Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

ILMU KALAM KLASIK DAN PERTENGAHAN

DISUSUN OLEH:

NANDA VIDYANISSA NORMANSYAH

24/19105010043/AFI A

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:

PROF. DR H. ISKANDAR ZULKARNAIN

AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2021

i
DAFTAR ISI

MAKALAH............................................................................................................................................. i

ILMU KALAM KLASIK DAN PERTENGAHAN............................................................................. i

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................................ii

BAB I ...................................................................................................................................................... 4

PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 4

A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 4

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................................... 4

C. Tujuan ........................................................................................................................................ 5

BAB II..................................................................................................................................................... 6

PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 6

A. Kalam sebagai Ilmu................................................................................................................... 6

B. Perbedaan Ilmu Kalam dengan Filsafat.................................................................................. 7

C. Kriteria Penggolongan Ilmu Kalam ........................................................................................ 7

BAB III ................................................................................................................................................... 9

KESIMPULAN ...................................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 10

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara harfiah, kalam berarti perkataan atau percakapan. Secara terminologi Ilmu
Kalam adalah ilmu yang membicarakan tentang wujud Allah, sifat-sifat yang mesti ada pada-
Nya, sifat-sifat yang boleh ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada pada-Nya, serta
ilmu yang membicarakan tentang rasul-rasul, untuk menetapkan keutusan mereka, dan sifat-
sifat yang boleh maupun yang tidak mungkin ada pada mereka. 1

Menurut Ibnu Khaldun (1333-1406 M), Ilmu Kalam adalah ilmu yang berisi argumen-
argumen rasional yang bertujuan untuk mempertahankan serta menguatkan kepercaya-
kepercayaan keimanan, dan berisi bantahan terhadap orang-orang yang menyimpang dari
kepercayaan salaf dan ahl al-Sunnah.2

Ilmu Kalam disebut juga Ilmu Tauhid atau Ilmu Akidah. Ilmu Kalam merupakan salah
satu kajian keilmuan yang penting dalam dunia Islam. Di setiap sekolah-sekolah yang memiliki
sistem pendidikan pesantren maupun madrasah, kajian tentang Ilmu Kalam tidak pernah mereka
tinggalkan. Ilmu Kalam merupakan pondasi dasar kebenaran pemahaman kita mengenai sendi-
sendi pokok ajaran Islam.

Ilmu Kalam dikenal di dunia keislaman sebagai ilmu yang berdiri sendiri pada masa
khalifah al-Ma’mun (813-833) dari dinasti Abbasiyah. Sebelum itu, sudah terdapat pembahasan
mengenai keimanan atau kepercayaan Islam, yang disebut al-fiqhu fi al-din, sebagai lawan dari
al-fiqhu fi al-‘ilmi. Kemudian muncullah orang-orang yang mempelajari filsafat, dan melakukan
persinggungan dengan ilmu agama, yang kemudian melahirkan nama Ilmu Kalam sendiri dan
pada akhirnya membentuk kelompok-kelompok aliran dalam Ilmu Kalam.

Adanya campur tangan Filsafat dalam Ilmu Kalam, seringkali memunculkan persepsi
bahwa Ilmu Kalam adalah filsafat itu sendiri. Padahal, mereka adalah kajian keilmuan yang
berbeda dan berdiri sendiri-sendiri. Meski bercorak filsafat, terdapat perbedaan yang mencolok
diantara keduanya. Untuk itulah, makalah ini dibuat guna menyampaikan bebrapa hal mengenai
asal usul dan perkembangan Ilmu Kalam, serta melihat lebih dalam perbedaannya dengan ilmu
filsafat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah kemunculan Kalam sebagai ilmu?

1
Hanafi, Pengantar Teologi Islam.
2
Hasbi, Ilmu Kalam : Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam Islam.

4
2. Apa perbedaan Ilmu Kalam dengan Filsafat?
3. Bagaimana kriteria penggolongan aliran-aliran Ilmu Kalam?

C. Tujuan
1. Dapat mengetahui awal mula Kalam menjadi suatu kajian ilmu.
2. Dapat mengetahui perbedaan Ilmu Kalam dengan filsafat.
3. Dapat mengetahui kriteria penggolongan aliran-aliran dalam kajian Ilmu Kalam.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kalam sebagai Ilmu


Seperti yang telah disinggung sebelumnya, bahwa sebutan Ilmu Kalam sebagai
suatu ilmu yang berdiri sendiri, untuk pertama kali digunakan pada masa dinasti
Abbasiyah, saat kepemimpinan khalifah al-Ma’mun ( w. 218 H). Sebelum itu, ilmu
yang membicarakan persoalan-persoalan kepercayaan agama disebut dengan al-Fiqhu,
sebagai imbangan dari al-Fiqhu fi al-‘Ilmi, yakni ilmu mengenai Fiqh. Sedangkan Abu
Hanifah, menamakan bukunya yang membicarakan tentang kepercayaan agama dengan
judul al-Fiqhu Akbar.

Kalam sebagai Ilmu lahir lantaran beberapa sebab yang melatarbelakanginya.


Sebab-sebab tersebut ada 2 macam, yakni sebab internal dan sebab eksternal.

1. Sebab Internal
a. Adanya nash (Al-Qur’an dan Hadits) yang berbicara mengenai
penggunaan akal.
b. Adanya ayat mutasyabihat yang memunculkan sekumpulan orang-
orang yang memfilsafati ayat tersebut, dan dalam perkembangannya
mendorong adanya perbedaan pendapat atau perdebatan antara kaum
muslim.
c. Faktor yang muncul dari kalangan Muslim sendiri, yakni munculnya
persoalan politik yang melahirkan golongan-golongan seperti
Syi’ah, Murji’ah, Khawarij, Mu’tazilah.
2. Sebab Eksternal
a. Adanya percampuran budaya dari Persia, Yunani, Nasrani dan Yahudi.
Percampuran ini diperoleh dari masuknya orang-orang Nasrani dan
Yahudi ke dalam Islam, dan kemudian mencampurkan budaya Islam
dengan kepercayaan mereka yang terdahulu. Injil telah difilsafati pada
abad ke-2 M, maka mereka berpendapat Al-Qur’an juga perlu difilsafati
agar kepercayaan Islam tetap terjaga kemurniannya.
b. Adanya penerjemahan buku-buku Persia, Yunani ke dalam bahasa
Arab.

6
B. Perbedaan Ilmu Kalam dengan Filsafat
Ilmu Kalam adalah suatu ilmu yang bercorak filsafat. Pertalian keduanya tidak
bisa dipungkiri. Ibnu Khaldun (w.808 H) menegaskan hal tersebut, denganmengatakan
bahwa persoalan-persoalan Ilmu Kalam telah bercampur dengan persoalan filsafat,
sehingga sukar dibedakan antara keduanya. Lantaran hal tersebut, banyak orang yang
menggolongkan Ilmu Kalam kepada Filsafat.
Meski sekilas terlihat sama, namun kedua ilmu ini bersifat independen, mereka
berdiri sendiri-sendiri dan tentu saja memiliki perbedaan yang mendasar. Ilmu Kalam
bersandar pada pengakuan akan dasar-dasar keimanan. Ilmu Kalam menganggap bahwa
apa yang tertulis di dalam nash adalah benar, sehingga kemudian ia menggunakan bukti-
bukti rasional dan argumen-argumen logis guna menepis keraguan-keraguan yang
dituduhkan kepada teks wahyu. Sedangkan dalam Filsafat, suatu permasalahan
ditanggapi secara obyektif, seorang filosof tidak akan memberikan klaim apapun
sebelum ia menyelidiki perkara tersebut. Dalam filsafat, untuk mencari hakikat
kebenaran dalam suatu hal, dimulai dengan sikap keragu-raguan. Seorang filosof akan
mempelajari terlebih dahulu permasalahan tersebut, mencari hakikat kebenarannya,
kemudian barulah ia menyampaikan apa yang diperolehnya dan dibuktikan kebenaran
itu apa adanya tanpa sikap berat sebelah.
Perbedaan antara keduanya secara lebih rinci dapat kita perhatikan dalam tabel
berikut ini:
ILMU KALAM FILSAFAT
Berangkat dari keimanan Berangkat dari keragu-raguan
Berpijak pada wahyu atau nash (Al- Berpijak pada akal atau rasio
Qur’an dan Hadits)
Bersifat Subyektif Bersifat Obyektif
Berbicara mengenai Ketuhanan Berbicara mengenai Alam, Manusia dan
beberapa kajian mengenai Tuhan

C. Kriteria Penggolongan Ilmu Kalam


Menurut as-Syihristani, penggolongan aliran-aliran dalam Islam didasarkan pada 4 hal
pokok berikut ini:

a. Sifat-sifat Tuhan dan peng-Esa-an sifat. Perselisihan paham tentang persoalan ini
memunculkan aliran-aliran Asy’ariyah, Karramiah, Mujassimah dan Mu’tazilah.

7
b. Qadar dan Keadilan Tuhan. Hal ini menimbulkan munculnya golongan Qadariah,
Jabariah, Nijariah, Ast’ariah dan Karramiah.
c. Janji dan Ancaman. Persoalan ini membahas mengenai hukum kafir dan sesat atu
tidaknya seseorang. Hal tersebut menimbulkan aliran-aliran Murjiah, Wa’idiah,
Mu’tazilah, Asy’ariah dan Karramiah.
d. Sama’ dan Akal, yang dimaksudkan yakni apakah kebaikan dan keburukan hanya
diterima dari syara’ atau dapat ditemukan pada akal pikiran. Persoalan ini berkaitan
pula dengan keutusan Nabi dan Imamah (khilafat). Persoalan ini memunculkan
aliran Syi’ah, Khawarij, Mu’tazilah, Karramiah dan Asy’ariah.

Adapun dalam bukunya yang berjudul Pengantar Teologi Islam, Ahmad Hanafi menerangkan
sebab-sebab berdirinya aliran atau golongan dalam Ilmu Kalam.

1. Persoalan Politik, adapun yang termasuk dalam kategori itu adalah Syi’ah, Khawarij
dan golongan Jumhur. Golongan Syi’ah berdiri lantaran mereka tidak puas dengan
dipegangnya khilafat oleh Ali ra, dan menuntut agar khilafat itu dipegang oleh
keturunan-keturunannya. Yang kedua terdapat golongan Khawarij. Mereka berdiri
lantaran menginginkan agar khilafat dipegang oleh orang yang cakap dan sholeh, tanpa
melihat ia berasal dari keturunan siapa dan golongan mana. Menurut golongan Jumhur,
khilafat harus dipegang oleh seorang berketurunan Quraisy.
2. Persoalan Kepercayaan, yang termasuk didalamnya adalah aliran Mu’tazilah. Mereka
berdiri lantaran berkeinginan mempertahankan dan menjelaskan kebenaran-kebenaran
kepercayaan Islam terhadap serangan lawan yang ingin menjauhkan umat Islam dari
kepercayaannya. Selanjutnya ada Asy’ariyah, yang muncul karena ketidaksetujuan
dengan pemahaman Mu’tazilah dan tafsirannya terhadap kepercayaan-kepercayaan
Islam.

8
BAB III
KESIMPULAN
Kalam sebagai Ilmu muncul pertama kali pada dinasti Abbasiyah, masa kekhalifahan
al-Ma’mun. Kajian mengenai akidah pertama kali disebut dengan al-fiqhu fi al-din. Ilmu Kalam
meskipun memiliki persamaan dengan filsafat, ia merupakan ilmu yang terpisah kajiannya,
serta memiliki beberapa perbedaan dengan filsafat. Perbedaan Ilmu Kalam dengan Filsafat
terletak pada starting pointnya, dimana Ilmu Kalam menggunakan dasar keimanan dan Filsafat
menggunakan sikap keragu-raguan dalam memulai penyelidikan.

Secara metode, Ilmu Kalam menggunakan metodologi apologetik dialektika, yakni


metode dialog yang membela kepercayaan-kepercayaan agama. Sedangkan filsafat
menggunakan metode rasio demonstrasional dan bersifat obyektif terhadap persoalan yang
dikajinya. Perbedaan keduanya juga terdapat pada objek kajiannya, Ilmu Kalam fokus pada
pembahasan mengenai Ketuhanan, sedangkan filsafat berbicara mengenai Tuhan, Alam dan
Manusia.

Dalam Ilmu Kalam, terdapat beberapa aliran yang muncul seiring dengan
perkembangannya. Aliran-aliran tersebut muncul dengan berbagai sebab, yang dikategorikan
dalam persoalan politik dan kepercayaan.

9
DAFTAR PUSTAKA
Hanafi, Ahmad. Pengantar Teologi Islam. Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, n.d.
Hasbi, Muhammad. Ilmu Kalam : Memotret Berbagai Aliran Teologi Dalam Islam.
Yogyakarta: Trust Media Publishing, n.d.

10

Anda mungkin juga menyukai