Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan merupakan suatu proses generasi muda untuk dapat menjalankan
kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien.
Pendidikan lebih dari pengajaran, karena pengajaran sebagai suatu proses transfer
ilmu belaka, sedangkan pendidikan merupakan transformasi nilai dan pembentukan
kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya. Demi keberhasilan pendidikan di
dunia ini harus ada tujuan pembelajaran yang jelas dan pasti atau sering disebut
dengan nama "Taksonomi Bloom".
Taksonomi ini pertama kali disusun oleh Benjamin S. Bloom dan kawan-
kawan pada tahun 1956, taksonomi dibuat untuk mengklasifikasikan tujuan
pendidikan yang dibagi menjadi beberapa domain, yaitu: kognitif, afektif, dan
psikomotor. Dari setiap ranah tersebut dibagi kembali menjadi beberapa kategori dan
subkategori yang berurutan secara hierarkis (bertingkat), mulai dari tingkah laku yang
sederhana sampai tingkah laku yang paling kompleks. Tingkah laku dalam setiap
tingkat diasumsikan menyertakan juga tingkah laku dari tingkat yang lebih rendah.
Namun Taksonomi Bloom mengalami perubahan yang dsering disebut “ Revisi
Taksonomi Bloom”
Taksonomi Bloom yang direvesi oleh salah seorang murid Bloom yang
bernama Lorin Anderson 1990.Taksonomi Bloom mengalami dua kali perubahan,
yaitu Taksonomi yang dikemukakan oleh Bloom sendiri dan Taksonomi yang telah
direvisi oleh Andreson dan KartWohl. Revisi taksonomi Bloom meliputi perubahan
nama dalam taksonomi dari kata benda menjadi kata kerja
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Taksonomi Bloom?
2. Bagaimana Taksonomi Bloom  sesudah revisi?
3. Pengertian Ranah Kognitif, Afetif, dan Psikomotor?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Apa yang dimaksud dengan Taksonomi Bloom
2. Untuk mengetahui Bagaimana Taksonomi Bloom  sesudah revisi
3. Untuk mengetahui Pengertian Ranah Kognitif, Afetif, dan Psikomotor

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Taksonomi Bloom
Secara etimologi kata taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitutaxis
dannomos.Taxis berarti ‘pengaturan atau divisi’ dan nomos berarti hukum (Enghoff,
2009:442). Jadi secara etimologi taksonomi dapat diartikan sebagai hukum yang
mengatur sesuatu. Taksonomi dapat diartikan sebagai pengelompokan suatu hal
berdasarkan hierarki (tingkatan) tertentu. Di mana taksonomi yang lebih tinggi
bersifatlebih umum dan taksonomi yang lebih rendah bersifat lebih spesifik.
Taksonomi dapat digambarkan seperti sebuah hubungan antara ayah dan anak
yang berada dalam satu struktur hirarki yang terhubung antara satu dengan yang lain.
Taksonomi adalah sebuah kerangka untuk mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan
yang digunakan untuk memprediksi kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai
hasil dari kegiatan pembelajaran. Taksonomi Bloom telah mempengaruhi pendidikan
baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pengembangan kurikulum, desain
pembelajaran dan pendidikan guru. Hal ini terbukti,Handbook atau Taksonomi
Bloom beserta dengan contoh-contoh yang dike- tengahkan di dalamnya, kerap kali
dikutip dalam banyak sekali buku teks tentang pengukuran (measurement),
kurikulum, dan pendidikan guru (Anderson & Krathwohl,2010).
Pengaruh Taksonomi Bloom lama telah dirasakan sampai saat ini dan
memberi manfaat yang sangat berharga. Dalam kerangka konsep ini, tujuan
pendidikan ini oleh Bloom dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual
(intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Taksonomi Bloom
memiliki tiga ranah diantaranya:
1) Ranah kognitif, yang mencakup ingatan atau pengenalan terhadap fakta-fakta
tertentu, pola-pola prosedural, dan konsep-konsep yang memungkinkan
berkembangnya kemampuan dan skill intelektual
2) Ranah afektif, ranah yang berkaitan perkembangan perasaan, sikap, nilai dan
emosi;

3
3) Ranah psikomotorik, ranah yang berkaitan dengan kegiatan-kegiatan
manipulatif atau keterampilan motorik.
2.2 Taksonomi Bloom  sesudah revisi
Sebelum direvisi ranah kogniitif Taksonomi Bloom mencakup tentang enam
hal yaitu,
a) pengetahuan (knowledge) yang menekankan pada mengingat.
b) pemahaman (comprehension) yang menekankan pada pengubahan informasi
ke bentuk yang lebih mudah dipahami,
c) aplikasi (application) yang hasil belajarnya menggunakan abstraksi pada
situasi tertentu dan konkret, yang menekankan untuk memecahkan suatu
masalah,
d) analisis (analysis) dimana hasil belajar yang diperoleh pada klasifikasi ini
adalah memilah informasi ke dalam satuan-satuan bagian yang lebih rinci
sehingga dapat dikenali fungsinya,
e) sintesis (synthesis), hasil belajar dari klasifikasi sintesis adalah penyatuan
bagian-bagian untuk membentuk suatu kesatuan yang baru dan unik,
f) evaluasi (evaluation), hasil yang diperoleh adalah pertimbangan-pertimbangan
tentang nilai dari sesuatu untuk tujuan tertentu. (Degeng (2013:202-203) dan
Turmuzi (2013)
Sedangkan untuk Taksonomi Bloom yang direvesi oleh salah seorang murid
Bloom yang bernama Lorin Anderson 1990. Hasil perbaikannya dipublikasikan pada
tahun 2001 dengan nama Revisi Taksonomi Bloom. Dalam revisi ini ada perubahan
kata kunci dari “ kata benda diubah menjadi kata kerja” ,seperti  letak evaluasi dan
sintesa serta penggantian nama komprehensi menjadi memahami dan sintesa menjadi
mencipta. Perubahan urutan kategori-kategori dalam taksonomi Bloom didasari oleh
kerangka berpikir revisi adalah hierarki dalam pengertian bahwa enam kategori
pokok pada dimensi proses kognitif disusun secara berurutan dari tingkat
kompleksitas yang rendah ke tinggi. (Anderson &Krathwohl, 2010:401).

4
Menurut Zahara Idris dan Lisma jamal (1992:32) taksonomi yang dicetuskan oleh
Benjamin S.Bloom adalah klasifikasi sasaran atau tujuan pendidikan menjadi tiga
domain (ranah kawasan),yaitu: ranah kognitif, ranah afektif serta ranah psikomotor,
dan setiap ranah tersebut dibagi kembali kedalam pembagian yang lebih rinci
berdasarkan hierarkinya. Dimyanti dan mudjiono (2009:298) menyebut istilah lain
dalam mengambarkan hal yang sama, yakni : aspek cipta, aspek rasa dan aspek karsa.
Secara ringkas ketiga ranah kawasan dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan
keterampilan berpikir. Ranah kognitif masih dibagi lagi menjadi enam
klasifikasi, yaitu: (1)pengetahuan / knowledge,(2) pemahaman /
comprehension,(3) penerapan / application, (4)analisis / analysis, (5) sintesis /
synthesis dan (6) evaluasi / evaluation.
2. Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri. Ranah afektif terdiri dari lima ranah yang berhubungan
dengan respons emosional. Pembagian ranah kognitif ini disusun oleh Bloom
bersama David Kratwohl, antara lain : (1) penerimaan, (2) partisipasi, (3)
penilaian atau penentuan sikap, (4) organisasi, dan (5) pembentukan pola
hidup
3. Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik,
berenang, dan mengoperasikan mesin. Pembagian ranah ini tidak dibuat oleh
Bloom, namun oleh ahli lain berdasarkan ranah yang dibuat oleh Bloom, yaitu
: (1) persepsi, (2) kesiapan, (3) gerakan terbimbing, (4) gerakan yang terbiasa,
(5) gerakan yang kompleks, (6)penyesuaian pola gerakan, (7)kreativitas.

5
2.3 Ranah Kognitif, Afetif, dan Psikomotor
1. Ranah Kognitif
Para ahli psikologi kognitif menyebutkan bahwa pendayagunaan kapasitas
ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan saat manusia mulai mendayagunakan
kapasitas motor dan sensorinya,hanya cara dan intensitas pendayagunaan kapasitas
ranah kognitif tersebut masih belum jelas dan benar, (Muhibbin Syah,2010:65).
Ranah kognitif berhubungan dengan yang mencakup kegiatan mental (otak). Ranah
kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir, termasuk didalamnya kemampuan
menghafal, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis, dan kemampuan
mengevaluasi. Menurut Muhibbin Syah (2010:82) ranah psikologis yang terpenting
adalah ranah kognitif. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2009:298) ranah kognitif
merupakan segi kemampuan yang berkaitan dengan aspek-aspek pengetahuan,
penalaran, atau pikiran. Hampir seluruh kegiatan pembelajaran terjadi di dalam ranah
kognitfi, tanpa ranah kognitif sulit dibayangkan siswa dapat berpikir. Benjamin S.
Bloom (1956) telah membuat jenjang ranah kognitif, seperti gambar berikut :

Gambar 1.1 jenjang ranah kognitif dalam taksonomi bloom sebelum direvisi
1. Masing– masing jenjang pada taksonomi bloom dapat di jelaskan sebagai
berikut : Pengetahuan / Knowledege (C1) Pegetahuan (knowledge) adalah
jenjang paling dasar dalam Taksonomi bloom. Meskipun pengetahuan adalah
jenjang paling dasar, tapi jenjang ini adalah komponen yang penting.

6
Penerapan dalam jenjang ini misalnya: siswa mengetahui istilah, atau
mengetahui fakta spesifik. Menurut Suyono dan Hariyanto (2014:169) jenjang
ini menekankan pada kemampuan siswa menguraikan isi pokok bacaan,
mendefinisikan istilah serta memaparkan fakta-fakta.
2. Pemahaman / Comprehension (C2) Jenjang ini adalah tinggkat kedua stelah
pengetahuan, siswa memahami dan dapat mengunahkan bahan atau materi
yang telah disampaikan oleh guru. Siswa harus mengetahui fakta–fakta
tertentu dahulu sebelum memahami konsep yang dikembangkan dari saling
hubungan diantaranya. Menurut W.S. Winkel (1987 :150) pada tingkat ini,
seseorang memiliki kemampuan untuk menangkap makna dan arti tentang hal
yang dipelajari.
3. Penerapan / Application (C3) Pada jenjang ini siswa mampu menggunakan
materi yang bersifat abstrak disalam situasi yang kongkret. Materi yang
bersifat abstrak bisa berupa gagasan,prinsip–prinsip,dan kaidah–kaidah.
Menurut W.S. Winkel(1987:150) penerapan merupakan suatu kaidah atau
metode untuk menghadapi suatu kasus atau problem yang konkret atau nyata
dan baru.
4. Analisa / Analysis (C4) Menurut Oemar Hamalik (2010:79) jenjang ini
menuntut siswa untuk membuat jenjang gagasan–gagasan dalam satu kesatuan
materi secara jelas atau membuat hubungan-hubungan antara gagasan-gagasan
secara eksplisit. Analisis diartikan sebagai pemecahan atau pemisahan konsep
menjadi unsur–unsur peyusunnya, sehingga ide itu relative menjadi lebih
jelas.. Menurut John W.Santrock (2007:468) pada tingkat ini, seseorang
mampu memecahkan informasi yang kompleks menjadi bagian–bagian kecil
dan mengaitkan informasi dengan informasi lain.
5. Synthesis / Sintesa (C5) Jenjang perilaku ini menuntut siswa untuk
memadukan bagian-bagian menjadi satu kesuluruhan atau kesatuan.
Kemampuan untuk mengenali data-data serta informasi yang didapat
kemudian menghubungkannya untuk mendapat solusi yang dibutuhkan.

7
6. Evaluation / Evaluasi (C6) Pada evaluasi terdapat pertimbangan tentang nilai
materi dan metode yang digunakan untuk maksud tertentu. Menurut Dimyanti
dan Mudjiono (2009:28) evaluasi adalah kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap suatu materi pembelajaran, argumen yang berkenaan
dengan sesuatu yang diketahui, dipahami, dilakukan, dianalisis, dan
dihasilkan.
Jenjang–jenjang pada Taksonomi Bloom tersebut telah digunakan hampir
setengah abad. Namun pada tahun 2001 terbit sebuah buku “ A Taxonomy for
learning, Teaching, and Assesing : A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational
Objectives” yang disusun oleh Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl. Menurut
Muhammad Yaumi (2013: 92) alasan Anderson beserta rekannya merevisi
Taksonomi Bloom sebab adanya kebutuhan untuk memadukan
pengetahuanpengetahuan dan pemikiran baru dalam sebuah kerangka kategorisasi
tujuan pendidikan. Dengan diadakan revisi menurut Anderson, taksonomi yang baru
merefleksikan bentuk sistem berpikir yang lebih aktif dan akurat dibandingkan
dengan taksonomi sebelumnya dalam menciptakan tujuan-tujuan pendidikan.
Taksonomi Bloom ranah kognitif yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl
(2001:66-68) meliputi: mengingat (remembering), memahami/mengerti
(understanding), menerapkan (applying), menganalisis (analyzing), mengevaluasi
(evaluating),dan menciptakan (creating). Berikut Taksonomi Bloom setelah di revisi:

Gambar 1.2 : Taksonomi Bloom (2001) ranah kognitif setelah di revisi

8
Ranah kognitif pada taksonomi bloom yang telah direvisi oleh Anderson dan
Krathwohl (2001), dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Mengingat (remembering) / C1 Mengingat adalah proses kognitif paling
rendah pada taksonomi bloom. Menurut Dimyanti dan Mudjiono (2009:27)
pengetahuan dalam pengertian ini melibatkan proses mengingat kembali
(recall) atau mengenal kembali (recognition). Mengingat merupakan usaha
mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau ingatan yang telah
lampau maupun yang baru saja didapatkan. Contohnya, yaitu: pemberian tes
pilihan ganda pada siswa, menghitung fakta-fakta atau statistic,serta
mengutip.
2. Memahami (understanding) / C2 Pada jenjang ini siswa dituntut agar dapat
menunjukkan bahwa mereka telah mempunyai pengertian yang memadai
untuk mengorganisasikan dan menyusun materi. Kemampuan untuk
memahami instruksi dan menegaskan pengertian/makna ide atau konsep yang
telah diajarkan. Seperti contoh penerapan dalam jenjang ini adalah
menjelaskan atau menafsirkan makna dari suatu pernyataan tertentu.
3. Menerapkan (applying) / C3 Menerapkan adalah kemampuan melakukan
sesuatu dan mengaplikasikan konsep dalm situasi tertentu. Menerapkan
berkaitan dengan dimensi pengetahuan procedural (procedural knowledge).
Menerapkan meliputi kegiatan menjalankan prosedur (executing) dan
mengimplementasikan (implementing). Pada jenjang ini siswa di tuntut
mengubah teori atau kaidah menjadi efek praktis,mendemonstrasikan,serta
memecahkan masalah.
4. Menganalisis (analyzing) / C4 Menganalisis adalah kemampuan memisahkan
konsep kedalam beberapa unsur-unsur serta mengorganisasikan prinsip-
prinsip. Pada jenjang ini siswa di tuntut mengidentifikasi bagian-bagian
penyusun dan fungsi dari proses atau konsep.
5. Mengevaluasi (evaluating) / C5 Evaluasi berkaitan dngan kemampuan
menetapkan derajat sesuatu berdasarkan norma, kriteria atau patokan tertentu.

9
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan
kriteria dan standar standar yang sudah ada. Kriteria yang biasanya digunakan
adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi. Jenjang ini menuntut
siswa untuk meriviu, atau perencanaan strategis dalam kaitan dengan
keberlangsungan program,serta menghitung akibat dari suatu perencanaan
atau strategi (Muchlas Samami,2014:169)
6. Menciptakan (creating) / C6 Menciptakan adalah kemampuan memadukan
unsur-unsur menjadi sesuatu bentuk baru yang utuh dan koheren, atau
membuat sesuatu yang orisinil. Menciptakan sangat berkaitan erat dengan
pengalaman belajar siswa pada pertemuan sebelumnya. Meskipun
menciptakan mengarah pada proses berpikir kreatif, namun tidak secara total
berpengaruh pada kemampuan siswa untuk menciptakan. Menciptakan pada
jenjang ini yaitu mengarahkan siswa untuk dapat melaksanakan dan
menghasilkan karya yang dapat dibuat oleh semua siswa.
Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:403) perubahan dari kerangka pikir
asli ke revisinya dapat digambarkan sebagai berikut :

10
Gambar 1.3 perubahan kerangka pikir taksonomi bloom ke taksoomi bloom revisi
(Anderson dan Krathwohl)
Berdasarkan gambar 1.3 dapat diketahui perubahan taksonomi dari kata benda
(dalam taksonomi bloom) menjadi kata kerja (dalam taksonomi revisi). Perubahan ini
dibuat agar sesuai dengan tujuan-tujuan pendidikan. Tujuan-tujuan pendidikan
mengindikasikan bahwa siswa akan dapat melakukan sesuatu (kata kerja) dengan
sesuatu (kata benda).
Berikut Kata Kerja Operasional (KKO) Taksonomi Bloom Revisi
Anderson,L.W dan Krathwohl, D.R. : 2001

11
2. Ranah Afektif
Taksonomi Bloom ranah afektif mencakup tentang 5 hal, yaitu:
1. Penerimaan (Receiving/A1), mengacu kepada kemampuan memperhatikan
dan memberikan respon terhadap stimulasi yang tepat. Contoh: mendengar
pendapat orang lain, mengingat nama seseorang.
2. Responsif (Responding/A2), satu tingkat di atas penerimaan. Dalam hal ini
siswa menjadi lebih terlibat secara afektif, menjadi peserta dan
tertarik.  Contoh: berpartisipasi dalam diskusi kelas.
3. Nilai yang dianut (Value/A3), mengacu kepada nilai atau pentingnya kita
menterikatkan diri pada objek atau kejadian tertentu dengan reaksi-reaksi
seperti menerima, menolak atau tidak menghiraukan. Contoh: Mengusulkan
kegiatan Corporate Social Responsibility sesuai dengan nilai yang berlaku dan
komitmen perusahaan.
4. Organisasi (Organization/A4), mengacu kepada penyatuan nilai, sikap-sikap
yang berbeda yang membuat lebih konsisten dapat menimbulkan konflik-
konflik internal dan membentuk suatu sistem nilai internal, mencakup tingkah
laku yang tercermin dalam suatu filsafat hidup dan kemampuan membentuk
sistem nilai dan budaya organisasi dengan mengharmonisasikan perbedaan
nilai. Contoh: Menyepakati dan mentaati etika profesi, mengakui perlunya
keseimbangan antara kebebasan dan tanggung jawab.
5. Karakterisasi (characterization/A5), mengacu kepada karakter dan daya hidup
seseorang. Tujuan dalam kategori ini ada hubungannya dengan keteraturan
pribadi, sosial dan emosi jiwa dan kemampuan mengendalikan perilaku
berdasarkan nilai yang dianut dan memperbaiki hubungan intrapersonal,
interpersonal dan sosial.

12
Berikut Kata Kerja Operasional (KKO) Taksonomi Bloom Revisi Anderson,L.W dan
Krathwohl, D.R. : 2001

3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik meliputi gerakan dan koordinasi jasmani, keterampilan
motorik dan kemampuan fisik. Keterampilan ini dapat diasah jika sering
melakukannya. Perkembangan tersebut dapat diukur sudut kecepatan, ketepatan,
jarak, cara atau teknik pelaksanaan. Ada lima kategori dalam ranah psikomotorik
mulai dari tingkat yang sederhana hingga tingkat yang rumit, yaitu:
1) Peniruan (P1), terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi
respon serupa dengan yang diamati
2) Manipulasi (P2), menekankan perkembangan kemampuan mengikuti
pengarahan, penampilan, gerakan-gerakan pilihan yang menetapkan suatu
penampilan melalui latihan.
3) Ketetapan (P3), memerlukan kecermatan, proporsi dan kepastian yang lebih
tinggi dalam penampilan..
4) Artikulasi (P4), menekankan koordinasi suatu rangkaian gerakan dengan
membuat urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi
internal diantara gerakan-gerakan yang berbeda.

13
5) Pengalamiahan (P5), menurut tingkah laku yang ditampilkan dengan paling
sedikit mengeluarkan energi fisik maupun psikis. Gerakannya dilakukan
secara rutin. Pengalamiahan merupakan tingkat kemampuan tertinggi dalam
domain psikomotorik.
Berikut Kata Kerja Operasional (KKO) Taksonomi Bloom Revisi Anderson,L.W
dan Krathwohl, D.R. : 2001

14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Taksonomi Bloom telah menjadi sebuah pemikiran yang memberi pengaruh
dalam bidang pendidikan. Revisi terhadap taksonomi ini dilakukan karena kebutuhan
untuk mengarahkan kembali fokus para pendidik pada Handbook dan adanya
kebutuhan untuk memadukan pengetahuan-pengetahuan dan pemikiran-pemikiran
baru dalam sebuah kerangka kategorisasi tujuan pendidikan. Enam kategori dalam
taksonomi lama direvisi untuk menjadi lebih relevan dalam penerapannya oleh para
guru. Revisi taksonomi menjadikan taksonomi Bloom menjadi lebih mudah
diterapkan dan jelas dalam pemanfaatannya. Dalam revisi taksonomi perhatian lebih
dalam ditujukan pada sisi pengetahuan kognitif. Taksonomi revisi melakukan
perubahan dalam bagian-bagian (sub) kategori sehingga akan lebih bermanfaat untuk
merumuskan tujuan, dalam proses pembelajaran, untuk menstrukturkan, dan
mengkategorikan tujuan, aktivitas pembelajaran serta asesmen.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari masih banyak
kekurangan , penyusun berharap bagi pembaca untuk saran dan kritiknya guna untuk
menyempurnakan maklah ini dan dapat mengkaji lebih dalam lagi tentang Taksonomi
Bloom Revisi Anderson.

15

Anda mungkin juga menyukai