Disusun Oleh :
P1337420718018
Florence Nightingale
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat yang
diberikan-Nya ehingga tugas Makalah yang bertemakan tentang “Manajemen Pasien Tenggelam
di Kolam” ini dapat saya selesaikan dalam waktu yang tepat dan juga hasil yang maksimal.
Makalah ini dirancang dan ditulis untuk memenuhi Tugas yang telah diberikan dalam
Mata Kuliah Gawat Darurat. Makalah ini dibuat dari berbagai referensi-referensi yang ada di
sekitar yang memungkinkan dalam proses pengumpulan informasi yang sesuai judul makalah
saya.
Dalam makalah ini saya menyadari bahwa ada kekurangan yang mungkin tidak saya
ketahui dan saya minta maaf sebesar-besarnya jika masih banyak kekeliruan materi terhadap
makalah ini, dan saya sempat membutuhkan saran serta kritik para pembaca atau peneliti demi
membangun dan menyempurnakan makalah saya ini. Semoga makalah ini bisa berguna bagi
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………....................................................2
DAFTAR ISI………………………………………………………………….3
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………….4
BAB II PEMBAHASAN………………………………………….................6-14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kecelakaan di kolam renang dapat terjadi pada semua orang, baik yang dapat berenang
maupun yang tidak dapat berenang. Salah satu jenis kecelakaan yang sering terjadi di kolam
renang adalah tenggelam dan merupakan salah satu risiko terbesar dalam aktivitas renang.
Berawal dari kegiatan berenang ini terjadi kemungkinan cedera, kram, tenggelam hingga
sampai kematian. Tenggelam adalah kematian yang disebabkan mati lemas (kekurangan
napas) ketika cairan menghalangi kemampuan tubuh untuk menyerap oksigen dari udara
hingga menyebabkan asfiksia. Penyebab utama kematian adalah hipoksia dan asidosis yang
Nyaris tenggelam adalah kondisi bertahan hidup dari peristiwa tenggelam hingga
menyebabkan ketidaksadaran atau paruparu terisi air yang bisa mengakibatkan komplikasi
Sebagian besar kasus tenggelam terjadi di air, 90% di air tawar (sungai,danau,dan kolam
renang) dan 10% di air laut. Namun kemungkinan paling sering dijumpai kasus seseorang
B. Rumusan Masalah
4
2. Siapa yang dapat menolong korban tenggelam dikolam?
4. Mengapa perlu dilakukan pertolongan secara cepat dan tepat pada korban tenggelam
di kolam?
kolam?
C. Tujuan Masalah
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Apa yang dapat menyebabkan seseorang tenggelam di kolam?
termasuk :
1. Pria cenderung lebih banyak tenggelam daripada wanita, terutama pria berusia 18-
24 tahun
2. Kurangnya pengawasan dari orang tua kepada anaknya terutama anak berusia 5
tahun ke bawah
beralkohol.
stroke.
5. Tidak bisa berenang atau berenang di tempat yang dalam padahal keterampilan
pendamping
a. Pengawas kolam renang baik kolam renang umum, hotel, tempat rekreasi,
6
c. Instruktur/pelatih perkumpulan/klub renang
korban tenggelam
tenggelam dalam waktu lebih dari 5 menit memiliki tingkat resiko kematian yang
tinggi. Demikian pula dengan waktu pertolongan pertama yang cepat, akan sangat
membntu proses pengeluaran air di dalam paru-paru dan dengan tepat diberi tiindakan
Dimana tempat yang tepat untuk melakukan pertolongan pada korban tenggelam di
kolam?
Saat penolong hendak menolong korban tentunya enolong juga memikirkan tempat
memberikan pertolongan pertama di air, karena itu sangat berbahaya tetapi penolong
dapat memberikan pertolongan pertama setelah sampai di tempat yang aman, seperti
4. Mengapa perlu dilakukan pertolongan secara cepat dn tepat pada korban tenggelam di
kolam?
7
Karena jika korban tenggelam tidak segera diberikan pertolongan dengan cepat dan
tepat maka dapat menyebabkan banyaknya air yang akan masuk ke dalam tubuh
korban. Air dapat masuk ke saluran pencernaan bahkan dapat masuk ke saluran
menyebabkan kematian.
5. Bagaimana cra melakukan pertolongan yang tepat untuk korban tenggelam di kolam?
1) Tongkat
Alat bantu yang pertama yang harus selalu ada disamping anda saat mengajar
renang adalah sebuah tongkat yang panjangnya 1 meter dan garis tengahnya 2
2) Tambang plastic
Alat bantu yang kedua adalah tambang plastic, yang panjangnya 5 meter dan
besarnya sedang, digulung dan diikat dengan karet gelang, dikaitkan pada
celana renang. Cara penggunaannya apabila saat mengajar ada siswa yang
kepada korban, ujung tambang dipegang oleh anda, apabila korban sudah
jarak dengan korban sekitar 3-4 meter. Cara ini juga sangat efisien dan
efektif.
8
3) Ban
Alat bantu yang ketiga adalah ban yang dikaitkan pada tambang yang
selaly berada di samping anda, cara penggunaannya apabila ada siswa yang
korban, beri petunjuk supaya masuk ke dalam ban, kemudian tarik ke tepi
kolam. Alat bantu ini sangat efektif karena dapat sekaligus menolong siswa 2-
3 orang ditempat dalam, apabila lemparan anda kurang tepat anda harus
4) Pelampungan
Alat bantu yang keempat ini berupa pelampung yang tipis atau bulat, diikat
dengan tambang plastic yang kecil. Kemudian diikatkan pada celana renang
popular dlam film bay watch oleh para life guard untuk menolong para
Apabila pada waktu mengajar renang, tiba-tiba ada siswa yang perlu ditolong,
Cara memegang korban pada saat menolong ada 4 macam antara lain :
9
I. Pegangan pada rambut
dada dalam posisi terlentang. Usahakan mulut dan hidung korban selalu
berada di atas permukaan air. Cara menolong dengan pegangan pada pelipis
korban lebih efisien dan efektif dari pada pengangan pada rambut.
Pegangan pada dagu, dilakukan dengan dua tangan apabila posisi badan
tepi kolam dengan gerakan gaya dada terlentang. Cara menolong korban
pegangan pelipis.
10
Pegangan pada dada, dilakukan dengan cara merangkul dada korban dengan
satu tangan. Apabila merangkul tangan kiri maka posisi tubuh anda berada
dengan gerakan gaya dada menyamping, cara menolong ini kurang efisien
karena banyak menghabiskan tenaga dan sangat sulit jika korbannya tidak
tenang.
Bentuk pertolongan yang bisa diberikan dibagi menjadi dua jenis yaitu:
A. Korban sadar
Ingat bahwa korban dalam keadaan panic dan sangat berbahaya bagi
suara kepada korban dan sambil mencari kayu atau tali atau mungkin juga
pelampung dan benda lain yang bisa mengapung di sekitar lokasi kejadian
spgdt, untuk memperoleh bantuan atau bisa juga dengan mengajak orang-
3. Jika memang di tempat kejadian ada peralatan atau sesuatu yang bisa
menarik
korban ke tepian dengan korban yang dalam keadaan sadar, maka segera
berikan kepada korban, seperti kayu atau tali, dan usahakan menarik
11
korban secepat berikan kepada korban, seperti kayu atau tali, dan
usahakan menarik korban secepat mungkin sebelum terjadi hal yang lebih
apakah ada cedera atau hal lain yang dapat mengancam keselamatan jiwa
4. Jika tidak ada peralatan atau sesuatu yang bisa menarik korban, maka
penolong bisa segera terjun ke air untuk menghampiri korban. Tapi harus
5. Jika korban masih dalam keadaan sadar dan bisa ditenangkan maka segera
penolong pada tubuh korban melewati kedua ketiak korban atau bisa juga
dengan menarik kearah baju korban (tapi ingat, hal ini harus dilakukan
6. Jika korban dalam keadaan tidak tenang dan terus berusaha menggapai
12
1. Segera hampiri korban, namun tetap perhatikan keadaan sekitar untuk
permukaan air (tertelungkup), maka segera balikkan bada korban dan taha
tubuh korban dengan slah satu tangan penolong. Jika penolong telah
terlatih dan bisa melakukan pemeriksaan nadi dan nafas saat menemukan
korban,maka segera periksa nafas dan nadi korban. Jika nafas tidak
rahang korban dengan tetap menopang tubuh korban dan berikan nafas
buatan. Dan jika nafas ditemukan maka segera evakuasi korban ke darat
3. Ketika penolong dan korban telah sampai di tempat yang aman (di darat)
menyadarkannya.
4. Ketika respon ada dan korban mulai sadar, maka segera lakukan
pemeriksaan fisik lainnya untuk mengetahui apakah ada cedera lain yang
dapat membahayakan nyawa korban. Jika tidak ada cedera dan korban
13
5. Jika tidak ada respin dan tidak ada nafas, segera buka jalan nafas, periksa
jaan nafas dengan cara lihat, dengar dan rasakan (ldr) selama 3-5 detik.
Jika tidak ada nafas maka segera berikan bantuan pernafasan (bantuan
hidup dasar) dengan cara ini lalu periksa nadi karotis. Apabila nadi ada,
maka berikan bantuan nafas buatan sesuai dengan kelompok umur korban
hingga adanya nafas spontan dari korban (biasannya nafas spontan ini
pemulihan. Lalu awasi jalan nafas korban sambil penolong berupaya untuk
6. Ketika tindakan no 5 tidak berhasil (tidk ada respon, tidk nafas dan tidak
ada nadi), maka segera lakukan resusitasi jantung paru. Tindakan seperti
14
DAFTAR PUSTAKA
Palmer,lynn,(2005). Safe simming, Parks & recreation; feb 2005;40,2; prequest education
journals page, 64
Recreation & dance; mar 2001; 72,3; proquest education journals page 12. Swimming teaching
association (2001). First aid for drowning
Ditjen Dikti (2006). Panduan Pelaksanaan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat oleh
Perguruan Tinggi, Program Penerapan IPTEKS dan Vucer, Edisi VII. Jakarta : Departemen
Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat
15