 4. Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa menurut The Sevent :
7
Pemeriksaan penunjang yang dipakai antara lain:
a. Riwayat dan pemeriksaan fisik secara menyeluruh.
b. Pemeriksaan retina.
c. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui kerusakan organ seperti ginjal dan jantung.
d. EKG untuk mengetahui hipertropi ventrikel kiri.
e. Foto dada dan CT scan.
f. MRI dan Angiografi
2. 8 Komplikasi Hipertensi
1. Penyakit kardiovaskuler hipertensif
Komplikasi jantung merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada
hipertensi esensial. Bukti elektrokardiografi tentang adanya hipertropi ventrikel kiri
ditemukan pada 2-15% pasien hipertensi kronik. hipertropi ventrikel kiri dapat
menyebabkan atau mempermudah berbagai macam komplikasi jantung akibat hipertensi,
termasuk gagal jantung kongestif, aritmia ventrikel, iskemi miokard dan meninggal
mendadak.
2. Penyakit cerebrovaskuler hipertensif dan demensia
Hipertensi merupakan penyebab utama stroke, terutama perdarahan intraserebral
dan infark serebral iskemik.
3. Penyakit renal hipertensif
Hipertensi kronik menyebabkan nefrosklerosis, dan merupakan penyebab umum
dari insufisiensi renal.
8
Seperti jalan kaki, joging, senam dengan faktor kesulitan yang kecil, olahraga
yang bersifat rekreatif. Sebaiknya aerobik dilakukan 30-45 menit per hari setiap hari.
e. Mengurangi konsumsi kolesterol
Kurangi makan makanan yang mengandung gula murni, daging, ayam, kuning telur,
dan sarden. Serta hindari makan makanan seafood, otak, jeroan, lemak hewani,
mentega. Makanan yang dianjurkan seperti sayuran, buah, minyak nabati (kecuali
minyak kelapa), putih telur, ikan, kacang-kacangan.
f. Istirahat yang cukup dan tidak sres
Istirahat dengan posisi badan berbaring dapat mengembalikan aliran darah ke otak.
Oleh karena tekanan darah dapat meningkat jika orang terkena stres, maka hindari
kegiatan dan tempat-tempat yang dapat menyebabkan stres. Pilihan untuk mengurangi
stres seperti rekreasi ke tempat-tempat yang sejuk, rindang, alam bebas dan daerah
yang berbeda dengan kegiatan sehari-hari.
g. modifikasi diet atau pengaturan diet
1. Diet rendah garam
Tujuan diet rendah garam adalah membantu menurunkan retensi garam atau air
dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi.
Jenis diet rendah garam
a.Diet rendah garam I (200-400mg Na)
Untuk pasien dengan edema, asites, hipertensi berat.
Tidak ditambah garam dapur.
Hindari makanan yang tinggi kadar natrium.
9
2. Diet rendah kolesterol dan lemak terbatas
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigkiserida dan
pospolipid. Tubuh memperoleh kolesterol dari makanan sehari-hari dan dari hasil
sintesis dari hati. Kolesterol dapat berbahaya jika dikonsumsi lebih banyak dari pada
yang dibutuhkan oleh tubuh, peningkatan kolesterol dapat terjadi karena terlalu banyak
mengkonsumsi makanan yang mengandung kolesterol tinggi dan tubuh akan
mengkonsumsi sekitar 25-50% dari setiap makanan.
3. Diet tinggi serat
Diet tinggi serat sangat penting pada penderita hipertensi, terdiri dari dua jenis
yaitu serat kasar yang banyak terdapat pada sayuran dan buah-buahan, sedangkan serat
makanan terdapat pada makanan karbohidrat seperti kentang, beras, singkong dan
kacang hijau.
4. Diet rendah kalori bila kelebihan berat badan
Diet rendah kalori dianjurkan untuk orang yang kelebihan berat badan. Kelebihan
berat badan atau obesitas akan beresiko tinggi terkena hipertensi. Demikian juga
dengan orang yang berusia 40 tahun mudah terkena hipertensi.
2. Farmakologi
Hampir 20 penelitian yang dilakukan secara acak menunjukkan bahwa terapi obat
pada pasien dengan hipertensi derajat II dan III secara konsisten mengurangi insiden
stroke sebesar 30-50%, gagal jantung kongestif sebesar40-50%. Beberapa penelitian
pada orang lebih tua dengan hipertensi sistolik telah dipastikan bahwa terapi
antihipertensi mencegah infark miokard fatal dan nonfatal serta keseluruhan mortalitas
kardiovaskular.
Ada beberapa keadaan yang mungkin langsung diberi obat antihipertensi,
yakni:
- Tekanan darah lebih dari 180/120 mmHg.
- Tekanan darah lebih dari 160/100 mmHg yang menetap selama kurun waktu tertentu.
- Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg dengan disertai salah satu atau lebih keadaan
berikut :
10
a. Diabetes
b. Kerusakan organ target, misalnya jantung, ginjal, atau stroke.
c. Risiko penyakit kardiovaskular dalam tahun lebih dari 20%.
Namun demikian, jika tekanan darah hanya sedikit meningkat (kurang dari 140/90
mmHg), obat antihipertensi diberikan hanya bila perubahan gaya hidup tidak cukup
menurunkan tekanan darah.
Obat-obatan yang biasa diberikan:
a. Diuretik tiazid
Biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati hipertensi. Diuretik
membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume cairan diseluruh
tubuh sehingga menurunkan tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh
darah dan hilangnya kalium melalui air kemih sehingga kadang diberikan tambahan kalium
atau obat penahan kalium. Diuretik sangat afektif pada lanjut usia, kegemukan, penderita
gagal jantung dan penyakit ginjal menahun.
b. Penghambat adrenergik
merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, beta-blocker, dan alfa-beta-
blocker labetolol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatis adalah
sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres, dengan cara
meningkatkan tekanan darah.
Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker,yang efektif diberikan kepada :
penderita yang pernah mengalami serangan jantung
penderita dengan denyut jantung yang cepat
angina pectoris
sakit kepala migren
11
Obat ini efektif diberikan kepada:
Penderita gagal jantung
Penderita denga protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal menahun
atau penyakit ginjal diabetik.
Pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat lain.
e. Antagonis kalsium
Obat ini dapat menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme
yang berbeda. Obat ini sangat efektif diberikan kepada lanjut usia, penderita angina
pektoris, denyut jantung yang cepat, sakit kepala migren.
f. Vasodilator
Obat ini dapat langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat antihipertensi
lainnya.
g. Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna)
memerlukan beberapa obat bisa menurunkan tekanan darah dengan cepat dan
sebagian besar diberikan secara intravena, yaitu:
Diazoxide
Nitroprusside
Nitroglycerin
Labetolol
Nifedipine
Nifedipine merupakan kalsium antagonis dengan kerja yang sangat cepat dan bisa
diberikan peroral, tetapi obat ini bisa menyebabkan hipotensi sehingga pemberiannya harus
diawasi secara ketat.
12
Frekuensi per
Kelas Obat Dosis (mg/hari) hari
13
Hydrochlorothiazide 25 - 50 1
Thiazide atau
diuretik thiazide-like Indapamide 1,25 – 2,5 1
Captopril 12,5 - 150 2 atau 3
Enalapril 5 – 40 1 atau 2
Lisinopril 10 – 40 1
Perindopril 5 – 10 1
ACE inhibitor Ramipril 2,5 - 10 1 atau 2
Candesartan 8 – 32 1
Eprosartan 600 1
Irbesartan 150 – 300 1
Losartan 50 – 100 1 atau 2
Olmesartan 20 – 40 1
Telmisartan 20 – 80 1
Angiotensin receptor
blocker (ARB) Valsartan 80 – 320 1
Amlodipine 2,5 – 10 1
Felodipine 5 – 10 1
Dihydropyridine calcium
Nifedipine 30 – 90 1
channel blocker (DHP-
CCB) Lercandipine 10 – 20 1
Diltiazem SR 180 – 360 2
Diltiazem CD 100 – 200 1
Non-DHP-CCB Verapamil SR 120 – 480 1 atau 2
Spironolactone 25 – 100 1
Diuretik antagonis
aldosteron Eplerenone 50 – 100 1 atau 2
Nebivolol 5 - 40 1
Atenolol 25 - 100 1 atau 2
Bisoprolol 2,5 – 10 1
Beta bloker - kardioselektif Metoprolol tartrate 100 – 400 2
14
Propanolol IR 160 - 480 2
Beta bloker – non
kardiosekeltif Propanolol LA 80 - 320 1
15