Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AL ISLAM KEMUHAMADIYAAN III

MUHAMMADIYAH DALAM DINAMIKA KEKINIAN


Disusun Guna Memenuhi Tugas Al Islam Kemuhamadiyaan III

Dosen Pengampu Drs. Muh. Nasihin

Havivva Inayah

202001671

INSTITUT TEKNOLOGI STATISTIKA MUHAMADIYAH


SEMARANG

2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Semarang, 01 Desember 2021

Haviva Inayah

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………...………………………………………………......……….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ………………...…iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….……………………………...….1
1.1 Latar Belakang……………………………………………..…………………………1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….…………………...….2
1.3 Tujuan…………………………………………………………….……….......…...…2
BAB II PEMBAHASAN…………………………….………………………….……………….3
2.1 Muhammadiyah dalam dinamika Kekinian…..……………….……………………..3
2.2 Dinamika Keumatan……………………………………….……………...…...……..4
2.3 Dinamika Kebangsaan…………………………..………………………………...….5
2.4 Dinamika Global………………………..……………………………………...…….6
BAB III PENUTUP……………………………...…………………………………………...…9
3.1 Kesimpulan………………………………...…………………………………….....9
3.2 Saran…………..………………………………………………………………...….9
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang didirikan Kyai Haji Ahmad
Dahlan tahun 1330 H atau bertepatan dengan 1912 M. Gerakan ini lahir di Kauman
Yogyakarta, sebuah kampung di samping Kraton Yogyakarta. Sesuai namanya
Kauman adalah kampung yang banyak berisi kaum atau para ahli agama. Dengan
demikian Muhammadiyah lahir di tengah masyarakat yang taat menjalankan Islam.
Namun demikian Islam yang berjalan di masyarakat muslim pada
umumnya, termasuk kauman di dalamnya, adalah Islam yang dalam pandangan
Kyai Dahlan tidak saja telah berakulturasi dengan budaya Jawa, lebih dari itu, yaitu
Islam yang telah terkungkung oleh hegemoni budaya Jawa. Kehadiran
Muhammadiyah adalah sebuah bentuk perlawanan terhadap praktek Islam yang
dianggap keliru itu. Paling tidak ada dua hal yang dapat menjelaskan kehidupan
umat Islam masa itu, pertama, Islam dipahami sebagai agama ritual yang akan
memberikan keselamatan dunia akhirat. Tetapi ajaran-ajaran Islam diamalkan oleh
umat tidak menyentuh persoalanpersoalan sosial kemasyarakatan yang
berkembang. Meskipun banyak ahli agama, banyak juga berdiri pesantren, tetapi
pengembangan keilmuan Islam hanya berputar-putar pada persoalan-persoalan
ilmu itu sendiri, yang kebanyakan adalah ilmu kebahasaan (nahwu, shorof), fiqh
ibadah dan masalah-masalah keimanan yang tidak menyentuh problem aktual
keummatan . Kedua, adalah kenyataan tentang ketertingalan umat Islam dalam
bidang sosial, politik dan ekonomi yang menjadikan umat Islam sebagai umat
pinggiran yang tidak ikut menentukan arah perubahan masyarakat.
Di tengah masyarakat seperti itulah Muhammadiyah berdiri. Ia hadir untuk
sebuah tujuan terwujudnya Islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah ingin
menjadikan nilai-nilai ajaran Islam yang menyeluruh dan ideal itu mewujud dalam
kehidupan nyata dalam bentuk masyarakat yang adil, makmur dan diridhoi Allah

1
SWT. Muhammadiyah ingin menjadikan kehidupan Islam tidak hanya sekedar
pada masalah fiqih ibadah, nahwu shorof, dan berbagai ilmu alat lain, tetapi juga
masuk ke dalam persoalan keduniaan yang lebih luas untuk menciptakan kehidupan
umat yang lebih berdaya dan maju. Umat Islam tidak boleh hanya menerima
keadaan menjadi golongan kelas bawah, miskin dan bodoh, selalu diatur dan
diperdaya, ditindas dan dijajah, selalu anti dengan segala yang datang dari selain
orang muslim (kafir) dan selalu sangat percaya diri dengan ke-tradisionalannya.
Impian Muhammadiyah adalah umat Islam yang cerdas, berfikir maju, dan
memiliki tanggung jawab memimpin peradaban ini, menjadikannya umat yang
bertauhid dan menjadikan kehidupan yang adil makmur serta penuh kebaikan dan
mendapat ridho dari Allah.
Muhammadiyah sering disebut sebagai islam modern karena ajaran islam
itu dikontekstualisasikan dalam kehidupan kekinian. Semua rintisan kiai dahlan itu
dalam konteks modernism islam. Melakukan ijtihad untuk menjawab tantangan
zaman sesuai dengan tuntutan zaman. Saat itu menghadirkan islam dalam bentuk
institusi islam modern, bahkan melalui organisasi.

1.2 Rumusan masalah

• Bagaimana muhammadiyah dalam dinamika kekinian ?


• Bagaimana dinamika Keumatan dalam Muhammadiyah ?
• Bagaimana dinamika Kebangsaan dalam Muhammadiyah ?
• Bagaimana dinamika Global dalam Muhammadiyah ?

1.3 Tujuan

• Untuk mengetahui Muhammadiyah dalam dinamika kekinian.


• Untuk mengetahui dinamika Keumatan dalam Muhammadiyah.
• Untuk mengetahui dinamika Kebangsaan dalam Muhammadiyah.
• Untuk mengetahui dinamika Global dalam Muhammadiyah.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Muhammadiyah dalam dinamika kekinian


Muhammadiyah tidak akan lepas dari dinamika, masalah, dan tantangan keumatan,
kebangsaa, dan masalah global yang berada di sekitarnya. Muhammadiyah dituntut untuk
hadir menjalankan perannya sebagai gerakan dakwah dan tajdid yang berkemajuan. Ke
depan Muhammadiyah niscaya memiliki agenda strategis antara lain. Memperkaya dan
mendinamiskan fungsi-fungsi pembinaan keagamaan dalam kerangka tarjih dan tajdid
serta tabligh yang bersifat dinamis dan transformatif. Mobilisasi seluruh potensi dana dan
potensi amal usaha untuk penguatan kemandirian gerakan menuju raihan keunggulan.
Aktualisasi gerakan pencerahan ke dalam berbagai model praksis, termasuk model dakwah
berbasis jamaah atau komunitas; yang menampilkan dakwah alternatif. Mendinamiskan
fungsi sistem gerakan, organisasi dan kepemimpinan, jaringan, sumberdaya, serta aksi dan
pelayanan; sehingga Persyarikatan semakin dikelola secara modern, transformasional, dan
profesional dengan tetap berpijak pada identitas gerakan. Dinamisasi, efisiensi-efektivitas,
dan kebijakan taktis-strategis dalam memainkan peran keumatan, kebangsaan, dan
kemanusiaan semesta yang memperkuat basis dan inner-dynamic Muhammadiyah sebagai
gerakan Islam moderat-berkemajuan dalam bingkai politik adilihung yang nonpartisan.
Pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang berdiaspora dan siap memasuki
berbagai sektor kehidupan secara berkualitas, unggul, dan berdaya saing tinggi yang
berbasis pada karakter Muhammadiyah.
Muhammadiyah tidak cukup berada di zona aman jika ingin hadir sebabai gerakan
Islam berkemajuan. Amal usaha yang besar jangan sampai membuat para pimpinan
Muhammadiyah berjalan di tempat tanpa melakukan usaha-usaha penguatan, peningkatan,
dan pengembangan secara lebih berkualitas. Jika tidak mampu melakukan terobosan,
lakukan pengembangan kualitas yang lebih optimal. Hal yang niscaya ialah membangun
pusat-pusat keunggulan yang akan menjadi kekuatan Muhammadiyah dalam lahan
gerakannya di bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi, dan tablig yang masif dan
mencerahkan.

3
Gerakan dakwah di masyarakat kota maupun desa serta daerah tertinggal harus
menjadi fokus pengembangan Muhammadiyah jika ingin tetap mengakar di negeri ini.
Jangan terus berwacana dan sibuk dengan mengusung isu-isu aktual yang parsial,
sementara urusan dan peran organisasi yang strategis terabaikan. Jika tidak puas dengan
keadaan dalam kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan maka rumuskan pemikiran dan
langkah-langkah alternatif yang strategis, bukan dengan sikap reaktif yang instan.
Kedepankan langkah dakwah “lil-muwajahah” (proaktif-solutif) daripada “lil-mu’aradlah”
(reaktif-konfrontatif), sebagaimana terkandung dalam Pernyataan Pikiran Abad Kedua.
Manfaatkan media sosial untuk penguatan dan pengembangan misi dakwah dan tajdid
Muhammadiyah, bukan menjadi arena wacana-wacana instan minus langkah positif dan
konkret.
Apabila memiliki pemikiran yang penting dan strategis baik tentang
Muhammadiyah maupun tentang kehidupan umat Islam dan bangsa maka tawarkanlah
dengan pikiran-pikiran alternatif untuk didialogkan, dibahas, dan dicarikan perumusan
secara organisasi. Masalah yang menyangkut kehidupan umat Islam maupun bangsa dapat
dikomunikasikan dan diwacanakan dengan golongan lain sehingga memberikan jalan
strategis ke depan. Rumuskanlah strategi perjuangan umat Islam di bidang politik,
ekonomi, dan budaya yang dapat dijadikan agenda bersama dan tersistematik secara
kolektif.

2.2 Dinamika Keumatan


Umat islam Indonesia merupakan penduduk mayoritas di negeri ini dan hal iharus
disyukuri sebagai anugerah dari ALLAH SWT yang sangat besar. Penduduk muslim
Indonesia sampai pada 2010 menurut Badan Pusat Statistik ialah 209.286.151 (88,1%) dari
total penduduk Indonesia. Perkembangan mutakhir semakin menunjukkan kelompok
minoritas selain kuat secara ekonomi, kini mulai meramnah ke ranah politik. Pemandangan
mutakhir dalam pilkada DKI 15 Februari 2017 menunjukkan fakta paling ekstrem dari
situasi yang paradoks bagi umat islam.
Bagi Muhammadiyah, organisasi Islam yang kenyang makan asam garam
kehidupan, dalam menghadapi masalah keumatan itu tidak sertamerta ditentukan oleh suka

4
atau tidak suka maupun kepentingan sesaat. Muhammadiyah memposisikan dan menyikapi
masalah yang berkembang betapapun beratnya tentu didasari oleh pertimbangan-
pertimbangan yang matang, cerdas, bijak, serta maslahat dan mudharatnya secara lebih
kuat. Tidak kalah pentingnya didasarkan pada karakter dirinya selaku organisasi
kemasyarakatan yang mengemban misi dakwah dan tajdid.
Muhammadiyah menghadapi masalah keumatan dan mengedepankan
pertimbangan kemaslahatan dan kemudharatan. Sebagai organisasi Islam yang besar tentu
pandangan, sikap, dan kebijakan Muhammadiyah berdampak luas bagi dirinya maupun
bagi kehidupan umat dan bangsa. Karenanya, segenap anggota Persyarikatan harus benar-
benar memahami posisi dan peran utama Muhammadiyah serta tidak terbawa dengan irama
pihak manapun dalam melakukan langkah organisasi dan gerakannya. Banyak
pertimbangan yang harus dijadikan rujukan dalam menyikapi masalah keumatan dan
secara cerdas dan bertanggungjawab.

2.3 Dinamika Kebangsaan

Seiring makin kompleksnya kehidupan, umat Islam khususnya dan bangsa


Indonesia dihadapkan pada berbagai masalah yang semakin kompleks. Lebih-lebih jika
masalah tersebut dikaitkan dengan politik dan pemerintahan, semakin menonjol kadar
masalahnya, karena politik itu sarat persepsi dan kepentingan. Posisi orang atau kelompok
dengan suasana psikologis, alam pikiran, kecenderungan, dan kepentingannya akan
mewarnai cara pandang dan sikap menghadapi masalah tersebut.

Manakala menyangkut sikap terhadap pemerintahan, selalu terjadi pembelahan


pandangan, sikap, dan kepentingan tergantung pada posisi orang dan kelompok masing-
masing. Aspek suka dan tidak suka dengan latar belakang psikologis dan posisi ikut
mewarnai dan hingga tidak jarang terjadi silang sengketa dalam menghadapi masalah-
masalah krusial yang menyangkut dunia politik dan pemerintahan, yang ikut
mengkonstruksi jenis dan kadar suatu masalah tentang kehidupan kebangsaan.

Masalah kebangsaan banyak sekali. Setiap periode pemerintahan memiliki


masalahnya sendiri. Di sinilah pentingnya mengambil hal-hal terpenting dan menjadi hajat

5
hidup umat dan bangsa untuk disikapi Muhammadiyah dan didorongkan pemecahannya.
Di luar masalah umat dan bangsa yang sifatnya domestik, juga terdapat masalah-masalah
internasional, termasuk dunia Islam, yang memerlukan respons dan pemikiran
Muhammadiyah.

Namun, tentu saja Muhammadiyah tidak dapat mengcover semua masalah


kebangsaan yang datang silih berganti itu. Di luar Muhammadiyah ada pemerintah dengan
seluruh organ negara lainnya, termasuk partai politik dan institusi lainnya, yang posisi dan
fungsinya sangat sentral dalam kehidupan bangsa dan negara. Pada era reformasi juga lahir
lembaga baru State Auxiliary Organs atau Lembaga Non Struktural (LNS) seperti Komnas
HAM, KPK, dan lain-lain. Muhammadiyah tentu harus mengambil peran penting dan
strategis, tapi tidak dapat sendirian. Terdapat hal-hal di mana Muhammadiyah dapat
melakukannya sendiri, mana yang harus didorongkan sebagai kewajiban dan peran
pemerintah atau negara, mana pula yang harus dikerjasamakan dengan para pihak dan
organisasi-organisasi lain. Posisi dan peran seperti ini wajar dalam kehidupan keumatan
dan kebangsaan.

Muhammadiyah juga harus melakukan pilihan-pilihan masalah yang sifatnya


mendesak, sangat penting, dan memiliki implikasi luas dalam kehidupan umat Islam,
bangsa, dan kemanusiaan. Apa mungkin setiap masalah harus direspons dan disikapi
Muhammadiyah? Di sini penting untuk melihat masalah dari urgensinya (taqdim al-aham
min al-muhim, mengedepankan yang terpenting dari yang penting sebagai prioritas) serta
kadar masalahat dan mudharatnya.

2.4 Dinamika Global

Dinamika global terjadi 2 kecenderungan yaitu akibat kehadiran kaum islamis yang
meluas dan disatu pihak kalangan islam cenderung mengembangkan kehidupan yang
isolatif dan eksklusif karena ingin hidup puritan ditengah dunia barat yang dianggap krisis
secara moral. Sementara masyarakat barat masih kuat memandang bahwa islam dan umat
islam sebagai pembawa radikalisme agama dan terorisme.

6
Sesungguhnya kehadiran Muhammadiyah dengan pandangan islam berkemajuan
dapat menajdi solusi alternative untuk menawarkan islam sebagai agama peradaban yang
cerah-mencerahkan.

Menyadari bahwa kesatuan umat manusia adalah konsekuensi dari kemajuan


peradaban manusia, maka globalisasi justru harus dihadapi dengan kesiapan untuk
berlomba dalam mendakwahkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat dunia. Dengan cara
bersikap kreatif dengan menggali tak kenal henti saripati dan hikmah ajaran Islam untuk
didakwahkan dan disumbangkan sebagai rahmat bagi seluruh alam (rahmatan li al-alamin)

Tidak bisa dinafikan bahwa ada sisi lain dari globalisasi yang berdampak tidak
menguntungkan bagi umat Islam. Sebab pihak yang diuntungkan adalah yang paling
menguasai teknologi dan bermodal besar. Dalam situasi inilah globalisasi muncul dalam
bentuk dominasi Barat terhadap negara-negara Timur (Islam). Salah satu faktor yang
menyebabkan muncul dan meluasnya radikalisme serta terorisme adalah dominasi tersebut.
John L Esposito misalnya, melihat bahwa dominasi Barat terhadap negara-negara Islam
menyebabkan umat Islam resisten terhadap peradaban Barat. Celakanya, resistensi tersebut
acapkali disertai dengan generalisasi bahwa semua yang berasal dari Barat harus ditolak
dan dimusuhi.

Dengan demikian sedikit banyak globalisasi memiliki kontribusi dalam konflik


Islam-Barat. Ini bukan berarti kita harus menolak globalisasi, sebab ada nilai-nilai dan
produk globalisasi yang bermanfaat bagi kehidupan bersama. Globalisasi sebagai
fenomena tercabutnya ruang dari waktu bukan hanya sebuah keniscayaan yang tidak bisa
ditampik, melainkan juga menguntungkan bagi interaksi peradaban seluruh umat manusia.
Kemunculannya seiring dengan kemajuan peradaban manusia itu sendiri. Namun
globalisasi sebagai sebuah ideologi, dimana liberalisme ekonomi yang menjadi spiritnya,
tentu harus diwaspadai.

Yang patut diperhatikan, dunia tanpa batas menuntut kemajuan Muhammadiyah


dalam memperbaiki akhlak dan moral. Betapa beratnya tugas dakwah Nasional sebagai
bagian umat Islam terbesar dunia-sekaligus dengan beban citra umat dan bangsa terkorup.
Namun di tengah pesimisme itu Muhammadiyah harus mampu mendorong Umat Islam

7
Indonesia agar dapat menjadi tauladan bagi umat manusia dan jembatan Barat dengan
Islam.

Dalam konteks dakwah global, Muhammadiyah memiliki kemampuan untuk


mengarahkan warganya-yang sebagian besar telah mengenyam sarjana S1, S2, dan S3-
untuk berpartisipasi mensosialisasikan nilai-nilai Islam moderat dalam kancah pergaulan
global. Sesungguhnya mereka (warga Muhammadiyah) telah siap menjadi dai MML
(Mandiri dan Multi-Lingual). Mereka berdakwah atas dasar panggilan nurani.

Dengan demikian, kita bisa berharap bahwa umat Islam tidak gampang terseret
dalam menghadapi arus globalisasi. Sebagai bagian terbesar dari bangsa Indonesia, umat
Islam dengan kemampuannya menggali dan mendayagunakan ajaran agamanya untuk
menjawab tantangan globalisasi, justru diharapkan untuk mampu memelopori dan
membawa bangsa ini tampil di gelanggang percaturan dan persaingan global tanpa
kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang beriman dan bertakwa. Ini sekaligus
merupakan upaya konkrit untuk turut mengarahkan aliran arus globalisasi.

Dengan teknologi komunikasi dan informasi dunia memang terasa menjadi sempit
dan kecil. Tanpa keimanan kecanggihan produk Iptek tersebut dapat membawa manusia
ke sikap sombong dan melupakan Tuhan. Namun dari sudut iman dunia yang terasa kecil
itu justru mengugah agar manusia lebih merasa kecil dihadapan Tuhan Yang Maha
Pencipta. Tanpa pegangan iman pola kehidupan yang makin mengglobal ini akan mudah
membawa orang-orang terombang-ambing, terlanda stress dan keterasingan (alienated).
Tetapi dengan keimanan orang akan tangguh menghadapinya karena proses tersebut
dipahami sebagai bagian dari sunnatullah yang tak mungkin dihindari.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Muhammadiyah sebagai gerakan islam tertua di negeri ini berada dalam pusaran
dinamika keutamaan, kebangsaan, dan perkembangan global yang niscaya harus dihadapi
dengan spirit berkemajuan. Dan juga dalam dinamika kekinian masalah dan tantangan
Muhammadiyah sungguh tidak ringan, seiring dengan berjalannya waktu dan proses
perubahan social yang cepat dan massif, basis komunitas Muhammadiyah mulai longgar
atau abu-abu. Organisasi-organisasi lain mulai masuk dan mermbah dengan progresif,
sampai batas tertentu mengambil alih peran Muhammadiyah.

3.2 Saran

Muhammadiyah di semua tingkatan itu perlu bertanya, apakah sudah bergerak atau
jangan-jangan kelihatan bergerak, tapi sebenarnya jalan di tempat. Jalan di tempat itu
bergerak tapi tidak maju, pun tidak mundur. Kemudian identitas dakwah, Muhammadiyah
harus hadir di tengah-tengah masyarakat kekinian.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://suaramuhammadiyah.id/2018/09/29/muhammadiyah-dalam-pergulatan-kekinian/

http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/2010/01/muhammadiyah-dan-dakwah-global.html

https://www.republika.co.id/berita/nybajb219/muhammadiyah-dan-tantangan-global

https://suaramuhammadiyah.id/2019/07/20/muhammadiyah-menghadapi-masalah-keumatan-
dan-kebangsaan/

https://www.scribd.com/presentation/490105409/Kelompok-4-Muhammadiyah-dalam-
Dinamika-Kekinian-pptx

https://muhammadiyah.or.id/muhammadiyah-hadapi-dinamika-baru/

http://eprints.ums.ac.id/45790/4/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf

10

Anda mungkin juga menyukai