Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“Konsep Dasar Ilmu Kalam”

Dosen Pengampu : Muhammad Amin Qodri Syahnaidi, M.Pd

Disusun Oleh :

1. Mawaddah (201220244)
2. Muh Idha (201220246)
3. Ahmad Alfi Yusro (201220251)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSUTAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat

serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini berjudul “Konsep Dasar Ilmu Kalam”. Diharapkan Makalah ini dapat

memberikan informasi kepada kita semua tentang penulisan karya ilmiah salah

satunya makalah yang baik dan benar. Saya menyadari bahwa makalah ini masih

tidak jauh dar I sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang

bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Akhir

kata saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam

penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Jambi, 19 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 2

A. Definisi Ilmu Kalam ................................................................................. 2


B. Nama Lain Ilmu Kalam ............................................................................ 3
C. Sumber Ilmu Kalam ................................................................................. 4
D. Sejarah Kemunculan Ilmu Kalam ............................................................ 5
E. Kerangka Berpikir Ilmu Kalam ................................................................ 6

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 9

A. Kesimpulan .............................................................................................. 9
B. Saran ......................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Teologi merupakan “ilmu tentang Ketuhanan”, yaitu membicarakan zat
Tuhan dari segala seginya dan hubungannya dengan alam. Teologi yang bercorak
agama dipahami sebagai intellectual expression of religion, atau keterangan
tentang kata-kata agama yang bersifat pikiran. Karena itu teologi biasanya diikuti
dengan kualifikasi tertentu seperti Teologi Yahudi, Teologi Kristen dan juga
Teologi Islam (Ilm Kalam).
Dalam buku Ilmu Kalam karya Ahmad Hanafi ini, merupakan gagasan
untuk memperkenalkan ilmu kalam sebagai Teologi Islam. Suatu istilah yang
belum begitu banyak dikenal oleh pembaca di Indonesia, untuk Ilmu Kalam atau
Ilmu Tauhid.
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Jelaskan Definisi Ilmu Kalam!
2. Jelaskan Nama Lain Ilmu Kalam!
3. Bagaimana Sumber Ilmu Kalam?
4. Bagaimana Sejarah Kemunculan Ilmu Kalam?
5. Jelaskan Kerangka Berpikir Ilmu Kalam!
C. Tujuan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Definisi Ilmu Kalam.
2. Untuk mengetahui tentang Nama Lain Ilmu Kalam.
3. Untuk mengetahui tentang Sumber Ilmu Kalam.
4. Untuk mengetahui Sejarah Kemunculan Ilmu Kalam.
5. Untuk mengetahui Kerangka Berpikir Ilmu Kalam.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Ilmu Kalam


Ilmu Kalam ialah ilmu yang membicarakan tentang wujud-wujud
Tuhan (Allah), sifat-sifat yang mesti ada pada-Nya, sifat-sifat yang tidak ada
pada-Nya dan sifatsifat yang mungkin ada pada-Nya dan membicarakan
tentang rasul-rasul Tuhan, untuk menetapkan kerasulannya dan mengetahui
sifat-sifat yang mesti ada padanya, sifat-sifat yang tidak mungkin ada padanya
dan sifat-sifat yang mungkin terdapat padanya.
Menurut Ibn Khaldun, Ilmu Kalam adalah ilmu yang mengandung
argumentasi rasional yang digunakan untuk membela akidah-akidah
imaniyyah dan mengandung penolakan terhadap pandangan ahli bid‟ah yang
di dalam akidah-akidahnya menyimpang dari mazhab al-Salaf al-Salih} dan
ahl sunnah, untuk kemudian masuk pada keyakinan hakiki yang menjadi
rahasia dari tauhid.
Mengenai asal usul Ilmu kalam, ilmu kalam juga disebut ilmu tauhid
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sekutu-Nya). Ilmu kalam
juga dinamakan „ilm „aqa‟id atau „ilm usul al-din. Hal ini karena persoalan
kepercayaan yang menjadi pokok ajaran agama. Ilmu kalam juga sama dengan
ilmu teologi bagi orang-orang Masehi.
Secara lebih jelas, beberapa argumentasi mengapa keilmuan ini
dinamakan ilmu kalam. Al-Taftazzani menerangkan, bahwa disebut ilmu
kalam karena persoalan-persoalan pertama yang dibahas, dalam sejarahnya,
adalah berkenaan dengan Kalam Allah, yaitu apakah kalam Allah bersifat
hadis atau qadim.
Hasbie ash-Shiddieqy menyebutkan beberapa alasan, problematika
yang diperselihkan sehingga menyebabkan umat Islam terpecah ke dalam
beberapa golongan, materi-materi ilmu kalam tidak ada yang diwujudkan

2
dalam kenyataan atau diamalkan, dalam menerangkan cara atau jalan ilmu
kalam serupa dengan mantiq, dan terakhir ulama-ulama muta‟akhirin
membicarakan dalam ilmu ini halhal yang tidak dibicarakan oleh ulama salaf,
seperti penakwilan ayat-ayat mutashabihat, pengertian qada‟, kalam, dan lain
lain.
B. Nama Lain Ilmu Kalam
Ilmu kalam biasa disebut dengan beberapa nama, antara lain: Ilmu
Ushuluddin, Ilmutauhid, Fiqh Al-Akbar, dan Teologi Islam.
1. Ushuluddin adalah serangkain kata yang terdiri dari kata ushul dan ad-din.
Ushul adalah jama‟ dari ashl yang berarti pokok atau dasar sedangkan ad-
din artinya agama. Jadiushuluddin menurut bahasa berarti pokok atau
dasar-dasar agama. Dan ilmu kalam itudinamakan dengan ilmu
ushuluddin karena ilmu ini membahas tentang pokok-pokok agamaislam.
2. Disebut ilmu tauhid karena ilmu ini membahas keesaan Allah SWT. Di
dalamnya dikaji pulatentang asma‟ (nama-nama) dan af‟al (perbuatan-
perbuatan) Allah yang wajib, mustahil dan jaiz, juga sifat yang wajib,
mustahil dan jaiz bagi Rasul-Nya. Secara objektif, ilmu kalamsama
dengan ilmu tauhid, tetapi argumentasi ilmu kalam lebih dikonsentrasikan
pada penguasaan logika. Oleh sebab itu, sebagian teolog membedakan
antara ilmu kalam dan ilmutauhid.
3. Abu Hanifah menyebut nama ilmu ini dengan fiqh al-akbar. Menurut
persepsinya, hukumIslam yang dikenal dengan istilah fiqh terbagi atas dua
bagian. Pertama, fiqh al-akbar ,membahas keyakinan atau pokok-pokok
agama atau ilmu tauhid. Kedua,fiqh al-ashghar membahas hal-hal yang
berkaitan dengan masalah muamalah, bukan pokok-pokok agama,tetapi
hanya cabang saja.
4. Teologi Islam merupakan istilah lain dari ilmu kalam, yang diambil dari
bahasa inggristheology. William L. Reese mendefinisikannya dengan
discourse or reason concerning God(diskursus atau pemikiran tentang

3
Tuhan). Dengan mengutip kata-kata William Ockham,Reese lebih jauh
mengatakan, Theology to be a discipline resting on revealed truth and
independent of both philosophy and science. (Teologi merupakan disiplin
ilmu yang berbicara tentang kebenaran wahyu serta independensi filsafat
dan ilmu pengetahuan).Sementara itu, Gove menyatakan bahwa teologi
adalah penjelasan tentang keimanan, perbuatan, dan pengalaman agama
secara rasional.
5. Ilmu ini kadang-kadang juga disebut dengan ilmu Aqidah atau Aqa‟id
karena ilmu ini membicarakan tentang kepercayaan Islam. Syekh Thahir
Al-Jazairy (1851-1919)menerangkan: Aqidah Islam ialah hal-hal yang
diyakini oleh orang-orang islam artinyamereka menetapkan atas
kebenarannya.
6. Ilmu hakikat adalah ilmu sejati. Karena ilmu ini menjelaskan hakikat
segala sesutau,sehingga dapat menyakini akan kepercayaan yang benar
(hakiki).
7. Disebut ilmu ma‟rifat karena dengan pengetahuan ini dapat mengetahui
benar-benar akan Allah dans segala sifat-sifat-Nya dan dengan keyakinan
yang teguh
C. Sumber Ilmu Kalam
Adapun sumber dalam ilmu kalam yaitu:
1. Al-Qur„an
Al-Qur„an adalah kitab induk, rujukan utama bagi segala rujukan, sumber
dari segala sumber, basis bagi segala sains dan ilmu pengetahuan. Sejauh
mana keabsahan ilmu harus diukur, maka pernyataan al-Qur„an bisa
menjadi standarnya.
2. Hadis
Hadits secara bahasa (etimologi) adalah segala sesuatu yang
diperbincangkan yang disampaikan baik dengan suara maupun dengan
tulisan. Secara istilah (terminologi), oleh jumhur ulama dikatakan

4
bahwasanya Hadits merupakan sinonim dari Sunnah. Namun sebagian
ulama membatasi pengertian Hadits terhadap apa-apa yang merupakan
perkataan beliau semata, dan di dalamnya tidak tercakup perbuatan
maupun takrir (pernyataan) beliau.
3. Hasil Pemikiran yang Mendalam
Hasil pemikiran manusia khususnya dari orang-orang yang memiliki
keilmuan yang mendalam memberikan warna terhadap perkembangan
ilmu pengetahuan. Dalam hal ini sumber pembahasan dalam Ilmu Kalam
juga dipengaruhi dari hasil pemikiran berkenaan dengan ketuhanan.
Dalam kamus bahasa Idonesia, kata ‗pemikiran„, diartikan dengan
‗sesuatu yang diterima seseorang dan dipakai sebagai pedoman,
sebagaimana diterimanya dari masyarakat sekelilingnya„.
D. Sejarah Kemunculan Ilmu Kalam
Sebuah kenyataan pahit dalam sejarah umat Islam dimana munculnya
Ilmu Kalam dipicu oleh persoalan politik yang menyangkut peristiwa
pembunuhan Khalifah ‗Utsman bin Affan yang berbuntut pada penolakan
Mu„awiyah atas kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Perseteruan antara
Mu„awiyah dan Ali bin Abi Thalib memuncak sehingga terjadi Perang yang
dikenal dalam sejarah dengan Perang Shiffin yang berakhir dengan keputusan
tahkim (arbitrase) yaitu solusi untuk mendamaikan kedua belah pihak namun
dijadikan alat politik untuk memecah kubu Khalifah Ali bin Abi Thalib
menjadi dua bagian yaitu Syi„ah dan Khawarij.
Sikap Ali yang menerima tipu muslihat politik Amr bin Ash, utusan
dari pihak Mu„awiyah dalam peristiwa tahkim, membuat kekecewaan dari
pihak yang sebelumnya mendukung Ali bin Abi Thalib, lalu meninggalkan
barisannya karena memandang Ali bin Abi Tholib telah berbuat kesalahan
fatal. Dalam sejarah Islam, kubu yang meninggalkan barisan Ali dikenal
dengan sebutan Khawarij, yaitu orang yang keluar dan memisahkan diri atau
secerders. Sedangkan, sebagian besar pasukan yang membela dan tetap

5
mendukung Ali menamakan dirinya sebagai kelompok Syi„ah. Dari sinilah
kelak akan menjadi pupuk penyubur kebangkitan aliran-aliran kalam lainnya.
E. Kerangka Berpikir Ilmu Kalam
Dalam mempelajari aliran-aliran ilmu kalam, secara tidak langsung
sebenarnya merupakan upaya dari memahami kerangka berpikir dan proses
pengambilan keputusan para ulama aliran teolgi dalam menyelesaikan
masalah-masalah kalam. Sebenarnya, setiap manusia memiliki potensi pada
dirinya masing-masing, baik berupa potensi biologis maupun psikologis.
Secara natural kedua potensi tersebut sangat khusus.
Dalam mengkaji suatu persoalan, menurut Waliyullah Ad-Dahlawi
dalam bukunya Ilmu Kalam bahwa, para sahabat nabi dan tabi‟in biasa
berbeda pendapat. Beberapa faktor yang menjadi pemicu perbedaan pendapat
diantaranya yaitu hanya sebagian sahabat yang mendengarkan hukum yang
diputuskan nabi, sementara sebagian lagi tidak mendengarnya. Sahabat yang
tidak mendengar keputusan tersebut lalu melakukan ijtihad. Dari situlah awal
mulanya terjadi perbedaan pendapat dalam menentukan hukum.
Adapun kerangka berfikir dalam penyelesaian persoalan-persoalan
kalam :
1. Aliran Antroposentaris
Aliran antroposentris menganggap bahwa hakikat realitas transenden
bersifat intrakosmos dan impersonal. Ia berhubungan erat dengan masyarakat
kosmos baik yang natural maupun yang supra natural dalam arti unsur-
unsurnya. Manusia adalah anak kosmos. Unsur supranatural dalam dirinya
merupakan sumber kekuatannya. Tugas manusia adalah melepaskan unsure
natural yang jahat. Dengan demikian, manusia harus mampu menghapus
kepribadian kemanusiannya untuk meraih kemerdekaan dari lilitan
naturalnya.Orang yang tergolong dalam kelompok ini berpandangan negatif
terhadap dunia karena menganggap keselamatan dirinya terletak pada
kemampuannya untuk membuang semua hasrat dan keinginannya. Sementara

6
ketakwaan lebih diorientasaikan kepada praktek-praktek pertapaan dan
konsep-konsep magis. Tujuan hidupnya bermaksud menyusun kepribadiannya
kedalam realita impersonalnya.
2. Teolog Teosentris
Aliran teosentris menganggap bahwa hakikat realitas transenden bersifat
Suprakosmos, personal dan ketuhanan, Aliran teosentris menganggap daya
yang menjadi potensi perbuatan baik atau jahat bisa datang sewaktu-waktu
dari Tuhan. Aliran ini yang tegolong kategori Jabbariyah. Tuhan adalah
pencipta segala sesuatu yang ada di kosmos ini, Ia dengan segala kekuasaan-
Nya, mampu berbuat apa saja secara mutlak Sewaktu-waktu ia dapat muncul
pada masyarakat kosmos. Dan manusia adalah makhluk ciptaan-Nya sehingga
harus berkarya hanya untuk-Nya.
3. Aliran Konvergensi atau Sintesis
Aliran konvergensi menganggap hakikat realitas transenden bersifat supra
sekaligus intrakosmos personal dan impersonal. Lahut dan nashut, makhluk
dan Tuhan, sayang dan jahat, lenyap dan abadi, tampak dan abstrak, dan sifat-
sifat lainnya yang dikotomik. Ibnu Arabi (1165-1240) menamakan sifat-sifat
yang semacam ini dengan insijam al-azali (prestabilished harmny). Aliran ini
memandang bahwa manusia adalah tajjahatau cermin asma dan sifat-sifat
realitas mutlak itu. Bahkan, seluruh alam (kosmos), termasuk manusia, juga
merupakan cermin asma dan sifat-Nya yang beragam. Oleh sebab itu,
eksistensi kosmos yang dikatakan sebagai pencipta pada dasarnya adalah
penyingkapan asma dan sifat-sifat-Nya yang azali.
4. Aliran Nibilis
Aliran ini Tuhan tidak mempunyai sifat mutlak. Hakikat prioritasnya nihil
semuanya/nonsens. Aliran Nihilis menganggap bahwa hakekat realitas
transcendental hanyalah ilusi. Aliran ini pun menolak tuhan yang mutlak,
tetapi menerima berbagai variasi tuhan kosmos. Kekuatan terletak pada
kecerdikan diri sendiri manusia sendiri sehingga mampu melakukan yang

7
terbaik dari tawaran yang tebutuk. Idealnya manusia mempunyai kebahagian
besifat fisik yang merupakan titik sentral perjuangan seluruh manusia.
Manusia hanyalah bintik kecil dari aktivitas mekanisme dalam suatu
masyarakat yang serba kebetulan. Kekuatan terletak pada kecerdikan diri
manusia sendiri sehingga mampu melakukan yang terbaik dari tawaran yang
terburuk. Idealnya, manusia mempunyai kebahagiaan yang bersifat fisik, yang
merupakan titik sentral perjuangan seluruh manusia.

8
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Ibn Khaldun, Ilmu Kalam adalah ilmu yang mengandung
argumentasi rasional yang digunakan untuk membela akidah-akidah
imaniyyah dan mengandung penolakan terhadap pandangan ahli bid‟ah yang
di dalam akidah-akidahnya menyimpang dari mazhab al-Salaf al-Salih} dan
ahl sunnah, untuk kemudian masuk pada keyakinan hakiki yang menjadi
rahasia dari tauhid.
Mengenai asal usul Ilmu kalam, ilmu kalam juga disebut ilmu tauhid
percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada sekutu-Nya). Ilmu kalam
juga dinamakan „ilm „aqa‟id atau „ilm usul al-din. Hal ini karena persoalan
kepercayaan yang menjadi pokok ajaran agama. Ilmu kalam juga sama dengan
ilmu teologi bagi orang-orang Masehi.
Secara lebih jelas, beberapa argumentasi mengapa keilmuan ini
dinamakan ilmu kalam. Al-Taftazzani menerangkan, bahwa disebut ilmu
kalam karena persoalan-persoalan pertama yang dibahas, dalam sejarahnya,
adalah berkenaan dengan Kalam Allah, yaitu apakah kalam Allah bersifat
hadis atau qadim.
Hasbie ash-Shiddieqy menyebutkan beberapa alasan, problematika yang
diperselihkan sehingga menyebabkan umat Islam terpecah ke dalam beberapa
golongan, materi-materi ilmu kalam tidak ada yang diwujudkan dalam
kenyataan atau diamalkan, dalam menerangkan cara atau jalan ilmu kalam
serupa dengan mantiq, dan terakhir ulama-ulama muta‟akhirin membicarakan
dalam ilmu ini halhal yang tidak dibicarakan oleh ulama salaf, seperti
penakwilan ayat-ayat mutashabihat, pengertian qada‟, kalam, dan lain lain.
B. Saran
Semoga bermanfaat bagi penyusum dan pembaca.

9
DAFTAR PUSTAKA

A.Mahfudz. (2013). Konsep Berpikir Aliran-aliran Ilmu Kalam dan Hubungan Ilmu
Kalam, Filsafat dan Tasawuf. Jurnal TSOQOFAH. (Vol.11 No.01). h.24-34
Abd al-Raziq, Mustafa. Tamhid li Tarikh al-falsafah al-Islamiyyah. Lajnah wa At-
Ta‟lif wa al-Tarjamah wa al-nashr, 1959.
Abduh, Syaikh Muh}ammad. Risalah al-Tawhid. Kairo: tt, 1969.
Achmad Baiquni. Al-Qur„an dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Yogyakarta: Dana
Bakhti Prima Yasa, 1997.
Hanafi, Ahmad. Teologi Islam (Ilmu Kalam). Jakarta: Bulan Bintang, 1974.
Khaldun, Ibn. al-Muqaddimah, juz II. Dar al-Baida‟: Bait al-Funun wa al-„Ulum,
2006.
Muhammad Nashiruddin Al Albani. Hadits Sebagai Landasan Akidah dan Hukum.
Diterjemahkan oleh Mohammad Irfan Zein. Jakarta: Pustaka Azzam, 2002.
Muhammad Tholhah Hasan. Prospek Islam dalam Menghadapi Tantangan Zaman.
Jakarta: Lantabora Press, 2005.
Mulyadhi Kartanegara. Reaktualisasi Tradisi Ilmiah Islam. Jakarta: Baitul Ihsan,
2006.
Saifuddin Zuhri Qudsi. ―Umar bin Abdul Aziz dan Semangat Penulisan Hadis,‖
ESENSIA, XIV (2013).
Suparmin, dan Toto Suharto. AYAT-AYAT AL-QUR„AN TENTANG RUMPUN
ILMU AGAMA Perspektif Epistemologi Integrasi-Interkoneksi. Jakarta:
FATABA Press, 2013.
Suparmin, dan Toto Suharto. AYAT-AYAT AL-QUR„AN TENTANG RUMPUN
ILMU AGAMA Perspektif Epistemologi Integrasi-Interkoneksi. Jakarta:
FATABA Press, 2013.
Taftazzani, Dirasat fi al-Falsafah al-Islamiyyah. Kairo: Maktabah al-Qahirah
alHadisah, 1957.
Zuhri, Pengantar Studi Tauhid. Yogyakarta: Suka Press, 2013.

10

Anda mungkin juga menyukai