Havivva Inayah
202001671
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya mengucapkan terima kasih
terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik
pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya. Untuk itu saya sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.
Haviva Inayah
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………...………………………………………………......……….ii
DAFTAR ISI……………………………………………………………… ………………...…iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….……………………………...….1
1.1 Latar Belakang……………………………………………..…………………………1
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………….…………………...….2
1.3 Tujuan…………………………………………………………….……….......…...…2
BAB II PEMBAHASAN…………………………….………………………….……………….3
2.1 Muhammadiyah dalam dinamika Kekinian…..……………….……………………..3
2.2 Dinamika Keumatan……………………………………….……………...…...……..4
2.3 Dinamika Kebangsaan…………………………..………………………………...….5
2.4 Dinamika Global………………………..……………………………………...…….6
BAB III PENUTUP……………………………...…………………………………………...…9
3.1 Kesimpulan………………………………...…………………………………….....9
3.2 Saran…………..………………………………………………………………...….9
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
SWT. Muhammadiyah ingin menjadikan kehidupan Islam tidak hanya sekedar
pada masalah fiqih ibadah, nahwu shorof, dan berbagai ilmu alat lain, tetapi juga
masuk ke dalam persoalan keduniaan yang lebih luas untuk menciptakan kehidupan
umat yang lebih berdaya dan maju. Umat Islam tidak boleh hanya menerima
keadaan menjadi golongan kelas bawah, miskin dan bodoh, selalu diatur dan
diperdaya, ditindas dan dijajah, selalu anti dengan segala yang datang dari selain
orang muslim (kafir) dan selalu sangat percaya diri dengan ke-tradisionalannya.
Impian Muhammadiyah adalah umat Islam yang cerdas, berfikir maju, dan
memiliki tanggung jawab memimpin peradaban ini, menjadikannya umat yang
bertauhid dan menjadikan kehidupan yang adil makmur serta penuh kebaikan dan
mendapat ridho dari Allah.
Muhammadiyah sering disebut sebagai islam modern karena ajaran islam
itu dikontekstualisasikan dalam kehidupan kekinian. Semua rintisan kiai dahlan itu
dalam konteks modernism islam. Melakukan ijtihad untuk menjawab tantangan
zaman sesuai dengan tuntutan zaman. Saat itu menghadirkan islam dalam bentuk
institusi islam modern, bahkan melalui organisasi.
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Gerakan dakwah di masyarakat kota maupun desa serta daerah tertinggal harus
menjadi fokus pengembangan Muhammadiyah jika ingin tetap mengakar di negeri ini.
Jangan terus berwacana dan sibuk dengan mengusung isu-isu aktual yang parsial,
sementara urusan dan peran organisasi yang strategis terabaikan. Jika tidak puas dengan
keadaan dalam kehidupan kemasyarakatan dan kebangsaan maka rumuskan pemikiran dan
langkah-langkah alternatif yang strategis, bukan dengan sikap reaktif yang instan.
Kedepankan langkah dakwah “lil-muwajahah” (proaktif-solutif) daripada “lil-mu’aradlah”
(reaktif-konfrontatif), sebagaimana terkandung dalam Pernyataan Pikiran Abad Kedua.
Manfaatkan media sosial untuk penguatan dan pengembangan misi dakwah dan tajdid
Muhammadiyah, bukan menjadi arena wacana-wacana instan minus langkah positif dan
konkret.
Apabila memiliki pemikiran yang penting dan strategis baik tentang
Muhammadiyah maupun tentang kehidupan umat Islam dan bangsa maka tawarkanlah
dengan pikiran-pikiran alternatif untuk didialogkan, dibahas, dan dicarikan perumusan
secara organisasi. Masalah yang menyangkut kehidupan umat Islam maupun bangsa dapat
dikomunikasikan dan diwacanakan dengan golongan lain sehingga memberikan jalan
strategis ke depan. Rumuskanlah strategi perjuangan umat Islam di bidang politik,
ekonomi, dan budaya yang dapat dijadikan agenda bersama dan tersistematik secara
kolektif.
4
atau tidak suka maupun kepentingan sesaat. Muhammadiyah memposisikan dan menyikapi
masalah yang berkembang betapapun beratnya tentu didasari oleh pertimbangan-
pertimbangan yang matang, cerdas, bijak, serta maslahat dan mudharatnya secara lebih
kuat. Tidak kalah pentingnya didasarkan pada karakter dirinya selaku organisasi
kemasyarakatan yang mengemban misi dakwah dan tajdid.
Muhammadiyah menghadapi masalah keumatan dan mengedepankan
pertimbangan kemaslahatan dan kemudharatan. Sebagai organisasi Islam yang besar tentu
pandangan, sikap, dan kebijakan Muhammadiyah berdampak luas bagi dirinya maupun
bagi kehidupan umat dan bangsa. Karenanya, segenap anggota Persyarikatan harus benar-
benar memahami posisi dan peran utama Muhammadiyah serta tidak terbawa dengan irama
pihak manapun dalam melakukan langkah organisasi dan gerakannya. Banyak
pertimbangan yang harus dijadikan rujukan dalam menyikapi masalah keumatan dan
secara cerdas dan bertanggungjawab.
5
hidup umat dan bangsa untuk disikapi Muhammadiyah dan didorongkan pemecahannya.
Di luar masalah umat dan bangsa yang sifatnya domestik, juga terdapat masalah-masalah
internasional, termasuk dunia Islam, yang memerlukan respons dan pemikiran
Muhammadiyah.
Dinamika global terjadi 2 kecenderungan yaitu akibat kehadiran kaum islamis yang
meluas dan disatu pihak kalangan islam cenderung mengembangkan kehidupan yang
isolatif dan eksklusif karena ingin hidup puritan ditengah dunia barat yang dianggap krisis
secara moral. Sementara masyarakat barat masih kuat memandang bahwa islam dan umat
islam sebagai pembawa radikalisme agama dan terorisme.
6
Sesungguhnya kehadiran Muhammadiyah dengan pandangan islam berkemajuan
dapat menajdi solusi alternative untuk menawarkan islam sebagai agama peradaban yang
cerah-mencerahkan.
Tidak bisa dinafikan bahwa ada sisi lain dari globalisasi yang berdampak tidak
menguntungkan bagi umat Islam. Sebab pihak yang diuntungkan adalah yang paling
menguasai teknologi dan bermodal besar. Dalam situasi inilah globalisasi muncul dalam
bentuk dominasi Barat terhadap negara-negara Timur (Islam). Salah satu faktor yang
menyebabkan muncul dan meluasnya radikalisme serta terorisme adalah dominasi tersebut.
John L Esposito misalnya, melihat bahwa dominasi Barat terhadap negara-negara Islam
menyebabkan umat Islam resisten terhadap peradaban Barat. Celakanya, resistensi tersebut
acapkali disertai dengan generalisasi bahwa semua yang berasal dari Barat harus ditolak
dan dimusuhi.
7
Indonesia agar dapat menjadi tauladan bagi umat manusia dan jembatan Barat dengan
Islam.
Dengan demikian, kita bisa berharap bahwa umat Islam tidak gampang terseret
dalam menghadapi arus globalisasi. Sebagai bagian terbesar dari bangsa Indonesia, umat
Islam dengan kemampuannya menggali dan mendayagunakan ajaran agamanya untuk
menjawab tantangan globalisasi, justru diharapkan untuk mampu memelopori dan
membawa bangsa ini tampil di gelanggang percaturan dan persaingan global tanpa
kehilangan jati dirinya sebagai bangsa yang beriman dan bertakwa. Ini sekaligus
merupakan upaya konkrit untuk turut mengarahkan aliran arus globalisasi.
Dengan teknologi komunikasi dan informasi dunia memang terasa menjadi sempit
dan kecil. Tanpa keimanan kecanggihan produk Iptek tersebut dapat membawa manusia
ke sikap sombong dan melupakan Tuhan. Namun dari sudut iman dunia yang terasa kecil
itu justru mengugah agar manusia lebih merasa kecil dihadapan Tuhan Yang Maha
Pencipta. Tanpa pegangan iman pola kehidupan yang makin mengglobal ini akan mudah
membawa orang-orang terombang-ambing, terlanda stress dan keterasingan (alienated).
Tetapi dengan keimanan orang akan tangguh menghadapinya karena proses tersebut
dipahami sebagai bagian dari sunnatullah yang tak mungkin dihindari.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Muhammadiyah sebagai gerakan islam tertua di negeri ini berada dalam pusaran
dinamika keutamaan, kebangsaan, dan perkembangan global yang niscaya harus dihadapi
dengan spirit berkemajuan. Dan juga dalam dinamika kekinian masalah dan tantangan
Muhammadiyah sungguh tidak ringan, seiring dengan berjalannya waktu dan proses
perubahan social yang cepat dan massif, basis komunitas Muhammadiyah mulai longgar
atau abu-abu. Organisasi-organisasi lain mulai masuk dan mermbah dengan progresif,
sampai batas tertentu mengambil alih peran Muhammadiyah.
3.2 Saran
Muhammadiyah di semua tingkatan itu perlu bertanya, apakah sudah bergerak atau
jangan-jangan kelihatan bergerak, tapi sebenarnya jalan di tempat. Jalan di tempat itu
bergerak tapi tidak maju, pun tidak mundur. Kemudian identitas dakwah, Muhammadiyah
harus hadir di tengah-tengah masyarakat kekinian.
9
DAFTAR PUSTAKA
https://suaramuhammadiyah.id/2018/09/29/muhammadiyah-dalam-pergulatan-kekinian/
http://muhammadiyahstudies.blogspot.com/2010/01/muhammadiyah-dan-dakwah-global.html
https://www.republika.co.id/berita/nybajb219/muhammadiyah-dan-tantangan-global
https://suaramuhammadiyah.id/2019/07/20/muhammadiyah-menghadapi-masalah-keumatan-
dan-kebangsaan/
https://www.scribd.com/presentation/490105409/Kelompok-4-Muhammadiyah-dalam-
Dinamika-Kekinian-pptx
https://muhammadiyah.or.id/muhammadiyah-hadapi-dinamika-baru/
http://eprints.ums.ac.id/45790/4/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf
10