Anda di halaman 1dari 20

Laporan Pendahuluan

Hipertensi Pada Gerontik

Anggota Penyusun :

Hajar Acintya Farah P1337420716001

Laila Tafricha Sari P1337420716013

Anisa Silvia Nurul Aziza P1337420716017

Yusuf Febri Pratama P1337420716038

Luluk Nur Asfiqoh P1337420716043

Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang

Prodi DIV Keperawatan Magelang

Tahun 2019
KONSEP DASAR PENYAKIT

Laporan Pendahuluan

A. DEFINISI
Hipertensi menurut Manjoer dkk (2010) hipertensi adalah tekanan
sistolik > 140 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg atau bila
pasien memakai obat anti hipertensi.
Hipertensi menurut Brunner & Suddarth (2008) merupakan gejala
penyakit yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya ≥ 140 mmHg dan diastoliknya ≥ 90 mmHg.

B. ETIOLOGI

Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya


perubahan-perubahan pada :

a. Elastisitas dinding aorta menurun


b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah
berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah menurun
menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena kurangnya
efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer
Meskipun hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya,
data-data penelitian telah menemukan beberapa faktor yang sering
menyebabkan terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan
Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi

b. Ciri perseorangan
Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah:

1. Umur (jika umur bertambah maka TD meningkat)


2. Jenis kelamin (laki-laki lebih tinggi dari perempuan)
3. Ras (ras kulit hitam lebih banyak dari kulit putih)
c. Kebiasaan hidup
Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi adalah :

1. Konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr)


2. Kegemukan atau makan berlebihan
3. Stress
4. Merokok
5. Minum alkohol
6. Minum obat-obatan (ephedrine, prednison, epineprin)
Sedangkan penyebab hipertensi sekunder adalah Ginjal,
Glomerulonefritis, Pielonefritis, Nekrosis tubular akut, Tumor, Vascular,
Aterosklerosis, Hiperplasia, Trombosis, Aneurisma, Emboli kolestrol,
Vaskulitis, Kelainan endokrin, DM, Hipertiroidisme, Hipotiroidisme, Saraf,
Stroke, Ensepalitis, SGB, Obat – obatan Kontrasepsi oral dan
Kortikosteroid.
C. Anatomi Fisiologi
Anatomi
1. Jantung

Berukuran sekitar satu kepalan tangan dan terletak didalam dada, batas
kanannya terdapat pada sternum kanan dan apeksnya pada ruang
intercostalis kelima kiri pada linea midclavicular.

Hubungan jantung adalah:

Atas : pembuluh darah besar

Bawah : diafragma

Setiap sisi : paru-paru

Belakang : aorta desendens, oesophagus, columna vertebralis-

2. Arteri

Adalah tabung yang dilalui darah yang dialirkan pada jaringan dan organ.
Arteri terdiri dari lapisan dalam: lapisan yang licin, lapisan tengah jaringan
elastin/otot: aorta dan cabang-cabangnya besar memiliki laposan tengah
yang terdiri dari jaringan elastin (untuk menghantarkan darah untuk
organ), arteri yang lebih kecil memiliki lapisan tengah otot (mengatur
jumlah darah yang disampaikan pada suatu organ).

3. Arteriol

Adalah pembuluh darah dengan dinding otot polos yang relatif tebal. Otot
dinding arteriol dapat berkontraksi. Kontraksi menyebabkan kontriksi
diameter pembuluh darah. Bila kontriksi bersifat lokal, suplai darah pada
jaringan/organ berkurang. Bila terdapat kontriksi umum, tekanan darah
akan meningkat.

4. Pembuluh darah utama dan kapiler

Pembuluh darah utama adalah pembuluh berdinding tipis yang berjalan


langsung dari arteriol ke venul. Kapiler adalah jaringan pembuluh darah
kecil yang membuka pembuluh darah utama.\
5. Vena dan venul

Venul adalah vena kecil yang dibentuk gabungan kapiler. Vena dibentuk
oleh gabungan venul. Vena memiliki tiga dinding yang tidak berbatasan
secara sempurna satu sama lain.(Gibson, John. Edisi 2 tahun 2002, hal
110)

Fisiologi

Jantung mempunyai fungsi sebagai pemompa darah yang mengandung


oksigen dalam sistem arteri, yang dibawa ke sel dan seluruh tubuh untuk
mengumpulkan darah deoksigenasi (darah yang kadar oksigennya kurang)
dari sistem vena yang dikirim ke dalam paru-paru untuk reoksigenasi (Black,
2007).
D. Manifestasi Klasifikasi
Adapun gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi
biasanya berupa: sakit kepala, pusing, mudah marah (emosi
meningkat)susah tidur, rasa berat di tengkuk, mudah lelah, mata
berkunang-kunang, telinga berdengung, sesak nafas, gelisah, mual muntah,
epistaksis,kesadaran menurun.

E. Klasifikasi

Hipertensi pada usia lanjut dibedakan atas :

Hipertensi dimana tekanan sistolik sama atau lebih besar dari 140 mmHg
dan / atau tekanan diastolik sama atau lebih besar dari 90 mmHg.
Hipertensi sistolik terisolasi dimana tekanan sistolik lebih besar dari 160
mmHg dan tekanan diastolik lebih rendah dari 90 mmHg.

Klasifikasi hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi


2 golongan besar yaitu:

a. Hipertensi essensial (hipertensi primer) yaitu hipertensi yang tidak


diketahui penyebabnya
b. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

Diastolik
Klasifikasi Sistolik (mmHg)
(mmHg)

Normal tensi < 140 < 90

Hipertensi borderline 140-160 90-95

Hipertensi sedang dan berat > 180 > 105

Hipertensi terisolasi > 140 < 90


F. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah


terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan keluar
dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan abdomen.
Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke
bawah melalui system saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut saraf pasca
ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya noreepineprin
mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan
ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriksi. Individu dengan hipertensi sangat sensitiv terhadap norepinefrin,
meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.

Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh


darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang,
mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks adrenal mensekresi kortisol
dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh
darah. Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Renin merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang
pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung mencetuskan
keadaan hipertensi.
G. Pathway
H. Pencegahan
Hal yang perlu diperhatikan penderita hipertensi sebagai tindakan
pencegahan antara lain:diet rendah lemak, diet rendah garam, hindari
makan daging kambing, durian, minuman beralkohol, melakukan olahraga
secara teratur dan terkontrol, jauhi merokok, berhenti minum kopi,
turunkan berat badan ke arah yang ideal, hindari stress, hindari penyerta
seperti DM dan kolesterol tinggi.

I. Pemeriksaan Penunjang
1. Hemoglobin / hematocritUntuk mengkaji hubungan dari sel-sel
terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan
factor-factor resiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
2. BUN : memberikan informasi tentang perfusi ginjal
3. Kalium serum: Hipokalemia dapat megindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
4. Kolesterol dan trigliserid serum: Peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak
ateromatosa (efek kardiovaskuler)
5. Pemeriksaan tiroid: Hipertiroidisme dapat menimbulkan
vasokonstriksi dan hipertensi
6. Asam urat: Hiperurisemia telah menjadi implikasi faktor resiko
hipertensi
7. Foto thorax: Menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub,
perbesaran jantung
8. EKG: Dapat menunjukkan pembesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda
dini penyakit jantung hipertensi.
J. Penatalaksanaan

Pengelolaan hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan


mortalitas akibat komplikasi kardiovaskuler yang berhubungan dengan
pencapaian dan pemeliharaan tekanan darah dibawah 140/90 mmHg. Prinsip
pengelolaan penyakit hipertensi meliputi:

1. Terapi tanpa Obat


Terapi tanpa obat digunakan sebagai tindakan untuk hipertensi ringan
dan sebagai tindakan suportif pada hipertensi sedang dan berat. Terapi
tanpa obat ini meliputi:
a. Diet: diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :
1. Restriksi garam secara moderat dari 10 gr/hr menjadi 5 gr/hr
2. Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh
3. Penurunan berat badan
4. Penurunan asupan etanol
5. Menghentikan merokok
b. Latihan Fisik
Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang dianjurkan
untuk penderita hipertensi adalah olah raga yang mempunyai empat
prinsip yaitu :
Macam olah raga yaitu isotonis dan dinamis seperti lari, jogging,
bersepeda, berenang dan lain-lain. Intensitas olah raga yang baik
antara 60-80 % dari kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi
maksimal yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara
20 – 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan sebaiknya
3 x perminggu dan paling baik 5 x perminggu

c. Edukasi Psikologis
Pemberian edukasi psikologis untuk penderita hipertensi meliputi:

1. Tehnik Biofeedback
Biofeedback adalah suatu tehnik yang dipakai untuk menunjukkan
pada subyek tanda-tanda mengenai keadaan tubuh yang secara
sadar oleh subyek dianggap tidak normal. Penerapan biofeedback
terutama dipakai untuk mengatasi gangguan somatik seperti nyeri
kepala dan migrain, juga untuk gangguan psikologis seperti
kecemasan dan ketegangan.
2. Tehnik relaksasi
Relaksasi adalah suatu prosedur atau tehnik yang bertujuan untuk
mengurangi ketegangan atau kecemasan, dengan cara melatih
penderita untuk dapat belajar membuat otot-otot dalam tubuh
menjadi rileks
3. Pendidikan Kesehatan ( Penyuluhan )
Tujuan pendidikan kesehatan yaitu untuk meningkatkan
pengetahuan pasien tentang penyakit hipertensi dan pengelolaannya
sehingga pasien dapat mempertahankan hidupnya dan mencegah
komplikasi lebih lanjut.
2. Terapi dengan Obat
Tujuan pengobatan hipertensi tidak hanya menurunkan tekanan darah
saja tetapi juga mengurangi dan mencegah komplikasi akibat hipertensi
agar penderita dapat bertambah kuat. Pengobatan hipertensi umumnya
perlu dilakukan seumur hidup penderita.

Pengobatan standar yang dianjurkan oleh Komite Dokter Ahli


Hipertensi (Joint National Committee On Detection, Evaluation And
Treatment Of High Blood Pressure, Usa, 1988) menyimpulkan bahwa
obat diuretika, penyekat beta, antagonis kalsium, atau penghambat ACE
dapat digunakan sebagai obat tunggal pertama dengan memperhatikan
keadaan penderita dan penyakit lain yang ada pada penderita.
Pengobatannya meliputi:

1. Step 1
Obat pilihan pertama: diuretika, beta blocker, Ca antagonis, ACE
inhibitor.
2. Step 2
Alternatif yang bisa diberikan: Dosis obat pertama dinaikkan,
Diganti jenis lain dari obat pilihan pertama, Ditambah obat ke-2 jenis
lain, dapat berupa diuretika, beta blocker, Ca antagonis, Alpa
blocker, clonidin, reserphin, vasodilator.
3. Step 3
Alternatif yang bisa ditempuh: Obat ke-2 diganti, Ditambah obat ke-3
jenis lain
4. Step 4
Alternatif pemberian obatnya: Ditambah obat ke-3 dan ke-4, Re-
evaluasi dan konsultasi, Follow Up untuk mempertahankan terapi.

K. Pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama, No register, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, alamat, status, diagnosis medis.
b. Identitas Penanggungjawab
Nama, umur, jenis kelamin, agama, hubungan dengan pasien,
pendididkan, pekerjaan, alamat.
c. Riwayat Kesehatan
Gejala : Riwayat hipertensi, aterosklerosis, penyakit jantung koroner,
penyakit cerebrovaskuler
Tanda : kenaikan TD, nadi (denyutan jelas), frekuensi atau irama
(takikardia, berbagai disritmia), bunyi jantung (murmur, distensi vena
jugularis)
d. Pola pengkajian
1. Aktivitas (Istirahat)
Gejala : kelemahan, letih, napas pendek, gaya hidup monoton.
Tanda : Frekuensi jantung meningkat, perubahan irama jantung,
takipnea dan sirkulasi
2. Ektremitas
Perubahan warna kulit, suhu dingin (vasokontriksi perifer), pengisian
kapile mungkin lambat.
3. Integritas Ego
Gejala : riwayat perubahan kepribadian, ansietas, depresi, euphoria,
marah, factor stress multiple (hubungan, keuangan, pekerjaan)
Tanda : luapan suasana hati, gelisah, penyempitan continue
perhatian, tangisan yang meledak, otot muka tegang khususnya
sekitar mata, peningkatan pola bicara
4. Eliminasi
Gejala : gangguan ginjal saat ini atau yang lalu (infeksi, obstruksi,
riwayat penyakit ginjal)
5. Makanan-Cairan
Gejala : makanan yang disukai dapat mencakup makanan tinggi
garam, lemak, dan kolesterol, mual, muntah
6. Riwayat penggunaan diuretic
Tanda : BB normal atau obesitas, edema, kongesti vena, peningkatan
JVP, glikosuria
7. Neurosensori
Gejala : Keluhan pusing-pening, sakit kepala, episode kebas,
kelemahan pada satu sisi tubuh
8. Gangguan penglihatan
Penglihatan kabur, diplopia
9. Episode epitaksis
Tanda : perubahan orientasi, pola napas, isi bicara, afek, proses piker
atau memori ingatan, respon motorik = penurunan kekuatan
genggaman, perubahan retinal optic
10. Nyeri-Ketidaknyamanan
Gejala : nyeri hilang timbul pada tungkai, sakit kepala oksipital
berat, nyeri abdomen
11. Pernapasan
Gejala : dispnea yang berkaitan dengan aktivitas, takipnea, ortopnea,
dispnea nocturnal proksimal, batuk dengan atau tanpa sputum
12. Riwayat Merokok
Tanda : distress respirasi-pengguanaan otot aksesori pernapasan,
bunti napas tambahan (creckles, mengi), sianosis
13. Keamanan
Gejala : gangguan koordinasi, cara berjalan
Tanda : episode parestesia unilateral transien

L. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan
perubahan pada parameter fisiologis.(hal 469)
2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Pola tidur tidak menyehatkan
ditandai dengan kesulitan tidur. (hal 229)
3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan
Hipertensi ditandai dengan perubahan karakteristik kulit. (hal 253)
4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara
suplai dan kebutuhan oksigen ditandai dengan respons tekanan darah
abnormal terhadap aktivitas. (hal 241)
M. Intervensi Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan
perubahan pada parameter fisiologis. (hal 469)
Pengalaman sensosrik dan emosional yang tidak menyenangkan dengan
kerusakan jaringan aktual dan potensial, atau digambarkan sebagai suatu
kerusakan (International Association the study of Pain); awitan yang tiba-
tiba atau lambat dengan intensitas dari ringan hingga ke berat, terjadi
konstan atau berulang dengan akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi
Batasan Karakteristik :
- Ekspresi wajah nyeri
- Keluhan tentang intensitas menggunakan standar skala nyeri
- Mengekspresikan perilaku
- Perubahan pada parameter fisiologis
- Laporan tentang perilaku nyeri/ perubahan aktivitas
Tujuan : Kontrol Nyeri
NOC (hal 247) :
 Mengenali kapan nyeri terjadi (160502)
 Menggunakkan tindakan pencegahan (1605030
 Menggnakan tindakan pengurangan nyeri tanpa analgesik
(160504)
 Menggunakan analgesic yang direkomendasikan (160505)
 Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada professional
kesehatan (160507)
NIC (hal 198) :
Manajemen Nyeri
 Observasi adanya petunjuk nonverbal mengenai ketidaknyamanan
terutama pada mereka yang tidak dapat berkomunikasi secara
efektif
 Lakukan pengkajian nyeri komprehensif yang meliputi lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuesi, kualitas, intensitas atau
beratnya nyeri dan faktor pencetus
 Kendalikan faktor lingkungan yang dapat mempengarusirespon
pasien terhadap ketidaknyamanan
 Berikan informasi mengenai nyeri, seperti penyebab nyeri, berapa
lama nyeri akan dirasakan dan antisipasi dari ketidaknyamanan
akibat prosedur
 Kolaborasi dengan pasien, orang terdekat dan tim kesehatan
lainnya untuk memilih dan mengimplementasi tindakan penurunan
nyeri nonfarmakologi, sesuai kebutuhan

2. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Pola tidur tidak menyehatkan


ditandai dengan kesulitan tidur. (hal 229)
Interupsi jumlah waktu dan kualitas akibat faktor eksternal
Batasan Karakteristik :
- Perubahan pola tidur normal
- Sering terjaga tanpa jelas penyebabnya
Tujuan : Tidur
NOC (hal 566) :
 Jam tidur tidak terganggu (000401)
 Pola tidur tidak terganggu (000403)
 Kualitas tidur baik (000404)
 Tidak ada kesulitan saat memulai tidur (000421)
 Tidak ada nyeri (000425)
NIC (hal 348) :
Peningkatan tidur
 Monitor catat pola tidur pasien, dan catat kondisi fisik/ keadaan
yang menggangu tidur dapat memfasilitasi menganggu tidur
 Bantu pasien untuk membatasi tidur dengan menyediakaan
aktivitas yang meningkatatkan kondisi terjaga dengan tepat
 Diskusikan dengan pasien dan keluarga mengenai teknik untuk
meningkatkan tidur
 Berkontribusi terjadinya gangguan pola tidur

3. Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer berhubungan dengan Hipertensi


ditandai dengan perubahan karakteristik kulit. (hal 253)
Penurunan sirkulasi darah ke perifer yang dapat mengganggu kesehatan
Batasan Karakteristik :
- Penurunan nadi perifer
- Perubahan tekanan darah di ekstremitas
Tujuan : Keparahan Hipertensi
NOC (hal 137) :
 Tidak ada keleleahan (211201)
 Denyut jantung teratur (211203)
 Tidak ada sakit kepala (211207)
 Tidak mengalami pusing (211208)
 Tidak mengalami sesak nafas (211209)
 Tidak ada peningkatan tekanan darah sistol(211216)
 Tidak ada peningkatan darah diastole (211217)
NIC (hal 391) :
Perawatan sirkulasi : insufisiensi vena
 Monitor level ketidaknyamanan atau nyeri
 Lakukan penilaian sirkulasi perifer secara komprehensif
 Intruksikan pasien mengenai terapi kompresi/penekanan
 Dukung latihan ROM pasif dan aktif jika diperlukan

4. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai


dan kebutuhan oksigen ditandai dengan respons tekanan darah abnormal
terhadap aktivitas. (hal 241)
Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis untuk mempertahankan
atau menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari-hari yang harus atau yang
diinginkan
Batasan Karateristik :
- Keletihan
- Respons tekanan darah abnormal terhadap aktivitas
Tujuan : Toleransi Terhadap Aktivitas
NOC (hal 582) :
 Saturasi oksigen ketika beraktivitas tidak terganggu (000501)
 Frekuensi nadi ketika beraktivitas tidak terganggu (000502)
 Frekuensi pernapasan ketika beraktivitas tidak terganggu (000503)
 Tekanan darah sistolik ketika beraktivitas tidak terganggu
(000504)
 Tekanan darah diastolik ketika beraktivitas tidak terganggu
(000505)
 Kemudahan dalam melakukan aktivitas hidup harian tidak
terganggu (000518)
NIC (hal 431) :
Terapi aktivitas
 Monitor respon emosi, fisik, sosial dan spiritual terhadap aktivitas
 Bantu pasien mengeksplorasi tujuan personal dari aktivitas-
aktivitas biasa yang dilakukan
 Instruksikan pasien dan keluarga memperthankan fungsi dan
kesehatan terkait peran dalam beraktivitas secara fisik, sosial,
spiritual dan kognisi
 Rujuk kepusat komunitas maupun program-program aktivitas bila
diperlukan
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, Gloria M. 2014. Nursing Interventions Classification, edisi 6. Elsevier.

Fatimah. 2010. Merawat Manusia Lanjut Usia. Trans Info media: Jakarta.

Ma’rifatul Lilik, Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Graha ilmu: Jogjakarta.

Moorhead, Sue. 2014. Nursing Outcomes Classification, edisi 4. Elsevier.

Anda mungkin juga menyukai