Disusun Oleh:
Kelompok 1
Kelompok 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................2
C. Tujuan .........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................2
BAB II KARANGKA PEMIKIRAN..........................................................................5
2.1 Uraian Permasalahan................................................................................5
2.2 Subjek Penelitian.......................................................................................5
2.3 Assesment Data.........................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................6
3.1 Studi Literatur..............................................................................................6
3.2 Pengumpulan Data....................................................................................6
3.3 Analisis Data..............................................................................................6
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................7
4.1 Data Transformator Tenaga........................................................................7
4.2 Perhitungan Koordinasi Rele arus lebih (OCR)..........................................7
4.3 Perhitungan Arus Gangguan hubung singkat.............................................9
4.4 Setting Relay CB (Circuit Bbreaker).........................................................10
4.5 Pemutusan PMT/CB.................................................................................10
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................11
A. Kesimpulan ................................................................................................11
B. Saran..........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang
di lakukan terhadap peralatan-peralatan listrik, yang terpasang pada sistem tenaga
listrik tersebut. Misalnya Generator, Transformator, Jaringan Transmisi/distribusi dan
lain-lain terhadap kondisi abnormal dari sistem itu sendiri.
Proteksi sistem distribusi tenaga listrik sangat penting dalam penyaluran dari
satu tempat ke tempat yang lain. Sistem proteksi distribusi tenaga listrik merupakan
bagian yang menjamin bahwa dalam jaringan distribusi tenaga listrik dapat
dikatakan aman. Dikatakan aman karena akan diberi suatu alat yang berfungsi
untuk mengamankan jaringan distribusi dari gangguan maupun mengamankan
manusia saat proses penyaluran daya listrik dari satu tempat ke tempat lain.
Proteksi sistem tenaga listrik adalah pengamanan yang dilakukan terhadap
peralatan-peralatan listrik yang terpasang pada sistem tenaga listrik itu sendiri
terhadap kondisi abnormal dari sistem tenaga listrik. Kondisi abnormal yang
dimaksud yaitu berupa hubung singkat (short circuit), jenis gangguan ini
menyebabkan lonjakan arus yang disebut arus hubung singkat yang melalui sistem
dan peralatannya. Bentuk gangguan arus hubung singkat tersebut adalah gangguan
fasa ke tanah dan gangguan antar fasa yang sifatnya bisa temporer dan permanen.
Sistem proteksi pada jaringan distribusi sangat diperlukan. Jika proteksi
distribusi tenaga listrik baik, maka bila terjadi gangguan kerusakan peralatan tidak
dapat menyebar pada peralatan yang lain. Oleh karena itu, koordinasi pada sistem
proteksi pada jaringan distribusi sangat dibutuhkan guna mengurangi terjadinya
gangguan serta mengurangi akibat dari gangguan tersebut, sehingga keandalan dan
kepekaan pada saat penyaluran tenaga listrik tetap terjaga, dan target dalam 2
penyaluran energi listrik bisa tercapai. Sistem proteksi yang baik membutuhkan
dukungan peralatan proteksi yang baik pula, salahsatu sistem proteksi yang bisa
digunakan adalah Recloser (PBO) dan Sectionalizer (SSO). Recloser digunakan
untuk mengamankan sistem dari arus lebih yang diakibatkan adanya gangguan
hubung singkat, sedangkan Sectionalizer (SSO) dapat digunakan untuk
meminimalkan daerah padam akibat gangguan yang ada dengan cara
mengamankan section jaringan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
1. Apa saja Rancangan penelitian?
2. Bagaimana Hasil Penelitiannya?
3
C. Tujuan
Dari rumusan masalah maka dapat diketahui tujuan makalah ini yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui Rancangan penelitian
2. Untuk mengetahui Hasil Penellitian
D. Manfaat
Adapun manfaat dari peulisan makalah ini yaitu :
1. Mahasiswa mengetahui perhitungan Koordinasi arus lebih
2. Pembaca dapat menambah pengetahuan dan menjadikan Mini riset ini
sebagai bahan bacaan ringan
4
BAB II
5
BAB III
METODE PENELITIAN
Tahap kedua yaitu mengumpulkan data di PT. PLN (Persero) gardu induk
Gondangrejo. Data diperoleh mengikuti prosedur sesuai yang diarahkan instansi,
yaitu dengan mengirim proposal dan surat izin dari kampus untuk pengambilan
data. Setelah itu menunggu konfirmasi, setelah mendapatkan surat balasan/ sudah
di konfirmasi barulah, data dapat diambil sesuai penelitian yang kita lakukan. Data
yang perlu diambil yaitu berupa data relay saat terjadi hubung singkat dan hasil
arus, impedansi saat tidak bertegangan untuk menentukan circuit breaker bekerja.
Data pelengkap saat PMT melakukan trip atau terjadi anomali arus yang tidak
wajar
Tahap ketiga yaitu analisis data di PT. PLN (Persero) Gardu Induk
Gondangrejo. Data-data tersebut akan diubah menjadi bentuk matematis dan
dianalisis menggunakan persamaan yang ada. Dalam menganalisis data yang
didapatkan tidak menggunakan metode tertentu, melainkan menggunakan
perhitungan biasa dan melakukan analisis perhitungan manual yang bertujuan
memastikan kecocokan hasil uji coba dan hasil perhitungan.
6
BAB IV
PEMBAHASAN
Hasil analisis saat terjadinya arus pendek, untuk menentukan nilai arus dan
impedansi, sehingga relay circuit breaker (CB) bekerja sebelum PMT trip. Tempat
data yang diambil adalah di gardu induk Gondangrejo.
Data Transformator
tenaga
Merk SCHNEIDER
Kapasitas Daya 60 MVA
Tegangan 150/20 Kv
Arus Hubung Singkat 10392
Impedansi 12,12%
Rasio CT 300/1
Arus Nominal 1732,1
Vektor Grup Ynyn0+d
7
dirubah kenilaian yang memberikan kerja relay lebih selektif (relay bekerja
tidak terlalu lama tetapi menghasilkan seletifitas yang baik).
Sedangkan setelan arus dari relay dari relay arus lebih dihitung
berdasarkan arus beban yang mengalir dipenyulang atau incoming feeder,
yang artinya:
a) Untuk rele arus lebih yang terpasang dipenyulang keluar (Outgoing
Feeder) dihitung berdasarkan arus puncak/ maksimum yang mengalir
dipenyulang tersebut.
b) Untuk rele arus lebih yang terpasang dipenyulang masuk (Incoming
Feeder) dihitung berdasarkan arus nominal transformator tenaga. Sesuai
standard setting untuk :
1. Relay inverse biasa disett sebesar 1,05 s/d 1,3 x IBeban,
2. Sedangkan relay definite disett sebesar 1,2 s/d 1,3 x IBeban
Persyaratan yang lain adalah penyetelan waktu minimum dari relay arus
lebih tidak lebih kecil dari 0,3 detik. Pertimbangan ini supaya relay tidak
trip lagi akibat inrush dari trafo distribusi yang memang sudah
tersambung, sewaktu PMT tersebut dioperasikan. Dapat dilihat skema
atau wiring sederhana sebagai berikut :
8
4.1.3 Perhitungan Arus Gangguan Hubung Singkat
VA
I Dasar=
√ 3. KV
6000
= = 1732,1
√ 3. 20
KV 2
Z Dasar=
MVA
202
= = 6,67 ohm
60
9
75 4373,86- 3783,50- 2015,63-
74,17 A 74,17 A 69,94 A
100 3551,26- 3073,36- 1625,87-
72,82 A 72,82 A 71,16 A
4.1.4 Setting Relay CB (Circuit Breaker)
Penyetelan setting relay CB didapat setelah mengetahui hasil perhitungan
relay OCR dan GFR, sehingga kita dapat mengetahui kapan relay CB
bekerja karena terjadi beban lebih atau hubung singkat. Relay CB harus
disetting lebih sensitif ketimbang dengan relay yang lain, karena relay ini
bekerja sebelum pmt trip. Di gardu induk gondangrejo memiliki 2 trafo,
dari informasi petugas dilapangan, relay CB memiliki beban maksimum
4150A di gardu tersebut, rumus yang didapat:
MVA . Z sc
ISC = KV
%Zsc.3
60 MVA . Z sc
= X 12
12%Zsc.3
=2050 A
4.1.5 Pemutusan PMT/CB
Hasil table
10
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil setting analisa relay arus lebih, relai gangguan tanah
dan setting CB diatas, maka dapat disimpulkan bahwa :
11
5.2 Saran
Tim Penulis menyadari bahwa Mini riset ini masih sangat sederhana dan
jauh dari kata sempurna karena kami yakin bahwa referensi yang kami baca juga
sangat minim. Oleh karena itu, luangkanlah waktu sedikit untuk mengoreksi
kembali apa yang sudah kami paparkan di atas. Mudah-mudahan sumbangsih
pemikiran dan saran yang akan pembaca berikan kepada penulis dapat
membuat Mini Riset ini lebih berguna bagi kita semua.
12
Daftar Pustaka
13