Anda di halaman 1dari 10

MEMAHAMI ERA TEOSOFI : PERKAWINAN KALAM DAN FILSAFAT

Dosen Pengampu:
Dr. H. Achmad Muhibin Zuhri, M.Ag

Disusun Oleh:
Alfan Hidayatullah (07020120025)
Devi Rofidah Celine (07040120069)

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN AMPEL SURABAYA


FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT ISLAM
PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul memahami Era Teosofi :
Perkawinan Kalam dan Filsafat.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Bapak Dr.
H. Achmad Muhibin Zuhri, M.Ag pada Mata Kuliah Kajian Teks Ilmu Kalam Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Memahami Era Teosofi :
Perkawinan Kalam dan Filsafat bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari,
makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................

BAB I ...........................................................................................................................

PENDAHULUAN.......................................................................................................

1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................


1.2 Rumusan Masalah ..........................................................................................
1.3 Tujuan Masalah...............................................................................................

BAB II ..........................................................................................................................

PEMBAHASAN .........................................................................................................

2.1 Pengertian dari kalam dan filsafat ................................................................


2.2 Titik perbedaan antara kalam dan filsafat ....................................................
2.3 Titik persamaan kalam dan filsafat ................................................................

BAB III ........................................................................................................................

PENUTUP ...................................................................................................................

3.1 Kesimpulan .....................................................................................................


3.2 Saran ................................................................................................................

Daftar Pustaka .............................................................................................................

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas berbagai masalah ketuhanan dengan
menggunakan argumentasi yang rasional atau sesuai dengan pemahaman akal manusia. Ilmu
Kalam merupakan ilmu tentang kalam Allah. Ilmu kalam juga dinamakan sebagai ilmu
ushuluddin, ilmu tauhid, ilmu teologi islam. Ilmu kalam adalah ilmu yang membahas mengenai
akidah dengan memakai pendekatan logika. Ilmu ini mengarahkan pembahasannya kepada
segi-segi yang menjadi landasan pokok agama islam yaitu kemahaesaan Tuhan, masalah
nubuwah, akhirat dan hal yang berhubungan dengan itu. Oleh sebab itu, ilmu ini menempati
posisi sangat penting dan terhormat dalam tradisi keilmuan islam.

Seiring berjalannya waktu semakin banyaklah sekte-sekte Islam yang mencoba


menerangkan tentang Sifat Tuhan dan apapun yang berhubungan dengan ketuhanan. Namun
sekte-sekte ini mempunyai metodologi yang berbeda, ada yang menggunakan Filsafat secara
mendominasi ada pula yang tidak memberikan kewenangan berfikir dalam mendalami ilmu
kalam ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dari kalam dan filsafat ?
2. Apa titik perbedaan antara kalam dan filsafat ?
3. Apa titik persamaan kalam dan filsafat ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu memahami pengertian dari kalam dan filsafat
2. Mahasiswa mampu memahami persamaan dan perbedaan antara kalam dan filsafat

4
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kalam dan Filsafat

Hakikat ilmu kalam

Ilmu kalam sebagaimana diketahui, membahas ajaran-ajaran dasar dari sesuatu agama.
Setiap orang yang ingin menyelami seluk-beluk agamanya secara mendalam, perlu
mempelajari ilmu kalam. Mempelajari ilmu kalam akan member seseorang keyakinan yang
berdasarkan pada landasan yang kuat. Karena itu, ilmu kalam sering juga disebut ilmu tentang
kepercayaan atau akidah. Nama lain dari ilmu kalam adalah ilmu aqaid (ilmu akidah-akidah),
ilmu tauhid (ilmu tentang keesaan Tuhan), ilmu ushuluddin (Ilmu pokok-pokok agama), dan
teologi Islam.1

Menurut Harun Nasution, kalau yang dimaksud dengan kalam ialah kata-kata manusia,
maka teologi dalam Islam disebut ilm-kalam, karena kaum teolog Islam bersilat dengan kata-
kata dalam mempertahankan pendapat dan pendirian masing-masing. Teolog-teolog dalam
Islam memang diberi nama mutakallim yaitu ahli debat yang pintar memakai kata-kata.
Sementara teologi Islam yang diajarkan di Indonesia pada umumnya adalah teologi dalam
bentuk ilmu tawhid. Dan ilmu tawhid yang diajarkan di Indonesia lebih fokus pada aliran
Asy’ariah sehingga ada kesan bahwa hanya ada satu aliran ilmu kalam, padahal sebetunya
cukup banyak.2

Hakikat filsafat

Secara etimologis, kata ‘filsafat’ berasal dari gabungan dua kata: Philein yang berarti
mencintai; dan Sophos yang berarti kearifan atau kebijaksanaan (wisdom), jadi dilihat dari asal
katanya, filsafat berarti mencintai kebijaksanaan. 3

Para filsuf dan ahli filsafat atau pemikir mendefinisikan apa itu filsafat. Beberapa diantaranya
adalah sebagai berikut.

• Plato (427-347 SM), “filsafat tidak laom adalah pengetahuan tentang sesgala sesuatu
hal.

1
Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran Sejarah dan Analisa Perbandingan, UI-Press, Jakarta,1986, h. i
2
Ibid., h. ix-x
3
Nurani soyomukti, pengantar filsafat umum. Jogjakarta: ar-ruzz media. 2011, hlm 101

5
• Aristoteles (384-322), “filsafat itu menyelidiki sebab dan asas segala benda.

• Al-Kindi (800-870), “kegiatan manusia yang bertingkat tertingi adalah filsafat yang
merupakan ilmu pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada sejauh mungkin bagi
manusia..bagi filsafat yang paling mulia adalah filsafat pertama, yaitu pengetagetahuan
kebenaran pertama yang merupakan sebab dari segala kebenaran...”

• Al-Farabi, “filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang alam maujud dan bertujuan menyelidiki
hakikat yang sebenarnya.”

Antara ilmu kalam dan filsafat Islam seringkali terjadi tumpang-tindih. Artinya, pokok
pembahasan yang terdapat dalam ilmu kalam juga seringkali menjadi perhatian yang sama di
kalangan para filosof muslim. Oleh karena itu, M. Amin Abdullah member judul bukunya yang
terkesan menyamakan antara kalam dan filsafat Islam, yaitu Falsafah Kalam. Menurut M.
Amin Abdullah, persoalan-persoalan yang dibahas dalam ilmu kalam masih sering
diperdebatkan dengan persoalan-persoalan yang dibahas dalam filsafat; apakah persoalan-
persoalan yang diuraikan dalam ilmu kalam dapat dikategorikan masuk dalam bidang garapan
keilmuan kalam atau falsafah, tafsir atau lainnya? 4

Terlepas dari perdebatan itu, baik filsafat Islam maupun kalam pada intinya adalah hasil
produksi pemikiran suatu generasi yang sangat terpengaruh oleh konstruksi filsafat
Yunani.5Filsafat Islam bagaimanapun, cukup besar dipengaruhi oleh filsafat Yunani karena
para filosof Muslim banyak belajar dari buku-buku karya para filsuf Yunani. Beberapa filosof
Muslim yang dibahas dalam buku yang diedit oleh M.M. Syarif, Para Filosof Muslim,
sebagaian besar memperlihatkan corak pemikiran yang mendapat sentuhan kuat dari filsafat
Yunani.6

Tugas pokok yang menjadi pembahas para filosof hampir sama dengan yang dibahas
oleh kalangan mutakallim, yaitu seputar esensi dan eksistensi Tuhan, manusia dan alam
semesta. Ketiga persoalan dasar ini menjadi perhatian yang serius dalam ajaran filsafat.

2.2 Titik perbedaan dan persamaan kalam dan filsafat

Ilmu kalam pada dasarnya menggunakan metode dialektikal (jadaliah), dikenal juga
dengan “dialog keagamaan”. Sebagai sebuah keagamaan, ilmu kalam berisi keyakinan-

4
M. Amin Abdulloh, falsafah kalam di era posmodernisme, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 1995, h. vii
5
Ibid., h. 82
6
Lihat M.M. Syarif (Ed), Para Filosof Muslim, Mizan, Bandung, Cet. Ke-IV, 1992, h. 82

6
keyakinan kebenaran agama yang dipertahankan melalui argument-argumen rasional.
Sebagian ilmuan mengatakan bahwa ilmu ini berisi keyakinan-keyanian kebenaran, praktik,
dan pelaksanaan ajaran agama, serta pengalaman keagamaan yang dijelaskan dengan
pendekatan rasional.

Kemudian, filsafat adalah ilmu yang digunakan untuk memperoleh kebenaran rasional.
Metode yang digunakannya adalah metode rasional. Filsafat menghampiri kebenaran dengan
cara menualangkan (mengembarakan atau mengelanakan) akal budi secara radikal (mengakar),
integral (menyeluruh), serta universal (mengalam). Peranan filsafat sebagaimana dikatakan
Socrates adalah upaya yang berpegang teguh pada ilmu pengetahuan melalui usaha
menjelaskan berbagai konsep.

Dalam pertumbuhannya, ilmu kalam (teologi) berkembang menjadi teologi rasional dan
teologi tradisional. Sementara filsafat berkembang menjadi sains dan filsafat. Sains
berkembang menjadi sains kealaman, soaial dan humaniora, sedangkan filsafat berkembang
menjadi filsafat klasik, pertengahan, dan filsafat modern. Manfaat teologi diantaranya
berperan sebagai ilmu yang mengajak orang yang baru mengenal rasio untuk mengenal tuhan
secara rasional sehingga tuhan dapat dipahami secara rasional. Adapun filsafat adalah ilmu
yang mengajak kepada orang yang memiliki rasio secar prima untuk mengenal Tuhan secara
lebih bebas melalui pengamatan dan kajian alam dan skosistemnya langsung.

Objek kajian ilmu kalam adalah ketuhanan dan segala sesuatu yang berkaitan denga-
Nya. Objek kajian filsafat pun adalah masalah alam, manusia, dan segala sesuatu yang ada.
Argumentasi filsafat sebagaimana ilmu kalam dibangun atas dasar logika. Oleh karena itu, hasil
kajiannya bersifat spekulatif (dugaan yang tidak dapat dibuktikansecara empiris, riset, dan
eksperimental). Baik ilmu kalam, filsafat bertujuan sekurang-kurangnya berurusan dengan hal
yang sama, yaitu kebenaran. Ilmu kalam, dengan metodenya mencari kebenaran tentang tuhan
dan yang berkaitan dengan-Nya. Filsafat dengan wataknya, menghampiri kebenaran, baik
tentang alam maupun tentang manusia (yang belum atautidak dapat dijangkau ilmu
pengetahuan karena diluar atau diatas jangkauannya), atau tentang tuhan.

Persamaan terletak pada proses pencarian segala sesuatu yang bersifat rahasia (ghaib)
yang dianggap sebagai 'kebenaran terjauh' dimana tidak semua orang dapat melakukannya dan
dari keduanya berusaha menemukan apa yang disebut Kebenaran (al-haq). Kebenaran dalam
ilmu kalam berupa diketahuinya kebenaran ajaran agama melalui penalaran rasio lalu
dirujukkan kepada nash (al-Qur'an & Hadis). Kebenaran dalam filsafat berupa kebenaran

7
spekulatif tentang segala yang ada (wujud) yakni tidak dapat dibuktikan dengan riset, empiris,
dan eksperimen. Filsafat menemukan kebenaran dengan menuangkan akal budi secara radikal,
integral, dan universal. Sedangkan perbedaan antara tasawuf, ilmu kalam dan filsafat tidak
seluas dan sebanyak persamaannya.

Keduanya berbeda, namun perbedaannya terletak pada cara menemukan kebenaran itu
sendiri dengan jalan yang berbeda; kaum sufi lebih mengandalkan mata-batin, sementara
mutakallim berusaha menggabungkan hati dan akal, sedangkan filosof lebih mengandalkan
akal.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas maka dapat diambil suatu kesimpulan berdasarkan persamaan dan
perbedaan antara ilmu kalam, dan filsafat di atas, maka penulis dapat merumuskan hubungan
dari keduanya adalah saling menguatkan dan membantu dalam mencari kebenaran yang
menjadi tujuan utama ketiganya. Walaupun dengan cara yang berbeda, yaitu pencarian segala
yang bersifat rahasia (ghaib) yang dianggap sebagai 'Kebenaran Sejati' di mana tidak semua
orang dapat melakukannya.

3.2 saran

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna , kedepannya kami akan lebih
focus dan detail dalam menyajikan materi tentang makalah ini dengan sumber sumber yang
lebih banyak tentunya dan dapat dipertanggung jawabkan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Harun Nasution, Teologi Islam: Aliran-Aliran Sejarah dan Analisa Perbandingan, UI-Press,
Jakarta,1986

Harun Nasution, Falsafah dan Mistisisme Dalam Islam, Bulan Bintang, Jakarta, 1973

Titus Burckhardt, Mengenal Ajaran Kaum Sufi, terj. Azyumardi Azra dan Bachtiar Effendi,
Pustaka Jaya, Jakarta

M. Amin Abdullah, Falsafah Kalam Di Era Posmodernisme, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,


1995

M.M. Syarif (Ed), Para Filosof Muslim, Mizan, Bandung, Cet. Ke-IV, 1992

10

Anda mungkin juga menyukai