Anda di halaman 1dari 12

Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016

ISSN 2503-1481 58

INTEGRASI IMTAQ DAN IPTEK


DALAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM

Heru Setiawan
Dosen Institut Pesantren KH Abdul Chalim Mojokerto
Herustw82@gmail.com

Abstrak
The integration of science and religion has an important value to dispel the
assumption between Religion (Islam) is not an old-fashioned religion that does not accept
the advance of science and technology, but is open Religion and revelation (al-Qur'an) is
the source or inspiration of all sciences. Talking about the integration of imtaq and
science and technology as one of the models in the development of Islamic education
curriculum. The theory used in this study uses globalization that continues to grow in the
midst of people's lives. Based on the study of the theories, the writer can give a little
hypothesis about the impact of science and technology advancement that demands the
existence of new and innovative models, especially in Islamic education as a form of
response and a filter against the negative effects of science and technology, resulting in a
model of imtaq and science integration as a model of development of Islamic education
curriculum.

Kata Kunci: Integrasi, Imtaq dan Iptek

A. Pendahuluan terjadinya kesenjangan yang semakin melebar


Dewasa ini perkembangan dan kemajuan antara bekal moral dengan kemampuan
ilmu pengetahuan dan teknologi tampak intelektual, dan semakin besarnya tantangan
signifikan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan atau problema kehidupan yang harus direspon.
teknologi merupakan salah satu konsekuensi Akibatnya, bagi kalangan pelajar banyak
atau implikasi dari adanya perubahan zaman menimbulkan perkelahian yang sudah
yang pada abad 21 ini dapat dikatakan telah berkembang menjadi kebringasan bahkan
memasuki era globalisasi. Wacana criminal. Sedangkan dalam kalangan dewasa
globalisasi ditafsirkan sebagai konsep atau terasa semakin meningkatnya jalan pintas untuk
proses tanpa henti sehingga sebagai proses, memperoleh keuntungan yang segera dan
globalisasi bukan merupakan produk final, sementara serta memenangkan persaingan
melainkan tahapan-tahapan perkembangan dengan jalan tidak fair.
kebudayaan yang pada tingkat tertentu Problematika fenomena tersebut
dimensi kehidupan manusia, baik politik, menunjukkan bahwa perlu adanya balance
sosial budaya maupun ekonomi. atau keseimbangan antara nilai-nilai moral
Globalisasi melahirkan kemajuan ilmu atau ketaqwaan dan nilai-nilai ilmu
pengetahuan dan teknologi yang sedikit pengetahuan dan teknologi. Hal ini
banyak akan memberikan dampak baik merupakan salah satu bentuk filter untuk
positif maupun dampak negatif terhadap membendung dampak negatif dari kemajuan
lingkungan kehidupan masyarakat. Di iptek tersebut. Dengan begitu, kiranya perlu
samping dampak positif, kemajuan iptek ini adanya integrasi antara imtaq dan iptek
tidak sedikit menjadikan individu-individu sebagai salah satu bentuk model baru dalam
teralienasikan baik dari Tuhannya maupun pengembangan kurikulum pendidikan Islam.
lingkungan sosialnya. Hal ini disebabkan Problem-problem yang disebabkan oleh arus
oleh penyimpangan-penyimpangan atau kemajuan iptek tersebut akan tetap menjadi
penyalahgunaan iptek tersebut. problematika garda depan negeri ini.
Selain itu, globalisasi yang melahirkan Meskipun bukan merupakan kesalahan
kemajuan iptek tersebut juga menyebabkan langsung pendidikan, tetapi fenomena ini

Heru Setiawan/Integrasi Imtaq dan Imtek dalam Pengembangan Agama Islam


Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016
ISSN 2503-1481 59

layak dijadikan concern utama oleh dunia Dari beberapa definisi di atas, maka
pendidikan. Oleh karena itu, pendidikan harus dapat diambil pengertian bahwa yang
mampu menawarkan inovasi-inovasi baru dimaksud Pendidikan Agama Islam
khususnya dalam aspek kurikulum yang adalah suatu aktivitas atau usaha-usaha
merupakan salah satu hal penting dan utama tindakan dan bimbingan yang dilakukan
dalam mekanisme kerja operasional yang secara sadar dan sengaja serta terencana
menjadi acuan proses belajar mengajar dalam yang mengarah pada terbentuknya
lembaga pendidikan. kepribadian anak didik yang sesuai
Berdasarkan permasalahan di dengan norma-norma yang ditentukan
atas, maka penulis membahas dan oleh ajaran agama.
menguraikan mengenai integrasi imtaq Pengertian Sains (science) menurut
dan iptek sebagai salah satu model Agus S. diambil dari kata latin scientia
dalam pengembangan kurikulum yang arti harfiahnya adalah
pendidikan Islam. pengetahuan. Sund dan Trowbribge
merumuskan bahwa Sains merupakan
B. Hasil dan Pembahasan kumpulan pengetahuan dan proses.
Dalam Kamus Pelajar Sekolah Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan
Lanjutan Tingkat Pertama, kata bahwa Sains adalah kumpulan
integrasi memiliki pengertian pengetahuan dan cara-cara untuk
penyatuan hingga menjadi kesatuan yg mendapatkan dan mempergunakan
utuh atau bulat.1 pengetahuan itu. Sains merupakan
Pengertian pendidikan Islam produk dan proses yang tidak dapat
menurut Hasbullah merupakan dipisahkan. “Real Science is both
pewarisan dan perkembangan budaya product and process, inseparably
manusia yang bersumber dan Joint”.4
berpedoman ajaran Islam sebagai yang Sedangkan teknologi adalah
termaktub dalam AL-Qur’an dan aktivitas atau kajian yang menggunakan
Sunnah Rasul, yang dimaksudkan pengetahuan sains untuk tujuan praktis
adalah dalam rangka terbentuknya dalam industri, pertanian, perobatan,
kepribadian utama menurut ukuran- perdagangan dan lain-lain. Teknologi
ukuran Islam. Dengan demikian ciri juga dapat didefinisikan sebagai kaedah
yang membedakan antara pendidikan atau proses menangani suatu masalah
Islam dengan yang lain adalah pada teknis yang berasaskan kajian saintifik
penggunaan ajaran Islam sebagai termaju seperti menggunakan peralatan
pedoman dalam proses pewarisan dan elektronik, proses kimia, manufaktur,
pengembangan budaya umat manusia permesinan yang canggih dan lain-lain.5
tersebut.2 Sedangkan Haidar Putra Teknologi merupakan bagian dari sains
Daulay menyatakan bahwa hakikat yang berkembang secara mandiri,
pendidikan Islam adalah pembentukan menciptakan dunia tersendiri. Akan
manusia yang dicita-citakan, sehingga tetapi teknologi tidak mungkin
dengan demikian pendidikan Islam berkembang tanpa didasari sains yang
adalah proses pembentukan manusia ke kokoh. Maka sains dan teknologi
arah yang dicita-citakan Islam.3 menjadi satu kesatuan tak terpisahkan.
Integrasi sains dan teknologi dengan
1
Muslih Usa, Pendidikan Islam di Agama Islam dalam konteks sains
Indonesia Antara Cita dan Fakta modern bisa dikatakan sebagai
(Yogyakarta : Tiara Wacana, 1991), hlm.
4
104 L. O. Kattsoff. Pengantar Filsafat, (tjm).
2
Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan (Yogyakarta : Tiara Wacana. 1987) hlm
Islam di Indonesia, Pustaka 143.
5
Muhammadiyah, Jakarta, 1960, hlm. 237. Harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat
3
Ahmad Tafsir, Filsafat Umum Akal Dan Barat. (Yogyakarta : Kanisius. 1992), hlm.
Hati Sejak Thales Sampai Capra. 40

Heru Setiawan/Integrasi Imtaq dan Imtek dalam Pengembangan Agama Islam


Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016
ISSN 2503-1481 60

profesionalisme atau kompetensi dalam Kedua, globalisasi adalah era


satu keilmuan yang bersifat duniawi di kompetisi. Globalisasi membesarkan
bidang tertentu dibarengi atau dibangun tingkat kompetensi ekonomi politik
dengan pondasi kesadaran ketuhanan. antar bangsa baik hubungan antar
Kesadaran ketuhanan tersebut akan bangsa itu dilihat dari pendekatan
muncul dengan adanya pengetahuan struggle of power (konflik) atau
dasar tentang ilmu-ilmu Islam. Oleh pendekatan equiblirium (konsensus).
sebab itu, ilmu-ilmu Islam dan Globalisasi menurut Daniel Boorstin,
kepribadian merupakan dua aspek yang menjadikan dunia sebagai “rerublik
saling menopang satu sama lain dan teknologi”. Setiap negara kemudian
secara bersama-sama menjadi sebuah dituntut untuk melakukan akselerasi
fondasi bagi pengembangan sains dan yang tidak tanggung-tanggung dalam
teknologi. Bisa disimpulkan, integrasi industrialisasi serta penguasaan iptek.8
pendidikan agama dengan sains dan Ketiga, globalisasi berarti
teknologi berarti adanya penguasaan kenaikan intensitas saling lintas kultur,
sains dan teknologi dipadukan dengan norma sosial, kepentingan dan ideologi
ilmu-ilmu Islam dan kepribadian antar bangsa. Internet dan satelit-satelit
Islam.6 komunikasi, seperti palapa tidak hanya
Sebagaimana diketahui dunia saat semakin mengaburkan batas-batas,
ini terutama menjelang akhir abad 19, tetapi sekaligus melebur banyak negara
selama abad 20 dan menyongsong abad menjadi sebuah desa yang secara
21 telah terjadi perubahan era yang sosiologis sering disebut global village.
sering kali disebut sebagai era Akibatnya, setiap negara harus
globalisasi atau zaman modernisasi. menerima kenyataan bahwa tidak ada
Perubahan zaman ini diiringi dengan lagi borok-borok domestik yang dapat
berjalannya perkembangan atau disembunyikan dari pengamatan
kemajuan ilmu pengetahuan dan masyarakat internasional. Hal ini yang
teknologi (Iptek). Terdapat beberapa merupakan konsekuensi dari kemajuan
ciri globalisasi yang terkait erat dengan iptek, setiap bangsa dituntut memiliki
tuntutan-tuntutan baru bagi setiap kesiapan kultural untuk melakukan
negara di dunia, tidak terkecuali integrasi terhadap sistem internasional
Indonesia. Pertama, globalisasi ditandai tanpa terkaburkan identitas dan
oeh menguatnya “personal space”, di kesatuan nasionalnya. Hanya saja,
mana ruang kebebasan pribadi untuk globalisasi pada akhirnya membawa
mengekspresikan pendapat, jati diri, ekses transnasionalisasi sehingga tetap
dan kepribadian semakin menyempit mengancam ikatan kebangsaan atau
karena banyaknya pesan-pesan atau meminjam istilah Kenichi Ohmae,
tuntutan-tuntutan dari kehidupan “kematian negara-bangsa”.9
modern yang harus dilaksanakan. Dengan demikian, suksesnya
Akibatnya, beban moral semakin berat, perkembangan dan kemajuan iptek
seolah-olah tidak ada lagi kemerdekaan tidak selalu identik dengan keselamatan
pribadi untuk mengembangkan ide-ide atau kesejahteraan serta kebahagiaan.
aslinya. Di tambah lagi pergeseran Tidak sedikit kehancuran yang
nilai-nilai lama dijungkirbalikkan dan ditimbulkan akibat kemajuan iptek
diganti dengan nilai-nilai baru yang tersebut. Misalnya, pencemaran
materialistik.7 lingkungan dan dekadensi moral, antara
lain ditunjukkan oleh maraknya

6 8
Harun Hadiwijono. Sari Sejarah, hlm. 40 Mastuhu, Memberdayakan Sistem , Hlm.
7
Mastuhu, Memberdayakan Sistem 275
9
Pendidikan Islam, (Jakarta: PT Logos Mastuhu, Memberdayakan Sistem. Hlm
Wacana Ilmu, 1999), Hlm. 274 275

Heru Setiawan/Integrasi Imtaq dan Imtek dalam Pengembangan Agama Islam


Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016
ISSN 2503-1481 61

pelacuran, korupsi, kriminalitas dan lain ketentraman. Sikap terhadap Allah


sebagainya. harus diaktualisasikan dalam bentuk
Di samping itu, penyimpangan amal shaleh, yakni menjalin hubungan
atau penyalahgunaan iptek ini telah yang baik dengan Allah dan sesama
berkembang dari kemampuan makhluk-Nya. Aktualisasi dari iman
merekayasa benda mati, meningkat ke menentukan derajat dan tingkat
bio-teknologi untuk merekayasa ketaqwaan seseorang (prestasi iman).
tumbuh-tumbuhan dan binatang. Pengembangan dan peningkatan
Kemudian kemampuan ini membuka iman dapat dilakukan melalui
peluang untuk merekayasa manusia itu pendidikan dengan menawarkan dan
sendiri. Dewasa ini telah ditemukan membangun kembali konsep tauhid
hemoglobin baru untuk mengubah uluhiyah, rububiyah, mulkiyah, dan
hemoglobin mereka yang rusak atau rahmaniyah sebagai landasan filsafat
kurang. Hemoglobin baru ini cocok pendidikannya. Tauhid uluhiyah
untuk semua manusia, tetapi ia dibuat bertolak dari pandangan dasar bahwa
dan diolah dari darah babi. Demikian hanya Allahlah yang patut disembah.
pula dengan maraknya tentang isu Aktualisasi dari pandangan ini dalam
ditemukannya cloning manusia. proses pendidikan lebih banyak
Kemampuan iptek untuk merekayasa memberi kesempatan peserta didik
kehidupan tidak hanya terbatas pada untuk answer questions (mencari
merekayasa kehidupan yang sifatnya jawaban terhadap pertanyaan atau
fisik dengan bio-teknologinya, tetapi permasalahan), questioning answer
juga hal-hal yang sifatnya non-fisik (mempertanyakan jawaban-jawaban)
dalam tata kehidupan. Bahkan mampu dan questioning question (senantiasa
merekayasa masalah-masalah mempertanyakan atau mencari
keagamaan.10 permasalahan) tanpa dibebani oleh rasa
takut kepada guru untuk bertanya atau
Pengembangan Iman dan Taqwa menjawab pertanyaan secara kritis.
dalam Pendidikan Islam Dengan demikian proses pendidikan
Iman kepada Allah merupakan akan menghasilkan nilai-nilai positif
potensi rohani (fitrah, given) setiap yang berupa sikap rasional-kritis,
manusia. Iman pada tahap awal masih kreatif dan terbuka.11
berupa pengetahuan atau pengertian Tauhid rububiyah bertolak dari
tentang Allah yang bersifat awam pandangan dasar bahwa hanya Allah
sehingga tidak selalu menghasilkan yang menciptakan, mengatur dan
ketentraman atau kedamaian jiwa. memelihara alam seisinya. Alam ini
Karena itu iman perlu ditingkatkan dan diserahkan oleh Allah kepada manusia
dikembangkan agar tidak sekedar (sebagai khlaifah) untuk mengolahnya,
percaya terhadap keberadaan-Nya, sehingga manusia harus menggali dan
tetapi juga mencakup pengetahuan yang menemukan ayat-ayat-Nya (tanda-tanda
benar serta sikap seorang manusia keagungan dan kebesaran-Nya).
terhadap pencipta-Nya. Aktualisasi dari pandangan ini dalam
Peningkatan dan pengembangan proses pendidikan lebih banyak
iman dapat ditempuh melalui memberi kesempatan kepada peserta
pengasahan dan pengasuhan jiwa dan didik untuk mengadakan penelitian,
pikiran agar diarahkan untuk eksperimen dan sebagainya. Dengan
menemukan argumen-argumen baru demikian, proses pendidikan akan
yang menyangkut objek keimanan
hingga menemukan ketenangan dan
11
Muhaimin, Wacana Pengembangan
10
Mastuhu, Memberdayakan Sistem., Hlm. Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka
45 Pelajar, 2003), Hlm. 158

Heru Setiawan/Integrasi Imtaq dan Imtek dalam Pengembangan Agama Islam


Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016
ISSN 2503-1481 62

menghasilkan nilai-nilai positif berupa moral selalu cenderung memaksakana


sikap rasional empirik dan obyektif.12 nilai-nilai tersebut, meski terhadap
Tauhid mulkiyah bertolak dari argumentasi-argumentasi ilmiah.
pandangan dasar bahwa Allah Pemilik Namun, pada dasarnya
segalanya dan Yang Menguasai perkembangan ilmu tidak dapat
semuanya. Aktualisasi pandangan ini dilepaskan dari etika dan moral karena
dalam proses pendidikan adalah antara ilmu dan moral memiliki
terwujudnya kesadaran akan keterkaitan yang erat. Sikap ilmiah
penghayatan dan pengamalan terhadap terhadap penggunaan ilmu pengetahuan
nilai-nilai amanah dan tanggung jawab. memiliki asas moralitas sendiri. Dengan
Dengan demikian, proses pendidikan begitu, pandangan Galelio yang
akan menghasilkan nilai-nilai amanah menolak dogma agama bahwa
dan tanggung jawab.13 “matahari berputar mengelilingi bumi”,
Sedangkan tauhid rahmaniyah memiliki kekuatan ilmiah yang masih
bertolak dari pandangan dasar bahwa mengindahkan nilai moralitas, sebab
Allah Maha Rahman dan Rahim. ada pembuktian atas dogma yang tidak
Aktualisasi dari pandangan ini dalam sesuai dengan faktual. Sebaliknya pada
proses pendidikan adalah terwujudnya kasus cloning juga memiliki kekuatan
sikap penyayang dan sabar dalam ilmiah tetapi tidak dibarengi semangat
melakukan proses pembelajaran. Di moralitas yang memberi manfaat bagi
samping itu, dalam proses pendidikan manusia, yakni hanya akan
juga ditanamkan sifat dan sikap merendahkan martabat manusia itu
solidaritas terhadap sesama serta sendiri, karenanya layak dihentikan.
terhadap alam. Dengan demikian akan Hubungan integral ilmu dan moral ini
menghasilkan sikap solidaritas perlu dikembangkan menjadi jiwa bagi
kemanusiaan dan terhadap alam pelaksana pendidikan, khususnya dalam
sekitar.14 hal ini adalah pendidikan Islam.
Hubungan integral ini merupakan suatu
Relasitas Ilmu dan Moral bentuk upaya dalam mengembangkan
Wacana mengenai hubungan kurikulum pendidikan Islam.15
diametral antara moralitas dan sikap
ilmiah sebenarnya pernah menjadi topik Keselarasan IMTAQ dan IPTEK
yang diperselisihkan. Penyebabnya Perubahan lingkungan yang serba
karena masing-masing moral dan ilmu cepat dewasa ini sebagai dampak
termasuk ke dalam genus pengetahuan globalisasi dan perkembangan ilmu
yang mempunyai karakteristik pengetahuan dan teknologi (iptek),
tersendiri. Apabila hakikat moral adalah harus diakui telah memberikan
petunjuk-petunjuk tentang apa yang kemudahan terhadap berbagai aktifitas
seharusnya dilakukan oleh manusia, dan kebutuhan hidup manusia. Di sisi
maka ilmu memiliki sifat sebaliknya. lain, memunculkan kekhawatiran
Yakni, ia senantiasa berupaya terhadap perkembangan perilaku
mengungkapkan realitas sebagaimana khususnya para pelajar dan generasi
apa adanya. Verifikasi moral dan ilmu muda, dengan tumbuhnya budaya
demikian bisa membuat ilmu sebagai kehidupan baru yang cenderung
pengetahuan bebas nilai, lebih-lebih menjauh dari nilai-nilai spiritualitas.
yang bersifat dogmatis. Sedangkan Semuanya ini menuntut perhatian ekstra
orang tua serta pendidik khususnya
12
Muhaimin, Wacana Pengembangan. Hlm
158
13
Muhaimin, Wacana Pengembangan Hlm.
15
159 Malik Fadjar, Holistika Pemikiran
14
Muhaimin, Wacana Pengembangan,. Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo
Hlm 159 Persada, 2005), Hlm. 119

Heru Setiawan/Integrasi Imtaq dan Imtek dalam Pengembangan Agama Islam


Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016
ISSN 2503-1481 63

guru, yang kerap bersentuhan langsung serta memperburuk citra


dengan siswa. kepelajarannya.
Dari sisi positif, perkembangan Untuk itu, komponen penting yang
iptek telah memunculkan kesadaran terlibat dalam pembinaan keimanan dan
yang kuat pada sebagian pelajar akan ketakwaan (imtak) serta akhlak siswa di
pentingnya memiliki keahlian dan sekolah adalah guru. Kendati faktor lain
keterampilan. Utamanya untuk ikut mempengaruhi, tetapi dalam
menyongsong kehidupan masa depan pembinaan siswa harus diakui guru
yang lebih baik, dalam rangka mengisi faktor paling dominan. Ia ujung tombak
era milenium ketiga yang disebut dan garda terdepan, yang memberi
sebagai era informasi dan era bio- pengaruh kuat pada pembentukan
teknologi. Hal ini sekurang-kurangnya karakter siswa. Guru menjadi salah satu
telah memunculkan sikap optimis, sandaran harapan akan tercapainya
generasi pelajar umumya telah memiliki tujuan pendidikan nasional. Hal ini
kesiapan dalam menghadapi perubahan sebagaimana termaktub dalam Pasal 3
tersebut. Undang-undang No. 20 tahun 2003,
Don Tapscott, dalam bukunya tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Growing up Digital (1999), telah Dalam UU tersebut pada pokoknya
melakukan survei terhadap para remaja menyatakan, para peserta didik atau
di berbagai negara. Ia menyimpulkan, pelajar disiapkan agar menjadi manusia
ada sepuluh ciri dari generasi 0 (zero), beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
yang akan mengisi masa tersebut. Ciri- Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
ciri itu, para remaja umumnya memiliki sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri.
pengetahuan memadai dan akses yang Sekaligus menjadi warga negara yang
tak terbatas. Bergaul sangat intensif demokratis dan bertanggung jawab.16
lewat internet, cenderung inklusif, Tujuan pendidikan sebenarnya
bebas berekspresi, hidup didasarkan mengisyaratkan, proses dan hasil harus
pada perkembangan teknologi, sehingga mempertimbangkan keseimbangan dan
inovatif, bersikap lebih dewasa, keserasian aspek pengembangan
investigative arahnya pada how use intelektual dan aspek spiritual (rohani),
something as good as possible bukan tanpa memisahkan keduanya secara
how does it work. Mereka pemikir cepat dikotomis. Namun praktiknya, aspek
(fast thinker), peka dan kritis terutama spiritual seringkali hanya bertumpu
pada informasi palsu. pada peran guru agama. Ini dirasakan
Sikap optimis terhadap keadaan cukup berat, sehingga pengembangan
sebagian pelajar ini tentu harus kedua aspek itu tidak berproses secara
diimbangi dengan memberikan simultan. Upaya melibatkan semua
pemahaman, arti penting guru mata ajar agar menyisipkan unsur
mengembangkan aspek spiritual keimanan dan ketakwaan (imtak) pada
keagamaan dan aspek pengendalian setiap pokok bahasan yang diajarkan,
emosional. Sehingga tercapai sesungguhnya telah digagas oleh pihak
keselarasan pemenuhan kebutuhan otak Departeman Pendidikan Nasional
dan hati (kolbu). Penanaman kesadaran maupun Departemen Agama.
pentingnya nilai-nilai agama memberi
jaminan kepada siswa akan Model Integrasi Imtaq dan Iptek
kebahagiaan dan keselamatan hidup, Untuk membangun pendidikan
bukan saja selama di dunia tapi juga yang mampu melahirkan sumber daya
kelak di akhirat. Jika hal itu dilakukan, manusia seutuhnya yang berkwalitas,
tidak menutup kemungkinan para siswa
akan terhindar dari kemungkinan
melakukan perilaku menyimpang, yang 16
Muhamaimin, Suti’ah, Nur Ali,
justru akan merugikan masa depannya Paradigma Pemdidikan Islam, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2004), Hlm. 78

Heru Setiawan/Integrasi Imtaq dan Imtek dalam Pengembangan Agama Islam


Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016
ISSN 2503-1481 64

baik material maupun spiritual 1. Keterpaduan Tujuan dan Jenjang


diperlukan sistem pendidikan yang Pendidikan
integral dan berorientasi pada aspek Tujuan pendidikan Islam adalah
teo-ontroposentris secara dinamis dan membina manusia agar mampu
juga berorientasi pada pengembangan menjalankan fungsinya sebagai abid
seluruh potensi dan dimensi peserta Allah dan khalifah dengan
didik secara proporsional. menggunakan unsur-unsur yang telah
Implementasi pandangan tersebut dimilikinya yaitu jasmani, akal dan
menunjukkan bahwa pendidikan jiwa. Pembinaan akal akan
integral atau terpadu dikembangkan menghasilkan ilmu, sedangkan
melalui pilar-pilar fitrah manusia yang pembinaan jasmani akan menghasilkan
didasari oleh ruh ilahiyah. Sasaran yang keterampilan dan pembinaan jiwa
dituju bukan berdimensi tunggal-pasial, menghasilkan akhlak (moral) yang
tetapi multi dimensi secara integral baik dilakukan secara integral. Dengan
ranah kognitif, afektif maupun demikian, tercipta makhluk dwi-
psikomotorik peserta didik. Artinya dimensi dalam satu keseimbangan ilmu,
pendidikan integral ini yang amal dan iman.18
dikembangkan dalam Islam bukan Dalam pelaksanaan pendidikan
proses pendidikan searah, tetapi proses Islam, bila dicermati seluruh model
pendidikan multi-dimensi untuk pendidikan Islam, baik pesantren,
kehidupan dunia dan akhirat, yaitu madrasah, sekolah Islam tujuan
proses pengembangan jasmani, rohani, utamanya adalah membentuk pribadi
intelektual, akhlak dan sosial. muslim yang bertaqwa, berakhlak
Pendidikan Islam terpadu memandang mulia, berilmu, cerdas, terampil,
manusia dari prinsip ketauhidan kepada memiliki etos kerja yang tinggi untuk
Allah dan memandang alam semesta bekerja dalam masyarakat.19 Tujuan
sebagai suatu sistem terpadu dan tersebut berlaku untuk semua jenis dan
berkesinambungan dengan dimensi jenjang pendidikan.
fisiologis dan psikis manusia. Dengan Dalam pendidikan yang integral atau
sistem ini, pendidikan akan mampu terpadu rumusan tujuan didasarkan
mengarahkan manusia untuk tidak pada keterpaduan beberapa aspek,
berbuat mafsadah, karena dinamika yaitu:
intelektuanya yang kosong dari nilai- a. Tujuan hidup manusia
nilai agama.17 b. Memperhatikan sifat-sifat dasar
Untuk menciptakan sistem (fitrah) manusia baik jasmani,
pendidikan integratif yang mampu rohani, akal dan kebutuhan
mengakomodir seluruh potensi peserta individu
didik dengan utuh, sehingga c. Memperhatikan tuntutan social
menghasilkan manusia paripurna (insan masyarakat baik berupa
kamil), maka perlu adanya keterpaduan pelestarian budaya, maupun
yang harmonis dalam semua komponen kebutuhan hidupnya dalam
pendidikannya yang dilakukan secara menghadapi perkembangan dan
integral atau terpadu. Adapun elemen- tuntutan zaman.
elemen yang harus dipadukan dalam Rumusan tujuan ini perlu
sistem pendidikan ini adalah sebagai dijabarkan lagi secara rinci sesuai
berikut: dengan kebutuhan lembaga pendidikan

18
Quraish Syihab, Membumikan Al-Qur’an,
(Bandung: Mizan, 2002), Hlm. 173
17 19
Zainuddin, Paradigma Pendidikan Abdul Munir Mulkan, Nalar Spiritual
Terpadu, Menyiapkan Generasi Ulul Albab, Pendidikan Solusi Filosofis Pendidikan
(Malang: UIN-Malang press, 2008), Hlm. Islam, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2002),
173 Hlm. 189

Heru Setiawan/Integrasi Imtaq dan Imtek dalam Pengembangan Agama Islam


Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016
ISSN 2503-1481 65

dan kultur lingkungannya. Tujuan itu pertama, ‘al-Ulum al-Naqliyah, yaitu


memadukan secara komprehensif, ilmu-ilmu yang disampaikan melalui
mencakup semua aspek, nilai dasar, wahyu, tetapi melibatkan akal, yakni
kecerdasan, kedewasaan dan ilmu-ilmu agama. Menurut Al-Ghazali
kematangan kepribadian, baik secara disebut fardhu ‘ain. Kedua, ‘al-Ulum
normatif dan fungsional yang al-Aqliyah, yaitu ilmu-ilmu intelektual
diorientasikan untuk mencapai yang diperoleh sepenuhnya melalui
kesejahteraan hidup di dunia dan penggunaan akal (rasio) dan
akhirat. pengalaman empiris yang disebut
Dari tujuan tersebut, kemudian sains.21
dirumuskan pada tahapan-tahapan Klasifikasi ilmu tersebut
jenjang pendidikan yang ada sesuai menurut Azra bukan untuk
dengan tingkat pertumbuhan dan mendikotomikan antara
perkembangan berfikir, bersikap dan keduanya, tetapi hanya klasifikasi
bertindak serta potensi yang dimiliki yang menunjukkan komplitnya
peserta didik, dari tingkat pendidikan ilmu yang berkembang dalam
dasar, menengah sampai pendidikan Islam. Hanya saja sebagai
tinggi.20 Dengan demikian, dalam Muslim prioritas pertama ialah
pendidikan integral ini tidak harus menguasai ilmu-ilmu
mempertentangkan jenis, bentuk, agama terlebih dahulu, terutama
jenjang dan tujuannya sehingga yang berkaitan langsung dengan
merupakan pendidikan berkelanjutan ibadah dan akidah.
dan saling mengisi sebagai suatu Kedua ilmu agama dan
sintesa konvergensi. ilmu umum ini dipandang sebagai
suatu kesatuan yang terpadu yang
2. Keterpaduan Keilmuan harus dikuasai oleh setiap muslim
Persoalan klasik dalam pendidikan untuk meningkatkan daya saing.
Islam yang masih melekat sampai Oleh karena itu, lembaga
sekarang adalah masalah dikotomi pendidikan Islam dalam
keilmuan. Pemisahan antara ilmu menghadapi persaingan global
agama dan ilmu umum menyebabkan harus melakukan perimbangan
peserta didik mempunyai kepribadian pengusaan sains dan teknologi
ganda. Pemilahan ilmu agama dan dengan keimanan dan ketakwaan
ilmu umum ini sangat bertentangan yang dipadukan dengan proporsi
dengan ajaran Islam yang universal yang seimbang agar tidak
dan integral, karena semua cabang ketinggalan zaman.
ilmu dalam Islam bersumber dari satu 3. Keterpaduan Kurikulum
yaitu Allah. Walaupun dalam Islam Pendidikan
ada suatu hirarki ilmu, namun hirarki Untuk optimalisasi keterpaduan
ini pada akhirnya bermuara pada ilmu tersebut di atas, dalam
pengetahuan tentang “Yang Maha pendidikan Islam terpadu
Tunggal” sebagai substansi segenap diperlukan model kurikulum
ilmu. integral yang mampu
Para ilmuwan muslim memformulasikan semua
mengklasifikasikan semua cabang tindakan edukatif dalam suasana
ilmu kepada dua bagian, yaitu: dinamis, bersifat fleksibel,
terbuka serta menstimulus fitrah
20
Fathur Rahman, Pengembangan Sistem peserta didik secara optimal.
Pondok Pesantren sebagai Sistem
Pendidkan Terpadu” dalam Ahmad Tafsir,
21
Cakrawala Pemikiran Pendidikan Islam, Azyumardi Azta, Pendidikan Islam
(Bandung: Mimbar Pustaka, 2004), Hlm. Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium
221. Baru, (Jakarta: Logos, 2000), Hlm. xii

Heru Setiawan/Integrasi Imtaq dan Imtek dalam Pengembangan Agama Islam


Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016
ISSN 2503-1481 66

Materi kurikulum harus mampu pelajaran umum merumuskan dan


menyentuh semua fitrah siswa, menyusun desain pembelajaran secara
baik fitrah ruhani, akal dan detail dalam bentuk silabi dan buku
perasaan sehingga memberi corak ajar.
dan mewarnai segala aktivitas Kegiatan belajar mengajar juga harus
kehidupannya di muka bumi baik memadukan secara utuh antara ranah
sebagai abid maupun khalifah. kognitif, afeiktif dan psikomotorik
Integrasi ilmu agama dan ilmu dalam seluruh aktivitas belajar.
umum dalam kurikulum dapat Kegiatan belajar harus menstimulasi
dilakukan secara kuantitatif dan ketiga ranah tersebut dengan berbagai
kualitatif. Secara kuantitatif, pendekatan dan metode yang terpadu.
artinya porsi pendidikan umum Penggunaan pendekatan tidak terpaku
dan pendidikan agama diberikan pada satu bentuk saja, tetapi senantiasa
secara seimbang, sedangkan dikembangkan dan dimodifikasi sesuai
secara kualitatif, menjadikan dengan kebutuhan. Belajar bukan saja
pendidikan umum diperkaya pembahasan konsep dan teori, tetapi
dengan nilai-nilai agama dan harus mengarahkan siswa pada dunia
pendidikan agama diperkaya aplikasinya. Pendekatan langsung pada
dengan muatan yang ada dalam praktik yang memberikan pengalaman
pendidikan umum. Nilai agama nyata akan menumbuhkan semangat
memberikan makna dan semangat dan motivasi belajar yang tinggi pada
(ruh) terhadap program peserta didik.23
pendidikan umum. Dengan Penggunaan metode tersebut, harus
pemaduan ini dalam kegiatan didasarkan pada basis berpusat pada
belajar mengajar diharapkan siswa (student center). Posisi guru lebih
peserta didik dapat memahami berfungsi sebagai fasilitator dan
esensi ilmu secara utuh, motivator serta merangsang siswa untuk
mengetahui tujuan dan maslahat aktif terlibat dalam setiap aktivitas
serta mengamalkan ilmu belajar.
pengetahuan yang berdasarkan Berdasarkan kajian teori tersebut,
keimanan. maka penulis dapat memberikan sedikit
Bentuk kurikulum terpadu ini dapat hipotesa mengenai dampak kemajuan
mengacu dari konsep kurikulum yang iptek yang menuntut akan adanya
oleh para ahli disebut “integrated model baru dan inovatif khususnya
curriculum” yang dapat dilakukan dalam pendidikan Islam sebagai bentuk
dengan bentuk: 1) keterpaduan dalam respon dan menjadi filter terhadap
satu disiplin ilmu, 2) keterpaduan lintas pengaruh-pengaruh negatif iptek
bidang studi, dan 3) keterpaduan dalam tersebut, sehingga menghasilkan model
dan lintas siswa.22 integrasi imtaq dan iptek sebagai model
Pemaduan iptek dan imtaq tersebut pengembangan kurikulum pendidikan
dapat dibangun melalui pelajaran agama Islam.
yang dihubungkan dengan mata Hampir menjadi pengetahuan umum
pelajaran umum. Nilai-nilai agama (common sense) bahwa dasar dari
dijadikan sebagai guidance dan sumber peradaban modern adalah ilmu
inspirasi dan konsultasi bagi pengetahuan dan teknologi (Iptek).
pengembangan mata pelajaran umum. Iptek merupakan dasar dan pondasi
Adapun dalam pembelajarannya bisa yang menjadi penyangga bangunan
dilakukan dengan kajian interdisipliner peradaban modern barat sekarang ini.
melalui team teaching, yaitu guru Masa depan suatu bangsa akan banyak

22 23
Zainuddin, Paradigma Pendidikan Hlm. Zainuddin, Paradigma Pendidikan, Hlm.
57 58

Heru Setiawan/Integrasi Imtaq dan Imtek dalam Pengembangan Agama Islam


Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016
ISSN 2503-1481 67

ditentukan oleh tingkat penguasaan dalam praktiknya, target kurikulum


bangsa itu terhadap Iptek. Suatu yang menjadi beban setiap guru yang
masyarakat atau bangsa tidak akan harus tuntas serta pemahaman yang
memiliki keunggulan dan kemampuan berbeda dalam menyikapi muatan-
daya saing yang tinggi, bila ia tidak muatan imtaq yang harus disampaikan,
mengambil dan mengembangkan Iptek. menyebabkan keinginan menyisipkan
Bisa dimengerti bila setiap bangsa di unsur imtaq menjadi terabaikan.
muka bumi sekarang ini, berlomba- Memang tidak ada sanksi apapun jika
lomba serta bersaing secara ketat dalam seorang guru selain guru agama tidak
penguasaan dan pengembangan iptek. menyisipkan unsur imtaq pada
Diakui bahwa iptek, disatu sisi telah pelajaran yang menjadi tanggung
memberikan “berkah” dan anugrah jawabnya. Pada umumnya mereka takut
yang luar biasa bagi kehidupan umat salah jika berbicara masalah agama,
manusia. Namun di sisi lain, iptek telah mereka mencari aman hanya
mendatangkan “petaka” yang pada mengajarkan apa yang menjadi
gilirannya mengancam nilai-nilai tanggung jawabnya. Namun, pada
kemanusiaan. Kemajuan dalam bidang dasarnya ia bukan sekadar tanggung
iptek telah menimbulkan perubahan jawab guru agama, tetapi tanggung
sangat cepat dalam kehidupan uamt jawab semuanya. Dalam kacamata
manusia. Perubahan ini, selain sangat Islam, kewajiban menyampaikan
cepat memiliki daya jangkau yang amat kebenaran agama kewajiban setiap
luas. Hampir tidak ada segi-segi muslim yang mengaku beriman kepada
kehidupan yang tidak tersentuh oleh Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa.
perubahan. Perubahan ini pada
kenyataannya telah menimbulkan C. Kesimpulan
pergeseran nilai nilai dalam kehidupan Integrasi sains dan teknologi
umat manusia, termasuk di dalamnya dengan Islam dalam konteks sains
nilai-nilai agama, moral, dan modern bisa dikatakan sebagai
kemanusiaan. profesionalisme atau kompetensi dalam
Di samping itu, juga tidak satu keilmuan yang bersifat duniawi di
jarang yang telah melakukan bidang tertentu dibarengi atau dibangun
penyimpangan-penyimpangan terhadap dengan pondasi kesadaran ketuhanan.
iptek atau penyalahgunaan iptek yang Kesadaran ketuhanan tersebut akan
menyebabkan kerusakan-kerusakan dari muncul dengan adanya pengetahuan
aspek moral. Oleh karena itu, banyak dasar tentang ilmu-ilmu Islam. Oleh
pihak mulai menyerukan perlunya sebab itu, ilmu-ilmu Islam dan
integrasi ilmu dan agama, iptek dan kepribadian merupakan dua aspek yang
imtaq. saling menopang satu sama lain dan
Model integrasi ini yang juga secara bersama-sama menjadi sebuah
menjadi salah satu trobosan baru dalam fondasi bagi pengembangan sains dan
pengembangan kurikulum pendidikan teknologi. Bisa disimpulkan, integrasi
Islam. Integrasi imtaq dan iptek bisa ilmu berarti adanya penguasaan sains
diaplikasikan dalam bentuk dan teknologi dipadukan dengan ilmu-
keterpaduan dalam setiap komponen ilmu Islam dan kepribadian Islam.
pendidikan baik keterpaduan dalam
tujuan dan jenjang pendidikan, Dengan integrasi pendidikan agama
keterpaduan keilmuan maupun Islam dengan sains dan teknologi
kurikulum pendidikan. diharapkan pembelajaran yang
Survei membuktikan, dilaksanakan menjadi lebih bermakna
mengintegrasikan unsur ‘imtaq’ pada dan mudah dipahami. Sehingga tujuan
mata ajar selain pendidikan agama pendidikan agama Islam dalam
adalah sesuatu yang mungkin. Namun mengarahkan peserta didik untuk

Heru Setiawan/Integrasi Imtaq dan Imtek dalam Pengembangan Agama Islam


Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016
ISSN 2503-1481 68

mengenal, memahami, menghayati, ilmu dan teknologi yang dimaksud. Al


hingga mengimani, bertaqwa, dan Qur’an juga mendorong umat Islam
berakhlak mulia dalam mengamalkan untuk belajar, mengkaji dan
ajaran agama Islam dari sumber menganalisa alam ciptaan Allah ini.
utamanya yaitu kitab suci Al-Quran dan
Al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan
pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman dapat terlaksana.
Selain memberi panduan hidup
kepada manusia agar menjadi manusia
yang bertaqwa yang dapat selamat dan
menyelamatkan, Al-Qur’an banyak
terkandung informasi-informasi ilmiah.
Walaupun Al-Qur’an bukan merupakan
kitab sains dan teknologi, ia banyak
memuat informasi sains dan teknologi,
tapi ia hanya menyatakan bagian-bagian
asas yang sangat penting saja dari ilmu-
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Munir Mulkan. 2002. Nalar Spiritual Pendidikan Solusi Filosofis Pendidikan
Islam. Yogyakarta: Tiara Wacana

Azyumardi Azta. 2000. Pendidikan Islam Tradisi dan Modernisasi Menuju Milenium
Baru. Jakarta: Logos

Fathur Rahman. 2004. Pengembangan Sistem Pondok Pesantren sebagai Sistem


Pendidkan Terpadu” dalam Ahmad Tafsir, Cakrawala Pemikiran Pendidikan
Islam. Bandung: Mimbar Pustaka

Harun Hadiwijono. Sari Sejarah Filsafat Barat. Yogyakarta : Kanisius. 1992

L. O. Kattsoff. Pengantar Filsafat, (tjm). (Yogyakarta : Tiara Wacana. 1987

Malik Fadjar. 2005. Holistika Pemikiran Pendidikan. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Mahmud Yunus, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Pustaka Muhammadiyah,


Jakarta, 1960

Mastuhu. 1999. Memberdayakan Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: PT Logos Wacana


Ilmu

Muhaimin. 2003. Wacana Pengembangan Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Muhamaimin, Suti’ah, Nur Ali. 2004. Paradigma Pemdidikan Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Muslih Usa, Pendidikan Islam di Indonesia Antara Cita dan Fakta, Yogyakarta : Tiara
Wacana, 1991

Quraish Syihab. 2002. Membumikan Al-Qur’an. Bandung: Mizan

Heru Setiawan/Integrasi Imtaq dan Imtek dalam Pengembangan Agama Islam


Nidhomul Haq Vol 1 No: 2 September 2016
ISSN 2503-1481 69

Zainuddin. 2008. Paradigma Pendidikan Terpadu, Menyiapkan Generasi Ulul Albab.


Malang: UIN-Malang press

Heru Setiawan/Integrasi Imtaq dan Imtek dalam Pengembangan Agama Islam

Anda mungkin juga menyukai