Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“DASAR-DASAR QUR’ANI DAN SEJARAH LAHIRNYA ILMU KALAM"

Disusun Oleh:

SARIF 222170007
IBNU ATIRMIZI 222170008

PROGRAM STUDI PEMIKIRAN POLITIK ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI (UIN) DATOKARAMA

PALU 2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas

kelompok untuk mata kuliah Ilmu Negara dengan judul “Dasar-dasar Qur’ani dan Lahirnya

Ilmu Kalam”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak

pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran, dan kritik sehingga makalah ini dapat

terselesaikan sesuai dengan waktu y ang telah ditentukan.

Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik

pada teknis penulisan maupun pada isi materi, mengingat keterbatasan kemampuan yang kami

miliki. untuk itu, kami mengharapkan saran, masukan, maupun kritik yang sifatnya membangun

demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia

pendidikan.

2
DAFTAR ISI

SAMPUL.......................................………………………………………………………………1

KATA PENGANTAR..................………………………………………………………………2

DAFTAR ISI.................................……………………………………………………………....3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.................………………………………………………………………4

B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………….....4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Kalam..................................................................................................5


B. Sumber-sumber Ilmu Kalam.........................................................................................5
C. Objek Pembahasan Ilmu Kalam...................................................................................9
D. Sejarah kemunculan ilmu kalam...................................................................................10

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan........................……………………………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA...................……………………………………………………………..14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi umat muslim ilmu kalam merupakan sesuatu yang sudah tidak asing
lagi,sebab hampir disetiap lembaga pendidikan islam ilmu kalam ini sering dipelajari
baikdari jenjang Madrasah Ibtidaiyyah (MI), Madrasah Tsanawiyyah (MTs), Madrasah
Aliyah (MA) bahkan sampai perguruan tinggi islam sekalipun masih mempelajari ilmu
kalam ini.
Ilmu kalam atau biasa dikenal secara luas sebagai teologi islam,
merupakansebuah cabang ilmu yang mengkaji tentang nama-nama Allah dan perbuatan-
perbuatanAllah baik sifat wajib, jaiz, maupun yang mustahilnya juga mempelajari sifat
yang samaterhadap Rasulallah juga. Akan tetapi kensentrasi penuh kajian ilmu kala ini
terlatak pada bagaimana memahaminya secara logika.
Ilmu kalam muncul diawali dengan terbunuhnya Utsman Bin Affan R.A.
yang berujung pada ditolaknya Khalifah Ali Bin Abi Thalib R.A. yang menimbulkanerja
dinya perang siffin yang diakhiri dengan keputusan tahkim yang ditolak oleh
para pengikut Ali R.A. Para pengikutnya kecewa dan meninggalkan Ali R.A. dan
memecah pengikutnya menjadi dua golongan.
Adapun ada beberapa faktor lain yang mendorong umat muslimin
mengembangkan ilmu kalam, diantaranya dengan dijelaskan secara gamblang di
dalamAl-quran, politik, dan faktor-faktor lainnya.
Untuk lebih jelasnya lagi penulis akan memaparkan apa-apa saja pengertian ilmu
kalam, sejarahnya, sumber-sumbernya dan apa saja objek bahasannya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian ilmu kalam? 
2. Bagaimana sumber-sumber ilmu kalam?
3. Apa saja objek bahasan ilmu kalam?
4. Bagaimana sejarah kemunculan ilmu kalam?

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Kalam
Secara etimologis ilmu kalam terdiri dari dua kata, yaitu ilmu yang bisa
diartikan sebagai pengetahuan, dan kalam yang berarti percakapan. Bisa disimpulkan
bahwa ilmu kalam adalah ilmu yang mengetahui tentang percakapan. Ilmu ini juga
membahas argumen-argumen yang berguna untuk meyakinkan keimanan secara logis
dan disertai dengan bukti yang nyata. Adapun menurut beberapa ahli menjabarkan
pengertian ilmu kalam secara berbeda-beda seperti di bawah ini: 
1. Menurut Abdul Raziq ilmu kalam merupakan ilmu yang berkaitan dengan
kaidahimani yang dibagun dengan argumentasi rasional. 
2. Menurut Ibnu Al-Farabi ilmu kalam merupakan salah satu disiplin ilmu
yangmembahas Dzat dan sifat Allah serta eksistensi yang mungkin mulai
berkenaandengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati yang berlandaskan
doktrin islam.
3. Menurut Ibnu Khaldun ilmu kalam merupakan ilmu yang mengandung
berbagaiargumentasi tentang akidah imani yang diperkuat dengan dalil-dalil
rasional.
4. Menurut Syekh Muhammad Abduh ilmu kalam merupakan ilmu yang
membahastentang wujud Allah, sifat-sifat wajib, sifat-sifat jaiz, yang disifatkan
baginya dari sifa-sifat yang tidak ada baginya. Ilmu kalam juga membahas tentang
Rasul-rasulAllah untuk menetapkan kebenaran risalahnya, apa yang wajib ad pada
dirinya, hal-hal jaiz dihubungkan pada diri mereka, dan hal-hal terlarang yang
dihubungkan pada diri mereka.
Dari beberapa definisi diatas kita bisa menyimpulkan bahwa ilmu
kalammerupakan ilmu yang berbicara tentang masalah ketuhanan atau ketauhidan
dengandalil-dalil yang shahih dan pasti benarnya yang kemudian disertai dengan
alasan-alasanyang rasional.

B. Sumber-sumber Ilmu Kalam

5
Ilmu kalam sebagai cabang keilmuan dalam islam tentunya mempunyai
sumber kajian keilmuannya secara lengkap. Terdapat beberapa sumber ilmu kalam
diantaranyayaitu Al-Qur’an, As- Sunnah, pemikiran manusia, dan insting. Keempat
hal tersebutmenjadi sumber dasar untuk memahami ilmu kalam, berikut penjelasan
mengenai sumber-sumber ilmu kalam sebagai berikut:

1. Al-Qur’an
Al-qur’an merupakan sumber utama dari ilmu kalam yang merupakan
sekumpulanwahyu yang diturunkan oleh Allah melalui malaikat Jibril As. yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW untuk disampaikan kepada umatnya
agar menjadi pedoman hidup baik untuk keperluan dunia maupun akhirat. Adapun
Al-qur’an dalam beberapa tempat menyinggung masalah ketuhanan yang
merupakan kajian dari ilmu kalam. Di bawah ini adalah beberapa firman Allah
yang menyinggung masalah ilmukalam agar dapat dipelajari oleh seluruh umat
muslim. Berikut beberapa firman Allahyang menyatakan hal tersebut:
a. Firman Allah dalam QS. Al ikhlas menyatakan yang artinya “katakanlah
Dialah Allah yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan tempat manusia
bergantung,dia tidakberanak dan tidak pula diperanakan, dan tidak ada
seorangpun yang setara denganNya”.

Secara singkat surat Al-Ikhlas menjelaskan tentang ketauhidan dan


keesaanAllah, tentang ia sebagai satu-satunya sembahan bagi manusia yang
patut disembah,ia adalah tempat bagi manusia bergantung diri dan memohon
segala permohan sertaIa tidak sebanding dengan apa saja yang Dia ciptakan.
Surat ini merupakan pokok bahasan ilmu kalam, sebab jika dijelaskan secara
tauhid memang benar bahwaAllah tidak ada yang mampu menandinginya baik
dalam aspek kekuatan maupunkekuasaan, serta ia tak dilahirkan dan tidak
juga melahirkan, yang artinya Allahtidak akan pernah sama dengan
ciptaannya.

Akan tetapi pada praktek secara nalar, kadang-kadang manusia sering


kalimelupakan hal ini, manusia sering juga menganggap bahwa apa yang
terjadi padasekitarnya merupakan keseluruhan kehendaknya, dan yang lebih

6
parah lagi manusialebih menggantungkan kehidupannya pada jabatan, harta,
dan semua yang ada padadirinya atau orang lain yang semuanya bersifat
sementara dan memilikiketerbatasan. Seharusnya manusia senantiasa
menggantungkan dirinya dankehidupannya hanyalah kepada Allah serta
memohon semuanya hanyalah kepada Allah

b. QS. Al- Furqan ayat 59 menjelaskan tentang tempa Allah tinggal setelah
menciptakan jagat raya. yang artinya “ yang menciptakan langit dan bumi dan
apa  yang yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia
bersemayam diatas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, Maka tanyakanlah
(tentang Allah)kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.”

Dalam ayat ini Allah berfirman bahwa Allah menempati Arsy


setelahmenciptakan bumi dan langit serta segala sesuatu yang ada di
antaranya. Arsy yangdimaksud adalah singgahsana bila dikiaskan pada
kerajaan yang ada di dunia ini,seorang raja akan mengatur rakyatnya agar
menyembahnya dan memohon pertolongan hanya padanya, baik dalam
urusan dunia maupun akhirat. Seorang rajaduduk di singgahsananya untuk
mengawasi dan memantau kegiatan rakyatnya.Akan tetapi dalam makna ini
Allah merupakan raja dari segala raja, serta penguasakerajaan dari segala
kerajaan. Yang artinya Allah memiliki kekuasaan yang amatkuasa diantara
para penguasa.

c. QS. Al- Fath ayat 10, ayat ini membahas tentang kekuasaan Allah yang
dikiaskandengan tangan.yang artinya “ bahwasaannya orang yang berjanji
dan setiakepadamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah.
Tangan Allah di atastangan mereka., maka barang siapa melanggar janjinya
niscaya aibat ia melangar janjinya akan menimpa dirinya sendiri, dan barang
siapa menepati janjinya kepada Allah, maka Allah akan memberi pahala yang
besar.”

7
Dijelaskan bahwa tangan Allah berada di atas tangan mereka, yang bisadikiaskan
bahwasannya kekuasaan Allah berada di atas manusia yang dekat denganAllah,
barangsiapa yang mengikuti orang yang dekat dengan Allah maka ia akanmendapatkan
pahala yang besar dari Allah Swt. Dan barang siapa mengingkari mereka yang dekat
dengan Allah maka Allah akan memberikannya apa yang telahmereka lakukan kepada
orang yang dekat dengan Allah.

Dari beberapa petikan ayat diatas, setidaknya telah menjelaskan bahwa umatislam
untuk memahami ayat-ayat yang dikiaskan tersebut perlu untuk memahamimaksudnya
dengan pemahaman akal secara teologis. Sebab dalam ayat-ayat diatasuntuk menemukan
maksud dari yang dijelaskan perlu digali dulu berdasarkan pemahaman secara tekstual
serta kontekstualnya. Hal tersebut yang mendoronghadirnya ilmu kalam, yang bertujuan
untuk menjelaskan maksud dari Al-Qur’an secarama’nawiyyah.

1. Al- Hadits
Hadits merupakan sumber kedua setelah Al-qur’an yang digunakan didalam
kajian ilmu kalam, dalam beberapa riwayat banyak menyinggung mengenai masalah
ilmukalam, diantaranya adalah seperti riwayat di bawah ini:
a.   Dari abu hurairah r.a  ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda “orang  -
orang yahudi akan terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan.”
b.  Hadits yang diriwayatkan dari Abdullah ibn Umar ia mengatakan
bahwa  Rasulullah bersabda, “akan menimpa umatku yang menimpa Bani Israil, B
ani Israil  telah terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan dan umatku aka
nterpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan. Semuanya akan masuk ke
neraka,kecuali satu golongan saja.” siapa mereka itu, wahai Rasulullah? Tanya
para sahabat. Rasulullah menjawab mereka adalah yang mengikuti jejakku dan
sahabat- sahabatku.”Syeikh Abdul Qodir mengomentari bahwa hadits ini berkaitan
denganmasalah faksi umat ini, yang merupakan salah satu kajian ilmu kalam
yangmemepunyai sanad yang sangat banyak.

 
1. Pemikiran Manusia

8
Pada awal perkembangan pemikiran islam, para ulama menggunakan rasonalitas
berfikirnya untuk menjabarkan hal-hal yang berkaitan dengan syariat islam sebelum
pengaruh filsafat yunani mempengaruhi dunia ilmu keislaman. Hal demikian tentunya
berkaitan dengan ayat-ayat mutasyabihat atau ayat yang samar maksudnya,dan
memerlukan penjelasan secara logis dengan menggunakan analisis rasional agar bisa
dipahami maksudnya.
Dalam Al-Qur’an banyak ayat yang menyuruh manusia berfikir dengan
menggunakan akalnya. Oleh karenanya jika umat muslim ingin lebih mendalami
ajaranagama islam, tentunya umat muslim perlu untuk berfikir secara rasional dan logis,
agarapa yang telah diperintahkan Allah SWT. bisa dipahami dengan begitu jelas, serta
dalam menyebrkan agama islam juga akan memudahkan orang yang belum masukagama
islam untuk memahami ajaran agama islam secara cepat dan efektif denganadanya
penjelasan secara rasional ini.
2. Insting
Berdasarkan instingnya, manusia selalu menginginkan agar dia memiliki Tuhan.
Oleh sebab itu, kepercayaan manusia tentang adanya Tuhan telah ada sejak manusia
pertamaada. Meskipun pada masa itu manusia pada jaman pra sejarah, cenderung
memujatuhannya dalam bentuk batu, pohon, bula, bintang, dan sesuatu lainnya yang
merekaanggap memiliki kekuatan tersendiri. Tetapi tetap saja insting mereka mengatakan
bahwa ada sebuah Dzat yang menciptakan mereka, dan menciptakan seluruh alamdunia
ini, serta tentunya ada Dzat yang lebih hebat, lebih besar lagi daripada mereka.

C. Objek Pembahasan Ilmu Kalam


Objek pembahasan ilmu kalam sedikit lebih rumit dan menimbulkan
perdebatan panjang diantara aliran-aliran teologi Islam yang ada namun perdebatan panja
ngtersebut dipahami bahwa haruslah dalam kerangka atau paradigma Islam yang
sesuaithurats. Pokok permasalahan ilmu kalam terletak pada 3 persoalan, yaitu :
a. Esensi Tuhan itu sendiri dengan segenap sifat-sifatnya. Esensi ini dinamakan
QismulIlahiat. Masalah-masalah yang diperdebatkan yaitu:
1. Sifat-sifat Tuhan, apakah memang ada sifat Tuhan atau tidak. Masalah
inidiperdebatkan oleh aliran Mu'tazilah dan Asy'ariyah.

9
2. Qudrat dan Irodat Tuhan. Persoalan ini menimbulkan aliran Qodariyah
danJabbariyah.
3. Persoalan kemauan bebas manusia, masalah ini erat kaitannya dengan Qudrat
danIrodat Tuhan.
4. Masalah Al-Qur'an, apakah makhluk atau tidak dan apakah Al-Qur'an azali
atau baharu.
b. Qismul Nububiyah, hubungan yang memperhatikan antara Kholik dengan
makhluk,dalam hal ini membicarakan tentang:
1. Utusan-utusan Tuhan atau petugas-petugas yang telah ditetapkan Tuhan melakukan
pekerjaan tertentu yaitu Malaikat.
2. Wahyu yang disampaikan Tuhan sendiri kepada para rasul-Nya baik secaralangsung
maupun dengan perantara Malaikat.
3. Para Rasul itu sendiri yang menerima perintah dari tuhan untuk
menyampaikanajarannya kepada manusia.
c. Persoalan yang berkenaan dengan kehidupan sesudah mati nantinya yang disebut dengan
Qismul Al-Sam’iyat . Hal ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Kebangkitan manusia kembali di akherat.
2. Hari perhitungan.
3. Persoalan shirat (jembatan).
4. Persoalan yang berhubungan dengan tempat pembalasan yaitu surga atau neraka.
Dan pada akhirnya masalah-masalah di atas bisa disimpulkan bahwa kajian
ilmukalam adalah enam rukun iman yang ada, sebab masalah-masalah di atas
mengerucut pada rukun iman ini.

D. Sejarah kemunculan ilmu kalam


Latar belakang terbentuknya ilmu kalam dimulai dengan adanya Rasulullahyang
diutus oleh Allah sebagai pemuka agama yang merangkap sebagai kepala pemerintahan
juga stelah hijrah ke madinah. Belia yang mendirikan sistem politik yang dipatuhi di
madinah, yang sebelumnya belum memiliki sistem politik. Setelahsepeninggalan
Rasulullah, terjadilah kekosongan penguasa politik. Yang kemudiandiambil alih oleh

10
Abu Bakar, kemudian diteruskan oleh Umar Bn Khoththob, dilanjut dengan Utsman Bin
Affan, dan diakhiri oleh Ali Bin Abi Tholib.
Utsman Bin Affan memiliki latar belakang sebagai seorang pedagang kaya.Tetapi,
para sejarahwan mengkritik tentang kelemahannya pada bidang politik. Denganalasan
bahwasannya Utsman Bin Affan terlalu lunak terhadap keluarganya
yang berpengaruh di pemerintahan. Sehingga terjadilah Nepotisme, yang akhirnya berda
mpak pada pengangkatan gubernur-gubernur pada masa itu yang semuanyamerupakan
keluarga Utsman Bin Affan, dan menggantikan gubernur-gubernur yang memiliki
kapabilitas dan tegas yang diangkat pada masa Umar Bin Khoththob.Keadaan ini memicu
pemberontakan yang terjadi di Mesir yang dilakukan oleh500 orang atas reaksi
UtsmanBin Affan yang memecat Umar Bin ‘Ash yang diangkatUmar Bin Khoththob
kemudian digantikan oleh Abdullah Bin Sa’ad Bin Abi Sar yang  berasal
dari keluarga Utsman Bin Affan yang berakhir dengan terbunuhnya Utsman Bin Affan.
Setelah Utsman Bin Affan wafat kemudian dilanjutkan oleh Ali Bin Abi
Tholib,namun hal itu langsung disambut dengan penolakan dari Zubair dan Tholhah atas
dukungan dari Aisyah istri Rasulullah yang segera diatasi oleh Ali Bin Abi
Tholib,dengan terbunuhnya Zubair dan Tholhah serta kemudian mengirim Aisyah
kembali ke Mekkah.
Kemudian terjadi lagi pemberontakan yang dipimpin oleh Muawiyyah dan kemudian
terjadi Perang Shiffin yang berakhir dengan terpilihnya Muawiyyah sebagaikholifah
menggantikan Ali Bin Abi Tholib secara ilegal. Dengan sikap Ali yang menerima hal tadi
akhirnya pengikut Ali terpecah menjadi dua golongan, yaituKhawarij dan Syiah. Kaum
Khawarij menganggap pihak yang melakukan Arbitrase pada Perang Shiffin adalah kafi d
an murtad karena tidak mengambil kepada hukumAllah melainkan mengambil hukum
berdasarkan ketentuan manusia. Hal ini tidak hanya berdampak pada kepolitikan pada
masa itu, tetapi berdampak juga pada lahirnyaTeologi, yang kemudian melahirkan
beberapa poemikiran mengenai Teologi (IlmuKalam) itu sendiri, dan berikutlah aliran-
aliran teologi (Ilmu Kalam) adalah sebagai berikut:
1. Aliran Ilmu Kalam Khawarij
Golongan ini adalah golongan yang keluar dari golongan Ali Bin Abi
Tholib yang menolak secara keras kekhalifahan Muawiyyah. Ajaran Ilmu Kal

11
am mereka mengajarkan bahwa mereka yang melakukan dosa, baik dosa
tersebut kecil maupun besar akan dihukum sebagai orang yang kafir, dan
menurut pandangan mereka seorangKhalifah itu harus terbebas dari dosa
besar maupun dosa kecil. Oleh karenanya merekamenolak dengan keras
Khalifah yang kafir.
2. Aliran Ilmu Kalam Murji’ah
 Merupakan golongan yang terbentuk saat terjadi pertikaian antara Ali,
Khawarij dengan golongan Muawiyyah, mereka adalah golongan yang
mengambil sikap netral dan tidak memihak sedikitpun pada salah satu pihak
yang sedang bertikai. Mereka beranggapan bahwa orang yang berdosa baik
besar ataupun kecil tidak patut untuk dihukumi kafiroleh manusia di dunia,
sebab yang berhak menghukumi adalah Allah SWT. di harikiamat kelak.
Namun sayangnya pada masa kepemimpinan Bani Umayah kenetralan mereka
mulai hilang akibat tenggelam pada paham deternisme murni ( jabariyyah)
telah dijadikan alat mempertahankan diri dari rezim yang berkuasa, dengan
mendorongmereka menyebarluaskan pandangan-pandangan mereka.
3. Aliran Ilmu Kalam Mu’tazilah
  Merupakan aliran yang tidak menerima pendapat aliran mujri’ah
maupun khawarij.Menurut mereka orang yang berdosa besar bukan kafir,
tetapi juga bukan mu’min. Orang yang seperti ini mengambil dua posisi yaitu
diantara kafir dan mu’min.
4. Aliran Ilmu Kalam Jabariyah
Golongan yang timbul bersamaan dengan golongan Qadariyyah yaitu
karena sama-sama menolak kebijakan Pemerintahan Bani Umayyah yang
kejam. Ajaran mereka menjelaskan bahwa segala sesuatu tindakan yang
dilakukan manusia yang baik maupunyang buruk, pada hakikatnya adalah
telah diatur oleh Allah SWT, yang bisa diartikanmanusia tidak mengetahui
atas apa yang mereka lakukan.
5. Aliran Ilmu kalam Qadariyyah
Golongan ini timbul akibat kekejaman rezim pemerintahan Bani Umayyah
yang sangatkejam. Ajaran mereka menjelaskan bahwa Allah itu maha adil, Ia

12
akan menghukum siapa saja yang berbuat kejahatan, dan akan memberikan
pahala bagi yang berbuat kebaikan. Juga manusia itu bebas menentukan
nasibnya sendiri mau berbuat baikahatau berbuat burukah yang jelas manusia
diberikan kebebasan dalam kehidupannya mau menjadi orang baik atau orang
yang jahat.

BAB III
KESEMPULAN
A. Kesimpulan
Menurut Syekh Muhammad Abduh ilmu kalam merupakan ilmu yang
membahastentang wujud Allah, sifat-sifat wajib, sifat-sifat jaiz, yang disifatkan baginya
dari sifa-sifat yang tidak ada baginya. Dari beberapa definisi diatas kita bisa
menyimpulkan bahwa ilmu kalammerupakan ilmu yang berbicara tentang masalah
ketuhanan atau ketauhidan dengandalil-dalil yang shahih dan pasti benarnya yang
kemudian disertai dengan alasan-alasanyang rasional. Al ikhlas menyatakan yang artinya
“katakanlah Dialah Allah yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan tempat manusia
bergantung,dia tidakberanak dan tidak pula diperanakan, dan tidak ada seorangpun yang
setara denganNya”. Secara singkat surat Al-Ikhlas menjelaskan tentang ketauhidan dan
keesaanAllah, tentang ia sebagai satu-satunya sembahan bagi manusia yang patut
disembah,ia adalah tempat bagi manusia bergantung diri dan memohon segala permohan
sertaIa tidak sebanding dengan apa saja yang Dia ciptakan. Akan tetapi pada praktek
secara nalar, kadang-kadang manusia sering kalimelupakan hal ini, manusia sering juga
menganggap bahwa apa yang terjadi padasekitarnya merupakan keseluruhan
kehendaknya, dan yang lebih parah lagi manusialebih menggantungkan kehidupannya
pada jabatan, harta, dan semua yang ada padadirinya atau orang lain yang semuanya
bersifat sementara dan memiliki keterbatasan. yang artinya “ yang menciptakan langit
dan bumi dan apa yang yang ada diantara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia
bersemayam diatas Arsy, (Dialah) Yang Maha Pemurah, Maka tanyakanlah (tentang
Allah)kepada yang lebih mengetahui (Muhammad) tentang Dia.” Dalam ayat ini Allah
berfirman bahwa Allah menempati Arsy setelahmenciptakan bumi dan langit serta segala
sesuatu yang ada di antaranya.

13
Dijelaskan bahwa tangan Allah berada di atas tangan mereka, yang bisadikiaskan
bahwasannya kekuasaan Allah berada di atas manusia yang dekat denganAllah,
barangsiapa yang mengikuti orang yang dekat dengan Allah maka ia akanmendapatkan
pahala yang besar dari Allah Swt. Dan barang siapa mengingkari mereka yang dekat
dengan Allah maka Allah akan memberikannya apa yang telahmereka lakukan kepada
orang yang dekat dengan Allah.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Rozak dan Rosihon Anwar, Ilmu Kalam, Bandung: cv. Pustaka Setia, 2012 hal. 35
https://www.academia.edu/39149682/
MAKALAH_DASAR_DASAR_QURANI_DAN_SEJARAH_TIMBULNYA_ILMU_K
ALAM_Kontak_Kebudayaan_Yunani_Dan_Arab
https://misfar.wordpress.com/2011/10/27/a-dasar-dasar-qurani-dan-sejarah-kemunculan-persoalan-
persoalan-ilmu-kalam/

14

Anda mungkin juga menyukai