Anda di halaman 1dari 22

KATA PENGANTAR

Marilah kita Panjatkan Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT. Berkat
rahmat dan inayah-Nya yang diberikan kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah tentang Keselamatan di Air ( Water Rescue )

Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan makalah ini masih


terdapat banyak kesalahan, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun, demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.

Akhirnya kata penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi para pembaca pada umumnya.

Purwakarta, 15 Juli 2017


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Prinsip dasar
1.2 Sistematika Pertolongan Pertama
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kecelakaan Yang Terjadi Di Air.......................................................
2.2 Pertolongan Pada Kecelakaan Air.....................................................
JURNAL KEGIATAN EKSPEDISI
LEMBAR PENGESAHAN
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
Lampiran…………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

Pertolongan Pertama merupakan tindakan pertolongan yang diberikan


terhadap korban dengan tujuan mencegah keadaan bertambah buruk sebelum si
korban mendapatkan perawatan dari tenaga medis resmi. Jadi tindakan Pertolongan
Pertama (PP) ini bukanlah tindakan pengobatan sesungguhnya dari suatu diagnosa
penyakit agar si penderita sembuh dari penyakit yang dialami. Pertolongan Pertama
biasanya diberikan oleh orang-orang disekitar korban yang diantaranya akan
menghubungi petugas kesehatan terdekat. Pertolongan ini harus diberikan secara
cepat dan tepat sebab penanganan yang salah dapat berakibat buruk, cacat tubuh
bahkan kematian.

Namun sebelum kita memasuki pembahasan kearah penanggulangan atau


pengobatan terhadap luka, akan lebih baik kita berbicara dulu mengenai pencegahan
terhadap suatu kecelakaan (accident), terutama dalam kegiatan di alam bebas. Selain
itu harus kita garis bawahi bahwa situasi dalam berkegiatan sering memerlukan bukan
sekedar pengetahuan kita tentang pengobatan, namun lebih kepada pemahaman kita
akan prinsip-prinsip pertolongan terhadap korban. Sekedar contoh, beberapa peralatan
yang disebutkan dalam materi ini kemungkinan tidak selalu ada pada setiap kegiatan,
aka kita dituntut kreatif dan mampu menguasai setiap keadaan.

1.1 Prinsip Dasar

Adapun prinsip-prinsip dasar dalam menangani suatu keadaan darurat tersebut


diantaranya:

1. Pastikan Anda bukan menjadi korban berikutnya. Seringkali kita lengah atau
kurang berfikir panjang bila kita menjumpai suatu kecelakaan. Sebelum kita
menolong korban, periksa dulu apakah tempat tersebut sudah aman atau masih
dalam bahaya.
2. Pakailah metode atau cara pertolongan yang cepat, mudah dan efesien.
3. Hindarkan sikap sok pahlawan. Pergunakanlah sumberdaya yang ada baik alat,
manusia maupun sarana pendukung lainnya. Bila Anda bekerja dalam tim,
buatlah perencanaan yang matang dan dipahami oleh seluruh anggota.
4. Biasakan membuat cataan tentang usaha-usaha pertolongan yang telah Anda
lakukan, identitas korban, tempat dan waktu kejadian, dsb. Catatan ini berguna
bila penderita mendapat rujukan atau pertolongan tambahan oleh pihak lain.

1.2 Sistematika Pertolongan Pertama

Secara umum urutan Pertolongan Pertama pada korban kecelakaan adalah :

1. Jangan Panik

Berlakulah cekatan tetapi tetap tenang. Apabila kecelakaan bersifat massal, korban-
korban yang mendapat luka ringan dapat dikerahkan untuk membantu dan
pertolongan diutamakan diberikan kepada korban yang menderita luka yang paling
parah tapi masih mungkin untuk ditolong.

2. Jauhkan atau hindarkan korban dari kecelakaan berikutnya.

Pentingnya menjauhkan dari sumber kecelakaannya adalah untuk mencegah


terjadinya kecelakan ulang yang akan memperberat kondisi korban. Keuntungan
lainnya adalah penolong dapat memberikan pertolongan dengan tenang dan dapat
lebih mengkonsentrasikan perhatiannya pada kondisi korban yang ditolongnya.
Kerugian bila dilakukan secara tergesa-gesa yaitu dapat membahayakan atau
memperparah kondisi korban.

3. Perhatikan pernafasan dan denyut jantung korban.

Bila pernafasan penderita berhenti segera kerjakan pernafasan bantuan.

4. Pendarahan.

Pendarahan yang keluar pembuluh darah besar dapat membawa kematian


dalam waktu 3-5 menit.

Dengan menggunakan saputangan atau kain yang bersih tekan tempat pendarahan
kuat-kuat kemudian ikatlah saputangan tadi dengan dasi, baju, ikat pinggang, atau
apapun juga agar saputangan tersebut menekan luka-luka itu. Kalau lokasi luka
memungkinkan, letakkan bagian pendarahan lebih tinggi dari bagian tubuh.

5. Perhatikan tanda-tanda shock.

Korban-korban ditelentangkan dengan bagian kepala lebih rendah dari letak anggota
tubuh yang lain. Apabila korban muntah-muntah dalm keadaan setengah sadar,
baringankan telungkup dengan letak kepala lebih rendah dari bagian tubuh yang
lainnya. Cara ini juga dilakukan untuk korban-korban yang dikhawatirkan akan
tersedak muntahan, darah, atau air dalam paru-parunya. Apabila penderita mengalami
cidera di dada dan penderita sesak nafas (tapi masih sadar) letakkan dalam posisi
setengah duduk.

6. Jangan memindahkan korban secara terburu-buru.

Korban tidak boleh dipindahakan dari tempatnya sebelum dapat dipastikan jenis dan
keparahan cidera yang dialaminya kecuali bila tempat kecelakaan tidak
memungkinkan bagi korban dibiarkan ditempat tersebut. Apabila korban hendak
diusung terlebih dahulu pendarahan harus dihentikan serta tulang-tulang yang patah
dibidai. Dalam mengusung korban usahakanlah supaya kepala korban tetap terlindung
dan perhatikan jangan sampai saluran pernafasannya tersumbat oleh kotoran atau
muntahan.

7. Segera transportasikan korban ke sentral pengobatan.

Setelah dilakukan pertolongan pertama pada korban setelah evakuasi korban ke


sentral pengobatan, puskesmas atau rumah sakit. Perlu diingat bahwa pertolongan
pertama hanyalah sebagai life saving dan mengurangi kecacatan, bukan terapi.
Serahkan keputusan tindakan selanjutnya kepada dokter atau tenaga medis yang
berkompeten
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kecelakaan Yang Terjadi Di Air

Beberapa penyebab kecelakaan di air, khususnya di sungai atau di kolam


renang adalah faktor keteledoran manusia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, kehati-hatian, lalai atau lengah, ceroboh,
atau keadaan fisik dan mental yang kurang sehat. Bahaya-bahaya yang sering terjadi
di sungai atau kolam renang antara lain disebabkan sebagai berikut.

a. Tidak melakukan pemanasan (warming up) sebelum latihan berenang.


b. Tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.
c. Tidak menguasai teknik berenang yang baik.
d. Terlalu lelah atau terlalu lama berenang.
e. Belum sarapan (makan) sebelum latihan renang.
f. Terlalu dekat waktu makan dengan waktu berenang (sebaiknya 2 jam sebelum
berenang arus sudah makan).
g. Sarana dan prasarana kolam yang kurang memadai, dan lain sebagainya.

Berbagai macam kecelakaan atau cedera yang sering menimpa seorang siswa
atau atlet yang sedang berenang dikolam renang, antara lain sebagai berikut :

a. Kejang-kejang otot (kram), seperti otot tungkai/kaki, otot lengan, dan otot
perut.
b. Keseleo persendian, pergelangan kaki (engkel joint), persendian dengkul
(knee joint), persendian bahu (solder joint), pergelangan tangan (wrist joint),
dan tulang belakang.
c. Luka, baik luka dalam maupun luka luar yang diakibatkan oleh benturan
dengan sesama perenang, alat pemisah kolam, dan sisi kolam (dinding) atau
lantai kolam (jika dangkal).
d. Pingsan akibat kelelahan.
e. Tidak dapat berenang sehingga terlalu banyak minum air kolam. Penyebab
lainnya, terutama penyakit yang diderita atau yang tidak terduga lainnva.

2.2 Pertolongan Pada Kecelakaan Air

1. Pertolongan Pertama Pada Korban Tenggelam

Tenggelam adalah penyebab kematian keempat akibat kecelakaan. Setiap tahu


ada 4000 orang tenggelam, dan sepertiganya anak anak dibawah usia 14 tahun.
Kematian yang disebabkan air yang masuk ke dalam saluran pernafasan sehingga otak
kekurangan oksigen. Belum lagi, tenggelam sering disertai benturan di kepala dan
leher yang mengakibatkan fatal.

Anak- anak sangat menyukai air. Dengan badan yang kecil , bak mandi pun
dapat menjadi tempat berbahaya bagi anak-anak. Untuk itu bagi orang tua yg
memiliki anak kecil harus senantiasa menjaga anaknya ketika bermain air, terutama
jika berada di kolam renang. Secara umum, tenggelam di kolam renang dapat
disebabkan oleh kram kaki atau leher, penurunan kesadaran, bermain di air yang
dalam, tidak bisa berenang, dan jatuh terpeleset. Ditambah lagi, banyak yang tidak
munggunakan alat penyelamat yang lengkap. Jika peristiwa tenggelam atau hampir
tenggelam terjadi dihadapan anda, pastikan anda menguasai keadaan dan cukup
terlatih.

a) Cobalah meraih korban yang hampir tenggelam dengan tangan dari sisi kolam
renang, jika tidak bisa menggapainya cobalah dengan tali atau alat bantuan yang lain.

b) Jika anda memutuskan masuk ke dalam air, dekati secara hati-hati dari
belakang. Jangan mendekati korban dari depan, karena ia akan merangkul anda.
Akibatnya, anda pun sulit untuk bergerak.

c) Bicaralah dan tenangkan korban saat anda mendekat. Tanyakan apakah


semuanya baik-baik saja.
d) Raihlah pakaiannya atau tangkupkan satu tangan ke dagu korban dan tarik
korban dari belakang hingga ke tempat aman.

e) Katakan pada korban untuk menjauhkan tangannya dari anda. Teruskan


menenangkan korban.

f) Jika korban berhenti bernafas tau tidak teraba nadinya, lakukan pernafasan
buatan.

g) Jika korban selamat namun setelah itu menderita batuk, demam, ataupun sakit
otot, segerakan periksa ke dokter.

2. Pertolongan Pertama Saat Kram Dalam Air

Kram memang bukan sebuah masalah besar jika kita berada di darat, tapi bila
kita sedang di air yang dalam maka kram akan mengancam jiwa kita. Penyebab utama
tenggelamnya seorang perenang akibat kram adalah kegagalan dalam mencegah
terjadinya panik.

Sering kita lihat ketika perenang mengalami kram, dia akan langsung berusaha
ke tepi, sehingga akan terlihat gerakan yang tidak teratur dan laju renangnya pun
lambat. Gerakan yang tidak teratur ini disebabkan oleh rasa sakit dan kepanikan
perenang. Jika di kolam renang, langsung berusaha ke tepi sesaat terjadi kram
mungkin menjadi solusi yang bagus, namun bila open water (danau, sungai, laut) jelas
ini bukan solusi yang baik. Penanganan kram di darat maupun di air sebenarnya
memiliki prinsip yang sama yaitu lakukan peregangan . Langkah-langkah yang harus
dilakukan saat terjadi kram adalah :

a. Bersikap tenang dan jangan berusaha ke tepi


b. Tarik napas dalam dan tahan
c. Lakukan peregangan dan pemijatan pada otot yang kram
d. Jangan lakukan gerakan apapun kecuali peregangan (walaupun badan kita
tenggelam)
e. Tarik napas lagi, kemudian lakukan peregangan lagi
f. Ulangi sampai nyerinya reda
g. Setelah reda barulah berenang ke tepi, usahakan tidak menggunakan otot yang
tadi kram
h. Setelah di tepi lakukan kembali peregangan sampai otot terasa nyaman

Ada dua posisi utama untuk peregangan di air (untuk otot-otot di ekstremitas bawah),
yaitu :

Posisi 1 : Tekuk lutut ke arah dada, dan tarik jari kaki dan telapak kaki ke arah
punggung kaki. Posisi ini untuk mengatasi kram pada otot betis dan otot paha bagian
belakang

Posisi 2 : Tekuk paha ke belakang, tekuk lutut, tarik jari kaki dan punggung kaki ke
arah telapak kaki. Posisi ini untuk mengatasi kram pada otot punggung kaki dan otot
paha bagian depan.

3. Pertolongan Pertama Saat Pingsan Di Dalam Air

Pingsan bisa berlangsung dikarenakan kelelahan waktu berenang atau


dikarenakan mengidap penyakit lain seperti typhus atau penyakit ayan.
pertolongannya yaitu seperti berikut, siswa dibaringkan di area yang safe, teduh serta
kering. posisi tubuh terlentang pada dimiringkan baju renang dikendurkan di bagian
yang menghalangi pernapasan serta pada pernapasannya diberikan minyak cologne.
pertolongan pertama pada korban yang tenggelam yaitu seperti berikut :

a. Baringkan tubuh korban didalam posisi terlentang dan kepala menghadap ke


belakang
b. Berikanlah napas buatan dengan meniupkan hawa napas pada mulut korban.
c. Miringkan kepala korban serta buka mulut korban dengan jari-jari tangan anda
d. Didalam posisi miring periksa denyut nadi korban di bagian leher
e. Periksa mata korban
f. Kerjakan napas buatan yang ke-2 dengan menghimpit tulang rusuk dada sisi
bawah berkali-kali.
g. Jika napas korban telah normal, ganti posisi terlentang jadi telungkup kepala
dimiringkan.
h. Jika PPPK yang anda kerjakan belum juga sukses, segera bawa ke dokter atau
rumah sakit paling dekat.

4. Pertolongan Pertama Saat Memar Ketika Berenang

Memar adalah cedera yang disebabkan oleh benturan atau pukulan pada kulit.
Jaringan di bawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil pecah, sehingga
darah dan cairan seluler merembes ke jaringan sekitarnya (Morgan, 1993: 63). Memar
ini menimbulkan daerah kebiru-biruan atau kehitaman pada kulit. Bila terjadi
pendarahan yang cukup, timbulnya pendarahan didaerah yang terbatas disebut
hermatoma (Hartono Satmoko, 1993:191). Nyeri pada memar biasanya ringan sampai
sedang dan pembengkakan yang menyertai sedang sampai berat.

Adapun memar yang mungkin terjadi pada daerah kepala, bahu, siku, tangan,
dada, perut dan kaki. Benturan yang keras pada kepala dapat mengakibatkan memar
dan memungkinkan luka sayat

Penanganan pada cedera memar adalah sebagai berikut:

1) Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan pendarahan kapiler.

2) Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat pemulihan jaringan-
jaringan lunak yang rusak.

3) Hindari benturan di daerah cedera pada saat latihan maupun pertandingan


berikutnya.

5. Petolongan Pertama Saat Perdarahan Di Dalam Air

Perdarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah sebagai akibat dari


trauma pukulan atau terjatuh. Kemungkinan pendarahan yang terjadi pada cabang
olahraga renang ialah pendarahan pada hidung, mulut dan kulit. Perawatan yang dapat
dilakukan oleh pelatih atau tim medis menurut Hardianto Wibowo (1995:21) adalah
sebagai berikut:
A) Pendarahan Pada Hidung

(1) penderita didudukan, batang hidung dijepit sedikit kebawah tulang rawan hidung,
dalam posisi ibu jari berhadapan dengan jari-jari yang lain. Lakuka kurang lebih 5
menit dengan jari tangan. Sementara penderita dianjurkan bernafas melalui mulut

(2) hidung dan mulut dibersihkan dari bekas-bekas darah. Biasanya pendarahan akan
berhasil dihentikan, sebaiknya diberikan kompres dingin disekitar batang hidung.
Sekitar mata hingga pipi.

(3) Kalau pemijatan tidak berhasil, maka atlet harus diberi perlotongan oleh dokter
atau dibawa kerumah sakit.

(4) Kalau pendarahan hidung tidak mau berhenti setelah pertolongan pertama ini,
kemungkinan besar disertai patah tulang, kadang-kadang deformitas dapat terjadi.

(5) Bila terjadi fraktur atau retak pada tulang hidung, maka untuk menghentikan
pendarahan pada hidung tidak boleh dipijit, tetapi hanya diberi kompres dingin saja,
lalu dikirim kerumah sakit. Jangan sekali-kali meniupkan udara dari hidung dengan
paksa untuk mengeluarkan bekuan-bekuan darah, karena ini akan menimbulkan
pendarahan paru.

B) Pendarahan Pada Mulut

(1) hentikan pendarahan dari bibir atau gusi dengan penekenan secara langsung dan
kompres dingin.

(2) Bila gigi goyang atau fraktur, jangan mencabutnya. Kirim ke dokter gigi untuk
penanganan lebih lanjut.

C) Pendarahan Pada Kulit

(1) Bersihkan luka terlebih dahulu dengan obat yang mengandung antiseptik.
(2) setelah luka kering lalu diberi obat yang mengandung antiseptik seperti betadine,
apabila luka sobek lebih dari satu cm sebaiknya di jahit, apabila lepuh dan robek,
potonglah sisa-sisa kulitnya kemudian dibersihkan dan bebatlah dengan bahan yang
tidak melekat.

6. Pertolongan Pertama Saat Luka Di Dalam Air

Menurut Hartono Satmoko (1993:187), luka didefinisikan sebagai suatu


ketidaksinambungan dari kulit dan jaringan dibawahnya yang mengakibatkan
pendarahan yang kemudian dapat mengalami infeksi. Luka dapat dibagi menjadi (1)
Luka lecet (Abrasi): cedera goresan pada kulit. (2) Lepuh: cedera gesekan pada kulit.
Seluruh tubuh mempunyai kemungkinan besar untuk mengalami luka, karena setiap
perenang akan melakukan kontak langsung pada saat latihan dan bisa juga luka karena
peralatan yang dipakai.

Perawatan yang dapat dilakukan oleh pelatih atau tim medis menurut Hardianto
Wibowo (1995:21) adalah sebagai berikut:

a) Bersihkan terlebih dahulu luka tersebut, karena dikhawatirkan akan timbul infeksi.
Cara membersihkan luka pada kulit yaitu dibersihkan atau dicuci dengan Hidrogen
peroksida (H202) 3% yang bersifat antiseptik (membunuh bibit penyakit), Detol atau
betadine, PK (kalium permangat) kalau tidak ada bisa dengan sabun. Setelah luka
dikeringkan lalu diberikan obat-obatan yang mengandung antiseptik juga, misalnya:
obat merah, yodium tingtur, larutan betadine pekat. Apabila luka robek lebih dari
1cm, sebaiknya dijahit.

b) Bila lepuhnya robek, potonglah sisa-sisa kulitnya. Kemudian bersihkanlah dan


bebatlah dengan bahan yang tidak melekat. Bila lepuh utuh dan tidak mudah robek,
biarkan atau letakkan bebat untuk lepuh diatasnya. Bila lepuhnya tegang, nyeri atau
terlihat akan pecah, bersihkan dan kemudian tusuklah dengan jarum steril. Kemudian
tutuplah dengan bebat yang bersih.

C. Cara Mencegah Terjadinya Kecelakaan Di Dalam Air

Sebelum kecelakaan air tersebut terjadi alangkah baiknya Anda mengetahui beberapa
tips mencegah kecelakaan air :
1. Lakukan Peregangan

Salah satu penyebab terjadinya kecelakaan air adalah karena kaki keram. Mungkin
saja seseorang sedang berenang di kolam yang dalam namun tiba – tiba kakinya
keram dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Mungkin saja kemudian orang tersebut
tenggelam lalu meninggal dunia karena kehabisan nafas.

2. Ukur Kemampuan Anda

Ukurlah kemampuan Anda. Jika Anda tidak begitu pandai berenang, maka pilihlah
kolam yang dangkal. Namun jika anda mampu berenang dengan baik ya silakan anda
pilih kolam yang mana saja.

3. Jangan Lupa Makan

Keram perut juga salah satu penyebab kecelakaan air dimana korban akan merasakan
rasa keram campur nyeri di bagian perut hingga tubuhnya tidak mampu digerakkan.
Untuk mencegah terjadinya keram perut diantaranya adalah dengan melakukan
peregangan pada pinggang sebelum Anda masuk ke dalam air dan jangan lupa ...
makanlah makanan apapun sebelum Anda berenang. Yang jelas pencernaan anda
tidak boleh dalam keadaan kosong saat berenang untuk mencegah terjadinya keram
perut.

4. Belajar Cara Menyelamatkan Orang Lain

Jika anda pandai berenang, apa salahnya jika anda belajar bagaimana caranya
menyelamatkan orang lain yang mengalami kecelakaan air? Setidaknya Anda harus
mampu menolong orang yang tenggelam. Yah ... lumayanlah orang – orang juga akan
berpendapat bahwa Anda adalah seseorang yang berjiwa heroik

5. Jangan Sendirian

Jika anda merasa anda belum pandai berenang, maka jangan pernah berenang
sendirian. Mintalah rekan anda yang pandai berenang untuk mengawasi anda. Siapa
tahu tiba – tiba anda tenggelam, setidaknya nyawa Anda dapat terselamatkan.
JURNAL KEGIATAN EKSPEDISI

Tanggal 29 April 2017


WAKTU KEGIATAN
06.35 Berangkat ke Mako
07.15 Sampai di Mako
07.15 – 14.00 - Menunggu di Mako karena ada “ korban tenggelam “
- Mempersiapkan peralatan yang belum lengkap
- Istirahat, Sholat Dzuhur, Makan
14.00 – 14.39 Menunggu mobil
14.39 – 14.50 - Berangkat menuju Kec. Plered
- Sampai di Kec. Plered
14.50 – 15.03 - Pembukaan Ekspedisi
- Pembagian SRU
- Menentukan titik koordinat
- Target (1) 60.64.65.15
- Target (2) 59.80.65.92
- Target (3) 59.34.67.25
- Target (4) 59.87.68.73
15.03 – 15.50 - Memulai perjalanan
- Adzan Ashar
15.50 – 16.50 Sholat Ashar
16.50 – 20.03 - Melanjutkan perjalanan
- Adzan Maghrib
- Adzan Isa
20.03 – 21.09 - Sholat Isya
- Istirahat
- Masak dan makan
21.09 – 22.21 - Melanjutkan perjalanan
- Sampai di Camp 1 (Parangbong)
22.21 – 23.04 - Beres- beres dan membuat tempat untuk tidur
- Tidur
Tanggal 30 April 2017
WAKTU KEGIATAN
04.42 – 05.08 - Bangun tidur
- Mandi
- Sholat Subuh
05.08 – 05.43 Masak
05.43 – 06.53 Olahraga
06.53 – 08.09 - Makan bersama
- Bersih – bersih
- Menentukan titik koordinat 59.53.71.65
08.09 – 09.43 - Berangkat
- Sampai di Lokasi
09.43 – 10.39 - Berangkat
- Melambung dan menentukan titik koordinat
10.39 – 11.45 - Istirahat
- Ormed
11.45 – 12.49 - Sholat Dzuhur
- Masak
- Makan
12.49 – 13.18 - Melanjutkan perjalanan
- Sholat di Mesjid Jami Cigintung
13.18 – 14.16 - Melanjutkan perjalanan melewati
( Kantor Sindang Jaya )
14.16 – 15.20 - Istirahat
- Menentukan titik koordinat
15.20 – 15.34 - Ormed
15.34 – 16.37 - Istirahat
- Sholat Ashar
16.37 – 18.18 - Melanjutkan perjalanan menuju Ubrug
- Adzan Maghrib
- Istirahat
- Sampai di Camp ke 2 (MTs Al – Huda 2)

18.18 – 19.21 - Bersih – bersih ruangan


- Sholat Maghrib
19.21 – 19.37 - Sholat Isya
19.37 – 20.25 - Masak
- Makan Per SRU
20.25 – 20.55 Beres - beres
20.55 Tidur

Tanggal 1 Mei 2017


WAKTU KEGIATAN
04.35 – 05.42 - Bangun tidur
- Mandi
- Sholat Subuh
05.42 – 06.10 Masak
06.10 – 06.35 Olahraga
06.35 – 08.15 - Makan
- Bersih – bersih kelas
- Prepare
08.15 – 08.23 - Menuju Ubrug
- Evaluasi
08.23 – 12.07 Materi Vertical Rescue
12.07 – 12.45 - Sholat Dzuhur
- Masak
- Makan
12.45 – 14.58 Melanjutkan Vertical Rescue
14.58 – 15.35 - Penutupan
- Foto bersama
- Pulang

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

P3K adalah upaya pertolongan dan perawatan sementara terhadap korban


kecelakaan sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter atau
paramedik. Pertolongan pertama pada kecelakaan sifatnya semantara. Artinya kita
harus tetap membawa korban ke dokter atau rumah sakit terdekat untuk pertolongan
lebih lanjut dan memastikan korban mendapatkan pertolongan yang dibutuhkan.

Ada beberapa tahap dalam memberikan Pertolongan Pertama Pada kecelakaan

1. Penolong mengamankan diri sendiri ( memastikan penolong telah aman dari


bahaya)

2. Amankan Korban ( evakuasi atau pindahkan korban ketempat yang lebih aman
dan

3. nyaman.

4. Tandai tempat Kejadian jika diperlukan untuk mencegah adanya korban baru.

5. Usahakan Menghubungi Tim Medis

6. Tindakan P3K

DAFTAR PUSTAKA

http://evenfisika.blogspot.com/2013/02/pertolongan-pertama-pada-kecelakaan-
p3k_2250.html

http://vhaasayankdaii.blogspot.com/2010/10/penanganan-perawatan-cedera-
olahraga.html
MAKALAH

KESELAMATAN AIR ( WATER RESCUE)

DI SUSUN OLEH :

NAMA : IQBAL MUNADI


KELAS : XI ILMU ALAM 2

LAMPIRAN
LEMBAR PENGESAHAN
WATER RESCUE

Disusun oleh :
IQBAL MUNADI

Hari ini ………………….. Tanggal ……..….……. Bulan ………….…. Tahun 2017


Bertempat di ………………

Menyetujui dan Mengesahkan


TIM SIDANG 1 TIM SIDANG 2 TIM SIDANG 3

( ……………………… ) ( ……………………… ) ( ……………………… )

PENULISAN NILAI PENGUJI

Teknisi Penulisan

Penguasaan Materi

Etika

MAKALAH
WATER RESCUE

Di ajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk menjadi anggota UNIT SAR 0914
Di susun oleh :
IQBAL MUNADI

UNIT SAR 0914 ANGKATAN XVI


KWARTIR CABANG GERAKAN PRAMUKA
Jl. Veteran No. 155 Ciseureuh Telp. 0264-202749 Purwakarta
41118 Jawa Barat

Anda mungkin juga menyukai