Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Budaya dan Seni Islam
Disusun Oleh :
Bismillahirrahmanirrahiim…
Segala puji syukur kami panjatkan kepada Alloh swt. Atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan tugas penulisan makalah mata kuliah “pengembangan seni dan budaya islam”
tepat waktu. Dan tidak lupa kepada sholawat serta salam kita curahkan kepada baginda Nabi
Muhammad saw, yang telah memberikan banyak syafaat dan karunianya.
Penulisan makalah berjudul “ islam dan kesenian” dapat diselesaikan karena bantuan berbagai
pihak. Kami berharap makalah ini dapat menjadi refrensi bagi pihak yang tertarik pada karya
kelompok kami. Selain itu, kami juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru
setelah membaca makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memerlukan penyempurnaan terutama pada bagian
isi. Kami menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyemurnaan makalah,
apabila terdapat kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf.
Demikian yang dapat kami sampaikan akhir kata. Semoga makalah islam dan kesenian ini bisa
bermanfaat bagi para pembaca.
Penyusun
Daftar Isi
Kata Pengantar.....................................................................................................................
Daftar Isi..............................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam merupakan agama yang luas dan fleksibel. Islam mengkaji banyak hal.
Kajian ilmu dalam islam tidak hanya pada inti ajaran islam itu sendiri, melainkan juga
pada ilmu lain yang relevan terhadap ajaran islam. Semua aspek dan hal dalam kehidupan
manusia diatur oleh islam. Cakupan kajian islam sangatlah luas karena tidak ada satupun
hal yang tidak diatur dan dibahas dalam islam, mulai dari keindahan dalam hal ini seni
dan budaya, ilmu pengetahuan, hingga cara berpikir dengan filsafat. Islam agama yang
mencintai keindahan sehingga dalam islam terdapat aspek hubungan islam dengan seni
dan budaya. Islam merupakan agama yang berkembang, fleksibel dan dapat
menyesuaikan dengan perkembangan jaman. Namun hal ini perlu dipikirkan secara lebih
mendasar, logis dan menyeluruh sehingga perkembangan yang terjadi tidak bertentangan
dengan inti ajaran islam. Islam adalah agama yang sangat menghargai seni. Hampir
dalam setiap masa penyebaran islam diberbagai belahan dunia, seni selalu dianggap
sebagai cara dakwah yang paling tepat. Karena masyarakat akan lebih mudah memahami
nilai-nilai yang dibawa oleh agama islam melalui seni tanpa perlu ada kekerasan. Setelah
agama islam diterima hampir diseluruh dunia, timbul lah banyak jenis kebudayaan islam.
Jenis kebudayaan disetiap daerah berbeda-beda. Namun, saat ini seluruh kebudayaan
islam tersebut telah mengalami perkembangan yang sangat signifikan dan semakin baik.
Hal yang sangat mempengaruhi perkembangan kebudayaan islam adalah adanya konsep
pengembangan budaya islam. Kebudayaan Islam adalah peradaban yang berdasarkan
pada nilai-nilai ajaran islam. Nilai kebudayaan Islam dapat dilihat dari tokoh-tokoh yang
lahir di bidang ilmu pengetahuan agama dan bidang sains dan teknologi. Semua itu di
ilhami oleh ayat-ayat Al Quran dan sunnah.
Islam adalah agama yang diturunkan oleh Allah SWT kepada manusia sebagai
rahmatan lil alamin atau rahmat bagi alam semesta. Hal itu membuat ajaran Islam tampil
sebagai solusi dari segala permasalahan yang menimpa umat manusia. Upaya Islam
sebagai agama rahmatan lil alamin dibuktikan dengan peran wali songo yang begitu besar
dalam penyebaran Islam khususnya di pulau Jawa. Salah satu cara yang digunakan wali
songo adalah pendekatan melalui kebudayaan, misalnya kesenian. Hal itu menunjukkan
bahwa wali songo mengutamakan jalan yang menjadikan masyarakat tertarik dan sarat
dengan ajakan yang baik daripada mengedepankan hal-hal yang bersifat normatif dan
tekstual. Islam adalah agama yang diturunkan kepada manusia sebagai rahmat bagi alam
semesta dan selalu membawa kemaslahatan bagi kehidupan manusia di dunia ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Mengidentifikasikan Kesenian Dari Prespektif Islam?
2. Bagaimana Pandangan Para Tokoh/Ulama Terhadap Kesenian?
3. Bagaimana Adab Kesenian Dalam Islam?
4. Bagaimana Ruang Lingkup Kesenian Islam?
5. Bagaimana Ciri-Ciri Utama Kesenian Islam?
6. Bagaimana Hubungan Kesenian Dan Dakwah?
7. Bagaiamana Karya Seni dan Adab Penggunaannya Dalam Islam?
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
1
Dr. Abdurrahman al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam, (Jakarta : Gema Insani Press), hal. 13-14
B. Pandangan Para Tokoh/Ulama Terhadap Kesenian
Salah satu ulama’ yang memiki perhatian dan minat besar terhadap kesenian
adalah Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali (W 1111). Al-ghazali menyisahkan satu
bab khusus pembahasan soal kesenian, khususnya seni suara dan music. Al-ghazali
mengumpulkan, menganalisis, serta memberikan kritik dan penilaian terhadap pendapat
dan komentar para ulama tentang music.
Dalam menghukumi music al-ghozali dan para ulama lainnya berbeda pendapat.
Diantaranya: Qadi abu tayyib al-tabari, Syafii, Malik, Abu hanifah dan Sofyan.
Bahwa semua nama-nama beliau tersebut menyatakan bahwa music hukumnya haram.
1) Al syafii
Dan beliau berkata lagi (imam syafii) memukul-mukul dengan tongkat hukumnya
makruh. Permainan music seperti itu biasanya dilakukan oleh orang-orang zindiq. Imam
syafii mengutip sebuah hadis bahwa permainan dadu adalah salah satu jenis permainan
yang paling dimakhruhkan disbanding permainan-permainan yang lain. Dan beliau sangat
membenci permainan catur. Bahkan semua jenis permainan apapun sebab permainan
bukanlah aktifitas ahli agama dan orang-orang yang memiliki harga diri (muru’ah).2
2) Al malik
Pendapat Al- malik beliau guru al-syafii ini sangat melarang keras mengenai soal
kesenian pada music. Menurutnya “ jika seseorang membeli budak perempuan, dan
ternyata budak tersebut seorang penyanyi maka pembeli berhak untuk mengembalikan
2
Abi hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, ihya’ ulumuddin, Libanon: Dar fikr, tt, hal.267
budak tersebut (karena termasuk cacat). Pendapat imam malik ini secara tidak disadari
diikuti mayoritas ulama madina kecuali ibnu sa’id.3
3) Abu hanifah
Abu hanifah mengatakan bahwa seni music adalah makhruh, dan mendengarkannya
termasuk perbuatan dosa. Pendapat abu hanifah ini didukung olrh sebagian besar ulama
kuffah seperti sofyan at-tsauri, himad, Ibrahim, syu’bi dan ulama lain. Pendapat-pendapat
diatas dinukil dari Al-Qadi abu tayyib At-tabari.4
Menurut pendapat Abu Thalib Al-Maliki dan para sahabat nabi seperti abdulloh
bin ja’far, abdulloh bin Zubair, mughirah bin syu’bah, dan mu’awiyah. Beliau sangat
suka mendengarkan musik. Menurutnya mendengarkan music atau nyanyian hamper
sudah menjadi tradisi dikalangan ulma salaf atau para tabi’in. bahkan abu thalib
mengatatakan bahwa ketika beliau berada di kota mekkah pada peringatan hari besar
orang-orang hijaz merayakan dengan pagelaran musik.5 Tradisi seperti itu juga dilakukan
oleh kalangan omasyarakat Madinah. Dan beliau mengakui bahwa ia pernah melihat Qadi
Marwan memerintahkan budak perempuannya untuk bernyanyi dihadapan orang-orang
sufi.
3
Mughni al-muhtaj, hal 2, vol 3
4
Abi hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, ihya’ ulumuddin, Libanon: Dar Al-fikr, tt, hal 268
5
Abi Al abbas Ahmad bin Muhammad, Kaf Al-Ria’, hal 273
Seni Islam merupakan hasil dari keesaan dalam bidang keanekaragaman. Ia harus
merefleksikan kandungan prinsip keesaan ilahi. Seni Islam harus mewujudkan, dalam
taraf fisik yang secara langsung dapat dipahami oleh pikiran yang sehat, realitasrealitas
dasar dan perbuatan-perbuatan sebagai tangga bagi pendakian jiwa dari tingkat yang
dapat dilihat dan didengar menuju yang ghaib.
Ada beberapa norma yang harus dipegang dalam berkesenian menurut Islam,
yaitu:
1. Dilarang melukis lukisan yang bersifat pornografi, serta melukis hal-hal yang
bernyawa.
2. Dilarang menciptakan hikayat yang menceritakan dewa-dewa, kebiasaan pengarang
yang mengkritik Tuhan.
3. Dilarang menyanyikan lagu-lagu yang berisikan kata-kata yang tidak sopan atau cabul.
4. Dilarang memainkan musik yang merangsang kepada gerakangerakan sensual.
5. Dilarang berpeluk-pelukan antara laki-laki dan perempuan atas nama tarian.
6. Dilarang menampilkan drama dan film yang melukiskan kekerasan, kebencian dan
kekejaman.
7. Dilarang memakai pakaian yang memamerkan aurat
Dengan demikian, segala bentuk kesenian di atas, dilarang oleh Islam. Islam
memiliki konsep kesenian yang sesuai dengan naluri manusia yang mengarah kepada
keselamatan dan kesenangan. Islam diturunkan untuk menuntun dan memberi
petunjuk kepada manusia bagaimana mewujudkan salam di dunia dan akhirat.
7
Yunan Yusuf, Metode Dakwah Sebuah Pengantar Kajian (Jakarta: Prenada Media, 2003), hlm 16-17
Sebagai media atau metode, seni mempunyai proyeksi yang mengarah pada pencapaian
kesadaran kualitas keberagamaan Islam yang pada gilirannya mampu mernbentuk sikap
dan perilaku Islami yang tidak menimbulkan gejolak sosial, tetapi justru makin
memantapkan perkembangan sosial. Sedangkan sebagai sasaran, dakwah diarahkan pada
pengisian makna dan nilai-nilai Islarni yang integratif ke dalam segala jenis seni dan
budaya yang akan dikembangkan. Pada awal era kejayaan Islam, telah lahir tokoh-tokoh
besar dibidang seni musik. Para ilmuwan muslim telah menjadikan musik sebagai media
pengobatan atau terapi. Kegemilangan peradaban Islam ditandai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan kebudayaan. Kemajuan ilmu pengetahuan dan kebudayaan ini
bersentuhan erat dengan moral Islam, budaya arab dan kebudayaan besar lainnya. Tidak
heran jika pada awal kejayaan Islam telah lahir tokoh-tokoh besar dibidang seni musik.
Ada musisi terkenal yang sangat disegani yaitu Ishaq ibn Ibrahim Al-Mausili (767-
850M). Ada pula pengkaji pengkaji musik yang disegani seperti Yusuf bin Sulaiman Al-
Khatib (wafat tahun 785M). Munculnya seniman dan pangkaji musik di dunia Islam
menunjukkan bahwa umat Islam tidak hanya melihat musik sebagai hiburan. Lebih dari
itu, musik menjadi bagian dari ilmu pengetahuan yang dikaji melalui teori-teori ilmiyah.
Dalam konteks Indonesia, upaya penyampaian ajaran Islam melalui media seni sudah
memiliki umur yang relatif tua. Para Walisongo dengan beberapa keahlian keseniannya
telah mampu menyebarkan agama Islam hingga keberbagai daerah di Nusantara. Sunan
Kalijaga dan Sunan Bonang adalah dua dari sebagian tokoh penyebar Islam yang
menjadikan seni musik sebagai media dakwah. 8 Walisongo muncul saat runtuhnya
dominasi kerajaan Hindu Budha di Indonesia. Kesembilan “wali” yang dalam bahasa
Arab artinya penolong ini merupakan para intelektual yang terlibat dalam upaya
pembaharuan sosial yang pengaruhnya terasa dalam berbagai manifestasi kebudayaan
mulai dari kesehatan, bercocok tanam, berniaga hingga kepemerintahan. Yang menarik
dari kiprah walisongo adalah aktivitas mereka yang menyebarkan Islam di bumi pertiwi
tidaklah dengan armada militer dan pedang, tidak juga menginjak-injak dan menindas
keyakinan lama yang dianut oleh masyarakat Hindu-Budha yang saat itu mulai memudar
pengaruhnya. Namun, mereka melakukannya dengan cara halus dan bijaksana. Mereka
tidak langsung kebiasaan-kebiasaan lama masyarakat namun justru menjadikannya
sebagai cara berdakwah mereka. Salah satu media yang mereka gunakan sebagai media
dakwah adalah wayang.8
8
Asep Muhyidin, Metode Pengembangan Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, 2002), hlm. 212
atau karya seni tersebut buruk jika sei tersebut menurunkan moral, melalaikan diri untuk
beribadah kepada Allah atau juga melupakanNya.
Kesenian dalam Islam dijadikan sebagai alat menyebarkan agama dan
memperkukuhkan amal kebajikan dan kebaikan dikalangan ummat. Hasil seni boleh
menjadi faktor pendorong yang intensif bagi mengingati dan memuji Allah. Daya seni
yang diberikan Allah adalah bertujuan untuk menimbulkan keikhlasan dan kesedaran
dalam diri manusia. Dengan bakat seni yang ada, para seniman muslim ternyata mampu
menggunakannya dengan teknik, bentuk seni yang terbuka di tempat yang berlainan ke
dalam daerah seni dan budaya Islam.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Perbedaan di antara seni Islam dengan seni yang lain ialah niat atau tujuan dan nilai
akhlak yang terkandung di dalam sesuatu hasil seni itu. Ini berbeda dengan keseniaan
barat yang sering mengenepikan persoalan akhlak dan kebenaran. Tujuan seni Islam
ialah untuk Allah karena ia memberi kesejahteraan kepada manusia. Dengan ini, seni
Islam bukanlah seni untuk seni dan bukan seni untuk sesuatu tetapi sekiranya
pembentukan seni itu untuk tujuan kemasyarakatan yang mulia, itu adalah
bersesuaian dengan seni Islam.
2. Dalam menghukumi music al-ghozali dan para ulama lainnya berbeda pendapat.
Diantaranya: Qadi abu tayyib al-tabari, Syafii, Malik, Abu hanifah dan Sofyan .
Bahwa semua nama-nama beliau tersebut menyatakan bahwa music hukumnya
haram.
3. Ada beberapa norma yang harus dipegang dalam berkesenian menurut Islam, yaitu:
- Dilarang melukis lukisan yang bersifat pornografi, serta melukis hal-hal yang
bernyawa.
- Dilarang menciptakan hikayat yang menceritakan dewa-dewa, kebiasaan
pengarang yang mengkritik Tuhan.
- Dilarang menyanyikan lagu-lagu yang berisikan kata-kata yang tidak sopan atau
cabul.
- Dilarang memainkan musik yang merangsang kepada gerakangerakan sensual.
- Dilarang berpeluk-pelukan antara laki-laki dan perempuan atas nama tarian.
- Dilarang menampilkan drama dan film yang melukiskan kekerasan, kebencian
dan kekejaman.
- Dilarang memakai pakaian yang memamerkan aurat
4. Ruang lingkup seni budaya dalam islam dapat di tinjau dari berbagai perspektif ,
budaya dan seni adalah dua hal yang sudah lama menjadi bagian dari kehidupan
manusia. Seni dan budaya selalu berkembang setiap zamannya, islam sebagai agama
Rahmatan Lil Alamin juga menjadi salah satu bagian dari perkembangan budaya dan
seni.
5. Ciri-ciri kesenian dalam islam: Mengandung Unsur Keindahan , Mengandung Unsur
Moral/Akhlak, Mempunyai Pesan Spiritual , Menghormati nilai susila, Tidak meniru
ritual agama lain , Memiliki sifat universal .
6. Dalam hal ini, seni merupakan salah satu media dakwah yang cukup efektif dalam
menyentuh kesadaran bagi sasaran dakwah. Dalam Al Quran surat Ali Imron ayat 110
Allah menegaskan predikat manusia sebagai khaira ummatin (umat terbaik), jika
mereka mampu tampil di tengah-tengah masyarakat, beramar ma’ruf nahi mungkar
serta beriman kepada Allah.
7. Kesenian dalam Islam dijadikan sebagai alat menyebarkan agama dan
memperkukuhkan amal kebajikan dan kebaikan dikalangan ummat. Hasil seni boleh
menjadi faktor pendorong yang intensif bagi mengingati dan memuji Allah. Daya seni
yang diberikan Allah adalah bertujuan untuk menimbulkan keikhlasan dan kesedaran
dalam diri manusia.
B. Saran
Sebagai penutup dari makalah ini, tak luput pula kami ucapkan ribuan terima
kasih pada semua rekan-rekan yang telah banyak membantu dalam pembuatan makalah
ini. Di samping itu, masih banyak kekurangan serta jauh dari kata kesempurnaan, tetapi
kami semua telah berusaha semaksimal munkin dalam pembutan makalah yang amat
sederhana ini. Maka, dari pada itu . kami semua sangat berharap kepada semua rekan-
rekan untuk memberi kritik atau sarannya, sehingga dalam pembuatan makalah
selanjutnya bisa menjadi yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Dr. Abdurrahman al-Baghdadi, Seni Dalam Pandangan Islam, (Jakarta : Gema Insani
Press)
Abi hamid Muhammad bin Muhammad Al-Ghazali, ihya’ ulumuddin, Libanon: Dar fikr
Abi Al abbas Ahmad bin Muhammad, Kaf Al-Ria’
Abd-ur-Rahman Al-Baghdadi, SENI DALAM PANDANGAN ISLAM (Seni Vokal, Musik
dan Tari)
Yunan Yusuf, Metode Dakwah Sebuah Pengantar Kajian (Jakarta: Prenada Media, 2003)
Asep Muhyidin, Metode Pengembangan Dakwah (Bandung: Pustaka Setia, 2002)