Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 


Pendidikan merupakan suatu proses yang berkelanjutan baik secara individu maupun
nonindividu. Proses ini diawali ketidaktahuan yang diharapkan mampu menumbuhkan rasa
ingin tahu dan akhirnya benar-benar menjadi tahu. Pada awalnya, pendidikan yang
berkembang sebatas untuk belajar bertahan hidup atupun memanfaatkan alam. Namun, lama-
kelamaan pendidikan berkembang seiring perkembangan zaman, yang tidak lagi hanya untuk
mengolah alam atau bertahan hidup, namun menjadi sutau kewajiban yang harus dijalani
setiap individu karena adanya peraturan yang mengikat.
Di era globalisasi seperti ini, perkembangan pendidikan sangat ditujukan untuk
membangun jiwa penerus bangsa yang kompetitif dalam menghadapi persaingan era global
yang seolah-olah tanpa batasan ruang dan waktu. Begitu pula bangsa Indonesia yang
termasuk dalam dunia global ini yang turut serta dalam kompetisi antar bangsa dalam hal
pendidikan. Namun tentunya ada proses yang melatar belakangi perkembangan pendidikan di
Indonesia dari masa ke masa. Mulai dari masa awal kemerdekaan, orde lama, orde baru,,
hingga reformasi yang di dalamnya terdapat berbagia kurikulum yang pernah bahkan sedang
diterapakan bangsa Indonesia. Untuk itu disusunlah makalah ini dengan tujuan mengupas
satu per satu perkembangan pendidikan di Indonesia beserta kelebihan dan kekurngan tiap-
tiap kurikulum di masanya yang dapta digunakan sebagai acuan perkembangan pendidikan di
Indonesia selanjutnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana perkembangan pendidikan pada awal kemerdekaan?
2. Bagaimana perkembangan pendidikan pada masa demokrasi terpimpin?
3. Bagaimana perkembangan pendidikan pada masa demokrasi liberal?
4. Bagaimana perkembangan pendidikan pada masa orde baru?
BAB II
PEMBAHASAN

Perkembangan pendidiakn di Indonesia diwarnai berbagai macam bentuk penerapan


pendidiakn dibeberapa era pemerintahan. Secara umum, perkembanagn pendidikan di
Indonesia dibagi menjadi 5 masa(era) yaitu masa awal kemerdekaan, masa demokrasi liberal,
masa demokrasi terpimpin, orde baru, dan masa reformasi. Bentuk-bentuk penerapan
pendidikan di 5 masa tersebut akan diuraikan pada bagian pembahasan berikut ini.

2.1. Perkembangan Pendidikan di Indonesia Masa Awal Kemerdekaan


Secara garis besar pendidikan diawal kemerdekaan diupayakan untuk dapat
menyamai dan mendekati system pendidikan di negara-negara maju. Pada masa peralihan
antara tahun 1945-1950 bangsa Indonesia merasakan berbagai kesulitan baik di bidang sosial
ekonomi, politik maupun kebudayaan, termasuk pendidikan. Dari sejumlah anak-anak usia
sekolah hanya beberapa persen saja yang dapat menikmati sekolah, sehingga sisanya 90%
penduduk Indonesia masih buta huruf. Oleh karena itu, segera setelah proklamasi
kemerdekaan, pemerintah mengangkat Ki Hajar Dewantara sebagai Menteri Pendidikan,
Pengajaran dan Kebudayaan (PP dan K). Ki Hajar Dewantara menjabat jabatan ini hanya
selama 3 bulan. Kemudian, jabatan Menteri PP dan K dijabat oleh Mr. T.S.G. Mulia yang
hanya menjabat selama 5 bulan. Selanjutnya, jabatan Menteri PP dan K dijabat oleh
Mohammad syafei. Kemudian, ia digantikan oleh Mr. Soewandi.
Pada masa jabatan Mr. Suwandi, dibentuk Panitia Penyelidik Pengajaran Republik Indonesia
yang bertugas untuk meneliti dan merumuskan masalah pengajaran setelah Kemerdekaan.
Setelah menyelesaikan tugasnya, panitia ini menyampaikan saran-saran kepada pemerintah.
Kemudian, disusunlah dasar struktur dan sistem pendidikan di Indonesia.
Tujuan umum pendidikan di Indonesia merdeka adalah mendidik anak- anak menjadi warga
negara yang berguna, yang diharapkan kelak dapat memberikan pengetahuannya kepada
negara. Dengan kata lain, tujuan pendidikan pada masa itu lebih menekankan pada
penanaman semangat patriotisme.
2.2. Perekembangan Pendidikan di Indonesia Masa Demokrasi Liberal
Pada saat demokrasi liberal di awal tahun 1950 pendidikan diatur dalam Undang-
Undang Sementara (UUDS) 1950. Tujuan dan dasar pendidikan termuat dalam UU No.4
tahun 1950 yang diberlakukan untuk seluruh Indonesia. Karena terjadi ketegangan yang
berkisar pada masalah pendidikan agama, khususnya agama islam maka setelah empat tahun
baru diundangkan menjadi UU No.12 tahun1954 tentang Pendidikan dan Pengajaran di
Sekolah.
Undang-undang No 12 tahun 1954 berlaku hingga tahun 1959. Sistem persekolahan secara
formal pada saat itu terdiri dari jenjang pendidikan TK, rendah, menengah, &tinggi. Usaha
penyesuaian yang dilakukan antara lain:
1.      Bahasa Indonesia menjadi bahasa pengantar untuk semua Sekolah Rakyat Negeri termasuk
Sekolah Rakyat partikelir dan subsidi.
2.      Penyelenggaraan Pendidikan dimulai dengan Persiapan kewajiban belajar dengan
menyusun rencana 10 tahun kewajiban belajar dengan daerah uji coba Pasuruan dan Jepara.
3.      PP No.65 tahun 1951: penyerahan urusan sekolah rendah ke pemerintah propinsi kecuali
SR patian. Peraturan bersama antara Mentri Pendidikan & Mentri Agama mengatur tentang
pendidikan agama, Pendidikan masyarakat dan Partisipasi pendidikan swasta.
Kemudian,disusunlah suatu konsepsi pendidikan yang dititikberatkan kepada spesialisasi
sebab menurut Menteri Pendidikan pda saat itu,bangsa Indonesia sangat tertinggal dalam
pengetahuan teknik yang sangat dibutuhkan oleh dunia modern. Menurut garis besar konsepsi
tersebut, pendidikan umum dan pendidikan teknik dilaksanakan dengan perbandingan 3
banding 1.
Maksudnya,setiap ada 3 sekolah umum,diadakan 1 sekolah teknik.Setiap lulusan sekolah
dasar diperbolehkan melanjut ke sekolah teknik menengah (3tahun),kemudian melanjut ke
sekolah teknik atas (3tahun).Setelah lulus sekolah teknik menengah dan sekolah teknik
atas,diharapkan siswa dapat mengerjakan suatu bidang tertentu.
Selain itu, karena Indonesia merupakan negara kepulauan, di beberapa kota seperti Surabaya,
Makassar, Ambon, Manado, Padang, dan Palembang serta diadakan Akademi Pelayaran,
Akademi Oseanografi, Akademi Research Laut. Tenaga pengajarnya didatangkan dari luar
negeri seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Prancis.
Pada masa Demokrasi Liberal, didirikan beberapa universitas baru di antaranya adalah
Universitas Hasanuddin di Makassar, Universitas Andalas di Padang, Universitas Padjajaran
di Bandung, dan Universitas Sumatra Utara di Medan.
2.3. Perekembangan Pendidikan di Indonesia Masa Demokrasi Terpimpin
Peralihan dari masa demokrasi liberal ke masa demokrasi terpimpin ditandai dengan
dikeluarkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dianggap
perlu adanya pengukuhan Sistem Pendidikan Nasional, maka muncul Panca Wardana, yang
menekankan pada nation and character building (pembangunan bangsa dan wataknya). Pada
saat itu UUD 1945 berlaku lagi.
Pada 1960, Panca Wardhana disempurnakan menjadi Sapta Usaha Utama dengan cakupan
yang lebih luas. Sapta Usaha Tama merangkum ketentuan-ketentuan Pembukaan UUD 1945,
Batang Tubuh dan Pancasila.
Pada Tahun 1965, lahir Kepres No.145 tahun 1965 berisi tentang tujuan pendidikan, yaitu
supaya melahirkan warga negara sosialis yang bertanggung jawab terselenggaranya
masyarakat sosialis Indonesia berjiwa Pancasila seperti dijelaskan dalam Manipol/Usdek.
Sistem Persekolahan selama kurun waktu 1959-1965 meliputi
(1) Pendidikan Prasekolah (5-7th): TK;
(2) SD (7-12 th): SD, MI;
(3) SLTP (13-15 th): SMP, SMEP, SKKP, ST, MTs;
(4) SLTA ( 16-18 th): SMA, SMEA, STM, SPG,SMOA, MA;
(5) PT (19-23 th): Universitas, Institut, Sekolah Tinggi.
Sedangkan penyelenggaraan pendidikan meliputi :
(1) Sapta Usaha Tama;
(2) Panca Wardhana;
(3) Panitia Pembantu. Pemeliharaan Sekolah dan Perkumpulan Orang Tua Murid dan Guru-
guru (POMG);
(4) Pendidikan Masyarakat;
(5) Perguruan Tinggi;
Kurikulum Pendidikan :
(1). Sekolah Rakyat diubah menjadi Sekolah Dasar (SD)
(2). Kurikulum SD 1964 terdiri dari 5 kelompok bidang studi (Wardhana): Perkembangan
moral, Perkembangan kecerdasan, Perkembangan emosional/ artistik, Perkembangan
keprigelan Perkembangan jasmani
(3) Kurikulum SMP 1962 (Kur. SMP gaya baru): Penghapusan jurusan, penambahan jam
Krida, pelaksanaan BP.
(4) Kurikulum SMA Selama demokrasi terpimpin 2 kali perub.kurikulum yaitu th 1961 dan
1964. SMA terdiri atas bagian A, bagian B, dan bagian C.

2.4. Perekembangan Pendidikan di Indonesia Masa Orde Baru


Pokok-pokok penting kebijakan pada bidang pendidikan di masa Orde Baru di
antaranya diarahkan untuk menciptakan kesempatan belajar yang lebih luas dan diimbangi
dengan peningkatan mutu pendidikan. Khususnya pendidikan tinggi diarahkan pada sasaran
pembinaan mahasiswa yang mampu menjawab tantangan modernisasi. Oleh karena itu,
dikembangkanlah sistem pendidikan yang berhubungan dengan pengembangan
kesempatan dan kualifikasi bagi jenis-jenis lapangan kerja yang diperlukan oleh
pembangunan nasional.
Tujuan dan Dasar Pendidikan pada saat itu adalah mengembangkan kepribadian dan
kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup bedasar Pancasila.
Undang-Undang No.2 tahun 1989 tentang Pendidikan Nasional lahir ketika Fuad Hasan
menjabat sebagai menteri.
Dalam pembahasan UU No 2 Tahun 1989 itu juga timbul pro dan kontra. Yang menjadi
masalah adalah tentang iman dan takwa, tetapi tidak ada pengerahan massa, karena kondisi
ppolitik relative stabil. Sistem Pendidikan dan Persekolahan meliputi :
(1) Sistem pendidikanterdiri dari jalur pendidikan sekolah dan pendisikan luar sekolah;
(2) Sistem persekolahan terdiri dari 3 jenjang yaitu Pendidikan dasar, Pendidikan Menengah,
dan Pendidikan tinggi. Program pembangunan pendidikan antara lain perluasan dan
pemerataan pendidikan; peningkatan mutu pendidikan dengan pengadaan alat pendidikan,
pengadaan buku pelajaran, pengadaan dan peningkatan mutu tenaga pengajar, perubahan
kurikulum.Pada masa Orde Baru, dimunculkan sebuah konsepsi pendidikan yang
dikenal dengan sekolah pembangunan. Kosepsi ini diajukan oleh Mashuri S.H selaku
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Dalam konsepsi sekolah pembangunan, para siswa
dikenalkan kepada jenis-jenis dan lapangan serta lingkungan kerja.
Hal ini dimaksudkan agar mereka dapat melihat kemungkinan untuk memberikan jasa
melalui karyanya. Anak-anak didik tidak hanya diberi pelajaran teori, tetapi juga
diperkenalkan kepada sejumlah pekerjaan yang kira-kira dapat mereka lakukan. Dengan cara
itu, mereka akan dapat menyalurkan bakatnya masing-masing sekaligus dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan kerja yang akan mereka hadapi.
Adapun untuk memberikan kesempatan belajar yang lebih luas, pemerintah melaksanakan
Instruksi Presiden (Inpres) Pendidikan Dasar. Adanya Instruksi Presiden ini membuat jumlah
sekolah dasar meningkat pesat. Tercatat pada periode 1993/1994 hampir 150.000 unit SD
Inpres telah dibangun. Selain melaksanakan Inpres Pendidikan Dasar, pemerintah juga
melaksanakan program Pemberantasan Buta Huruf yang dimulai tanggal 16 Agustus 1978,
Program Wajib Belajar yang dimulai pada tanggal 2 Mei 1984, dan program Gerakan
Orang Tua Asuh (GNOTA).

Namun ada beberapa hal negative lain yang tercipta pada masa ini antara lain :
1.      Produk-produk pendidikan diarahkan untuk menjadi pekerja. Sehingga, berimplikasi pada
hilangnya eksistensi manusia yang hidup dengan akal pikirannya (tidak memanusiakan
manusia).
2.      Lahirnya kaum terdidik yang tumpul akan kepekaan sosial, dan banyaknya anak muda yang
berpikiran positivistic.
3.      Hilangnya kebebasan berpendapat.
4.      Pemerintah orde baru yang dipimpin oleh Soeharto megedepankan motto “membangun
manusia Indonesia seutuhnya dan Masyarakat Indonesia”. Pada masa ini seluruh bentuk
pendidikan ditujukkan untuk memenuhi hasrat penguasa, terutama untuk pembangunan
nasional.
5.      Siswa sebagai peserta didik, dididik untuk menjadi manusia “pekerja” yang kelak akan
berperan sebagai alat penguasa dalam menentukan arah kebijakan negara.
6.      Pendidikan bukan ditujukan untuk mempertahankan eksistensi manusia, namun untuk
mengeksploitasi intelektualitas mereka demi hasrat kepentingan penguasa.
Pada perode Orde Baru atau yang lebih dikenal dengan era “Manusia Robot” sudah pernah
menerapkan berbagai kurikulum pendidikan, antara lain :
BAB III
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Pendidikan di Indonesia dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang cukup
signifikan dan selalu mengalami pembaruan. Dengan kata lain, kurikulum yang menjadi
landasan dalam menjalankan roda pendidikan senantiasa mengalami revisi atau perubahan
demi perbaikan pendididkan di Indonesia. Dengan banyaknya pengalaman yang dimiliki
bangsa Indonesia dalam meleweti perkembangan pendidikan telah memberi sebuah tolak
ukur yang cukup mengena sihingga dibuatlah pembaruan kurikulum menjadi KTSP dan K13
yang mana yang semula guru menjadi satu-satunya sumber belajar, kini siswa diberi
kebebasan untuk memebuka sumber belajar yang lain. Namun, tetap saja selalu ada
kekurangan di tiap-tiap pembaharuan kurikulum, sehingga peran aktif masyarakat dalam
memberikan aspirasinya untuk perbaikan kurikulum demi kemajuan pendidikan di Indonesia
begitu dibutuhkan.

4.2. Saran
Dari penjabaran perkembangan pendidikan di Indonesia di atas, penulis memberikan
suatu sudut pandang sebagai masyarakat yang ikut terjun dalam perkembangan pendidikan di
Indonesia bahwa untuk perkembangan pendidikan di Indonesia sebenarnya sudah cukup
bagus, namun tetap masih memerlukan perbaikan seperti dalam hal materi yang disampaikan
lebih ditekankan pada aspek ketrampilan siswa, bukan hanya sekedar teori yang harus
dikembangkan sendiri oleh siswa, sehingga siswa tidak terkesan teoritis saja. Serta agar tugas
siswa tidak melulu tugas mengetik teks namun tetap perlu ditekankan pada ketrampilan
menulis dan membuat sastra sehingga generasi muda bangsa ini tetap bisa mewarisi kekayaan
budaya bangsa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

ekagurunesama.blogspot.co.id diunduh pada tanggal 20 Oktober 2016


reminatarigan.blogspot.com diunduh pada tanggal 20 Oktober 2016
puputpurnama11.blogspot.com diunduh pada tanggal 20 Oktober 2016
madyrezan.blogspot.com diunduh pada tanggal 20 Oktober 2016
Kemendikbud. 2015. Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta : Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan
MAKALAH
PERKEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA

DI SUSUN OLEH :

EKI ABDUL HAQI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PURWAKARTA

Anda mungkin juga menyukai