Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

( MAKHLUK HIDUP DALAM EKOSISTEM ALAMI )

Di susun oleh :

Nama : Rianur Adelia

Npm : 2211010019

Jurusan : pendidikan biologi

Dosen pembimbing : Dr.Ibrahim s.pd M.pd

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BANDA ACEH

2022
KATA PENGANTAR

         Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah Swt, yang hingga saat ini masih
melimpahkan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “
MAKHLUK HIDUP  DALAM EKOSISTEM ALAMI”.

Makalah ini mengulas tentang ekosisitem  alam  yang terdapat dalam lingkungan makhluk hidup
dan pengaruhnya dalam proses kehidupan Makhluk hidup yang selalu berkaitan erat antara
Makhluk hidup dengan lingkungan sekitar.

Saya sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan atau kesalahan ,oleh karena
itu kritik dan saran selalu kami harapkan agar makalah ini dapat menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata dari saya ucapkan terima kasih kepada bapak Dr.Ibrahim s.pd M.pd yang telah
membimbing saya dalam pembuatan makalah ini. Semoga  makalah ini dapat bermanfaat bagi
kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua usaha kita, Amin.

Banda Aceh, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………. i

Daftar Isi.....…………………………………………………………………………………. ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang…….....…………………………………………………………………. 1

1.2  Tujuan Makalah………………………………………………………………………… 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1  Populasi dan Komunitas Makhluk Hidup………………………....……………………. 3

2.2  Berbagai Bentuk Ekosistem Alami…………………………………………….....…….. 4

2.3  Aliran Energi Dan Materi Dalam Ekositem Alami……………………….........……….. 6

2.4  Macam – Macam Bentuk Pola Kehidupan Dalam Ekosistem Alam…….................….. 10

BAB III PENUTUP

3.1  Kesimpulan…………………………………………….…………………….…………. 12

3.1  Saran……………………………………………………………...…………………….. 12

 
BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi.

Ekositem juga merupakan suatu system ekologik yang merupakan unit fungsional yang
dihasilkan dari interaksi komponen biotic (makhluk hidup atau organisme), komponen abiotik
(benda mati), dan juga komponen kebudayaan(antropogenik). Kedua komponen yaitu biotik dan
abiotik tersebut berada pada suatu tempat dan berinteraksi membentuk suatu kesatuan yang
teratur. Misalnya, pada suatu ekosistem akuarium, ekosistem ini terdiri dari ikan, tumbuhan air,
plankton yang terapung di air sebagai komponen biotik, sedangkan yang termasuk komponen
abiotik adalah air, pasir, batu, mineral dan oksigen yang terlarut dalam air. Satuan makhluk
hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas.

Individu adalah makhluk tunggal. Contohnya: seekor kelinci,seekor serigala, atau individu yang
lainnya. Sejumlah individu sejenis (satu species) pada tempat tertentu akan membentuk Populasi.
Contoh : dipadang rumput hidup sekelompok kelinci dan sekelompok srigala. Jumlah anggota
populasi dapat mengalami perubahan karena kelahiran, kematian, dan migrasi ( emigrasi dan
imigrasi). Sedangkan komunitas yaitu seluruh populasi makhluk hidup yang hidup di suatu
daerah tertentu dan diantara satu sama lain saling berinteraksi. Contoh: di suatu padang rumput
terjadi saling interaksi antar populasi rumput, populasi kelinci dan populasi serigala. Setiap
individu, populasi dan komunitas menempati tempat hidup tertentu yang disebut habitat.

Semua ekosistem merupakan sistem yang terbuka dalam arti terjadi transfer energi maupun
material ke dalam dan ke luar. Tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme merupakan faktor biotik
dan menempati daerah biosfer dan membentuk organisasi alam hayati. Taraf organisasi tersebut
digamabarkan sebagai suatu spectrum biologi yang tersusun atas sitoplasma sebagai substansi
dasar kehidupan yang akan membentuk sel, jaringan, organ, sistem organ, organisme, populasi,
komunitas, ekosistem, dan biosfer. Sementara air, udara, batuan, mineral, dan energi merupakan
faktor abiotik. Bumi sebagai suatu ekosistem tunggal yang sangat besar tersusun atas ekosistem-
ekosistem yang lebih kecil dan saling terkait satu sama lainnya.

1.2  Tujuan Makalah

Bertujuan untuk menambah wawasan ataupun penunjang dalam proses pembelajaran dalam segi:

1. Mengetahui populasi dan komunitas makhluk hidup

2. Mengetahui berbagai bentuk ekosistem alami

3. Mengetahui aliran energi dan materi dalam ekosistem


4. Mengetahui macam-macam bentuk pola kehidupan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1  Populasi Dan Komunitas Makhluk Hidup

Populasi adalah sekumpulan individu dengan ciri-ciri yang sama (spesies) yang hidup


menempati ruang yang sama pada waktu tertentu. Anggota-anggota populasi secara alamiah
saling berinteraksi satu sama lain dan bereproduksi di antara sesamanya. Konsep populasi
banyak dipakai dalam ekologi dan genetika. Ekologiwan memandang populasi sebagai unsur dari
sistem yang lebih luas. Populasi suatu spesies adalah bagian dari suatu komunitas. Selain itu,
evolusi juga bekerja melalui populasi. Ahli-ahli genetika, di sisi lain, memandang populasi
sebagai sarana atau wadah bagi pertukaran alel-alel yang dimiliki oleh individu-individu
anggotanya. Dinamika frekuensi alel dalam suatu populasi menjadi perhatian utama dalam
kajian genetika populasi.

Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan,


umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama. Dalam komunitas manusia, individu-
individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan,
risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Serigala, rusa, berang-berang, pohon cemara dan
pohon birch adalah beberapa populasi yang membentuk komunitas hutan di Isle Royale. Ahli
ekologi mempelajari peranan masing-masing spesies yang berbeda di dalam komunitas mereka.
Mereka juga mempelajari tipe komunitas lain dan bagaimana mereka berubah. Beberapa
komunitas seperti hutan yang terisolasi atau padang rumput dapat diidentifikasi secara mudah,
sementara yang lainnya sangat sulit untuk dipastikan.

Komunitas berasal dari bahasa Latin communitas yang berarti “kesamaan”, kemudian dapat


diturunkan dari communis yang berarti “sama, publik, dibagi oleh semua atau banyak”. (Wenger,
2002: 4). Menurut Crow dan Allan, Komunitas dapat terbagi menjadi 3 komponen:

1. berdasarkan Lokasi atau Tempat Wilayah atau tempat sebuah komunitas dapat dilihat
sebagai tempat dimana sekumpulan orang mempunyai sesuatu yang sama secara
geografis.

2. berdasarkan Minat.

3. berdasarkan Komuni. Komuni dapat berarti ide dasar yang dapat mendukung komunitas
itu sendiri.

2.2  Berbagai Bentuk Ekosistem Alami


Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk dari hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan sebagai suatu tatanan kesatuan
secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unsur biosistem yang melibatkan hubungan
timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik. Penggabungan tersebut menimbulkan energi
terhadap suatu struktur biotik tertentu dan akan menimbulkan siklus materi antara organisme dan
anorganisme.

1. Komponen Pembentuk Ekosistem

Ekosistem terdiri atas beberapa komponen pembentuk, yaitu komponen biotik, abiotik, dan
pengurai (dekomposer). Berikut ini penjelasan mengenai komponen penyusun ekosistem.

A. Komponen Biotik

Biotik merupakan suatu istilah yang biasa digunakan untuk menyebut sesuatu yang hidup
(organisme). Komponen biotik terbagi menjadi dua, yaitu komponen heterotrof dan autotrof.
heterotrof terdiri dari organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh
organisme lain sebagai makanannya.Komponen ini disebut juga konsumen makro karena
makanan yang dikonsumsi berukuran lebih kecil. Yang termasuk golongan komponen ini, antara
lain manusia, hewan, jamur, dan mikroba.

Sementara itu, komponen autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan makanan sendiri
dengan bantuan energi seperti energi matahari ataupun energi yang bersifat kimia. Komponen
autotrof berfungsi sebagai produsen. Yang tergolong komponen ini adalah tumbuhan hijau.

B. Komponen Abiotik

Komponen abiotik (bahan tak hidup) adalah komponen fisik dan kimia yang merupakan middle
tempat berlangsungnya kehidupan. komponen abiotik dapat berupa bahan organik, senyawa
organik, dan faktor yang mempengaruhi distribusi organism. Komponen abiotik terdiri atas suhu,
air, udara, sinar matahari, tanah, dan iklim.

C. Komponen Pengurai (Dekomposer)

Komponen pengurai atau dekomposer adalah organisme yang menguraikan bahan organik yang
berasal dari organisme mati. Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut
dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen.
Yang termasuk golongan pengurai adalah bakteri dan jamur.

2. Macam-Macam Ekosistem

Secara umum, ekosistem ada tiga macam, yaitu ekosistem air, ekosistem darat, dan ekosistem
buatan. Berikut ini penjelasan mengenai macam-macam ekosistem.

A. Ekosistem Air
Ekosistem air terdiri atas beberapa ekosistem, yaitu ekosistem air tawar, ekosistem air laut,
ekosistem sungai, dan ekosistem terumbu karang. Ekosistem air tawar memiliki ciri-ciri
memiliki variasi suhu yang tidak mencolok, pencahayaan kurang, dan terpengaruh iklim dan
cuaca.

Ekosistem air laut memiliki kadar garam yang tinggi. Dalam ekosistem air laut, memiliki suhu
yang tinggi dan penguapan yang tinggi. Sementara itu, ekosistem sungai terdiri atas hewan
seperti ikan, buaya, hewan lainnya yang sering berada di sungai.Ekosistem terumbu karang
terdiri atas coral yang berada dekat pantai. Hewan-hewan yang berada di terumbu karang
memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lainnya. Kehadiran terumbu karang di dekat
pantai membuat pantai memiliki pasir putih.

B. Ekosistem Darat

Ekosistem darat terdiri atas beberapa ekosistem, di antaranya ekosistem hutan hujan tropis,
sabana, padang rumput, dan gurun. Ekosistem hutan hujan tropis terdapat di daerah tropis dan
subtropics. Ekosistem ini memiliki pepohonan yang banyak dan memiliki curah hujan yang
tinggi.Ekosistem sabana terdapat di wilayah dengan tingkat curah hujan yang rendah. Sabana
yang terluas terdapat di Afrika dan Australia. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga,
zebra, dan singa. Sementara itu, ekosistem padang rumput terdapat di daerah tropis dan underling
tropis. Dalam ekosistem ini, hujan turun tidak teratur. Hewan yang hidup di ekosistem ini antara
lain gajah, jerapah, dan singa.

C. Ekosistem Buatan

Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan peliharaan
didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah. Contoh ekosistem buatan
antara lain bendungan, sawah irigasi, dan perkebunan kelapa sawit. Ekosistem buatan antara lain:
Hutan buatan, sawah, ladang, kebun, desa, kota, bendungan, kolam.

    2.3  Aliran Energi Dan Materi Dalam Ekosistem Alami

Siklus biogeokimia atau siklus organikanorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang
mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Siklus tersebut
tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan
abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Siklus tersebut antara lain:

1. Siklus Nitrogen (N2). Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia
diperoleh dari hasil penguraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan
dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga
menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri
denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen
yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam
ekosistem.
2. Siklus Fosfor. Fosfat organik dari hewan dan tumbuhan yang mati diuraikan oleh
dekomposer (pengurai) menjadi fosfat anorganik. Fosfat anorganik yang terlarut di air
tanah atau air laut akan terkikis dan mengendap di sedimen laut. Fosfor dari batu dan
fosil terkikis dan membentuk fosfat anorganik terlarut di air tanah dan laut. Fosfat
anorganik ini kemudian akan diserap oleh akar tumbuhan lagi. Siklus ini berulang terus-
menerus.

3. Siklus Karbon dan Oksigen. Karbondioksida di udara diimanfaatkan oleh tumbuhan untuj
berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan manusia dan
hewan untuk berespirasi. Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan
membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan
bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara.

A. Rantai Makanan

Dalam ekosistem hanya tumbuhan hijau yang mampu menghasilkan makanan sendiri melalui
proses fotosintesis dengan bantuan air, karbondioksida,  klorofil dan cahaya matahari.
Bagaimana dengan mahluk hidup lain? Mahluk hidup lain memperoleh makanan dengan melalui
proses interaksi dengan mahluk hidup lain melalui pola-pola interaksi tertentu.  Hal ini
disebabkan karena mahluk hidup sebagai mahluk sosial tidak dapat hidup tanpa peran makhluk
hidup lain.  Salah satu bentuk interaksi antar mahluk hidup tersebut adalah proses makan dan
dimakan yang jika disusun secara berurutan akan membentuk suatu rantai makanan.

Rantai makanan adalah peristiwa makan dan dimakan antara makhluk hidup dengan urutan
tertentu. Dalam rantai makanan ada makhluk hidup yang berperan sebagai produsen,  konsumen,
dan dekomposer.  Berikut adalah contoh sebuah rantai makanan.

Pada rantai makanan tersebut terjadi proses makan dan dimakan dalam urutan tertentu yaitu
rumput dimakan belalang, belalang dimakan katak, katak dimakan ular dan jika ular mati akan
diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai dekomposer menjadi zat hara yang akan
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang.

Tiap tingkat dari rantai makanan dalam suatu ekosistem disebut tingkat trofik. Pada tingkat trofik
pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau
atau organisme autotrof dengan kata lain sering disebut produsen. Organisme yang menduduki
tingkat tropik kedua disebut konsumen  primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki
oleh hewan herbivora. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen
sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (carnivora) dan seterusnya.
Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.

Dengan demikian, pada rantai makanan tersebut dapat dijelaskan bahwa :

1. Rumput bertindak sebagai produsen.

2. Belalang sebagai konsumen I (Herbivora)


3. Katak sebagai konsumen II (Carnivora)

4. Ular sebagai konsumen III/konsumen puncak (Carnivora)

5. Jamur sebagai dekomposer.

Ada dua tipe dasar rantai makanan:

1. Rantai makanan rerumputan (grazing food chain). Misalnya: tumbuhan => herbivora =>
karnivora.

2. Rantai makanan sisa (detritus food chain). Bahan mati mikroorganisme (detriivora=
organisme pemakan sisa) predator.

B. Jaring-Jaring Makanan

Rantai makanan merupakan gambar peristiwa makan dan dimakan yang sederhana. 
Kenyataannya dalam satu ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu
produsen tidak selalu menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis
herbivora tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem
terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring makanan.

Jadi apakah jaring-jaring makanan itu? Jaring-jaring makanan merupakan sekumpulan rantai
makanan yang saling berhubungan. Perhatikan contoh jaring-jaring makanan berikut!

Dapatkah kalian  menentukan ada berapa rantai makanan penyusun jaring-jaring makanan
tersebut? Benar sekali, ada 18 rantai makanan. Untuk bisa menentukan berapa jumlah rantai
makanan penyusun jaring-jaring makanan, kalian harus menuliskan urutannya satu per satu
dengan teliti.

C. Piramida Makanan

Seumpama katak pada contoh rantai makanan di atas dihilangkan, apa yang akan terjadi?
Kemungkinan yang terjadi adalah jumlah belalang akan meningkat karena tidak ada
pemangsanya. Kebalikannya jumlah ular akan berkurang karena tidak ada makanan. Yang terjadi
berikutnya adalah belalang pun akan banyak yang mati karena jumlah rumput tidak bisa
memenuhi kebutuhan makan belalang yang jumlahnya bertambah banyak.

Dari ilustrasi di atas, sebuah ekosistem akan seimbang dan terjaga kelestariannya apabila jumlah
produsen lebih banyak daripada jumlah konsumen I, jumlah konsumen I harus lebih banyak
daripada konsumen II, dan seterusnya. Apabila kondisi tersebut digambarkan maka akan
terbentuk suatu piramida makanan. Berikut adalah contoh piramida makanan dari jaring-jaring
kehidupan di atas.

Kita sebagai mahluk hidup senantiasa bergantung pada mahluk hidup lain. Seperti kalian ketahui
di atas, bahwa keseimbangan ekosistem sangat penting bagi kelangsungan hidup mahluk hidup.
Untuk itu kita harus arif dan bijak dengan tidak melakukan perusakan lingkungan demi
keseimbangan alam dan kelangsungan hidup kita. Mari cintai lingkungan hidup kita mulai dari
yang terdekat dengan menjaga kelestarian alam di sekitar kita.

2.4  Macam-Macam Bentuk Pola Kehidupan

Pada habitat darat dikenal istilah Bioma yaitu daerah habitat yang meliputi skala yang luas.

1. Bioma Gurun dan Setengah Gurun, banyak ditemukan di Amerika Utara, Afrika Utara,
Australia dan Asia Barat.

2. Bioma Padang Rumput, membentang mulai dari daerah tropis sampai dengan daerah
beriklim sedang, seperti Hongaria, Rusia Selatan, Asia Tengah, Amerika Selatan,
Australia.

3. Bioma Sabana, adalah pandang rumput dengan diselingi oleh gerombolan pepohonan.
Berdasarkan jenis tumbuhan yang menyusunnya, sabana dibedakan menjadi dua, yaitu:

 Sabana Murni: bila pohon-pohon yang menyusunnya hanya terdiri atas satu jenis
tumbuhan saja.

 Sabana Campuran: bila pohon-pohon penyusunnya terdiri dari campuran berjenis-jenis


pohon.

1. Bioma Hutan Tropis, merupakan bioma yang memiliki keanekaragaman jenis tumbuhan
dan hewan yang paling tinggi. Meliputi daerah aliran sungai Amazone-Orinaco, Amerika
Tengah, sebagian besar daerah Asia Tenggara dan Papua Nugini, dan lembah Kongo di
Afrika.

2. Hutan Musim, di daerah tropis selain hutan tropis terdapat pula hutan musim.

3. Hutan Lumut, banyak ditemukan di lereng gunung atau pegunungan yang terletak pada
ketinggian di atas batas kondensasi uap air. Di hutan lumut, yang tumbuh tidak hanya
lumut saja, melainkan hutan yang banyak pepohonannya yang tertutup oleh lumut.
4. Bioma Hutan Gugur (Deciduous Forest), ciri khas dari hutan ini adalah tumbuhannya
sewaktu musim dingin, daun-daunnya meranggas. Bioma ini dapat dijumpai di Amerika
Serikat, Eropa Barat, Asia Timur, dan Chili.

5. Bioma Hutan Taiga/Hutan Homogen, bioma ini kebanyakan terdapat di daerah antara
subtropika dengan daerah kutub, seperti di daerah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska,
Kanada.

6. Bioma Huta Tundra, terletak di kawasan lingkungan Kutub Utara sehingga iklimnya
adalah iklim kutub. Istilah tundra berarti dataran tanpa pohon, vegetasinya didominasi
oleh lumut dan lumut kerak, vegetasi lainnya adalah rumput-rumputan dan sedikit
tumbuhan berbunga berukuran kecil.

7. Hutan Bakau/Mangrove, banyak ditemukan di sepanjang pantai yang landai di daerah


tropik dan subtropik. Tumbuhan yang dominan adalah pohon bakau (Rhizophora sp),
sehingga nama lainnya adalah hutan bakau, selain pohon bakau ditemukan pula pohon
Kayu Api (Avicennia) dan pohon Bogem (Bruguiera).

BAB III

PENUTUP

3.1  Kesimpulan

Hubungan antar makhluk hidup dengan lingkungannya sangat erat dan  saling ketergantungan,
karena makhluk yang satu membutuhkan bantuan makhluk lain. Makhluk hidup membutuhkan
lingkungan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya lingungan juga
membutuhkan makhluk hidup dalam kelangsungan hidupnya.

Ekosistem adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal
balik. Ekosistem tersusun atas tiga komponen , yaitu komponen biotik, komponen abiotik dan
komponen pengurai (dekomposer). Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang hidup
yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan dan manusia. Komponen
abiotik adalah komponen ekosistem yang tak hidup yang meliputi tanah, air, udara, cahaya
matahari, suhu atau temperature, mineral dan gas. Komponen pengurai (dekomposer) adalah
organisme yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati.

3.2  Saran
1. Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal. Oleh
karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar tempat
tinggal kita.

2. Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup
yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

 Buku IPA Panduan Guru Kelas 7; Penerbit : Kemendikbudristek RI tahun 2021.


 Buku IPA Panduan Siswa Kelas 7 ; Penerbit : Kemendikbudristek RI tahun 2021.
 Panduan penilaian keterampilan ; gurusumedang.com2021
 Isi paparan Bentuk-bentuk Penilaian Merdeka Belajar ; Kemendikbud tahun 2020
 Redaksi Ensiklopedia Indonesia. (2020). Ensiklopedia Hutan Mangrove. (Online):
https://ensiklopedia.id/hutan-mangrove/
 Pratiwi. R dan Rahmat. (2020). Sebaran Kepiting Mangrove (Crustacea : Decapoda) yang
terdaftar di Koleksi Rujukan Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI 1960-1970. Jurnal
Berita Biologi. Volume 14 (2).
 Nurpitasari, Depi, (2020). Distribusi dan Kelimpahan Spesies Cerithium lindae
(Gastropoda) di Pantai Karapyak, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Skripsi
pendidikan Biologi Universitas Pasundan Bandung: Tidak Diterbitkan.
 Handayani, R.T. (2015). Pola Distribusi dan Kelimpahan Kadal Pohon (Lygosoma
sanctum) di Hutan Cagar Alam, Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat. Skripsi Pendidikan
Biologi Universitas Pasundan Bandung: Tidak Diterbitkan.
 Dinas Kelautan & Perikanan, (2020). Hutan Mangrove Karangsong Indramayu.
Indramayu: DKP.
 Cartono & Nurul, I.Y., (2020). Biologi Umum. Bandung: Prisma Press

Anda mungkin juga menyukai