A. DEFINISI
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya
140 mmHg atau tekanan diastolic sedikitnya 90 mmHg.
Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit
jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit syaraf,
ginjal, dan pembuluh darah (Sylvia A. Price, 2016). WHO
mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95
mmHg (Sarif La Ode, 2018).
Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hipertensi adalah
penyakit degenertaif yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 150 mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg.
B. ETIOLOGI
Menurut Aspiani (2016) penyebabnya hipertensi dibedakan
menjadi 2 bagian yaitu:
a. Hipertensi Esensial / Hipertensi Primer
Penyebab hopertensi primer belum diketahui pasti, namun ada
beberapa faktor yaitu:
1) Faktor Keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemnungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi.
2) Ciri Perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi
adalah: umur (jika umur bertambah maka tekanan darah
meningkat), jenis kelamnin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan),
ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih).
3) Kebiasaan Hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi
adalah : konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr),
kegemukan atau makan berlebihan, stress, merokok, minum
alkohol, minum obat-obatan (ephedrine, prednisone, epineprin).
b. Hipertensi Sekunder
Jenis hipertensi ini penyebabnya dapat diketahui sebagai berikut :
1) Penyakit ginjal: Glomerulonefritis, Plyelonefritis, Nekrosis tubular
akut, Tumor.
2) Penyakit Vascular: Ateroklerosis, Hiperplasia, Trombosis,
Aneurisma, Emboli kolestrol dan Vaskulitis.
3) Kelainan endokrin: Diabetes Melitus, Hipotiroidisme,
Hiperteroidisme
4) Penyakit saraf: Stroke, Ensephalitis, Syndrom Gulian Barre.
5) Obat-obatan: Kontrasepsi Oral, Kortikosteroid.
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Aspiani (2016), tanda dan gejala pada hipertensi
dibedakan menjadi :
a. Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang soesifik yang dapat dihubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteru oleh
dokter yang memeriksa. Hal ini berarti hipertensi arterial tidak akan
pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
b. Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi
meliputi nyeri kepala dan kelelahan.Dalam kenyataannya ini
merupakan gejala terlazim yang mengenai kebanyakan pasien yang
mencari pertolongan medis.Pada sebagian besar penderita, hipertensi
tidak menimbulkan gejala, meskipun secara tidak sengaja beberapa
gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi (padahalsesungguhnya tidak). Gejala yang dimaksud
adalah sakit kepala, pendarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan
dan kelelahan; yangbisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi
maupun seseorang dengantekanan darah yang normal.Jika
hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisatimbul gejala
sebagai berikut :
1) Sakit kepala
2) Kelelahan
3) Mual
4) Muntah
5) Sesak nafas
6) Gelisah
7) Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan
pada otak, mata, jantung dan ginjal
8) Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran
dan bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini
disebut ensefalopati hipertensif, yang memerlukan penanganan
segera.
D. PATOFISIOLOGI
Patofisiologi hipertensi secara alami diawali dari kenaikan
tekanan darah sesekali saja. Tanpa melakukan pemeriksaan tekanan
darah, Kamu tidak akan tahu kalau terjadi kenaikan tekanan darah.
Naiknya tekanan darah yang kadang-kadang ini, lama-kelamaan akan
semakin sering dan kemudian menetap, atau tidak bisa turun kembali.
Awalnya, penderita hipertensi tidak merasakan gejala. Jika pun
ada gejala, biasanya tidak spesifik dan berubah-ubah. Setelah penyakit
berkembang menjadi hipertensi persisten (menetap), maka patofisiologi
hipertensi menjadi lebih rumit, di mana sudah melibatkan kerusakan
organ-organ lain di seluruh tubuh.
Diawali dari kerusakan pembuluh-pembuluh darah kecil karena
hipertensi, diikuti pembuluh darah yang lebih besar seperti arteri dan
aorta. Keduanya adalah pembuluh utama di tubuh yang berukuran besar,
salah satunya yang membawa darah menuju dan meninggalkan jantung.
Kerusakan pembuluh darah kecil juga terjadi di seluruh organ
tubuh sehingga perlahan-lahan jantung, ginjal, retina, dan sistem saraf
pusat akan mengalami kerusakan (Yuliastanti, 2019).
E. KOMPLIKASI
Menurut Priscilla Lemone (2016), komplikasi hipertensi adalah
sebagai berikut:
a. Gagal Jantung
Hipertensi menetap mempengaruhi sistem kardiovaskuler, saraf dan
ginjal. Laju aterosklerosis meningkat, menignkatkan resiko penyakit
jantung coroner dan stroke. Beban kerja ventrikel kiri meningkat,
menyebabkan hipertropi ventrikel yang kemudian meningkatkan
resiko penyakit jantung coroner, disritmia, dan gagal jantung
b. Stroke
Percepatan aterosklerosis yang terkait dengan hipertensi
meningkatkan resiko infark cerebral (stroke). Peningkatan tekanan
pada pembuluh serebral dapat menyebabkan perkembangan
mikroneurisme dan peningkatan resiko hemoragi cerebral.
c. Ensefalopati hipertensi
Suatu sindrom yang di tandai dengan tekanan darah yang sangat
tinggi, perubahan tingkat kesadaran, peningkatan tekanan intracranial,
papilledema, dan kejang dapat berkembang.
d. Nefrosklerosis dan insufisiensi ginjal
Proteinuria dan hematuria mikroskopik berkembang, serta gagal ginjal
kronik.
F. PATHWAYS
Menurut Kadir (2016), pathways dari hipertensi adalah sebagai
berikut:
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Sodoyo (2017), pemeriksaan penunjang hipertensi
adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan darah:
a. Hb/Ht: untuk mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume
cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor resiko seperti:
hipokoagulabilitas, anemia.
b. BUN/kreatinin: memberikan informasi tentang perfusi/ fungsi
ginjal.
c. Glukosa: hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi) dapat
diakibatkan oleh pengeluaran kadar ketokolamin.
d. Urinalisa : darah, protein, glukosa, mengisaratkan disfungsi ginjal
da nada DM
e. Kolestrol total serum
f. Kolestrol LDH dan HDL serum
g. Trigliserida serum (puasa).
2. Ct scan : mengkaji adanya tumor cerebral, encelopati.
3. EKG : dapat menunjukan pola regangan, dimana luas, peninggian
gelombang P adalah salah satu tanda penyakit jantung hiprtensi
4. IUP : mengidentifikasi penyebab hipertensi seperti : batu ginjal,
perbaikan ginjal
5. Foto dada : menunjukan distruksi klasifikasi pada area katup,
pembesaran jantung.
B. PENGKAJIAN
1. Pengumpulan Data (Anamnesa)
a. Data Demografis
Identitas pasien : meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat,
agama, bahasa yang dipakai, status perkawinan, pendidikan,
riwayat pekerjaan, tanggal masuk panti, diagnosa medis.
b. Keluhan Utama
Pada umumnya keluhan utama pada Lansia dengan Hipertensi
adalah sakit kepala, lemah, tengkuk terasa tegang, episode
berkeringat, kecemasan, palpitasi (feokromositoma), episode lemah
otot (aldosteronisme).
Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri
pasien digunakan :
1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi faktor
presipitasi nyeri.
2) Quality of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan pasien. Apakah seperti terbakar, berdenyut, atau
menusuk.
3) Region: radiation, relief. Apakah rasa sakit bisa reda, apakah
rasa sakit menjalar atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4) Severity (Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan
pasien, bisa berdasarkan skala nyeri atau pasien menerangkan
seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5) Time: berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah
buruk pada malam hari atau siang hari.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan untuk menentukan sebab dari
hipertensi, yang nantinya membantu dalam membuat rencana
tindakan terhadap pasien. Ini bisa berupa keluhan sakit kepala,
pusing, tengkuk terasa tegang, lemas, berkeringat dan kronologi
terjadinya penyakit tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan
kekuatan yang terjadi dan dapat menegakan diagnose serta tindakan
keperawatan.
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Ada peran genetik pada penyakit Hipertensi, dimana keluarga
memiliki Hipertensi maka kemungkinan untuk mengalami
Hipertensi juga semakin besar genetik.
e. Riwayat Psikososial
Merupakan respons emosi pasien terhadap penyakit yang
dideritanya dan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta
respon atau pengaruhnya dalam kehidupan sehari- harinya baik
dalam keluarga
ataupun dalam masyarakat.
f. Pola-Pola Fungsi Kesehatan
1) Aktivitas/ istirahat
Gejala: Kelemahan, Letih, Napas pendek, Gaya hidup monoton.
Tanda: Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea
2) Sirkulasi
Gejala: Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung
koroner/ katup, penyakit serebrovaskuler.
Tanda: Kenaikan TD, Nadi : denyutan jelas, Frekuensi/ irama :
takikardia, berbagi disritmia, Bunyi jantung : murmur, Distensi
vena jugularis, Ekstremitas Perubahan warna kulit, suhu dingin
(vasokontriksi perifer), pengisian kapiler mungkin lambat.
3) Integritas ego
Gejala: Faktor-faktor stress akut/kronis misal finansial,
pekerjaan, ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan sosial,
keputusan dan ketidakberdayaan. Ancaman pada konsep diri,
citra tubuh, identitas diri misal ketergantungan pada orang lain,
dan perubahan bentuk anggota tubuh.
4) Makanan / cairan
Gejala: Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau
mengonsumsi makanan atau cairan adekuat : mual, anoreksia,
dan kesulitan untuk mengunyah.
Tanda: Penurunan berat badan, dan membrane mukosa kering.
5) Hygiene
Gejala: Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas
perawatan pribadi secara mandiri, ketergantungan pada orang
lain.
6) Neurosensory
Gejala: Keluhan pusing / pening, sakit kepala, kebas, kelemahan
pada suatu sisi tubuh, gangguan penglihatan (penglihatan kabur,
diplopia). Tanda: Perubahan orientasi, pola nafas, isi bicara,
afek, proses pikir atau memori (ingatan), respon motorik :
penurunan kekuatan genggaman, perubahan retinal optik.
7) Nyeri/kenyamanan
Gejala: Nyeri hilang timbul pada kepala terutama daerah
oksipital.
8) Keamanan
Gejala: Gangguan koordinasi, cara jalan Tanda: Episode
paresthesia unilateral transien.
C. INTERVENSI
(Doenges, 2000; Ncithea, 2008).
1. Resiko tinggi penurunan curah jantung berhubungan dengan
vasokontriksi pembuluh darah.
Intervensi:
a. Observasi tekanan darah
Rasional : Perbandingan dari tekanan memberikan gambaran yang
lebih lengkap tentang keterlibatan/bidang masalah vaskuler.
b. Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan
perifer
Rasional: Denyutan karotis, jugularis, radialis dan femoralis
mungkin teramati/palpasi. Dunyut pada tungkai mungkin menurun,
mencerminkan efek dari vasokontriksi.
c. Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas.
Rasional : S4 umum terdengar pada pasien hipertensi berat karena
adanya hipertropi atrium, perkembangan S3 menunjukan hipertropi
ventrikel dan kerusakan fungsi, adanya krakels, mengi dapat
mengindikasikan kongesti paru sekunder terhadap terjadinya atau
gagal jantung kronik).
d. Amati warna kulit, kelembaban, suhu, dan masa
pengisian kapiler.
Rasional : Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan masa pengisian
kapiler lambat mencerminkan dekompensasi/penurunan curah
jantung.
e. Catat adanya demam umum/tertentu.
Rasional: dapat mengindikasikan gagal jantung, kerusakan
ginjal atau vaskuler.
f. Berikan lingkungan yang nyaman, tenang, kurangi
aktivitas/keributan ligkungan, batasi jumlah pengunjung dan
lamanya tinggal.
Rasional: membantu untuk menurunkan rangsangan simpatis,
meningkatkan relaksasi.
g. Anjurkan teknik relaksasi, panduan imajinasi dan
distraksi.
Rasional: Dapat menurunkan rangsangan yang menimbulkan
stress, membuat efek tenang, sehingga akan menurunkan tekanan
darah.
h. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapi
anti
hipertensi, diuretik.
Rasional: Menurunkan tekanan darah.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum,
ketidak seimbanganantara suplai dan kebutuhan O2.
a. Kaji toleransi pasien terhadap aktivitas dengan menggunakan
parameter: frekwensi nadi 20 per menit diatas frekwensi istirahat,
catat peningkatan TD, dipsnea, atau nyeri dada, kelelahan berat dan
kelemahan, berkeringat, pusing atau pingsan.
Rasional: Parameter menunjukan respon fisiologis pasien
terhadap stress, aktivitas dan indikator derajat pengaruh kelebihan
kerja/jantung.
b. Kaji kesiapan untuk meningkatkan aktivitas contoh:
penurunan kelemahan/kelelahan, TD stabil, frekwensi nadi,
peningkatan perhatian pada aktivitas dan perawatan diri.
Rasional: Stabilitas fisiologis pada istirahat penting untuk
memajukan tingkat aktivitas individual.
c. Dorong memajukan aktivitas/toleransi perawatan diri.
(Konsumsi oksigen miokardia selama berbagai aktivitas dapat
meningkatkan jumlah oksigen yang ada.
Rasional: Kemajuan aktivitas bertahap mencegah peningkatan
tiba-tiba pada kerja jantung.
d. Berikan bantuan sesuai kebutuhan dan anjurkan penggunaan
kursi mandi, menyikat gigi/rambut dengan duduk dan sebagainya.
Rasional: teknik penghematan energi menurunkan penggunaan
energi dan sehingga membantu keseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen.
e. Dorong pasien untuk partisipasi dalam memilih periode
aktivitas.
Rasional: Seperti jadwal meningkatkan toleransi terhadap
kemajuan aktivitas dan mencegah kelemahan.
3. Nyeri (akut): nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan
vaskuler serebral.
a. Pertahankan tirah baring selama fase akut.
Rasional: Meminimalkan stimulasi meningkatkan relaksasi.
b. Beri tindakan non farmakologi untuk
menghilangkan sakit kepala, misalnya: kompres dingin pada dahi,
pijat punggung dan leher.
Rasional: Tindakan yang menurunkan tekanan vaskuler serebral
dengan menghambat/memblok respon simpatik, efektif dalam
menghilangkan sakit kepala dan komplikasinya.
c. Hilangkan/minimalkan aktivitas vasokontriksi yang
dapat meningkatkan sakit kepala : mengejan saat BAB, batuk
panjang, dan membungkuk.
Rasional: Aktivitas yang meningkatkan vasokontriksi
menyebabkan sakit kepala pada adanya peningkatkan tekanan
vakuler serebral.
d. Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan.
Rasional: Meminimalkan penggunaan oksigen dan aktivitas yang
berlebihan yang memperberat kondisi pasien.
e. Beri cairan, makanan lunak. Biarkan pasien itirahat
selama 1 jam setelah makan.
Rasional: menurunkan kerja miocard sehubungan dengan kerja
pencernaan.
f. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat
analgetik, anti ansietas, diazepam dll.
Rasional: Analgetik menurunkan nyeri dan menurunkan
rangsangan saraf simpatis.
4. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
masukan berlebihan sehubungan dengan kebutuhan metabolik.
Intervensi:
a. Kaji pemahaman pasien tentang hubungan langsung antara
hipertensi dengan kegemukan.
Rasional: Kegemukan adalah resiko tambahan pada darah
tinggi, kerena disproporsi antara kapasitas aorta dan peningkatan
curah jantung berkaitan dengan massa tumbuh.
b. Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi
masukan lemak, garam dan gula sesuai indikasi.
Rasional: Kesalahan kebiasaan makan menunjang terjadinya
aterosklerosis dan kegemukan yang merupakan predisposisi untuk
hipertensi dan komplikasinya, misalnya, stroke, penyakit ginjal,
gagal jantung, kelebihan masukan garam memperbanyak volume
cairan intra vaskuler dan dapat merusak ginjal yang lebih
memperburuk hipertensi.
c. Tetapkan keinginan pasien menurunkan berat badan.
Rasional: motivasi untuk penurunan berat badan adalah
internal. Individu harus berkeinginan untuk menurunkan berat
badan, bila tidak maka program sama sekali tidak berhasil.
d. Kaji ulang masukan kalori harian dan pilihan diet.
Rasional: mengidentifikasi kekuatan/kelemahan dalam program
diit terakhir. Membantu dalam menentukan kebutuhan inividu
untuk menyesuaikan/penyuluhan.
e. Dorong pasien untuk mempertahankan masukan makanan
harian termasuk kapan dan dimana makan dilakukan dan
lingkungan dan perasaan sekitar saat makanan dimakan.
Rasional: memberikan data dasar tentang keadekuatan nutrisi
yang dimakan dan kondisi emosi saat makan, membantu untuk
memfokuskan perhatian pada faktor mana pasien telah/dapat
mengontrol perubahan.
f. Intruksikan dan Bantu memilih makanan yang tepat , hindari
makanan dengan kejenuhan lemak tinggi (mentega, keju, telur, es
krim, daging dll) dan kolesterol (daging berlemak, kuning telur,
produk kalengan, jeroan).
Rasional: Menghindari makanan tinggi lemak jenuh dan
kolesterol penting dalam mencegah perkembangan aterogenesis.
g. Kolaborasi dengan ahli gizi sesuai indikasi.
Rasional: Memberikan konseling dan bantuan dengan
memenuhi kebutuhan diet individual.
5. Inefektif koping individu berhubungan dengan mekanisme koping
tidak efektif, harapan yang tidak terpenuhi, persepsi tidak realistik.
a. Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku,
Misalnya: kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian,
keinginan berpartisipasi dalam rencana pengobatan.
Rasional: Mekanisme adaptif perlu untuk megubah pola hidup
seorang, mengatasi hipertensi kronik dan mengintegrasikan terapi
yang diharuskan kedalam kehidupan sehari-hari).
b. Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan
konsentrasi, peka rangsangan, penurunan toleransi sakit kepala,
ketidak mampuan untuk mengatasi/menyelesaikan masalah.
Rasional: Manifestasi mekanisme koping maladaptife mungkin
merupakan indikator marah yang ditekan dan diketahui telah
menjadi penentu utama TD diastolik.
c. Bantu pasien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan
kemungkinan strategi untuk mengatasinya.
Rasional: pengenalan terhadap stressor adalah langkah
pertama dalam mengubah respon seseorang terhadap stressor)
d. Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan
partisipasi maksimum dalam rencana pengobatan.
Rasional: keterlibatan memberikan pasien perasaan kontrol diri
yang berkelanjutan. Memperbaiki keterampilan koping, dan dapat
menigkatkan kerjasama dalam regiment terapiutik.
e. Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas/tujuan hidup.
Tanyakan pertanyaan seperti: apakah yang anda lakukan
merupakan apa yang anda inginkan?.
Rasional: Fokus perhatian pasien pada realitas situasi yang
relatif terhadap pandangan pasien tentang apa yang diinginkan.
Etika kerja keras, kebutuhan untuk kontrol dan fokus keluar dapat
mengarah pada kurang perhatian pada kebutuhan-kebutuhan
personal.
f. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan mulai merencanakan
perubahan hidup yang perlu. Bantu untuk menyesuaikan ketimbang
membatalkan tujuan diri/keluarga.
Rasional: Perubahan yang perlu harus diprioritaskan secara
realistis untuk menghindari rasa tidak menentu dan tidak berdaya
6. Kurang pengetahuan mengenai kondisi penyakitnya berhubungan
dengan kurangnya informasi.
a. Bantu pasien dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko
kardivaskuler yang dapat diubah, misalnya: obesitas, diet tinggi
lemak jenuh, dan kolesterol, pola hidup monoton, merokok, dan
minum alcohol (lebih dari 60 cc/hari dengan teratur) pola hidup
penuh stress.
Rasional: Faktor-faktor resiko ini telah menunjukan hubungan
dalam menunjang hipertensi dan penyakit kardiovaskuler serta
ginjal.
b. Kaji kesiapan dan hambatan dalam belajar termasuk orang terdekat.
Rasional: Kesalahan konsep dan menyangkal diagnosa karena
perasaan sejahtera yang sudah lama dinikmati mempengaruhi
minimal pasien/orang terdekat untuk mempelajari penyakit,
kemajuan dan prognosis. Bila pasien tidak menerima realitas
bahwa membutuhkan pengobatan kontinu, maka perubahan
perilaku tidak akan dipertahankan.
c. Kaji tingkat pemahaman pasien tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, pencegahan, pengobatan, dan akibat lanjut.
Rasional: Mengidentifikasi tingkat pegetahuan tentang proses
penyakit hipertensi dan mempermudah dalam menentukan
intervensi.
d. Jelaskan pada pasien tentang proses penyakit hipertensi
(pengertian, penyebab, tanda dan gejala, pencegahan, pengobatan,
dan akibat lanjut) melalui pendkes.
Rasional: Meningkatkan pemahaman dan pengetahuan pasien
tentang proses penyakit hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
A. Pengkajian
Tanggal pengkajian: 18 Mei 2021
1. Identitas pasien
a. Nama Lengkap : Ny.M
b. Tempat/Tgl Lahir : Sukoharjo, 31 Desember 1963
c. Usia : 57 tahun
d. Jenis Kelamin : Perempuan
e. Status Perkawinan : Menikah
f. Agama : Islam
g. Suku Bangsa : Jawa
h. Pendidikan Terakhir : SMP
i. Diagnosa Medis : Hipertensi
j. Alamat : Sukoharjo
2. Identitas penanggung jawab
a. Nama : Tn. G
b. Umur : 38 tahun
c. Jenis Kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Suku/Bangsa : Indonesia
f. Pendidikan : SMA
g. Pekerjaan : Buruh
h. Hubungan dengan pasien : Anak kandung
3. Keluhan Utama
Ny.M mengatakan sering pusing, tengkuk terasa berat dan kaku, mata
terasa nyeri dan pandangan tiba-tiba menjadi kabur. Ny.M
mengatakan memiliki riwayat hipertensi dan rutin minum obat
Amlodipin 10 mg/24 jam oral.
4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang:
Ny.M mengatakan sering pusing, tengkuk terasa berat dan kaku,
mata terasa nyeri pandangan tiba-tiba menjadi kabur, dan lutut
kirinya terasa lemah jika berjalan terlalu lama
b. Riwayat penyakit dahulu
Ny.M mengatakan memiliki riwayat hipertensi sejak usia 45 tahun.
Pernah dirawat di rumah sakit karena menjalani kuretase saat usia
50 tahun. Ny.M juga pernah memiliki riwayat asa murat tinggi
namun saat ini normal
c. Riwayat penyakit keluarga
Ny.M mengatakan memiliki riwayat hipertensi yang diturunkan
dari ibunya. Ny.M mengatakan di keluarganya tidak ada riwayat
penyakit kronis lainnya
5. Pola kebiasaan sehari – hari
a. Pola persepsi kesehatan dan manajemen kesehatan
Ny.M mengatakan sering memeriksakan kesehatannya ke
Puskesmas atau rumah sakit sesuai jadwal kontrol. Namun sudah
dua bulan ini jarang kontrol ke rumah sakit karena merasa sehat
dan tidak ada gejala, serta ada kesibukan. Jika sakit, Ny.M akan
meminum obat hipertensi yang sudah diresepkan oleh dokter
b. Pola nutrisi
1) Makan
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 3x sehari 2x sehari
Jenis Nasi, Lauk, Sayur, Buah Nasi, Lauk, Sayur
(jika ada)
Porsi 1 porsi piring ¾ porsi piring
Keluhan Tidak Ada Tidak Ada
2) Minum
Sebelum Sakit Saat Sakit
Frekuensi 7-8 gelas per hari 5-6 gelas per hari
Volume ±2.000 ml ±600-700 ml
Jenis Air putih, teh tawar Air putih, teh tawar
Keluhan Tidak Ada Tidak Ada
c. Pola eliminasi
1) BAB
Sebelum Sakit Selama sakit
2) BAK
Sebelum Sakit Selama sakit
6. Status Mental 0
- Menyadari kondisi dirinya 0
- Mengalami keterbatasan daya ingat 15
Total Nilai 50
Keterangan:
Tingkatan Risiko Nilai MFS Tindakan
Data Objektif
a. Keadaan umum : baik
b. Kesadaran compsmentis
c. Skala nyeri 5/10
d. Suhu : 36,7ºC
e. Tekanan Darah : 170/90 mmHg
f. Ny.M tampak meringis tapi masih
mampu untuk menahan nyeri
2 Data Subjektif Kelemahan fisik pada Hambatan Mobilitas Fisik
a. Ny.M mengatakan terdapat ekstremitas kiri bagian
kelemahan di otot kirinya dan tidak bawah
kuat jika berdiri serta berjalan terlalu
lama
b. Ny.M mengatakan aktivitas
dilakukan secara mandiri namun
dengan sangat perlahan.
Data Objektif
a. Terdapat kelemahan otot
pada lutut kiri Ny.M:
5 5
5 4
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian
dengan lingkup gerak penuh, mampu
melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian
dengan gaya gravitasi, mampu melawan
dengan tahanan sedang.
Data Objektif
a. Ny.M terdapat kelemahan otot di
lutut kiri.
b. Penilaian skala resiko jatuh
pada Ny.M adalah 50 (kategori
resiko rendah)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
Terlampir
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Terlampir
E. EVALUASI FORMATIF
Terlampir
F. EVALUASI SUMATIF
Terlampir
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Waktu Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional TTD
(Hari/Tgl/Jam) keperawatan
1 Selasa, 18/05/2021 Nyeri akut Tujuan : a. Kaji keadaan umum dan TTV pasien a. Keadaan umum
10.00 Setelah dilakukan tindakan b. Kaji skala nyeri pasien menunjukan keadaan
keperawatan kepada Ny.M c. Bantu memberikan posisi nyaman pada pasien secara utuh dengan Ika
selama 3 x 7 jam pasien mengetahui TTV
diharapkan tekanan d. Ajarkan tindakan teknik relaksasi otot terutama tekanan darah
vaskuler tidak meningkat. progressif & nafas dalam untuk menentukan
e. Edukasi pasien untuk diit rendah garam tindakan selanjutnya.
Kriteria Hasil : dan berobat secara teratur b. Untuk mengetahui tingkat
a. Skala nyeri berkurang f. Bantu pasien minum obat yang nyeri pasien dengan
dari semula 5 menjadi 3 tersedia (amlodipin 1x1) menggunakan pengkajian
b. Ny.M dapat mengontrol PQRST
nyeri secara mandiri & c. Untuk menghindari
dapat mengungkapkan insiden kecelakaan atau
kenyamanan karena terjatuh karena pusing.
nyeri berkurang d. Melancarkan pembuluh
c. Mengikuti regimen darah dan dapat
farmakologi yang mengurangi nyeri
diresepkan e. Untuk mengontrol
d. Tekanan darah dalam tekanan darah dalam
batas normal, <150/100 batas normal dan
mmHg mencegah perilaku yang
beresiko meningkatkan
tekanan darah
f. Obat tersebut dapat
mengontrol tekanan darah
dalam batas normal
2 Selasa, 18/05/2021 Hambatan Tujuan : a. Kaji kemampuan pasien dalam a. Untuk mengetahui sejauh
10.20 mobilitas fisik mobilisasi. mana mobilisasi yang dapat
Setelah dilakukan tindakan b. Kaji luasnya kelemahan otot secara dilakukan. Ika
keperawatan kepada Ny.M teratur. b. Untuk mengetahui luasnya
selama 3 x 7 jam diharapkan c. Lakukan latihan tentang gerak aktif kerusakan dan hambatan
hambatan mobilitas fisik dapat pada ekstremitas (ROM). mobilisasi.
teratasi d. Edukasi kepada pasien untuk dapat c. Meningkatkan sirkulasi,
Kriteria Hasil : melakukan olahraga rutin sesuai membantu mencegah
a. Tidak ada komplikasi dan kemampuan kontraktur.
tidak adanya kontraktur d. Untuk mencegah kekakuan
pada lutut kiri Ny.M dan kelemahan otot terus
b. Kekuatan otot tetap dalam bertambah
rentang 4 sampai 5 (tidak
berkurang menjadi lebih
parah)
c. Ny.M dapat mengurangi
aktivitas berlebihan
3 Selasa, 18/05/2021 Resiko Jatuh Tujuan : a. Kaji kemampuan pasien dalam a. Mengetahui sejauh mana
10.30 Setelah dilakukan tindakan berdiri dan berjalan kemampuan pasien dalam
keperawatan kepada Ny.M b. Berikan pencahayaan yang cukup berjalan dan berdiri Ika
selama 3 x 7 jam diharapkan c. Anjurkan pasien untuk b. Pencahayaan yang cukup
resiko jatuh tidak terjadi. menggunakan alat bantu saat membuat saat mobilisasi
beraktivitas jika diperlukan lebih aman
Kriteria Hasil : d. Edukasi kepada keluarga untuk dapat c. Menghindari jatuh karena
a. Mampu meminimalkan membantu Ny.M mengurangi aktivitas lantai licin
terjadinya resiko jatuh & beban kerja yang berlebihan d. Mengurangi beban kerja
b. Mampu menjelaskan cara otot dan tulang
mencegah terjadinya
resiko jatuh
c. Mampu memodifikasi
lingkungan yang aman
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Waktu Diagnosa Implementasi TTD
(Hari/Tgl/Jam) keperawatan & Respon
1 Selasa, 18/05/2021 Nyeri akut 1. Mengkaji keadaan umum klien
10.55 DS :
Klien mengatakan sering merasa pusing dan tidak nyaman saat tekanan darahnya sedang naik, leher terasa Ika
berat dan kaku, dan pandangan menjadi kabur.
DO :
a. Keadaan umum: baik. Kesadaran: Composmentis, Suhu: 36,7ºC,
b. Nadi : 80 x/menit,
c. Tekanan Darah : 170/90 mmHg, RR :18x/menit.
5 5
5 4
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahanan sedang.
10. Mengevaluasi kembali tanda vital dan masalah nyeri akut pada pasien
DS:
17.15 Nyeri Akut Ny.M mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya berkurang sedikit menjadi 4/10, nyeri masih
berdenyut-denyut di kepala hingga leher, nyeri dirasakan jika terlalu banyak aktivitas berat
DO:
Ny.M tampak sudah lebih segar daripada tadi di awal pengkajian, TD: 150/100 mmHg, N: 88 x/menit, RR: Ika
18 x/menit, S: 36,5 oC
11. Mengevaluasi kembali masalah hambatan mobilitas fisik pada pasien
17.30 Hambatan DS:
Mobilitas Ny.M mengatakan masih merasakan kekakuan otot di lutut kirinya
Fisik DO:
Terdapat kelemahan otot pada lutut kiri Ny.M: Ika
5 5
5 4
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahanan sedang.
2 Rabu, 19 Mei 2021 Nyeri Akut 13. Mengkaji keadaan umum dan tingkat nyeri klien
10.00 DS :
Klien mengatakan sudah lebih baik daripada kemarin, skala nyeri yang dirasakan 4/10, nyeri di kepala hingga Ika
leher, nyeri yang dirasakan seperti berdenyut-denyut.
DO :
Keadaan umum: baik. Kesadaran: Composmentis, Suhu: 36,5ºC,
Nadi : 83 x/menit,
Tekanan Darah : 150/90 mmHg, RR :18x/menit.
10.20 Nyeri Akut 14. Mengevaluasi tindakan non farmakologi relaksasi otot progresif yang sudah diajarkan kemarin
DS :
Klien mengatakan sudah dapat melakukan gerakan dan menghafalnya sedikit demi sedikit Ika
DO :
Klien tampak nyaman setelah dilakukan teknik relaksasi.
5 5
5 4
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahanan sedang.
13.30 Hambatan 20. Menganjurkan klien untuk beristirahat dan mengurangi aktivitas berat
Mobilitas DS:
Fisik Pasien mengatakan akan tidur siang selama 2 jam
DO: Ika
Pasien tampak akan beristirahat
16.45 Resiko Jatuh 21. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan resiko jatuh pada lansia
DS:
Pasien dan keluarga mengatakan bersedia diberikan penkes resiko jatuh dan bersedia memodifikasi
lingkungan menjadi lebih aman
DO:
Keluarga pasien tampak membantu Ny.M untuk menggunakan alat bantu berjalan (tongkat) jika lutut kiri
Ny.M tampak lemah saat berjalan Ika
17.15 Nyeri Akut 22. Mengevaluasi kembali tanda vital dan masalah nyeri akut pada pasien
DS:
Ny.M mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya berkurang sedikit menjadi 4/10, nyeri masih
berdenyut-denyut di kepala hingga leher, nyeri dirasakan jika terlalu banyak aktivitas berat
DO: Ika
Ny.M tampak sudah lebih segar daripada tadi di awal pengkajian. TD: 150/90 mmHg, N: 90 x/menit, RR:
16 x/menit, S: 36,5 oC
17.30 Hambatan 23. Mengevaluasi kembali masalah hambatan mobilitas fisik pada pasien
Mobilitas DS:
Fisik Ny.M mengatakan masih merasakan kekakuan otot di lutut kirinya
DO: Ika
Terdapat kelemahan otot pada lutut kiri Ny.M:
5 5
5 4
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahanan sedang.
b. Kekuatan otot kanan dan kiri: skala otot 5 dan 4. Pasien dapat melakukan gerakan ROM aktif selama 15
menit
12.10 Nyeri Akut 26. Mengevaluasi tindakan non farmakologi relaksasi otot progresif dan nafas dalam yang sudah diajarkan
DS :
Klien mengatakan sudah dapat melakukan gerakan dan menghafalnya sedikit demi sedikit
DO : Ika
Klien tampak nyaman setelah dilakukan teknik relaksasi.
12.15 Nyeri Akut 27. Mengevaluasi pengetahuan tentang hipertensi sesuai materi penkes di hari sebelumnya
DS:
Pasien mengatakan sudah memahami masalah hipertensi dan akan menjaga pola hidup sehat
DO: Ika
Pasien tampak antusias saat diberikan penkes hipertensi
5 5
5 4
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahanan sedang.
32. Menganjurkan klien aktif berkegiatan di senam lansia serta beristirahat cukup dan mengurangi aktivitas
13.30 Hambatan berat
Mobilitas DS:
Fisik Pasien mengatakan akan aktif mengikuti senam lansia di posyandu lansia besok Sabtu, 22 Mei 2021 pukul
07.00
DO: Ika
Pasien tampak kooperatif dan mulai akan beristirahat
17.00 Resiko Jatuh 33. Mengevaluasi pemahaman tentang pencegahan resiko jatuh
DS:
Pasien dan keluarga mengatakan memahami pencegahan resiko jatuh dan sudah membuat rumah menjadi
lebih aman (pencahayaan yang cukup di kamar mandi, kamar tidur dan membantu memberikan alat bantu
jalan pada pasien)
DO: Ika
Keluarga pasien tampak kooperatif dan bersedia membantu Ny.M untuk menggunakan alat bantu berjalan
(tongkat) jika lutut kiri Ny.M tampak lemah saat berjalan
17.15 Nyeri Akut 34. Mengevaluasi kembali tanda vital dan masalah nyeri akut pada pasien
DS:
Ny.M mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya berkurang sedikit menjadi 3/10, nyeri masih
berdenyut-denyut sedikit di kepala, pandangan sudah kembali normal
DO:
Ika
Ny.M tampak sudah lebih segar daripada di awal pengkajian. TD: 130/90 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 14
x/menit, S: 36,5 oC
17.30 Hambatan 35. Mengevaluasi kembali masalah hambatan mobilitas fisik pada pasien dan memotivasi pasien untuk
Mobilitas memeriksakan asam uratnya nanti sesuai jadwal kontrol
Fisik DS:
Ny.M mengatakan masih merasakan kekakuan otot di lutut kirinya & mengatakan akan memeriksakan
asam uratnya nanti sesuai jadwal kontrol di hari Senin, 24 Mei 2021 13.00 Ika
DO:
Terdapat kelemahan otot pada lutut kiri Ny.M:
5 5
5 4
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu melawan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahanan sedang.
b. Kekuatan otot kanan dan kiri: skala otot 5 dan 4. Pasien dapat melakukan gerakan ROM aktif selama 15
menit
17.45 Resiko Jatuh 36. Mengevaluasi kembali masalah resiko jatuh pada pasien
DS:
Pasien mengatakan akan menggunakan tongkat sebagai alat bantu berjalan jika lutut kirinya terasa lemah
DO:
Pasien dan keluarga tampak kooperatif
Ika
E. EVALUASI FORMATIF
NO WAKTU DIAGNOSA EVALUASI TTD
(HARI, TGL) KEPERAWATAN
1 Selasa, 18 Mei 2021 Nyeri Akut S:
17.15 Ny.M mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya berkurang sedikit
menjadi 4/10, nyeri masih berdenyut-denyut di kepala hingga leher & Ika
terus menerus, nyeri dirasakan jika terlalu banyak aktivitas berat
O:
Ny.M tampak sudah lebih segar daripada tadi di awal pengkajian, TD:
150/100 mmHg, N: 88 x/menit, RR: 18 x/menit, S: 36,5 oC
A:
Masalah nyeri akut belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi:
1. Kaji tanda vital dan nyeri pasien
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi
3. Evaluasi diit rendah garam pada pasien
4. Bantu pasien meminum obat sesuai anjuran dokter
S:
17.30 Hambatan Mobilitas Fisik Ny.M mengatakan masih merasakan kekakuan otot di lutut kirinya
O:
Terdapat kelemahan otot pada lutut kiri Ny.M:
Ika
5 5
5 4
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu
melawan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahanan sedang.
b. Kekuatan otot kanan dan kiri: skala otot 5 dan 4
c. Ny.M dapat melakukan ROM aktif selama 10 menit
A:
Masalah hambatan mobilitas fisik belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi:
1. Kaji kekuatan otot pasien
2. Latih ROM aktif sesuai kemampuan
3. Anjurkan Ny.M membatasi aktivitas fisik terlalu berat
S:
Pasien mengatakan akan semakin berhati-hati saat berjalan
17.35 Resiko Jatuh
O:
Skala resiko jatuh: 50 (resiko sedang),
Pasien dan keluarga tampak kooperatif saat dijelaskan pentingnya Ika
pencahayaan yang cukup
A:
Masalah resiko jatuh belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi:
1. Lakukan kembali penilaian resiko jatuh
2. Bantu pasien untuk menggunakan alat
bantu jalan jika lututnya masih terasa lemah saat berjalan dan berdiri terlalu
lama
2 Rabu, 19 Mei 2021 Nyeri Akut S:
17.15 a. Ny.M mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya berkurang sedikit
menjadi 4/10, nyeri masih berdenyut-denyut di kepala hingga leher & Ika
terus menerus, nyeri dirasakan jika terlalu banyak aktivitas berat
b. Ny.M mengatakan pemahamannya tentang hipertensi meningkat dari
70% menjadi 100%
c. Ny.M kooperatif dan disiplin dalam meminum obat amlodipin 1x1
sesuai anjuran dokter
d. Ny.M telah menjalankan diit rendah garam sesuai anjuran (nasi, lauk,
sayur dengan sedikit garam)
O:
Ny.M tampak sudah lebih segar daripada tadi di awal pengkajian, TD:
150/90 mmHg, N: 90 x/menit, RR: 16 x/menit, S: 36,5 oC
A:
Masalah nyeri akut belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi:
1. Kaji tanda vital dan nyeri pasien
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang hipertensi
3. Evaluasi diit rendah garam pada pasien
4. Bantu pasien meminum obat sesuai anjuran dokter
S:
Pasien mengatakan akan semakin berhati-hati saat berjalan & akan
17.45 Resiko Jatuh
menggunakan tongkat jika lututnya lemah saat berjalan dan berdiri terlalu
lama
O:
Skala resiko jatuh: 50 (resiko sedang), Ika
Keluarga tampak kooperatif membantu Ny.M dalam membantu memberikan
alat bantu jalan
A:
Masalah resiko jatuh belum teratasi
P:
Lanjutkan intervensi:
1. Lakukan kembali penilaian resiko jatuh
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan resiko jatuh pada lansia
3 Kamis, 20 Mei 2021 Nyeri Akut S:
17.15 a. Ny.M mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya berkurang
menjadi 3/10, nyeri masih berdenyut-denyut di kepala hingga leher & Ika
terus menerus, nyeri dirasakan jika terlalu banyak aktivitas berat
b. Ny.M mengatakan pengetahuannya tentang hipertensi meningkat dari
70% menjadi 100%
c. Ny.M kooperatif dan disiplin dalam meminum obat amlodipin 1x1
sesuai anjuran dokter
d. Ny.M telah menjalankan diit rendah garam sesuai anjuran (nasi, lauk,
sayur dengan sedikit garam)
e. Ny.M bersedia berobat sesuai jadwal kontrol di hari Senin, 24 Mei
2021 13.00
f. Ny.M memahami cara mengontrol nyeri dengan relaksasi otot
progressif dan relaksasi nafas dalam
O:
Ny.M tampak sudah lebih segar daripada tadi di hari pertama pengkajian,
TD: 130/90 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 14 x/menit, S: 36,5 oC
A:
Masalah nyeri akut teratasi. Kriteria hasil tercapai.
P:
Hentikan intervensi.
17.30 Hambatan Mobilitas Fisik
S:
a. Ny.M mengatakan masih merasakan kekakuan otot di lutut kirinya
b. Ny.M mengatakan akan memeriksakan kadar asam uratnya di hari
Senin, 24 Mei 2021
c. Ny.M mengatakan akan aktif mengikuti senam lansia untuk mencegah Ika
kekakuan otot di bagian tubuh yang sehat,
O:
Terdapat kelemahan otot pada lutut kiri Ny.M:
5 5
5 4
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu
melawan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahanan sedang.
S:
a. Ny.M mengatakan akan semakin berhati-hati saat berjalan
b. Ny.M mengatakan akan menggunakan tongkat jika lututnya lemah saat
berjalan dan berdiri terlalu lama Ika
c. Ny.M dan keluarga memahami cara pencegahan resiko jatuh pada
lansia, pemahamannya meningkat menjadi 100%
d. Keluarga Ny.M telah melaksanakan modifikasi lingkungan yakni
dengan memberikan pencahayaan yang cukup di kamar tidur dan kamar
mandi, memberikan tempat tidur yang aman bagi Ny.M dan membantu
memberikan alat bantu jalan
O:
Skala resiko jatuh: 50 (resiko sedang) dan Keluarga tampak kooperatif
membantu Ny.M dalam membantu memberikan alat bantu jalan
A:
Masalah resiko jatuh teratasi
P:
Hentikan intervensi.
1. Lakukan kembali penilaian resiko jatuh
2. Berikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan resiko jatuh pada lansia
F. EVALUASI SUMATIF
NO WAKTU DIAGNOSA EVALUASI TTD
(HARI, TGL) KEPERAWATAN
1 Kamis, 20 Mei 2021 Nyeri Akut S:
17.15 a. Ny.M mengatakan sudah lebih nyaman dan nyerinya berkurang
menjadi 3/10, nyeri masih berdenyut-denyut di kepala hingga leher & Ika
terus menerus, nyeri dirasakan jika terlalu banyak aktivitas berat
b. Ny.M mengatakan pengetahuannya tentang hipertensi meningkat dari
70% menjadi 100%
c. Ny.M kooperatif dan disiplin dalam meminum obat amlodipin 1x1
sesuai anjuran dokter
d. Ny.M telah menjalankan diit rendah garam sesuai anjuran (nasi, lauk,
sayur dengan sedikit garam)
e. Ny.M bersedia berobat sesuai jadwal kontrol di hari Senin, 24 Mei
2021 13.00
f. Ny.M memahami cara mengontrol nyeri dengan relaksasi otot
progressif dan relaksasi nafas dalam
O:
Ny.M tampak sudah lebih segar daripada tadi di hari pertama pengkajian,
TD: 130/90 mmHg, N: 86 x/menit, RR: 14 x/menit, S: 36,5 oC
A:
Masalah nyeri akut teratasi. Kriteria hasil tercapai.
P:
Hentikan intervensi.
5 5
5 4
Keterangan:
5: Mampu menggerakkan persendian dengan lingkup gerak penuh, mampu
melawan gaya gravitasi, mampu melawan dengan tahan penuh
4: Mampu menggerakkan persendian dengan gaya gravitasi, mampu
melawan dengan tahanan sedang.