Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN MINIRISET

PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN PROTESTAN

“Kerukunan Antar Umat Beragama dalam Lingkungan Pendidikan di


Universitas Negeri Medan”

Dosen Pengampu:

Maniur Banjarnahor, S.PAK, M.PdK

Oleh
Jonipar Manatap Munthe

(5183331006)

Pendidikan Teknik Elektro A 2018

JURUSAN PENDIDIKAN ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas anugrah dan kasih
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan Miniriset kami mengenai “Manusia” dalam
mata kuliah Agama Kristen Protestan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen
pengampu mata kuliah ini atas bimbingan dan arahannya, dan juga kami mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman sekalian yang telah memberikan buah pikirannya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan Miniriset ini.

Kami mengharapkan agar pembaca juga mendapatkan pengetahuan dan wawasan dari
hasil penelitian Miniriset yang telah kami lakukan. Semoga hasil dari miniriset ini
memberikan manfaat juga bagi orang-orang sekitar kami agar dapat diaplikasikan ke dalam
kehidupan sehari-hari.

Kami juga minta maaf apabila ada kesalahan baik dari segi penulisan maupun isi dari
yang telah kami kaji dari hasil Miniriset yang telah kami lakukan. Kami mengharapkan kritik
dan saran dari masing-masing pembaca agar untuk kedepannya kami dapat membuat laporan
yang lebih baik lagi. Akhir kata semoga laporan miniriset ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 25 April 2020

Jonipar Munthe

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................................5

BAB II KAJIAN TEORI...................................................................................................6

2.1 Kerukunan Umat Beragama....................................................................................6


2.2 Bentuk-bentuk Hubungan Umat Beragama.............................................................6
2.3 Beberapa Faktor yang Mempengaruhi Kerukunan Umat Beragama.......................7

BAB III PEMBAHASAN..................................................................................................8

3.1 Bentuk Kegiatan yang Dilakukan Antar Mahasiswa sebagai Umat Beragama.......8
3.2 Bentuk Sosialisasi dalam Mahasiswa sebagai umat Beragama...............................8

BAB IV PENUTUP............................................................................................................10

4.1 Kesimpulan..............................................................................................................10
4.2 Saran........................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................11

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kerukunan merupakan nilai yang universal, yang dapat ditemukan dalam
setiap ajaran agama. Semua agama pada hakikatnya mengajarkan umatnya untuk
mawas diri, mengenal dirinya terlebih dahulu, mengenal segala musuh yang ada
dalam dirinya serta kelobaan, iri hati, kemarahan dan lain sebagainya. Dengan
senantiasa mawas diri, umat beragama akan tetap dapat menjaga saling pengertian
dengan umat lain dan benar-benar dapat mengembangkan wawasan kebangsaan,
menyadari diri sebagai bagian dari bangsa Indonesia yang besar.
Disamping itu setiap agama mengajarkan pula kepada umatnya untuk
mengasihi sesama makhluk hidup dan bersikap positif terhadap alam. Hanya saja
agama-agama seringkali dipahami secara sempit dan eksklusif oleh penganutnya dan
disertai perasaan curiga yang berlebihan terhadap penganut agama lain. Sehingga
mengakibatkan terjadinya berbagai macam konflik di masyarakat. Sementara itu,
sikap fanatisme yang berlebihan dikalangan penganut agama masih sangat dominan,
sehingga dapat menimbulkan disharmoni yang merugikan semua pihak, termasuk
kelompok penganut agama.
Beberapa kasus ketidakharmonisan yang terjadi akhir-akhir ini hampir
semuanya dipicu karena sentimen agama, seperti menghina ajaran agama,
pembakaran tempat ibadah dan sebagainya. Begitu pula berbagai hubungan negatif
antara penganut agama satu dengan yang lain juga muncul dibeberapa tempat, seperti
rasa saling mencurigai dan saling membenci. Oleh sebab itu diperlukan kesadaran
umat beragama untuk menumbuhkan sikap toleransi dalam kehidupan beragama.
Sikap toleransi ini dapat menumbuhkan rasa saling menghargai dan saling
menghormati antara satu dengan yang lain untuk mewujudkan ketentraman dan
perdamaian.
Contoh kerukunan yang terjadi di daerah penelitian ini adalah dengan melihat
kehidupan sosial dari masing-masing mahasiswa yang berada di kawasan di
Perguruan Tinggi Negeri Universitas Negeri Medan. Sudut pandang kehidupan sosial
kami lihat ditinjau secara langsung dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
mahasiswa.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana bentuk kerukunan agama yang ada di lingkungan Universitas Negeri
Medan?
2. Bagaimana bentuk kegiatan mahasiswa yang menjunjung kerukunan umat
beragama yang ada di lingkungan Universitas Negeri Medan?
3. Bagaimana cara bersosialisasi antar mahasiswa beragama baik secara langsung
maupun via percakapan Whatsapp dalam lingkungan di Universitas Negeri
Medan?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui kerukunan agama yang ada di lingkungan Universitas Negeri Medan.
2. Mengetahui bentuk kegiatan mahasiswa yang berhubungan dengan kerukunan
umat beragama dalam lingkungan Universitas Negeri Medan.
3. Mengetahui cara sosisalisasi antar mahasiswa beragama baik secara langsung
maupun via Whatsapp dalam lingkungan Pendidikan Universitas Negeri Medan.

5
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Kerukunan Umat Beragama


Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang terdiri dari berbagai suku, agama
dan budaya. Dengan adanya arus pemikiran modern aka setiap agama bergulat dengan
persoalan adaptasi dialog serta identitas. Di situ pihak agama harus berakar pada
sejarah dan tradisi tetapi di pihak lain agama harus membuktikan sebagai kekuatan
atau gerakan liberatif atau bebas yang terbuka terhadap dialog dan kerjasama. Setelah
Indonesia merdeka, kesatuan bangsa seringkali mengalami banyak tantangan dan
ancaman. Di berbagai tempat di Indonesia terdapat rasa soovenisme (kebanggaan
nasional) yang dilatar belakangi oleh sukuisme, kedaerahan, agama dan aliran-aliran
tertentu.

2.2 Bentuk-bentuk Hubungan Umat Beragama

Ada 3 bentuk sikap dalam hubungan antara agama:

1. Sikap Ensklusivisme
Ensklusivisme adalah sikap yang hanya mengakui agamanya sebagai agama
paling benar dan baik. Ini adalah sikap fanatisme yang akan melahirkan berbagai
akibat buruk antara lain timbulnya perpecahan, perseteruan antara umat beragama
dan berbagai konflik lainnya.
2. Sikap Insklusivisme
Insklusivisme adalah sikap yang dapat memahami dan menghargai agama-
agama lain dengan segala eksistensinya. Tetapi orang yang inklusivisme ini tetap
memandang agamanya sendirilah sebagai agama satu-satunya jalan menuju
keselamatan.
3. Pluralisme
Pluralisme adalah sikap yang menerima, menghargai dan memandang agama
lain sebagaimana yang baik dan benar serta memiliki jalan keselamatan. Dalam
perspektif pandangan seperti ini, maka tiap umat beragama akan terpanggil untuk
menerima huubungan solidaritas, dialog dan kerjasama dalam rangka
mewujudkan kehidupan yang lebih baik dan lebih berpengharapan.

6
4. Kerukunan Hidup Beragama
Kerukunan hidup umat bergama adalah suatu kondisi sosial dimana semua
golongan agama dapat hidup bersama-sama tanpa mengurangi hak dasar masing-
masing untuk melaksanakan kewajiban agamanya sehingga masing-masing
pemeluk agama dapat hidup dalam keadaan rukun dan damai.

2.3 Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Kerukunan Umat Beragama


1. Sikap Mental Negatif
Sikap mental negatif ini nampak dalam kesombongan religius, prasangka dan
intoleransim misalnya umat beragama tertentu mempunyai keyakinan bahwa
agamanya memiliki ajaran yang paling benar. Akibatnya mereka sombong dan
tinggi daripada pemeluk agama lain.
2. Faktor SARA (Suku Agama Ras dan Antar golongan)
Secara sosiologis dapat dipahami bahwa suku, agama, ras dan antar golongan
adalah merupakan nilai permersatu bagi yang bersangkutan tetapi juga sering
menjadi faktor penyebab perpecahan.
3. Faktor Perbedaan Tingkat Kebudayaan
Dapat disadar bahwa perbedaan tingkat kebudayaan yang menyolok akan
mengganggu keseimbangan, keserasian dan keselarasan pergaulan kehidupan
bangsa dan kelompok masyarakat.
4. Faktor Mayoritas dan Minoritas Golongan Beragama
Dalam kehidupan umat beragama sering timbul sikap merasa lebih berkuasa
dari golongan mayoritas terhadap golongan minoritas. Golngan mayoritas
menginginkan hak-hak istimewa dari hak-hak yang diperoleh oleh minoritas.

7
BAB III

PEMBAHASAN

Dari hasil observasi yang telah kami lakukan di lingkungan Pendidikan di


Univeritas Negeri Medan, kami dapat menguraikan masing-masing aspek dari kegiatan-
kegiatan, sikap, maupun tingkah laku dalam mahasiswa sebagai umat beragama baik
Kristen maupun Islam.

3.1 Bentuk Kegiatan yang Dilakukan Antar Mahasiswa sebagai Umat Beragama
Dalam umat Islam kegiatan yang dilakukan biasanya berupa Isra Miraj,
Ramadhan, Lebaran, Idul Adha, dsb. yang biasanya diadakan dan dibentuk oleh
panitia HMJ dan masing-masing mengadakannya dengan rukun tanpa ada masalah
atau kendala dalam acara tersebut.
Dalam umat Kristen kegiatan yang dilakukan biasanya berupa Paskah, Natal,
dan Kebaktian PA yang dilakukan oleh HMJ juga dibantu oleh panitia UKM-KP.
Dalam pelaksanaan acara tersebut tidak ditemukan adanya kendala. Hanya saja
mahasiswa masih kurang banyak yang mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut, hal ini
didorong karena faktor-faktor berupa tugas perkuliahan yang banyak.
Dalam dua kegiatan ini dapat dilihat tidak adanya terjadi kendala dalam
pelaksanaan masing-masing kegiatan religius yang terjadi dalam lingkungan
Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Namun, tidak ada tindakan saling
membantu dalam mahasiswa yang berbeda agama dari masing-masing pelaksanaan
acara tersebut.

3.2 Bentuk Sosialisasi dalam Mahasiswa sebagai umat Beragama


Pada lingkungan Pendidikan di Universitas Negeri Medan dapat kami lihat
mahasiswa antar umat beragama yang berbeda-beda sering saling berinteraksi dengan
berkumpul untuk bekerja kelompok mengerjakan tugas perkuliahan. Pada kegiatan
liburan atau hiburan mahasiswa tersebut masih tetap berjalan dengan baik, tidak
adanya perpecahan dan saling menjaga toleransi mereka dalam perbedaan agama yang
mereka anut.
Percakapan dalam grup tiap kelas di aplikasi smartphone dengan nama
Whatsapp masih dapat dikatakan akrab dimana mereka saling bertukar pikiran
mengenai tugas ataupun percakapan lainnya. Berbagi cerita dalam masing-masing

8
antar kelas, berbagi informasi seputar masalah perkuliahan ataupun berita-berita yang
sedang trending, dll.
Dari masing-masing observasi yang telah kami lakukan dapat kami lihat
bahwa bentuk kerukunan umat beragama masuk ke dalam Kerukunan Umat
Beragama, dimana mahasiswa tetap dapat bersosialisasi baik tanpa mengurangi hak-
hak yang berlaku dalam melaksanakan kewajiban beragamanya. Dilihat dari
lancarnya pelaksanaan kegiatan religius yang diadakan. Dilihat dari bentuk sosialisasi
mahasiswa sebagai umat beragama tidak ada terjadi konflik, membentuk kubu sendiri,
dan tetap dapat saling menghargai tanpa menghina atau mengejek menyangkut agama
satu sama lain.

9
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari kegiatan observasi yang telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa:
1. Di dalam lingkungan Pendidikan di Universitas Negeri Medan dapat dilihat
memiliki kerukunan umat beragama yang baik dimana mahasiswa saling
menghargai satu sama lain, saling bersosialisasi tanpa mengundang konflik,
menghina, dan mengejek yang berhubungan dengan agama yang mereka anut.
Masing-masing mahasiswa tidak saling mengurangi hak mereka dalam
menjalankan kegiatan beragamanya masing-masing.
2. Di dalam kegiatan religius yang telah masing-masing mahasiswa lakukan dalam
umat beragama tetap berjalan dengan lancar tidak terjadi kendala dalam setiap
pelaksanaannya.
3. Mahasiswa dalam lingkungan Pendidikan di Universitas Negeri Medan dapat
bersosialisasi dengan baik dan sopan, tidak adanya terjadi konflik menunjukkan
masih ada interaksi yang baik dari setiap mahasiswa yang berbeda agama.

4.2 Saran
Dalam pengerjaan makalah ini jauh dari kata sempurna sehingga penulis
mengharapkan kitik atau saran dari para pembaca agar penulis dapat lebih baik lagi
dalam pengerjaan makalah lainnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Tim MPK Pendidikan Agama Kristen Universitas Negeri Medan. 2018. Matakuliah
Pengembangan Kepribadian untuk Mahasiswa di Perguruan Tinggi:Pendidikan
Agama Kristen. Medan : CV. Pratama Mitra Sari

Yustiani. 2008. Kerukunan Antar Umat Beragama Kristen dan Islam di Soe, Nusa Tenggara
Timur: Jurnal Analisa. Vol 15 No 2:71-84

11

Anda mungkin juga menyukai