Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ILMU KALAM / TEOLOGI


Dosen Pengampu : Lalu Darman,S.Ag. M.Pd.

Disusun Oleh:
 ANISA RAHMAWATI
 NURILA ULFA SAPTIANI
 NIZA ALVIANI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


STIT PALAPA NUSANTARA
LOMBOK – NTB
TA. 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.
Kami ucapkan syukur atas kehadiat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat
dan hidayah kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas berupa
makalah ini. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW yang membawa
rahmat bagi alam semesta. Semoga kita mendapatkan syafa’at di akhirat kelak.
Aamiin.
Penyusunan makalah ini sudah kami lakukan dengan semaksimal
mungkin, dan kami mendapatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama
dalam pembuatan makalah. Kami menyadari sepenuhnya bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat
mengharapkan masukan berupa kritikan, nasehat dan saran yang membangun dari
para pembaca untuk perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Selebung, 25 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................1
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Ilmu Kalam..........................................................................3
B. Dasar-Dasar dan Ruang Lingkup Ilmu Kalam.......................................4
C. Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam.............................................................5
D. Perkembangan Ilmu kalam.....................................................................6
BAB III PENUTUP
Kesimpulan...........................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kalam merupakan objek kajian berupa ilmu pengetahuan dalam
agama Islam yang dikaji dengan menggunakan dasar berfikir berupa logika dan
dasar kepercayaan-kepercayaaan pribadi atau suatu golongan untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan akan eksistensi atau keberadaan Tuhan, bagaimana
Tuhan, seperti apa wujudnya dan pertanyaan-pertanyaan sejenis lainnya yang
berhubungan dengan Tuhan.
Pembahasan di atas terlihat merupakan dasar-dasar dari pembahasan ilmu
kalam itu sendiri dan bagaimana peranannya atau korelasinya dengan
kurikulum pendidikan agama Islam. Dengan begitu diharapkan kita mampu
meenguasai dasar pembahasan tentang ilmu kalam dan korelasinya dengan
kurikulum pendidikan Islam.
Adapun tujuan utama dari ilmu kalam adalah untuk menjelaskan landasan
keimanan umat Islam dalam tatanan yang filosofis dan logis. Bagi orang yang
beriman, bukti mengenai eksistensi dan segala hal yang menyangkut dengan
Tuhan yang ada dalam al-Qur’an, Hadits, ucapan sahabat yang mendengar
langsung perkataan Nabi dan lain sebagainya, sudah cukup. Namun tatkala
masalah ini dihadapkan pada dunia yang lebih luas dan terbuka, maka dalil-
dalil naqli tersebut tidak begitu berperan. Sebab, tidak semua orang meyakini
kebenaran al-Qur’an dan beriman kepadanya. Karenanya diperlukan lagi
interpretasi akal terhadap dalil yang sudah ada dalam al-Qur'an tersebut untuk
menjelaskannya. Awalnya perbincangan mengenai teologi ini hanyalah debat
biasa sebagai diskusi untuk mempertajam pemahaman keIslaman, namun lama-
kelamaan ia membentuk sebuah kelompok pro-kontra yang berjuang pada
kebencian, permusuhan dan bahkan peperangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengertian ilmu kalam ?

1
2. Bagaimana sejarah ilmu kalam ?
3. Bagaimana perkembangan ilmu kalam ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian ilmu kalam
2. Mengetahui sejarah ilmu kalam
3. Mengetahui perkembangan ilmu kalam

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Ilmu Kalam


Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain:ilmu
ushuluddin, ilmu tauhid, fiqh Al-Akbar, dan teologi Islam. Disebut ilmu
ushuluddin karena karena ilmu ini membahas pokok-pokok agama. Disebut
ilmu tauhid karena ilmu ini membahas ke-Esaan Allah SWT.
Teologi Islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam, yang diambil dari
Bahasa Inggris, theology. William L. Reese mendefisinikannya
dengan discourse or reason concerning God(diskursus atau pemikiran tentang
Tuhan).
Sementara itu Musthafa Abdul Raziq berkomentar, “ilmu ini (ilmu kalam)
yang berkaitan dengan akidah imani ini sesungguhnya dibangun di atas
argumentasi-argumentasi rasional. Atau, ilmu yang berkaitan dengan akidah
Islami ini bertolak atas bantuan nalar ”. sementara itu Al-Farabi
mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut : “ilmu kalam adalah disiplin ilmu
yang membahas Dzat dan sifat Allah beserta eksistensi semua yang mungkin,
mulai yang berkenaan dengan masalah dunia sampai masalah sesudah mati
yang berlandaskan doktrin Islam. Stressing akhirnya adalah memproduksi
ilmu ketuhanan secara filosofis”
Ibnu Khaldun mendefinisikan ilmu kalam sebagai berikut: “ilmu kalam
adalah disiplin ilmu yang mengandung berbagai aargumentasi tentang akidah
imani yang diperkuat dalil-dalil rasional”.
Adapun ilmu ini dinamakan ilmu Kalam, disebabkan :
1. Persoalan yang terpenting yang menjadi pembicaraan pada abad-abad
permulaan hijriah ialah apakah Kalam Allah (Al-qur’an) itu qadim atau
hadits.
2. Dasar ilmu Kalam ialah dalil-dalil fikiran dan pengaruh dalil fikiran ini
tampak jelas dalam pembicaraan para mutakallimin. Mereka jarang
mempergunakan dalil naqli (Al-Qur’an dan hadits), kecuali sesudah

3
menetapkan benarnya pokok persoalan terlebih dahulu berdasarkan dalil-
dalil fikiran.
3. Dinamakan Ilmu Kalam karena pembicaraan tentang Tuhan dibahas
dengan logika. Maksudnya menggunakan dalil-dalil aqliyah ; dari
permasalahan masalah sifat-sifat kalam bagi Allah.

B. Dasar-Dasar dan Ruang Lingkup Ilmu Kalam


1. Al-quran
Sebagai dasar dan sumber ilmu kalam, Al-quran banyak
menyinggung hal yang berkaitan dengan masalah ketuhanan, diantaranya
adalah:
Artinya: “Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakan (3) dan tidak
ada sesuatu yang sama denganDia (4)”
2.  Hadis
Hadis Nabi SAW pun banyak membicarakan masalah-masalah
yang dibahas ilmu kalam yang dipahami sebagian ulama sebagai prediksi
Nabi mengenai kemunculan berbagai golongan dalam ilmu kalam,
diantaranya adalah: “hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. ia
mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “orang-orang Yahudi akan
terpecah belah menjadi tujuh puluh dua golongan, dan umatku akan
terpecah menjadi tujuh puluh golongan.”
3. Pemikiran manusia
Pemikiran manusia dalam hal ini, baik berupa pemikiran umat
Islam sendiri atau pemikiran yang berasal dari luar umat Islam. Sebelum
filsafat Yunani masuk dan berkembang di dunia Islam, umat Islam
sendiri telah menggunakan pemikiran rasionalnya untuk menjelaskan hal-
hal yang berkaitan dengan ayat-ayat Al-quran, terutama yang belum jelas
maksudnya (al-mutasyabihat)
Seperti halnya filosof muslim yaitu Abu Bakar Muhammad Ibnu
Zakaria Al-Razi atau yang di kenal dengan Al-Razi  yang mendukung
penggunaan akal dalam memahami kalam Ilahi, ia berkeyakinan bahwa

4
akal manusia kuat untuk mengetahui yang baik serta apa yang buruk,
untuk tahu kepada Tuhan, dan untuk mengatur hidup manusia di dunia.
4. Insting
Secara instingtif, manusia selalu ingin bertuhan, oleh karena itu
kepercayaaan adanya Tuhan telah berkembang sejak adanya manusia
pertama. William L. Reese mengatakan bahwa ilmu yang berhubungan
dengan ketuhanan ini yang dikenal dengan istilah theologia, telah
berkembang sejak lama dan muncul dari mitos. Selanjutnya teologi itu
berkembang menjadi teologi alam dan teologi wahyu

C. Sejarah Timbulnya Ilmu Kalam


Menurut Harun Nasution, kemunculan persoalan kalam dipicu oleh
persoalan politik yang menyangkut peristiwa pembunuhan Utsman bin affan
yang berbuntut pada penolakan Muawwiyah atas kekhalifahan Ali bin abi
Thalib. Ketegangan tersebut mengkristal menjadi perang Siffin yang
berakhir dengan keputusan tahkim (arbitrase). Sikap Ali menerima tipu
muslihat Amr bin Al ash, utusan dari pihak Muawwiyah dalam tahkim.
Kelompok yang awalnya berada dengan Ali menolak keputusan tahkim
tersebut mereka menganggap Ali telah berbuat salah atas keputusan tersebut
sehingga mereka meninggalkan barisannya, kelompok ini dikenal dengan
nama khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri.
Diluar pasukan yang membelot Ali, adapula yang sebagian besar
tetap mendukung Ali. Mereka inilah yang kemudian memunculkan
kelompok Syiah.
Harun lebih jauh melihat bahwa persoalan kalam yang pertama
muncul adalah persoalan siapa yang kafir dan siapa yang bukan kafir.
Sementara itu menurut Dr. M. Yunan yusuf masalah ilmu kalam ini
timbul berawal dari masalah politik yaitu ketika Utsman bin Affan wafat
terbunuh dalam suatu pemberontakan . sebagai gantinya Ali dicalonkan
sebagai khalifah namun pencalonan Ali ini banyak mendapat pertentangan
dari para pemuka sahabat di Mekkah. Tantangan kedua datang dari

5
Muawwiyah, gubernur Damaskus salah seorang keluarga dekat Utsman bin
Affan. Ia pun tidak mau pengangkatan Ali sebagai khalifah. Muawwiyah
menuntut untuk menghukum para pembunuh Utsman bin Affan.

D. Perkembangan Ilmu kalam


Pada zaman Abbasiyah, telah banyak berlaku pembahasan di dalam
perkara-perkara akidah termasuk perkara-perkara yang tidak wujud pada
zaman Nabi Muhammad S.A.W. atau zaman para sahabatnya. Berlaku
pembahasan tersebut dengan memberi penumpuan agar ia menjadi satu ilmu
baru yang diberi nama Ilmu Kalam. Ilmu ini muncul dan berkembang atas
sebab-sebab internal dan eksternal.
1. Sebab-sebab internal 
Berikut ini adalah sebab-sebab internal yang menjadi puncak munculnya
ilmu Kalam: 
a. Al-Quran di dalam ajarannya kepada tauhid menceritakan aliran-aliran
penting dan agama-agama yang bertebaran pada zaman Nabi s.a.w., lalu
al-Quran menolak perkataan-perkataan mereka. Secara tabi'i, para ulama
telah mengikuti cara al-Quran di dalam menolak mereka yang
bertentangan, di mana apabila penentang memperbaharui cara, maka
kaum muslimin juga memperbaharui cara menolaknya.
b. Pada zaman pemerintahan Bani Umaiyah, hampir-hampir keseluruhan
umat Islam di dalam keimanan yang bersih dari semua pertikaian dan
perdebatan. Dan apabila kaum muslimin selesai melakukan penaklukan
negeri dan kedudukannya telah mantap, mereka beralih pembahasan
sehingga menyebabkan perselisihan pendapat di kalangan mereka.
c. Perselisihan di dalam masalah politik menjadi sebab di dalam
perselisihan mereka mengenai soal-soal keagamaan. Jadilah partai-partai
politik tersebut sebagai satu aliran keagamaan yang mempunyai
pandangannya sendiri. Partai (kelompok) Imam Ali r.a. membentuk
golongan Syiah, dan manakala mereka yang tidak setuju dengan Tahkim
dari kalangan Syiah telah membentuk kelompok Khawarij. Dan mereka

6
yang membenci perselisihan yang berlaku di kalangan umat Islam telah
membentuk golongan Murji'ah.
2. Sebab-sebab ekternal 
Berikut ini adalah sebab-sebab eksternal yang menjadi puncak
munculnya ilmu Kalam: 
a. Banyaknya orang yang memeluk agama Islam setelah penaklukan
beberapa negeri adalah terdiri dari penganut agama lain seperti yahudi,
Nasrani, Ateis dan lain-lain. Kadangkala mereka menzahirkan pemikiran-
pemikiran agama lama mereka bersalutkan pakaian agama mereka yang
baru (Islam).
b. Kelompok-kelompok Islam yang pertama, khususnya Muktazilah,
perkara utama yang mereka tekankan ialah mempertahankan Islam dan
menolak hujah mereka yang menentangnya. Negeri-negeri Islam
terdoktrin dengan semua pemikiran-pemikiran ini dan setiap kelompok
berusaha untuk membenarkan pendapatnya dan menyalahkan pendapat
kelompok lain. Orang-orang Yahudi dan Nasrani telah melengkapkan diri
mereka dengan senjata ilmu Falsafah, lalu Muktazilah telah
mempelajarinya agar mereka dapat mempertahankan Islam dengan
senjata yang telah digunakan oleh pihak yang menyerang.
c. Ahli-ahli Kalam memerlukan falsafah dan mantiq (ilmu logik), hingga
memaksa mereka untuk mempelajarinya supaya dapat menolak
kebatilan-kebatilan (keraguan-keraguan) yang ada di dalam ilmu
tersebut.
3. Kemunculan aliran-aliran Islam 
Masalah khilafah (pemerintahan) adalah masalah yang menyebabkan telah
terjadi perselisihan yang kuat antara kaum muslimin. Kesan dari
perselisihan ini ialah, terbentuknya beberapa kelompok besar di dalam
Islam, yaitu:
1) Syiah: Mereka ialah orang-orang yang berpendapat bahawa yang lebih
berhak terhadap pemerintahan selepas kewafatan Rasulullah s.a.w. ialah
saiyidina Ali r.a.

7
2) Khawarij: Yaitu mereka yang tidak menyetujui majlis Tahkim. Mereka
keluar dari kelompok saiyidina Ali.
3) Murji'ah: Yaitu mereka yang membenci perselisihan dan menjauhi dua
kelompok di atas.
Setelah kaum muslimin selesai membuka negeri-negeri, lalu ramai dari
kalangan penganut agama lain yang memeluk Islam. Mereka ini menzahirkan
pemikiran-pemikiran baru yang diambil dari agama lama mereka tetapi diberi
rupa bentuk Islam.
Iraq, khususnya di Basrah merupakan tempat segala agama dan aliran.
Maka terjadilah perselisihan apabila ada satu golongan yang menafikan
kemahuan (iradah) manusia. Kelompok ini diketuai oleh Jahm bin Safwan. Dan
antara pengikutnya ialah para pengikut aliran Jabbariyah yang diketuai oleh
Ma'bad al-Juhni. Aliran ini lahir ditengah-tengah kekacauan pemikiran dan
asas yang dibentuk oleh setiap kelompok untuk diri mereka.
Kemudian bangkitlah sekelompok orang yang ikhlas memberi penjelasan
mengenai akidah-akidah kaum muslimin berdasarkan jalan yang ditempuh oleh
al-Quran. Antara yang masyhur di kalangan mereka ialah Hasan al-Basri.
Dan sebahagian dari kesan perselisihan antara Hasan al-Basri dengan
muridnya Washil bin Atho' ialah lahirnya satu kelompok baru yang dikenali
dengan Muktazilah. Perselisihan tersebut ialah mengenai hukum orang beriman
yang mengerjakan dosa besar, kemudian mati sebelum sempat bertaubat.
Pada akhir kurun ketiga dan awal kurun keempat, lahirlah imam Abu
Mansur al-Maturidi yang berusaha menolak golongan yang berakidah batil.
Mereka membentuk aliran al-Maturidiah. Kemudian muncul pula Abul Hasan
al-Asy'ari yang telah mengumumkan keluar dari kelompok Mu'tazilah dan
menjelaskan asas-asas pegangan barunya yang bersesuaian dengan para ulama
dari kalangan fuqahak dan ahli hadis. Dia dan pengikutnya dikenal sebagai
aliran Asya'riah. Dan dari dua kelompok ini, terbentuklah kelompok Ahlus
Sunnah wal Jamaah.
Dan kesimpulannya, kita dapat melihat bahawa kemunculan kelompok-
kelompok di dalam Islam adalah kembali kepada dua perkara: 

8
1) Perselisihan mengenai pemerintahan 
2) Perselisihan di dalam masalah usul atau asas agama. 

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Ilmu Kalam
adalah suatu ilmu yang membahas tentang akidah dengan dalil-dalil aqliyah
(rasional ilmiah) dan sebagai tameng terhadap segala tantangan dari para
penentang dan sejarah dalam pendeklarasian ilmu kalam tidak luput dari
sejarah perpecahan prinsip teologi umat islam yang masih ketika itu dipicu
persoalan politik dan kedangkalan ukhuwah dalam prilaku perebutan
singgasana kekuasaan dan ilmu kalam tidak lepas dari ilmu tauhid , ilmu
tauhid adalah salah satu cabang ilmu study keislaman yang lebih
memfokuskan pada pembahasan wujud allah dengan segala sifat nya serta
tentang para rasul nya , sifat – sifat dan segala perbuatannya dengan berbagai
pendekatan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Razak dan Rosihon Anwar, 2009. Ilmu Kalam untuk UIN, STAIN, PTAIS,
Bandung: Pustaka Setia.
Harun Nasution, 1999. Falsafat dan Mistisme dalam Islam, Jakarta: Bulan
Bintang.
M. Yunan Yusuf, 2001. Diktat Ilmu Kalam, Jakarta: IAIN Syarif Hidayatullah.
Yunan Yusuf, 1990 Alam Pikiran Islam Pemikiran Kalam, Jakarta: Perkasa.
Muarif Hasan Ambary, 2003. Ensiklopedi Islam, Jakarta: Aksara-Van-Hoeve Jaz
Prof. Dr. H. Samsul Nizar, M.Ag, 2007. Kajian ilmu kalam, Jakarta: Kencana.

Anda mungkin juga menyukai