Anda di halaman 1dari 18

Resume

SISTEM PEREDARAN DARAH, SISTEM UROGENITALIA, SISTEM


SARAF DAN SISTEM HORMON PADA IKAN

(Disusun dan didiskusikan pada mata kuliah Iktiologi yang diampuh oleh
Bapak Dr. Mustamin Ibrahim M.Si)

Oleh

Septia Yusuf

4314318057

Kelas A Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021

1
A. Sistem Peredaran Darah Pada Ikan
Sistem peredaran darah terdiri dari jantung beruang dua, yaitu sebuah bilik
(ventrikel) dan sebuah serambi (antrium). Jantung terletak dibawah faring di dalam
rongga parikambium, yaitu bagian dari rongga tubuh yang terletak di anterior
(muka). Fungsi jantung memompa darah. Selain itu, terdapat organ sinus venosus,
yaitu struktur penghubung berupa rongga yang menerima darah dari vena dan terbuka
di ruang depan jantung (Schultze, 1993).
Darah merupakan suatu fluida (plasma) tempat beberapa bahan terlarut dan
tempat erythrocyte dan leucocyte (Schultze, 1993).
Darah dari seluruh tubuh yang mengandung karbon dioksida mengalir ke
sinus venosus, kemudian masuk ke atrium. Sinus venosus adalah ruang atau rongga
jantung yang terletak diantara ventrikel dan atrium. Pada saat jantung mengendur,
darah mengalir melalui klep, masuk kedalam ventrikel. Dari ventrikel darah
diteruskan ke konus ateriosus, Kemudian menuju aorta ventralis dan dilanjutkan ke
insang.
Di Insang, aorta bercabang-cabang menjadi kapiler-kapiler (Pembuluh-
pembuluh kecil). Kapiler-kapiler insang melepaskan karbon dioksiada dan
mengambil oksigen dari air. Dari kapiler-kapiler insang, darah mengalir ke aorta
dorsalis yang bercabang-cabang. Dari cabang-cabang aorta dorsalis ini darah
mendistribusikan ke kapiler-kapiler seluruh bagian tubuh. Selain darah juga
mengambil kabron dioksida untuk dibawa kembali ke jantung melalaui vena kava dan
sinus venosus (Schultze, 1993).
Sistim peredaran darah pada ikan bersifat tunggal, yaitu hanya terdapat satu
jalur sirkulasi peredaran darah.Pada sistem darah mengalir dari jantung, menuju ke
insang, kemudian ke seluruh tubuh, dan akhirnya kembali lagi ke jantung. Jantung
berfungsi memompakan darah yang kadar oksigennya rendah menuju ke insang
untukmengikat oksigen dan selanjutnya diedarkan ke seluruh tubuh.Jantung terdapat
di dalam rongga pericardium. Jantung dibungkus olehsuatu selaput yang disebut
pericardium dan terdiri atas:

2
a. Sinus venosus, berdinding tipis dan berwarna merah coklat, terdapat padabagian
caudo-dorsal dari bagian jantung yang lain. Menerima darah dari venahepatica
dan ductus Cuvier.
b. Atrium (serambi), berdinding tipis dan berwarna merah tua, bersifat tunggal dan
menerima darah dari sinus venosus.
c. Ventikel (bilik), berwarna merah muda karena dindingnya tebal, bersifat tunggal,
menerima darah dari atrium.
Bulbus arteriosus (conus arteriosus), merupakan lanjutan dari ventrikel, berwarna
putih, menerima darah dari ventrikel dan mengalirkannya ke aorta ventralis
(Burhannudin, 2008).

Gambar 1. Sistem Sirkulasi Pada Ikan (Mallat, 1984).

Mekanisme Sirkulasi:

Darah Bilik Jantung Aorta Insang Oksigen Diikat Dan

Karbondioksida Dilepas Ke Seluruh Tubuh (Schultze, 1993).

Secara umum sistem peredaran darah pada ikan mirip sistem hidraulis yang terdiri
atas sebuah pompa, pipa, katup, dan cairan. Meskipun, jantung teleostei terdiri atas
empat bagian. Namun pada kenyataanya mirip dengan satu silinder atau pompa piston
tunggal. Untuk menjamin aliran darah terus berlangsung, maka daerah dipompa
dengan perbedaan tekanan. Tekanan jantung lebih besar dari tekanan arteri, dan

3
tekanan arteri lenih besar dari tekanan arterionale. Akibat adanya perbedaan tekanan
maka aliran darah dapat terjadi (Soewolo, 2005 : 225).
Ada dua jenis energi yang disalurkan ke darah pada setiap kontraksi jantung,
yaitu: (1) energi kinetik yang menyebabkan darah mengalir dan (2) energi potensial
yang tersimpan dalam pembuluh darah dan menimbulkan tekanan darah. Selain itu,
aliran darah juga dipengaruhi oleh viskositas darah. Bila viskositas darah meningkat
maka aliran darah akan melambat.Kontrol terhadap jantung, didasarkan pada dua
mekanisme, yakni adrenergik dan cholinergik. Adrenergik merangsang jantung
berkontraksi, sedangkan cholinergik menyebabakan relaksasi. Kedua proses yang
saling bertentangan ini menyebabkan jantung dapat memompa darah dan mengisinya
kembali. Darah dipompa keluar selama kontraksi ventrikel (systole) dan diikuti oleh
periode relaksasi dan pengisian kembali (diastole) ( Sukiya, 2005 : 14-15 ).
Sistem peredaran darah ikan bersifat tunggal, artinya hanya terdapat satu jalur
sirkulasi peredaran darah. Start dari jantung, darah menuju insang untuk melakukan
pertukaran gas. Selanjutnya, darah dialirkan ke dorsal aorta dan terbagi ke segenap
organ-organ tubuh melalui saluran-saluran kecil. Selain itu, sebagian darah dari
insang kadang langsung kembali ke jantung. Hal ini terjadi bilamana tidak semua
output cardiac dibutuhkan untuk menuju ke dalam dorsal aorta dan pembuluh eferen
yang lain. Pada bagian lain, yaitu berawal dari insang pertama, sebelum dihubungkan
ke sistem vena. Peranan kedua organ ini mungkin sebagai ventilasi kontrol dan untuk
sekresi gas ke cairan mata ( Soewolo, 2005 : 244 ).
Dorsal aorta adalah sumber darah terbesar pada tubuh. Dari sini darah di suplai ke
kepala, otot badan, ginjal dan semua organ pencernaan melalui pembuluh kapiler.
Ada tiga rute pengembalian jantung, yakni pertama, dari otak, darah kembali ke
jantungmelalui vena cardinal anterior yang berhubungan dengan vena cardinal
anterior yang berhubungan dengan vena cardinal umum. Di sini, juga bertemu darah
dari vena cava posterior, yakni darah dari vena caudal yang telah melalui sistem renal
portal. Kedua, dari organ visceral, darah kembali ke jantung melalui vena hepatik.

4
Terakhir, dari insang, darah dikembalikan ke jantung melalui vena branchial ( Sukiya,
2005 : 14).
B. Sistem Urogenital Pada Ikan
Saluran urogenital adalah suatu saluran yang merupakan gabungan dari
saluran ginjal dengan saluran kelamin. Letak saluran urogenital berdekatan dengan
anus (Rochman, 2009). Sedangkan sistem urogenitalis adalah gabungan dari sistem
urinari atau sistem  pengeluaran dan sistem genital atau sistem reproduksi. Sistem
urinari mengeluarkan sisa-sisa metabolisme berupa ammoniak (NH3) dan yang
lainnya dalam bentuk urine melalui ginjal sebagai organ utamanya. Sistem genitalis
ikan dapat membedakan jenis kelaminnya melalui gonadnya, jika gonadnya berwarna
putih maka ikan berjenis kelamin jantan dan jika gonad berwarna kuning kecoklatan
maka ikan berjenis kelamin betina. (Diastuti, 2009).
Sistem urogenital ikan yang utama yaitu adanya dua buah ginjal yang
berukuran relatif panjang. Terdapat pula ureter yang merupakan saluran kencing bagi
ikan. Selain itu pada sistem urogenital ikan terdapat pula alat kelamin berupa gonad.
Alat kelamin pada jantan disebut tetis yang berwarna putih dan pada betina disebut
ovarium (Lytle dan John, 2005).

Gambar 2. Organ Ekskresi (Jordan, 1932).


Alat pengeluaran ikan terdiri dari:
a. Insang yang mengeluarkan CO2 dan H2O.

5
b. Kulit, kelenjar kulit dapat mengeluarkan lendir sehingga memiliki tubuh yang licin
untuk memudahkan gerak di dalam air.
c. Sepasang ginjal (sebagian besar) yang mengeluarkan urin (Affandi, 1992).
Terdapat dua tipe ginjal pada ikan, yaitu;
1) Pronefros
Ginjal pronefros hanya terdapat pada perkembangan embriona, tetapi saat
dewasa tidak fungsional, fungsinya akan digantikan oleh mesonephros, kecuali
lamprey (Affandi, 1992).
2) Mesonefros
Ginjal mesonefros, berfungsi seperti opistonefros pada embrio amniota.
Jumlah glomerulus ikan air tawar lebih banyak dan diameternya lebih besar
dibandingkan dengan ikan laut (Affandi, 1992).
Air garam cenderung menyebabkan tubuh terdehidrasi, sedangkan pada kadar
garam rendah dapat menyebabkan naiknya konsentrasi garam tubuh. Ginjal ikan
harus berperan besar untuk menjaga keseimbangan garam tubuh. Beberapa ikan laut
memiliki kelenjar eksresi garam pada insang, yang berperan dalam mengeliminasi
kelebihan garam.
Ginjal berfungsi untuk menyaring sesuatu yang terlarut dalam air darah dan
hasilnya akan dikeluarkan lewat korpus renalis. Tubulus yang bergulung berperan
penting dalam menjaga keseimbangan air. Hasil yang hilang pada bagian tubulus
nefron, termasuk air dan yang lain, diabsorpsi lagi ke dalam aliran darah. Korpus
renalis lebih besar pada ikan air tawar daripada ikan air laut, sehingga cairan tubuh
tidak banyak keluar karena penting untuk menjaga over difusi.
Elasmobranchii, tidak seperti kebanyakan ikan air laut, memiliki korpus
renalis yang besar dan mengeluarkan air relatif banyak, seperti pada ikan air tawar.
Bangunan seperti kantung kemih pada beberapa jenis ikan hanya untuk penampung
urine sementara dan umumnya hanya berupa perluasan dari bagian akhir duktus
ekskretori (Affandi, 1992).

6
Untuk mempertahankan proses fisiologi di dalam tubuh, ikan melakukan
osmoregulasi melalui:
(a) Ginjal
(b) Kulit
(c) Membran mulut (Affandi, 1992).
1) Osmoregulasi Ikan Air Tawar

Gambar 3. Osmoregulasi Ikan Air Tawar (Omar, 2011).

Secara skematik proses osmeregulasi ikan air tawar dapat di tuliskan sebagai
berikut:

Cairan (banyak) Ginjal Glomeruli Badan Malpighi Tubuli Ginjal


Urine Konsentrsi Tinggi (Omar, 2011).
Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya dengan cara
osmosis dengan memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh. Ginjal akan
memompa keluar kelebihan air sebagai air seni.Ginjal mempunyai glomeruli dalam
jumlah banyak dengan diameter besar untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh
agar tidak keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya. Ketika
cairan dari badan malpighi memasuki tubuh ginjal, glukosa akan diserap kembali
pada tubuh proximallis dan garam-garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding
tubuh ginjal bersifat impermiable (tidak dapat ditembus) terhadap air. Urine yang
dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi (Omar, 2011).

7
2) Osmoregulasi Ikan Air Laut

Gambar 4. Osmoregulasi Ikan Air Laut (Omar, 2011).


Secara skematik proses osmeregulasi ikan air laut dapat di tuliskan sebagai
berikut:
Cairan (Sedikit) Ginjal Glomeruli Badan Malpighi Tubuli Ginjal
Urine Konsentrasi Rendah (Omar, 2011).
Ikan air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan
air laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuh karena proses osmosis,
sehingga aktif mengeluarkan garam dari tubuh. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan
meminum air laut sebanyak-banyaknya. Sehingga kandungan garam akan meningkat
di dalam cairan dan volume air seni yang dihasilkan lebih sedikit dibandingkan
dengan ikan air tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air (Omar,
2011).
Sistem Reproduksi
Skematik proses sistem reproduksi dimulai dari sel Sperma Menuju oviduk
Membuahi Sel Telur Zigot (Oosit yang telah Dibuahi) Embrio (Omar, 2011).

Proses perkawinan didahului dengan pematangan sel-sel telur dan sel-sel


sperma di dalam testis. Betina memiliki Ovary dan jantan memiliki testis (Omar,
2011).

8
Gambar 5. Sistem Reproduksi (a) Jantan Dan (b) Betina (Larger, 1977).

Sistem kelamin pada ikan dapat dibedakan atas sistem kelamin betina dan
sistem kelamin jantan. Pada ikan bertulang sejati, sistem kelamin betina disusun oleh:
a. Ovarium, pada ikan umumnya ada dua buah, tampak seperti agar-agar yang
jernih, terdapat bintik-bintik karena berisi sel telur (ova). Alat penggantung
ovarium disebut mesovarium.
b. Saluran telur (oviduct), merupakan saluran tempat lewatnya ova, sangat pendek
dan bersatu pada bagian belakangnya untuk selanjutnya bermuara pada porus
genitalia.
Sistem kelamin jantan ikan disusun oleh:
a. Testes, terletak di bawah gelembung renang dan di atas intestinum. Bentuk testes
agak kompak dan berwarna putih. Di dalam testes dihasilkan spermatozoa.
Proses pembentukan spermatozoa disebut spermatogenesis. Bentuk spermatozoa
bermacam-macam tergantung kepada spesies ikan. Alat penggantung testes
disebut mesorchium.
b. Vasa deferensia, merupakan dua buah saluran sperma yang bergabung pada
bagian belakangnya membentuk suatu ruang genital yang terbuka ke arah luar,
terletak di antara ureter atau papila urinaria dan anus.
c. Lubang genital (porus genitalia), merupakan lubang yang terbuka ke arah luar
dan tempat pelepasan sperma (Burhannudin, 2008).

9
C. Sistem Saraf

Gambar 6. Organ Saraf pada Pisces (Mallat, 1984).

Mekanisme Kerja Saraf:


Saraf Kelenjar Endokrin Hormon Jaringan Tubuh (Affandi,
1992).
Sistem saraf dapat dikatakan sebagai sistem koordinasi untuk mengantisipasi
perubahan kondisi lingkungan. Perubahan lingkungan akan diinformasikan ke sistem
saraf (saraf pusat), saraf akan merangsang kelenjar endokrin untuk mengeluarkan
hormon-hormon yang dibutuhkan hormon dikirim ke organ yang mebutuhkan
(Arratia, 2004).
Ikan menerima rangsang dari lingkungannya melalui organ perasa.
Rangsangan tersebut selanjutnya diteruskan dalam bentuk impuls ke otak. Respon
yang diberikan oleh otak dimanifestasikan dalam bentuk tingkah laku. Sel-sel saraf
mulai berkembang sejak permulaan stadia embrio dan berasal dari lapisan germinal
terluar (ectoderm). Unit terkecil dari sistem saraf disebut neuron (sel saraf). Setiap
neuron terdiri atas inti dan jaringan (perpanjangan sel). Perpanjangan sel terdiri atas
dendrite (berfungsi sebagai penerima impuls) dan axon (berfungsi sebagai penerus
impuls). Pertemuan antara axon dan dendrite dari sel saraf lainnya disebut synapse.
Menurut Khasani (2013) bahwa Mekanisme respons ikan terhadap pakan diawali dari
adanya stimuli olfactori yang ditangkap oleh neuron khusus, dinamakan olfactory

10
sensory neuron (OSNs), yang ditemukan pada epitel Olfactori. Selanjutnya OSNs
mentransmisi informasi sensori dari hidung ke sistem syaraf pusat.

Gambar 7. Bagian-bagian neuron pada ikan


Sistem syaraf pusat

Gambar 3. Syaraf pusat pada ikan

11
Ikan biasanya mempunyai otak kecil namun sebagian ada yang mempunyai
otak yang besar seperti ikan hiu dan mormyrids. Otak ikan terbagi beberapa bagian
(Gambar3). Pada bagian depan adalah Olfactory lobes, yaitu struktur yang menerima
dan memproses singnal dari nostrils melalui dua saraf olfactory. Olfactory lobes
sangat besar di ikan yang terutama sebagai saraf penciuman seperti pada hiu, hagfish
dan catfish. Pada Olfactory lobes terdapat dua telencephalon, strukturnya sama
dengan cerebrum. Pada ikan telencephalon banyak terkait dengan olfaction dimana
bersamasama membentuk otak bagian depan yang menghubungkan otak bagian
depan dengan otak tengah adalah Diencephalon yang terletak dibawah optic lobes.
Otak pada ikan dapat dibagi menjadi lima bagian yaitu : telencephalon, diencephalon,
otak tengah mesencepha lon, metencephalon dan myelencephalon.
 Telencephalon Otak bagian depan yang dibentuk oleh serebral hemisfer dan
rhinecephalon sebagai pusat hal-hal yang berhubungan dengan pembauan. Saraf
utama yang keluar dari daerah ini adalah saraf olfactory (saraf cranial I). Pada
ikan yang mengutamakan pembauan untuk mencari mangsanya, otak bagian
depan menjadi lebih berkembang. Contoh pada Ikan tilapia tertentu yang biasa
memberikan perhatian dan perlin dungan terhadap anaknya, setelah
telencephalonnya dirusak menjadi bersifat tidak acuh terhadap anak- anaknya.
Ikan Bettasplendens akan kehilangan tingkah laku seksnya akibat pengrusakan
telencephalon.
 Diencephalon Terletak pada bagian belakang telencephalon. Bagian ventral dari
dienchephalonadalah hypothalamus, bagian dorsalnya epithalamus dan bagian
lateralnya dinamakan thalamus. Epithalamus adalah bagian yang nampak pada
dorsal dari otak. Struktur yang paling nyata ialah dua tonjolan dorsal yang
tunggal, yaitu epifise (organ pineal) di sebelah belakang dan parafise (organ
parapineal) disebelah depannya. Keduanya tumbuh sebagai evaginasi dari
diencephalonsembrio. Pada Cyclostomata, dinding otak yang terdapat di atas
badan pineal menjadi transparan dan kulit kepala yang ada di atasnya tidak

12
mempunyai pigmen. Dengan demikian cahaya yang sampai di kepala ikan ini
akan mengenai badan pineal. Beberapa ikan hiu (Squaliformes) ada yang tidak
berpigmen pada daerah kepala tersebut, tetapi badan pinealnya kurang
berkembang bila diibandingkan dengan Cyclostomata. Ikan-ikan yang
mempunyai kulit kepala transparan umumnya hidup di daerah yang agak dalam
dan termasuk yang suka bergerak vertikal. Ikan yang bersifat fototaksis positif, di
kepalanya terdapat daerah yang tidak berpigmen dan atap cranial yang transparan
di atas diencephalon. Dan sebaliknya ikan yang bersifat fototaksis negatif
padakepalanya terdapat jaringan yang menghalangi cahaya.
 Mesencephalon Otak bagian tengahpada semua vertebrata memiliki atap berupa
sepasang lobus opticus yang bertindak sebagaipusat refleks penglihatan,
menerima serabut aferent dari retina. Mesencephalon pada ikanrelatif besar dan
berfungsi sebagai pusat penglihatan. Lobus opticus terdiri dari tectum opticumdi
bagian atas tegmentum di bagian bawah. Tectum opticum merupakan organ
koordinator yangmelayani rangsang penglihatan. Bayangan yang terjadi pada
retina mata akan dipetakan padatectum opticum. Sedang tegmentum merupakan
pusat sel-sel motoris. Pada mesencephalonterdapat bagian menonjol yang disebut
Cerebellum, memiliki fungsi utama yaitu mengaturkesetimbangan tubuh dalam
air, mengatur tegangan otot dan daya orientasi terhadap ruang.Pada ikan bertulang
sejati cerebellum terbagi atas dua bagian besar, yaitu valvula cerebelli dancorpus
cerebelli yang besarnya tergantung spesiesnya. Beberapa jenis ikan yang
memilikicerebellum relatif besar, utamanya ikan yang menghasilkan listrik
(mormyridae) dan ikanperenang cepat (mackerel dan tuna).
 Myelencephalon Bagian otak paling belakang (posterior),dengan medula
oblongata sebagai komponen utamanya. Komponen ini merupakan pusat
untukmenyalurkan rangsangan keluar melalui saraf cranial. Saraf cranial III-X
keluar dari medullaoblongata. Di medulla Pada Pada ikan clupea pallasi, mugil
cephalus dan Trachiurus, medullaoblongata membesar, dibagian ini terdapat

13
organ yang dinamakan cristae cerebelli yang didugasaraf ini adah ubungannya
dengan kecendrungan ikan untuk berkelompok. Menurut Achyani et al (2011)
bahwa Diencephalonmelakukan fungsinya berasosiasi dengan hormon dan
homeostatis. Berbentuk kerucut yang berada di bawah diencphalon. Struktur ini
mendeteksi sinar, mengelola cicadianrhythms dan mengontrol perubahan warna.
Otak bagian tengah atau mesencephalon terdiri dari dua optic lobes. Otak bagian
belakang atau metencephalon, mengontrol kemampuan berenang dan
penyeimbangan. Batang otak atau myelencephalon adalah ujung dari otak yang
mengontrol otot dan tubuh organ serta respirasi dan osmoregulasi.
D. Sistem Hormon
Ikan memiliki beberapa kelenjar endokrin yang menghasilhan hormon, antara lain
pituitari, tiroid, ginjal, gonad, pankreas dan urophisis.
1) Pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak (sela
tursika), terdiri atas dua bagian utama, yakni adenohipofisa dan neurohipofisa, adeno
hipofisa terdiri atas pars distalis dan pars intermedia, sedangkan, neurohipofisa hanya
terdiri atas pars nervosa yang berfungsi mensekresikan ocytoxin, arginin vasotocin
dan isotocin. Pars distalis merupakan bagian utama adenohipofisa yang menghasilkan
sel-sel pesekresi hormon prolaktin, hormon adrenocorticotropic (ACTH), hormon
pelepas tiroid (Thyroid Stimulating Hormone), hormon pertumbuhan (STH-
Somatotropin), dan gonadotropin serta pars intermedia mensekresi hormon pelepas
melanosit (Melanocyte Stimulating Hormone), yang mana, pelepasan hormonnya
diatur oleh faktor-faktor yang berasal dari hipotalamus.
Tabel. Hormon-Hrmon yang Mengatur Pelepasan Hormon Pituitari
HORMON HIPOTALAMUS SINGKATAN
Corticotropin (ACTH) releasing GnRH, GnRF
hormonThyrotrpin (TSH) releasing
hormon
Gonadotropin –releasing hornon GnRIH, GnRIF

14
Gonadotropin –release-inhibiting SRH, SRF
hormon
Somatostatin hormon (STH) – SRIH,  SRIF
releasing hormon
Somatostatin hormon (STH) –release- PRH,  PRF
innhibiting hormon
Prolaktin –releasing hormon
Prolaktin  release-inhibiting hormon PRIH, PRIF
Melancyte –stimulating hormon MRH,  MRF
(MSH) releasing hormon
Melanocyte stimulaitng hormon
(MSH) –release –innhibiting hormon
CRH, CRFTRH,  TRF
2) Tiroid
Tirotrofin pituitari merupakan faktor utama yang mengontrol fungsi tiroid
dibawah kondisi normal, fungsi tiroid adalah membuat, menyimpan dan
mengeluarkan sekresi yang terutama berhubungan dengan pengaturan laju
metabolisme.  Sintesis dan pengeluaran hormon tiroid secara otomatis diatur untuk
memenuhi tuntutan kadar hormon dalam darah lewat mekanisme feedback
hipotalamik
  Bila kadar hormon tiroid yang beredar dalam darah tinggi maka akan menekan
output TSH pituitari, sedangkan kadar rendah menaikkannya Hormon tiroid yang
penting adalah tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin (T3). Hormon ini penting
dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reprooduksi. Secara spesifik tiroksin
menambah produksi energi dan konsumsi oksigen pada jaringan yang normal,
mempunyai pengaruh anabolik dan katabolik terhadap protein, meningkatkan proses
oksidasi dalam tubuh, mempercepat laju penyerapan monosakarida dari saluran
pencernaan, meningkatkan glikogenolisis hati, dan diduga mengontrol pelepasan
somatotropin, kortikotropin dan gonadotropin dari hipofisis (Fujaya, 2004).

15
3) Gonad
Gonad merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon
(GtH) yang disekresikan kelenjar pituitari. Meskipun gonadotropin tidak secara
langsung mempengaruhi perkembangan telur atau seperma ikan, namun
mempengaruhi sekresi estrogen oleh sel folikel telur dan androgen oleh jaringan
testis.  Estrogen  yang umum didapatkan dalam cairan ovarium teleostei adalah
estradiol -17β yang merupan derivat dari 17αhydroxyprogesterone, sedangkan
androgen yang umum disintesis adalah testosteron.
4) Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin, antara lain
jaringan internal, sel-sel kromaffin, juxtaglomerulus, dan korpuskel stanius.  Fungsi
kelenjar ini dikontrol oleh pituitari melalui ACTH.
5) Kelenjar Ultimobranchial
Pada teleostei, kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara
rongga abdomen dan sinus venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum.
Kelenjar ini serupa dengan paratiroid pada vertebrata tingkat tinggi, tetapi tidak
berupa folikel, malainkan menyebar pada septum.
Kalsitonin merupakan hormon yang disekresikan oleh kelenjar
ultimobranchial. Hormon ini berperanan menurunkan kadar kalsium darah.  Beberapa
kajian juga menunjukkan bahwa kalsitonin dapat melakukan peranan dalam membuat
ikan mampu menyesuaikan diri terhadap lingkungan hidromineral yang berubah-
ubah.
6) Urofisis
Urofisis, nama lain the caudal neurosekretori sistem, merupakan
neurosekretori yang terletak pada bagian belakang spinal cord. Urofisis didapatkan
pada setiap spesies ikan, namun fungsi hormon yang dihasilkannya masih
menimbulkan kontrofersi, walaupun secara umu, sekresi urofisis berhubungan dengan
fungsi osmoregulasi, dimana pengaruh terbesarnya adalah pada ginjal.

16
Ada empat jenis hormon yang diidentifikasi dari urofisis, yakni urotensin I, II,
III dan IV. Pada ikan, urotensin I belum diketahui efeknya secara pasti, namun pada
vertebrata darat, berperanan dalam penurunan tekanan darah. Urotensin II berperan
dalam kontradiksi otot licin, misalnya otot rektum dan kandung kemih Urotensis III
menstimulasi peningkatan penyerapan NA+ oleh insang dan pelepasan NA+ oleh
ginjal. Urotensin Iv diduga adalah arginine vasotocin, tetapi hanya teridentifikasi
pada rainbow trout Jepang. Pada ikan karper, urofisis memproduksi sejumlah besar
acetilcholine.

17
DAFTAR PUSTAKA

Achyani, R. 2011. Mekanisme Pengaturan Sistim Saraf pada Tubuh Ikan di


Lingkungan Perairan yang Terkontaminasi Oleh Sianida. Jurnal Harpodon
Borneo. 4(2): 51-61.

Affandi, R., D.S. Sjafei, M.F. Rahardjo, dan Sulistiono. 1992. Ikhtiologi. Universitas
IlmuHayat. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Burhanuddin, A. I. 2008. Peningkatan Pengetahuan Konsepsi Sistematika dan.


Pemahaman Sistem Organ Ikan yang Berbasis SCL Pada
Matakuliah. Ikhtiologi.

Diastuti, Renni. 2009. Biologi. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan  Nasional.


Jakarta.

Fujaya, Y. 2004. Fisiologi Ikan Dasar Pengembangan Teknik Perikanan. Cetakan


pertama. Rineka Putra. Jakarta.

Khasani, I. 2013. Atraktan Pada Pakan Ikan:Jenis, Fungsi, dan Respons Ikan. Media
Akuakultur. 8(2): 127-133.

Lytle, Charles and John R. Meyer. 2005. General Zoology Laboratory 14th edition.
New York : Mc. Graw Hill Higher Education.

Rochman, 2009. Biologi SMA Kelas XI. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional. Jakarta.

Soewolo. 2005. Fisiologi Manusia. Malang: UM Press

Sukiya, 2005. Biologi Vertebrata. Malang: Universitas Negeri Malang

Omar, Sharfrudin Andy. 2011. Ikhtiologi. Makasar: Universitas Ilmu Kelautan dan
Perikanan. Universitas Hasannudin.

18

Anda mungkin juga menyukai