DISUSUN OLEH:
HASRA SRI RAMAYANAH
(20500119008)
2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dari
mata kuliah EKOLOGI HEWAN dengan judul makalah “HABITAT DAN RELUNG”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah EKOLOGI HEWAN. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang Respon dan Adaptasi bagi para Pembaca dan juga
bagi penulis. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Syamsul, S. Pd., M.
Pd selaku dosen bidang studi EKOLOGI HEWAN yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan materi yang
diberikan.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................3
A. Habitat...........................................................................................................3
B. Mikrohabitat .................................................................................................5
C. Keselingkupan Relung Ekologi.....................................................................6
BAB III PENUTUP.......................................................................................................8
A. Kesimpulan....................................................................................................8
B. Saran..............................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Apabila kita mencari atau ingin menjumpai suatu organisme tertentu, maka
terlebih dahulu kita harus tahu dimana organisme tersebut tinggal. Jadi ketka kita
mencari suatu organisme maka ketempat tinggalnya kita harus mencari organisme
tersebut. Semua jenis organisme tentu memiliki yang namanya habitat atau tempat
dimana organisme tersebut berasal. Habitat dari suatu populasi hewan didasari
telah menunjukkan totalitas dari corak lingkungan yang telah ditempati oleh
populasi tersebut, termasuk dari faktor abiotik yag berupa ruang, tipe substrat, atau
medium yang ditempati, cuaca, iklim, serta vegetasi. Habitat biasa juga dikatakan
sebagai tempat tinggal suatu makhluk hidup adalah sebuah unit geografi yang telah
efektif mendukung keberlangsungan hidup dan reproduksi suatu spesies individu
maupun kelompok spesies. Pada habitat tersebut, suatu makhluk hidup yang lain
serta faktor abiotik yang satu dengan yang lainnya saling berinteraksibegitu
kompleks dan membentuk suatu kesatuan yang seperti telah dijelaskan diatas yang
disebut habitat.
Mikrohabitat adalah bagian dari suatu habitat yang sangat kuas yang dimana
iklimnya berlawanan dengan habitat. Dimana merupakan tempat yang lebih kecil
lagi dari pada habitat seperti pada celah-celah di kulit pohon pinus, ruang diantara
daun-daunan, di dalam buah-buahan, serta pada partikel tanah. Didalam suatu
mikrohabitat tentunya terdapat kelompok-kelompok kecil serta ada organisme yang
tidak berada pada tempat lain.
B. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
A. HABITAT
Habitat biasa juga dikatakan sebagai tempat tinggal suatu makhluk hidup
adalah sebuah unit geografi yang telah efektif mendukung keberlangsungan
hidup dan reproduksi suatu spesies individu maupun kelompok spesies. Pada
habitat tersebut, suatu makhluk hidup yang lain serta faktor abiotik yang satu
dengan yang lainnya saling berinteraksi begitu kompleks dan membentuk suatu
kesatuan yang seperti telah dijelaskan diatas yang disebut habitat. Suatu
organisme lain seperti individu lain dari suatu spesies yang sama, atau populasi
lainnya yang bisa dikatakan sebagai virus, bakteri, jamur, protozoa, tumbuhan da
hewan lainnya. Adapun faktor abiotic suatu habitat dilingkupi makhluk/benda
yang tidak bergerak lagi seperti air, tanah, udara, maupun faktor kimia fisik
seperti temperature, kelembapan kualitas udara, serta berbagai aspek
geometris bentuk lahan yang memudahkan hewan dalam mencari makan,
istirahat, bertelur, kawin, memelihara anak, hidup bersosial, dan berbagai
aktivitas lainnya1. Adapun contoh jeis habitat yang biasanya ditempati oleh suatu
spesies yaitu gua, danau, hutan, gunung dan laut2.
1
Saroyo Sumarto dan Roni Koneri, Ekologi Hewan (Bandung: CV. Patra Media Grafindo,
2016), h. 11.
2
John Malam, Intisari Ilmu Planet Bumi (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 89.
abiotik yag berupa ruang, tipe substrat, atau medium yang ditempati, cuaca,
iklim, serta vegetasi. Istilah habitat juga ini menunjukkan asal tumbuh suatu
kelompok organisme yang telah membentuk suatu komunitas. Dimana, habitat
juga terdiri atas organisme lain (biotik) dan juga beragam makhluk yang tidak
hidup (abiotik)3. Hewan seperti siput dan siput telanjang menyukai habitat yang
gelap dan lembab4.
Mikrohabitat adalah bagian dari suatu habitat yang sangat kuas yang
dimana iklimnya berlawanan dengan habitat. Dimana merupakan tempat yang
lebih kecil lagi dari pada habitat seperti pada celah-celah di kulit pohon pinus,
ruang diantara daun-daunan, di dalam buah-buahan, serta pada partikel tanah.
Didalam suatu mikrohabitat tentunya terdapat kelompok-kelompok kecil serta
ada organisme yang tidak berada pada tempat lain7.
7
Purwanto dan Inke Kusumastuti, Terminologi Biomedis (Jawa Tengah: PT.Nasya Expanding
Management, 2021), h. 454.
8
B. Winarto, Kamus Kehutanan: Berisi 55 Istilah Kehutanan (Bogor: IPB Press, 2021), h. 153.
9
T. B. Prakarsa, dkk, Biospeleologi: Biodiversitas Gua, Potensi, dan Permasalahannya
(Yogyakarta: Bintang Pustaka Madani, 2021), h. 39.
10
Budi Purwaningsih, Serangga Polinator (Malang: UB Press, 2014), h. 30.
C. KESELINGKUPAN RELUNG EKOLOGI
Relung ekologi merupakan ruang yang dapat dilihat secara fisik yang
terdiri atas berbagai organsime yang dapat berfungsi sebagai tingkat gradien
baik secara horizontal ataupun secara vertikal terhadap suhu, salinitas, pH, dan
juga keberadaan suatu organisme secara analogi11.
11
Sutrisno Anggoro, dkk, Biologi Perikanan dan Kelautan di Indonesia (Banda Aceh: Syiah
Kuala University Press, 2021), h. 76.
12
Oekan S. Abdoellah, Dari Ekologi Manusia ke Ekologi Politik (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Umum, 2020), h. 53.
13
John Malam, Intisari Ilmu Planet Bumi (Jakarta: Erlangga, 2005), h. 89.
ekologisnya bagaimana ia cocok dengan suatu ekosistem. Relung suatu
populasikadal pohon tropis. Misalnya, terdiri dari banyak variabel yaitu kisaran
suhu yang dapat dikondisikan, ukuran pohon yang ia tempati hingga pada waktu
siang hari ketika aktif, serta ukuran d jenis serangga yang dimakannya 14.
Relung ekologi menjadi posisi suat organisme yang ada di dalam suatu
komunitas dan suatu ekosisem tertentu yang mana hal ini merupakan suatu
akibat dari adaptasi struktural, tanggap fisiologis serta perilaku spesifik
organisme tersebut, relung pada suatu organisme itu hidup melainkan oleh
berbagai fungsi yang telah dimilikinya. Dalam biologi relung dapat diartikan
sebagai cara hidup suatu organisme dalam kehidupannya. Relung ekologi tidak
hanya terhitung dimana suatu organisme hidup, namun juga pada apa yang
dilakukannya seperti bagaimana organisme tersebut dapat mengubah energi,
bertingkah laku, bereaski, mengubah lingkungan fisik maupun biologi serta
bagaimana organsime tersebut dihambat oleh spesies lain. Adapun terdapat tiga
aspek relung ekologi yaitu:15
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
14
Neil A. Campbell, dkk, Biologi Jilid 3 Edisi 5 (Jakarta: Erlangga, 2004), h. 370.
15
Djohar Maknun, Ekologi: Populasi, Komunitas, Ekosistem (Cirebon: Nurjati Press, 2017)
1. Habitat biasa juga dikatakan sebagai tempat tinggal suatu makhluk
hidup adalah sebuah unit geografi yang telah efektif mendukung
keberlangsungan hidup dan reproduksi suatu spesies individu
maupun kelompok spesies. Pada habitat tersebut, suatu makhluk
hidup yang lain serta faktor abiotik yang satu dengan yang lainnya
saling berinteraksi begitu kompleks dan membentuk suatu kesatuan
yang seperti telah dijelaskan diatas yang disebut habitat.
2. Mikrohabitat adalah bagian dari suatu habitat yang sangat kuas yang
dimana iklimnya berlawanan dengan habitat. Dimana merupakan
tempat yang lebih kecil lagi dari pada habitat seperti pada celah-celah
di kulit pohon pinus, ruang diantara daun-daunan, di dalam buah-
buahan, serta pada partikel tanah
3. Relung ekolologi merupakan fungsional suatu spesies pada suatu
komunitas, terutama pada berbagai faktor yang mempengaruhi suatu
spesies. Luas dari relung ni menjadi ukuran keragaman sumber daya
yang dapat dikelola oleh suatu organisme. Dimana, luasnya relung
ekologis akan menjadi penanda bahwa setiap spesies akan termasuk
sebagai spresi generalis sementara relung yang begitu sempit
menandakan spesies tarbut spesialis.
B. SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Abdoellah, Oekan S. 2020. Dari Ekologi Manusia ke Ekologi Politik. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Umum.
Anggoro, Sutrisno, dkk. 2021. Biologi Perikanan dan Kelautan di Indonesia. Banda
Aceh: Syiah Kuala University Press.
Pranata, Alvin dan Stephanus Huwae. 2021. “Penerapan Konsep Bangunan Nol
Sampah pada Desain Fasilitas Pengolahan Sampah di Muara Angke”. Jurnal
STUPA. 3 no. 2, h. 3123-3128.
Purwanto dan Inke Kusumastuti. 2021. Terminologi Biomedis. Jawa Tengah: PT.Nasya
Expanding Management.
Sumarto, Saroyo dan Roni Koneri. 2016. Ekologi Hewan. Bandung: CV. Patra Media
Grafindo.
Winarto, B. 2021. Kamus Kehutanan: Berisi 55 Istilah Kehutanan. Bogor: IPB Press.