A. PENGERTIAN
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana tekanan
sistoliknya di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Pada populasi lansia,
hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolik 90
mmHg. (Smeltzer,2001) Menurut WHO tekanan darah sama dengan atau diatas 160 / 95
mmHg dinyatakan sebagai hipertensi.
B. KLASIFIKASI
C. ETIOLOGI
D. PATOFISIOLOGI
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
.
1) Hemoglobin / hematocrit
Untuk mengkaji hubungan dari sel – sel terhadap volume cairan ( viskositas ) dan
dapat mengindikasikan factor – factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2) BUN: memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3) Glukosa
Hiperglikemi (diabetes mellitus adalah pencetus hipertensi ) dapat diakibatkan
oleh peningkatan katekolamin (meningkatkan hipertensi)
4) Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat menyebabkan hipertensi
5) Kolesterol dan trigliserid serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk / adanya pembentukan
plak ateromatosa (efek kardiovaskuler)
6) Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi
7) Urinalisa
Darah, protein, glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
8) Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko hipertensi
9) USG
Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub, perbesaran jantung
10) CT scan
Untuk mengkaji tumor serebral, ensefalopat
11) EKG
Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi,
peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi
G. PENATALAKSANAAN
H. PENGKAJIAN
Identitas Pasien
a. Identitas pasien
Nama : Ny. E R
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 55 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga
Alamat : Ciperna -Cirebon
Tanggal berkunjung : 09 September 2019
No.Register : BPJS /E 0011
Golongan Darah : -
Tanggal Pengkajian : 09 September 2019
Diagnosa : Hipertensi
b. Penanggung Jawab
Nama : Tn.K
Hubungan dgn Pasien : suami
Pekerjaan : Pensiunan
Umur : 25 Tahun
Alamat : Ciperna-Cirebon
c. Keluhan Utama
Pasien datang keklinik, mengatakan kapala pusing, nyeri pada tungkai, sakit kepala
disertai leher terasa tegang dan kaku.
h. Pemeriksaan Fisik
TD : 170/100 mmHg
Pols : 90 x/i
RR : 22 x/i
Temp : 370c
Keadaan umum : Lemah
Penampilan : Pasien rapih dan bersih
n : Compos mentis (conscious) yaitu kesadaran normal (dengan prevalensi 15) sadar
sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaannya
TB : 157 cm
BB : 84 Kg
Ciri Tubuh : Gemuk
a. Kepala
Bentuk kepala bulat, rambut hitam lurus kulit kepala bersih tidak terdapat ketombe
b. Penglihatan
Baik, tidak ada ikterus, konjungtiva tidak anemis pupil isokor dan slekta baik tidak dijumpai
c. Penciuman
Bentuk dan posisi, anatomis tidak dijumpai kelainan dapat membedakan bau-bauan
d. Pendengaran
Pendengaran baik serumen ada dalam batas normal tidak ada dijumpai adanya peradangan
dan pendarahan
e. Mulut
Tidak ada masalah pada rongga mulut, gigi bersih, tidak ada pendarahan maupun peradangan
f. Pernafasan
Tidak ada masalah pada frekuensi dan irama pernafasan
g. Jantung
Frekwensi denyut jantung diatas normal 100 x/menit, bunyi jantung berirama, tidak adanya
dijumpai nyeri pada dada
h. Abdomen
Pada abdomen tidak dijumpai kelainan begitu juga pada palpasi hepar
i. Ekstremilasi
pasien mengatakan nyeri menggerakkan kedua kakinya dan pasien sulit beraktivitas
khususnya saat bangun tidur pagi hari.
j. Pola Kebiasaan
1. Nutrisi
Pola makan biasa 3 x 1 hari, makanan kesukaan yang berlemak, sedangkan makanan
pantangan tidak ada.
2. Eliminasi
BAB : 2 x 1 hari dengan konsistensi lembek
BAK : 5-6 x sehari dengan jumlah yang biasa menurut pasien
3. Pola Istirahat
pasien tidur malam + 6 jam dan tidur siang + 1-2 jam,
4. Pola Aktivitas
Pada aktivitas sebagai Ibu rumah tangga yang tiap waktu ada dirumah,dengan tuntutan
pekerjaan rumah yang banyak, maka waktu tidur siang sering terganggu
5. Personal Hygine
Pasien mandi 3 x sehari, cuci rambut 4 hari sekali kulit kepala bersih, sikat gigi 2 x sehari.
j. Data Penunjang
Adapun data penunjang dapat dilihat dari hasil laboratoriun sebagai berikut :
3. Analisa data
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
2. Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler
Serebral
3. Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan
dengan adanya tahanan pembuluh darah
4. Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output
5. Gangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala
6. Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik.
7. Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya
hipertensi yang diderita klien
Diagnosa Keperawatan 1
Penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan afterload,
vasokonstriksi, iskemia miokard, hipertropi ventricular
Tujuan :
Tidak terjadi penurunan curah jantung setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3x 24 jam.
Kriteria hasil :
o Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan TD
Mempertahankan TD dalam rentang yang dapat diterima
Memperlihatkan irama dan frekuensi jantung stabil
Intervensi :
1) Pantau TD, ukur pada kedua tangan, gunakan manset dan tehnik yang tepat
2) Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan perifer
3) Auskultasi tonus jantung dan bunyi napas
4) Amati warna kulit, kelembaban, suhu dan masa pengisian kapiler
5) Catat edema umum
6) Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangi aktivitas, batasi jumlah
pengunjung.
7) Pertahankan pembatasan aktivitas seperti istirahat ditempat tidur/kursi
8) Bantu melakukan aktivitas perawatan diri sesuai kebutuhan
9) Lakukan tindakan yang nyaman spt pijatan punggung dan leher, meninggikan
kepala tempat tidur.
10) Anjurkan tehnik relaksasi, panduan imajinasi, aktivitas pengalihan
11) Pantau respon terhadap obat untuk mengontrol tekanan darah
12) Berikan pembatasan cairan dan diit natrium sesuai indikasi
Kolaborasi
o Untuk pemberian obat-obatan sesuai indikasi
Diagnosa Keperawatan 2
Nyeri (sakit kepala) berhubungan dengan peningkatan tekanan vaskuler serebral
Tujuan :
Nyeri atau sakit kepala hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria hasil :
o Pasien mengungkapkan tidak adanya sakit kepala
o Pasien tampak nyaman
o TTV dalam batas normal
Intervensi :
o Pertahankan tirah baring, lingkungan yang tenang, sedikit penerangan
o Minimalkan gangguan lingkungan dan rangsangan
o Bantu pasien dalam ambulasi sesuai kebutuhan
o Hindari merokok atau menggunkan penggunaan nikotin
o Beri tindakan nonfarmakologi untuk menghilangkan sakit kepala seperti
kompres dingin pada dahi, pijat punggung dan leher, posisi nyaman, tehnik
relaksasi, bimbingan imajinasi dan distraksi
o Hilangkan / minimalkan vasokonstriksi yang dapat meningkatkan sakit
kepala misalnya mengejan saat BAB, batuk panjang, membungkuk
Kolaborasi
o Pemberian obat sesuai indikasi : analgesik, antiansietas (lorazepam, ativan,
diazepam, valium )
Diagnosa Keperawatan 3
Resiko perubahan perfusi jaringan: serebral, ginjal, jantung berhubungan dengan
adanya tahanan pembuluh darah
Tujuan :
Tidak terjadi perubahan perfusi jaringan : serebral, ginjal, jantung setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
Kriteria Hasil :
o Pasien mendemonstrasikan perfusi jaringan yang membaik seperti ditunjukkan
dengan : TD dalam batas yang dapat diterima, tidak ada keluhan sakit kepala,
pusing, nilai-nilai laboratorium dalam batas normal, haluaran urin 30 ml/
menit
o Tanda-tanda vital stabil
Intervensi :
o Pertahankan tirah baring
o Tinggikan kepala tempat tidur
o Kaji tekanan darah saat masuk pada kedua lengan; tidur, duduk dengan
pemantau tekanan arteri jika tersedia
o Ambulasi sesuai kemampuan; hindari kelelahan
o Amati adanya hipotensi mendadak
o Ukur masuk dan pengeluaran
o Pertahankan cairan dan obat-obatan sesuai program
o Pantau elektrolit, BUN, kreatinin
Diagnosa Keperawatan 4
Intoleransi aktifitas berhubungan penurunan cardiac output
Tujuan :
Tidak terjadi intoleransi aktifitas setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2
x 24 jam
Kriteria hasil :
o Meningkatkan energi untuk melakukan aktifitas sehari – hari
o Menunjukkan penurunan gejala – gejala intoleransi aktifitas
Intervensi :
o Berikan dorongan untuk aktifitas / perawatan diri bertahap jika dapat
itoleransi.
o Berikan bantuan sesuai kebutuhan
o Instruksikan pasien tentang penghematan energy
o Kaji respon pasien terhadap aktifitas
o Monitor adanya diaforesis, pusing
o Observasi TTV tiap 4 jam
o Berikan jarak waktu pengobatan dan prosedur untuk memungkinkan waktu
o istirahat yang tidak terganggu, berikan waktu istirahat sepanjang siang atau
sore
Diagnosa Keperawatan 5
Gangguan pola tidur berhubungan adanya nyeri kepala
Tujuan :
Tidak terjadi gangguan pola tidur setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2
x 24 jam
Kriteria hasil :
o Mampu menciptakan pola tidur yang adekuat 6 – 8 jam per hari
o Tampak dapat istirahat dengan cukup
o TTV dalam batas normal
Intervensi :
o Ciptakan suasana lingkungan yang tenang dan nyaman
o Beri kesempatan klien untuk istirahat / tidur
o Evaluasi tingkat stress
o Monitor keluhan nyeri kepala
o Lengkapi jadwal tidur secara teratur
o Berikan makanan kecil sore hari dan / susu hangat
o Lakukan masase punggung
o Putarkan musik yang lembut
Diagnosa Keperawatan 6
Kurangnya perawatan diri berhubungan dengan adanya kelemahan fisik.
Tujuan:
Perawatan diri klien terpenuhi setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x
24 jam
Kriteria hasil :
o Mampu melakukan aktifitas perawatan diri sesuai kemampuan
o Dapat mendemonstrasikan tehnik untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
Intervensi :
o Kaji kemampuan klien untuk melakukan kebutuhan perawatan diri
o Beri pasien waktu untuk mengerjakan tugas
o Bantu pasien untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
o Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan klien /
atas keberhasilannya
Diagnosa Keperawatan 7
Kecemasan berhubungan dengan krisis situasional sekunder adanya hipertensi
yang diderita klien
Tujuan:
Kecemasan hilang atau berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
1 x 24 Jam
Kriteria hasil :
o Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi / cemas berkurang
o Ekspresi wajah rilek
o TTV dalam batas normal
Intervensi :
o Kaji keefektifan strategi koping dengan mengobservasi perilaku misalnya
kemampuan menyatakan perasaan dan perhatian, keinginan berpartisipasi
dalam rencana pengobatan
o Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi,
peka rangsang, penurunan toleransi sakit kepala, ketidakmampuan untuk
menyelesaikan masalah
o Bantu klien untuk mengidentifikasi stressor spesifik dan kemungkinan strategi
untuk mengatasinya
o Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan dan beri dorongan partisipasi
maksimum dalam rencana pengobatan
o Dorong pasien untuk mengevaluasi prioritas atau tujuan hidup
o Kaji tingkat kecemasan klien baik secara verbal maupun non verbal
o Observasi TTV tiap 4 jam
o Dengarkan dan beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaanya
o Berikan support mental pada klien
o Anjurkan pada keluarga untuk memberikan dukungan pada klien