Anda di halaman 1dari 12

KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Civic Education”
Dosen Pengampu:
Fina Lutfiana Rahmawati, M.Pd.I

Disusun Oleh:
Kelompok 1
1. Mohammad Choirul Wachid
2. Rudy Dwi Kusuma

PROGAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM (KPI)


FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM PANGERAN DIPONEGORO NGANJUK
TAHUN AJARAN 2022
KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT dengan rahmat dan inayah-Nya, shalawat serta
salam kita junjukan kepada nabi Muhammad SAW.Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
dengan selesai. Makalah dengan judul “KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN”
disusun dengan maksud untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Civic Education.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan yang penting bagi
pembaca. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Maka dari
itu itu Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Nganjuk, 2 Oktober 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI

KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN ........................................................................I


KATA PENGANTAR ....................................................................................................................................... II
DAFTAR ISI ....................................................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................................... 4


A. Latar belakang ........................................................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................................... 4
C. Tujuan Pembahasan ................................................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................................................... 5
A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ................................................................................................. 5
B. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan ...................................................................................................... 5
C. Prinsip Pendidikan Kewarganegaraan ....................................................................................................... 6
D. Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan ............................................................................................. 8
E. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan ....................................................................................................... 9

BAB III PENUTUP........................................................................................................................................... 11


A. Kesimpulan .............................................................................................................................................. 11

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................................................ 12

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pada hakikatnya setiap diri kita ini hidup dalan suatu negara yang memiliki tujuan yang sama dan
bersama-sama untuk mewujudkan cita-cita negara yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Pada zaman
sekarang ini masyarakat semakin hari semakin luntur nilai-nilai Nasionalisme dan Patriotisme, dan kita banyak
melihat masyarakat yang kurang memahami tentang pancasila dan kewarganegaraan, serta mereka juga seakan-
akan tidak perduli dengan apa itu kewarganegaraan yang sebenarnya, nilai-nilai yang terkandung didalamnya
baik itu nilai sosial, ekonomi dan nilai moral yang kita lihat tidak sebanding dengan kehidupan masyarakat pada
zaman dahulu. Dengan melihat keadaan seperti ini maka diadakannya pendidikan kewarganegaraan
yang bertujuan unttuk menanamkan kembali dan membangkitkan nilai-nilai Nasionalisme dan
Patriotisme pada masyarakat semenjak mereka kecil. Dalam pelaksanaannya pendidikan kewarganegaraan
ini memiliki konsep dasar pendidikan kewarganegaraan, yang mana merupakan dasar dari pembelajaran ini.
Pada makalah ini penulis menganggkat tema ini selain untuk memenuhi tugas juga mempelajari dan
menambah wawasan mengenai “konsep dasar pendidikan kewarganegaraan” sehingga nantinya penulis
dan kita lebih memahami dan paham akan konsep dasar pendidikan kewarganegaraan.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan pendidikan kewarganegaraan?
b. Apa konsep dasar pendidikan kewarganegaraan?
c. Bagaimana prinsip pendidikan kewarganegaraan?
d. Bagaimana visi dan misi pendidikan kewarganegaraan?
e. Apa tujuan pendidikan kewarganegaraan?

C. Tujuan Pembahasan
a. Mengetahui apa yang dimaksud dengan pendidikan kewarganegaraan
b. Mengetahui apa konsep dasar pendidikan kewarganegaraan
c. Mengetahui bagaimana prinsip pendidikan kewarganegaraan
d. Mengetahui bagaimana visi dan misi pendidikan kewarganegaraan
e. Mengetahui apa tujuan pendidikan kewarganegaraan

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


Secara harafiah, pendidikan kewarganegaran adalah terjemahan dari bahasa inggris yakni “Civic
Education”. Yang kemudian di alih bahasakan oleh para ahli dalam bahasa Indonesia menjadi Pendidikan
Kewargaan dan Pendidikan Kewarganegaraan. Azra dan Tim ICCE (Indonesian Center for Civic Education)
dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta, mengungkapkan sebuah istilah “Pendidikan Kewargaan” menjadi
pengembang Civic Education pertama pada perguruan tinggi.1

Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang memfokuskan dalam pembentukan diri
yang majemuk berdasarkan segi agama, sosial kultur, bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara
Indonesia yang cerdas dan berkualitas, terampil, dan berkarakter sebagaimana yang diamanatkan
oleh Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dan menjadi warga negara yang mempunyai ciri khas.

B. Konsep Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan bidang studi yang bersifat multifaset dengan
konteks lintas bidang keilmuan. Secara filsafat keilmuan PKn memiliki ontology pokok ilmu politik khususnya
konsep political democracy untuk aspek duties and rights of citizen (Chreshore:1886). Dari ontologi pokok
inilah kemudian berkembang konsep Civics yang secara harafiah (dalam bahasa Latin) adalah civicus yang
artinya warga negara pada zaman Yunani kuno. Berawal dari pengertian itulah kemudian berkembang dan
secara akademis diakui sebagai embrionya civic education. Di Indonesia civic education ini diadaptasi menjadi
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Secara epistemologis, PKn sebagai suatu bidang keilmuan merupakan
pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies yakni citizenship transmission (Barr, Barrt, dan
Shermis:1978). Tradisi social studies mengalami perkembangan pesat sehingga kini telah menjadi suatu body
of knowledge yang memiliki paradigma sistemik berisi tiga domain citizenship education yaitu: domain
akademis, kurikuler, dan sosial kultural. PKn secara pragmatik memiliki visi socio-pedagogis untuk mendidik
warganegara yang demokratis dalam konteks yang lebih luas, antara lain mencakup konteks pendidikan formal
dan non-formal. Sedangkan secara umum PKn memiliki visi formal-pedagogis untuk mendidik warganegara
yang demokratis dalam konteks pendidikan formal. Di Indonesia PKn memiliki visi formalpedagogis, yakni
sebagai mata pelajaran sosial dalam dunia persekolahan dan perguruan tinggi yang berfungsi sebagai wahana
untuk mendidik warganegara Indonesia yang Pancasilais. (winataputra: 2001).

1
Henney Henney, “ 10 Pengertian pendidikan menurut para ahli “ ( https://guruppkn.com/pengertian-pendidikan-
kewarganegaraan-menurut-para-ahli, Diakses pada 22 november 2016 )
5
PKn merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat penting untuk diajarkan pada semua jenjang sekolah
terutama jenjang Sekolah Dasar. Ruminiati (2007: 1.15) menyatakan bahwa pelajaran PKn merupakan salah
satu pelajaran yang berkaitan langsung dengan kehidupan masyarakat dan cenderung pada pendidikan afektif.
Tetapi di dalam pelaksanaan pembelajaran, tidak sedikit yang salah menafsirkan bahwa PKN dengan PKn
merupakan hal yang sama. Padahal keduanya memiliki definisi dan fungsi yang berbeda dalam pembelajaran.

Pendidikan Kewarganegaraan adalah usaha sadar yang dilakukan untuk memberikan kemampuan dasar
kepada peserta didik tentang bela negara dan memahami hubungan antara warga negara dengan negara dengan
tujuan agar menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara (Somantri, 2001: 154).
Merujuk pengertian tersebut, maka Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan penting dalam menjaga
harkat dan martabat sebuah bangsa. Oleh sebab itu, Indonesia memasukan Pendidikan

Kewarganegaraan kedalam sistem pendidikan nasional melalui Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang
standar isi, yang menjelaskan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan adalah mata pelajaran yang fokus
membentuk warga negara yang mampu memahami dan melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara,
serta menjadi warga negara Indonesia yang cerdas, terampil, dan berkarakter sesuai dengan Pancasila dan UUD
1945. Berdasarkan hal tersebut Sunarso, dkk (2008: 1), mengemukakan bahwa Pendidikan

Kewarganegaraan merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki misi untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa Indonesia melalui koridor “value-based education”, atau dengan kata lain pendidikan berbasis nilai.

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat dikatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan merupakan
mata pelajaran khusus mengajarkan bagaimana menjadi warga negara yang baik, yaitu warga negara yang
cerdas, terampil, berkarakter dan mampu menjalankan hak dan kewajiban secara seimbang berdasarkan
peraturan perundangundangan.2

C. Prinsip Pendidikan Kewarganegaraan


Prinsip pendidikan kewarganegaraan adalah membentuk masyarakat yang dapat berfungsi secara aktif
dalam sistem pemerintahan yang demokratis. Berdasarkan prinsip-prinsip tersebut, tujuan pembelajaran
kewarganegaraan adalah untuk membentuk rasa kewarganegaraan yang baik, yaitu dengan mengembangkan
keterampilan, karakter dan kompetensi, siswa dapat bertindak secara aktif dan bertanggung jawab dalam
kelangsungan penyelenggaraan negara yang demokratis. Keterampilan kewarganegaraan.

2
Machful Indra Kurniawan, “BUKU AJAR KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN “Agustus 2018, Hal.8-10.
6
Menurut Budimansyah (2002:8), prinsip pembelajaran mengacu pada prinsip belajar aktif siswa,
pembelajaran kooperatif kelompok, pembelajaran partisipatif dan pembelajaran reaktif. Keempat prinsip
tersebut kemudian dijelaskan sebagai berikut.3

1. Prinsip Belajar Siswa Aktif


Model ini mengikuti prinsip belajar siswa aktif. Aktivitas siswa terjadi hampir sepanjang proses
pembelajaran, mulai dari tahap perencanaan pembelajaran, kegiatan lapangan dan pelaporan. Pada tahap
perencanaan, terlihat aktivitas siswa dalam mengidentifikasi masalah dengan menggunakan teknik
brainstorming. Setiap siswa juga dapat mempresentasikan dirinya dengan masalah yang berkaitan dengan mata
pelajaran yang dia minati. Setelah tugas dikumpulkan, siswa memilih untuk mengajar satu tugas per kelas.

2. Kelompok Belajar Kooperatif


Prinsip pembelajaran kooperatif, yaitu pembelajaran berbasis pembelajaran umum, juga diterapkan dalam
pembelajaran pendidikan kewarganegaraan. Merupakan kerjasama antara siswa dengan bagian lain dari sekolah,
termasuk kerjasama antara sekolah dengan orang tua dan lembaga pendidikan terkait. Kolaborasi antar siswa
terlihat jelas ketika kelas telah memilih suatu masalah untuk dipelajari bersama. Kolaborasi dengan komponen
sekolah lain seringkali diperlukan. Misalnya, jika siswa ingin mengumpulkan data dan informasi lapangan
setelah sekolah, ini akan bertepatan dengan latihan olahraga yang dijadwalkan ulang atau kunjungan lapangan
yang dimodifikasi. Kasus-kasus seperti itu membutuhkan kerja sama, meskipun dalam skala kecil dan
sederhana. Hal yang sama sering terjadi pada keluarga.

3. Pembelajaran Partisipatorik
Prinsip dasar pembelajaran partisipatif adalah siswa belajar sambil melakukan. Salah satu bentuk akting
adalah siswa belajar hidup dalam demokrasi. Karena setiap langkah model ini memiliki makna terkait dengan
praktik kehidupan demokrasi. Misalnya, ketika memilih tugas kelas, Anda memilih makna seperti itu agar siswa
dapat menghargai dan menerima pendapat yang mendapat suara terbanyak. Melalui diskusi, siswa belajar
mengungkapkan pendapat, mendengarkan pendapat orang lain, memberikan kritik, dan sebaliknya menerima
kritik dengan tetap pada level yang sama. Proses ini mendukung pepatah bahwa “demokrasi tidak diwariskan,
tetapi dipelajari” (demokrasi tidak diwariskan, tetapi dipelajari dan dialami). Oleh karena itu, pengajaran
demokrasi harus berlangsung dalam suasana yang demokratis (mengajarkan demokrasi di dan untuk
demokrasi). Tujuan ini hanya dapat dicapai melalui learning by doing, dengan kata lain prinsip pembelajaran
partisipatif harus digunakan.

3
Machful Indra Kurniawan, “BUKU AJAR KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN “Agustus 2018, Hal.11.
7
4. Reactive Teaching
Prinsip pembelajaran reaktif harus menekankan bagaimana guru membuat strategi agar siswa termotivasi
untuk belajar. Oleh karena itu, guru harus memahami kondisi siswa agar materi pembelajaran menarik dan tidak
membosankan. Guru harus memiliki kepekaan yang tinggi untuk segera memperhatikan saat pembelajaran
membosankan bagi siswa, dan ketika hal ini terjadi, guru harus segera mencari cara untuk menghadapinya. Ini
adalah tipe guru yang reaktif. Ciri-ciri guru yang reaktif adalah

 Para siswa dijadikan sebagai pusat kegiatan belajar


 Memulai pembelajaran dengan pengetahuan yang sudah dipahami siswa
 Berusaha untuk meningkatkan semangat belajar siswa dengan membuat materi pelajaran yang menarik
dan berguna untuk kehidupan siswa
 Para guru harus mengetahui metode pembelajaran yan membuat siswa bosan4

D. Visi dan Misi Pendidikan Kewarganegaraan


Secara sosial budaya, pendidikan kewarganegaraan memiliki visi pendidikan yang memperkuat kehidupan
masyarakat, yaitu pengembangan kecerdasan kewarganegaraan yang merupakan prasyarat bagi pembangunan
demokrasi dalam arti yang lebih luas, yang memerlukan terwujudnya budaya kewarganegaraan sebagai salah
satu faktor penentu pembangunan. hadirin kehidupan tumbuh dan berkembangnya negara demokrasi.
Winataputra, 2016:21).

Selain memiliki visi tersebut, pendidikan kewarganegaraan juga memiliki misi yang bersifat
multidimensional yaitu:

1) misi psikopedagogik adalah mengembangkan potensi siswa secara bertahap dan berkelanjutan;
2) Tugas psikososial yang ditujukan untuk mempercepat pendewasaan peserta didik untuk hidup dan hidup
bermasyarakat negara bangsa;
3) Misi sosial budaya, yang merepresentasikan konstruksi budaya sipil dan keadaban sebagai salah satu
faktor penentu kehidupan demokrasi (Winataputra, 2016:22).
Secara ideal dan instrumental, konsep, visi dan tugas serta isi Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan
mengintegrasikan falsafah, nilai, dan moralitas Pancasila secara utuh dalam konteks peradaban Pancasila dengan
persyaratan umum psiko-pedagogik dan sosial budaya warga negara. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Winataputra,

4
Muhammad Reza, “ Konsep dasar Pendidikan Panxasila dan Kewarganegaraan/PPKn “
(https://www.mandandi.com/2022/01/konsep-dasar-pendidikan-pancasila-dan.html, Diakses pada 07 Januari 2022 )

8
2016:23). Oleh karena itu, Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan adalah penanaman nilai, moral/karakter
dan kewarganegaraan Indonesia.

Kedudukan Pancasila dan isu-isu kewarganegaraan seperti nilai-nilai Pancasila kewarganegaraan Indonesia
dalam pengembangan pendidikan moral/karakter dan keterampilan psikososial sangat sesuai dengan (bersatu
dan terpadu) tugas membangun karakter dan peradaban bangsa yang bernilai dan kesadaran warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. .

Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan oleh karenanya bermanfaat dalam membesarkan manusia
menjadi manusia yang menjunjung tinggi harkat, martabat, moralitas, serta jati diri dan karakter yang kuat dalam
sikap mental, daya pikir, dan kreativitas.5

Menurut Winarno (2006:29) pendidikan kewarganegaraan mempunyai misi yaitu:

 Pendidikan sebagai wawasan kebangsaan, artinya pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan
peserta didik agar mampu memahami prinsip dan semangat kebangsaan dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
 Pendidikan yang demokratis, artinya pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan peserta didik agar
mampu menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara secara demokratis dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
 Pendidikan yang berkarakter, artinya pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan peserta didik agar
memiliki kesadaran bela negara, penghargaan terhadap hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,
pelestarian lingkungan hidup, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak,
serta sikap perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme. 6

E. Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Tujuan adalah bagian terpenting dari proses belajar. Secara umum mata pelajaran Pancasila dan
kewarganegaraan pada pendidikan dasar dan menengah bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
dalam semua dimensi kewarganegaraan, yaitu:

1) Sikap kewarganegaraan meliputi kepercayaan, komitmen dan tanggung jawab kewarganegaraan (civic trust,

civic duty dan civic responsibility);

5
Muhammad Reza, “ Konsep dasar Pendidikan Panxasila dan Kewarganegaraan/PPKn “
(https://www.mandandi.com/2022/01/konsep-dasar-pendidikan-pancasila-dan.html, Diakses pada 07 Januari 2022 )
6
Machful Indra Kurniawan, “BUKU AJAR KONSEP DASAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN “Agustus 2018, Hal.11-12.

9
2) Pengetahuan kewarganegaraan (civic kowledge);

3) Keterampilan kewarganegaraan meliputi kompetensi kewarganegaraan dan tanggung jawab

kewarganegaraan.7

Tujuan pendidikan Pancasila dipelajari oleh siswa di seluruh Indonesia. Pendidikan Pancasila merupakan
salah satu mata pelajaran wajib yang selalu ada di perguruan tinggi. Dasar pengaturan ini adalah 35 ayat 5
Undang-Undang Pendidikan Tinggi Nomor 12 Tahun 2012.

Pasal tersebut menyebutkan bahwa kurikulum pendidikan tinggi harus mencakup pendidikan agama,
pendidikan Pancasila, pendidikan kewarganegaraan dan jurusan bahasa Indonesia. Dengan kata lain, pendidikan
Pancasila merupakan pendidikan ideologis di Indonesia.

Tujuan pendidikan Pancasila adalah membentuk warga negara yang baik yang memahami hak dan
kewajibannya sebagai warga negara serta memiliki rasa cinta dan nasionalisme terhadap negara Indonesia.

Tujuan pendidikan Pancasila dalam UU No. 2 Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, yang juga
tercantum dalam peraturan Ditjen Dikti. 38/DIKTI/Kep/2003, bertujuan untuk tujuan moral dan diharapkan
dapat diwujudkan dalam kehidupan bermasyarakat sehari-hari.

Yaitu, perilaku yang menunjukkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa (keyakinan setiap
orang), perilaku kerakyatan, selalu mendahulukan kepentingan bersama. Tujuan pendidikan Pancasila harus
menjadi sarana untuk memahami, memahami dan menggali makna Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Indonesia.8

7
Muhammad Reza, “ Konsep dasar Pendidikan Panxasila dan Kewarganegaraan/PPKn “
(https://www.mandandi.com/2022/01/konsep-dasar-pendidikan-pancasila-dan.html, Diakses pada 07 Januari 2022 )
8
Pusdatin, “ Tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi. Ketahui Landasanya “ (https://bpip.go.id/berita/1035/571/tujuan-
pendidikan-pancasila-di-perguruan-tinggi-ketahui-landasannya.html, Diakses pada 19 Maret 2021)
10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Jangan berhenti sampai di sini. Para mahasiswa harus terus melanjutkan mengembangkan ketrampilan
dalam mempengaruhi pemerintah dalam membuat kebijakan publik. Ketrampilan ini penting sekali karena
kemungkinan besar para mahasiswa akan menggunakannya setelah dewasa. Yang perlu diingat adalah bahwa
setiap kebijakan akan memerlukan revisi, dan setiap waktu akan bermunculanlah masalahmasalah baru yang
ada dalam masyarakat yang tentunya akan memerlukan kebijakan baru. Membantu membuat kebijakan publik
dan ikut mengambil langkah-langkah yang diperlukan merupakan tanggung jawab warga negara seumur hidup
dalam pemerintahan yang berdaulat.

11
DAFTAR PUSTAKA

Henney, H. (2016, november 22). 10 Pengertian Pendidikan Menurut Para Ahli. Diambil kembali dari
guruppkn: https://guruppkn.com/pengertian-pendidikan-kewarganegaraan-menurut-para-ahli
Kurniawan, M. I. (2018). Buku Ajar Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan Sekolah Dasar. Sidoarjo :
Umsida Press.
Pusdatin. (2021, Maret 19). Tujuan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, Ketahui Landasannya!
Retrieved from bpip: https://bpip.go.id/berita/1035/571/tujuan-pendidikan-pancasila-di-perguruan-
tinggi-ketahui-landasannya.html
Reza, M. (2022, Januari 7). Konsep Dasar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan /PPKn. Retrieved from
mandandi: https://www.mandandi.com/2022/01/konsep-dasar-pendidikan-pancasila-dan.html

12

Anda mungkin juga menyukai