Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH AGAMA

AHKLAK TERHADAP CIPTAAN TUHAN

Pembimbing :
Dr. wahyu khafilah

Penyusun :
Nama
Putri Wahyu Riska (2211010032)
Rianur Adelia (2211010019)
Mata Kuliah :
Agama

PROGRAM STUDI AGAMA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SERAMBI MEKAH
BANDA ACEH
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas anugrah dari-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah tentang “AKHLAK TERHADAP CIPTAAN TUHAN”. Shalawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW
yang telah menunjukkan jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna
dan menjadi anugrah serta rahamat bagi seluruh alam semesta

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk menuntaskan salah satu tugas mata
kuliah agama. Adapun isi dari makalah ini yaitu menjelaskan tentang “Akhlak
terhadap ciptaan tuhan”. Kami selaku penulis bererimakasih kepada ibu Dr Wahyu
Khafilah. selaku dosen mata kuliah ini yang telah memberikan arahan dan bimbingan,
dan kami juga berterimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
penyelesaian penulisan makalah ini.

Kami selaku manusia biasa menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kata
sempurna dan hal ini juga terjadi karena keterbatasan dalam pengetahuan kami. Oleh
sebab itu, sangat mengharapkan saran dan kritikan positif dari semua yang dapat
membangun makalah ini menjadi lebih baik kedepannya.

Banda Aceh, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................... 3
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................... 4
C. Tujuan................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak............................................................... 5
B. Akhlak Sesama Manusia Terdiri Dari............................... 5
C. Akhlak Terhadap Lingkungan Sekitar............................. 5
D. Akhlak Kepada Allah ......................................................... 5
E. Akhlak Kepada Rasulullah ................................................ 5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................... 9
Daftar pustaka .............................................................................. 10
BAB I
PRNDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Akhlaq merujuk kepada amalan dan tingkah laku tulus yang tidak dibuat-buat yang
menjadi kebiasaan. Manakala menurut istilah Islam, akhlaq ialah sikap keperibadian
manusia terhadap Allah, manusia, diri sendiri dan makhluk lain, sesuai dengan
suruhan dan larangan serta petunjuk Al-Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.Ini
berarti akhlaq merujuk kepada seluruh perlakuan manusia ada yang berbentuk lahiri
maupun batin yang merangkumi aspek amal ibadah, percakapan,perbuatan, pergaulan,
komunikasi, kasih sayang dan sebagainya.

Dalam makalah ini yang dibahas adalah akhlaq seorang muslim kepada ciptaan
Allah SWT, yaitu tentang bagaimana seharusnya perilaku seorang muslim tehadap
ciptaan AllahSWT. Sehingga nantinya seorang muslim akan menjadi seorang yang
berakhlaq mulia khususnya akhlaq kepada ciptaan-Nya

Dan adapun akhlaq kepada ciptaan Allah yaitu menjaga segala yang di ciptakannya.
Jadi seorang muslim itu hendaknya menjaga dan menyayangi ciptaan-Nya.

B. RUMUS MASALAH

1. Apa pengertian akhlak terhadap ciptaan tuhan?


2. Mengapa seorang muslim harus berakhlak terhadap ciptaan tuhan?
3. Bagaimana seorang muslim seharusnya berakhlak terhadap ciptaan-Nya?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Mempelajari atau mengetahui pengertian dari akhlak terhadap ciptaan tuhan


2. Mengetahui kepada siapa saja kita harus berakhlak
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN AKHLAK
Akhlak adalah daya kekuatan jiwa yang mendorong perbuatan dengan mudah dan
spontan tanpa dipikir dan direnung lagi. Dengan demikian akhlaq pada hakikatnya adalah
sikap yang melekat pada diri mausia, sehingga manusia dapat melakukannnyatanpa
berpikir (spontan). Akhlaq kepada ciptaan Allah dapat diartikan sebagai sikap atau
perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan
Menurut Imam Al-Ghazali yang dikutip oleh Yunahar Ilyas :

“Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan
gampang dan mudah, tanpa memerlukan pertimbangan.”

Akhlak yang baik kepada makhluk (Allah) adalah sebagaimana ucapan sebagian
Ulama: menahan diri untuk tidak mengganggu (menyakiti), suka memberi, dan bermuka
manis. Menahan diri untuk tidak mengganggu artinya tidak mengganggu manusia baik
dengan lisan maupun perbuatan. Sedangkan banyak memberi adalah suka memberi dalam
bentuk harta, ilmu, kedudukan, dan selainnya. Bermuka manis adalah menyambut
manusia dengan wajah yang cerah, tidak bermuram muka atau memalingkan pipinya. Ini
adalah akhlak yang baik kepada makhluk (Allah).
Sikap bersabar atas gangguan manusia adalah termasuk akhlak yang baik.
Sesungguhnya di antara manusia ada orang-orang yang suka menyakiti saudaranya,
dengan bertindak sewenang-wenang dan merugikannya, misalkan dengan memakan
hartanya atau menuntut hak yang sebenarnya milik (orang lain itu), dan lain sebagainya.
Namun orang itu bersabar dan berharap pahala dari Allah Yang Maha Suci lagi Maha
Tinggi.

B. AHKLAK SESAMA MANUSIA TERDIRI DARI

1. Akhlak Kepada Diri Sendiri


Yaitu bagaimana seseorang bersikap dan berbuat yang terbaik untuk dirinya terlebih
dahulu,  karena dari sinilah seseorang akan menentukan sikap dan perbuatannya yang terbaik
untuk orang lain, sebagaimana sudah dipesankan Nabi, bahwa mulailah sesuatu itu dari diri
sendiri (ibda’binafsih). Begitu juga ayat dalam Al-Qur’an, yang telah memerintahkan kepada
manusia untuk memperhatikan diri terlebih  dahulu baru orang lain, “Hai orang-orang yang
beriman peliharalah dirimu dan kluargamu dari api neraka”, (Q.S. Al-Tahrim: 6).
Bentuk aktualisasi akhlak manusia terhadap diri sendiri berdasarkan sumber ajaran Islam
adalah menjaga harga diri, menjaga makanan dan minuman dari hal-hal yang diharamkan dm
merusak, menjaga kehormatan diri sendiri, mengembangkan sikap berani dalam kebenaran
serta bijaksana.

2. Akhlak dalam keluarga

Pertama, akhlak kepada orang tua. Kedua, akhlak kepada anak sebagai keturunan dari orang
tua yang merupakan bagian dari darah daging orang tua. Bentuk akhlak terhadap orang tua
ialah dengan selalu berbakti kepada keduanya, tidak membantah perkataannya, selalu
mengerjakan apa yang disuruh.

3. Akhlak Terhadap Orang Lain

 Husnuzhan: berarti prasangka, dugaan baik

 Tassamu: yang berarti tenggang rasa, saling menghargai dan saling menghargai sesama
manusia

 Ta’awun: berarti tolong menolong, gotong royong, bantu bantu dengan sesama manusia.

C. AKHLAK TERHADAP LINGKUNGAN SEKITAR

Sebagai makhluk yang ditugaskan sebagai kholifatullah fil ardh, manusia dituntut untuk
memelihara dan menjaga lingkungan alam. Karena itu, berakhlak terhadap alam sangat
dianjurkan dalam ajaran islam..  Pada dasarnya akhlak yang membahas terhadap Lingkungan
yang bersumber dari manusia sebagai khalifah. Kekhalifahan mengandung arti pengayoman,
pemeliharaan, bimbingan, agar setiap pencapaian mencapai tujuan penciptaanya.

Dalam pandangan Islam, seseorang tidak dibenarkan mengambil buah sebelum matang,
atau memetik bunga sebelum mekar, karena hal ini berarti tidak memberi peluang bagi
kepentingan untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Ini berarti manusia dituntut mampu menghargai proses yang sedang berjalan, dan terhadap
proses yang terjadi. Yang dengan demikian mengantarkan manusia bertangung jawab,
sehingga ia tidak melakukan perusakan terhadap Lingkungan.

Akhlak yang baik terhadap lingkungan adalah ditunjukkan kepada penciptaan suasana yang
baik, serta pemeliharaan lingkungan agar tetap membawa kesegaran, kenyamanan hidup,
tanpa membuat kerusakan dan polusi sehingga pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
manusia itu sendiri yang menciptanya.Agama islam adalah agama sempurna yang mengatur
seluruh dimensi hubungan manusia dengan alam lingkungan. Islam mengajarkan dan
menetapkan prinsip-prinsip atau konsep dasar akhlak bagi manusia tentang bagaimana
bersikap terhadap alam lingkungannya. Ini merupakan wujud kesempurnaan Islam dan salah
satu bentuk nikmat dan kasih sayang Allah yang tidak terbatas. Allah berfirman :
Terjemahnya ;

“pada hari ini Aku sempurnakan untukmu agamamu,aku limpahkan atas kamu
nikmat-Ku,dan Aku ridlai Islam sebagai agamamu” (Q.S Al-Maidah:3).

Prinsip Islam selalu menyeimbangkan semua hal dalam kehidupan manusia.Islam tidak
mengizinkan manusia untuk lebih atau hanya memperhatikan satu sisi dengan menghabiskan
sisi yang lain.Ini bisa terwujud dalam prinsip atau nilai-nilai Islam karena ia terbebas dari
kekangan hawa nafsu dan diciptakan oleh sang pencipta manusia, Dzat yang membuat hidup
mereka mulia, mendapatkan rahmat, dan hidayah demi kebaikan mereka di dunia dan akhirat.

Sikap Islam dalam memperhatikan alam lingkungan bertujuan demi kebaikan manusia baik
di dunia maupun di akhirat, sesuai prinsip berikut ini,Bahwa disisi Allah manusia adalah
makhluk yang mulia.Allah telah menundukkan semua yang ada dilangit dan dibumi untuk
memudahkan
manusia.
Allah
berfirman:

Kemuliaan yang diberikan Allah kepada manusia adalah bentuk yang indah, kemampuan
untuk berbicara, free will, dan kemampuan berjalan dimuka bumi, di udara, dan di lautan
dengan berbagai bentuk kendaraan. Disamping itu, mereka juga mendapatkan anugerah rizqi
yang berlimpah berupa makanan yang lezat dan baik. Di tambah lagi keutamaan akal, pikiran,
wahyu, Rasul, dan lainnya, serta kemuliaan dan karomah jika taat kepada Allah.
Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, At-Tirmidzi, Ibnu Majjah Alhakim dengan sanad mereka dari
Abu Hurairah r.a bahwa Rasulullah SAW bersabda: Yang artinya“Setiap anak adam pasti berbuat
kesalahan,dan sebaik-baik orang yang berbuat kesalahan adalah mereka yang bertaubat”.

D. AKHLAK KEPADA ALLAH


Akhlak yang baik kepada Allah adalah ridha terhadap hukum-Nya baik secara syar'i
maupun takdir. Ia menerima hal itu dengan lapang dada dan tidak berlagak. Jika Allah
menakdirkan sesuatu kepada seorang muslim yang tidak disukai oleh muslim itu, dia merasa
ridha, menerima, dan sabar. Ia berkata dengan lisan dan hatinya: Aku ridha Allah sebagai
Rabbku. Jika Allah menetapkan hukum syar'i, ia pun ridha dan menerima. Ia tunduk pada
syariat Allah Azza Wa Jalla dengan lapang dada dan jiwa yang tenang.
Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya
dilakukan oleh manusia sebagai makhluk, kepada Allah sebagai khaliq. Sekurang-kurangnya
ada empat alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah SWT.

Pertama, karena Allah SWT –lah yang menciptakan manusia. Dia yang menciptakan


manusia dari udara yang dikeluarkan dari tulang punggung dan tulang rusuk, hal ini
sebagaimana di firmankan Allah dalam surat At-Thariq ayat 5-7, sebagai berikut :

ِ ‫ب ال َّت َرآِئ‬
‫ب‬ ُ ‫ ْل َي ْن‬.
ِ ‫ الص ُّْل‬,‫ ُخل َِق دَاف ٍِق‬,‫ظ ِر اِإْل ا ل َِق‬
Artinya : “Maka inginlah manusia memperhatikan dari apakah dia dibuat?. Dia dibuat dari air
(mani) yang terpancar. Yang terpancar dari tulang sulbi (punggung) dan tulang dada”.
Maka dari itu kita sebagai umat islam harus tunduk dan patuh atas segala perintah dan
larangannya, karna Allah-lah yang telah menciptakan kita.

Kedua , karena Allah SWT–lah yang telah memperlengkapkan panca indera, berupa
pendengaran, penglihatan, akal fikiran dan hati, serta anggota badan yang kokoh dan
sempurna bagi manusia. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 78 :

‫ْصا اَأْل ْفِئدَ َة لَ َعلَّ ُك ْم‬


َ ‫َّمْع اَأْلب‬
َ ‫ هَّللا ُ ا اَل لَم ُْو َن َل لَ ُك ُم الس‬.
Artinya: "Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu apapun dan Dia memberikan kamu penglihatan, penglihatan dan hati agar
kamu bersyukur".

Bersyukurlah kepada Allah karena telah memberikan kenikmatan penglihatan dan


pendengaran karena tidak semua orang menikmatinya.

Ketiga, karena Allah SWT–lah yang menyediakan berbagai bahan dan sarana yang
diperlukan untuk hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,
udara, udara, binatang ternak dan lainnya. Firman Allah dalam surat Al-Jasiyah ayat 12-13 :

‫ض ا ا ل َِك َأَل َيا لِّ َق ْو ٍم‬


ِ ْ‫ت ا اَأْلر‬ ُ ‫ي ْالفُ ْل‬
ِ ‫ لَ ُك ْم ا ال َّس َم َاوا‬, ‫ك لِ َت ْب َت ُغ ْوا لِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم‬ َ ‫ اللَّ ُه الّذِى لَ ُك ُم ْال َبحْ َر لِ َتجْ ِر‬.
Artinya : “Allah lah yang menundukkan laut untuk mu agar kapal-kapal dapat berlayar di
atasnya dengan perintah-Nya, dan agar kamu bersyukur. Dan Dia menundukan apa yang ada
di langit dan apa yang ada di bumi untukmu semuanya (sebagai rahmat) dari -Nya. Sungguh,
dalam hal yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang-
orang yang berfikir.
Allah memberikan akal kepada manusia untuk berpikir tentang tanda-tanda kebesaran Allah,
memperhatikan dan memperhatikan apa yang diciptakan dilangit dan dibumi.

Keempat,   Allah SWT–lah yang memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan


daratan dan lautan. Firman Allah dalam surat Al-Israa' ayat 70 :
َّ ‫ لَ َق ْد ا ادَ َم ْل َنا ْال َبرِّ ْال َبه ِْر ا‬.
‫الط ِي َبا ْل َنا لَى لَ ْق َنا اَل‬
Artinya : “(70). Dan sungguh, Kami telah muliakan anak-anak cucu Adam dan Kami angkut
mereka di darat dan di laut dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami
lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang
sempurna”.

Dari uraian di atas, kita memang benar-benar perlu untuk berakhlak kepada Allah
SWT. Karena alasan di atas adalah tolak ukur yang tepat dan terdapat perintah Allah di
dalamnya bahwa kita sebagai seorang muslim memang diharuskan untuk berakhlak kepada
Sang Pencipta.

Beberapa bentuk akhlak terhadap Allah SWT, diantaranya:

1.Menaati segala perintah-Nya

Hal pertama yang harus dilakukan seorang muslim dalam beretika kepada Allah SWT adalah
dengan mentaati segala perintah-perintah–Nya. Allah SWT–lah yang telah memberikan
segala-galanya pada hambanya.

2.Beribadah kepada Allah

Melaksanakan perintah Allah untuk menyembah-Nya sesuai dengan perintah-Nya. Seorang


muslim beribadah membuktikan ketundukkan terhadap perintah Allah.

3.Berzikir kepada Allah

Mengingat Allah dalam berbagai kondisi, baik diucapkan dengan mulut maupun dalam hati.

4.Berdo'a kepada Allah

Memohon apa saja kepada Allah. Do'a merupakan inti ibadah, karena ia merupakan
pengakuan akan ketidakmampuan dan ketidakmampuan manusia, sekaligus pengakuan akan
kemahakuasaan Allah terhadap segala sesuatu.

5.Tawakal

Tawakal untuk Allah, yaitu berserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menunggu hasil kerja
atau menunggu dari suatu keadaan. Tawakal bukan berarti meninggalkan kerja dan usaha,
dalam surat Al-Mulk ayat 15 dijelaskan, bahwa manusia di syariatkan berjalan di muka bumi
utuk menemukan rizki dengan perdagangan, bertani dan lain sebagainya.

6.Tawaduk untuk Allah

Yaitu hati yang rendah di hadapan Allah. Mengakui bahwa kita adalah makhluk yang hina di
hadapan Allah Yang Maha Kuasa, oleh karena itu tidak layak hidup dengan angkuh dan
sombong, tidak mau memaafkan orang lain, dan pamrih dalam melakukan ibadah untuk
Allah.
7. Ridho terhadap ketentuan Allah SWT

Etika berikutnya yang harus dilakukan seorang muslim terhadap Allah SWT, adalah ridho
terhadap segala ketentuan yang telah Allah berikan pada dirinya. Seperti ketika dilahirkan
baik dari keluarga yang berada maupun keluarga yang kurang mampu, bentuk yang Allah
SWT berikan kepada Anda, atau fisik lainnya. Karena pada hakekatnya, sikap seorang
muslim senantiasa yakin terhadap apaun yang Allah SWT berikan kepada Anda. Baik yang
berupa, berupa atau berupa.

Rasulullah SAW bersabda : “Sungguh mempesona orang percaya. Karena segala urusannya


adalah enak bagi dirinya. Jika ia mendapatkan keuntungan, ia bersyukur, karena ia
merupakan hal terbaik bagi dirinya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena ia tahu
bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR.Bukhori).

Apalagi sebagai seorang manusia, pengetahuan atau pandangan kita terhadap sesuatu yang
sangat terbatas. Sehingga bisa jadi, sesuatu yang kita anggap baik, justru buruk, sementara
sesuatu yang buruk ternyata malah memiliki nilai bagi diri kita.

E. AKHLAK KEPADA RASULULLAH

Selain berakhlak kepada Allah SWT, kita juga sebagai umat muslim haruskan untuk
berakhlak kepada Nabi Muhammad SAW. Karena dari beliaulah kita banyak mendapatkan
warisan yang bisa kita wariskan lagi turun-menurun ke anak cucu kita.

Mencintai Rasulullah adalah wajib dan termasuk bagian dari iman. Semua orang Islam
mengimani bahwa Rasulullah adalah hamba Allah dan utusan-Nya. Makna mengimani ajaran
Rasulullah SAW adalah menjalankannya, mengikuti perintahnya. Ahlus sunnah mencintai
Rasulullah SAW dan mengagungkannya sebagaimana para sahabat beliau mencintai beliau
lebih dari kecintaan mereka kepada diri mereka sendiri dan keluarga mereka.

Sebagimana sabda Rasulullah saw, yang artinya, ”Tidak percaya salah seorang diantara
kamu, sehingga aku lebih dicintai olehnya daripada dirinya sendiri, orang tuanya, anaknya
dan manusia semuanya, (HR. Bukhari Muslim).

Bentuk akhlak terhadap Rasul SAW, di antaranya:

a.Menghidupkan Sunnah

Dalam sebuah definisi, Rasulullah SAW bersabda yang bahwa, kita sebagai umat muslim
diperintahkan untuk menghidupkan sunah-sunah yang telah beliau wariskan. “Barangsiapa
yang menghidupkan satu sunnah dari sunnah-sunnahku, kemudian diamalkan oleh manusia,
maka dia akan mendapatkan (pahala) seperti pahala orang-orang yang mengamalkannya,
dengan tidak mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR Ibnu Majah)

b. Taat
“Hai orang-orang yang taat kepada Allah dan taatilah Rasul-Nya dan ulil amri di antara
kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu maka kembalikanlah hal itu
kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu benar-benar percaya kepada Allah dan hari
akhir. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.”

c. Selalu bershalawat

Membaca Selawat harus disertai niat dan sikap hormat kepada Nabi Muhammad
SAW. Orang yang membaca shalawat untuk Nabi disertai dengan niat dan rasa cinta kepada
beliau dengan tujuan untuk memuliakan dan menghormati beliau.

Dalam penjelasan hadits (Akhbar Al-Hadits) disebutkan bahwa apabila seseorang membaca
shalawat tidak disertai niat dan rasa hormat kepada Nabi SAW, maka timbangannya tidak
lebih berat dari selembar sayap. Nabi SAW bersabda : “Sesungguhnya sahnya amal itu
tergantung niatnya”.

Ada tiga perkara yang timbangannya tidak lebih berat dari selembar sayap, yaitu:

1. Shalat yang tidak disertai dengan tunduk dan khusyuk.


2. Dzikir dengan tidak sadar. Allah SWT tidak akan menerima amal orang yang
hatinya tidak sadar.
3. Membaca Shalawat untuk Nabi Muhammad SAW tidak disertai niat dan rasa
hormat.

d. Mencintai Keluarga Nabi

Rasulullah SAW bersabda, “Wahai manusia sesungguhnya aku meninggalkan dua perkara
yang besar untuk kalian, yang pertama adalah Kitabullah (Al-Quran) dan yang kedua adalah
Ithrati (Keturunan) Ahlulbaitku. Barangsiapa yang berpegang teguh pada keduanya, maka
tidak akan tersesat selamanya hingga bertemu denganku di telaga al-Haudh.” (HR. Muslim
dalam Kitabnya Sahih juz. 2, Tirmidzi, Ahmad, Thabrani dan dishahihkan oleh Nashiruddin
Al-Albany dalam kitabnya Silsilah Al-Hadits Al-Shahihah).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Manusia diciptakan sebagai khalifah di bumi. Semua yang ada di bumi termasuk alam
semesta diciptakan untuk manusia. Seharusnya kita menyadari bahwa Allah manciptakan
flora & fauna untuk kemanfaatan manusia, seperti halnya, dengan mengambil manfaat dari
buah-buahan. Karena itu kita harus menjaga dan melestarikannya. Jangan sampai kita
membuat kerusakan terhadap flora & fauna
Dia (Allah) menundukkan untuk kamu; semua yang ada di langit dan di bumi semuanya
(sebagai rahmat) dari-Nya (QS Al-Jatsiyah [45]: 13). Ini berarti bahwa alam raya telah
ditundukkan Allah untuk manusia. Manusia dapat memanfaatkannya dengan sebaik-
baiknya.Cara memelihara kebersihan lingkungan:
Dimulai dari diri sendiri dengan cara memberi contoh kepada masyarakat bagaimana
menjaga kebersihan lingkungan, Selalu Libatkan tokoh masyarakat yang berpengaruh untuk
memberikan pengarahan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan
lingkungan, Sertakan para pemuda untuk ikut aktif menjaga kebersihan lingkungan,
Perbanyak tempat sampah di sekitar lingkungan anda, Pekerjakan petugas kebersihan
lingkungan dengan memberi imbalan yang sesuai setiap bulannya, Sosialisakan kepada
masyarakat untuk terbiasa memilah sampah rumah tangga menjadi sampah organik dan non
organic.
Cara-cara Pemeliharaan Kesehatan Lingkungan yang pertama :
a. Tidak mencemari air dengan membuang sampah disungai
b. Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor
c. Mengolah tanah sebagaimana mestinya
d. Menanam tumbuhan pada lahan-lahan kosong
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemah Al-Hadda, Abdullah Ba’alawi, 1980, An-Nasâihu Ad-Dîniyah.
Terjemah Abdai Rathoni dengan judul Petuah-petuah Agama, Semarang : Toha Putra.
Dr. Rosihan Anwar, Akidah Akhlak, Pustaka Setia, Bandung, 2008
Drs. H. Ambo Asse, M.Ag. 2003. Al-Akhlak al-Karimah Dar al-Hikmah wa al-Ulum.
Khuly, Bahyul, 1952, Tazkirât Al-Du’ât. Kairo: Dâr Al-Kitab Al arabi
Kementrian Lingkungan Hidup RI, “HImpunan Peraturan Perundang-Undangan Lingkungan
Hidup”. Jakarta, 2002.
Sasono, Adi, et. Al., 1998, Solusi Islam Atas Problematika Umat (Perekonomian, Pendidikan,
dan Dakwah), Jakarta: Gema

Anda mungkin juga menyukai