Anda di halaman 1dari 20

SPESIASI

Dosen Pengampu :

Rosi Feirina Ritonga, M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 2

1. Mahliyah (1801125012)
2. Novita Yuli Astuti (1801125036)
3. Salsabila (1801125052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA

JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Genetika pada
semester ganjil tahun akademik 2021-2022 dan berjudul “Spesiasi”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mendapat banyak bantuan, masukan, bimbingan,
dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan
terima kasih yang tulus kepada ibu Rosi Feirina Ritonga, M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Evolusi dan pembimbing makalah ini yang telah memberikan banyak bantuan, masukan, dan
dukungan terkait penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih belum sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif demi perbaikan makalah ini dan kesempurnaan makalah selanjutnya.
Akhirnya penulis berharap pada makalah ini dapat bermanfaat dan bisa dipahami dengan
baik oleh para pembaca.

Jakarta, 14 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

A. Pengertian Spesiasi.............................................................................................................3

B. Tujuan Spesiasi...................................................................................................................4

C. Model Spesiasi.....................................................................................................................5

D. Mekanisme Spesiasi............................................................................................................7

E. Faktor Penyebab Spesiasi................................................................................................13

BAB III.........................................................................................................................................15

PENUTUP....................................................................................................................................15

A. Kesimpulan........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Spesiasi adalah suatu proses pembentukan jenis baru. Spesiasi terjadi bila aliran
gen antara populasi yang pada mulanya ada secara efektif telah mereda dan disebabkan
oleh mekanisme isolasi. Jenis baru dapat terbentuk dalam kurun waktu sejarah yang
panjang maupun pendek tergantung model spesiasi mana yang dilaluinya. Spesiasi
merupakan respon makhluk hidup terhadap kondisi lingkungannya berupa adaptasi
sehingga kelompok ini dapat bertahan hidup dan tidak punah. Begitu populasi berubah,
terbentuklah jenis baru tetapi masih sekerabat. Kapan dua populasi merupakan jenis
berbeda yang baru? Jika populasi tersebut sudah tidak lagi dapat saling kawin, dianggap
sebagai dua jenis yang terpisah (konsep jenis biologis). Seperti halnya seleksi alam,
populasi yang beradaptasi terhadap lingkungan yang berbeda akan berubah menjadi ras,
subspecies, dan akhirnya menjadi species terpisah yang baru. Spesiasi sangat terkait
dengan evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang berangsur-angsur, sedikit
demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi. Spesiasi lebih ditekankan pada
perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu. Sedangkan evolusi jauh lebih luas,
dapat meliputi semua organisme hidup maupun benda mati yang membentuk seluruh
alam semesta ini. Kebanyakan evolusi diartikan secara sempit sebagai perubahan yang
terjadi pada mahluk hidup, tetapi secara luas dapat meliputi perubahan apapun di jagat
raya ini.

Para ilmuwan telah mencari informasi mengenai definisi spesiasi yang tepat,
sebab Spesies baru itu merupakan gradasi dalam perubahan secara perlahan dari spesies-
spesies sebelumnya. Menurut Mayr Ernest Spesiasi dijadikan sebagai kelompok populasi
yang memiliki potensi saling kawin pada setiap anggotanya secara alami dan
menghasilkan keturunan yang hidup serta bersifat fertil (Titta Novianti, 2016). Sehingga
spesiasi dapat membentuk jembatan konsep antara mikroevolusi (yaitu frekuensi
perubahan alel selama periode waktu) dan makroevolusi (pola evolusi yang lebih luas

1
dalam periode waktu yang panjang). Spesiasi dapat terjadi melalui cara aliran gen
terinterupsi antara dua populasi pada satu spesies (Anonim, 2011).

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam
penulisan makalah ini adalah :

1. Apakah pengertian dari spesiasi ?


2. Apakah tujuan dari spesiasi ?
3. Apa saja model-model dari spesiasi ?
4. Bagaimana mekanisme spesiasi ?
5. Apa saja faktor penyebab spesiasi ?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penulisan
makalah ini adalah :

1. Mengetahui pengertian dari spesiasi.


2. Mengetahui tujuan dari spesiasi.
3. Mengetahui model-model dari spesiasi.
4. Mengetahui mekanisme spesiasi.
5. Mengetahui faktor penyebab spesiasi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Spesiasi
Spesiasi merupakan sebuah kejadian dari perpisahan garis keturunan yang akan
menghasilkan dua spesies berbeda dan mempunyai satu populasi leluhur bersama (Titta
Novianti, 2016).

Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies
sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi.
Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang
berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi.
Spesiasi lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu.
Kecepatan spesiasi maupun kepunahan sebagian tergantung pada ukuran kisaran
geografis dari suatu daerah. Daerah yang luas cenderung meningkatkan kecepatan
spesiasi dan menurunkan kecepatan kepunahan. Jenis yang terdapat di daerah yang luas
akan mengalami spesiasi lebih cepat, sedangkan menurunnya luas area akan
meningkatkan kepunahan suatu jenis, jadi menurunkan jumlah jenis yang akan
mengalami spesiasi. Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh
adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika. Adapun proses
spesiasi ini dapat berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun
(Margianto, 2020).

Spesiasi adalah pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies sebelumnya
dalam kerangka evolusi. Spesiasi dapat berlangsung cepat, dapat pula berlangsung lama
hingga puluhan juta tahun. Setiap populasi terdiri atas kumpulan individu sejenis (satu
spesies) dan menempati suatu lokasi yang sama. Karena suatu sebab, populasi dapat
terpisah dan masing-masing mengembangkan adaptasinya sesuai dengan lingkungan
baru. Dalam jangka waktu yang lama, populasi yang saling terpisah itu masing-masing
berkembang menjadi spesies baru sehingga tidak dapat lagi mengadakan perkawinan
yang menghasilkan keturunan fertil. Terbentuknya spesies baru (spesiasi) dapat

3
diakibatkan oleh adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika
(Margianto, 2020).

Biasanya proses spesiasi sangat lambat dan terjadi dalam waktu yang sangat lama,
sehingga pengamatan secara langsung sangatlah jarang. Namun spesiasi sebenarnya telah
terpantau pada organisme masa sekarang, dan kejadian spesiasi masa lalu tercatat dalam
catatan fosil. Para ilmuwan telah mendokumentasikan pembentukan lima spesies baru
ikan Cichlidae dari satu spesies leluhur bersama yang diisolasi kurang dari 5000 tahun
yang lalu di Danau Nagubago. Bukti spesiasi dalam kasus ini adalah morfologi
(penampilan fisik) yang berbeda serta kesemuaan spesies tersebut tidak dapat saling
kawin lagi. Ikan-ikan ini memiliki ritual perkawinan yang kompleks dan memiliki
berbagai macam warna. Perubahan yang sedikit akan mengubah proses seleksi pasangan
kawin dan lima spesies tersebut tidak akan dapat saling kawin (Titta Novianti. 2016)

B. Tujuan Spesiasi
1. Perubahan lingkungan

Perubahan lingkungan dapat menyebabkan perubahan evolusi. Contohnya,


bencana alam dapat menyebabkan timbulnya kepunahan massal di muka bumi.
Bencana alam seperti glasiasi, vulkanisme, atau akibat pergesaran benua, dan proses-
proses lainnya menyebabkan perubahan global yang menyebabkan timbulnya
kepunahan missal di muka bumi. Kepunahan massal akan menimbulkan relung-
relung kosong yang dalam waktu lama relung-relung tersebut baru terisi. Apabila
tidak ada relung yang kosong, tidak ada tempat bagi suatu spesies untuk mengalami
proses spesiasi.

2. Relung (niche) yang kosong

Relung merupakan tempat hidup dan interaksi suatu organisme. Suatu spesies
selalu menempati relung tertentu. Suatu relung umumnya hanya dapat ditempati oleh
satu jenis spesies saja. Kepunahan massal akan menimbulkan relung-relung kosong
yang akan menyebabkan relung-relung baru terisi kembali dalam jangka waktu yang
panjang. Apabila relung tersebut kosong (tidak ada organisme yang menempatinya),
maka akan ada banyak organisme yang berusaha menempati relung tersebut.
4
3. Keanekaragaman suatu kelompok organisme

Selalu akan ada sejumlah organisme yang mencoba mengisi relung yang kosong.
Keberhasilan suatu organisme mengisi relung ditentukan oleh seberapa besar
kecocokan organisme tersebut dibandingkan dengan persyaratan relung yang kosong.

C. Model Spesiasi
Spesiasi memiliki empat model, yaitu sebagai berikut :

1. Spesiasi Allopatrik

Spesiasi yang terjadi pada populasi yang terisolasi secara geografis, sehingga
dapat memungkinkan terpengaruhnya populasi oleh faktor lingkungan (seperti
makanan). Maka populasi tersebut akan terjadi fragmentasi habitat atau migrasi yang
akan menyeleksi dengan menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan
dan perilaku organisme. Oleh sebab itu seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas
pada populasi yang terisolasi dan berjalan dalam waktu yang lama kemudian akan
terjadi variasi yang mutasinya semakin besar serta dapatmenyebabkan terjadinya
isolasi intrinsik yang akan mengarah ke isolasi reproduksi yang menghalangi
percampuran gen. Diakhiri dengan proses pemisahan yang menghasilkan organisme
tidak akan dapat berkawin campur sehingga terbentuklah spesiasi. Contoh : Xylocopa
nobilis (kumbang kayu) di Manado dan burung finch.

5
Sumber : https://ecopestcontrol.co.id/mengenal-
3-jenis-serangga-perusak-kayu-selain-rayap/

2. Spesiasi Peripatrik

Speciasi yang terjadi ketika sebagaian kecil populasi organisme menjadi terisolasi
dalam sebuah lingkungan yang baru.Ini berbeda dengan spesiasi alopatrik dalam hal
ukuran populasi yang lebih kecil dari populasi tertua. Dalam hal ini, adalah hilangnya
variasi genetik yang terjadi ketika suatu populasi baru didirikan oleh sejumlah
individu yang sangat kecil. Akibat dari hilangnya variasi genetik, populasi baru dapat
berubah, baik secara genotipe ataupun fenotif dari populasi asalnya. Dalam kasus
ekstrem ini menyebabkan spesiasi yang nantinya mengarah ke terbentuknya evolusi.
Hilangnya variasi genetik ini, menyebabkan spesiasi cepat. Karena melalui hanyutan
genetika yang cepat dan seleksi terhadap gen yang kecil segeralah terjadi speciasi.
Contohnya burung pekakak surga (Tanysipera sp) yang berasal dari Papua.

Burung Surga

Sumber : https:///omkicau .com/2016/02/17eksotisme-cekakak-pita-paradise-kingfisher-


burung-endemik-indonesia/

3. Spesiasi Parapatrik

Spesiasi ini mirip dengan spesiasi peripatrik dalam hal ukuran populasi kecil yang
masuk ke habitat yang baru, Namun berbeda dalam hal tidak adanya pemisahan
secara fisik antara dua populasi. Spesiasi ini dihasilkan dari evolusi mekanisme yang
6
mengurangi aliran genetika antara dua populasi. Secara umum, ini terjadi ketika
terdapat perubahan drastis pada lingkungan habitat tetua spesies. Salah satu
contohnya adalah rumput Anthoxanthum odoratum, yang dapat mengalami spesiasi
parapatrik sebagai respon terhadap polusi logam terlokalisasi yang berasal dari
pertambangan. Pada kasus ini, tanaman berevolusi menjadi resistan terhadap kadar
logam yang tinggi dalam tanah. Seleksi keluar terhadap kawin campur dengan
populasi tetua menghasilkan perubahan pada waktu pembungaan menyebabkan
isolasi reproduksi. Seleksi keluar terhadap hibrid antar dua populasi dapat
menyebabkan "penguatan", yang merupakan evolusi sifat yang mempromosikan
perkawinan dalam spesies, serta peralihan karakter yang terjadi ketika dua spesies
menjadi lebih berbeda pada penampilannya. Contohnya pada spesies tanaman rumput
jenis Athoxanthum odoratum.

Athoxantum odoratum

Sumber : https://g.co/kgs/WWeFVA

4. Spesiasi Sympatrik

Mekanisme spesiasi adalah spesies yang bebrbeda menghuni tempat yang sama
berdivergen tanpa adanya isolasi geografis atau perubahan pada habitat. Mekanisme
ini cukup langka karena hanya dengan aliran gen yang sedikit akan meng hilangkan
perbedaan genetika antara satu bagian populasi dengan bagian populasi lainnya.
Secara umum, spesiasi simpatrik pada hewan memerlukan evolusi perbedaan genetika
dan terjadinya perkawinan acak. Contoh bebek dengan Mentok yang berada pada
7
habitat yang sama. Dampak dari mekanisme ini akan membawa isolasi reproduksi.
Salah satu jenis spesiasi simpatrik melibatkan perkawinan silang dua spesies yang
berkerabat, menghasilkan spesies hibrid. Hal ini tidaklah umum terjadi pada hewan
karena hewan hibrid bisanya mandul. Sebaliknya, perkawinan silang umumnya
terjadi pada tanaman, karena tanaman sering menggandakan jumlah kromosomnya,
membentuk poliploid. Ini membuat kromosom dari tiap spesies tetua membentuk
pasangan yang sepadan selama meiosis. Salah satu contoh Speciaisi dengan
mekanisme simpatrik adalah kketika tanaman Arabidopsis thaliana dan Arabidopsis
arenosa dari Perkawinan menghasilkan spesies baru Arabidopsis suecica. Hal ini
terjadi sekitar 20.000 tahun yang lalu, dan proses spesiasi ini telah diulang dalam
laboratorium, mengijinkan kajian mekanisme genetika yang terlibat dalam proses ini.
Sebenarnya, penggandaan kromoson dalam spesies merupakan sebab utama isolasi
reproduksi, karena setengah dari kromoson yang berganda akan tidak sepadan ketika
kawin dengan organisme yang kromosomnya tidak berganda. Contohnya beberapa
jenis spesies Aradopsis (thaliana, arinosa dan suesita).

D. Mekanisme Spesiasi
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies
sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi.
Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang

8
berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi.
Spesiasi lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu.
Kecepatan spesiasi maupun kepunahan sebagian tergantung pada ukuran kisaran
geografis dari suatu daerah. Daerah yang luas cenderung meningkatkan kecepatan
spesiasi dan menurunkan kecepatan kepunahan. Jenis yang terdapat di daerah yang luas
akan mengalami spesiasi lebih cepat, sedangkan menurunnya luas area akan
meningkatkan kepunahan suatu jenis, jadi menurunkan jumlah jenis yang akan
mengalami spesiasi. Spesiasi atau terbentuknya spesies baru dapat diakibatkan oleh
adanya isolasi geografi, isolasi reproduksi, dan perubahan genetika. Adapun proses
spesiasi ini dapat berlangsung secara cepat atau lama hingga berjuta-juta tahun. Berikut
faktor terbentuknya spesiasi :

1. Peran Isolasi Geografi


Mayoritas para ahli biologi berpandangan bahwa faktor awal dalam proses
spesiasi adalah pemisahan geografis, karena selama populasi dari spesies yang sama
masih dalam hubungan langsung maupun tidak langsung gene flow masih dapat
terjadi, meskipun berbagai populasi di dalam sistem dapat menyimpang di dalam
beberapa sifat sehingga menyebabkan variasi intraspesies. Hal serupa juga
dikemukakan oleh Campbell dkk bahwa proses-proses geologis dapat memisahkan
suatu populasi menjadi dua atau lebih terisolasi. Suatu daerah pegunungan bisa
muncul dan secara perlahan-lahan memisahkan populasi organisme yang hanya dapat
menempati dataran rendah; suatu glasier yang yang bergeser secara perlahan-lahan
bisa membagi suatu populasi; atau suatu danau besar bisa surut sampai terbentuk
beberapa danau yang lebih kecil dengan populasi yang sekarang menjadi terisolasi.
Jika populasi yang semula kontinyu dipisahkan oleh geografis sehingga terbentuk
hambatan bagi penyebaran spesies, maka populasi yang demikian tidak akan lagi
bertukar susunan gennya dan evolusinya berlangsung secara sendiri-sendiri. Seiring
dengan berjalannya waktu, kedua populasi tersebut akan makin berbeda sebab
masing-masing menjalani evolusi dengan caranya masing-masing.

9
Pada awalnya isolasi reproduksi muncul sebagai akibat adanya faktor geografis,
yang sebenarnya populasi tersebut masih memiliki potensi untuk melakukan
interbreeding dan masih dapat dikatakan sebagai satu spesies. Kemudian kedua
populasi tersebut menjadi begitu berbeda secara genetis, sehingga gene flow yang
efektif tidak akan berlangsung lagi jika keduanya bercampur kembali. Jika titik
pemisahan tersebut dapat tercapai, maka kedua populasi telah menjadi dua spesies
yang terpisah. Isolasi geografi dari sistem populasi diprediksi akan mengalami
penyimpangan karena kedua sistem populasi yang terpisah itu mempunyai frekuensi
gen awal yang berbeda, terjadi mutasi, pengaruh tekanan seleksi dari lingkungan yang
berbeda, serta adanya pergeseran susunan genetis (genetic drift), ini memunculkan
peluang untuk terbentuknya populasi kecil dengan membentuk koloni baru. Suatu
penghalang (barier) adalah keadaaan fisis ekologis yang mencegah terjadinya
perpindahan-perpindahan spesies tertentu melewati batas ini dan suatu barier suatu
spesies belum tentu merupakan barier bagi spesies lain. Perubahan waktu yang terjadi
pada isolasi geografis menyebabkan terjadinya isolasi reproduktif sehingga
menghasilkan dua spesies yang berbeda.
2. Peran Isolasi Reproduksi
Pengaruh isolasi geografis dalam spesiasi dapat terjadi karena adanya pencegahan
gene flow antara dua sistem populasi yang berdekatan akibat faktor ekstrinsik
(geografis). Setelah kedua populasi berbeda terjadi pengumpulan perbedaan dalam
rentang waktu yang cukup lama sehingga dapat menjadi mekanisme isolasi instrinsik.
Isolasi instrinsik dapat mencegah bercampurnya dua populasi atau mencegah
interbreeding jika kedua populasi tersebut berkumpul kembali setelah batas
pemisahan tidak ada. Spesiasi dimulai dengan terdapatnya penghambat luar yang
menjadikan kedua populasi menjadi sama sekali alopatrik (mempunyai tempat yang
berbeda) dan keadaan ini belum sempurna sampai populasi mengalami proses
instrinsik yang menjaga supaya supaya mereka tetap alopatrik atau gene poolmereka
tetap terpisah meskipun mereka dalam keadaan simpatrik (mempunyai tempat yang
sama). Mekanisme isolasi intrinsik yang mungkin dapat timbul yaitu isolasi sebelum
perkawinan dan isolasi sesudah perkawinan, sebagai berikut :
a. Isolasi Sebelum Perkawinan (Pre-mating isolation/prezygotic barrier)
10
Isolasi sebelum perkawinan menghalangi perkawinan antara spesies atau
merintangi pembuahan telur jika anggota-anggota spesies yang berbeda berusaha
untuk saling mengawini. Isolasi ini terdiri dari:
1) Isolasi Ekologi (ecological)
Dua sistem yang mula-mula dipisahkan oleh penghambat luar (eksternal
barrier), suatu ketika mempunyai karakteristik yang khusus untuk berbagai
keadaan lingkungan meskipun penghambat luar tersebut dihilangkan,
keduanya tidak akan simpatrik. Setiap populasi tidak mampu hidup pada
tempat dimana populasi lain berada, mereka dapat mengalami perubahan pada
perbedaan-perbedaan genetik yang dapat tetap memisahkan mereka. Setiap
spesies beradaptasi dengan iklim setempat di dalam batas-batas daerah sendiri
dan iklim dari keduanya sangat berbeda, sehingga setiap spesies tidak
mungkin hidup di tempat spesies yang lain. Jadi, disini terdapat perbedaan-
perbedaan genetik yang mencegah gene flow diantara spesies pada keadaan
yang alami. Contohnya pada pohon jenis Platanus occidentalis yang terdapat
di bagian timur Amerika Serikat dan Platanus orientalis yang terdapat di timur
Laut Tengah, kedua spesies ini dapat disilangkan dan menghasilkan hibrid
yang kuat dan fertil. Kedua spesies ini terpisah tempat yang berbeda dan
fertilisasi alami tidak mungkin terjadi
2) Isolasi Tingkah laku (Behavioral)
Tingkah laku berperan sangat penting dalam hal courtship (percumbuan)
dan perkawinan (mating). Tingkah laku juga berperan pada perkawinan acak
antar spesies yang berbeda sehingga perkawinan mendapat hambatan oleh
terjadinya inkompatibilitas beberapa perilaku sebagai dasar bagi suksesnya
perkawinan tersebut. Contohnya pada hewan jantan spesies tertentu memiliki
pola perilaku yang spesifik dalam menarik, mendekati dan mengawini
pasangannya. Kegagalan perkawinan terjadi karena pasangan merasa asing
dengan pola perilaku yang ditunjukkan oleh pasangannya sehingga terjadi
penolakan. Selain sekuen perilaku yang spesifik seperti yang ditunjukkan oleh
burung bower di mana hewan jantan harus mempersiapkan pelaminan yang
penuh dengan aksesoris tertentu agar burung betina mau dikawini. Isolasi
11
perilaku sangat tergantung pada produksi dan penerimaan stimulus oleh
pasangan dari dua jenis kelamin yang berbeda. Jenis stimulus yang dominan
untuk mensukseskan perkawinan, stimulus tersebut diantaranya adalah:
 Stimulus visual : Bentuk, warna, dan karakter morfologi lain dapat
mempengaruhi stimulus visual. Beberapa hewan seperti kelompok
ikan, burung, dan insekta menunjukkan bahwa stimulus visual
dominan mempengaruhi ketertarikan pasangan seksualnya. Contohnya
pada bebek liar Amerika Serikat yang simpatrik mempunyai courtship
display yang baik dan disertai dengan warna yang mencolok pada
bebek jantan. Fungsinya adalah untuk memperkecil kesempatan bebek
betina memilih pasangan yang salah.
 Stimulus adaptif : Bunyi nyanyian atau suara lain yang spesifik
berfungsi sebagai alat komunikasi antar jenis kelamin yang mengarah
pada proses terjadinya perkawinan intra maupun interspesies. Suara-
suara yang dikeluarkan oleh insekta, reptilia, burung, dan mamalia
banyak yang spesifik untuk tiap spesies.
 Stimulus kimia/feromon: Feromon merupakan signal kimia yang
bersifat intraspesifik yang penting dan digunakan untuk menarik dan
membedakan pasangannya, bahkan feromon dapat bertindak sebagai
tanda bahaya. Molekul ini spesifik pada individu betina yang dapat
merangsang individu jantan dan atau sebaliknya sebagai molekul
spesifik yang dihasilkan oleh individu betina untuk menolak individu
jantan. Misalnya pada Drosophila melanogaster feromon mempunyai
pengaruh pada tingkah laku perkawinan, di mana dengan adanya
feromon yang dilepaskan oleh individu betina membuat individu
jantan melakukan aktivitas sebagai wujud responnya terhadap adanya
feromon tersebut.
3) Isolasi Sementara (temporal)
Dua spesies yang kawin pada waktu yang berbeda (hari, musim, atau
tahun), gametnya tidak akan pernah mencampur. Misalnya hewan singung
berbintik (Spilogale gracilis) yang sangat mirip dengan S. putorius ini tidak
12
akan saling mengawini karena S. gracilis kawin pada akhir musim panas dan
S. putorius kawin pada akhir musim dingin. Hal yang sama juga terjadi pada 3
spesies dari genus anggrek Dendrobium yang hidup di musim tropis basah
yang sama tidak terhibridisasi, karena ketige spesies ini berbunga pada hari
yang berbeda.
4) Isolasi Mekanik (mechanical)
Apabila perbedaan struktural diantara dua populasi yang sangat
berdekatan menyebabkan terhalangnya perkawinan antar spesies, maka
diantara kedua populasi tersebut tidak terjadi gene flow. Isolasi mekanik
ditunjukkan oleh inkompatibilitas alat reproduksi antara dua spesies yang
berbeda sehingga pada saat terjadinya perkawinan salah satu pasangannya
menderita. Mekanisme ini sebagaimana terlihat pada Molusca sub-famili
Polygyrinae, struktur genetalianya menghalangi terjadinya perkawinan spesies
dalam sub-famili yang sama. Pada tumbuhan isolasi ini terlihat pada tanaman
sage hitam yang memiliki bunga kecil yang hanya dapat diserbuki oelh lebah
kecil. Berbeda dengan tanaman sage putih yang memiliki struktur bunga yang
besar yang hanya dapat diserbuki oleh lebah yang besar.
5) Isolasi Gametis (gametik)
Isolasi gamet menghalangi terjadinya fertilisasi akibat susunan kimiawi
dan molekul yang berbeda antara dua sel gamet, seperti spermatozoa yang
mengalami kerusakan di daerah traktus genital organ betina karena adanya
reaksi antigenik, menjadi immobilitas, dan mengalami kematian sebelum
mencapai atau bertemu sel telur. Contohnya pada persilangan Drosophila
virilis dan D. americana, sperma segera berhenti bergerak pada saat sampai
pada alat kelamin betina, atau bila tidak rusak maka sperma akan mengalami
kematian. gambaran lain juga yang terjadi pada ikan, di mana telur ikan yang
dikeluarkan dari air tidak akan dibuahi oleh sperma dari spesies lain karena
selaput sel telurnya mengandung protein tertentu yang hanya dapat mengikat
molekul sel sperma dari spesies yang sama.
b. Isolasi Setelah Perkawinan (Post-mating isolation/Postzigotic barrier)

13
Hal ini terjadi jika sel sperma dari satu spesies membuahi ovum dari
spesies yang lain, maka barier postzigot akan mencegah zigot hibrida itu untuk
berkembang menjadi organisme dewasa yang bertahan hidup dan fertil.
Mekanisme ini dapat terjadi melalui:
1) Kematian zigot (zygotic mortality)
Sel telur yang telah dibuahi oleh sperma spesies lain (zigot hibrid)
seringkali tidak mengalami perkembangan regular pada setiap stadianya,
sehingga zigot tersebut mengalami abnormalitas dan tidak mencapai tahapan
maturitas yang baik atau mengalami kematian pada stadia awal
perkembangannya. Di antara banyak spesies katak yang termasuk dalam
genus Rana, beberapa diantaranya hidup pada daerah dan habitat yang sama,
dan kadang-kadang mereka bisa berhibridisasi. Akan tetapi keturunan yang
dihasilkan umumnya tidak menyelesaikan perkembangannya dan akan
mengalami kematian.
2) Perusakan hibrid (hybrid breakdown)
Pada beberapa kasus ketika spesies berbeda melakuakn kawin silang,
keturunan hibrid generasi pertama dapat bertahan hidup dan fertil, tetapi
ketika hibrid tersebut kawin satu sama lain atau dengan spesies induknya,
keturunan generasi berikutnya akan menjadi lemah dan mandul. Sebagai
contoh, spesies kapas yang berbeda dapat menghasilkan keturunan hibrid yang
fertil, tetapi kerusakan terjadi pada generasi berikutnya ketika keturunan
hibrid itu mati pada saat berbentuk biji atau tumbuh menjadi tumbuhan yang
cacat dan lemah.
3) Sterilitas hybrid
Hibridisasi pada beberapa spesies dapat menghasilkan keturunan yang
sehat dan hidup normal akan tetapi hibrid tersebut mengalami sterilitas.
Terjadinya sterilitas ini disebabkan oleh inkompatibilitas genetik yang nyata
sehingga tidak dapat menurunkan keturunannya. Contoh hibrid yang steril
antara lain: mule (hibrid antara keledai dan kuda), cama (hibrid antara onta
dan ilama), tiglon (hibrid anatara macan dan singa), zebroid (hibrid antara
zebra dan kuda).
14
E. Faktor Penyebab Spesiasi
1) Isolasi Reproduksi
Terdapat beberapa cara isolasi reproduksi yang dapat terjadi, yaitu isolasi
prazigotik dan isolasi postzigotik. Isolasi  prazigotik adalah isolasi yang terjadi
sebelum terjadinya fertilisasi, isolasi  prazigotik adalah isolasi yang terjadi sebelum
terjadinya fertilisasi. Adapun isolasi  postzigotik terjadi setelah terjadi fertilisasi
Adapun isolasi  postzigotik terjadi setelah terjadi fertilisasi, solasi ini dapat terjadi
melalui inviabilitas hibrid (kematian hibrid),  sterilitas hibrid, dan  penurunan
kualitas hibrid.(Henuhili, 2008)
2) Mutasi
Mutasi diartikan sebagai perubahan faktor keturunan atau sifat keturunan (gen)
dan perubahan bersifat fisiokimiawi mutasi jarang terjadi di alam. Tetapi jika terjadi,
sifat berubah diwariskan terus ke generasi generasi berikutnya. Ia membuat batasan
tentang variasi. Ada dua jenis variasi, yakni variasi genetis dan variasi lingkungan.
Variasi genetis karena perbedaan perpasangan alel; bersifat herediter, konstan, dan
diwariskan pada keturunannya . Variasi lingkungan terjadi karena perbedaan faktor
lingkungan; seperti nutrisi, suhu, bantuan air, kelembaban, dan lainn sebagainya.
Variasi lingkungan tidak bersifat herediter dan tidak konstan. (Yahya, 2018)
3) Hibridisasi
Hibridisasi adalah memperbaiki kualitas benih seperti perbaikan laju
pertumbuhan, penundaan kematangan gonad pada produksi monoseks agar tercapai
pertumbuhan yang maksimal.
4) Demostikasi
Domestikasi adalah suatu budi daya yang menyebabkan perubahan genetik pada
tumbuhan ataupun hewan yang dilakukan oleh manusia. Proses domestikasi ini
membutuhkan waktu yang bertahun-tahun karena melibatkan sebuah seleksi dan
pemuliaan (perbaikan keturunan) yang menghasilkan sebuah varietas atau spesies
baru (spesiasi).

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Spesiasi merupakan proses pembentukan spesies baru dan berbeda dari spesies
sebelumnya melalui proses perkembangbiakan secara natural dalam kerangka evolusi.
Spesiasi sangat terkait dengan evolusi, keduanya merupakan proses perubahan yang
berangsur-angsur, sedikit demi sedikit, secara gradual, perlahan tetapi pasti terjadi.
Spesiasi lebih ditekankan pada perubahan yang terjadi pada populasi jenis tertentu.
Kecepatan spesiasi maupun kepunahan sebagian tergantung pada ukuran kisaran
geografis dari suatu daerah. Sehingga tujuan dari spesiasi yaitu perubahan lingkungan,
relung/tempat kosong dan keanekaragaman kelompok organisme.Terdapat juga
mekanisme dalam spesiasi mulai dari isolasi geografi dan isolasi reproduksi. hal ini juga
dapat berbagai faktor penyebab terjadinya spesiasi yaitu isolasi reproduksi, mutasi,
demostikasi hibridisasi.

16
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011. Mekanisme Evolusi II.

Anonim. 2021. Pembentukan Spesies Baru.

Henuhili, V. (2008). Genetika dan Evolusi. 1–11.

Margianto. 2020. Evolusi. STIE IGI Jakarta.

Novianti, Titta. 2016. Modul Mata Kuliah Biologi. Universitas Esa Unggul Jakarta.

Yahya, H. (2018). Mekanisme Evolusi dan Spesiasi.

https:///omkicau .com/2016/02/17eksotisme-cekakak-pita-paradise-kingfisher-burung-endemik-
indonesia/

https://ecopestcontrol.co.id/mengenal-3-jenis-serangga-perusak-kayu-selain-rayap/

https://g.co/kgs/WWeFVA

17

Anda mungkin juga menyukai