Pendahuluan
Pendidikan sebagai suatu kegiatan yang didalamnya melibatkan banyak orang, diantaranya peserta didik,
pendidik administror, masyarakat dan orang tua peserta didik. Oleh karena itu agar tujuan pendidikan dapat tercapai
secara efektif dan efisien maka setiap orang yang terlibat dalam pendidikan tersebut seyogyanya dapat memahami
tentang perilaku individu sekaligus menunjukkan perilaku secara efektif. Perilaku individu dipelajari dalam suatu ilmu
yang disebut sebagai psikologi.
Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa, dan “logos” yang artinya ilmu pengetahuan.
Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya Ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai
macam-macam gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya. Proses belajar merupakan orientasi teknologi
pendidikan. aplikasi pengembangan teknologi pendidikan dalam proses belajar sangat dipengaruhi oleh ilmu
perilaku(teori psikologi) adapun yang menjadi landasan teori psikologi antara lain psikologi perkembangan, psikologi
pendidikan dan psikologi sosial yang berkaitan erat dalam proses pengembangan teknologi pendidikan. . Oleh
karena itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai definisi landasan teori psikologi sosial dan bagaimana aplikasi
teori psikologi sosial dalam teknologi pendidikan.
Keberhasilan pendidik dalam melaksanakan berbagai peranannya antara lain akan dipengaruhi oleh
pemahamannya tentang perkembangan peserta didik. Oleh karena itu agar sukses dalam mendidik, kita perlu
memahami perkembangan, sebab hal ini membantu kita dalam memahami tingkah laku. Tingkah laku siswa sendiri
dipelajari dalam suatu ilmu yang disebut sebagai psikologi. Psikologi adalah ilmu yang mempelajari jiwa
manusia. Psikologi memberikan wawasan bagaimana memahami perilaku individu dalam proses pendidikan.
Terutama dizaman kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini. Para ahli berusaha untuk meningkatkan
mengajar itu menjadi suatu ilmu. Teknologi pendidikan memberikan pendekatan sistematis dan kritis tentang proses
pembelajaran.
Di zaman kemajuan ilmu pengatahuan dan teknologi sekarang ini, para ahli berusaha untuk meningkatkan
mengajar itu menjadi suatu ilmu atau science. Dengan metode mengajar yang ilmiah, diharapkan proses belajar
mengajar itu lebih terjamin keberhasilannya. Inilah yang sedang diusahakan oleh teknologi pendidikan. Teknologi
pendidikan memberikan pendekatan yang sistematis dan kritis tentang proses belajar mengajar. Teknologi
pendidikan memandangnya sebagai suatu masalah yang harus dihadapi secara rasional dengan menerapkan
metode pemecahan masalah. Di samping itu perkembangan teknologi pendidikan didukung oleh perkembangan
yang pesat dalam media komunikasi seperti radio, televisi, video, CCTV, computer, internet dan lain-lain yang dapat
dimanfaatkan bagi tujuan instruksional.
Dengan mamahami landasan psikologis dalam teknologi pendidikan, guru akan memilki pegangan yang
lebih mantap dan pedoman yang lebih dapat dipercaya untuk memberi pengajaran yang efektif. Sikap ilmiah
terhadap proses belajar mengajar akan memberi sikap yang lebih kritis terhadap cara mengajar dan mendorong
untuk mencari cara yang lebih menjamin keberhasilannya. Dengan mendalami teknologi pendidikan, guru dapat
meningkatkan profesinya sebagai guru dan meningkatkan keguruan menjadi suatu profesi dalam arti yang
sebenarnya. Setelah mendalami diharapkan guru mampu menerapkannya dalam pembelajaran karena memiliki nilai
yang sangat penting dalam upaya peningkatan mutu pendidikan.
Hakekat Psikologi
Psikologi berasal dari kata Yunani “psyche” yang artinya jiwa. Logos berarti ilmu pengetahuan. Jadi secara
etimologi psikologi berarti : “ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai gejalanya, prosesnya maupun latar
belakangnya”. Namun pengertian antara ilmu jiwa dan psikologi sebenarnya berbeda atau tidak sama (menurut
Gerungan dalam Khodijah : 2006) karena :
¨ Ilmu jiwa adalah : ilmu jiwa secara luas termasuk khalayan dan spekulasi tentang jiwa itu.
¨ Ilmu psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai jiwa yang diperoleh secara sistematis dengan metode-metode ilmiah
Beberapa definisi tentang psikologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain :
1. Willhelm Wundt (dalam Khodijah, 2006) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang kesadaran manusia (the
science of human consciouness). Definisi ini sangat membatasi tentang garapan psikologi karena tidur dan mimpi
dianggap bukan sebagai kajian psikologi.
2. Woodworth dan Marquis (dalam Khodijah, 2006) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang aktivitas-aktivitas
individu mencakup aktivitas motorik, kognitif, maupun emosional.
3. Branca (dalam Khodijah, 2006) dalam bukunya yang berjudul Psychology The Science of Behavior, mendefinisikan
psikologi sebagai ilmu tentang perilaku.
4. Sartain dkk (dalam Khodijah, 2006) menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu tentang perilaku manusia.
5. Knight dan Knight (dalam Khodijah, 2006) menyatakan bahwa psikologi dapat didefinisikan sebagai suatu study
sistematis tentang pengalaman dan perilaku manusia dan hewan, normal dan abnormal, individu dan social.
6. Morgan dkk (dalam Khodijah, 2006) menyatakan bahwa psikologi adalah ilmu tentang perilaku manusia dan hewan,
namun penerapan ilmu tersebut pada manusia (the science of human and animal behavior; it includes the application
of this science to human problems).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu yang memepelajari gejala kejiwaan yang
ditampakkan dalam bentuk perilaku baik manusia ataupun hewan yang pemanfaatannya untuk kepentingan manusia
ataupun aktivitas-aktivitas individu baik yang disadari ataupun yang tidak disadari yang diperoleh melalui suatu
proses atau langkah-langkah ilmiah tertentu.
Beberapa teori dalam psikologi yang berhubungan dengan pengembangan teknologi pendidikan.
Aplikasi psikologi pendidikan dalam teknologi pendidikan adalah yang menyangkut dengan aspek-aspek
perilaku dalam ruang lingkup belajar mengajar. Secara psikologis, manusia adalah mahluk individual namun juga
sebagai makhluk social dengan kata lain manusia itu sebagai makhluk yang unik. Maka dari itu kajian teori dalam
psikologi dalam Teknologi pendidikan seharusnya memperhatikan keunikan yang dimiliki oleh setiap individu baik
ditinjau dari segi tingkat kecerdasan, kemampuan, sikap, motivasi, perasaan serta karakteristik-karakteristik individu
lainnya. Dan strategi belajar seperti itu terdapat dalam kajian ilmu Teknologi Pendidikan.
Dengan memahami psikologi pendidikan, seorang guru melalui pertimbangan – pertimbangan psikologisnya
diharapkan dapat:
a. Merumuskan tujuan pembelajaran secara tepat
b. Memilih strategi atau metode pembelajaran yang sesuai.
c. Memberikan bimbingan atau bahkan memberikan konseling.
d. Memfasilitasi dan memotivasi belajar peserta didik.
e. Menciptakan iklim belajar yang kondusif.
f. Berinteraksi secara tepat dengan siswanya.
g. Menilai hasil pembelajaran yang adil.
Pembelajaran pada hakekatnya mempersiapkan peserta didik untuk dapat menampilkan tingkah laku hasil
belajar dalam kondisi yang nyata, atau untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya. Untuk itu,
pengembang program pembelajaran selalu menggunakan teknik analisis kebutuhan belajar untuk memperoleh
informasi mengenai kemampuan yang diperlukan peserta didik. Bahkan setelah peserta didik menyelesaikan
kegiatan belajar selalu dilakukan analisis umpan balik untuk melihat kesesuaian hasil belajar dengan kebutuhan
belajar.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengaplikasian teori psikologi (baik psikologi pendidikan maupun psikologi
belajar) terhadap teknologi pendidikan sangat erat karena dalam membuat strategi belajar dan untuk mengetahui
teknik belajar yang baik maka terlabih dahulu kita sebagai guru harus mengerti ilmu jiwa atau ilmu perilaku.
Menurut Lumsdaine (dalam Miarso 2009), ilmu perilaku merupakan ilmu yang utama dalam perkembangan
teknologi pendidikan terutama ilmu tentang psikologi belajar, sedangkan menurut Deterline (dalam miarso 2009)
berpendapat bahwa teknologi pembelajaran merupakan pengembangan ataupun aplikasi dari teknologi perilaku yang
digunakan untuk menghasilkan suatu perubahan perilaku tertentu dari pebelajar secara sitematis guna pencapaian
ketuntasan hasil belajar itu sendiri. Sedangkan Harless (1968) menyebutnya dengan “front-end analysis”, sedangkan
Mager dan Pape (1970) menyebutnya “performance problem analysis”. Dan Romizwoski (1986) mengistilahkan
kegitan tersebut sebagai “performance technology”.
Belajar berkaitan dengan perkembangan psikologis peserta didik, pengalaman yang perlu diperoleh,
kemampuan yang harus dipelajari, cara atau teknik belajar, lingkungan yang perlu menciptakan kondisi yang
kondusif, sarana dan fasilitas yang mendukung, dan berbagai faktor eksternal lainnya. Untuk itu, Malcolm Warren
(1978) mengungkapkan bahwa diperlukan teknologi untuk mengelola secara efektif pengorganisasian berbagai
sumber manusiawi. Romizowski (1986) menyebutnya dengan “Human resources management
technology”. Penanganan berbagai pihak yang diperlukan dan memiliki perhatian terhadap pengembangan program
belajar dan penyelenggaraan kegiatan pembelajaran memerlukan satu teknik tertentu yang dapat mengkoordinir dan
mengakomodasikannya sesuai dengan potensi dan keahlian masing-masing.
Kajian ahli-ahli psikologi dan sosial psikologi dalam pendidikan berlangsung selama masa dan pasca
perang dunia ke II, terutama menjadi fokus kajian di lingkungan pengajaran militer (Lange, 1969). Hasil kajiannya
membawa pengaruh terhadap penyelenggaraan pembelajaran, terutama dalam menetapkan tujuan pengajaran,
memahami peserta didik, pemilihan metode mengajar, pemilihan sumber belajar, dan penilaian.
Kemudian berkembang beberapa kajian yang berkaitan dengan hubungan antara media audiovisual dengan
pembelajaran yang difokuskan pada persepsi peserta didik, penyajian pesan, dan pengembangan model
pembelajaran. Studi masa itu kebanyakan diwarnai oleh aliran psikologi behavior, sebagai contoh operant behavioral
conditioning yang ditemukan BF Skinner (1953). Teori belajar dan psikologi behavior ini mempengaruhi teknologi
pendidikan pada masa itu dalam tiga hal, yaitu:
1. pengembangan dan penggunaan teaching machine dan program pembelajaran;
2. spesifikasi tujuan pendidikan ke arah behavioral objectives; dan
3. pencocokan konsep operant conditioning dengan konsep model komunikasi (Ely, 1963).
Dalam dunia pendidikan begitu banyak teori tingkah laku diantaranya yang sangat dikenal adalah
teori “Classical Conditioning” dari Ivan Pavlov, “Connectionism: dari E. L. Thorndike, “Hypothetic Deductive” dari
Clark L. Hull dan “Operant Conditioning” dari BF. Skinner
Daftar Pustaka
Baharuddin, 2006. Pendidikan dan Psikologi Perkembangan. Jakarta: Ar-Russ
media.
Djaali, 2011. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Dirgagunarsa, Singgih, 1983. Pengantar Psikologi. Jakarta : Mutiara
Khadijah, Nyayu, 2009. Psikologi Pendidikan. Palembang: Grafika Telindo Press.
Miarso, Yusufhadi, 2009. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan.Jakarta : Kencana
Pidarta, Made, 2007. Landasan Kependidikan, Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia, Jakarta, Rieneka Cipta
Indonesia.
Purwanto, M.Ngalim, 1983. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remadja Karya CV.
Prawiradilaga, Dewi Salma dan Eveline Siregar. 2008. Mozaik Teknologi Pendidikan.Jakarta : Kencana
Poskan Komentar
► 2014 (8)
▼ 2013 (31)
o ▼ Desember (19)
ANALISIS PERENCANAAN STRATEGIS (PERENCANAAN PENDID...