Disusun Oleh :
Kelompok 2
Chindy Charolin Manalu (4213220023)
Mariance Naibaho (4211220021)
Roza Tasha Nabila (4213220017)
Putri Windah Sinaga (4211220004)
Pebrian Sihaloho (4213520021)
KELAS : PSB 21 A
PROGRAM STUDI S 1 BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mini riset dengan topik “Fitogeografi”. Adapun
tugas ini dikerjakan untuk memenuhi penyelesain tugas mata kuliah Taksonomi Spermatophyta.
Kami berterimah kasih kepada Wina Dyah Puspita Sari, M.Si selaku dosen pengampu mata
kuliah Taksonomi Spermatophyta. Atas pengajaran yang diberikan kepada kami sehingga makalah
ini dapat di selesaikan dengan baik.
Kami menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
sangat berharap bagi para pembaca agar dapat memberi kritik dan saran atas makalah ini. Semoga
tugas makalah ini dapat berguna dalam memberikan informasi dan bermanfaat untuk menambah
wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Fitogeografi tumbuhan, atau geografi tumbuhan, adalah disiplin ilmu yang mempelajari
distribusi geografis, habitat, sejarah, dan faktor biologis tumbuhan. Studi ini membutuhkan
pengetahuan tentang tumbuhan yang relevan (ada dan punah), kondisi fisik dan geografis,
morfologi tumbuhan itu sendiri dan wilayahnya, serta korelasinya dengan evolusi persebarannya
berdasarkan sejarah negara tersebut dan waktu geologis.
1.3 Tujuan
Biogeografi bisa diartikan pula selaku studi perihal hubungan antara pola serta sistem
sebaran organismus dalam ruang serta saat , maupun dapat pula diartikan selaku analisis
organismus baik waktu lampau ataupun kini , maupun dapat pula diartikan sebagai ilmu
pengetahuan yang berusaha guna mencitrakan serta memahami banyaknya pola dalam
penyebaran varietas jenis serta golongan taksonomi yang lebih besar Biogeografi yaitu ilmu
pemahaman yang mengeksplorasi pedaran selaku khusus khalayak hidup pada ketika yang
berlanjut serta ketika ini . buat tujuan efisien pantas dengan penjatahan khalayak hidup jadi
flora serta binatang , biogeografi pada biasanya dipisah dengan " geografi flora " ( fitogeografi)
serta " geografi binatang " ( zoogeografi ) .
Fitogeografi serta zoogeografi yakni bagian dari ilmu pemahaman biogeografi yang
mengeksplorasi riset serta pemerian perbedaan pertanda penyebaran vegetasi di globe
tercantum seluruh aspek yang mengganti dasaran globe oleh aspek fisik , suasana maupun oleh
interaksi khalayak hidup dengan lingkungannya Ilmuan yang pertama kali menyampaikan
adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi
adalah alfred russel wallace . pada tahun 1800 - an la menerbitkan buku yang mengungkapkan
adanya pola penyebaran makhluk hidup di bumi . (Alwin, 2022)
2
2.2 Faktor Yang Mempengaruhi Fitogeografi
Pada dasarnya fitogeografi merupakan ilmu tentang distribusi organisme mahluk hidup dan
faktor - faktor yang mempengaruhi baik secara fisik maupun non fisik menjelaskan persebaran
tanaman ( flora ) serta binatang ( fauna ) di bumi dipelajari dalam bagian ilmu fitogeografi
dengan memakai 2 pendekatan , ialah :
a. Pendekatan histori, ialah pendekatan bagian ilmu biogeografi yang mengamati dari
sudut memandang pertumbuhan serta evolusi golongan makhluk hidup , iklim ,
kolonisasi , kegiatan alam pada periode terus , dan hubungan ilmu lingkungans waktu
terus dengan sekarang )
b. Pendekatan ekologi, yaitu pendekatan bagian ilmu biogeografi yang mengamati dari
sudut memandang interaksi antarmakhluk hidup dan interaksi organisme dengan
lingkungannya .
Faktor ini dikelompokkan menjadi faktor fisik dan faktor non fisik .
a . Curah Hujan
Di daerah intensitas hujan yang tinggi memiliki sepanjang tahun maka terdapat
vegetasi hujan yang mendominasi , sebaliknya semakin berkurang intensitas hujan ,
maka tanaman yang terdapat berupa semak belukar atau padang rumput . dan di daerah
gurun , dimana intensitas hujan sedikit maka vegetasi yang ada bergantung pada musim
yang ada hujannya . dengan adanya curah hujan yang tinggi , maka ekosistem tanaman
dan hewan dapat hidup dengan baik , karena tersedinya makanan .
b . Suhu
3
c. Kelembaban Udara
Jumlah kandungan uap air yang ada di udara dapat mempengaruhi persebaran
tumbuhan dan hewan . semakin lembab , maka jenis tumbuhan dan hewan semakin
bervariatif . pada udara yang kering , maka tumbuhan dan hewan juga akan semakin
berkurang jenisnya / keanekaragaman , bahkan ada tumbuhan yang mampu hidup
di daerah kelembaban udara yang tinggi .
d . Angin
e . Sinar Matahari
Sinar matahari untuk flora dibutuhkan guna zat hijau daun ataupun klorofil,
tumbuhan berkurang mengantongi sinar surya akan sukar mendapati pertumbuhan
lantaran surya memiliki fungsi untuk pembakaran klorofil . surya yang menerangi
dataran bumi juga mempengaruhi dalam perkembangbiakan flora . sinar surya yang
menyebabkan sukar berkembangbiak dengan bagus lantaran membatasi teknik
partus .
f. Tanah
4
g. Relief ( Ketinggian Tempat )
a. Flora
b. Hewan
c. Manusia
Akal fikiran manusia melahirkan sebuah tindakan yang dapat mengubah
seluruh pertumbuhan dan kehidupan dimuka bumi sebagai contoh adalah
melalui penebangan pohon , pengairan , pemupukan , reboisasi . demikian juga
, misalnya mengubah hutan menjadi lahan pertanian dan lahan industri serta
daerah pemukiman .
d. Jaring - Jaring Makanan
Jaring - jaring makanan ada kedudukan didalam metode sirkulasi ialah
lewat rantai - rantal makanan yang bersama berkorelasi satu sesual lain
sedemikian muka maka menjadikan seperi jaringa makanan . jaring - jaring
makanan berlangsung lantaran tiap - tiap kategori hidup tidak cukup menyantap
satu tipe hidup yang ada jaring jaring makanan ada hasil yang besar pula pada
sirkulasi hidup , terdapatnya jaring jaring makanan ini bakal membuat
5
bertahannya sesuatu populasi binatang maupun tanaman , maupun malah selaku
pembendung kehidupan mereka lantaran tidak sesuainya kawasan serta
populasi yang tampak diwilayah setempat .
e. Kemampuan Beradaptasi
Adaptasi merupakan kemampuan atau ada kecenderungan organisme untuk
menyesuaikan din dengan sesama mahluk hidup dan ekosistem untuk tetap
hidup dengan baik makhluk hidup akan mampu bertahan hidup kalau mampu
beradaptasi terhadap sesama mahluk hidup maupun dengan lingkungnya,
dimana ketika organisme memiliki kamampuan untuk bertahan sebagai wujud
pencegahan terhadap serangan dari musuh atau pertahanan diri , namun tidak
kala semua makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan memiliki
kemampuan untuk berdapatasi , melainkan hanya hewan dan tumbuhan.
Indonesia memiliki ± 12,2 juta hektar kawasan hutan yang merupakan bagian dari
daerah fitogeografi malesia yang terkenal kaya akan jenis tumbuhannya. Pulau papua
(bersama New Guinea dan Kepulauan Salomon) membentuk suatu wilayah fitogeografi
tersendiri yang disebut papuasi Kawasan ini memiliki keunikan tersendiri baik dari
kekayaan jenis, marga maupun tingkat keendemikan yang tinggi dibandingkandengan
pulau-pulau lainnya di Indonesia. (Patoding, et al., 2017)
Kajian fitogeografi ilmu yang mempelajari sebaran makhluk hidup tumbuhan atau
distribusi vegetasi di bumi termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh
6
faktor fisik, iklim atau oleh interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Flora di
wilayah Indonesia merupakan bagian dari flora Melesiana yaitu Daerah ini merupakan
wilayah bioma hutan hujan tropis dan memiliki beberapa jenis tumbuhan yang khas, Flora
yang ditemukan di daerah ini sangat bervariasi bahkan beberapa tumbuhan memiliki nilai
ekonomi yang tinggi, misalnya tanaman anggrek, kayu cendana, makroni dan lain-lain. Di
tinjau dari wilayah fitogeografi setidaknya terdapat tujuh wilayah fitogeografi utama
Indonesia yang menjadi penyebaran berbagai spesies tumbuhan, yaitu Sumatra, Jawa, Bali,
Kalimantan, Sunda Kecil, Sulawasi, Maluku, dan Irian Jaya.(Kurniwati, et al., 2022)
Malesia memiliki keanekaragaman tumbuhan berbunga yang tergolong tinggi
disebabkan oleh beberapa faktor di antaranya: 1) iklim yang lembab dan terus-menerus
hangat, berlaku hampir merata di kawasan Malesia, sehingga cocok untuk pertumbuhan
tumbuhan berbunga di hutan hujan tropis. 2) berada di antara flora asiatik dan australiatik.
3) vegetasi tumbuhan lebih persisten, dikarenakan secara geologi mendapatkan
pencahayaan matari yang cukup (Keng 2013). Estimasi tumbuhan berbunga di
semenanjung malaya sekitar 178 suku, 50 marga dan 8000 jenis .Sementara di Indonesia,
Famili tumbuhan berbunga meliputi Orchidaceae, Dipterocarpaceae, Myrtaceae,
Moraceae, dan Ericaceae. (Huda, et al., 2020)
A. Sub-region Botani Malesia Selatan
Sub-region Botani Malesia Selatan terdiri dari pulau pulau di kawasan selatan
Indonesia seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Kawasan seperti Jawa memiliki
keanekaragaman tumbuhan yang yang beragam. Jumlah tanaman yang ada di Pulau Jawa
terdapat 6.534spesies jumlah termasuk rumput-rumputan, tumbuhan lokal yang ditemukan
mencapai 4.500 spesies merupakan tumbuhan lokal. Tumbuh-tumbuhan paku-pakuan
mencakup 519 spesies (497 lokal, 7 naturalisasi dan 15 introduksi), 29 tumbuhan
Gymnospermae 29 spesies (9 lokal, 20 introduksi), 1.924 spesies 12 tumbuhan monokotil
(1.311 asli, 58 naturalisasi dan 555 asli), dan tumbuhan dikotil 4.062 spesies (2.781 lokal,
348 naturalisasi dan 933 introduksi.
B. Sub-region Botani Malesia Barat
Sub-region Botani malesia Barat tersebar di Sumatra & Kalimantan. Tumbuh-
tumbuhan yang banyak dijumpai di kawasan ini adalah jenis-jenis dipterocarpaceae. Jenis
dipterocarp merupakan pohon tinggi yang tumbuhnya lambat. Kayunya memiliki nilai
7
ekonomi tinggi sebagai bahan bangunan dan pertukangan. Selain itu tanaman ini juga
menghasilkan produk sekunder berupa minyak, damar, resin, dan kamper. Adanya
eksploitasi secara terus menerus dan berlebihan tanpa diimbangi dengan penanaman
kembali dalam waktu lama akan menyebabkan populasi tanaman ini menurun dengan
drastis. Di Hutan dataran rendah Pulau Kalimantan yang masih relatif alami, jenis tanaman
dipterocarpaceae terlihat mendominasi diantara jenis-jenis tanaman lainnya. Jenis-jenis
dipterocarpaceae di Pulau Kalimantan diperkirangan kurang lebih 200 spesies, itupun tidak
termasuk tanaman yang ada di Kalimantan Utara)
C. Sub-region Botani Malesia Timur
Sub-region Botani Malesia Timur terdiri atas wilayah tanaman yang mencakup
tanaman di Sulawesi, Maluku dan Papua. Tanaman yang memiliki nilai ekonomi tinggi di
kawasan ini salah satunya adalah pala Myristica fragrans Houtt. Pala banyak tersebar di
kepulauan Maluku. Selain itu kawasan Papua juga memiliki kekayaan f;ora yang tinggi.
Hal ini disebabkan memiliki lingkungan habitat dengan zona-zona beranekaragam dan
merupakan vegetasi terlengkap di Asia-Pasifik mulai dari daerah pantai hingga alpin.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang didapatkan dari pembuatan makalah ini yaitu :
1. Fitogeografi merupakan kajian mengenai persebaran tumbuhan dipermukaan bumi.
Berdasarkan persebaran keanekaragaman tumbuhan atau fitogeografi, kawasan Indonesia
masuk dalam fitogoegrafi Malesia.
2. Faktor - faktor yang mempengaruhi baik secara fisik maupun non fisik menjelaskan
persebaran fitogeografi secara fisik yaitu : curah hujan, suhu, kelembapan udara, angin,
sinar matahari, tanah, relief (ketinggian batuan). Faktor non fisik flora, fauna, manusia,
jarring- jarring makanan, kemampuan beradaptasi.
3. Flora di wilayah Indonesia merupakan bagian dari flora Melesiana yaitu Daerah ini
merupakan wilayah bioma hutan hujan tropis dan memiliki beberapa jenis tumbuhan yang
khas. Secara spesifik kawasan Malesia terbagi lagi menjadi sub-sub region. Sub-sub region
tersebut antara lain Sub-region Botani Malesia Selatan, Malesia Barat danMalesia Timur.
3.2 Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini terdapat kesalahan serta belum
sempurna. Oleh sebab itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun dari pembaca.
Saran yang dapat kami sampaikan adalah semoga pembuatan makalah ini dapat digunakan
sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan dan pengetahuan. Penulis juga menyarankan
agar pembaca tetap mencari sumber referensi lain untuk memperdalam materi yang kurang
dalam makalah ini.
9
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z., Purnomo, & Candra Pradhana, C. (2020). Keanekaragaman Hayati Sebagai Komunitas
Berbasis Autentitas Kawasan.
Alwin, M. P. (2022). Modul Pembelajaran Biogeografi. Feniks Muda Sejahtera.
Huda, M. K., Amrul, H. M. Z., & Susilo, F. (2020). Keanekaragaman Tumbuhan Berbunga Di
162-170.
Kurniwati, K., Ibrahim, I., & Wiyarini, F. (2022). Kajian Fitogeografi Tumbuhan Anggrek
Patoding, F., Angrianto, R., & Peday, H. F. (2017). Potensi Tumbuhan Berkayu Getah Merah
10