Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH GAWAT DARURAT

MANAJEMEN PASIEN TENGGELAM DI KOLAM

Disusun Oleh :

ESSA KHARISTA HATI

P1337420716045

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

PRODI D4 KEPERAWATAN MAGELANG

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala

rahmat yang diberikan-Nya sehingga tugas Makalah yang bertemakan tentang

“Manajemen Pasien Tenggelam di Kolam” ini dapat saya selesaikan dalam waktu

yang tepat dan juga hasil yang maksimal.

Penulis menyampaikan rasa terima kasih atas segala bantuan dari berbagai

pihak yang telah membantu dalam sumbangsih pemikiran, sarana dan prasarana

yang mampu menyelesaikan makalah ini sehingga makalah ini dapat langsung bisa

di gunakan oleh para pihak yang membutuhkan.

Makalah ini dirancang dan ditulis untuk memenuhi Tugas yang telah

diberikan dalam Mata Kuliah Gawat Darurat. Makalah ini dibuat dari berbagai

referensi-referensi yang ada di sekitar yang memungkinkan dalam proses

pengumpulan informasi yang sesuai judul makalah saya.

Dalam makalah ini saya menyadari bahwa ada kekurangan yang mungkin

tidak saya ketahui dan saya minta maaf sebesar-besarnya jika masih banyak

kekeliruan materi terhadap makalah ini, dan saya sangat membutuhkan saran serta

kritik para pembaca atau peneliti demi membangun dan menyempurnakan makalah

saya ini. Semoga makalah ini bisa berguna bagi pembaca dan pihak-pihak yang

membutuhkan. Amin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................... i

DAFTAR ISI ............................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ………....................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .......................................................... 3-16

A. Apa yang dapat menyebabkan seseorang tenggelam di kolam

B. Siapa yang dapat menolong korban tenggelam dikolam

C. Kapan diberikan pertolongan pada korban tenggelam dikolam

D. Mengapa perlu dilakukan pertolongan secara cepat dan tepat pada korban

tenggelam di kolam

E. Bagaimana cara melakukan pertolongan yang tepat untuk korban tenggelam

di kolam

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 11


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tenggelam adalah kematian yang disebabkan mati lemas (kekurangan

napas) ketika cairan menghalangi kemampuan tubuh untuk menyerap oksigen dari

udara hingga menyebabkan asfiksia. Penyebab utama kematian

adalah hipoksia dan asidosis yang mengakibatkan henti jantung.

Nyaris tenggelam adalah kondisi bertahan hidup dari peristiwa tenggelam

hingga menyebabkan ketidaksadaran atau paru-paru terisi air yang bisa

mengakibatkan komplikasi sekunder yang serius, termasuk kematian setelah

terjadinya insiden.

Tenggelam sekunder (secondary drowning) adalah kematian akibat

perubahan kimiawi dan biologi pada paru-paru setelah insiden nyaris tenggelam.

Sebagian besar kasus tenggelam terjadi di air, 90% di air tawar

(sungai, danau, dan kolam renang) dan 10% di air laut. Namun kemungkinan paling

sering dijumpai kasus seseorang tenggelam di kolam renang.


1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah, berikut ini adalah

Rumusan Masalah yang akan dibahas dalam Makalah ini:

1. Apa yang dapat menyebabkan seseorang tenggelam di kolam?

2. Siapa yang dapat menolong korban tenggelam dikolam?

3. Kapan diberikan pertolongan pada korban tenggelam dikolam?

4. Mengapa perlu dilakukan pertolongan secara cepat dan tepat pada korban

tenggelam di kolam?

5. Bagaimana cara melakukan pertolongan yang tepat untuk korban tenggelam

di kolam?

1.3 Tujuan masalah

Makalah ini kami buat untuk membahas masalah manajemen tenggelam di

kolam serta hal-hal yang berkaitan dengannya. Semoga dengan adanya makalah ini

bisa menambah wawasan ilmu pengetahuan kita tentang hal ini


BAB II

PEMBAHASAN

A. Apa yang dapat menyebabkan seseorang tenggelam di kolam?

Kondisi umum dan faktor risiko yang mengakibatkan tenggelam di antaranya

termasuk:

1. Pria cenderung lebih banyak tenggelam daripada wanita, terutama pria berusia

18-24 tahun

2. Kurangnya pengawasan dari orang tua kepada anaknya terutama anak berusia

5 tahun ke bawah karena.

3. Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan dan minuman

beralkohol

4. Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan, kram,

penyakit akut ketika berenang, termasuk di antaranya: infark miokard, epilepsi,

atau stroke.

5. Tidak bisa berenang atau berenang di tempat yang dalam padahal keterampilan

berenangnya rendah, berenang di kolam dalam tanpa pengawasan dari

pendamping.

B. Siapa yang dapat menolong korban tenggelam dikolam?

Pertolongan pertama dapat dilakukan oleh :


a. Pengawas kolam renang baik kolam renang umum, hotel, tempat rekreasi,

maupun kolam renang pribadi

b. Anggota pmi atau pmr yang kebetulan ada di lokasi

c. Instruktur/pelatih perkumpulan/klub renang,

d. Mahasiswa yang pernah mendapat pelatihan pertolongan pertama

e. Satpam penjaga kolam renang

f. Serta masyarakat sekitar yang mengetahui cara-cara pertolongan pertama pada

korban tenggelam

Jangan sekali-kali memberikan pertolongan pada klien tanpa memiliki

pelatihan khusus dan ketrampilan khusus atau setidaknya pernah mendapatkan

pengajaran.

C. Kapan diberikan pertolongan pada korban tenggelam dikolam?

Segera setelah kita mengetahui ada seseorang yang tenggelam. Bagaimanapun

tenggelam dalam waktu lebih dari 5 menit memiliki tingkat risiko kematian yang

tinggi. Demikian pula dengan waktu pertolongan pertama yang cepat, akan sangat

membantu proses pengeluaran air di dalam paru-paru dan dengan tepat diberi

tindakan untuk merangsang kesadaran.

Dimana tempat yang tepat untuk melakukan pertolongan pertama pada korban

tenggelam di kolam?

Saat penolong hendak menolong korban tentunya penolong juga memikirkan

tempat yang tepat untuk memberikan pertolongan. Penolong tidak diperbolehkan

memberikan pertolongan pertama di air, karena itu sangat berbahaya tetapi


penolong dapat memberikan pertolongan pertama setelah sampai di tempat yang

aman, seperti tepi kolam dengan permukaan yang datar.

D. Mengapa perlu dilakukan pertolongan secara cepat dan tepat pada korban

tenggelam di kolam?

Karena jika korban tenggelam tidak segera diberi pertolongan dengan cepat

dan tepat maka dapat menyebabkan banyaknya air yang akan masuk ke dalam tubuh

korban. Air dapat masuk ke saluran pencernaan bahkan dapat masuk ke saluran

pernafasan korban. Sehingga korban akan kesulitan bernafas bahkan dapat

menyebabkan kematian.

E. Bagaimana cara melakukan pertolongan yang tepat untuk korban tenggelam di

kolam?

 Cara menolong yang efisien dan efektif

Alat bantu yang dipergunakan ada 4 macam, yaitu:

1) Tongkat

Alat bantu yang pertama yang harus selalu ada di samping anda saat mengajar

renang adalah sebuah tongkat yang panjangnya 1 meter dan garis tengahnya 2

cm. Cara penggunannya apabila ada peristiwa mendadak dan siswa

membutuhkan pertolongan, dimana posisinya dekat. Maka anda tinggal

menyodorkan tongkat tersebut supaya dipegang.

2) Tambang plastik
Alat bantu yang kedua adalah tambang plastik, yang panjangnya 5 meter dan

besarnya sedang, digulung dan diikat dengan karet gelang, dikaitkan pada

celana renang. Cara penggunaannya apabila saat mengajar ada siswa yang

membutuhkan pertolongan, segera tambang tersebut dibuka dan dilemparkan

kepada korban, ujung tambang dipegang oleh anda, apabila korban sudah

memegangnya, tarik ke tepi kolam. Alat bantu tambang dipergunakan apabila

jarak dengan korban sekitar 3-4 meter. Cara ini juga sangat efisien dan efektif.

3) Ban

Alat bantu yang ketiga adalah ban yang diikatkan pada tambang yang

panjangnya 15 meter. Pada waktu melaksanakan pembelajaran renang, alat ini

selalu berada di samping anda. Cara penggunaannya apabila ada siswa yang

membutuhkan pertolongan segera anda melemparkan ban tersebut ke arah

korban, beri petunjuk supaya masuk ke dalam ban, kemudian tarik ke tepi

kolam. Alat bantu ini sangat efektif karena dapat sekaligus menolong siswa 2-

3 orang ditempat dalam,apabila lemparan anda kurang tepat anda harus segera

terjun kedekat korban.

4) Pelampung

Alat bantu yang keempat ini berupa pelampung yang tipis atau yang bulat,

diikat dengan tambang plastik yang kecil. Kemudian diikatkan pada celana

renang bila akan dibawa untuk menolong korban. Cara penggunaannya sangat

populer dalam film bay watch oleh para life guard untuk menolong para

pengunjung pantai yang mengalami musibah akan tenggelam saat berenang.

Apabila pada waktu mengajar renang, tiba-tiba ada siswa yang perlu ditolong,
segera megaitkan tali pelampung ke belakang celana renang, kemudian segera

melompat ke arah korban. Pelampung diberikan supaya dipegang/dipeluk.

Apabila korban sudah pingsan makapelampung disimpan di bawah leher

korban

 Cara memegang dan membawa korban

Cara memegang korban pada saat menolong ada 4 macam antara lain:

1) Pegangan pada rambut

Pegangan pada rambut, dilakukan dengan satu tangan, apabila pegangan

dilakukan dengan tangan kiri, maka si penolong berada di sebelah kiri korban.

Dan membawanya ke tepi kolam dengan menggunakan gaya dada atau gaya

bebas menyamping. Usahakan posisi korban tubuhnya terlentang, sehingga

mulut dan hidungnya tetap berada di atas permukaan air, pegangan pada

rambut sangat sulit dilakukan kecuali keadaan korban pingsan. Alat keadaan

korban sangat sulit untuk dibawa ke pinggir.

2) Pegangan pada pelipis

Pegangan pada pelipis, dilakukan dengan pegangan dua tangan, apabila sudah

berada di belakang korban, segera pegang pelipisnya dengan dua tangan,

kemudian membawanya ke tepi kolam dengan menggunakan gaya dada dalam

posisi terlentang. Usahakan mulut dan hidung korban selalu berada di atas

permukaan air. Cara menolong dengan pegangan pada pelipis korban lebih

efisien dan efektif dari pada pegangan pada rambut.

3) Pegangan pada dagu


Pegangan pada dagu, dilakukan dengan dua tangan apabila posisi badan sudah

berada di belakang korban, maka usahakan tubunya menjadi terlentang,

kemudian tangan memegang dagu korban dan segera dibawa ke tepi kolam

dengan gerakan gaya dada terlentang. Cara menolong korban dengan pegangan

pada dagu keuntungannya sama dengan seperti pada pegangan pelipis.

4) Pegangan pada dada

Pegangan pada dada, dilakukan dengan cara merangkul dada korban dengan

satu tangan. Apabila merangkul tangan kiri maka posisi tubuh anda berada di

sebelah kiri korban, kemudian bergerak mebawa korban ke tepi kolam dengan

gerakan gaya dada menyamping, cara menolong ini kurang efisien karena

banyak menghabiskan tenaga dan sangat sulit jika korbannya tidak tenang.

 Bentuk pertolongan yang bisa diberikan dibagi menjadi dua jenis,

yaitu:

A. Korban sadar

1. Penolong tidak boleh langsung terjun ke air untuk melakukan pertolongan.

Ingat bahwa korban dalam keadaan panik dan sangat berbahaya bagi

penolong. Sedapat mungkin, penolong untuk selalu memberikan respon

suara kepada korban dan sambil mencari kayu atau tali atau mungkin juga

pelampung dan benda lain yang bisa mengapung di sekitar lokasi kejadian

yang bisa digunakan untuk menarik korban ke tepian atau setidaknya

membuat korban bisa bertahan di atas permukaan air.


2. Aktifkan sistem penanganan gawat darurat terpadu (spgdt). Bersamaan

dengan tindakan pertama di atas, penolong harus segera mengaktifkan

spgdt, untuk memperoleh bantuan atau bisa juga dengan mengajak orang-

orang yang ada di sekitar tempat kejadian untuk memberikan pertolongan.

3. Jika memang di tempat kejadian ada peralatan atau sesuatu yang bisa

menarik korban ke tepian dengan korban yang dalam keadaan sadar, maka

segera berikan kepada korban, seperti kayu atau tali, dan usahakan menarik

korban secepat mungkin sebelum terjadi hal yang lebih tidak

diinginkan.setelah korban sampai di tepian segeralah lakukan pemeriksaan

fisik dengan terus memperhatikan abc untuk memeriksa apakah ada cedera

atau hal lain yang dapat mengancam keselamatan jiwa korban dan segera

lakukan pertolongan pertama kemudian kirim ke pusat kesehatan guna

mendapat pertolongan lebih lanjut.

4. Jika tidak ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik korban, maka

penolong bisa segera terjun ke air untuk menghampiri korban. Tapi harus

diingat, penolong memiliki kemampuan berenang yang baik dan

menghampiri korban dari posisi belakang

5. Jika korban masih dalam keadaan sadar dan bisa ditenangkan, maka segera

tarik (evakuasi) korban dengan cara melingkarkan salah satu tangan

penolong pada tubuh korban melewati kedua ketiak korban atau bisa juga

dengan menarik kerah baju korban (tapi ingat, hal ini harus dilakukan hati-

hati karena bisa membuat korban tercekik atau mengalami gangguan

pernafasan) dan segera berenang mencapai tepian.


6. Jika korban dalam keadaan tidak tenang dan terus berusaha menggapai atau

memegang penolong, maka segera lumpuhkan korban. Hal ini dilakukan

untuk mempermudah evakuasi, kemudian lakukan tindakan seperti no 5

dan kemudian no. 3 di atas.

B. Korban tidak sadar

1. Segera hampiri korban, namun tetap perhatikan keadaan sekitar untuk

menghindari hal yang tidak diingin terhadap diri penolong. Lakukan

evakuasi dengan melingkarkan tangan penolong di tubuh korban seperti

yang dilakukan pada no. 3 untuk korban sadar.

2. Untuk korban yang dijumpai dengan kondisi wajah berada di bawah

permukaan air (tertelungkup), maka segera balikkan badan korban dan

tahan tubuh korban dengan salah satu tangan penolong. Jika penolong telah

terlatih dan bisa melakukan pemeriksaan nadi dan nafas saat menemukan

korban, maka segera periksa nafas dan nadi korban. Kalau nafas tidak ada

maka segera buka jalan nafas dengan cara menggerakkan rahang korban

dengan tetap menopang tubuh korban dan berikan nafas buatan. Dan jika

sudah ada nafas maka segera evakuasi korban ke darat dengan tetap

memperhatikan nafas korban.

3. Ketika penolong dan korban telah sampai di tempat yang aman (di darat),

maka segera lakukan penilaian dan pemeriksaan fisik yang selalu

berpedoman pada abc. Berikan respon kepada korban untuk

menyadarkannya.
4. Ketika respon ada dan korban mulai sadar, maka segera lakukan

pemeriksaan fisik lainnya untuk mengetahui apakah ada cedera lain yang

dapat membahayakan nyawa korban. Jika tidak ada cedera dan korban

kemudian sadar, berikan pertolongan sesuai dengan yang diperlukan

korban, atau bisa juga dengan mengevakuasi korban ke fasilitas kesehatan

terdekat untuk pemeriksaan secara medis.

5. Jika tidak ada respon dan tidak ada nafas, segera buka jalan nafas, periksa

jalan nafas dengan cara lihat, dengar dan rasakan (ldr) selama 3-5 detik.

Jika tidak ada nafas maka segera berikan bantuan pernafasan (bantuan

hidup dasar) dengan cara ini lalu periksa nadi karotis. Apabila nadi ada,

maka berikan bantuan nafas buatan sesuai dengan kelompok umur korban

hingga adanya nafas spontan dari korban (biasanya nafas spontan ini

disertai dengan keluarnya air yang mungkin menyumbat saluran pernafasan

korban ketika tenggelam), lalu posisikan korban dengan posisi pemulihan.

Terus awasi jalan nafas korban sambil penolong berupaya untuk

menyadarkan seperti tindakan no. 4 di atas atau mencari bantuan lain untuk

segera mengevakuasi korban.

6. Ketika tindakan no.5 tidak berhasil (tidak ada respon, tidak nafas dan tidak

ada nadi), maka segera lakukan resusitasi jantung paru. Tindakan seperti di

atas benar-benar akan berhasil dan terlaksana dengan baik, ketika penolong

mempunyai keahlian untuk melakukan pertolongan pertama. Jika penolong

tidak memiliki kemampuan dan keahlian tersebut sebaiknya segera

menghubungi pihak berwenang seperti pelaku pertolongan pertama,


paramedik atau tim penyelamat dan mentransportasikan korban (evakuasi)

ke fasilitas kesehatan terdekat. Dan yang harus diingat, ketika proses

evakuasi, jalan nafas korban harus selalu terbuka.


Daftar Pustaka

Palmer, lynn. (2005). Safe swimming. Parks & recreation; feb 2005; 40, 2; proquest

education journals page. 64

Spengler, j.o. (2001). Planning for emergencies in aquatics. Journal of physical

education,

Recreation & dance; mar 2001; 72, 3; proquest education journals pg. 12.

Swimming teaching association (2001). First aid for drowning

Anda mungkin juga menyukai