( Ilmu kalam )
OLEH KELOMPOK I :
1.VIFI AVILIANI
2.MUTMAINNAH AZZAHRA
3.FLORA SALEMBOK
5.RAHMAT SAPUTRA
6.MUH.MURSYID YASID
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah swt, telah melimpahkan rahmat, dan
hidayahnya. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ilmu kalam”
shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad saw.
Makalah ini kami susun guna menambah wawasan bagi mahasiswa lain.Adapun
makalah ini kami susun dari beberapa referensi mengenai sumber yang saling
berkaitan.Makalah ini kami sajikan sebagai bahan materi dalam diskusi mata pelajaran yang
diberikan oleh guru.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna oleh karna itukami
mengharap kepada pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran sebagai bahan dan
evaluasi penulisan selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca
khususnya di SMA NEGERI 1 BATUPUTIH .
BAB I
PENDAHULUAN
A. latar belakang
Ilmu tauhid juga disebut ilmu kalam,ilmu kalam adalah ilmu yang membicarakan
tentang wujudnya tuhan ( Allah) sifat sifat yang mesti ada padanya,sifat sifat yang
tidak ada padanya,dan sifat sifat yang mungkin ada padanya. Dan membicarakan
tentang rasul rasul Allah,untuk menetapkan kerasulannya dan sifat sifat yang mesti
ada padanya,sifat sifat yang mungkin ada padanya dan sifat sifat yang tidak mungkin
terdapat pada dirinya.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan masalah
1. Mengetahui pengertian dari ilmu kalam
2. Mengetahui sejarah kemunculan ilmu kalam
3. Mengetahui faktor penyebab munculnya ilmu kalam
4. Mengetahui sumber sumber ilmu kalam
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologis, kalam berarti pembicaraan, yakni pembicaraan yang bernalar dengan
menggunakan logika. Oleh karena itu, ciri utama dari ilmu kalam adalah rasionalitas atau
logika. Kata kalam sendiri mulanya memang dimaksudkan sebagai terjemah darilogos yang
diadopsi dari bahasa yunani yang berarti pembicaraan.Dari kata inilah muncul istilah logika
dan logis yang diterjemahkan kedalam bahasa Arab dengan istilah mantiq.
Sehingga ilmu logika, khususnya logika formal (silogisme) dinamakan Mantiq. Karena di
adopsi dari bahasa Yunani, maka kerangka dan isi pemikiran Yunani memberikan kontribusi
yang besar untuk memperkaya ilmu kalam. Kalam menurut bahasa ialah ilmu yang
membicarakan/membahas tentang masalah ke- Tuhanan/ketauhidan (meng-Esakan Tuhan),
atau kalam menurut loghatnya ialah omongan atau perkataan.Sedangkan Ilmu Kalam secara
terminologi adalah suatu ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan
menggunakan argumentasi logika dan filsafat.
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain ilmu ushuluddin, ilmu tauhid,
Al-Fiqh Al-Akbar, dan teologi Islam. Disebut ilmu ushuluddin karena ilmu ini membahas
pokok-pokok agama (ushuluddin). Disebut ilmu tauhid karena ilmu inimembahas keesaan
Allah SWT. Di dalamnya dikaji pula tentang asma’ (nama-nama)dan af’al (perbuatan-
perbuatan) Allah yang wajib, mustahil, dan ja’iz, juga sifat yang wajib, mustahil, dan ja’iz
bagi Rasul-Nya. Ilmu tauhid sebenarnya ilmu yang membahas tentang keesaan Allah SWT
dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya.
Menurut Al-’iji, Ilmu Kalam adalah sebuah ilmu yang memberikan kemampuan untuk
menetapkan aqidah agama Islam dengan mengajukan argumen guna melenyapkan keraguan
yang ada.
Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu Kalam ini adalah sebuah ilmu yang mengandung adanya
argumen-argumen secara rasional untuk membela aqidah iman dan mengandung penolakan
terhadap golongan bid’ah (perbuatan-perbuatan baru tanpa ada contoh sebelumnya) yang di
dalam aqidah, menyimpang dari mazhab salah dan ahlussunnah. Beliau juga berpendapat
bahwa ilmu ini nantinya berisikan alasan-alasan mengapa kita harus mempertahankan
kepercayaan-kepercayaan iman, tentu saja dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan
berisikan bantahan terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan Salaf dan
ahlusSunnah.
Menurut Hasbi al-Shiddieqy, keberadaan Ilmu Kalam atau Ilmu Tauhid ini adalah ilmu yang
membicarakan tentang cara-cara menetapkan akidah agama dengan menggunakan dalil-dalil
yang meyakinkan, baik itu dalil naqli, aqli, maupun dalil wijdani.
Faktor Internal
Keberadaan Ilmu Kalam ini tetap menjadikan Al-Quran dan Hadist sebagai sumber utama
kajian mereka dalam upaya menerangkan wujud Allah SWT, sifat-sifat-Nya, dan persoalan
aqidah Islam lainnya.Berikut sumber-sumber kajian dari Ilmu Kalam.
1. Al-Quran
Dalam kitab suci ini, banyak sekali ayat yang membicarakan mengenai masalah
ketuhanan. Misalnya pada Q.S Al-Ikhlas ayat 3-4 yang berarti “(Allah) tidak beranak dan
tidak pula diperanakan”“dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya”
2. Hadits
Dalam hadits Nabi Muhammad SAW, banyak membicarakan mengenai masalah-masalah
yang juga dibahas dalam Ilmu Kalam. Diantaranya adalah hadits Nabi yang menjelaskan
mengenai hakikat keimanan dan terpecahnya golongan, yakni:
“Hadits ini diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar. Ia mengatakan bahwa Rasulullah
pernah bersabda ‘Akan menimpa umatku apa yang pernah menimpa bani Israil ….Bani
Israil telah terpecah belah menjadi 72 golongan dan umatku akan terpecah belah menjadi 73
golongan. Semuanya akan masuk neraka, kecuali satu golongan,’ ‘Siapa mereka itu, wahai
Rasulullah’ Tanya para sahabat. Rasulullah menjawab, ‘Mereka itu adalah yang mengikuti
jejakku dan sahabat-sahabatku,.” (H.R. At-Tirmidzi)
3. Pemikiran Manusia
Yakni berupa pemikiran yang memang dikeluarkan oleh umat Islam maupun non-muslim.
Mengingat bahwa Islam telah menggunakan pemikiran-pemikiran rasional untuk menjelaskan
hal-hal yang berkaitan dengan ayat-ayat dalam Al-Quran, terutama yang belum jelas
maksudnya bahkan sebelum filsafat Yunani masuk.
BAB III PENUTUP
Kesimpulan :
Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas tentang masalah ketuhanan serta berbagai
masalah yang berkaitan dengannya berdasarkan dalil dalil yang meyakinkan.Ilmu kalam juga
dinamakan ilmu aqaid atau ilmu ushuludin,karna persoalan kepercayaan yang menjadi pokok
ajaran agama itulah yang menjadi pokok pembicaraanya.
Salah satu sumber ilmu kalam,pemikiran manusia berasal pemikiran uamt islam sendiri
dan pemikiran yang berasal dari luar umat islam didalam alquran,banyak sekali terdapat pada
ayat ayat yang memerintahkan manusia untuk berfikir dan menggunakan akalnya.