Oleh :
Septia Yusuf
431418057
Kelas B Pendidikan Biologi
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2021
KATA PENGANTAR
1
Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena ia senantiasa
memberikan nikmatnya sehingga penyusunan makalah yang berjudul
“Kelangkaan dan kepunahan SDA” dapat diselesaikan dengan baik. Walaupun
mungkin dalam penulisan masih ada kesalahan dan kekeliruan namun penulis
yakin bahwa manusia itu tidak ada yang sempurna, mudah-mudahan melalui
kelemahan itulah yang akan membawa kesadaran kita akan kebesaran tuhan yang
maha esa. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih atas bantuan
dan usaha yang telah membantu saya dalam membuat makalah ini niscaya tanpa
adanya bantuan dari berbagai pihak penyusunan makalah ini tidak akan terwujud.
Penyelesaian makalah ini hanya dapat terlaksana karena bantuan pikiran,
tenaga dan moril dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami menyampaikan
terima kasih. Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Sehingga segala kritik dan saran yang bersifat membangun
diharapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Septia Yusuf
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3
2.1 Konsep keanekaragaman hayati.............................................................3
2.2 Konsep pentingnya keanekaragaman hayati..........................................9
2.3 Penyebab kelangkaan dan kepunahan....................................................14
2.4 Kerentanan terhadap kepunahan ...........................................................15
2.5 Ancaman terhadap keanekaragaman hayati...........................................18
2.6 Kategori kepunahan...............................................................................19
BAB III PENUTUP.............................................................................................21
3.1 Kesimpulan............................................................................................21
3.2 Saran.......................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep keanekaragaman hayati
Keanekaragaman hayati dapat didefinisikan sebagai keragaman kehidupan di
bumi, dijelaskan dalam hal jumlah spesies yang berbeda. Saat ini dunia dalam
krisis keanekaragaman hayati, jumlah kepunahan (kehilangan spesies)
diperkirakan akan terjadi dalam waktu dekat untuk pertama kalinya disebabkan
oleh aktivitas manusia. Keanekaragaman hayati tidak merata di bumi.
Keanekaragaman tertinggi berada di daerah tropis dan terendah menuju ke arah
kutub, serta daerah terestrial, air tawar, atau spesies laut. Daerahdaerah di dunia
yang memiliki spesies terbesar dikenal sebagai area keanekaragaman hayati
(Mader & Windelspecht, 2017, hlm. 628). Keanekaragaman hayati (biological
diversity atau biodiversity) merupakan istilah yang digunakan untuk menerangkan
keragaman ekosistem dan berbagai bentuk variabilitas hewan, tumbuhan, serta
jasad renik di alam. Dengan demikian keanekaragaman hayati mencakup
keragaman ekosistem (habitat), jenis (spesies), dan genetik (varietas/ras) (Dahuri,
2003, hlm. 7). Keanekaragaman hayati atau biodiversity adalah berbagai variasi
yang ada di antara makhluk hidup dan lingkungannya. Keanekaragaman makhluk
hidup tampak pada perbedaan ciri atau sifat yang dimiliki oleh setiap organisme,
misalnya bentuk, ukuran, struktur, warna, fungsi organ dan habitatnya (Laelawati,
2008, hlm. 2) .
Keanekaragaman hayati sangat penting untuk kelangsungan hidup, kesehatan
dan kesejahteraan manusia. Ini memberi ketahanan yang lebih besar pada
ekosistem dan organisme (Qualset et al., 1995). Kompleks, beragam dan bagian
konservasi dan pemanfaatan keanekaragaman hayati tanaman yang berakar sangat
tradisional ditemukan di pekarangan rumah (Kumar dan Nair, 2006; Zemede,
2004).
Kita dapat mempelajari banyak hal tentang suatu spesies apabila kita
mengetahui sejarah evolusinya. Suatu organisme mungkin memiliki banyak
kesamaan gen, jalur metabolik, dan protein struktural dengan kerabat-kerabat
dekatnya. (Campbell, 2012, hlm. 96). Pendekatan molekular membantu kita
memahami hubungan filogenik yang tidak dapat ditentukan oleh metodemetode
nonmolekular, misalnya anatomi perbandingan (Campbell, 2012, hlm. 109). Gen
yang berbeda berevolusi dengan laju yang berbeda-beda, bahkan pada garis
keturunan yang sama (Campbell, 2012, hlm. 109). Para ahli taksonomi zaman
dahulu mengelompokkan semua spesies yang mereka ketahui menjadi dua
kingdom tumbuhan dan hewan. Bahkan dengan penemuan dunia mikroba yang
beranekaragam, sistem dua-kingdom masih bertahan: karena menyadari bahwa
bakteri memiliki dinding sel yang kaku, para ahli taksonomi menempatkan bakteri
dalam kingdom tumbuhan (Campbell, 2012, hlm 112-113).
Keanekaragaman hayati merupakan sebuah kunci dalam pengertian biologi
konservasi. Hal ini dapat diartikan sebagai kekayaan organisme yang meliputi
mikroorganisme, jamur, flora dan fauna, kandungan genetik yang ada didalamnya
beserta dengan faktor lingkungannya (Syamsu, 2020). ringkasan luas, ulasan ini
menunjukkan bahwa, secara rata-rata,keanekaragaman yang lebih besar mengarah
pada produktivitas yang lebih besar pada tanamankomunitas, retensi nutrisi yang
lebih besar dalam ekosistem danstabilitas ekosistem yang lebih baik. Misalnya
padang rumputpercobaan baik di Amerika Utara (Gbr. 1) 5,6 dan di
seberangdelapan situs Eropa yang berbeda, mulai dari Yunaniselatan dan timur ke
Portugal dan Irlandia di barat danSwedia di utara 7, telah menunjukkan bahwa
setiap halving daribanyaknya jenis tumbuhan dalam satu plot menyebabkan
hilangnya 10-20%produktifitas. Plot rata-rata berisi satu tanamankurang dari
setengah spesies produktif sebagai plot rata-rataberisi 24–32 spesies5–7.
Keragaman tumbuhan yang lebih rendah juga menyebabkanhingga tingkat
kerugian yang lebih besar dari pembatasan nutrisi tanahpencucian, yang pada
akhirnya akan menurunkan kesuburan tanah,selanjutnya mengurangi produktivitas
tanaman (Tilman. 2000)
Sistem tiga-domain menyoroti fakta bahwa sebagian besar sejarah kehidupan
telah bertutur tentang organisme bersel tunggal, dan bahkan pada Eukarya, hanya
cabang-cabang yang berwarna merah (tumbuhan, fungi, dan hewan) yang
didominasi oleh organisme multiseluler (Campbell, 2012, hlm 113).
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi orgenisme hidup
pada tiga tingkatan, yaitu tingkat gen, spesies, dan ekosistem. Kenekaragaman
hayati, menurut UU No. 5 tahun 1994, adalah keankearagaman diantara makhluk
hidup dari semua sumber termasuk diantaranya daratan, lautan, dan ekosistem
akuatik lain, serta komplekskompleks ekologi yang merupakan bagian dari
keanekaragamannya mencakup keanekaragaman dalam spesies, antar spesies
dengan ekosistem (Irnaningtyas, 2014).
a) Keanekearagaman Gen
Keanekaragaman genetik menjelaskan adanya variasi faktor-faktor keturunan
di dalam dan di antara individu dalam suatu populasi. Variasi ini disebabkan oleh
perbedaan susunan empat pasang basa dari asam nukleat (adenine, guanine,
sitosin, dan timin), yang berfungsi sebagai pembentuk kode genetik. Variasi
genetik baru, muncul akibat terjadinya mutasi gen dalam kromosom (Dahuri,
2003, hlm. 10).
Keanekaragaman genetik adalah tingkat paling mendasar yang mengacu pada
varietas (macam-macam) anggota spesies, misalnya mangga memiliki varietas,
diantaranya, mangga arum manis, gadung, golek, dan mana lagi. Varietas
disebabkan oleh variasi gen. Gen adalah materi dalam kromosom makhluk hidup
yang mengendalikan sifat organisme (Laelawati, 2008, hlm. 3)
Gambar 1 Keanekaragaman gen pada buah mangga (Mangga Apel)
Sumber : (Irnaningtyas, 2014, hlm 43).
3.1 Kesimpulan
Keanekaragaman hayati atau biodiversity adalah berbagai variasi yang ada di
antara makhluk hidup dan lingkungannya. Keanekaragaman makhluk hidup
tampak pada perbedaan ciri atau sifat yang dimiliki oleh setiap organisme,
misalnya bentuk, ukuran, struktur, warna, fungsi organ dan
habitatnyaKeanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah variasi orgenisme
hidup pada tiga tingkatan, yaitu tingkat gen, spesies, dan
ekosistemKeanekaragaman hayati merupakan sebuah kunci dalam pengertian
biologi konservasi..
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penyusun menyadari masih banyak kekurangan
, penyusun berharap bagi pembaca untuk saran dan kritiknya guna untuk
menyempurnakan makalah ini dan dapat mengkaji lebih dalam lagi tentang
Kelangkaan dan kepunahan SDA
DAFTAR PUSTAKA
Amberber dkk, 2014. International Journal of Biodiversity and Conservation. The role of
homegardens for in situ conservation of plant biodiversity in Holeta Town, Oromia
National Regional State, Ethiopia. Vol. 6(1). DOI: 10.5897/IJBC2013.0583.
Tilman. 2000. Nature . Causes, consequences and ethics of biodiversity. VOL 405.